Pedum Pemotongan Ternak 2017-FInal
Pedum Pemotongan Ternak 2017-FInal
Pengarah :
Dr. Ir. Suwandi, Msi
Editor :
Dr. Ir. Leli Nuryati, MSc
Drh. Akbar, MP
Tim Penyusun :
Ketua : Ir. Mohammad Chafid, MSi
Anggota :
Ir. Efi Respati, MSi
Diah Indarti, SE
Ir. Dyah Riniarsi, MSi
Roydatul Dzikria, SSi
Ir. Vera Junita Siagian
Yuliawati Rohmah, SE, MSe
i
© 2017
ii
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vii
BAB. I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1. LATAR BELAKANG .............................................................. 1
1.2. TUJUAN DAN SASARAN ...................................................... 3
1.3. RUANG LINGKUP ................................................................ 4
1.4. OUTPUT YANG DIHARAPKAN ............................................. 4
1.5. TAHAPAN PELAKSANAAN ................................................... 4
1.6. WAKTU PELAKSANAAN ...................................................... 8
iii
3.5. PENYUSUNAN KERANGKA SAMPEL DAN ALOKASI
SAMPEL .............................................................................. 18
3.6. TAHAPAN PENARIKAN SAMPEL .......................................... 19
3.7. PENGAMATAN .................................................................... 19
3.8. ANALISIS ............................................................................. 22
DAFTAR TABEL
TABEL 1. JADWAL KEGIATAN PEMOTONGAN DI RPH ................................ 8
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1. PENYUSUNAN KERANGKA SAMPEL ........................................ 18
GAMBAR 2. TAHAPAN PEMOTONGAN SAPI .............................................. 20
GAMBAR 3. BAGIAN-BAGIAN YANG DAPAT DIKONSUMSI ........................ 21
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. DAFTAR NAMA RPH (SPT17-LRPH) .................................. 39
LAMPIRAN 2. DAFTAR NAMA RPH TERPILIH (SPT17-DRPH) .................... 40
LAMPIRAN 3. KUESIONER SURVEI (SPT17-SRPH) .................................... 41
LAMPIRAN 4. JUMLAH PEMOTONGAN SELAMA SEMINGGU (SPT17-
LBRPH) ................................................................................ 44
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Metode pengumpulan data peternakan yang selama ini menjadi
acuan para pengelola data peternakan di daerah maupun di pusat
difokuskan pada data pokok populasi dan produksi. Khusus data
produksi daging, baik itu daging ternak besar, ternak kecil maupun
unggas, metode yang digunakan merupakan hasil perkalian antara
jumlah ternak yang dipotong secara tercatat dan tidak tercatat
(unregistered) dengan parameter berat karkas. Data pemotongan
ternak secara reguler dapat dikumpulkan dengan menggunakan formulir
yang diisi oleh petugas di daerah.
Subsektor Peternakan memberikan kontribusi yang signifikan
dalam PDB, dan memiliki peluang untuk terus ditingkatkan
kontribusinya dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat terutama
peternak. PDB sektor peternakan selama periode 2010 – 2014 rata-rata
tumbuh 5,44 persen per tahun, atau pada tahun 2014 mencapai 132,22
ribu milyar rupiah (atas dasar konstan 2010). Pada tahun 2015 PDB
sektor peternakan naik menjadi 136,94 ribu milyar rupiah, dan pada
tahun 2016 naik kembali menjadi 142,46 ribu milyar rupiah. Subsektor
Peternakan mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar, sehingga
dapat diandalkan dalam upaya perbaikan perekonomian nasional
khususnya di daerah pedesaan.
Subsektor peternakan merupakan secara langsung akan
meningkatkan status gizi masyarakat, khususnya untuk pemenuhan
-1-
kalori dan protein hewani. Pemenuhan konsumsi masyarakat atas kalori
dan protein hewani akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia
(SDM).
Data hasil pelaporan RPH/TPH (pemotongan) yang selama ini
tersedia, disinyalir masih underestimate (lebih rendah dari yang
sebenarnya), karena tidak semua pemotongan dilaporkan. Banyak
pemotongan ternak di RPH/TPH dan di masyarakat yang tidak
dilaporkan sehingga tidak terdokumentasi dengan baik. Penyebab data
pemotongan di RPH yang tidak terlaporkan antara lain berkaitan dengan
PAD (penerimaan asli daerah), untuk biaya operasional RPH, dan sebab
lainnya.
Peranan data dan informasi sangat diperlukan sebagai dasar
perencanaan dan pembangunan. Sesuai dengan UU RI tahun 2006
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) telah
ditetapkan bahwa kebijakan perencanaan pembangunan didasarkan
pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Pemenuhan data peternakan secara rutin setiap tahun dilakukan BPS
melalui pendekatan perusahaan, RPH, dan keurmaster.
Berdasarkan latar belakang tersebut, pada tahun 2017 Pusat
Data dan Sistem Informasi Pertanian bekerjasama dengan Ditjen
Peternakan dan Kesehatan Hewan, berupaya melakukan kajian
parameter pemotongan ternak tidak terlaporkan melalui studi lapang di
RPH untuk komoditas sapi potong sebagai angka koreksi terhadap data
jumlah pemotongan ternak yang ada saat ini.
-2-
1.2. TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan Penyusunan Buku Pedoman ini, adalah :
a. Sebagai acuan dalam pelaksanaan survei pemotongan tidak
terlaporkan di RPH.
b. Menyamakan persepsi tentang metodologi, kuesioner, tata
cara pengisian kuesioner, dan tata cara pelaksanaan survei di
lapangan.
-3-
d. Dari dua alasan tersebut, cakupan wilayah lokasi akan
dilakukan studi lapang adalah wilayah sentra pemotongan sapi
yang meliputi Provinsi Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan
Jawa Timur. Masing-masing wilayah akan diwakili oleh 3 (tiga)
sampai dengan 6 (enam) RPH/TPH. Alokasi sampel di setiap
RPH/TPH adalah 1 (satu) hari pengamatan, sehingga jumlah
sampel keseluruhan 21 RPH/TPH.
Hasil studi tersebut selanjutnya akan menjadi angka referensi
untuk estimasi pemotongan tidak terlaporkan, sehingga perkiraan
produksi daging sapi dapat lebih akurat.
-4-
b. Penyusunan Kerangka Survei
Tahap berikut adalah melakukan penyusunan kerangka
survei. Termasuk didalamnya adalah penentuan jumlah
sampel dan alokasi sampel di masing-masing provinsi sentra,
dan alokasi sampel menurut jenis ternak.
Penyusunan kerangka survei dimulai dengan membuat daftar
RPH resmi/Tempat pemotongan tidak resmi di wilayah sentra
populasi dan atau sentra pemotongan. Daftar RPH resmi/TPH
resmi/TPH tidak resmi selanjutnya akan digunakan sebagai
acuan untuk menentukan RPH/TPH terpilih sebagai sampel
lokasi survei.
Selain dilakukan penyusunan kerangka survei, ditindaklajuti
dengan penetapan RPH/TPH resmi dan tidak resmi yang akan
dijadikan sampel, lokasi kabupaten dan kecamatan yang akan
dijadikan sebagai obyek sampel.
c. Penyusunan Kuesioner
Kuesioner sebagai alat bantu dalam pelaksanaan studi
lapang perlu dibuat dengan baik dan selengkap mungkin agar
semua data yang diperkirakan mempunyai peranan dalam
pencatatan jumlah ternak yang dipotong. Penyusunan
kuesioner didasarkan pada variabel yang ingin diperoleh dari
unit sampling yang ada. Kuesioner disusun dengan
mempertimbangkan faktor kelengkapan, kemudahan
pengisian dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk
pencacahan. Draft kuesioner selanjutnya dilakukan
-5-
pembahasan melalui grup diskusi, sehingga apa yang menjadi
tujuan kegiatan ini dapat tercapai.
d. Penyusunan Draft Buku Pedoman
Setelah kuesioner selesai dibahas dan dianggap dapat
dijadikan sebagai alat untuk pengumpulan data, maka
selanjutnya perlu dilengkapi dengan buku pedoman. Buku
Pedoman akan dijadikan acuan bagi para petugas lapang
dalam melakukan studi lapang. Hasil penyusunan buku
pedoman perlu ditelaah oleh staf di lingkungan Ditjen PKH.
Hasil pertemuan pembahasan buku pedoman akan diikuti
dengan perbaikan dan penyempurnaan buku pedoman, dan
selanjutnya akan dilakukan finalisasi buku pedoman yang
siap dijadikan acuan oleh para petugas.
e. Finalisasi Buku Pedoman
Workshop draf buku pedoman memperoleh masukan dari
beberapa instansi terkait. Masukan tersebut merupakan
bahan untuk perbaikan dan penyempurnaan buku pedoman,
sehingga buku pedoman menjadi lengkap.
f. Pengumpulan Data
Setelah disusun buku pedoman bagi petugas telah selesai
dilaksanakan, maka dilanjutkan dengan pengumpulan data di
lapang. Dalam kegiatan pengumpulan data ini, juga dilakukan
supervisi yang dimaksudkan untuk memantau kebenaran
pelaksanaan dan menekan sekecil mungkin kesalahan
pengumpulan data oleh petugas. Dengan demikian data yang
diperoleh lebih akurat dan meminimalisir dari kesalahan.
-6-
g. Pengolahan Data Hasil Survei
Data dari lapangan tidak dapat begitu saja langsung
digunakan, harus melalui tahapan pengolahan data, selain itu
secara bersamaan juga dilakukan kegiatan verifikasi dan
validasi data. Tujuan dari verifikasi dan validasi ini adalah
untuk meneliti kembali apakah data yang dikumpulkan sudah
benar atau terdapat keanehan atau tidak masuk akal. Data
yang tidak memenuhi syarat harus dikoreksi kembali. Setelah
dilakukan validasi, kemudian data tersebut diolah lebih
lanjut, baik dengan statistik sederhana maupun statistik
lanjutan.
h. Analisis dan Interpretasi Data Hasil Survei
Analisis data dilakukan untuk memperoleh suatu parameter
perhitungan untuk memperkirakan jumlah pemotongan tidak
tercatat, yang selanjutnya dilakukan analisis hasil estimasi
data. Untuk melengkapi kajian survei ini dilakukan
interpretasi terhadap hasil survei secara keseluruhan.
Hasil analisis yang sudah jadi perlu diteliti kembali, mulai dari
metode pengolahan yang digunakan sampai dengan hasil
olahan akhir dari hasil survei. Pengecekan berulang ini sangat
diperlukan untuk mengantisipasi kesalahan yang terjadi pada
saat proses pengolahan data dan analisis dilakukan. Apabila
sudah final, maka tahap berikutnya adalah mempersiapkan
laporan akhir kegiatan.
-7-
i. Workshop Hasil
Untuk mensosialisasikan hasil survey ini maka perlu
dilakukan workshop hasil survey. Dari workshop ini
diharapkan hasil survey pemotongan tidak tercatat ini, bisa
menjadi acuan untuk perkiraan total pemotongan riil. Jika
jumlah pemotongan secara keseluruhan sudah lengkap dan
obyektif maka akurasi data produksi daging meningkat.
Disamping itu workshop ini juga diharapkan mendapatkan
berbagai masukan untuk pengembangan survey kedepan,
baik untuk parameter yang sama atau parameter lain yang
dibutuhkan.
j. Penyusunan Laporan Akhir
Tahap akhir dari kegiatan ini adalah penyusunan laporan
akhir. Setelah dilakukan workshop terakhir dan memperoleh
berbagai masukan dibuat laporan akhir yang mencakup hasil-
hasil seluruh kegiatan ini.
-8-
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Pemotongan di RPH
-9-
- 10 -
BAB 2
ORGANISASI LAPANG
- 11 -
c. Petugas Pencacah adalah petugas pusat/provinsi/kabupaten yang
sudah memperoleh pelatihan untuk melakukan wawancara/
pencatatan survei pada RPH terpilih.
- 12 -
d. Melaksanakan pengamatan sesuai dengan jadwal yang sudah
ditentukan.
e. Menyelesaikan pengamatan sesuai dengan target sampel yang
telah ditetapkan.
f. Menandatangani dokumen hasil pengamatan yang telah
lengkap, dan menyerahkan dokumen kepada
pemeriksa/pengawas.
- 13 -
- 14 -
BAB 3
METODOLOGI
d. Juru sembelih Halal adalah petugas di RPH dan atau RPU yang
melaksanakan kegiatan mematikan hewan hingga tercapai
kematian sempurna dengan cara menyembelih yang mengacu
kepada kaidah kesejahteraan hewan dan syariah agama Islam.
- 15 -
- 15 -
f. Sapi Potong Impor yang dimaksud dalam survei ini adalah sapi
yang didatangkan dari luar negeri yang dipotong di Indonesia baik
yang dibesarkan dahulu oleh feedlotter maupun bakalan potong.
g. Sapi Lokal yang dimaksud dalam survei ini adalah sapi Varietas
lokal seperti sapi Bali, Ongole, Sapi Aceh, Sapi Madura, Sapi Pesisir,
Sapi Hisar, dan lain-lain. Pada survei ini, sapi lokal dirinci menurut:
betina produktif, betina tidak produktif dan sapi jantan.
h. Jumlah ternak yang dipotong adalah jumlah sapi dan atau kerbau
yang dipotong pada tanggal pengamatan selama jam operasional
pada RPH/TPH.
- 16 -
3.3. PERANCANGAN SURVEI
Survei pemotongan ternak di RPH diawali dengan pemilihan RPH
dengan kriteria tertentu, yaitu jumlah pemotongan per hari lebih dari 5
ekor dan frekuensi pelaporan data pada iSIKHNAS lebih dari 15 hari
setiap bulan. Setiap provinsi dipilih tiga sampai enam RPH. Berdasarkan
hasil listing/daftar seluruh RPH yang ada di provinsi sampel dipilih
sejumlah RPH sebagai sampel. Metode penarikan sampel RPH
menggunakan systematic sampling. Sedangkan waktu pengamatan
untuk pemotongan sapi dan kerbau dilakukan secara random.
a. Daftar SPT17-LRPH
Daftar ini digunakan untuk mendaftar/listing seluruh RPH/TPH di
dalam wilayah/provinsi terpilih.
b. Daftar SPT17-DRPH
Daftar ini digunakan untuk menyalin identitas RPH/TPH terpilih di
wilayah survei/provinsi.
c. Daftar SPT17-SRPH
- 17 -
- 17 -
3.5. PENYUSUNAN KERANGKA SAMPEL DAN ALOKASI
SAMPEL
Kerangka sampel yang digunakan untuk pemilihan RPH/TPH
adalah daftar nama seluruh RPH/TPH yang ada di provinsi sampel.
Pemilihan RPH/TPH dilakukan secara systematic sampling berdasarkan
pemasukan laporan di iSIKHNAS (Sistem Informasi Kesehatan Hewan
Nasional) dan jumlah pemotongan di masing-masing RPH/TPH.
Pada RPH/TPH terpilih akan dilakukan pencatatan jumlah
pemotongan sapi dan kerbau selama periode amatan. Jumlah
pemotongan sapi dan kerbau di RPH/TPH terpilih akan dibandingkan
dengan laporan pemotongan melalui iSIKHNAS sehingga diperoleh
faktor koreksi untuk jumlah pemotongan yang tidak terlaporkan.
Daftar RPH/TPH
- 18 -
3.6. TAHAPAN PENARIKAN SAMPEL
Tahapan penarikan sampel yang dilakukan adalah :
3.7. PENGAMATAN
Pengamatan dilakukan melalui pencatatan jumlah pemotongan
sapi dan kerbau di RPH/TPH terpilih. Khusus untuk jumlah pemotongan
sapi dikategorikan menjadi sapi eks impor dan lokal. Khusus sapi/kerbau
lokal dibedakan menjadi 3 jenis yaitu pemotongan betina produktif,
betina tidak produktif, dan jantan.
Data hasil pemotongan di RPH/TPH sampel selanjutnya
dibandingkan dengan laporan rutin yang dikirim melalui iSIKHNAS atau
laporan RPH/TPH ke Dinas Peternakan, untuk menentukan faktor
koreksi terhadap jumlah pemotongan yang tidak terlaporkan.
Pelaksanaan pengamatan dilaksanakan oleh petugas pencacah dengan
menggunakan kuesioner yang telah disiapkan. Melalui kuesioner akan
dikumpulkan juga informasi terkait pemotongan sapi/kerbau.
- 19 -
- 19 -
Tahap 1. Sapi Impor siap potong Tahap 2. Proses Stunning/
Proses Pemingsanan Sapi
- 20 -
Jeroan Bersih dan Daging Variasi Pemisahan Karkas Murni
Daging Murni
- 21 -
- 21 -
3.8. ANALISIS
Data yang telah dikumpulkan melalui kegiatan survei ini,
selanjutnya akan dianalisis sebagai berikut:
2. Analisis inferensia:
n Rij Lij
j 1 L
100%
pi
ij
ni
dengan:
pi = rata-rata pemotongan tidak terlaporkan (%)
Rij = Jumlah pemotongan real RPH ke-i sampel ke-j (g)
Lij = Jumlah pemotongan terlaporkan RPH ke- i sampel ke-j (g)
ni = banyaknya sampel RPH i
i = RPH (1, 2, ..., n)
j = jenis ternak (1, 2)
- 22 -
b. Model Pendugaan Total Pemotongan di RPH
- 23 -
- 23 -
- 24 -
BAB 4
TATA CARA PENGISIAN DAFTAR
- 25 -
- 25 -
4.1. Cara Pengisian Daftar SPT17-LRPH
Tujuan
- 26 -
KOLOM 3 Alamat/Kota
Isikan alamat lengkap dimana RPH berada, yakni nama
jalan/gang, nomor, RT/RW, dusun, desa, kecamatan,
kabupaten/kota. Informasi yang lengkap akan
mempermudah menemukan RPH apabila terambil
sebagai sampel
KOLOM 4 Jumlah Pemotongan Bulan Januari 2017 (Ekor)
Isikan jumlah pemotongan yang dilaporkan oleh RPH
pada bulan Januari 2017 dalam satuan ekor.
KOLOM 5 Jumlah Rata-rata Pemotongan/hari (Ekor)
Isikan jumlah rata-rata pemotongan yang dilakukan oleh
RPH per hari dalam satuan ekor.
- 27 -
Kolom 4. Alamat/Kota
Kolom 5. Jumlah Pemotongan Januari 2017 (Ekor)
Kolom 6. Jumlah Rata-rata Pemotongan/hari (Ekor)
Cara Pengisian
Nama Provinsi
Isikan nama provinsi sampel pada pojok kiri atas.
KOLOM 1 No. Sampel
Salinlah Kolom No urut pada Daftar SPT17-LRPH dari RPH
yang telah terpilih sebagai sampel pertama hingga
terakhir.
KOLOM 2 No. Urut
Isikan no urut 1 sampai dengan nomor urut terakhir
sesuai dengan jumlah RPH yang terpilih sebagai sampel
pada provinsi yang bersangkutan.
KOLOM 3 Nama RPH
Isian nama RPH disalin dari Daftar SPT17-LRPH yang
terpilih sebagai sampel.
KOLOM 4 Alamat/Kota
Isian alamat RPH disalin dari Daftar SPT17-LRPH yang
terpilih sebagai sampel.
KOLOM 5 Jumlah Pemotongan Januari 2017 (Ekor)
Isian jumlah pemotongan yang dilakukan oleh RPH pada
bulan Januari 2017 dalam satuan ekor disalin dari Daftar
SPT17-LRPH yang terpilih sebagai sampel.
- 28 -
KOLOM 6 Jumlah Rata-rata Pemotongan/hari (Ekor)
Isian jumlah rata-rata pemotongan yang dilakukan oleh
RPH per hari dalam satuan ekor disalin dari Daftar SPT17-
LRPH yang terpilih sebagai sampel.
- 29 -
- 29 -
Cara Pengisian
- 30 -
dengan isian daftar ini. Informasi sangat diperlukan sebagai panduan
pengolahan dan analisis hasil pencacahan.
- 31 -
- 31 -
BLOK V. WAWANCARA BANDAR/PEDAGANG
Informasi pada Blok ini diperoleh dengan cara melakukan wawancara ke
bandar/pedagang yang melakukan pemotongan ternaknya pada RPH
sampel. Blok ini terdiri dari 12 (dua belas) kolom yakni:
Kolom 1 : Nomor urut
Isikan Nomor urut 1 sampai dengan nomor urut terakhir
sesuai dengan jumlah bandar/pedagang yang melakukan
pemotongan ternaknya pada RPH sampel pada hari
pengamatan.
Kolom 2 : Nama Bandar/Pedagang
Isikan nama bandar/pedagang yang melakukan
pemotongan ternaknya pada RPH sampel pada hari
pengamatan.
Kolom 3 : Alamat Bandar/Pedagang
Isikan alamat bandar/pedagang yang melakukan
pemotongan ternaknya pada RPH sampel pada hari
pengamatan
Kolom 4 : Jenis ternak yang dominan dipotong
Isikan kode (1) apabila ternak yang dominan dipotong
oleh bandar/pedagang adalah sapi impor, kode (2) sapi
lokal dan kode (3) apabila kerbau.
- 32 -
sebelumnya), Kolom (7) Rata-rata pemotongan yang
dilakukan pada akhir pekan dan Kolom (8) Rata-rata
pemotongan yang dilakukan pada akhir bulan/bulan
baru, Kolom (9) rata-rata pemotongan menjelang
bulan puasa tahun lalu/munggahan, dan Kolom (10)
rata-rata jumlah pemotongan menjelang hari Raya
Idhul Fitri tahun lalu/tahun ini
- 33 -
- 33 -
(Senin hingga Minggu), dan pencatatan dilakukan oleh petugas di RPH
sampel.
Cara Pengisian
Nama Provinsi
Isikan nama provinsi sampel pada pojok kiri atas.
Nama Kabupaten
Isikan nama kabupaten sampel pada pojok kiri atas.
Nama RPH
Isikan nama RPH sampel pada pojok kiri atas.
- 34 -
yang menggunakan jasa pemotongan yang ada di RPH
sampel selama periode pencatatan.
- 35 -
- 35 -
- 36 -
DAFTAR LAMPIRAN
- 38 -
LAMPIRAN 1. SPT17-LRPH
- 39 -
- 39 -
- 40 -
SURVEI PEMOTONGAN TERNAK DI RPH
DAFTAR NAMA RPH TERPILIH
SPT17-DRPH
Provinsi : ……………………………….……………
SPT17-SRPH
1 Provinsi ............................................
2 Kabupaten/Kota ............................................
3 Kecamatan ............................................
4 Desa/Kelurahan ............................................
9 Telepon/HP ..........................................
1 Nama Pencacah
2 Tanggal Pencacahan
3 Tanda Tangan
- 41 -
- 41 -
SPT17-SRPH (LANJUTAN)
- 42 -
BLOK V. WAWANCARA BANDAR/PEDAGANG
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
SPT17-SRPH (LANJUTAN)
- 43 -
- 43 -
- 44 -
PEMANTAUAN PEMOTONGAN TERNAK DI RPH
JUMLAH PEMOTONGAN SELAMA SEMINGGU
Provinsi : ……………………………………………………………..
Kabupaten : ……………………………………………………………..
Nama RPH : …………………………………………………………….. SPT17-LBRPH
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
LAMPIRAN 4. SPT17-LBRPH
TOTAL PEMOTONGAN
- 45 -
- 45 -
46