Anda di halaman 1dari 47

Rangkaian listrik

Paralel & Seri


Read Me
• Build the test circuit.
• Build the series Switch 1 Switch 2
circuit
i it & fill outt the
th
table.
• Build the Parallel
circuit & fill out the
table. Lamp 1 Lamp 2

Lamp 1

Switch 2

Switc Switc Lamp Lamp Switc Switc Lamp Lamp


h1 h2 1 2 h1 h2 1 2
Switch 1 Off Off Off Off

Lamp 2 On Off On Off


Off On Off On
On On On On

Energy 1
Switch 1 Switch 2

Lamp 1 Lamp 2

Energy 2
Listrik filament

Electricity
Model aliran listrik
D.C. Direct Current

Model aliran listrik


A.C. Alternating Current

Energy 3
Aliran listrik: adalah aliran elektron di
dalam material logam

Atom menyerap energi

Energy 4
Atom memancarkan energi

Magic is technology that is


not understood.

Energy 5
A television is an Electron Gun

Energy 6
Pembuatan medan listrik
Dengan listrik DC

+ -

+ -
9V

Pembuatan medan listrik


Dengan listrik DC
e- 1
e- 1
e- 1
e- 1
+ -
e- 1
e- 1

e- 1

e- 1

+ -
9V

Energy 7
Listrik Statik

Listrik Static
ketika material
kelebihan atau
kekurangan
electrons.

Energy 8
Listrik statik

9/13/2020 17

Kapasitor mampu menahan


muatan listrik diantara dua
plat atau cel

Energy 9
Material konduktor termal
/listrik
Adalah material yang dapat
mengalirkan
e ga a dengan
de ga mudahuda
energi panas/listrik
Logam
Air

Semi-konduktor

Energy 10
Insulator
Tidak dapat mengalirkan
dengan mudah energi
panas/litrik

Energi Listrik – dapat berasal dari


potensi air terjun (konversi energi)
d energii li
dan listrik
ik d
dapat mengalir
li
akibat perbedaan potensial (tegangan)

Energy 11
Energi Listrik- merupakan
gaya yang menggerakan
elektron

Energi Listrik

Voltage
Current
Resistance
Thermocouple
(copper & nickel or
copper & iron)

Energy 12
SIRKUIT LISTRIK

Seri Paralel

Circuit Board

Energy 13
Integrated circuit

Energy 14
Syahbardia file/13092020 11-1

II
LISTRIK
Pada bab ini akan dijelaskan arti fisik dari listrik sebagai daya dan listrik sebagai energi,
mulai dari bagian terkecil dari zat di alam. Adanya listrik menyebabkan zat yang ada di alam
akan mengikuti hukum-hukum alam.

2.1.Atom
Suatu benda bila dibagi sampai bagian yang terkecil tampa meninggalkan sifat aslinya,
disebut juga molekul. Bagian terkecil dari molekul dinamakan atom. Semua atom terdiri dari inti
yang dikelilingi oleh partikel-partikel yang sangat kecil, yang biasa disebut elektron. Elektron-
elektron ini berputar mengelilingi inti dengan orbit yang berbeda-beda. Inti terdiri dari proton
dan neutron dan memiliki jumlah yang sama (kecuali atom hidrogen yang kekurangan jumlah
neutron). Proton dan elektron mempunyai muatan listrik (electrical charge) yang sama. Muatan
listrik pada proton nilainya positif (+) sedangkan pada elektron nilainya negatif (-).

Elektron Elektron

Nucleus
Nucleus
(29 Proton
(1 Proton)
+ 29 Neutron)

Orbit Orbit

HIDROGEN TEMBAGA

Gambar 2-1: Atom hidrogen dan logam tembaga

Sedangkan neutron tidak bermuatan (netral). Dikarenakan jumlah muatan muatan listrik
positif pada proton dalam suatu atom adalah sama dengan jumlah muatan listrik negatif elektron,
maka atom akan bermuatan netral.
Sesuai dengan hukum alam dari atom, dimana akan terjadi gaya tarik menarik antara
elektron dan inti (jumlah elektron dan proton sama) maka elektron akan tetap berada dalam
orbitnya masing-masing.
Syahbardia file/13092020 11-2

2.2.Elektron bebas
Elektron-elektron yang orbitnya paling jauh dari inti disebut elektron valensi. Karena
elektron yang mempunyai orbit yang paling jauh dari inti gaya tariknya lemah, maka elektron ini
mempunyai gaya keluar dari orbitnya dan berpindah ke atom yang lain. Dengan memberikan
perbedaan potensial yang sangat kecil saja antara atom atom, menyebabkan elektron terluar

Gambar 2-2: Model atom dimana elektron terluar berpindah ke atom yang lain yang berdekatan

berpindah dengan mudah. Elektron terluar berpindah berarti muatan listrik yang berpindah. Teori
inilah yang mendasari, mengapa material yang ikatan antar atomnya merupakan ikatan logam
dapat menghantarkan listrik (konduktor listrik).
Kalau dilihat lebih jauh, sekarang ini tidak hanya logam yang dapat sebagai penghantar
listrik, tetapi polimer dan keramik dapat juga digunakan sebagai konduktor listrik. Hal ini dapat
diketahui dengan berkembangnya superkonduktor. Material superkonduktor tidak terbuat dari
logam tetapi dari campuran keramik. Semikonduktor dari oksida dengan memanipulasi partikel
lain kedalam bahan ini, dapat mengatur laju aliran elektron sesuai dengan kebutuhan.
Berdasarkan fisika kuantum, bahwa elektron-elektron di sekeliling inti memiliki tingkat-
tingkat energi yang disebut orbital. Tingkat-tingkat energi ini bukan merupakan garis lintasan
elektron secara fisik, tetapi merupakan suatu daerah membentuk awan elektron. Oleh karena itu
eletron valensi membentuk tingkat energi dengan harga dalam range tertentu yang disebut pita
valensi (valence band). Sedangkan tingkat energi yang berperan dalam mengantarkan listrik
disebut juga pita konduksi (conduction band). Kedua pita ini berada pada tingkat energi yang
Syahbardia file/13092020 11-3

tertinggi terhadap inti (orbital terluar). Setiap pita-pita tingkat energi ini dipisahkan oleh celah
energi (gap energy) Apabila elektron bebas berada pada pita konduksi, maka material tersebut
baru dapat menghantarkan arus listrik.

Gambar 2-3: Tingkat-tingkat energi elektron terluar material konduktor, semikonduktor dan isulator

Dengan melihat gambar 2-3, dapat diketahui bahwa material konduktor, pita valensi dan
pita konduksi berhimpit artinya Eg sama dengan nol. Dengan demikian beda tegangan yang
sangat kecil saja dapat mengalirkan arus. Sedangkan semikonduktor pita valensi dan pita
konduksi dipisahkan oleh celah energi. Untuk merubah supaya material bersifat konduktor,
elektron-elektron pada pita valensi harus berada di pita konduksi. Berarti dibutuhkan beda
tegangan yang cukup besar untuk melintasi celah energi bagi setiap elektron-elektron bebas (
contoh material Silikon Eg= 1,1 eV). Sedangkan material isulator celah energi ini > 5 eV. Supaya
material bersifat konduktor berarti berpindahnya elektron bebas berpindah dari pita valensi ke
pita konduksi . Hal ini dibutuhkan beda tegangan yang sangat tinggi sekali.
Material yang berfungsi sebagai isulator listrik harus dapat menahan arus listrik dengan
beda tegangan tertentu. Karena material isulator, jika beda tegangannya sangat besar dapat juga
menghantarkan listrik, seperti halilintar

1.3.Klasifikasi listrik
Ada dua jenis listrik yaitu: listrik statis dan listrik dinamis. Listrik dinamis dibagi lagi
menjadi dua, yaitu listrik arus searah (DC) dan listrik arus bolak balik (AC).
Syahbardia file/13092020 11-4

Listrik statis
(static electricity)

KELISTRIKAN Arus searah (DC)

Listrik Dinamis
(dynamic electricity)

Arus bolak-balik (AC)


Gambar 2-4: Klasifikasi kelistrikan

Listrik statis, yaitu listrik yang diam atau tersimpan dalam bentuk muatan listrik. Misalnya pada
kapasitor, dapat menyimpan muatan dalam zat dielektriknya. Penyimpanan muatan ini secara
fisika bukan kimia.
Bila sebatang plastik atau kaca digosokan dengan kain sutera , kedua permukaan batang dan
sutera menjadi bermuatan listrik. Satu bermuatan positif dan satu lagi bermuatan negatif. Tampa
menyentuh kedua benda tersebut dan menghubungkan dengan batang, muatan listrik akan tetap
berada pada permukaan batang dan sutera. Karena tidak terjadi gerakan muatan maka tipe
kelistrikan ini disebut listrik statis.
Dalam ilmu fisika listrik statis adalah suatu keadaan dimana elektron bebas sudah
berpisah dari atomnya masing-masing, akan tetapi tidak bergerak dan hanya berkumpul di atas
permukaan benda tersebut.
Listrik dinamis, yaitu listrik yang mengalir. Adalah suatu keadaan terjadinya elektron-elektron
bebas dimana elektron-elektron ini berasal dari elektron-elektron yang sudah berpisah dari
atomnya masing-masing dan bergerak melalui suatu benda yang sifatnya menghantarkan listrik
(konduktor). Arah aliran listrik berlawanan dengan arah aliran elektron . Listrik mengalir dari
tempat berpotensial tinggi ke tempat berpotensial rendah ( beda potensial atau beda tegangan).
Besarnya arus listrik yang mengalir melalui konduktor adalah sama dengan jumlah elektron
bebas yang melewati penampang konduktor persatuan waktu. Arus listrik merupakan salah satu
besaran utama dalam kelistrikan. Besaran utama yang lain adalah potensial listrik atau tegangan.
Beda tegangan ini yang menyebabkan adanya arus listrik.
Listrik dinamis dimana besar dan arah arus/tegangan tetap, dinamakan listrik DC
(direct current) sedangkan listrik , dengan besar dan arah arus/tegangan bervariasi secara priodik
terhadap waktu disebut juga listrik AC (alternating current).
Apabila digambarkan besar/arah arus listrik fungsi waktu dapat dilihat pada gambar 2-5
Syahbardia file/13092020 11-5

ARUS
waktu

ARUS
waktu

ARUS
waktu

ARUS
waktu

Gambar 2-5: Besar /arah arus listrik DC terhadap waktu

ARUS
waktu

ARUS

waktu
ARUS

waktu
ARUS

waktu
ARUS

waktu

Gambar 2-6: Besar / arah arus listrik AC terhadap waktu

2.4.Sumber-sumber listrik dan penggunaanya


Sumber listrik atau sering juga disebut pembangkit listrik pada dasarnya adalah suatu alat
listrik yang dapat menyediakan energi listrik dalam skala yang besar dan umumnya listrik yang
dihasilkan jenis AC. Secara terperinci sumber listrik AC berasal dari generator AC, dan sumber
listrik DC berasal dari generator DC, battery, termokople, photo voltage dan kristal atau piezo
electric. Listrik AC dapat diubah menjadi listrik DC dan sebaliknya, dengan menggunakan alat
yang dinamakan konverter.
Arus listrik ditinjau dari besanya arus dapat dibagi menjadi dua yaitu: Arus listrik lemah
dan arus listrik kuat. Arus listrik lemah kebanyakkan digunakan untuk telekomonikasi dan
kontrol, sedangkan arus kuat digunakan sebagai sumber energi atau tenaga.
Syahbardia file/13092020 11-6

Semua jenis-jenis listrik ini sudah banyak dimanfaatkan, terutama sekali sebagai energi
yang terbarukan. Sebagai contoh adalah berdirinya pusat-pusat pembangkit listrik guna
memenuhi kebutuhan energi listrik, mulai dari kebutuhan untuk rumah tangga, kebutuhan umum
dan di sektor industri. Kelebihan energi listrik dibandingkan jenis energi yang lain adalah
kemudahan dalam penggunaan, merupakan energi yang serba guna , mudah dalam transportasi
dan efisiensinya cukup tinggi.
Listrik statis pemakaiannya terbatas, salah satu contohnya adalah sebagai media
penyimpanan listrik secara fisika, pada komponen elektronika kapasitor. Contoh yang lain
adalah untuk penyaring atau filter gas/udara (electric static filter) pada industri semen dan kertas
Syahbardia file/13092020 11-7

II
BESARAN DAN ALAT UKUR LISTRIK
2.1.Besaran-Besaran Listrik Arus Kuat
Secara umum parameter listrik daya atau listrik arus kuat adalah : Arus, tegangan, tahanan
listrik, energi listrik, daya , frekuensi, faktor daya, impedansi, fasa, dll

2.1.1.Tegangan/arus AC
Tegangan / arus fungsi waktu terbentuk gelombang sinusoidal, jelasnya seperti gambar dibawah
ini :
Tegangan

+Vm

(+) (+) (+)


t
0  2 3

(-) (-)
-Vm

+i m
Arus

(+) (+) (+)


t
0  2 3

(-) (-)
-im

Gambar 2-1: Kurva tegangan/arus fungsi waktu

Persamaan Matematik

V (t )  Vm Sin (t   )............................................(2  1)

i(t )  im Sin (t   )..............................................(2  2)


Syahbardia file/13092020 11-8

Sudut t merupakan sudut fasa dengan komponen  = 2 f merupakan kecepatan sudut atau
frekuensi sudut,sedangkan t waktu. sudut  disebut tetapan fasa, yaitu sudut fasa pada saat t
= 0. Tetapan fasa ini memberi arus/tegangan pada saat t = 0.
Karena arus/tegangan listrik AC berubah-ubah terhadap waktu maka dalam menyatakan arus
dan tegangan AC ada beberapa jenis yaitu :
1. Arus/Tegangan sesaat (I(t),V(t)) yaitu arus/tegangan pada suatu saat yang dapat
dihitung dari persamaan 2-1 dan 2-2
Contoh : Tegangan 1 phasa dari jala-jala PLN: 220 V, frekuensi 50 Hz

V2
V
V1 V3 V4

t

T=1/50 s
Gambar 2-2: Kurva tegangan sesaat

Dengan melihat gambar 2-2:Besarnya tegangan sesaat pada V(t=0) atau V1= 0 V;
V(t=1/200 s) atau V2= +311 V; V(t=1/100 s) atau V3= 0 V; V(t=3/200 s) atau V4= -311
V.
2. Arus/Tegangan amplitude (Im, Vm) yaitu harga maksimum tegangan

Vm  Vmaksimum ..........................................................(2  3)

Contoh :
Dari contoh sebelumnya, gambar 2-2 Vm = V2= + 311 Volt

3. Tegangan puncak ke puncak (Peak to Peak)


Simbolnya Vpp adalah beda antara tegangan minimum dan maksimum.

VPP  2Vm ...................................................................(2  4)

Dari gambar 1-2 besarnya Vpp = 2x311 = 622 Volt


Syahbardia file/13092020 11-9

4. Arus/Tegangan rata-rata
Ada 2 jenis tegangan rata-rata yaitu tegangan rata-rata biasa dan tegangan rata-rata RMS.
Tegangan rata-rata biasa adalah luas kurva tegangan positif dibagi dengan setengah
perioda. Harga rata-rata ini mempunyai harga sama dengan rata-rata dari fungsi V(t) =

I,V

t
T
Gambar 2-3: Luas dibawah kurva gelombang sinus yang telah dipositifkan

Vm sin t untuk selang waktu antara 0 dan T/2. Harga rata-rata V yang diambil dengan
defenisi khusus, diturunkan sebagai berikut:

 Vm sin t dt 
T /2

V  0
............................................(2  5)
T
2
2V d (t ) 2Vm T /2

 m Vm sin t d   sin t d (t )


T  T 0

akan tetapi T = /f = 2f/f = 2 sehingga :

Vav 
2Vm
  cos t 
T /2

2 0

  cos   cos 
2Vm
atau 
2

2 Vm
Vrata  ............................................................(2  6)

Arus/Tegangan rata-rata RMS. Tegangan rata-rata untuk gelombang sinus dalam
selang waktu sebesar satu perioda adalah nol. Ini terjadi karena fungsi sinus mempunyai
harga positif dan negatif yang sama besar. Untuk menghindari hal ini sering sekali
Syahbardia file/13092020 11-10

dipergunakan cara perhitungan harga rata-rata sebagai berikut. Tegangan V(t)


dikwadratkan dahulu, dihitung harga rata-rata dari {V(t)}2 untuk selang waktu t = T,
kemudian harga rata-rata dari kwadrat V(t) ini diakarkan. Hasilnya adalah harga
tegangan RMS. Jadi:

Vrms  V (t )
2
 2
 
1T 2
 V (t ) dt ..............................(2  7)
T 0
Untuk tegangan sinusoida V(t) = Vm sin (t + ); harga ini tidak tergantung pada ,
hingga dapat dipilih  = /2 dan selang waktu dipilih dari t = 0 sampai t = T. Jadi
1T 2
Vrms2   Vm sin t dt
2

T0
Solusinya adalah:

Vm
Vrms  ..............................................................(2  8)
2
Vm
V Vrms Vav

Gambar 2-4: Tegangan maksimum, tegangan rata-rata dan tegangan rms pada kurva tegangan
fungsi waktu

2.1.2.Parameter gelombang
Karena listrik AC berkelakuan sebagai gelombang sinusoidal, maka parameter gelombang yang
berhubungan dengan analisis listrik :
 Frekuensi (f)
 Siklus (s)
 Perioda (T)
 Amplitudo (A)
 Fasa (Phasa)
Syahbardia file/13092020 11-11

 Satu siklus gelombang sinus sama dengan satu puncak dan satu lembah (besar sudut
lintasannya 3600 atau 2 rad)

V,i

2
 t

(a)

V,i

2 4 6
 3 5 t

(b)
Gambar 2-5: Gelombang tegangan dan arus, (a) 1siklus (3600), (b) 3siklus (10800)

 Perioda (T) : Waktu yang dibutuhkan gelombang untuk menempuh 1 siklus. Umumnya
satuan perioda memiliki satuan dalam detik (dt) atau sekon (s). Sebagai contoh listrik yang
diproduksi oleh PLN memiliki frekuensi 50 Hz, maka besarnya perioda T=1/f = 1/50 sekon.
Gelombang audio dengan frekuensi 100 kHz, merupakan waktu yang dibutuhkan untuk
menghasilkan satu gelombang (memiliki satu puncak dan satu lembah )atau perioda dengan
besarnya seperseratus ribu detik.

V,i

t
0 90° 120° 240°

Gambar 2-6: Reprentasi perioda pada gelombang

 Frekuensi (f) : Banyaknya siklus dalam satu satuan waktu (1/T). Jelaslah bahwa satuan
frekuensi adalah seperdetik atau siklus per detik (cycles per second atau cps). Frekwensi
Syahbardia file/13092020 11-12

sebesar 1 cps sering disebut 1 Hertz, atau disingkat 1 Hz. Untuk menyatakan harga frekwensi
sering digunakan besaran kilo Hz = Khz = 103. Mega Hz = MHz = 106 Hz, dan Giga Hz =
9
10 Hz. Yang umum listrik tenaga atau listrik arus kuat memiliki frekuensi :50 Hz, 60 Hz
dan 400 Hz (pesawat terbang). Tungku induksi, frekuensi listrik tenaga dapat divariasikan,
supaya daya listrik dapat diubah menjadi panas sesuai dengan kebutuhan.

t

1 detik
Gambar 2-7: Bentuk gelombang tegangan dengan frekuensi 12 Hz

 Fasa (Phasa) : Jumlah fungsi gelombang (arus & tegangan) yang berbeda dari sumber yang
sama

Contoh :
Generator 1 phasa merupakan sumber listrik 1 phasa : memiliki 1 fungsi arus dan tegangan

V VR

R
G t
1 ph
N

Gambar 2-8: Generator 1 phasa

Sumber listrik 3 phasa : Memiliki 3 fungsi arus dan tegangan yang berbeda. Sumber
listriknya adalah generator 3 phasa

VR VS VT
V
R
G S
T   t
3 ph
N

Gambar 2-9: Generator 3 phasa


Syahbardia file/13092020 11-13

Sumber listrik PLN, menghasilkan listrik 3 phasa frekuensi 50Hz tegangan 380 Volt dan
beda fasanya 1200
Contoh soal 2-1 :
Tegangan jaringan PLN terukur 110 Volt maka tegangan maksimumnya ?
Jawab :
Vm = 110 2V  154 V
2Vm
Vrata-rata =  100 V

Contoh soal 2-2:


Listrik AC dengan f = 50 Hz arus maksimum = 100 A. hitunglah :
1
a.Arus sesaat s setelah melewati arus nol dan seterusnya arus berkurang.
600
b.Setelah berapa sekon dari nol dan arus bertambah dan arus menjadi 86,6 A

Jawab :

1/100 s
i
100 A
Arus

86,6 A

t
O Z C A B
60°
1/600 s
210°

1/50 s
Gambar 2-10: Kurva tegangan sesaat dengan arus maksimum 100 A

2 2
i (t)= Im Sin t = Im sin . t = Im. Sin 2 f. t 
T T
= 100 Sin 2  50 t = 100 Sin 100  t
Syahbardia file/13092020 11-14

1
a. s Setelah melewati arus nol dan seterusnya arus berkurang, berarti 1/600 s
600
mulainya dari titik A
1 1
Dari O – A = s , A – B=
100 600
1 1 7
Maka waktunya : + = s
100 600 600
7
i = 100 Sin 100 x 180 x = 100 Sin 2100 = - 50 A
600

b. Waktu yang ditempuh agar arusnya mencapai 86,8 A , maka sama dengan waktu dari
O-Z
I = Im Sin t
86,6 = 100 Sin 100 x 180 t
Sin 18.000 t = 0,866
18.000 t = Sin-1 (0,866) = 600
60 1
t=  s
18000 300

2.1.3.Pengambaran arus/tegangan dengan menggunakan diagram fasor


Diagram arus/tegangan fungsi waktu merupakan kurva berbentuk gelombang sinusoidal
pada koordinat kartesian. Jika menampilkan beberapa besaran arus dan tegangan dalam satu
sumbu koordinat, maka akan membingungkan. Untuk memudahkan analisis diagram
arus/tegangan fungsi waktu dapat digambarkan dalam bentuk diagram fasor. Karena arus dan
tegangan merupakan besaran vektor.
Dimisalkan suatu gelombang sinusoidal dengan persamaan:

a  Am sin  ..................................................................(2  9)
dimana: a - Amplitudo ( arus atau tegangan)
Am - Amplitudo maksimum
 - Sudut fasa
- t
 - Kecepatan sudut (rad/s)
- 2.f
t - Waktu
Syahbardia file/13092020 11-15

f - Frekuensi (Hz)

a 90°
c 120°
b d 60°
d

Am
a a e 150° 30°
210° 270° 330°
180° 240° 300° 360°t 180° 0 Am A
0 30°60° 90°120°150°
f j 210° 330°
g i 240° 300°
h 270°
(a) (b)

Gambar 2-11: Penggambaran diagram fasor dari gelombang sinusoidal

Persamaan 2-9, jika digambarkan diagram gelombang sinusoidal, seperti gambar 2-11a. Karena
A merupakan besaran vektor. Diagram sinus fungsi waktu bisa disederhanakan menjadi diagram
fasor seperti gambar 2-11b. Vektor Am besar dan arahnya diwakili dengan panjang anak panah
dan sudutnya terhadap sumbu horisontal (t). Pada t=0 di diagram fasor vektor Am pada
posisi horisontal; t=1/2  vektor Am posisi vertikal keatas dan pada saat t= 1  posisi vektor
Am horisontal, dan seterusnya. Untuk menempuh satu gelombang, vektor Am berputar dengan
arah yang berlawanan sebanyak satu kali. Umumnya vektor yang digambarkan dalam diagram
fasor hanya saat vektor pada waktu t = 0 saja, karena untuk waktu seterusnya, kondisi vektor
berulang secara priodik. Kemudian dalam satu sumbu koordinat dari diagram fasor , dapat
digambarkan lebih dari satu vektor, dengan syarat memiliki frekuensi yang sama.
Jika gelombang sinus pada t = 0, memiliki aplitudo a  0, diagram gelombangnya seperti
persamaan sinusoidal yang baru menjadi :

a  Am sin(t   ).....................................................(2  10)

dimana:
 - Konstanta sudut fasa

dari persamaan 1-10 dapat diketahui bahwa anak panah a yang ada pada diagram fasor memiliki
sudut sebesar  terhadap sumbu horisontal, koodinat kartesian. Jika konstanta sudut fasa 90o
maka anak panah a tegak lurus terhadap sumbu horisontal. Dalam penggabaran vektor dalam
diagram fasor, umumnya hanya pada saat t = 0 saja. Karena setelah satu siklus, sudut vektor ini
akan berulang secara periodik.
Syahbardia file/13092020 11-16


a

r A
t=0
t
0 0


Gambar 2-12: Gelombang sinusoida dengan amplitudo tidak sama dengan nol pada t=0

Jika ada dua gelobang sinusoida memiliki sudut fasa yang sama, tetapi besar
amplitudonya berbeda, dengan persamaan sebagai berikut:

a1  A1m sin t ..........................................................(2  11)


a 2  A2 m sin t .........................................................(2  12)

90° a
120° 60°
a2
150° 30° a1
210° 270° 330°
180°
0 A2m A 180° 240° 300° 360°t
A1m 0 30°60° 90°120°150°
210° 330°
240° 300°
270°
Gambar 2-13: Diagram fasor dan diagram amplitudo fungsi waktu dua sumber gelombang yang
memilikisudut fasa sama,dan besar vektor tidak sama.

Gambar 2-14 memperlihatkan dua gelombang sinusoidal yang memiliki sudut dan besar vektor
yang berbeda. Jika dituliskan persamaannya:

a1  A1m sin t .........................................................(2  13)


a 2  A2 m sin(t   ) .................................................(2  14)
Kedua gelombang ini memiliki perbedaan sudut fasa sebesar  .
Syahbardia file/13092020 11-17

90° a
120° 60° a1
150° 30° a2
210° 270° 330°
180°
0 A1m A 180° 240° 300° 360°t
0 30°60° 90°120°150°
A2m
210° 330°
240° 300°
270°

Gambar 2-14 :Diagram fasor dan diagram amplitudo fungsi waktu dua sumber gelombang yang
memiliki sudut fasa dan besar vektor tidak sama.

Jika dilihat dari diagram fasornya maka kedua vektor berputar pada sumbu koordinat dengan
kecepatan sudut sebesar  dan vektor a1 mendahului (leading) a2 atau a2 terlambat (lagging)
terhadap vektor a1.
Dua atau lebih gelombang sinusoidal yang memiliki frekuensi yang sama dapat
dijumlahkan atau dikurangkan (hal ini berlaku juga pada arus dan tegangan)

a a
Am a1 + a 2

a1
A 2m
a2
b
b1

A 2m
2
b2

t


a1 2
a2 
a
1

Gambar 2-15 : Diagram fasor dan diagram sinusoida arus / tegangan yang sefasa
Syahbardia file/13092020 11-18

a1  A1m sin (t  1 )...............................................(2  15)


a2  A2 m sin (t   2 )..............................................(2  16)
kemudian dijumlahkan:

a  a1  a2  A1m sin (t  1 )  A2 m sin (t   2 )

a  Am sin (t   ).................................................(2  17)


Besarnya resultan vektor a:
A  a 2
 b2 

Arah resultan vektor a:


b
tan  
a

PLN memproduksi listrik AC tiga fasa, dimana terminal outputnya ada tiga dengan simbol R,S
dan T .beda sudut fasa yang satu dengan yang lainnya sebesar 120o.
R

V 12
R S T 0°

t
120°

T
0 90° 120° 240°

12

Gambar 2-16: Diagram fasor dan diagram sinusoida tegangan sumber listrik 3 phasa PLN

2.1.4.Tahanan listrik
Energi listrik dibutuhkan untuk kosumsi listrik bagi peralatan-peralatan yang
membutuhkan listrik . Energi listrik yang disuplay ke pemakai berupa aliran energi listrik atau
daya listrik, melalui bahan konduktor atau kabel. Dalam kelistrikan , pengguna atau peralatan-
peralatan yang membutuhkan listrik istilahkan dengan beban listrik. Sewaktu listrik di alirkan
ke beban, beberapa besaran listrik berubah . Untuk listrik DC yang berubah hanya besarnya
tegangan dan arus saja tetapi pada listrik AC yang berubah selain besar tegangan/arus juga
arahnya. Hal ini akan mempengaruhi besarnya energi listrik, daya listrik dan faktor daya.
Seberapa besar daya listrik yang bisa diserap oleh beban, ini ditentukan dari arus/tegangan yang
Syahbardia file/13092020 11-19

dialami beban, dan seberapa besar vektornya sangat ditentukan dari Impedansi (Z) beban. Beban
listrik dapat diklasifikasikan (berdasarkan perubahan arah arus/teg.) dari jenis komponen-
komponen yang ada pada impedansi, yaitu:
1. Beban resistif murni, Arus dan tegangan berhimpit atau memiliki fasa yang sama.
Contohnya :Oven listrik, kompor listrik, lampu pijar dll., besar impedansi:

Z  R  ..........................................................(2  18)


dimana : R- resistansi listrik ()

V i
V
Vm

i
Im

180° 270° 360°t i V


0 90°

Gambar 2-17 : Diagram sinusoida dan diagram fasor arus / tegangan pada beban sesistif

2. Beban kapasitif murni, Arus mendahui tegangan sebesar  atau arus dan tegangan
berbeda fasa sebesar = 90o. Contohnya: Lampu gas (lampu neon), Tabung televisi,
oven mikrowave dll., besar impedansi:

V i
V
Vm

90
i i °
Im

180° 270° 360° t V


0 90°

T
Syahbardia file/13092020 11-20

Gambar 2-18 : Diagram sinusoida dan diagram fasor arus / tegangan pada beban konduktif

10 6
Z  XC   .............................................(2  19)
2fC

dimana: XC -Reaktansi kapasitif ()


f -Frekuensi (Hz)
C -kapasitas kapasitor (F)

3. Beban induktif murni , Arus membelakangi tegangan sebesar  atau arus dan
tegangan berbeda fasa sebesar = 90o. Contohnya : Motor listrik, trafo, spiker dll.,
besar impedansi:

Z  X L  2fL  ................................................(2  20)

dimana: XL -Reaktansi induktif()


f -Frekuensi (Hz)
L -Induktansi diri (H)

VL
i eL
VL
eL iL
VL

90
i °

0 180° 270° 360° t i


90°

eL

Gambar 2-19 : Diagram sinusoida dan diagram fasor arus, tegangan dan induksi GGL pada beban
induktif
Syahbardia file/13092020 11-21

Selain terjadinya hambatan pada tahanan induktif, juga timbul induksi diri yang
menyebabkan terjadinya GGL induksi yang akan mempengaruhi kelakuan beban. Besarnya
sangat tergantung dari perubahan arus per waktu (di/dt)
4. Beban kombinasi, yaitu gabungan beban resistif+kapasitif ,gabungan beban
resistif+induktif , dan beban resistif+kapasitif+induktif, besar impedansi:

Resitif+induktif hubungan seri:

Z  R 2
 X L2 .........................................................(2  21)
V ie V VL= XL I V
i
VL
VR

90° 180° 270° 360° t


0
ii
°
eL
90 VR= R I

eL
T

Gambar 2-20 : Diagram sinusoida dan diagram fasor arus, tegangan pada beban R-L

Sudut beda fasa antara tegangan (V) dan arus (i) dapat diketahui dari persamaan :

 VR  R
  cos    cos  ..........................................(2  22)
1 1

V  Z 

Resitif+Kapasitif hubungan seri:

Z  R 2
 X C2 ........................................................(2  23)

Resitif+induktif + kapasitif hubungan seri:

Z  R 2
 ( X L2  X C2 ) ........................................(2  24)
Syahbardia file/13092020 11-22

Pada umumnya beban yang terjadi sebenarnya merupakan beban kombinasi, jarang sekali
merupakan beban resistip,kapasitip dan induktif murni, kecuali hanya sebatas idealisasi saja.
Besarnya arus atau tegangan dari suatu rangkaian listrik sumber listrik - beban dapat dihitung
dari hukum Ohm:

V
I  .........................................................................(2  25)
Z
dimana: I -Arus (Ampere)
V -Tegangan (volt)
Z -Impedansi (ohm)

2.1.5.Daya listrik
Daya listrik merupakan salah satu besaran listrik untuk menyatakan jumlah aliran
energy listrik / waktu. Secara umum daya listrik satu phasa merupakan perkalian tegangan
dengan arus:

P  V .I ........................................................................(2  26)

dimana: I -Arus (Ampere)


V -Tegangan (volt)
P -Daya listrik (watt, volt.ampere)
Listrik DC:

PDC  V .I ( watt)..........................................................(2  27)


dimana: PDC -Daya rill (watt)

Listrik AC:

PAC  PSEMU  VRMS .I RMS (volt .ampere) ...........................(2  28)

Daya semu memiliki komponen :


- Daya rill:

PRILL  VRMS .I RMS cos  ( watt) ......................................(2  29)

- Daya reaktif
Syahbardia file/13092020 11-23

PREAKTIF  VRMS .I RMS sin  (volt .ampere reaktif ) .........(2  29)


Ketiga daya listrik AC dapat digambarkan dalam bentuk segitiga daya:

DAYA NYATA

DAYA REAKTIF
DA
YA
SE
M
U

Gambar 2-23 : Diagram segitiga daya

Daya semu merupakan daya total yang dikirim dari pusat pembangkit listrik atau
produsen ke konsumen. Daya rill adalah daya yang bisa dimanfatkan oleh konsumen, sedangkan
daya reaktif adalah daya yang tersimpan pada beban reaktif dan tidak bisa dimanfaatkan. Dari
pihak produsen listrik, daya rill yang diproduksi diusahakan harus sama dengan daya semu,
karena tagihan yang harus dibayar oleh konsumen hanya daya rillnya saja, walaupun yang di
kirimkan oleh produsen adalah daya semu.
Perbandingan antara daya rill dan gaya semu disebut faktor daya atau cos . Jika cos 
mendekati satu maka daya rill mendekati atau sama dengan d
Daya semu, artinya pihak konsumen membayar tagihan listrik sama dengan daya yang
dikirimkan oleh produsen. Tetapi faktor daya tidak hanya ditentukan oleh generator produsen
(sebagai pembangkit listrik), ditentukan juga oleh jenis beban listrik yang dimiliki konsumem.
Supaya pihak PLN tidak rugi pihak PLN memberikan aturan jika cos  terlalu rendah
atau lebih kecil dari 0,85 maka pihak konsumen kena denda. Di Indonesia denda ini di terapkan
hanya pada konsumen dengan pemakai listrik yang besar, seperti: industri dan perkantoran . Pada
gardu lokal selalu diwajibkan memiliki peralatan yang dapat menaikan faktor daya, sehingga
faktor daya yang kecil dapat dihindari.
Syahbardia file/13092020 11-24

KWh meter adalah alat ukur yang mencatat pemakaian daya listrik rill per jam.Contoh
: jika dalam satu bulan pemakaian listrik sebesar 200 KWh maka pihak konsumen akan
membayar tagihan listrik dengan komponen pembayaran sebagai berikut:
1. Bea beban (abonemen) tergantung dari kapasitas listrik yang di sepakati oleh PLN
dan konsumen:

Contoh : Kapasitas 450 VA Rp 9.000,00,-

900 VA Rp 18.000,00,-

1.300 VA Rp 42.000,00,-

2.200 VA Rp 80.000,00,-

2. Bea pemakaian listrik ada dua macam yaitu: biaya pemakaian pada jam-jam
normal (LWBP) dan beban puncak (WBP)

Contoh : LWBP a) Rp 600

WBP a) Rp 900

3. Biaya denda akibat cos  terlalu kecil 30 % bea beban

4. Pajak 10%

Contoh soal 1-3:


Industri kecil memproduksi kompor, memiliki sambungan listrik dari PLN dengan kapasitas
2.200 VA. Pemakaian listrik dalam satu bulan, pada jam-jam normal 400 kWh, dan pada jam-jam
beban puncak 51 kWh. Faktor daya terlalu rendah rata-rata 0,65. Berapa tagihan listrik yang
harus dibayarkan ?

Jawab
Maka rekening listrik yang harus dibayar oleh pabrik tersebut untuk bulan itu ialah:
1.Bea beban : =Rp. 80.000,-
2.Bea pemakaian :
LWBP : 400 x 600 =Rp. 240.000,-
WBP : 51 x 900 =Rp. 45.900,-
3.Bea denda : 0,3 x 80.000 =Rp. 24.000,-
4.Pajak : 389.900 x 0,1 =Rp. 38.990,-
____________________
Rp. 429.890,-
Syahbardia file/13092020 11-25

Kekurangan cos  terlalu rendah adalah, jika pemakaian listrik di rumah secara
perhitungan cukup, tetapi secara praktek tidak cukup sehingga MCB (miniature circuit breaker)
pembatasan daya, selalu trip.
Contoh : Penyambungan listrik di suatu rumah memiliki kapasitas 900 VA. Kemudian
karena kualitas beban listrik rendah cos  dari PLN turun menjadi 0,5 artinya listrik yang bisa di
manfaatkan maksimum 450 watt bukan 900 VA. Apabila pemakaian listrik memiliki 450 watt
MCB akan trip.
Sumber listrik AC umumnya dari generator AC atau generator sinkron . Didalam casing
generator terdapat lilitan atau kumparan yang dihubungkan keterminal generator. Sumber listrik
satu phasa memiliki satu kumparan pembangkit listrik. Sedangkan sumber listrik 3 phasa
memiliki tiga kumparan didalam casing. Hubungan kumparan satu dengan yang lain ada dua
macam yaitu: hubungan bintang (Y) dan hubungan delta ().

-V B
A
A VAB
il = i A
VA VAB
V ph
iph
iN = i A + i B + i C Vl VCA
x VBC
z
y N VC N VB
il = i B
30°

120° -VC
iph iph C B
B VBC
il = iC
VCA
C -VA

Gambar 2-24 : Generator 3  dengan hubungan bintang dan diagram fasor tegangan

Untuk hubungan bintang seperti gambar 2-24 berlaku:

I N  I A  I B  I C  0 ...............................................(2  30)

il  iA  iB  iC  i ph
il  i ph .............................................................................(2  31)

VAB  VA  VB
VBC  VB  VC
VCA  VC  VA
Syahbardia file/13092020 11-26

VBC  2VB cos 30 o


 3 VB maka :
Vl  3 V ph ................................................................(2  32)

iA D
A
IA -I CA
CA
V
A
iC

I AB
i AB

V AB
A
-ICA

°
-IBC

120
iBC I l= I A
iB IC I BC
B I CA 30°
V BC i C -I AB I ph= I AB
C IB

(a) (b) (c)

Gambar 2-25 : Generator 3  dengan hubungan delta dan diagram fasor tegangan

Untuk hubungan delta seperti gambar 2-25 (a) berlaku:

Vl  Vph .........................................................................(2  33)


Dengan melihat diagram fasor 2-25 (b) berdasarkan hukum Kirchhoff’s berlaku:

i A  i AB  iCA
i B  i BC  i AB
iC  iCA  i BC
Dengan menggunakan diagram fasor 2-25 (c) dapat dibuat hubungan:
o

iA  2iAB cos 30
 3 iAB maka
il  3 i ph .................................................................(2  34)

Daya listrik 3 
Daya listrik tiga phasa indentik dengan daya listrik satu phasa, bedanya hanya
Dari besarnya konstanta pengali.
Syahbardia file/13092020 11-27

PSEMU  3 I l Vl (volt  ampere) ................................(2  45)

PSEMU  3 I ph Vph (volt  ampere) ...............................(2  46)

dimana sub scrip: l -Arus dan tegangan line


ph -Arus dan tegangan phasa
Daya rill:

PRILL  3 I l Vl cos  ( watt)....................................(2  47)

PRILL  3 I ph Vph cos  (watt)....................................(2  48)

Contoh soal 2-4:


Beban listrik tiga phasa seimbang mempunyai resistansi 6 reaktansi induktif 8 masing-
masing phasa. Tegangan sumber 220 V. Hitunglah daya beban jika beban merupakan hubungan
bintang.

Jawab
Dimisalkan sumber listrik merupakan generator tiga phasa dengan hubungan delta:

GENERATOR

A
R =6
1 ph
X L= 8 
Vl

B
C

Gambar 2-26 : Generator 3  dengan hubungan delta dan beban seimbang hubungan bintang
Vl 220
V ph    127 V
3 3
Syahbardia file/13092020 11-28

Z  R 2  X L2  6 2  82  100  10 

Vph 127
I ph    12,7 A
Z 10
Faktor daya:
R 6
cos   cos     0,6
Z 10
PRILL= Iph.Vph cos = 12,7 X 127 X 0,6 =967,74 watt
Tiga phasa:
PRill = 3 X 967,74 =2903,22 watt =2,9 kW
Atau:
PRill = 3 Vl Il cos  = 3X220X12,7X0,6 = 2,9 kW

Bila beban seimbang maka setiap sumber listrik A,B danC menerima beban yang sama

Contoh soal 2-5:

R =3 R =8
ph-3 ph-1
X L= 5  X L= 4 
V l = 380 V

S R =2
ph-2
T X L= 6 

Gambar 2-27 : Generator 3  dengan hubungan bintang dan beban hubungan delta
Hitunglah daya total.

Jawab
Z1  R 2  X L2  82  42  80  8,9 

V ph 380
I ph1    42,6 A
Z 8,9
Faktor daya:
R 8
cos 1  cos     0,9
Z 8,9
Syahbardia file/13092020 11-29

P1= Iph1.Vph1 cos = 42,6 X 380 X 0,9 = 14.569 watt

Z2  R 2  X L2  22  62  40  6,3 

V ph 380
I ph 2    60,3 A
Z 6,3
Faktor daya:
R 2
cos  2  cos     0,32
Z 6,3
P2= Iph2.Vph2 cos = 60,3 X 380 X 0,32 = 7.332 watt

Z3  R 2  X L2  32  5 2  34  5,8 

V ph 380
I ph 3    65,5 A
Z 5,8
Faktor daya:
R 3
cos 3  cos     0,51
Z 5,8
P3= Iph3.Vph3 cos = 65,5 X 380 X 0,51 = 12.694 watt
Daya total:
P=P1+ P2+ P3= 14.569+7.332+12.694 = 34.600 watt=34,6 kW

Contoh soal 2-6:


Motor 3 phasa 3hp dihubungkan dengan tegangan line 220 V, faktor daya 0,8. Hitunglah arus line
motor.

Jawab
P = 3 hp = 2.238 watt
Vl = 220 V
P = 3 VphIph cos  = 3 Vl Il cos 
2.238 = 3 220 Il 0,8
Il = 7,34 A

2.1.6.Memperbaiki Faktor Daya


Pada pembangkit listrik, seperti pembangkit listrik pada PLN, listrik yang dikirim ke
konsumen selalu telah dibuat tinggi faktor dayanya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menga-
Syahbardia file/13092020 11-30

tur eksitasi generator sebagai sumber listrik. Tetapi faktor daya sangat ditentukan oleh jenis
beban (resistif, kapasitif, induktif atau kombinasi), maka faktor daya bisa berubah tergantung
dengan beban. Secara umum faktor daya dapat diperbaiki dengan cara, menambah alat pengubah
faktor daya yaitu:
a. Kondensator sinkron
b. Kapasitor shunt
c. Reaktor shunt
Nama alat Kondensator Kapasitor shunt Reaktor shunt
Yang Sinkron
Dibandingkan
Hilang Daya Banyak (1,5-2,5 %) Sedikit kurang dari 0,3 %) Sedikit (kurang dari 0,6 %)
Harga Mahal (1,5-2,5 kali Murah Murah
Kemampuan Menyerap Untuk phasa mendahului Hanya untuk phasa Hanya untuk fasa
Daya Reaktif dan Membelakangi Mendahului Membelakangi
Regulasi Kontinu
Kemampuan Mempertahan Besar Lebih Kecil dari Lebih Kecil dari
kan Tegangan Waktu Kondensator Sinkron Kondensator Sinkron
Hubung-singkat
Pengaruh Terhadap Buruk Baik baik
Stabilitas Sistem
Sumber Tegangan untuk Dapat Tidak dapat Tidak Dapat
Pengujian Saluran
Pemeliharaan Sukar karena Mesin Mudah Mudah
Putar
Gambar 2-28 : Tabel kelebihan/kekurangan beberapa alat pengubah fasa

SC : Kapasitor Statis
CB : Pemutus Beban
CB SC DC
DC SC DC : Kumparan Pelepas
SR SR : Reaktor Seri

Gambar 2-29: Statis capacitor bank (22 kV, 3-fasa, 60 hz, 10 MVA
Syahbardia file/13092020 11-31

Dari ketiga jenis ini yang paling efisien dan murah adalah kapasitor shunt. Oleh karena itu
kapasitor shunt banyak dipakai untuk memperbaiki faktor daya oleh konsumen energi listrik.
Secara sederhana kapasitor shunt merupakan rangkaian kapasitor yang dipasang secara paralel,
dengan jumlah kapasitor dalam jumlah puluhan bahkan bisa ratusan, yang dikenal juga dengan
istilah Capacitor bank (sekarang ini jumlah kapasitor dalam capacitor bank tidak banyak lagi,
karena perkembangan teknologi kapasitasnya sudah besar per satu unit).

Contoh soal 2-7:


Konsumen menarik beban 50 kVA pada faktor daya 0,7 tertinggal. Hitunglah :
(a). Komponen aktif dan reaktif beban ini
(b). kVAr mendahului yang akan diambil oleh kapasitor guna meningkatkan faktor daya
menjadi 0,9 tertinggal

Jawab:
O A

2
kV
A

kVAr
=
50

Gambar 2-30: Segitiga daya dengan PF


yang berbeda B

* O-B menggambarkan daya semu sebelum peningkatan faktor daya (FD)


* A-B menggambarkan daya reaktif (kVAr) sebelum, peningkatan faktor daya (FD)
* A-C menggambarkan daya reaktif (kVAr) setelah peningkatan faktor daya (FD)
FD sebelum peningkatan = cos 1= 0,7
Sehingga sudut 1:
Cos (0,7)-1 = 45,57o
Syahbardia file/13092020 11-32

FD sesudah peningkatan = cos 2= 0,9


Sehingga sudut 2:
Cos (0,9)-1 = 25,84o
(a) Komponen aktif dan reaktif beban
O A
 cos  1
OB
O A
 cos 45,57 o
50
O  A  50 X 0,7
 35 artinya, daya rill  35 kW
A B
 sin  1
OB
A B
 sin 45,57 o
50
A  B  50 X 0,7141
 35,7 artinya, daya reaktif  35,7 kVAr

(b) kVAr reaktif, mendahului, yang akan dicatu oleh kapasitornya adalah:
BC= AB -AC
A B AC
Sekarang  tg 1 dan  tg  2
AO AO
A B AC
 tan 45,57 o  tg 25,84 o
35 35
A  B  35 X 1,02 A  C  35 X 0,4841
Dengan demikian AB-AC =35X1,02-35X0,4841
=35(1,02- 0,4841)
=18,756
kVAr mendahului akan diambil oleh kapasitor = 18,8 kVAr.

Contoh soal 2-8:


Lampu neon 80 watt seperti gambar dibawah ini, untuk memperkecil arus di dengan kapasitor,
dilakukan pengukuran diperoleh hasil sebagai
berikut:
TAMPA KAPASITOR DENGAN KAPASITOR

KAPASITOR
Tegangan =232 V Tegangan =232 V
Arus =1,13 A Arus =0,68 A
Daya =122 W Daya =122 W
Syahbardia file/13092020 11-33

Catu daya 50 Hz, hitunglah kapasitas kapasitor


Gambar 2-31Rangkaian listrik lampu neon
Jawab
Pada listrik AC, daya dan arus sebanding, sehingga segitiga daya sebangun dengan segi tiga arus:

arus rill O-B arus semu tampa kapasitor


O
O-C arus semu dengan kapasitor

2
O-A arus yang sefasa dengan tegangan
ar
us A-B arus reaktif tampa kapasitor
se
mu A-C arus reaktif dengan kapasitor

arus reaktif
=0,6
ar

8 Prill = V. Isemu .cos 


us

A
se

Prill
cos  
m

C V .I rill
u
=1
,1

Prill
3

cos 1 
A

V .I semu1
122
B   0,465
232 X 1,13
 1
 62,27 0

Gambar 2-32:Segi tiga arus AC

Prill
cos  2 
V .I semu 2
122
  0,7734
232 X 0,68
 2
 39,34 0
C-B merupakan arus yang melalui kapasitor, atau arus kapasitor, dan:
CB = AB – AC Pada rangkaian kapasitor berlaku:
A B Karena kapasitor dihubungkan sec ara Paralel :
 sin  1
OB V  VC  I C . X C
A B 232  0,569. X C
 sin 62,27 o
1,13 232
XC   407,8 
A B  1,13 X 0,8851  1 0,569
AC 106
 sin  2 XC 
OC 2fC
AC 106
 sin 39,34 o C   7,8 F
0,68 407,8 X 314
AC  0,68 X 0,6338  0,431
CB=AB-AC=1,00 – 0,431 = 0,569
Arus kapasitor = 0,569 A

Anda mungkin juga menyukai