Anda di halaman 1dari 54

i

PEDOMAN SURVEI PEMOTONGAN TERNAK DI


RUMAH PEMOTONGAN HEWAN

Pengarah :
Dr. Ir. Suwandi, Msi

Editor :
Dr. Ir. Leli Nuryati, MSc
Drh. Akbar, MP

Tim Penyusun :
Ketua : Ir. Mohammad Chafid, MSi
Anggota :
Ir. Efi Respati, MSi
Diah Indarti, SE
Ir. Dyah Riniarsi, MSi
Roydatul Dzikria, SSi
Ir. Vera Junita Siagian
Yuliawati Rohmah, SE, MSe

Desain dan Layout :


Suyati, S.Kom
Tarmat
Bramantyo Indra, SP

PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN


KEMENTERIAN PERTANIAN
REPUBLIK INDONESIA

i
© 2017

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas karunia


dan rahmat-Nya maka telah tersusun buku pedoman Survei
Pemotongan Ternak di Rumah Potong Hewan (RPH).
Buku pedoman ini menjadi acuan bagi petugas lapang dalam
melakukan pencacahan pada saat pelaksanaan survey pemotongan
ternak di RPH. Buku ini diharapkan mudah dipahami sehingga
melancarkan pelaksanaan pengumpulan data.
Penyusunan buku pedoman merupakan hasil kerjasama dengan
Sekretariat Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, dan
Direktorat Kesmavet (Kesehatan Masyarakat Veteriner) - Ditjen PKH.
Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, kami
mengucapkan terima kasih.
Keberhasilan survei sangat ditentukan oleh kesungguhan dan
kesadaran petugas akan pentingnya data yang dikumpulkan, diharapkan
petugas dapat melaksanakan survei dengan sebaik-baiknya.

Jakarta, Maret 2017


Kepala Pusat Data dan
Sistem Informasi Pertanian

Dr. Ir. Suwandi, M.Si

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vii
BAB. I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1. LATAR BELAKANG .............................................................. 1
1.2. TUJUAN DAN SASARAN ...................................................... 3
1.3. RUANG LINGKUP ................................................................ 4
1.4. OUTPUT YANG DIHARAPKAN ............................................. 4
1.5. TAHAPAN PELAKSANAAN ................................................... 4
1.6. WAKTU PELAKSANAAN ...................................................... 8

BAB. II ORGANISASI LAPANG ................................................................. 11


2.1 PERSIAPAN SURVEI ............................................................ 11
2.2 PETUGAS LAPANG .............................................................. 11
2.3 PETUGAS LISTING ............................................................... 12
2.4 PETUGAS PENGAWAS/PEMERIKSA .................................... 12
2.5 PETUGAS PENCACAH ......................................................... 12

BAB. III METODOLOGI ............................................................................ 15


3.1. KONSEP DAN DEFINISI ....................................................... 15
3.2. CAKUPAN DATA ................................................................. 16
3.3. PERANCANGAN SURVEI ..................................................... 17
3.4. KUESIONER YANG DIGUNAKAN ......................................... 17

iii
3.5. PENYUSUNAN KERANGKA SAMPEL DAN ALOKASI
SAMPEL .............................................................................. 18
3.6. TAHAPAN PENARIKAN SAMPEL .......................................... 19
3.7. PENGAMATAN .................................................................... 19
3.8. ANALISIS ............................................................................. 22

BAB. VI TATA CARA PENGISIAN DAFTAR ................................................ 25


4.1. Cara Pengisian Daftar SPT17 - LRPH ................................... 26
4.2. Cara Pengisian Daftar Nama RPH Terpilih SPT17 - DRPH .... 27
4.3. Cara Pengisian Daftar Survei Pemotongan Ternak SPT17
- SRPH .................................................................................. 29
4.4. Cara Pengisian Daftar SPT17 – LBRPH ................................ 33

DAFTAR TABEL
TABEL 1. JADWAL KEGIATAN PEMOTONGAN DI RPH ................................ 8

DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1. PENYUSUNAN KERANGKA SAMPEL ........................................ 18
GAMBAR 2. TAHAPAN PEMOTONGAN SAPI .............................................. 20
GAMBAR 3. BAGIAN-BAGIAN YANG DAPAT DIKONSUMSI ........................ 21

DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. DAFTAR NAMA RPH (SPT17-LRPH) .................................. 39
LAMPIRAN 2. DAFTAR NAMA RPH TERPILIH (SPT17-DRPH) .................... 40
LAMPIRAN 3. KUESIONER SURVEI (SPT17-SRPH) .................................... 41
LAMPIRAN 4. JUMLAH PEMOTONGAN SELAMA SEMINGGU (SPT17-
LBRPH) ................................................................................ 44

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Metode pengumpulan data peternakan yang selama ini menjadi
acuan para pengelola data peternakan di daerah maupun di pusat
difokuskan pada data pokok populasi dan produksi. Khusus data
produksi daging, baik itu daging ternak besar, ternak kecil maupun
unggas, metode yang digunakan merupakan hasil perkalian antara
jumlah ternak yang dipotong secara tercatat dan tidak tercatat
(unregistered) dengan parameter berat karkas. Data pemotongan
ternak secara reguler dapat dikumpulkan dengan menggunakan formulir
yang diisi oleh petugas di daerah.
Subsektor Peternakan memberikan kontribusi yang signifikan
dalam PDB, dan memiliki peluang untuk terus ditingkatkan
kontribusinya dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat terutama
peternak. PDB sektor peternakan selama periode 2010 – 2014 rata-rata
tumbuh 5,44 persen per tahun, atau pada tahun 2014 mencapai 132,22
ribu milyar rupiah (atas dasar konstan 2010). Pada tahun 2015 PDB
sektor peternakan naik menjadi 136,94 ribu milyar rupiah, dan pada
tahun 2016 naik kembali menjadi 142,46 ribu milyar rupiah. Subsektor
Peternakan mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar, sehingga
dapat diandalkan dalam upaya perbaikan perekonomian nasional
khususnya di daerah pedesaan.
Subsektor peternakan merupakan secara langsung akan
meningkatkan status gizi masyarakat, khususnya untuk pemenuhan

-1-
kalori dan protein hewani. Pemenuhan konsumsi masyarakat atas kalori
dan protein hewani akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia
(SDM).
Data hasil pelaporan RPH/TPH (pemotongan) yang selama ini
tersedia, disinyalir masih underestimate (lebih rendah dari yang
sebenarnya), karena tidak semua pemotongan dilaporkan. Banyak
pemotongan ternak di RPH/TPH dan di masyarakat yang tidak
dilaporkan sehingga tidak terdokumentasi dengan baik. Penyebab data
pemotongan di RPH yang tidak terlaporkan antara lain berkaitan dengan
PAD (penerimaan asli daerah), untuk biaya operasional RPH, dan sebab
lainnya.
Peranan data dan informasi sangat diperlukan sebagai dasar
perencanaan dan pembangunan. Sesuai dengan UU RI tahun 2006
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) telah
ditetapkan bahwa kebijakan perencanaan pembangunan didasarkan
pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Pemenuhan data peternakan secara rutin setiap tahun dilakukan BPS
melalui pendekatan perusahaan, RPH, dan keurmaster.
Berdasarkan latar belakang tersebut, pada tahun 2017 Pusat
Data dan Sistem Informasi Pertanian bekerjasama dengan Ditjen
Peternakan dan Kesehatan Hewan, berupaya melakukan kajian
parameter pemotongan ternak tidak terlaporkan melalui studi lapang di
RPH untuk komoditas sapi potong sebagai angka koreksi terhadap data
jumlah pemotongan ternak yang ada saat ini.

-2-
1.2. TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan Penyusunan Buku Pedoman ini, adalah :
a. Sebagai acuan dalam pelaksanaan survei pemotongan tidak
terlaporkan di RPH.
b. Menyamakan persepsi tentang metodologi, kuesioner, tata
cara pengisian kuesioner, dan tata cara pelaksanaan survei di
lapangan.

Sasaran Penyusunan Buku Pedoman ini, adalah :


a. Tersedianya buku acuan pelaksanaan survei pemotongan
ternak di RPH.
b. Adanya persamaan persepsi untuk seluruh petugas survei.

1.3. RUANG LINGKUP


Ruang lingkup dari kegiatan ini meliputi:
a. Pendekatan metodologi jumlah pemotongan dilakukan dengan
cara membandingkan hasil pengamatan langsung di RPH
dan/atau hasil wawancara ke bandar/pedagang dengan
laporan yang tercatat di ISIKHNAS atau Dinas Peternakan.
b. Komoditas yang akan di survei adalah sapi dan kerbau.
c. Unit terkecil dari sampel yang digunakan pada studi lapang ini
adalah Rumah Potong Hewan (RPH) / Tempat Pemotongan
Hewan (TPH) di beberapa wilayah sentra pemotongan sapi
potong.

-3-
d. Dari dua alasan tersebut, cakupan wilayah lokasi akan
dilakukan studi lapang adalah wilayah sentra pemotongan sapi
yang meliputi Provinsi Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan
Jawa Timur. Masing-masing wilayah akan diwakili oleh 3 (tiga)
sampai dengan 6 (enam) RPH/TPH. Alokasi sampel di setiap
RPH/TPH adalah 1 (satu) hari pengamatan, sehingga jumlah
sampel keseluruhan 21 RPH/TPH.
Hasil studi tersebut selanjutnya akan menjadi angka referensi
untuk estimasi pemotongan tidak terlaporkan, sehingga perkiraan
produksi daging sapi dapat lebih akurat.

1.4. OUTPUT YANG DIHARAPKAN


Output yang diharapkan dari kegiatan ini adalah:
a) Tersedianya estimasi parameter pemotongan sapi
terlaporkan dan tidak terlaporkan di RPH.
b) Tersedianya hasil analisis pemotongan sapi dan kerbau
dalam bentuk buletin bulanan.

1.5. TAHAPAN PELAKSANAAN


a. Koordinasi Persiapan
Koordinasi dilakukan pada tahap awal pelaksanaan kegiatan,
yaitu membahas rencana kerja, pembentukan tim,
pembagian tugas, waktu pelaksanaan dan menetapkan
sasaran pekerjaaan yang akan dilakukan.

-4-
b. Penyusunan Kerangka Survei
Tahap berikut adalah melakukan penyusunan kerangka
survei. Termasuk didalamnya adalah penentuan jumlah
sampel dan alokasi sampel di masing-masing provinsi sentra,
dan alokasi sampel menurut jenis ternak.
Penyusunan kerangka survei dimulai dengan membuat daftar
RPH resmi/Tempat pemotongan tidak resmi di wilayah sentra
populasi dan atau sentra pemotongan. Daftar RPH resmi/TPH
resmi/TPH tidak resmi selanjutnya akan digunakan sebagai
acuan untuk menentukan RPH/TPH terpilih sebagai sampel
lokasi survei.
Selain dilakukan penyusunan kerangka survei, ditindaklajuti
dengan penetapan RPH/TPH resmi dan tidak resmi yang akan
dijadikan sampel, lokasi kabupaten dan kecamatan yang akan
dijadikan sebagai obyek sampel.
c. Penyusunan Kuesioner
Kuesioner sebagai alat bantu dalam pelaksanaan studi
lapang perlu dibuat dengan baik dan selengkap mungkin agar
semua data yang diperkirakan mempunyai peranan dalam
pencatatan jumlah ternak yang dipotong. Penyusunan
kuesioner didasarkan pada variabel yang ingin diperoleh dari
unit sampling yang ada. Kuesioner disusun dengan
mempertimbangkan faktor kelengkapan, kemudahan
pengisian dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk
pencacahan. Draft kuesioner selanjutnya dilakukan

-5-
pembahasan melalui grup diskusi, sehingga apa yang menjadi
tujuan kegiatan ini dapat tercapai.
d. Penyusunan Draft Buku Pedoman
Setelah kuesioner selesai dibahas dan dianggap dapat
dijadikan sebagai alat untuk pengumpulan data, maka
selanjutnya perlu dilengkapi dengan buku pedoman. Buku
Pedoman akan dijadikan acuan bagi para petugas lapang
dalam melakukan studi lapang. Hasil penyusunan buku
pedoman perlu ditelaah oleh staf di lingkungan Ditjen PKH.
Hasil pertemuan pembahasan buku pedoman akan diikuti
dengan perbaikan dan penyempurnaan buku pedoman, dan
selanjutnya akan dilakukan finalisasi buku pedoman yang
siap dijadikan acuan oleh para petugas.
e. Finalisasi Buku Pedoman
Workshop draf buku pedoman memperoleh masukan dari
beberapa instansi terkait. Masukan tersebut merupakan
bahan untuk perbaikan dan penyempurnaan buku pedoman,
sehingga buku pedoman menjadi lengkap.
f. Pengumpulan Data
Setelah disusun buku pedoman bagi petugas telah selesai
dilaksanakan, maka dilanjutkan dengan pengumpulan data di
lapang. Dalam kegiatan pengumpulan data ini, juga dilakukan
supervisi yang dimaksudkan untuk memantau kebenaran
pelaksanaan dan menekan sekecil mungkin kesalahan
pengumpulan data oleh petugas. Dengan demikian data yang
diperoleh lebih akurat dan meminimalisir dari kesalahan.

-6-
g. Pengolahan Data Hasil Survei
Data dari lapangan tidak dapat begitu saja langsung
digunakan, harus melalui tahapan pengolahan data, selain itu
secara bersamaan juga dilakukan kegiatan verifikasi dan
validasi data. Tujuan dari verifikasi dan validasi ini adalah
untuk meneliti kembali apakah data yang dikumpulkan sudah
benar atau terdapat keanehan atau tidak masuk akal. Data
yang tidak memenuhi syarat harus dikoreksi kembali. Setelah
dilakukan validasi, kemudian data tersebut diolah lebih
lanjut, baik dengan statistik sederhana maupun statistik
lanjutan.
h. Analisis dan Interpretasi Data Hasil Survei
Analisis data dilakukan untuk memperoleh suatu parameter
perhitungan untuk memperkirakan jumlah pemotongan tidak
tercatat, yang selanjutnya dilakukan analisis hasil estimasi
data. Untuk melengkapi kajian survei ini dilakukan
interpretasi terhadap hasil survei secara keseluruhan.
Hasil analisis yang sudah jadi perlu diteliti kembali, mulai dari
metode pengolahan yang digunakan sampai dengan hasil
olahan akhir dari hasil survei. Pengecekan berulang ini sangat
diperlukan untuk mengantisipasi kesalahan yang terjadi pada
saat proses pengolahan data dan analisis dilakukan. Apabila
sudah final, maka tahap berikutnya adalah mempersiapkan
laporan akhir kegiatan.

-7-
i. Workshop Hasil
Untuk mensosialisasikan hasil survey ini maka perlu
dilakukan workshop hasil survey. Dari workshop ini
diharapkan hasil survey pemotongan tidak tercatat ini, bisa
menjadi acuan untuk perkiraan total pemotongan riil. Jika
jumlah pemotongan secara keseluruhan sudah lengkap dan
obyektif maka akurasi data produksi daging meningkat.
Disamping itu workshop ini juga diharapkan mendapatkan
berbagai masukan untuk pengembangan survey kedepan,
baik untuk parameter yang sama atau parameter lain yang
dibutuhkan.
j. Penyusunan Laporan Akhir
Tahap akhir dari kegiatan ini adalah penyusunan laporan
akhir. Setelah dilakukan workshop terakhir dan memperoleh
berbagai masukan dibuat laporan akhir yang mencakup hasil-
hasil seluruh kegiatan ini.

1.6. WAKTU PELAKSANAAN


Kegiatan survei pemotongan direncanakan dilaksanakan pada
bulan Februari hingga Desember 2017. Tahap perencanaan dilaksanakan
pada bulan Januari-Maret 2017. Tahap pengumpulan data direncanakan
pada bulan Maret - Mei 2017. Jadwal terperinci kegiatan survei
pemotongan tahun 2017 tersaji pada Tabel 1.

-8-
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Pemotongan di RPH

NO URAIAN KEGIATAN WAKTU

1 Koordinasi persiapan Januari – Maret 2017


2 Penyusunan kerangka survei dan kuesioner Feb - Mar 2017
3 Penyusunan buku pedoman survei Feb - Mar 2017
4 Pengumpulan data Mar – Mei 2017
5 Pengolahan data hasil survei Juni - Juli 2017
6 Analisis dan interpretasi data hasil survei Agustus - September 2017
7 Workshop Hasil Survei Oktober 2017
8 Penyusunan Laporan Akhir Okt- Des 2017

-9-
- 10 -
BAB 2
ORGANISASI LAPANG

2.1. PERSIAPAN SURVEI


Kegiatan persiapan survei dilakukan melalui koordinasi bersama antara
Pusdatin, Ditjen PKH, dan Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota yang membidangi
fungsi peternakan dan kesehatan hewan untuk mempersiapkan pelaksanaan
survei meliputi :
a) Koordinasi dalam rangka menyiapkan:
(1) Kerangka survei berupa daftar RPH terbaru di masing-masing provinsi
untuk mencari RPH yang melakukan pemotongan terbesar.
(2) Data sekunder berupa daftar jumlah pemotongan ternak di masing-
masing provinsi satu tahun terakhir bulanan.
b) Menyiapkan kuesioner dan menyusun buku pedoman pelaksanaan,
c) Pelatihan petugas survei.

2.2. PETUGAS LAPANG


Petugas lapang yang terlibat dalam Survei Pemotongan Ternak di
RPH meliputi:
a. Petugas Listing adalah Keurmaster atau petugas Dinas Provinsi
yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di
masing-masing provinsi lokasi survei.
b. Petugas Pengawas/Pemeriksa adalah atasan petugas pencacah di
pusat/provinsi/kabupaten yang melakukan supervisi pelaksanaan
listing dan survei.

- 11 -
c. Petugas Pencacah adalah petugas pusat/provinsi/kabupaten yang
sudah memperoleh pelatihan untuk melakukan wawancara/
pencatatan survei pada RPH terpilih.

2.3. PETUGAS LISTING


a. Melakukan pendaftaran seluruh RPH yang ada di masing-
masing wilayah survei/provinsi, berikut jumlah
pemotongannya selama satu tahun terakhir/satu bulan
terakhir menggunakan formulir SPT17-LRPH.
b. Menyerahkan hasil listing kepada Pengawas/Pemeriksa.

2.4. PETUGAS PENGAWAS/PEMERIKSA


a. Menentukan sampel RPH dan disalin kedalam Formulir SPT17-
DRPH.
b. Mengawasi pelaksanaan listing dan survei.
c. Memeriksa kelengkapan dokumen dan kewajaran isian.
d. Memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada.

2.5. PETUGAS PENCACAH


a. Melakukan pengamatan dan pencatatan dengan
menggunakan Form SPT17-SRPH pada RPH terpilih sesuai
Formulir SPT17-DRPH.
b. Mengedit hasil pengamatan untuk meyakinkan bahwa tidak
ada pertanyaan yang terlewat atau isian yang salah.
c. Memperbaiki isian hasil pengamatan yang masih salah atau
kurang lengkap.

- 12 -
d. Melaksanakan pengamatan sesuai dengan jadwal yang sudah
ditentukan.
e. Menyelesaikan pengamatan sesuai dengan target sampel yang
telah ditetapkan.
f. Menandatangani dokumen hasil pengamatan yang telah
lengkap, dan menyerahkan dokumen kepada
pemeriksa/pengawas.

- 13 -
- 14 -
BAB 3
METODOLOGI

3.1. KONSEP DAN DEFINISI

a. Rumah Potong Hewan/RPH adalah suatu bangunan atau kompleks


bangunan dengan desain yang memenuhi persyaratan sebagai
tempat menyembelih hewan, antara lain sapi, kerbau, kambing,
domba, babi dan unggas bagi konsumsi masyarakat.

b. Tempat Potong Hewan/TPH yang dimaksud dalam buku pedoman


ini adalah suatu bangunan atau kompleks bangunan yang digunakan
sebagai tempat memotong hewan bagi konsumsi masyarakat
umum.

c. Keurmaster adalah paramedis yang ditunjuk oleh Bupati/Walikota


dan dibawah pengawasan dokter hewan yang berwenang yang
melakukan tugas pemeriksaan sebelum pemotongan (antemortem)
dan setelah pemotongan (postmortem) di RPH

d. Juru sembelih Halal adalah petugas di RPH dan atau RPU yang
melaksanakan kegiatan mematikan hewan hingga tercapai
kematian sempurna dengan cara menyembelih yang mengacu
kepada kaidah kesejahteraan hewan dan syariah agama Islam.

e. Butcher adalah tenaga ahli pemotong daging berdasarkan topografi


karkas.

- 15 -

- 15 -
f. Sapi Potong Impor yang dimaksud dalam survei ini adalah sapi
yang didatangkan dari luar negeri yang dipotong di Indonesia baik
yang dibesarkan dahulu oleh feedlotter maupun bakalan potong.

g. Sapi Lokal yang dimaksud dalam survei ini adalah sapi Varietas
lokal seperti sapi Bali, Ongole, Sapi Aceh, Sapi Madura, Sapi Pesisir,
Sapi Hisar, dan lain-lain. Pada survei ini, sapi lokal dirinci menurut:
betina produktif, betina tidak produktif dan sapi jantan.

h. Jumlah ternak yang dipotong adalah jumlah sapi dan atau kerbau
yang dipotong pada tanggal pengamatan selama jam operasional
pada RPH/TPH.

3.2. CAKUPAN DATA


Survei pemotongan ternak dilakukan di RPH yang terdapat di 5
(lima) provinsi dan terpilih sebagai sampel. Pada prinsipnya secara
statistik, semakin banyak sampel akan semakin akurat data yang
diperoleh. Jumlah sampel yang diambil diharapkan cukup untuk
mengetahui jumlah pemotongan terlaporkan dan tidak terlaporkan di
RPH.

Teknik pengumpulan data pada survei ini adalah dengan


menggunakan metode pengamatan langsung dan wawancara pada
kegiatan yang terjadi di RPH. Pengamatan meliputi semua ternak yang
dipotong pada hari itu.

- 16 -
3.3. PERANCANGAN SURVEI
Survei pemotongan ternak di RPH diawali dengan pemilihan RPH
dengan kriteria tertentu, yaitu jumlah pemotongan per hari lebih dari 5
ekor dan frekuensi pelaporan data pada iSIKHNAS lebih dari 15 hari
setiap bulan. Setiap provinsi dipilih tiga sampai enam RPH. Berdasarkan
hasil listing/daftar seluruh RPH yang ada di provinsi sampel dipilih
sejumlah RPH sebagai sampel. Metode penarikan sampel RPH
menggunakan systematic sampling. Sedangkan waktu pengamatan
untuk pemotongan sapi dan kerbau dilakukan secara random.

3.4. KUESIONER YANG DIGUNAKAN


Dalam pelaksanaan kegiatan survei pemotongan ternak di RPH,
dokumen (daftar) yang digunakan adalah:

a. Daftar SPT17-LRPH
Daftar ini digunakan untuk mendaftar/listing seluruh RPH/TPH di
dalam wilayah/provinsi terpilih.
b. Daftar SPT17-DRPH
Daftar ini digunakan untuk menyalin identitas RPH/TPH terpilih di
wilayah survei/provinsi.
c. Daftar SPT17-SRPH

Daftar ini digunakan untuk mencatat hasil pengamatan pemotongan


ternak dan wawancara dengan Bandar/pedagang/pengusaha.

- 17 -

- 17 -
3.5. PENYUSUNAN KERANGKA SAMPEL DAN ALOKASI
SAMPEL
Kerangka sampel yang digunakan untuk pemilihan RPH/TPH
adalah daftar nama seluruh RPH/TPH yang ada di provinsi sampel.
Pemilihan RPH/TPH dilakukan secara systematic sampling berdasarkan
pemasukan laporan di iSIKHNAS (Sistem Informasi Kesehatan Hewan
Nasional) dan jumlah pemotongan di masing-masing RPH/TPH.
Pada RPH/TPH terpilih akan dilakukan pencatatan jumlah
pemotongan sapi dan kerbau selama periode amatan. Jumlah
pemotongan sapi dan kerbau di RPH/TPH terpilih akan dibandingkan
dengan laporan pemotongan melalui iSIKHNAS sehingga diperoleh
faktor koreksi untuk jumlah pemotongan yang tidak terlaporkan.

Provinsi : Jatim, Jabar, Jateng,


Banten, DKI Jakarta.

Daftar RPH/TPH

RPH/TPH Terpilih RPH/TPH Terpilih


1 1

Pengamatan pada periode Pengamatan pada periode


tertentu tertentu

Jenis dan Jumlah Jenis dan Jumlah


Pemotongan Pemotongan

Gambar 1. Penyusunan Kerangka Sampel

- 18 -
3.6. TAHAPAN PENARIKAN SAMPEL
Tahapan penarikan sampel yang dilakukan adalah :

1. Tahap pertama, memilih provinsi sampel secara purposive. Provinsi


yang terpilih adalah merupakan provinsi sentra pemotongan sapi
dan kerbau.

2. Tahap kedua, memilih RPH/TPH di provinsi terpilih secara systematic


sample berdasarkan pemasukan laporan di iSIKHNAS dan jumlah
pemotongan ternak di masing-masing RPH/TPH.

3.7. PENGAMATAN
Pengamatan dilakukan melalui pencatatan jumlah pemotongan
sapi dan kerbau di RPH/TPH terpilih. Khusus untuk jumlah pemotongan
sapi dikategorikan menjadi sapi eks impor dan lokal. Khusus sapi/kerbau
lokal dibedakan menjadi 3 jenis yaitu pemotongan betina produktif,
betina tidak produktif, dan jantan.
Data hasil pemotongan di RPH/TPH sampel selanjutnya
dibandingkan dengan laporan rutin yang dikirim melalui iSIKHNAS atau
laporan RPH/TPH ke Dinas Peternakan, untuk menentukan faktor
koreksi terhadap jumlah pemotongan yang tidak terlaporkan.
Pelaksanaan pengamatan dilaksanakan oleh petugas pencacah dengan
menggunakan kuesioner yang telah disiapkan. Melalui kuesioner akan
dikumpulkan juga informasi terkait pemotongan sapi/kerbau.

- 19 -

- 19 -
Tahap 1. Sapi Impor siap potong Tahap 2. Proses Stunning/
Proses Pemingsanan Sapi

Tahap 3. Proses Penyembelihan Tahap 4. Proses Pemisahan Kulit

Tahap 5. Proses Pengeluaran Tahap 6. Proses Pemisahan Karkas


Jeroan

Gambar 2. Tahapan Pemotongan Sapi

- 20 -
Jeroan Bersih dan Daging Variasi Pemisahan Karkas Murni

Kepala Sapi Kaki Sapi

Daging Murni

Gambar 3. Bagian-bagian yang Dapat Dikonsumsi

- 21 -

- 21 -
3.8. ANALISIS
Data yang telah dikumpulkan melalui kegiatan survei ini,
selanjutnya akan dianalisis sebagai berikut:

1. Analisis deskriptif: keragaan jenis ternak yang dipotong, rata-rata


jumlah pemotongan, kategori ternak yang dipotong, jumlah
bandar/pedagang per RPH, harga per kilogram berat hidup dan
informasi lainnya.

2. Analisis inferensia:

a. Estimasi parameter jumlah pemotongan tidak terlaporkan di


RPH.

Perhitungan parameter jumlah pemotongan tidak terlaporkan


dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

n  Rij  Lij 
 

j 1  L
 100% 

pi 
ij 
ni

dengan:
pi = rata-rata pemotongan tidak terlaporkan (%)
Rij = Jumlah pemotongan real RPH ke-i sampel ke-j (g)
Lij = Jumlah pemotongan terlaporkan RPH ke- i sampel ke-j (g)
ni = banyaknya sampel RPH i
i = RPH (1, 2, ..., n)
j = jenis ternak (1, 2)

- 22 -
b. Model Pendugaan Total Pemotongan di RPH

Pendugaan total pemotongan di RPH menggunakan rumus :


Jumlah Pemotongan Total = (p% x pemotongan terlaporkan) +
(pemotongan terlaporkan)

- 23 -

- 23 -
- 24 -
BAB 4
TATA CARA PENGISIAN DAFTAR

Daftar yang digunakan dalam Survei Pemotongan Ternak di RPH


Tahun 2017 adalah sebagai berikut:
No. Kuesioner Kegunaan Petugas
1. SPT17-LRPH Digunakan untuk mendaftar Tim Pusat
RPH yang ada di provinsi
sampel
2. SPT17-DRPH Digunakan untuk mendaftar Tim pusat
RPH terpilih pada provinsi
sampel
3. SPT17-SRPH Digunakan untuk Tim pusat
mengumpulkan informasi
pemotongan sapi pada RPH
terpilih
4. SPT17-LBRPH Digunakan untuk Dinas
mengumpulkan informasi Kabupaten
nama yang
bandar/pedagang/pengusaha membidangi
yang melakukan pemotongan Peternakan
ternak pada RPH terpilih dan
Kesehatan
Hewan

- 25 -

- 25 -
4.1. Cara Pengisian Daftar SPT17-LRPH
Tujuan

Daftar SPT17-LRPH (Lampiran 1) adalah daftar yang digunakan untuk


melisting semua RPH yang berlokasi pada provinsi sampel. Daftar ini
digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pemilihan RPH sampel
untuk dilakukan pemantauan kegiatan pemotongan ternak.

Keterangan yang dikumpulkan

Keterangan yang dikumpulkan dengan Daftar SPT17-LRPH terdiri dari 4


kolom yaitu:
Provinsi
Kolom 1. No Urut
Kolom 2. Nama RPH
Kolom 3. Alamat/Kota
Kolom 4. Jumlah Rata-rata Pemotongan/hari (Ekor)
Cara Pengisian
Nama Provinsi
Isikan nama provinsi sampel pada pojok kiri atas.
KOLOM 1 No. Urut
Isikan no urut 1 sampai dengan nomor urut terakhir
sesuai dengan jumlah RPH/TPH yang ada di provinsi
sampel .
KOLOM 2 Nama RPH/TPH
Isikan nama RPH/TPH sesuai dengan nama yang terdaftar
pada iSIKHNAS.

- 26 -
KOLOM 3 Alamat/Kota
Isikan alamat lengkap dimana RPH berada, yakni nama
jalan/gang, nomor, RT/RW, dusun, desa, kecamatan,
kabupaten/kota. Informasi yang lengkap akan
mempermudah menemukan RPH apabila terambil
sebagai sampel
KOLOM 4 Jumlah Pemotongan Bulan Januari 2017 (Ekor)
Isikan jumlah pemotongan yang dilaporkan oleh RPH
pada bulan Januari 2017 dalam satuan ekor.
KOLOM 5 Jumlah Rata-rata Pemotongan/hari (Ekor)
Isikan jumlah rata-rata pemotongan yang dilakukan oleh
RPH per hari dalam satuan ekor.

4.2. Cara Pengisian Daftar Nama RPH Terpilih (SPT17-DRPH)


Tujuan
Daftar SPT17-DRPH (Lampiran 2) adalah daftar yang digunakan untuk
menampilkan RPH yang telah terpilih sebagai sampel untuk dilakukan
pemantauan kegiatan pemotongan.

Keterangan yang dikumpulkan

Keterangan yang dikumpulkan dengan Daftar SPT17-DRPH terdiri dari 6


kolom yaitu:
Nama Provinsi
Kolom 1. No Sampel
Kolom 2. No. Urut
Kolom 3. Nama RPH
- 27 -

- 27 -
Kolom 4. Alamat/Kota
Kolom 5. Jumlah Pemotongan Januari 2017 (Ekor)
Kolom 6. Jumlah Rata-rata Pemotongan/hari (Ekor)

Cara Pengisian
Nama Provinsi
Isikan nama provinsi sampel pada pojok kiri atas.
KOLOM 1 No. Sampel
Salinlah Kolom No urut pada Daftar SPT17-LRPH dari RPH
yang telah terpilih sebagai sampel pertama hingga
terakhir.
KOLOM 2 No. Urut
Isikan no urut 1 sampai dengan nomor urut terakhir
sesuai dengan jumlah RPH yang terpilih sebagai sampel
pada provinsi yang bersangkutan.
KOLOM 3 Nama RPH
Isian nama RPH disalin dari Daftar SPT17-LRPH yang
terpilih sebagai sampel.
KOLOM 4 Alamat/Kota
Isian alamat RPH disalin dari Daftar SPT17-LRPH yang
terpilih sebagai sampel.
KOLOM 5 Jumlah Pemotongan Januari 2017 (Ekor)
Isian jumlah pemotongan yang dilakukan oleh RPH pada
bulan Januari 2017 dalam satuan ekor disalin dari Daftar
SPT17-LRPH yang terpilih sebagai sampel.

- 28 -
KOLOM 6 Jumlah Rata-rata Pemotongan/hari (Ekor)
Isian jumlah rata-rata pemotongan yang dilakukan oleh
RPH per hari dalam satuan ekor disalin dari Daftar SPT17-
LRPH yang terpilih sebagai sampel.

4.3. Cara Pengisian Daftar Survei Pemotongan Ternak (SPT17-SRPH)


Tujuan

Daftar SPT17-SRPH (Lampiran 3) adalah daftar yang digunakan pada


saat melakukan pengamatan pemotongan ternak di RPH. Informasi
yang ingin diperoleh adalah jumlah ternak yang dipotong berdasarkan
pengamatan pada RPH sampel maupun wawancara dengan
Bandar/Pedagang/pengusaha.

Keterangan yang dikumpulkan

Keterangan yang dikumpulkan dengan kuesioner SPT17-SRPH terdiri


dari 6 blok yaitu:
Blok I. Identitas RPH
Blok II. Identitas pencacah
Blok III. Catatan
Blok IV. Laporan Pemotongan Sapi/Kerbau
Blok V. Wawancara Bandar/Pedagang

- 29 -

- 29 -
Cara Pengisian

BLOK I. IDENTITAS RPH


Rincian 1- 9 : Isikan nama Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/
Kelurahan, nama RPH, alamat RPH, Nomor Responden,
Nama Petugas RPH/Keurmaster, dan Nomor telopn/HP
dari Keurmaster.
Rincian 10 : Isikan kode (1) apabila RPH tersebut milik pemerintah
pusat/daerah serta kode (2) apabila milik swasta.
Rincian 11 : Isikan kode (1) apabila RPH tersebut memiliki timbangan
karkas/ternak serta kode (2) apabila tidak memiliki.

BLOK II. IDENTITAS PENCACAH


Rincian 1 : Isikan nama pencacah yang melakan pemantauan
pemotongan sapi. Apabila jumlah pencacah lebih dari
satu, maka tuliskan semua nama pencacah.
Rincian 2 : Isikan tanggal berakhirnya pelaksanaan pencacahan.
Rincian 3 : Bubuhkan tanda tangan pencacah apabila telah selesai
dilakukan kegiatan pemantauan pemotongan.

BLOK III. CATATAN


Apabila ada hal-hal yang memerlukan keterangan lebih lanjut, tuliskan
pada blok ini. Selain informasi dari responden, pencacah dapat
menambahkan catatan untuk memperjelas masalah yang berkaitan

- 30 -
dengan isian daftar ini. Informasi sangat diperlukan sebagai panduan
pengolahan dan analisis hasil pencacahan.

BLOK IV. LAPORAN PEMOTONGAN SAPI


Blok IV terdiri dari delapan (8) kolom yang harus diisikan informasinya
selama melakukan pemantauan pemotongan ternak, yakni:
Kolom 1 : Nomor Urut
Isikan nomor urut 1 sampai dengan terakhir sesuai
dengan jumlah ternak yang dipotong selama dilakukan
pemantauan pada hari pencacahan.
Kolom 2 : Jam Pemotongan
Isikan waktu saat pemotongan sapi/kerbau dilakukan.
Kolom 3 : Jenis Ternak
Tuliskan kode (1) apabila ternak yang dipotong adalah
sapi, dan kode (2) apabila kerbau
Kolom 4 sd 7 : Jenis Ternak Sapi/Kerbau
Isikan tanda centang (√) pada kolom (4) apabila ternak
yang dipotong adalah ternak eks impor, kolom (5) apabila
betina produktif, kolom (6) apabila betina tidak tidak
produktif dan (7) apabila merupakan ternak jantan.

Kolom 8 : Nama Bandar/Pedagang


Isikan nama bandar/pedagang yang melakukan
pemotongan ternaknya pada RPH sampel.

- 31 -

- 31 -
BLOK V. WAWANCARA BANDAR/PEDAGANG
Informasi pada Blok ini diperoleh dengan cara melakukan wawancara ke
bandar/pedagang yang melakukan pemotongan ternaknya pada RPH
sampel. Blok ini terdiri dari 12 (dua belas) kolom yakni:
Kolom 1 : Nomor urut
Isikan Nomor urut 1 sampai dengan nomor urut terakhir
sesuai dengan jumlah bandar/pedagang yang melakukan
pemotongan ternaknya pada RPH sampel pada hari
pengamatan.
Kolom 2 : Nama Bandar/Pedagang
Isikan nama bandar/pedagang yang melakukan
pemotongan ternaknya pada RPH sampel pada hari
pengamatan.
Kolom 3 : Alamat Bandar/Pedagang
Isikan alamat bandar/pedagang yang melakukan
pemotongan ternaknya pada RPH sampel pada hari
pengamatan
Kolom 4 : Jenis ternak yang dominan dipotong
Isikan kode (1) apabila ternak yang dominan dipotong
oleh bandar/pedagang adalah sapi impor, kode (2) sapi
lokal dan kode (3) apabila kerbau.

Kolom 5 sd 10 : Jumlah ternak yang dipotong


Isikan dalam satuan ekor jumlah ternak yang dipotong
oleh bandar/pedagang yang dilakukan pada: Kolom
(5). Hari ini, Kolom (6) hari kemarin (satu hari

- 32 -
sebelumnya), Kolom (7) Rata-rata pemotongan yang
dilakukan pada akhir pekan dan Kolom (8) Rata-rata
pemotongan yang dilakukan pada akhir bulan/bulan
baru, Kolom (9) rata-rata pemotongan menjelang
bulan puasa tahun lalu/munggahan, dan Kolom (10)
rata-rata jumlah pemotongan menjelang hari Raya
Idhul Fitri tahun lalu/tahun ini

Kolom 11 : Tujuan Penjualan


Isikan kode (1) apabila ternak yang dipotong oleh
bandar/pedagang dijual langsung ke konsumen, kode (2)
dijual ke pedagang pasar, kode (3) dijual ke supermarket,
(4) dijual ke restoran, dan (5) Lainnya.

Isian pada Kolom ini boleh lebih dari satu.

Kolom 12 : Harga beli (Rp/kg berat hidup)


Isikan rata-rata harga beli ternak yang dipotong dalam
satuan Rupiah per kilogram berat hidup.

4.4. Cara Pengisian Daftar SPT17-LBRPH


Tujuan

Daftar SPT17-LBRPH (Lampiran 4) adalah daftar yang digunakan untuk


melakukan pemantauan pemotongan ternak yang dilakukan oleh
Bandar/Pedagang/Perusahaan yang menggunakan jasa pemotongan di
RPH sampel. Periode pemantauan pemotongan dilakukan selama 7 hari

- 33 -

- 33 -
(Senin hingga Minggu), dan pencatatan dilakukan oleh petugas di RPH
sampel.

Keterangan yang dikumpulkan

Keterangan yang dikumpulkan dengan Daftar SPT17-LBRPH terdiri dari


10 kolom yaitu:
Provinsi
Kabupaten
Nama RPH
Kolom 1. No Urut
Kolom 2. Nama Bandar/Pedagang/Perusahaan yang
menggunakan Jasa Pemotongan
Kolom 3. Alamat
Kolom 4 s/d Kolom 10 Jumlah Pemotongan (ekor)

Cara Pengisian

Nama Provinsi
Isikan nama provinsi sampel pada pojok kiri atas.
Nama Kabupaten
Isikan nama kabupaten sampel pada pojok kiri atas.
Nama RPH
Isikan nama RPH sampel pada pojok kiri atas.

KOLOM 1 No. Urut


Isikan no urut 1 sampai dengan nomor urut terakhir
sesuai dengan jumlah Bandar/Pedagang/Perusahaan

- 34 -
yang menggunakan jasa pemotongan yang ada di RPH
sampel selama periode pencatatan.

KOLOM 2 Nama Bandar/Pedagang/Perusahaan yang


menggunakan jasa pemotongan
Isikan nama Bandar/Pedagang/Perusahaan yang
menggunakan jasa pemotongan selama periode
pencatatan (Senin s/d Minggu).

KOLOM 3 Alamat Bandar/Pedagang/Perusahaan yang


menggunakan jasa pemotongan
Isikan alamat Bandar/Pedagang/Perusahaan yang
menggunakan jasa pemotongan selama periode
pencatatan (Senin s/d Minggu).

KOLOM (4) s/d Kolom (10) Jumlah Pemotongan (Ekor)


Pada Kolom (4) s/d Kolom (10), isikan jumlah sapi/kerbau
milik Bandar/Pedagang/Perusahaan yang dipotong di
RPH sampel dalam satuan ekor, sesuai dengan hari
pemotongan, yakni Kolom (4) hari Senin, Kolom (5)
Selasa, Kolom (6) Rabu, Kolom (7) Kamis, Kolom (8)
Jumat, Kolom (9) Sabtu, dan Kolom (10) Minggu.
Isikan pula tanggal pada masing-masing hari yang
bersesuaian dengan hari pemotongan tersebut.

- 35 -

- 35 -
- 36 -
DAFTAR LAMPIRAN

- 38 -
LAMPIRAN 1. SPT17-LRPH

SURVEI PEMOTONGAN TERNAK DI RPH


DAFTAR NAMA RPH

Provinsi : ………………………………………………. SPT17-LRPH

Jumlah Pemotongan Jumlah Rata-rata


No. Nama RPH Alamat /Kota
Januari 2017 (Ekor) Pemotongan/hari (Ekor)
(1) (2) (3) (4) (5)

- 39 -

- 39 -
- 40 -
SURVEI PEMOTONGAN TERNAK DI RPH
DAFTAR NAMA RPH TERPILIH

SPT17-DRPH
Provinsi : ……………………………….……………

Jumlah Pemotongan Jumlah Rata-rata


No. Sampel No. Urut Nama RPH Alamat /Kota
Januari 2017 (Ekor) Pemotongan/hari (Ekor)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
LAMPIRAN 2. SPT17-DRPH
LAMPIRAN 3 - SPT17-SRPH

SURVEI PEMOTONGAN TERNAK RPH


KUESIONER SURVEI

SPT17-SRPH

BLOK I IDENTITAS RPH

1 Provinsi ............................................

2 Kabupaten/Kota ............................................

3 Kecamatan ............................................

4 Desa/Kelurahan ............................................

5 Nama RPH ...........................................

6 Alamat RPH ..........................................

7 Nomor Responden .......................

8 Nama Petugas RPH/Keurmaster ..........................................

9 Telepon/HP ..........................................

10 Status RPH Negeri -1 Swasta -2

Fasilitas Timbangan Karkas I


11
Ternak Ada -1 Tidak -2 s

BLOK II. IDENTITAS PENCACAH

1 Nama Pencacah

2 Tanggal Pencacahan

3 Tanda Tangan

BLOK III. CATATAN

- 41 -

- 41 -
SPT17-SRPH (LANJUTAN)

BLOK IV. LAPORAN PEMOTONGAN SAPI/KERBAU

Jenis Ternak Sapi/Kerbau ( Tanda √)


Jenis Ternak :
Lokal Nama
No. Jam Pemotongan 1) Sapi
Bandar/Pedagang
2) Kerbau Eks Impor Betina Betina Tidak
Jantan
Produktif Produktif
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

- 42 -
BLOK V. WAWANCARA BANDAR/PEDAGANG

Jumlah Ternak yang Dipotong (Ekor/Hari) Tujuan Penjualan:


Jenis Ternak yang
1. konsumen langsung,
dipotong : Harga beli
Nama 2. pedagang pasar,
No. Alamat Bandar 1) Sapi impor Rata-rata akhir Rata-rata Rata-rata (Rp/kg berat
Bandar/Pedagang Rata-rata Akhir 3. supermarket.
2) Sapi Lokal Hari ini Kemarin bulan/bulan menjelang menjelang Idhul hidup)
Pekan 4. Restoran,
3)Kerbau baru puasa/munggahan Fitri 5. Lainnya

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
SPT17-SRPH (LANJUTAN)

- 43 -

- 43 -
- 44 -
PEMANTAUAN PEMOTONGAN TERNAK DI RPH
JUMLAH PEMOTONGAN SELAMA SEMINGGU

Provinsi : ……………………………………………………………..
Kabupaten : ……………………………………………………………..
Nama RPH : …………………………………………………………….. SPT17-LBRPH

Nama Bandar / Pedagang JUMLAH PEMOTONGAN (EKOR)


/Perusahaan yang Alamat/no telpon/no
No. SENIN SELASA RABU KAMIS JUM'AT SABTU MINGGU
menggunakan Jasa hp
Pemotongan
Tgl…………. Tgl…………. Tgl…………. Tgl…………. Tgl…………. Tgl…………. Tgl………….

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
LAMPIRAN 4. SPT17-LBRPH

TOTAL PEMOTONGAN
- 45 -

- 45 -
46

Anda mungkin juga menyukai