Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PF TPSO

SEDIAAN SEMI PADAT


KELAS XI FARMASI

OLEH:
QORI AGUSTI

SMK TIARA LAHAT


TAHUN PELAJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa,karena atas limpahan karunianya kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas guru.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi,mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran senantiasa
kami harapkan dari ibu guru demi kesempurnaan makalah ini.

Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami serta menambah
wawasan. Kami juga berharap agar tulisan ini hendaklah dimaklumi jika pada tulisan ini terdapat banyak
kekurangan ataupun kejanggalan. Karena kami tahu bahwa tulisan ini jauh dari sempurna.
DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
1. Definisi Sediaan Semi Padat
2. Komponen-Komponen Sediaan Semi padat
3. Ketentuan Umum Cara Pembuatan Salep
4. Pastae
5. Cremores (Krim)
6. Gel (Jeli)
7. Linimenta (Obat gosok/ Olesan)
8. Oculenta (Unguanta Ophtalmica/ Salep Mata)
BAB III PENUTUP
BAB IV DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan dilaksanakan untuk meningkatkan kemauan, kesadaran dan kemampuan
masyarakat untuk hidup sehat secara mandiri dan mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya. Pembangunan kesehatan ini tidak dapat dilepaskan dari pembangunan sektor kefarmasian.
Peran aktif masyarakat membutuhkan ketersediaan informasi yang berkaitan dengan ilmu
kefarmasian. Informasi yang disampaikan harus menjaga nilai-nilai ilmiah yang berlaku dengan tetap
memperhatikan kemudahan dipahami oleh masyarakat. Mengingat akan pentingnya suatu kesehatan bagi
masyarakat maka diperlukan pengetahuan yang lebih luas lagi tentang kesehatan itu sendiri terutama bagi
kalangan mahasiswa dalam mempelajari dunia kefarmasian.
2. Rumusan Masalah
1. Apa definisi sediaan semi padat (salep) ?
2. Komponen-komponen apa sajakah yang terdapat dalam sediaan semi padat ?
3. Peraturan pembuatan salep menurut F.Van Duin ?
4. Apa definisi sediaan semi padat (Pasta) ?
5. Apa definisi sediaan semi padat (Krim) ?
6. Apa definisi sediaan semi padat (Gel) ?
7. Apa definisi sediaan semi padat (Linimenta)
8. Apa definisi sediaan semi padat (Salep mata) ?
3. Tujuan Penulisan
1. Mampu menjelaskan pengertian sediaan semi padat (salep)dari berbagai referensi.
2. Mampu menjelaskan dan menyebutkan komponen-komponen yang ada pada sediaan semi padat.
3. Mampu menjelaskan dan menyebutkan peraturan pembuatansalep menurut F.Van Duin.
4. Mampu menjelaskan pengertian sediaan pasta dari berbagai referensi.
5. Mampu menjelaskan pengertian sediaan krim dari berbagai referensi.
6. Mampu menjelaskan pengertian sediaan gel dari berbagai referensi.
7. Mampu menjelaskan pengertian sediaan linimenta dari berbagai referensi.
8. Mampu menjelaskan pengertian sediaan salep mata dari berbagai referensi.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Sediaan Semi Padat (salep)
Menurut FI.IV. Salep adalah sediaan setengah padat ditunjukkan untuk pemakaian topikal pada kulit.
Salep tidak boleh berbau tengik kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep yang tidak
mengandung obat keras atau narkotika adalah 10 %.
Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan
obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok untuk mencapai hasil yang
dimaksud harus memperhatikan peraturan-peraturan pembuatan salep. Seperti yang
terteradalam F.I.Ed.II.
2. Komponen-komponen Salep
a. Dasar Salep
Menurut FI.III dasar salep kecuali dinyatakan lain, sebagai bahan dsar digunakan vaselin
putih. Tergantung dari sifat bahan obatdan tujuan pemakaian, dapat dipilih salah satu bahan dasar
berikut.
 Dasar salep senyawa hidrokarbon vaselin putih, vaselin kuning atau campurannya dengan
malam putih dengan malam kuning atau dengan senyawa hidrokarbon lain yang cocok.
 Dasar salep lemak bulu domba:campuran 3 bagian kolesterol,3 bagian steril alkohol, 8 bagian
malam putih dan 8 bagian vaselin putih:campuran 30 bagian malam kuning dan 70 bagian
minyak wijen.
 Dasar salep yang dapat dicuci dengan air. Emulsi minyak dalam air.
 Dasar salep yang dapat larut dalam air Polietilenglikol atau campurannya.
Pemilihan dasar salep tergantung dari beberapa faktor, yaitu :
 Khasiat yang diinginkan
 Sifat bahan obat yang dicampurkan
 Ketersediaan hayati
 Stabilitas
 Ketahanan sediaan jadi
b. Bahan Obat
 Zat padat dan larut dalam dasar salep.
Contoh: Camphorae, pellidol, iodium
 Zat padat larut dalam air.
Contoh: Protargol, Colargol, Argentum nitrat, Fenol
 Bahan obat yang dapat larut dalam air tetapi tidak bolehdilarutkan dalam air.
Contoh: Hydrargyri
 Bahan yang ditambahkan terakhir pada suatu massa salep.
Contoh: Ichtyol, Gliserin, Marmer album
 Zat padat tidak larut dalam air.
Contoh: Acidum boricum (diambil bentuk yang pulveratum)
 Penggolongan Salep
I. Menurut Konsistensinya Salep dibagi menjadi :
a) Unguenta        : adalah salep yang mempunyai konsistensi seperti mentega tidak mencair pada
suhu biasa tetapi mudah dioleskan tanpa memeakai tenaga.
b) Cream              : adalah salep yang banyak mengandung air, mudah diserap kulit. Suatu tipe yang
dapat dicuci dengan air.
Menurut F.I.II krim atau cremores adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi
mengandung sedikit air tidak kurang dari 60 % dan dimaksudkan utuk pemakaian luar.
Ada 2 tipe krim, krim tipe o/w dan tipe krim w/o.
 Pasta                : adalah suatu salep yang mengandung lebih dari 50 % zat padat (serbuk). Suatu
salep tebal karena merupakan penutup atau pelindung bagian kulit yang diberi. Sedangkan
menurut F.I.Ed.IV Pasta adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan
obat yang ditunjukkan untuk pemakaian topikal.
 Cerata              : adalah suatu salep berlemak yang mengandung persentase tinggi lilin (waxes),
sehingga konsistensinya lebih keras.
 Gelones           : adalah suatu salep yang lebih halus. Umumnya cair dan mengandung sedikit
atau tanpa lilin digunakan terutama pada membran mukosa sebagai pelicin atau basis. Biasanya
terdiri dari campuran sederhana minyak dan lemak dengan titik lebur yang rendah.
II. Menurut Efek Terapinya salepdibagi atas :
a) Salep Epidermic (Salep Penutup)
Digunakan pada permukaan kulit yang berfungsi hanya untuk melindungi kulit dan
menghasilkan efek lokal, karena bahan obat tidak diabsorbsi. Kadang-kadang ditambahkan
antiseptik, astringen untuk meredakan rangsangan. Dasar salep yang terbaik adalah senyawa
hidrokarbon (vaselin).
b) Salep Endidermic
Salep dimana bahan obatnya menembus kedalam tetapi tidak melalui kulit dan terabsobsi
sebagian. Untuk melunakkan kulit atau selaput lendir diberi lokal iritan. Dasarsalep yang baik
adalah minyak lemak.
c) Salep Diadermic (Salep Serap)
Salep dimana bahan obatnya menembus kedalam molekul kulit dan mencap[ai efek yang
diinginkan karena diabsorbsi seluruhnya, misalnya pada salep yang mengandung senyawa
Mercuri, Iodida, Belladonae. Dasar salep yang baik adalah adeps lanae dan oleum cacao.
III. Menurut Dasar Salepnya Salep dibagi atas :
a) Salep Hydrophobicdasa          : yaitu salep-salep dengan bahan dasar berlemak misalnya
campyuran dari lemak-lemak, minyak lemak, malam yang tidak tercuci dengan air.
b) Salep Hydrophilic                   : yaitu salep yang kuat menarik air, biasanya dasar salep tipe o/w atau
seperti dasar hydrophobic tetapi konsistensinya lebih lembek kemnungkinana juga tipe w/o
antara lain campuran sterol dan petrolatum.
 Dasar Salep
Menurut F.I.IV dasar salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam 4 kelompok, yaitu dasar
salep senyawa hidrokarbon, dasar salep serap, dasar salep yang dapat dicuci dengan air, dasar salep larut
dalam air. Setiap salep obat menggunakan dasar salep tersebut.
1) Dasar Salep hidrokarbon
Dasar salep ini dikenal sebagai dasar salep berlemak, antara lain vaselin putih dan salep
putih. Hanya sejumlah kecil komponen berair yang dapatdicampurkan kedalamnya. Salep ini
dimaksudkan untuk memperpanjang kontak bahan obat dengan kulit dan bertindak sebagai pembalut
penutup. Dsar salep hidrokarbon digunakan terutama sebagai emolien, sikar dicuci, tidak mengering
dan tidak tampak berubah dalam waktu lama.
2) Dasar Salep Serap
Dasar salep serap ini dibagi dalam 2 kelompok. Kelompok pertama terdiri atas dasar salep
yang dapat bercampur dengan air membentuk emulsi air dalam minyak (parafin hidrofilik dan lanolin
anhidrat), dan kelompok kedua terdiri atas emulsi air dalam minyak yang dapat bercampur dengan
sejumlah larutan air tambahan (lanolin). Dasar salep ini juga berfungsi sebagai emolien.
3) Dasar Salep yang dapat dicuci dengan Air
Dasar salep ini adalah emulsi munyak dalam air , antara lain salep hidrofilik (krim). Dasar
salep ini juga dinyatakan sebagai dapat dicuci dengan air, karena mudah dicuci dari kulit atau dilap
basah sehingga lebih dapat diterima untuk dasar kosmetika. Beberapa bahan obat dapat menjadi
lebih efektifmenggunakan dasar salep ini daripada dasar salep hidropkarbon. Keuntungan lain dari
dasar salep ini adalah dapt diencerkan dengan air dan mudah menyerap cairan yang terjadi pada
kelainan dermatologik.
4) Dasar Salep Larut dalam Air
Kelompok ini disebut juga dasar salep tak berlemak dan terdiri dari klonstituen larut air.
Dasar salep jenuis ini memberikan banyak keuntungan seperti dasar salep yang dapat dicuci
dengan air dan tidak mengandung bahan tak larut dalam air, seperti paraffi, lanolin anhidrat atau
malam. Dasar salep ini lebih tepat disebut gel.
Pemilihan dasar saleptergantung dari beberapa faktor yaitu khasiat yang diinginkan,
sifatbahan obat yang dicampurkan, ketersediaan hayati, stabilitas dan ketahanan sediaan jadi. Dalam
beberapa hal perlu menggunakan dasar salep yang kurang ideal untuk mendapatkan stabilitas yang
diinginkan. Misalnya obat-obat yang cepat terhidrolisis, lebih stabil dalam dasar salep huidrokarbon
daripada dasar salep yang mengandung air, meskipun obat tersebut bekerja lebih efektifdalam dasr
salep yang mengandung air.
 Kualitas Dasar Salep yang Baik
Adapun kualitas dasar salep yang baik adalah :
1. Stabil, selama dipakai harus bebas dari inkompatibilitas, tidak terpengaruh oleh suhu dan kelembapan
kamar.
2. Lunak, semua zat yang ada dalam salep harus dalam keadaan halus, dan seluruh produk harus lunak
dan homogen.
3. Mudah dipakai.
4. Dasar salep yang cocok.
5. Dapat terdistribusi merata.
3. Ketentuan Umum Cara Pembuatan Salep
Menurut F.Van Duin
1. Peraturan Salep Pertama
Zat-zat yang dapat larut dalam campuran lemak dilarutkan kedalamnya, jika perlu dengan
pemanasan.
2. Peraturan Salep Kedua
Bahan-bahan yang dapt larut dalam air, jika tidak ada peraturan-peraturan lain dilarutkan
terlebih dahulu kedalam air, asalkan air yang digunakan dapat diserap seluruhnya oleh basis salep.
Jumlah air yang dipakai dikurangi dari basis.
3. Peraturan Salep Ketiga
Bahan-bahan yang sukar atau hanya sebagian dapat larut dalam lemak dan air. Harus
diserbuk terlebih dahulu kemudian diayak dengan pengayak No.60.
4. Peraturan Salep KeempatSalep-salep yang dibuat dengan jalan mencairkan, campurannya harus
digerus sampai dingin.Bahan-bahan yang ikut dilebur, penimbangannya harus dilebihkan 10-20 %
untuk mencegah kekurangan bobotnya.
4. Pastae
Menurut FI edisi V, pasta adalah sediaan smei padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat
yang ditujukan untuk pemakaian topikal
Penggolongan pasat menurut FI edisi IV dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
a. Kelompok pertama dibuat dari gel fase tunggal mengandung air, misalnya pasta natrium
karboksimetilselulose.
b. Kelompok pasta berlemak, merupakan salep yang padat, kaku, tidak meleleh pada suhu tubuh dan
berfungsi sebagai lapisan pelindung pada bagian yang diolesi, misalnya pasta zinc oksida.
Pasta berlemak ternyata ternyata kurang berminyak dan lebih menyerap dibandingkan dengan salep
karena tinggi kadar obat yang mempunyai afinitas terhadap air. Pasta ini cenderung untuk menyerap
sekeresi seperti serum dan mempunyai daya penetrasi dan daya maserasi lebih rendah dari salep. Oleh
karena itu, pasat digunakan untuk lesi akut yang cenderung membentuk kerak, menggelembng atau
mengeluarkan cairan.
Pasta gigi digunakan untuk pelekatan pada selaput lendir untuk memperoleh efek lokal, misalnya
pasta gigi Triamisolon asetonida. Cara pemakaian dengan mengoleskan lebih dahulu dengan kain kassa.
Penyimpanan dalam wadah tertutup baik, wadah tertutup rapat atau dalam tube.
Pembuatan pasat umumnya bahan dasar yang berbentuk setengah padat sebaiknya dicairkan terlebih
dahulu baru dicampur dengan bahan padat dalam keadaan panas agar lebih mudah bercampur, dan
homogen.
5. Cremores (Krim)
Menurut FI edisi V, krim adalah bentuk sediaan setengah padat, mengandung satu atau lebihbahn oba
terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini secara tradisional telah digunakan
untuk sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensi relatif cair, doformolatif sebagai emulsi air
dalam minyak atau minyak dalam air.
Krim terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol
berantai panajang dalam air, yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk pemakaian kosmetika
dan estetika. Krim dapat juga diguanakn untuk pemberian obat melalui vaginal.
Ada 2 tipe krim, ayitu krim type minyak air (m/a) dan krim type air minyak(a/m). Pemilihan zat
pengemulsi harus disesaikan dengan jenis dan sifat krim yang dikehendaki. Untuk krim type a/m
digunakan sabun polivalen, span, adeps alane, koleterol, dan cera. Sedangkan ntuk type m/a digunakan
sabun monovalen, seperti trietanolamin, natrium strearat, kalim stearat dan ammonium stearat. Selain itu
dapat juga digunakan tween, natrium laurylsulfat, kuning telur, gelatinum, casenium, CMC, dan emulgid.
Pengenceran krim hanya dapat dilakukan jika diketahui pengencernya yang cocock dan dilakukan
dengan teknik aseptic. Krim yang sdah diencerkan harus digunakan dalam angka waktu satu bulan.
Sebagai pengawet pada krim umumnya digunakan metil paraben (nipagin) dengan kadar 0,12% hingga
0,18% atau propil paraben (nipasol) dengan kadar 0,02% hingga 0,05%
6. Gel
Gel merupakan sediaan semi padat yang terdidi dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik kecil
atau molekul organik besar, terpenetrasi oleh suatu cairan.
Penggolongfan gel berdasaran jenis fase terdispersi:
a. Gel fase tunggal
Terdiri dari makromolekul organik yang tersear serba sama dalam suatu cairan sedemikian
hingga tidak terlihat adanya ikatan antar molekul makro yang terdispersi dalam cairan, gel fase
tunggal dapat dibuat dari makromolekul sintetik (karbomer)atau dari gom alam (tragakan).
Waalupun gel-gel ini umumnya terbuat dari air, etanol, dan minyak dapat juga digunakan sebagai
pembawa. Contohnya minyak mineral, dapat dikombinasikan dengan resin polietilena untuk
membentuk dasar salep berminyak.
b. Gel sistem dua fase
Terbentuk jika massa gel terdiir dari jaringan pertikel kecil yang terpisah. Dalam sistem dua
fase, jika ukuran pasrtikel dari fase terdispersi relatif besar disebut magma (misalnya magma
bentonit). Baik gel maupun magma dapat berupa tiksotropik, membentuk semi padat jika dibiarkan
dan menjadi cair pada pengocokan. Jadi sediaan harus dikocok dahulu sebelum digunakan untk
menjamin homogenitas dan hal ini tertera pada etiket, misalnya gel alumunium hidroksida.
7. Linimenta (Obat Gosok/Olesan)
Linimenta adalah sediaan cair aatu kental, mengandung analgetika dan zat yang bersifat rubifasien,
melemaskan otot atau menghangatkan dan digunakan sebagai obat luar.
Linimenta dengan pembawa alkohol dan hidroalkohol berguna dalam hal rubifasien sedangkan
linemen berminyak umumnya digunakan untuk mengurut/memijat. Linimenta berlemak kurang
menimbulkan iritasi pada kulit dibanding linimenta beralkohol. Linimenta tidak umum digunakan untuk
kulit yang pecah atau lecet, sebab mungkin dapat menimbulakan iritasi yang berlebihan.
8. Oculenta(Ungenta Ophthalmica/salep Mata)
Salep mata adalah salep steril yang digunakan pada mata. Pada pembuatannya bahan obat
ditambahkan sebagai larutan steril atau serbuk steril termikronisasipada dasar salep steril, hasil akhir
dimasukkan secara aseptik kedalam tube steril. Bahan obat dan dasar salep diterilkan dengan cara yang
cocok. Tube disterilkan dalam autoklaf pada suhu 115 o-116o C, selama tidak kurang dari 30 menit.
Sebagai dasar salep sering digunakan Oculentum simplex. Basis salep mata lain adalah campuran
corbowax 400 dan corbowax 4000 sama banyak.
Persyaratan salep mata:
a. Salep mata harus mengandung bahan atau campuran bahan yang sesuai untuk mencegah
pertumbuhan dan memusnahkan mikroba yang mungkin masuk secara tidak sengaja bila wadah
dibuka pada waktu penggunaan.
b. Bahan obat yang ditambahkan ke dalam dasar salpe berbentuk larutan atau serbuk halus.
c. Harus bebas dari partikel kasar dan memenuhi syarat kebocoran dan partikel logam pada ji salep
mata.
d. Wadah harus steril, baik pada waktu pengisian maupun penutupan dan wadah harus ditutup rapat
dan disegeluntuk menjamin sterilitas pada pemakaian pertama.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Semi padat sediaan setengah padat ditunjukkan untuk pemakaian topikal pada kulit. Salep tidak boleh
berbau tengik kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep yang tidak mengandung obat keras
atau narkotika adalah 10 %.
Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan
obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok untuk mencapai hasil yang
dimaksud harus memperhatikan peraturan-peraturan pembuatan salep.

2. Saran
Sebagai tenaga kefarmasiaan kita harus mempelajari dan memahami tentang sediaan suspensi.
Karena sangat bermanfaat dalam dunia farmasi yang akan kita geluti.
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Ansel, Howard. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV. Erlangga : Jakarta.
Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta.
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta.
https://purnamirahma.wordpress.com/2014/06/02/sediaan-semi-padat

Anda mungkin juga menyukai