Anda di halaman 1dari 43

REVISI

GEOMETRI HIPERBOLIK
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Geometri Semester III

Disusun Oleh:
KELOMPOK 5
1. KURNIA NOVIARTATI (09715030)
2. ABDUL JALIL (09715037)
3. RIRIN FEBRIYANTI (09715054)
KELAS 2009B

Dosen Pembimbing:
Dr. DWI JUNIATI, M.Si.

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


PROGRAM PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2010
GEOMETRI HIPERBOLIK

A. Sejarah Geometri Hiperbolik Beserta Tokoh-tokohnya


Geometri hiperbolik adalah geometri yang menggunakan empat postulat
Euclid dan mengganti postulat kesejajaran Euclid dengan negasinya, yaitu
postulat kesejajaran hiperbolik. Akibat penggantian postulat ini, terjadi perbedaan
sifat antara geometri Euclid dengan geometri hiperbolik, salah satunya adalah
jumlah ukuran sudut segitiga. Jumlah ukuran sudut pada segitiga geometri Euclid
sama dengan jumlah dua sudut siku-siku sedangkan jumlah ukuran sudut geometri
hiperbolik kurang dari 180°.
Dalam mempelajari geometri hiperbolik, terlebih dahulu harus mempelajari
geometri Euclid dan geometri absolut. Hal ini disebabkan bahwa geometri
hiperbolik dapat menggunakan semua teorema dan aksioma kedua geometri ini
tetapi mengganti postulat kesejajaran Euclid dengan postulat kesejajaran
hiperbolik. Sejumlah ahli geometri melakukan upaya-upaya untuk membuktikan
postulat kesejajaran dengan asumsi negasi dan mencoba untuk menurunkan suatu
kontradiksi. Termasuk Proclus, Ibn Al-Haytham, Omar Khayyam, Nasir Al- Din
Al-Thusi, Witelo, Gersonides, Alfonso, Giovanni Gerolamo Saccheri, dan John
Wallis. Upaya mereka gagal dan melahirkan geometri hiperbolik.
Hasil dari kajian tersebut menyatakan bahwa di suatu garis l dan titik P di luar
l terdapat lebih dari dua garis yang melalui titik P dan sejajar l serta ukuran sudut
kesejajaran untuk titik yang tidak terletak pada garis tersebut kurang dari 90°.
Akibatnya jumlah ukuran sudut segitiga kurang dari 180° dan jumlah ukuran
sudut dalam segiempat kurang dari 360° sehingga tidak ada persegi panjang
dalam geometri hiperbolik. Segiempat Ibn Al-Haytham-Lambert dan segiempat
Khayyam-Saccheri adalah teorema pertama pada geometri hiperbolik. Karya-
karya mereka mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan geometri
Eropa. Dalam segiempat Lambert, sudut keempat dalam segiempat memuat sudut
lancip, serta jika sudut-sudut yang bersesuaian dari dua segitiga kongruen maka
dalam geometri hiperbolik dua segitiga itu adalah kongruen.

1
Pada abad ke-18, Johan Heinrich Lambert memperkenalkan fungsi hiperbolik
dan menghitung luas segitiga hiperbolik.
Pada abad ke-19, geometri hiperbolik secara luas dieksplorasi oleh Janos
Bolyai dan Nicolai Ivanovich Lobachevsky. Kala itu, Lobachevsky melaporkan
idenya pada tanggal 23 Februari 1826 ke Departemen Fisika dan Matematika, dan
penelitian ini telah dicetak dalam UMA pada tahun 1829-1830. Sedangkan
Bolyai secara terpisah ditemukan dan diterbitkan pada tahun 1832.
Lobachevsky menulis paper yang berjudul “A Concise Outline of the
Foundations of Geometry” yang dipublikasikan oleh Kazan Messenger tetapi
ditolak ketika disampaikan di Akademi St Petersburg. Kemudian pada tahun 1837
Lobachevsky mempublikasikan artikelnya yang berjudul “Geometrie Imaginaire”
yang diterbitkan di Berlin pada tahun 1840 dan publikasi yang terakhir ini sangat
berkesan bagi Gauss.
Gauss yang tidak suka pertentangan, enggan menerbitkan ide-idenya. Oleh
karena itu, beberapa ahli matematika dan sejarahwan telah salah mengklaim
bahwa Lobachevsky telah mencuri konsep tentang geometri non-Euclid dari
Gauss, padahal Gauss sendiri menghargai karya yang diterbitkan Lobachevsky.
Karena alasan itu juga, Bolyai dan Lobachevskylah yang dianggap sebagai
pencipta dari geometri hiperbolik.
Setelah karya Lobachevsky, Gauss, dan Bolyai dikenal masih saja muncul
pertanyaan “seperti apakah model untuk geometri hiperbolik?”. Pertanyaan
tersebut dijawab oleh Eugenio Beltrami pada tahun 1868. Ia yang pertama kali
menunjukkan bahwa permukaan yang disebut pseudosphere mempunyai
kelengkungan yang sesuai untuk model sebagian ruang hiperbolik.
Awalnya Lobachevsky menamakan geometri temuannya dengan sebutan
“Geometri Imaginaire” karena Lobachevsky tidak bisa memahami model untuk
jenis geometrinya. Kemudian istilah “Geometri Hiperbolik” diperkenalkan oleh
Felix Klein pada tahun 1871. Geometri hiperbolik juga dikenal dengan nama
Geometri Lobachevsky.
Empat model yang umum digunakan untuk geometri hiperbolik diantaranya:
(1) Model Klein, (2) Model disk Poicare, (3) Model setengah bidang Poincare dan

2
(4) Model Lorentz. Masing-masing model akan dijelaskan secara detail pada sub
bab berikutnya.

Tokoh-tokoh yang Berkaitan dengan Geometri Hiperbolik.


Selanjutnya akan disajikan biografi singkat para tokoh geometri hiperbolik,
diantaranya: Gauss, Bolyai dan Lobachevsky yang merupakan penemu geometri
hiperbolik; Saccheri dan Lambert yang menyumbangkan teori segiempat dalam
geometri hiperbolik; Beltrami yang menemukan model untuk geometri hiperbolik.
1. Johann Carl Friedrich Gauss (30 April 1777 – 23 February 1855)
Lahir di Brunswick, bagian dari Lower Saxony,
Jerman. Ia berasal dari keluarga miskin. Tahun 1788
Gauss memulai pendidikannya di Gymnasium High
German and Latin. Pada tahun 1795 Gauss
meninggalkan Brunswick untuk belajar di Universitas
Göttingen. Gauss meninggalkan Göttingen tahun 1798
tanpa diploma, tetapi dia membuat penemuan penting, yaitu “The
Construction of a Regular 17-gon by Ruler and Compasses”. Namun, pada
tahun 1799, Gauss kembali ke Brunswick dimana dia menerima gelar.
Tahun 1801, Akademi Sains St. Peterburg menunjuk Gauss menjadi
direktur observatorium. Sangat disayangkan, minat matematika Gauss sempat
terhenti pada usia 24 tahun. Minat terhadap matematika berubah menjadi
astronomi. Hal ini tidak dapat dihindari karena tidak ada universitas yang
menghargai bakat-bakat matematikanya dan ia pun dirongrong kesulitan
finansial.
Gauss selalu mengalami kesulitan menjadi seorang pengajar. Cara
pandangnya yang kelewat jauh membuat siswa-siswanya frustrasi. Sebaliknya,
Gauss menganggap siswa-siswanya tidak pernah siap menghadapi kuliahnya.
Buku karya Gauss juga sulit dipahami dimana hanya seorang yang mampu
memecahkannya, ia adalah teman sekaligus murid Gauss yang bernama Peter
Gustav Lejeune Dirichlet (1803 – 1859).

3
Masa penantian diterimanya di Universitas Gottingen membawa Gauss
berkenalan dengan seorang gadis cantik bernama Johanna Osthoff, anak
perempuan seorang penyamak kulit yang kaya raya. Cinta pertama Gauss
terjadi pada pandangan pertama. Gauss mengumpulkan uang dan keberanian
sebelum menyatakan hal ini dua tahun kemudian. Mereka menikah pada
tanggal 9 Oktober 1805 dan dikarunia 3 orang anak, yaitu: Joseph,
Wilhelmina dan Louis. Tahun 1809, istrinya meninggal yang kemudian diikuti
oleh anak ketiganya, Louis.
Kematian istri dan anak ketiganya membuat Gauss
depresi sehingga pada akhirnya Gauss menikah kembali
dengan Friederica Wilhelmine Waldeck (Minna
Waldeck), yang merupakan anak dari rekan sesama
profesor di Gottingen. Selama 6 tahun, Minna
memberinya tiga orang anak, yaitu: Eugene, Wilhelm dan Putri Gauss: Therese
Therese, sebelum ia divonis terkena TBC.
Masa-masa tua Gauss dihabiskan dengan setiap pagi berada di
perpustakaan universitas, mengumpulan koran-koran dari seluruh daratan
Eropa, mulai dari Times terbitan London sampai koran lokal yang ditumpuk
dan dibaca satu per satu.
Pada usia 77 tahun, Gauss mengalami
pembengkakan jantung. Setiap jam 3 dini hari, ia
harus bangun dan minum air soda dan susu hangat
untuk meringankan sakitnya. Pada tanggal 23
Februari 1855, setelah serangan jantung, Gauss
Pemakaman St. Albans
meninggal. Gauss dikebumikan di pemakaman St.
Albans di Gottingen, Hannover, Jerman.
Tidak terhitung sumbangsih Gauss dalam perkembangan matematika pada
umumnya dan bidang-bidang ilmu lain pada khususnya. Pemilahan dengan
menggunakan sistem bilangan, statistik dan teori probabilitas lewat penemuan
kurva lonceng adalah dua prestasi sangat penting yang mampu dicapai oleh
Gauss. Dasar-dasar yang ditetapkan Gauss dalam matematika banyak

4
memberi dampak bagi perkembangan matematika setelah dia meninggal.
Salah satunya adalah geometri non-Euclid yang kelak mendasari teori
relativitas Einstein setelah lewat sentuhan Riemann, Lobachevski dan Bolyai.
Rupanya Gauss tidak puas hanya berkiprah dalam bidang matematika.
Banyak disiplin ilmu-ilmu lain dijelajahi. Tujuan utamanya, sebagai jalan
pintas untuk mendapatkan uang dengan menjadi pengajar atau profesi yang
mendapatkan gaji rutin. Akhirnya kesinambungan “aliran“ uang ini membuat
Gauss makin intensif lagi melakukan penelitian matematika. Kolaborasi
dengan Wilhelm Weber (1804-1891) menemukan telegraf elektrik dan
fenomena elektromagnetik yang gagal sebelum dilanjutkan bekerjasama
dengan Clark Maxwell (1831 – 1879) yang menemukan persamaan medan
elektromagnetik dan dengan Friedrich Wilhelm Bessel [1784 –8146]
membahas astronomi, matematika fisika untuk aplikasi dalam bidang
elektrostatik, hidrodinamis, aerodinamis, orbit planet, sistem lensa, dan
ditemukannya geometri diferensial.
Sifat perfeksionisnya terkadang mendapat kritik keras. Tanpa mau
mengungkapkan penelitiannya jika belum sempurna, dianggap oleh kalangan
ilmuwan sebagai suatu egoisme. Mereka memandang akan lebih baik
diungkapkan semua agar perkembangan matematika makin pesat. Hal ini
membuat timbulnya pernyataan, “Apabila Gauss lebih terbuka, maka
matematika akan lebih maju beberapa dasawarsa ke depan.” Meskipun jika
lebih jeli melihat permasalahan, bukan hanya hal itu penyebabnya. Kondisi
perang dan tragedi yang silih berganti mendera Gauss adalah penyebab utama
semua itu.

2. Janos Bolyai (15 Desember 1802-27 Januari 1860)


Janos lahir di Kota Transylvanian, Kolozsvar,
Kerajaan Hungaria (sekarang Cluj-Napoca di
Rumania). Ayahnya merupakan matematikawan
terkenal, yaitu Farkas Bolyai dan ibunya bernama
Zsuzsanna Benkö. Janos Bolyai merupakan

5
matematikawan Hungaria terbesar. Ia adalah penemu Geometri Absolut,
Geometri Hiperbolik dan pengembang Geometri Affine.

3. Nicolai Ivannovich Lobachevsky (1 Desember 1792–12 Februari 1856)


Lahir di Nizhny Novgorod, Russia. Ayahnya
bernama Ivan Maksimovich Lobachevsky, ia bekerja
sebagai pegawai di kantor landsurveying dan ibunya
bernama Praskovia Alexandrovna Lobachevsky. Nicolai
mempunyai 2 orang saudara dan mereka berasal dari
keluarga miskin.
Ketika umur 8 tahun (th.1800) ayah Nicolai meninggal dan mereka pun
pindah ke Kazan, Rusia barat di pinggir Siberia.
Di Kazan, Nicolai mendapat beasiswa dan masuk Universitas Kazan
kemudian lulus pada tahun 1807. Di Universitas Kazan, profesor Johann
Christian Martin Bartels (1769-1833), seorang mantan guru dan teman
matematikawan Jerman, Carl Friedrich Gauss sangat tertarik pada kemampuan
Nicolai dan pada tahun 1811, Nicolai menerima gelar master di bidang Fisika
dan Matematika.
Pada tahun 1814, Nicolai menjadi dosen di Universitas Kazan, 1816
diangkat menjadi profesor luar biasa dan pada tahun 1822 (usia 30 tahun)
Nicolai ditunjuk sebagai profesor penuh yang mengajar di bidang Matematika,
Fisika dan Astronomi. Selama di Universitas Kazan, Nicolai menjabat
berbagai macam posisi administrasi.
Antara tahun 1820 dan 1825, ia diangkat menjadi
dekan dari Departemen Matematika dan Fisika.
Kemudian dari tahun 1825 ke 1835, Nicolai menjadi
kepala perpustakaan dan menjabat sebagai ketua
observatorium yang mempengaruhi kebijakan dalam
universitas. Tahun 1827, Nicolai menjadi rektor
Monument
universitas Kazan. Selama ia menjabat pada tahun 1830, Lobachevsky di
Universitas Kazan
terjadi epidema kolera dan kebakaran besar tahun 1842.

6
Tetapi berkat keteguhannya maka ia mendapat ucapan terima kasih dari
kaisar. Semasa jabatannya, ia mengajar berbagai topik yang berbeda seperti
mekanik, hidrodinamika, integrasi, persamaan differensial, kalkulus variasi,
fisika dan matematika.
Di usia 40 tahun (1832), Nicolai menikah dengan Lady Varvara
Alexeyenevna Moiseyeva yang berasal dari keluarga kaya. Mereka memiliki
18 putra, namun hanya 7 putra yang dapat bertahan hingga dewasa. Namun,
Nicolai tidak beruntung dalam perkawinan. Hal ini tercantum pada buku
biografinya yang menyebutkan bahwa:
“Nicolai tidak pandai dalam memanage keuangan, pada saat pensiun
ia baru membeli real estate dan tidak pandai berinvestasi sehingga ia
jatuh miskin dan diabaikan oleh pejabat lokal.”
Tahun 1846, ia dipecat dari universitas karena kesehatannya yang memburuk
dan di awal tahun 1850-an ia hampir buta dan tidak mampu berjalan dan pada
tahun 1856, Nicolai meninggal dalam kemiskinan.

4. Giovanni Girolamo Saccheri (5 September 1667 – 27 Januari 1733)


Saccheri lahir di San Remo, Genoa (sekarang Italia).

?
Saccheri adalah anak dari seorang pengacara. Dia mulai
ikut pelatihan akademik dengan Yesuit di Genoa pada
tahun 1685 dan 5 tahun kemudian terdaftar di Kampus
Jesuit Brera untuk belajar filsafat dan teologi. Salah
seorang guru, seorang penyair dan ahli matematika yang bernama Tommaso
Ceva, yakin untuk mengarahkan energi Saccheri ke arah matematika dan
menjadi pembimbing akademik. Dengan bimbingan Ceva, Saccheri
menerbitkan buku pertamanya, “Quaesita Geometrica” pada tahun 1693.
Ia ditahbiskan sebagai imam pada tahun 1694 di Como, Italia. Pada tahun
yang sama, Saccheri mulai mengajar filsafat di Universitas Turin sampai
1697. Selama tinggal disana, ia menerbitkan “Logica Demonstrativa”, salah
satu karyanya yang paling penting.

7
Pada tahun 1697 Saccheri berganti pekerjaan lagi, kali ini ia pindah ke
Universitas Jesuit Pavia (juga dikenal sebagai Universitas Ticinese), di tempat
itulah mana ia mengajar selama sisa hidupnya. Dua tahun kemudian, ia
menjadi pimpinan di bidang matematika yang diangkat oleh Senat Milan.
Pada 1708, Saccheri menerbitkan “Neo Statica” yang berhubungan dengan
mekanika. Kemudian karya lainnya“Euclides ab Omni Naevo Vindicatus”
mencoba untuk membuktikan postulat paralel Euclid.
Saccheri meninggal di Milan, Italia pada tanggal 25 Oktober 1733. Dalam
karyanya sintesis, Saccheri memberikan analisa lengkap tentang masalah
kesejajaran dalam hal segiempat Omar Khayyam.

5. Johann Heinrich Lambert (26 Agustus 1728 - 25 September 1777)


Lambert adalah seorang matematikawan,
fisikawan, dan astronom dari Swiss. Lambert lahir di
kota Mulhouse, Swiss (sekarang di Alsace, Perancis).
Sepulang sekolah ia terus belajar, sementara di waktu
luangnya ia melakukan serangkaian pekerjaan seperti
menjadi asisten ayahnya sebagai penjahit, sebagai
pramuniaga di toko besi, tutor pribadi, sekretaris editor Basler Zeitung. Pada
umur 20, Lambert menjadi tutor pribadi seorang anak dari pangeran di Chur.
Perjalanannya ke Eropa (1756-1758) membawanya bertemu dengan
matematikawan Jerman, Belanda, Perancis dan negara-negara Italia. Setelah
kembali ke Chur ia menerbitkan buku pertamanya (pada optik dan kosmologi)
dan mulai mencari sebuah kantor publikasi akademis.
Setelah karyanya dipublikasi, ia dihadiahi dengan sebuah undangan dari
Euler. Lambert mendapatkan sebuah posisi di Akademi Ilmu Pengetahuan
Prussia, Berlin. Cara kerja Lambert sangat mengagumkan sampai kematiannya
pada tahun 1777.
Lambert adalah orang pertama yang memperkenalkan fungsi hiperbolik
ke trigonometri. Selain itu, ia yang membuat dugaan tentang ruang non-

8
Euclid. Di geometri, terkenal dengan segiempat Lambert yang merupakan
eksplorasi awal ke geometri non-Euclid.

6. Eugenio Beltrami (16 November 1835–18 Februari 1900)


Lahir di Cremona, Lombardy, bagian kerajaan
Austria dan sekarang bagian dari Italia. Beltrami
memulai studi matematikanya di Universitas Pavia
pada tahun 1853 sampai 1856. Pada tahun 1856 ia
menghentikan studinya karena kesulitan ekonomi dan
terpaksa bekerja menjadi sekretaris jalur kereta api
dan berpindah ke Verona dan Milan.
Pada tahun 1861, Beltrami bekerja di bidang matematika. Kemudian ia
memulai penelitian pada tahun 1862. Pada tahun yang sama Beltrami juga
ditunjuk sebagai guru besar di Universitas Bologna. Setelah dua tahun di
Bologna, Beltrami menerima jabatan dari Geodesi di Unversitas Pisa pada
tahun 1864 sampai 1866.
Pada tahun 1866 Beltrami kembali ke Roma dan dilantik menjadi
Profesor dari mekanik rasional. Setelah tiga tahun di Roma, Beltrami pindah
lagi ke Pavia. Pada tahun 1891 Beltrami kembali lagi ke Roma dan
menghabiskan tahun terakhirnya. Selama tahun 1898 Beltrami menjadi
presiden Accademia dei Lincei dan menjadi senator di kerajaan Italia pada
tahun 1899.
Kontribusinya dalam matematika adalah selama tahun 1868, Beltrami
menerbitkan dua memoar yang berkaitan dengan konsistensi dan interpretasi
geometri non-Euclid dari Bolyai dan Lobachevsky. Dalam karyanya “Essay
on an Interpretation of Non-Euclidean Geometry”, Beltrami mengusulkan
bahwa geometri ini dapat direalisasikan pada permukaan kelengkungan
negatif yang konstan, yaitu sebuah pseudosphere. Untuk konsep Beltrami,
garis pada geometri diwakili oleh geodesics pada pseudosphere dan teorema
geometri non-Euclid dapat dibuktikan dalam ruang Euclid tiga dimensi biasa.

9
Memoar kedua Beltrami diterbitkan pada tahun yang sama (1868) yang
berjudul “Fundamental Theory of Spaces of Constant Curvature”, Beltrami
melanjutkan logikanya dan memberikan bukti abstrak geometri hiperbolik dan
Euclid untuk dimensi apapun. Dia juga berhasil memperkenalkan beberapa
model geometri non-Euclid yang sekarang dikenal sebagai model Beltrami-
Klein, model Poincare disk, dan model setengah bidang Poincaré.
Untuk model setengah bidang, Beltrami mengutip sebuah catatan
Liouville dalam risalah Monge pada geometri diferensial. Beltrami
menunjukkan bahwa geometri Euclid n-dimensi direalisasikan pada suatu
horosphere ruang hiperbolik (n+1) dimensi, sehingga hubungan logis antara
kekonsistensian Euclid dan geometri non-Euclid adalah simetris.

7. Felix Klein (25 April 1849 – 22 June 1925)


Klein lahir di Dusseldorf, ayahnya seorang
sekertaris kepala pemerintah. Klein hadir di
Gymnasium, Düsseldorf. Setelah lulus, dia masuk
Universitas Bonn. Dia belajar matematika dan fisika
selama satu tahun. Dia memulai karirnya dengan
tujuan untuk menjadi ahli fisika. Walaupun masih
menjadi mahasiswa, ia telah ditunjuk sebagai asisten Plucker pada tahun 1866.
Pada tahun 1868, Klein menerima gelar doktor dengan bimbingan
Plücker dengan promotor “Über die der Transformasi allgemeinen Gleichung
des zweiten Kelas zwischen Linien-Koordinaten Auf eine kanonische
Formulir” di bidang geometri dan aplikasi untuk mekanik.
Namun pada tahun Klein menerima doktor, Plücker meninggal dunia.
Klein adalah orang yang dapat menyelesaikan bagian kedua dari karya
Plücker, “Neue Géometrie des Raumes” dan ini menyebabkan dia bekerja dan
berkenalan dengan Clebsch. Clebsch telah dipindahkan ke Göttingen pada
1868 dan selama tahun 1869 Klein melakukan kunjungan ke Berlin, Paris dan
Göttingen. Pada bulan Juli 1870 Klein berada di Paris saat Bismarck seorang
rektor Prussian mempublikasikan sebuah pesan provokatif untuk

10
pemerintahan Perancis. Perancis menyatakan perang melawan Prusia pada 19
Juli dan Klein merasa dia tidak dapat lagi menetap di Paris.
Kemudian untuk jangka waktu yang pendek, dia menjadi militer sebagai
layanan medis sebelum ditunjuk sebagai dosen di Göttingen pada awal 1871.
Klein dilantik sebagai profesor di Erlangen, Bayern di selatan Jerman pada
1872. Dia sangat didukung oleh Clebsch, yang dianggap bisa menjadi ahli
matematika terkemuka. Pada tahun 1875, Klein menikah dengan Anne Hegel
yang juga cucu dari filsuf Georg Wilhelm Friedrich Hegel.
Setelah lima tahun di Technische Hochschule, Munich, Klein
mendapatkan jabatan di Leipzig. Tahun 1880 ke 1886 Klein menghabiskan di
Leipzig dimana ada banyak cara yang fundamental untuk mengubah hidupnya.
Pada tahun 1886, Klein mendapatkan jabatan di Universitas Göttingen.
Dia mengajar di Göttingen sampai ia pensiun pada tahun 1913 tetapi dia
berusaha untuk kembali mendirikan Göttingen sebagai pusat penelitian
matematika terkemuka di dunia. Pada tahun 1913, Klein pensiun. Namun ia
melanjutkan mengajar matematika di rumahnya selama Perang Dunia I.
Kontribusi Klein dalam geometri, yaitu menerbitkan dua kertas yang
disebut Non-Euclidean Geometry dimana ia menunjukkan bahwa untuk
mempertimbangkan geometri Euclid dan non-Euclid sebagai sebuah kasus
khusus projective dengan permukaan tertentu berbentuk kerucut.

8. Henri Poincare (29 April 1854 – 17 Juli 1912)


Henri Poincare lahir di Cite Ducale, Nancy,
Meurthe-et-Moselle. Ayahnya bernama Leon
Poincaré dan ibunya bernama Eugénie Launois.
Ayahnya seorang profesor di bidang obat-obatan
di Nancy. Pada tahun 1862 Henri masuk
Universitas Lycée, Nancy (sekarang berganti
nama yang Lycée Henri Poincaré sebagai tanda
kehormatan pada Poincare). Ia menghabiskan sebelas tahun di Lycée dan
selama itu, ia menjadi salah satu siswa terbaik di setiap mata pelajaran.

11
Pada tahun 1873, Poincaré masuk ke École Polytechnique dan lulus pada
tahun 1875. Sementara ia tidak berhasil di École Polytechnique, ia mencoba
untuk belajar piano. Poincaré gemar membaca dan ia mempunyai memori
yang luar biasa.
Setelah lulus dari École Polytechnique, Poincaré melanjutkan studi di
École des Lombong. Setelah menyelesaikan studi di École des Lombong,
Poincaré menghabiskan waktu sebagai insinyur pertambangan di Vesoul.
Sambil bekerja ia menyelesaikan doktornya. Setelah menerima doktor,
Poincaré diangkat untuk mengajar matematika di Universitas Caen. Dia
mengajar di sana selama dua tahun sebelum ia menduduki jabatan di Fakultas
Sains di Paris pada tahun 1881.
Pada 1886 Poincaré dinominasikan untuk jurusan fisika dan matematika
di Sorbonne. Dia mengajar tentang optik, listrik, matematika listrik,
astronomi, termodinamika, dan cahaya.
Kontribusinya di berbagai disiplin cabang, seperti: matematika, mekanik,
mekanik cairan, teori relativitas dan falsafah sains. Sebelum usia 30 dia
mengembangkan konsep fungsi automorphic.
Poincaré meninggal pada usia 58 tahun. Pemakamannya dihadiri oleh
banyak orang penting dari bidang sains dan politik, seperti: Presiden Senat dan
sebagian besar anggota departemen, delegasi dari Akademi Perancis, dan
banyak lembaga publik lainnya. Sang Pangeran Monako pun hadir, Bei dari
Tunis diwakili oleh dua orang anak-anak, dan Pangeran Roland Bonaparte
sebagai Presiden Paris Geografis Masyarakat.

12
B. Model-model dalam Geometri Hiperbolik
Pada tahun 1868, Eugenio Beltrami memberikan model dan menggunakannya
untuk membuktikan bahwa geometri hiperbolik konsisten dengan geometri
Euclid. Empat model yang umum digunakan untuk geometri hiperbolik
diantaranya:
1. Model Klein
Model Klein pertama kali diusulkan oleh n
matematikawan Jerman Felix Klein. Model Klein juga m
dikenal dengan model disk proyektif dan model
Beltrami Klein. Model ini menggunakan bagian dalam l

sebuah lingkaran untuk bidang hiperbolik dan chord


dari lingkaran sebagai garis. Dalam model ini, titik-titik
Model Klein
pada bagian dalam lingkaran mewakili titik pada
bidang hiperbolik.
Model ini memiliki kesederhanaan, namun juga memiliki kerugian
dalam hal sudut pada bidang hiperbolik terdistorsi. Jarak dalam model ini
adalah rasio-silang, yang diperkenalkan oleh Arthur Caycley dalam geometri
proyektif.
Pada tahun 1882, Klein menciptakan penemuan yang dinamakan “botol
Klein”. Awalnya bernama “Kleinsche Fläche” atau permukaan Klein. Botol
Klein adalah terdiferensialnya manifold dua dimensi yang tidak orientabel.
Berbeda dengan strip Möbius, botol Klein adalah manifold tertutup.
Möbius strip dapat tertanam dalam ruang tiga dimensi Euclid sedangkan
botol Klein tidak bisa. Hal ini dapat tertanam dalam dimensi empat, namun
Botol Klein dapat dibangun (dalam arti matematis, karena tidak dapat
dilakukan tanpa membiarkan permukaan untuk berpotongan sendiri) dengan
bergabung pada tepi dua strip Möbius bersama-sama, seperti dijelaskan dalam
pantun jenaka anonim berikut:
Seorang ahli matematika bernama Klein.
Pemikiran band Möbius itu ilahi.
Katanya: "Jika Anda lem tepi-tepi dari dua,

13
Anda akan mendapatkan botol aneh seperti saya."
Hal ini juga dapat dibangun dengan melipat strip Möbius membujur setengah
dan melampirkan tepi untuk dirinya sendiri. Berikut gambar-gambar dari botol
Klein:

Botol Klein
2. Model Disk Poincare
Model ini diusulkan oleh matematikawan Perancis, yaitu Henri Poincare.
Seperti model Klein, model ini ditemukan kembali pada tahun 1882, realisasi
konformal disk geometri hiperbolik ditemukan oleh Eugenio Beltrami dan
diterbitkan pada tahun 1868. Model ini juga menggunakan bagian dalam
sebuah lingkaran untuk bidang hiperbolik, tapi garis diwakili oleh busur
lingkaran yang ortogonal ke lingkaran batas, ditambah diameter lingkaran
batas. Model ini juga dikenal sebagai model disk konformal.

O
l

Model Disk Poincare

Dalam model disk Poincare, dua garis yang sejajar satu sama lain dalam
geometri hiperbolik adalah dua garis yang tidak pernah berpotongan satu sama
lain.

14
Pada gambar di samping, CB // BA dan keduanya sejajar dengan DE.
Sedangkan CB dan BA saling berpotongan di titik B sehingga dapat
C D
dikatakan garis itu tidak sejajar satu sama lain. Panjang garis pada
B
model Poincare sama dengan dua kali panjang dalam model Klein. E
A

3. Model Setengah Bidang Poincare


Model setengah bidang Poincaré menggunakan setengah dari bidang
Euclid sebagai bidang hiperboliknya dengan pembatasnya adalah garis Euclid.
Sebuah lingkaran dalam model bidang hiperbolik didefinisikan sebagai
himpunan semua titik dalam bidang berjarak sama dari titik yang diberikan.
Sebuah garis dalam model bidang hiperbolik adalah salah satu setengah
lingkaran yang pusatnya ada di l atau sinar yang tegak lurus dengan garis l
seperti pada gambar (a) di berikut:

Q’

P Q
P’

l
A’ A B
(a) (b)

Model Setengah Bidang Poincare

Asumsikan ada tiga titik P, Q, dan R dalam model bidang hiperbolik.


Jika salah satu konstruksi sinar Euclid PQ’ dan PR’ yang bersinggungan
dengan garis PQ dan PR di titik P. Ukuran sudut hiperbolik, QPR sama
dengan ukuran Q’PR’.
Q’

P Q
R’
R

4. Model Lorentz

15
Model ini juga bisa disebut dengan model hiperboloid yang
menggunakan dua dimensi hiperboloid revolusi (dari 2 lembar tetapi yang
digunakan hanya satu) dan tertanam pada ruang tiga dimensi Minkowski.
Model ini memiliki aplikasi langsung ke relativitas khusus, ruang tiga
dimensi Minkowski adalah model ruang waktu, menekan satu dimensi ruang.
Satu dapat mengambil hiperboloid untuk mewakili peristiwa yang bergerak,
memancar keluar pada bidang spasial dari satu titik akan mencapai pada suatu
waktu yang tepat. Jarak hiperbolik antara dua titik pada hiperboloid akan
dapat diidentifikasi dengan kecepatan relatif antara dua pengamat.

16
C. Geometri Hiperbolik
Geometri hiperbolik dapat digolongkan pada geometri absolut dengan
memandang bahwa setiap segitiga jumlah besar sudutnya kurang dari 180°.

Postulat Kesejajaran Lobachevsky


Paling tidak ada dua garis yang sejajar dengan suatu garis yang melalui
suatu titik di luar garis tersebut.

Teorema pertama geometri Lobachevsky merupakan teorema dasar yang tidak


melibatkan ide-ide metrical, seperti jarak, ketegaklurusan, atau luas. Teorema
tersebut mengenai kedudukan atau sifat garis.
Teorema 1
Sebarang garis seluruhnya berada di dalam sudut tertentu.

B’
A m
P
A’
B
l n
Q
Gambar 1
Bukti:
 Misalkan diketahui garis l dan titik P di luar l.
 Menurut postulat kesejajaran Lobachevsky maka ada garis m dan n yang
melalui titik P dan sejajar l.
 Garis m dan n membagi bidang tersebut menjadi 4 daerah dimana masing-
masing daerah merupakan bagian dalam suatu sudut, yaitu: A’PB, A’PB’,
APB’, dan APB dengan P terletak diantara A dan A’ pada garis m dan
diantara B dan B’ pada garis n.
 Misalkan titik Q pada l dan karena l tidak memotong m dan n maka titik Q
tidak terletak pada m dan n.
 Karena titik Q tidak terletak pada m dan n maka Q berada pada salah satu dari
4 bagian dalam sudut di atas, misalnya A’PB.
Dimana letak l?

17
 Titik Q terletak pada garis l dan berada pada bagian dalam A’PB, dan l tidak
memotong sisi-sisi sudutnya yaitu PA’ dan PB’. Jadi, l berada di dalam
A’PB yang berarti garis l seluruhnya termuat di dalam A’PB.
(terbukti)

Teorema Akibat
Ada tak berhingga garis yang sejajar dengan suatu garis yang melalui suatu titik di
luar garis itu.
Bukti:
B’
A m
P
R
A’
B
l n
Q
Gambar 2

 Misalkan diketahui garis l dan titik P di luar l.


 Gunakan Teorema 1 dan misalkan sebarang titik R di dalam daerah ÐAPB.
 Buat garis yang melalui titik P dan R.
 PR kecuali titik P seluruhnya termuat dalam daerah ÐAPB dan ÐA’PB’.
 PR tidak memotong garis l yang termuat dalam ÐA’PB sehingga PR // l.
 Karena terdapat tak berhingga garis seperti PR maka teorema akibat terbukti.
Jadi, ada tak berhingga garis yang sejajar dengan suatu garis yang melalui suatu
titik di luar garis itu.

Perbedaan antara Geometri Euclides dan Geometri Hiperbolik dipandang


dari sifat-sifat Non-Metrical
 Berdasarkan Teorema 1, “Sebarang garis seluruhnya berada di dalam sudut
tertentu.”
 Bandingkan dengan Geometri Euclid, “Hanya sebagian garis dapat termuat
dalam daerah suatu sudut.” Karena dalam Euclid sebuah garis yang melalui
titik dalam daerah sudut akan memotong sudut di dua titik atau satu titik. Jadi,

18
hanya sebuah segmen atau sebuah sinar garis saja yang termuat dalam daerah
suatu sudut. P

A B
C

Gambar 3

Sanggahan
Teorema 1 valid secara abstrak, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan fisiknya.
Konklusi tersebut memang secara logis diperoleh dari postulat kesejajaran
Lobachevsky, tetapi asumsi itu secara fisik keliru. Yang diperlukan bagi
seseorang untuk berfikir secara matematis adalah asumsi-asumsi (postulat-
postulat) yang secara logis dapat menghasilkan konklusi (teorema).
Meskipun demikian, wajarkah kita memilih asumsi yang akan menimbulkan
kekeliruan jika diterapkan pada dunia nyata? Jawabannya tidak mungkin dengan
“YA” atau “TIDAK” saja, tetapi harus ada beberapa penjelasan, yaitu:
1. Ahli matematika seharusnya bebas memilih postulat dan mempelajari
konsekuensinya, bebas dari pertimbangan kegunaan praktisnya maupun
validitas empirisnya.
2. Proposisi matematika itu abstrak, untuk mengujinya secara empiris harus
menafsirkan istilah-istilah dasarnya.
Akhirnya, janganlah kita lupa bahwa penentuan kebenaran empiris dari
pernyataan geometris bukanlah urusan ahli matematika, karena hal itu tidak
termasuk dalam percobaan mental tetapi termasuk dalam bidang pengetahuan
tentang percobaan yang dilakukan oleh ahli fisika, astronom dan para peneliti.
Untuk menentukan kebenaran pernyataan secara empiris, seringkali
merupakan masalah yang sulit dan seringkali hanya memperoleh pendekatannya
saja. Misalnya, postulat kesejajaran Euclid banyak digunakan oleh para ilmuwan
dan insinyur dan kita merasa yakin bahwa itu merupakan fakta empiris.
Dengan proses berpikir yang sama, kita yakin bahwa postulat kesejajaran
Lobachevsky secara empiris adalah salah. Bisakah kita menyatakan “Jika

19
diketahui garis (secara fisik) l dan titik P (secara fisik) di luar l, maka ada garis m
(secara fisik) yang tidak memotong l tetapi melalui P yang tidak terletak pada l ?”
Bagaimana kita menguji hal itu? Apakah dengan menggunakan tali? Garis-garis di
papan tulis? atau sinar lampu?
Merupakan hal yang sulit jika membuktikan secara empiris bahwa hanya ada
satu garis yang seperti itu. Andaikan saja ada garis yang memenuhi sifat
kesejajaran Lobachevsky, misalkan garis m. Apakah kita benar-benar tahu sifat-
sifat fisik garis m? Pernyataan tentang kebenaran empiris postulat memang sulit
untuk dijawab.

l m’
Gambar 4

Jumlah Sudut Segitiga dalam Geometri Hiperbolik


Teorema 1 menunjukkan bagaimana kedudukan atau sifat-sifat non-metrical
dalam geometri hiperbolik yang tentu berbeda dengan geometri Euclid. Kemudian
pada teorema selanjutnya akan menunjukkan jumlah besar sudut dalam segitiga di
geometri hiperbolik.
Kita awali dengan dua lemma yang valid dalam geometri Absolut. Lemma 1
merupakan pengulangan kembali Teorema Saccheri-Legendre.
Lemma 1
Jumlah besar dua sudut dalam segitiga adalah kurang atau sama dengan besar
sudut luar yang tidak bersisian dengan sudut tersebut.
Bukti: C
 Perhatikan D ABC.
 Menurut Teorema Saccheri-Legendre:
ÐA + ÐB + ÐC £ 180°
A B
Gambar 5

20
 Kedua ruas dikurangi dengan ÐC, diperoleh:
ÐA + ÐB £ 180° - ÐC
 Lemma tsb berlaku karena sudut luar C sama dengan 180° - ÐC (terbukti)

Lemma 2
Misalkan diketahui garis l, titik P di luar l, dan titik Q pada l.
Misalkan diberikan sisi PQ, maka ada titik R pada l yang terletak satu pihak
dengan PQ sedemikian hingga ÐPRQ adalah sudut terkecil seperti yang
diinginkan.
P

l
Q R
Gambar 6
Bukti:
 Misalkan a adalah suatu sudut yang terkecil.
 Akan ditunjukkan ada titik R pada l yang terletak di sebelah kanan PQ
sedemikian hingga ÐPRQ < a.
 Pertama, bentuk barisan sudut-sudut: PR1Q, PR2Q, ... dengan besar setiap
sudut tidak lebih besar dari sudut sebelumnya.
 Misalkan R1 pada titik l dan berada di sebelah kanan sisi PQ sedemikian
hingga QR1 = PQ.
P
b1 b2

b b1 b2
l
Q R1 R2
Gambar 7

 Tarik PR1 sehingga terbentuk DPQR1 sama kaki dan ÐQPR1=ÐQR1P = b1.
 Misalkan sudut luar DPQR1 di Q adalah b, maka menurut Lemma 1,

1
diperoleh: b1+b1= 2b1 £ b  b1  b
2

21
 Dengan langkah yang sama, buat segitiga baru. Perpanjang QR1 melalui R1
dan R2 sedemikian hingga R1R2=PR1.
 Tarik PR2 maka DPQR2 sama kaki dan ÐR1PR2=ÐPR2R1 = ÐPR2Q = b2
sehingga berdasarkan Lemma 1, diperoleh:
1 1
b2+b2= 2b2 £ b1  b2  b1  b2  2 b
2 2
 Ulangi langkah sebelumnya sebanyak n kali sehingga diperoleh titik Rn pada l

1
dan di sebelah kanan sisi PQ sedemikian hingga bn  PRn Q  b . Dengan
2n

1
memilih n cukup besar maka diperoleh b  a sehingga PRn Q  a .
2n
Jadi untuk R=Rn, ÐPRQ adalah sudut terkecil seperti yang diinginkan.
(terbukti)

Teorema 2
Ada sebuah segitiga dengan jumlah besar sudut kurang dari 180°.
Bukti:
P
m

l
Q
Gambar 8

 Misalkan l suatu garis dan titik P di luar l.


 Buat garis m // l melalui titik P dengan cara buat PQ ^ l di Q, dan m ^ PQ di
P.
 Menurut Postulat kesejajaran Lobachevsky ada garis lain yaitu garis n yang
melalui P dan sejajar l, dan salah satu sudut yang dibentuk n dengan PQ
adalah lancip.

22
P
m
a Y
90- a
X n

l
Q R
Gambar 9

 Perhatikan Gambar 9. Misalkan X titik pada n sedemikian hingga ÐQPX


lancip dan Y titik pada m dan di sebelah kanan sisi PQ seperti X.
Misalkan ÐXPY = a maka ÐQPX = 90° - a.
 Misal R pada l dan berada di sebelah kanan sisi PQ, sedemikian hingga
ÐPRQ< a (menggunakan Lemma 2)
 Pandang D PQR
ÐPQR = 90°
ÐQRP < a
ÐRPQ < ÐXPQ = 90° - a (keseluruhan lebih besar dari sebagian)
Jika sudut P, Q, dan R dijumlahkan maka diperoleh:
ÐPQR + ÐQRP + ÐRPQ < 90° + a + 90° - a = 180°
Jadi, D PQR mempunyai jumlah besar sudut kurang dari 180°. (terbukti)

Perhatikan situasi yang sama dalam Geometri Euclid!


Misal: l ^ PQ di Q, dan m ^ PQ di P
R sebarang titik pada l, di sebelah kanan sisi PQ
Jika R menjauhi PQ sampai tak terhingga, maka ÐQRP mendekati 0° dan ÐQPR
mendekati 90°.

P
m

l
Q R
Gambar 10

23
Berbeda dengan situasi di geometri hiperbolik. Kita masih punya l ^ PQ di Q,
dan m ^ PQ di P ' m // l (Gambar 11). Seperti pembuktian pada teorema 2, ada
garis lain PX // l ' ÐQPX < 90°. Misalkan R sebarang titik pada l di sebelah kanan
PQ seperti X.
Jika R menjauhi PQ sampai tak terhingga, maka ÐQRP mendekati 0° seperti
pada geometri Euclid. Tetapi ÐQPR tidak mendekati 90°, karena ÐQPR selalu
kurang dari ÐQPX. Jadi, jika R cukup jauh maka jumlah besar sudut DPQR
kurang dari 180°.

P
m

l
Q R
Gambar 11

Teorema 3
Jumlah besar sudut setiap segitiga kurang dari 180°.
Bukti:
Menurut Akibat 2 Teorema F.8 (Geometri Absolut):
“Jika segitiga mempunyai jumlah besar sudutnya kurang dari 180° maka
setiap segitiga jumlah besar sudutnya juga kurang dari 180°.”
Menurut Teorema 2 (Geometri Hiperbolik):
“Ada sebuah segitiga dengan jumlah besar sudut kurang dari 180°.”
Berdasarkan Akibat 2 Teorema 6 (Geometri Absolut) dan Teorema 2 (Geometri
Hiperbolik) maka jumlah besar sudut setiap segitiga kurang dari 180°. (terbukti)

Akibat 1 Teorema 3
Jumlah besar sudut-sudut dalam segiempat kurang dari 360°.
Bukti:
 Misalkan ada segiempat ABCD.

24
D C

A B
Gambar 12

 Tarik diagonal AC sehingga terbentuk DABC dan DACD.


 Pandang DABC, menurut Teorema 3 maka diperoleh:
ABC + BCA + CAB < 180
 Pandang DACD, menurut Teorema 3 maka diperoleh:
ADC + DCA + CAD < 180
 Jumlah sudut dalam segiempat ABCD
= A + B + C + D
=CAD + CAB + B + BCA + DCA + D
= (B + BCA + CAB) + ( D + DCA + CAD)
< 180 + 180
= 360
Jadi, jumlah besar sudut-sudut dalam segiempat kurang dari 360. (terbukti)

Akibat 2 Teorema 3
Tidak ada persegipanjang.
Bukti:
 Andaikan ada persegipanjang ABCD.
D C

A B
Gambar 13
 Berdasarkan Definisi F.3 (Geometri Absolut): “Suatu segiempat disebut
persegipanjang jika semua sudutnya adalah siku-siku” maka:
ÐA = ÐB = ÐC = ÐD = 90°
 Jumlah besar sudut dalam persegipanjang ABCD:
ÐA + ÐB + ÐC + ÐD = 90° + 90° + 90° + 90° = 360°

25
 Jumlah besar sudut dalam persegipanjang ABCD adalah 360, kontradiksi
dengan Akibat 1 Teorema 3, yaitu jumlah besar sudut-sudut dalam segiempat
kurang dari 360.
Jadi, tidak ada persegipanjang. (terbukti)

Segiempat Saccheri dalam Geometri Hiperbolik


Definisi 1
Segiempat Saccheri adalah segiempat ABCD dengan AB D C

sebagai alasnya, AD dan BC di sebelah AB sedemikian


hingga AD = BC. ÐA dan ÐB merupakan sudut siku-siku.
ÐA dan ÐB dinamakan sudut alas dan ÐC dan ÐD A B
Gambar 14
dinamakan sudut atas.

Teorema 4
Pada segiempat Saccheri, sudut-sudut atasnya sama besar. D C

Bukti:
 Misal diketahui segiempat ABCD.
 Tarik diagonal AC dan BD sehingga terbentuk dua A B
Gambar 15
segitiga, yaitu DABD dan DBAC.
 Pandang DABD dan DBAC
AD = BC .... Definisi 1
ÐA = ÐB .... Definisi 1
AB = AB .... Refeksif
 Berdasarkan sisi-sudut-sisi maka DABD @ DBAC akibatnya AC = BD
 Pandang DACD dan DBDC
AD = BC .... Definisi 1
AC = BD .... Akibat DABD @ DBAC
DC = DC .... Refeksif
 Berdasarkan sisi-sudut-sisi maka DACD @ DBDC akibatnya ÐD = ÐC.
Jadi, terbukti bahwa sudut-sudut atas segiempat Saccheri sama besar.

26
Teorema 5
Pada segiempat Saccheri, sudut-sudut atasnya lancip.
Bukti:
Berdasarkan Akibat 1 Teorema 3, yaitu jumlah besar sudut-sudut dalam
segiempat kurang dari 360° maka
ÐA + ÐB + ÐC + ÐD < 360°
90° + 90° + ÐC + ÐD < 360° .... Definisi 1
ÐC + ÐD < 180°
2ÐC < 180° .... Teorema 4
ÐC < 90°
Jadi, terbukti bahwa ÐC dan ÐD adalah lancip. (terbukti)

Segiempat Lambert dalam Geometri Hiperbolik


Definisi 2
Segiempat Lambert adalah segiempat yang memiliki tiga sudut siku-siku
C
D

A B
Gambar 16

Teorema 6
D C
F
Misalkan diketahui segiempat Saccheri ABCD dengan sisi
atas CD. Misalkan diketahui E titik tengah AB dan F titik
tengah CD, AEF = EFD = 90 maka segiempat AEFD
A E B
dan segiempat EBCF adalah segiempat Lambert. Gambar 17

Teorema 7
Pada segiempat Lambert keempat sudutnya lancip.

27
Adakah Segitiga-segitiga Sebangun dalam Geometri
Hiperbolik?
Berikut akan ditunjukkan bahwa tidak ada segitiga-segitiga yang sebangun
dalam geometri hiperbolik, yang ada hanyalah segitiga-segitiga yang kongruen.
Teorema 8
Dua segitiga dikatakan kongruen jika sudut-sudut yang bersesuaian sama.
Bukti:
 Misalkan diketahui DABC dan DA’B’C’ dengan ÐA=ÐA’, ÐB=ÐB’, ÐC=ÐC’.
 Akan dibuktikan DABC @ DA’B ’C ’
 Andaikan DABC  DA’B ’C ’ maka A’B’≠AB, A’C’≠AC, atau B’C’≠BC.
 Terdapat 2 kasus:
(1) Hanya ada satu sisi yang tidak sama panjang, misal sisi A’B’≠AB.

C C’ C’,C

A B B’ A B B’
A’ (b) A’
(a) (c)
Gambar 18

Berdasarkan Gambar 18 (c), C≠C’ hal ini kontradiksi dengan yang


diketahui, yaitu sudut-sudut yang bersesuaian sama.
(2) Ada 2 sisi yang tidak sama panjang, yaitu A’C’≠AC dan B’C’≠BC.
 Misalkan AC >A’C ’ dan BC >B’C ’.
 Tentukan titik A” pada AC sedemikian hingga A”C=A’C’ dan tentukan
titik B” pada BC sedemikian hingga B”C=B’C’. Kemudian hubungkan
titik A” dan B” sehingga terbentuk DA”B”C seperti pada Gambar 19
(b). C
C’

A” 1 1 B”
2 2
A’ B’
1 1
(a)

A B
(b)
Gambar 19

28
 Pandang DA’B’C ’ dan DA”B”C
A’C ’ = A” C ….. dibuat
ÐC ’ = ÐC ….. refleksif
B’C ’ = B” C ….. dibuat
Berdasarkan s-sd-s maka DA’B’C ’ @ DA”B”C, akibatnya, ÐA’=ÐA1”
dan ÐB’=ÐB1”.
 Pandang segiempat ABB”A”
Jumlah besar sudut dalam segiempat ABB”A”
= ÐA + ÐB + ÐB2” + ÐA2”
= ÐA1” + ÐB1” + ÐB2” + ÐA2”
= ÐA1” + ÐA2” + ÐB1” + ÐB2”
= 180° + 180° …. sudut berpelurus
= 360°
Kontradiksi dengan Akibat 1 Teorema 3, pengandaian salah yang benar
A’C’=AC dan B’C’=BC sehingga DABC @ DA’B ’C ’.
Dari kasus (1) dan (2) maka dua segitiga dikatakan kongruen jika sudut-sudut
yang bersesuaian sama. (terbukti)

Dari Teorema 8 terlihat perbedaan antara geometri Euclid dengan geometri


hiperbolik. Dalam geometri hiperbolik tidak ada teori mengenai segitiga-segitiga
sebangun yang didasarkan pada definisi biasa, namun yang ada hanyalah segitiga-
segitiga yang kongruen. Karena jika dua segitiga sebangun maka sudut-sudut
yang bersesuaian sama besar dan oleh karena itu kedua segitiga tersebut pasti
kongruen. Sehingga secara umum, dua segitiga yang sebangun pasti kongruen
dan juga mempuyai ukuran yang sama.

Teori Luas Lobachevsky


Ukuran luas dalam geometri hiperbolik berbeda dengan geometri Euclid yang
menggunakan satuan luas persegi, karena dalam geometri hiperbolik tidak ada
persegi. Untuk perhitungan luas dapat menggunakan metode perhitungan integral

29
dan metode pendekatan tertentu. Untuk penyederhanaan hanya dibatasi pada luas
segitiga saja.
Tanpa memperhatikan definisi luas, berikut akan dijelaskan mengenai sifat-
sifat luas, yaitu:
1. Kepositifan
Setiap segitiga ditentukan secara tunggal oleh bilangan positif yang
dinamakan luasnya.
2. Invariansi terhadap kongruensi
Segitiga-segitiga yang kongruen memiliki luas yang sama.
3. Sifat aditif (penambahan)
Jika segitiga T dibelah menjadi segitiga T1 dan T2 maka luas T adalah jumlah
T1 dan T2.
Akibatnya, setiap pengukuran luas menentukan fungsi bernilai real yang
didefinisikan pada semua segitiga yang memenuhi sifat (1), (2), dan (3). Hal ini
menunjukkan bahwa kita definisikan konsep pengukuran luas atau fungsi luas
pada segitiga yang mempunyai ketiga sifat tersebut terlepas dari proses
pengukurannya.

Definisi 3
Suatu fungsi yang memasangkan setiap segitiga dengan bilangan real tertentu
sedemikian hingga sifat (1), (2), dan (3) terpenuhi disebut fungsi luas atau ukuran
luas (untuk segitiga).
Jika µ adalah fungsi semacam itu dan ABC adalah segitiga, maka µ(ABC)
menyatakan suatu nilai yang dipasangkan oleh µ dengan segitiga ABC, dan
disebut luas atau ukuran segitiga ABC yang ditetapkan oleh µ.
Definisi ini juga berlaku untuk sebarang geometri absolut. Dalam geometri

1
Euclid telah kita kenal rumus luas segitiga, yaitu L.Δ = at yang
2
menghasilkan sebuah fungsi luas dengan memasangkan setiap segitiga dengan

1
bilangan at .
2

30
Selanjutnya, kita amati sifat aditif dari fungsi luas yang dapat dikembangkan
sampai sejumlah suku-suku yang berhingga.
Teorema 9 (Penjumlahan Berhingga)
Misalkan sebuah segitiga dipecah menjadi suatu himpunan segitiga-segitiga yang
tidak saling menutupi D1, D2, … , Dn maka fungsi luas µ nya adalah
µ(D) = µ(D1) + µ(D2) + … + µ(Dn)
Bukti:
C C
1

n
A B A B
(a) (b)
Gambar 20

 Buat DABC seperti pada Gambar 20 (a).


 Buat segitiga di dalam DABC sebanyak n buah.
 Beri nama segitiga-segitiga tsb dengan D1, D2, … , Dn seperti pada Gambar 20
(b).
 Menurut Definisi 3, DABC mempunyai fungsi luas µ(D).
 Menurut Definisi 3, D1, D2, … , Dn mempunyai fungsi luas µ(D1), µ(D2), ...
,µ(Dn).
 Karena DABC = D1 + D2 + … + Dn
Maka µ(D) = µ(D1+ D2 + … + Dn)
µ(D) = µ(D1) + µ(D2) + … + µ(Dn) ... Sifat distributif
Jadi, fungsi luas segitiga µ(D) yang dipecah menjadi himpunan berhingga
segitiga-segitiga yang tidak saling menutupi adalah µ(D) = µ(D1) + µ(D2) + … +
µ(Dn). (terbukti)

Definisi 4
Defect DABC = 180 – (ÐA + ÐB + ÐC)

31
ÐA, ÐB, dan ÐC diambil dari besar derajat dari sudut-sudut yang dimaksud. Jadi,
defect suatu segitiga adalah bilangan real bukan bilangan derajat. Defect suatu
segitiga berlaku seperti pengukuran luas.

Teorema 10
Diberikan sebarang DABC dan titik D diantara titik A dan B maka defect (DABC)
= defect (DACD) + defect (DBCD).
Bukti:
 Karena CD terletak di dalam C maka C
C = ACD + BCD
 Karena ÐADC dan ÐBDC merupakan sudut
berpelurus maka ÐADC + ÐBDC = 180.
 Berdasarkan Definisi 4 maka A D B
Gambar 21
defect (ABC) = 180 - (A+B+C)
= 180 - (A+B+ACD + BCD)
= 180 + 180 - (A+B+ACD + BCD +ADC + BDC)
= 180 - (A+ADC +ACD) + 180 - (B+BCD +BDC)
defect (ABC) = defect (ADC) + defect (BDC)
Jadi, defect (ABC) = defect (ADC) + defect (BDC) (terbukti)

Teorema 11
Defect adalah fungsi luas pada segitiga.
Bukti:
 Misalkan diketahui DABC, berdasarkan Teorema 8 C

dan Definisi 3 DABC memiliki sifat 1 dan 2


sehingga L.DABC = µ (ABC) … (i)
 Untuk menyelidiki sifat 3, maka kita tentukan titik
A D B
D pada AB sedemikian hingga CD memecah DABC Gambar 22
menjadi DACD dan DBCD.

32
 Berdasarkan Teorema 8,
defect (ABC) = defect (ADC) + defect (BDC)
= 180 - (A+ADC +ACD) + 180 - (B+BCD +BDC)
= 180 + 180 - (ADC+BDC) - (A +B+ACD+BCD)
= 180 - (A +B+ACD+BCD)
= 180 - (A +B+C) …. (ii)
Dari (i) dan (ii) dan berdasarkan Definisi 3 maka defect adalah fungsi luas
segitiga. (terbukti)

Teorema 12
Perkalian fungsi luas dengan bilangan positif juga menghasilkan fungsi luas.
Bukti:
 Diketahui fungsi luas µ(D).
 Misalkan ada n sedemikian hingga n adalah bilangan sebarang bilangan
positif.
 n × µ(D) …merupakan perkalian fungsi luas dengan bilangan sebarang n.
 Berdasarkan definisi perkalian: n × µ(D) = µ(D1) + µ(D2) + … + µ(Dn)
 Berdasarkan Teorema 9, yaitu: µ(D*) = µ(D1) + µ(D2) + … + µ(Dn) sehingga
diperoleh: n × µ(D) = µ(D1) + µ(D2) + … + µ(Dn)
n × µ(D) = µ(D*)
Jadi, perkalian fungsi luas dengan bilangan positif juga menghasilkan fungsi luas.

Teorema 13
Sebarang dua fungsi luas adalah proporsional.
Catatan:
Bukti untuk teorema 13 tidak dibahas karena agak sulit dan merupakan bagian
dari mata kuliah Analisis Real.

33
Kesejajaran dan Kesamaan Jarak Suatu Garis
Dalam geometri Euclid, ciri penting dari dua garis yang sejajar adalah jika
jarak kedua garis tersebut sama dimana-mana. Namun, hal itu tidak ada dalam
geometri hiperbolik, sesuai dengan teorema berikut:
Teorema 14
Tidak ada garis sejajar yang jaraknya sama dimana-mana.
Bukti: A B C
l

l’
A’ B’ C’
Gambar 23

 Diketahui garis l // l’ dan titik A, B dan C pada l sedemikian hingga B diantara


A dan C.
 Akan dibuktikan tidak ada 2 garis sejajar yang jaraknya sama dimana-mana
atau tidak ada 3 titik pada l yang jaraknya sama di l.
 Dari titik A, B dan C tarik tegak lurus ke l’ yang masing-masing memotong l’
di A’, B’ dan C’.
 Andaikan AA’ = BB’ = CC’.
 Pandang ΔAA’B’ dan BB’A’.
AA’=BB’ … pengandaian
AA’B’ = BB’A’=90 … definisi garis tegak lurus
A’B’= A’B’ … refleksif
Berdasarkan sisi-sudut-sisi maka AA’B’ BB’A’ akibatnya AB’= A’B.
 Pandang A’AB dan B’BA
A’A=B’B … pengandaian
AB = AB … refleksif
AB’= A’B … akibat AA’B’ BB’A’
Berdasarkan sisi-sisi-sisi maka A’AB  B’BA akibatnya A’AB = B’BA
sehingga sudut-sudut atas (summit) segiempat AA’B’B besar sudutnya sama.
 Dengan cara dan alasan yang sama maka dapat pula diterapkan pada
segiempat CC’B’B yang mengakibatkan C’CB = B’BC.

34
 Karena A’AB = B’BA dan C’CB = B’BC maka:
A’AB+C’CB = B’BA+B’BC
A’AB+C’CB = 180
Jadi, jumlah besar sudut dalam segiempat AA’C’C adalah 360 yang bertentangan
dengan Akibat 1 Teorema 3. Dengan demikian pengandaian salah, yang benar
adalah tidak ada dua garis sejajar yang jaraknya sama dimana-mana. (terbukti)

Sesuai dengan bukti teorema 14, jika dua garis sejajar maka terdapat dua
kemungkinan, yaitu:
1. Ada dua titik pada garis pertama yang jaraknya sama dari garis lain.
2. Tidak ada dua titik pada garis pertama yang jaraknya sama dari garis lain.
Dari pernyataan tersebut maka terdapat dua masalah, antara lain:
1. Hal tersebut terjadi jika dan hanya jika kedua garis tersebut divergen sampai
tak berhingga baik disebelah kiri maupun disebelah kanan garis lurus
persekutuannya.
2. Terjadi jika salah satu garis tersebut merupakan asimtot dari garis yang lain.

Teorema 15
Dalam geometri netral, jika ada sebuah garis dan sebuah titik yang memenuhi
sifat kesejajaran Euclid, maka ada sebuah persegipanjang.

Akibat Teorema 15
Dalam geometri netral, jika ada sebuah garis dan sebuah titik yang memenuhi
sifat kesejajaran Euclid maka setiap segitiga jumlah sudutnya adalah 180°.
Bukti:
 Berdasarkan Teorema 15, yaitu “Jika ada sebuah garis dan satu titik yang
memenuhi sifat kesejajaran Euclid maka ada sebuah persegipanjang.”
(Logika: p ® q)
 Berdasarkan Teorema F.7 (Geometri Netral), yaitu “Jika ada persegi panjang
maka setiap segitiga jumlah sudutnya 180°.” (Logika: q ® r)

35
 Dengan menggunakan prinsip silogisme maka dapat disimpulkan p ® r.
Jadi, ada sebuah garis dan satu titik yang memenuhi sifat kesejajaran Euclid maka
setiap segitiga jumlah sudutnya 180°. (terbukti)

Teorema 16
Dalam geometri netral, jika ada sebuah garis dan sebuah titik yang memenuhi
sifat kesejajaran Lobachevsky maka ada segitiga yang jumlah sudutnya kurang
dari 180°.

Akibat Teorema 16
Dalam geometri netral, jika ada sebuah garis dan sebuah titik yang memenuhi
sifat kesejajaran Lobachevsky maka setiap segitiga jumlah sudutnya kurang dari
180°.
Bukti:
 Berdasarkan Teorema 16, “Dalam geometri netral, jika ada sebuah garis dan
sebuah titik yang memenuhi sifat kesejajaran Lobachevsky, maka ada segitiga
yang jumlah sudutnya kurang dari 180. (Logika: p ® q)
 Berdasarkan Teorema 2 dan Teorema 3, “Jika ada sebuah segitiga yang
jumlah sudutnya kurang dari 180° maka setiap segitiga jumlah sudutnya
kurang dari180°. (Logika: q ® r)
 Dengan menggunakan prinsip silogisme, maka p ® r.
Jadi, jika ada sebuah garis dan sebuah titik yang memenuhi sifat kesejajaran
Lobachevsky maka setiap segitiga jumlah sudutnya kurang dari 180°. (terbukti)

Teorema 17
Dalam geometri netral, jika ada sebuah garis dan sebuah titik yang memenuhi
sifat kesejajaran Euclid maka setiap garis dan setiap titik luarnya tentu memenuhi
sifat kesejajaran Euclid yang berarti geometrinya adalah geometri Euclid.
Bukti:

36
 Andaikan Teorema 17 salah, berarti hanya ada satu garis dan satu titik yang
memenuhi sifat kesejajaran Lobachevsky.
 Menurut Akibat Teorema 16, “Jika ada sebuah garis dan sebuah titik yang
memenuhi kesejajaran Lobachevsky maka setiap segitiga jumlah sudutnya
kurang dari 180°.”
 Tetapi menurut Akibat Teorema 15, “Jika ada sebuah garis dan sebuah titik
yang memenuhi sifat kesejajaran Euclid maka setiap segitiga jumlah sudutnya
180°.”
Terjadi kontradiksi antara akibat teorema 15 dengan akibat teorema 16, sehingga
pengandaian salah. Hal ini berarti teorema 17 terbukti benar.

Akibat 1 Teorema 17
Dalam geometri netral, jika ada sebuah garis dan sebuah titik yang memenuhi
sifat kesejajaran Lobachevsky maka setiap garis dan setiap titik di luarnya tentu
memenuhi sifat kesejajaran Lobachevsky, yang berarti geometrinya adalah
geometri hiperbolik.

Akibat 2 Teorema 17
Setiap geometri netral tentu merupakan geometri Euclid atau geometri hiperbolik.

Akibat 3 Teorema 17
Suatu geometri netral merupakan geometri Euclid atau geometri hiperbolik, yang
berarti jumlah sudut segitiganya adalah sama dengan atau kurang dari 180°.

Akibat 4 Teorema 17
Suatu geometri netral yang memuat persegi panjang, tentu merupakan geometri
Euclid.

37
Tabel Perbandingan antara Geometri Euclid dengan Geometri Hiperbolik
Dilihat dari Geometri Euclid Geometri Hiperbolik
Dua garis yang berbeda
Paling banyak satu titik. Paling banyak satu titik
akan berpotongan pada
Diberikan garis l dan titik Satu dan hanya satu garis Sekurang-kurangnya dua
P di luar l maka ada melalui P yang sejajar garis melalui P yang
dengan l. sejajar dengan l.
Sebuah garis Dibagi menjadi dua Dibagi menjadi dua
bagian oleh sebuah titik. bagian oleh sebuah titik.
Garis sejajar Jaraknya sama dimana- Jaraknya tidak pernah
mana. sama dimana-mana.
Jika sebuah garis
Harus memotong yang Boleh ya, boleh tidak
memotong satu dari dua
lain memotong yang lain.
garis sejajar, maka
Hipotesis Saccheri yang
Sudut siku-siku Sudut lancip
valid adalah
Dua garis yang berbeda
dan tegak lurus pada Sejajar Sejajar
garis yang sama
Jumlah sudut suatu
= 180 <180
segitiga adalah
Persegi panjang Ada Tidak ada
Luas suatu segitiga Tidak bergantung pada Proporsional terhadap
jumlah sudut defect
Dua segitiga dengan
sudut-sudut yang Sebangun Kongruen
bersesuaian sama adalah

38
D. Aplikasi Geometri Hiperbolik
Aplikasi geometri hiperbolik dapat
dijumpai pada penggunaan server di rental
seperti pada gambar di samping. Dari gambar
tersebut terlihat bahwa satu server dapat
melayani beberapa pelanggan rental dengan
adanya sebuah jaringan.
Aplikasi geometri hiperbolik yang kedua adalah dapat digunakan untuk
mengatur desain grafis yang mewakili
sejumlah besar informasi, seperti yang terlihat
pada gambar di bawah. Akar pohon yang
ditampilkan ditempatkan di pusat disk
Poincare. Node dan daun pohon tersebut
merupakan link ke halaman web, alamat
URL, atau database.
Aplikasi ketiga adalah pada teorema yang menyebutkan tentang perhitungan
defect dapat diaplikasikan pada sebuah bangunan yang berfungsi untuk
menetapkan ubin yang tepat, sehingga tidak terdapat kesenjangan antara ubin satu
dengan yang lain yang biasa disebut dengan tessellation hiperbolik, tessellation
hiperbolik meliputi ruang hiperbolik oleh ubin.

39
“Pernahkah anda mengunjungi Istana cermin di tempat-tempat wisata misal
di Jatim Park?” Dengan cermin kualitas baik,
para pengunjung tempat-tempat wisata tersebut
akan mengalami ilusi bahwa mereka menemukan
diri mereka tersebar pada suatu bidang besar tak
berhingga, dan mereka tidak dapat melihat tepi
dari disk tersebut. Sehingga mereka seakan- akan
tidak ada jalan untuk keluar dari tempat tersebut.

40
DAFTAR PUSTAKA

Budiarto, Mega Teguh dan Masriyah. Sistem Geometri. 2007. Surabaya: Unesa
University Press.

http://education.uncc.edu/droyster/courses/.../Chapter04.pdf-AmerikaSerikat.
Chapter 4 Introduction to Hyperbolic Geometry. Diakses tanggal 8 Oktober
2010.

Kristiana. 2010. Kajian Geometri Hiperbolik.


http://studentresearch.umm.ac.id/index.php/dept_of.../7801. Diakses tanggal
15 Oktober 2010.

Milnor, John. 1982. Hyperbolic Geometry. The first 150 years.


http://projeteuclid.org.

O’connor, JJ dan E.F. Robertson. http://www-history.mcs.st-


and.ac.uk/history/biographies/gauss.html. Diakses tanggal 25 Oktober 2010

Prenowitz, Walter dan Meyer Jordan. 1961. Basic Concepts of Geometry. London:
Blasdel Publishing Company.

Sukarjono. Sejarah dan Hakekat Matematika.


http://www.matabumi.com/data/carl-friedrich-gauss-%281777%E2%80%93-
1855%29. Diakses tanggal 25 Oktober 2010

The Poincare Disk Model. 4.1 in Hyperbolic Geometry. Newyork:springer-


verlag,pp.95-104,1999.escher,M.C.CirclelimitIV (Heaven and Hell),
mathworld.wolfram.com/PoincareHyperbolicDisk.html. diakses tanggal 25
Oktober 2010

Wikipedia, http://en.wikipedia.org/wiki/Beltrami. Diakses tanggal 2 November


2010

Wikipedia, http://en.wikipedia.org/wiki/Bolyai. Diakses tanggal 2 November


2010

Wikipedia, http://en.wikipedia.org/wiki/Felix Klein. Diakses tanggal 2 November


2010

Wikipedia, http://en.wikipedia.org/wiki/Gauss. Diakses tanggal 2 November 2010

Wikipedia, http://en.wikipedia.org/wiki/Lambert. Diakses tanggal 2 November


2010

41
Wikipedia, http://en.wikipedia.org/wiki/Lovbachevsky. Diakses tanggal 2
November 2010

Wikipedia, http://en.wikipedia.org/wiki/Poincare_disk_model-cached. Diakses


tanggal 2 November 2010

Wikipedia, http://en.wikipedia.org/wiki/Poincare. Diakses tanggal 2 November


2010

Wikipedia, http://en.wikipedia.org/wiki/Saccheri. Diakses tanggal 2 November


2010

Wong Yan Loi. 2009. MA2219 An Introduction to Geometry. Chapter 11 Basic


Results of Hyperbolic Geometry. www.math.nus.edus.sg/. Diakses tanggal
8 Oktober 2010.

42

Anda mungkin juga menyukai