P P
- e P
PETUNJUK TEKNIS PENDATAAN JUMLAH
TERNAK SAPI DAN KERBAU
Tim Penyusun :
1. Ir. Roch Widaningsih, M.Si.
2. Ir. Mohammad Chafid, M.Si.
3. Ir. Efi Respati, M.Si.
4. Ir. Vera Yunita Siagian.
5. Diah Indarti, SE.
6. Yuliawati Rohmah, SP., M.SE.
7. Rhendy Kencana Putra W, S.Si.
8. Siti Supartinah
9. Widiyanti
Diterbitkan oleh :
Kementerian Pertanian
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
2018
Petunjuk Teknis Pendataan Jumlah Ternak Sapi dan v
KATA PENGANTAR
Buku Petunjuk Teknis Pendataan Jumlah Ternak Sapi dan Kerbau disusun dalam rangka
memberikan panduan bagi petugas pengelola data peternakan dan kesehatan hewan di tingkat
pusat, provinsi, kabupaten, dan kecamatan dalam melakukan pendataan jumlah ternak sapi dan
kerbau.
Buku Petunjuk Teknis ini disusun dengan memperhatikan masukan dari mitra kerja Pusat
Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) dalam mengelola data peternakan dan kesehatan
hewan. Diantara mitra kerja tersebut adalah Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
Kementerian Pertanian, Badan Pusat Statistik dan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur. Buku
mencakup metodologi, organisasi lapangan dan tata cara pengisian daftar untuk melaksanakan
pendataan jumlah ternak sapi dan kerbau.
Keberhasilan pelaksanaan pendataan jumlah ternak sapi dan kerbau akan sangat ditentukan
oleh kesungguhan dan kesadaran petugas akan pentingnya data yang dikumpulkan, sehingga
diharapkan seluruh petugas yang terlibat dapat melaksanaan kegiatan dengan sebaik-baiknya.
Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan Buku Petunjuk Teknis Pendataan Jumlah Ternak Sapi dan Kerbau
ini.
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................v
DAFTAR TABEL.......................................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................................xi
BAB I. PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2. Tujuan dan Sasaran...................................................................................................3
1.3. Jadwal.......................................................................................................................3
1.4. Cakupan....................................................................................................................4
1.5. Jenis Daftar Isian yang Digunakan............................................................................4
BAB II. METODOLOGI.............................................................................................................7
2.1. Konsep dan Definsi..................................................................................................7
2.2. Metode Penentuan Wilayah Pendataan....................................................................9
2.3. Tata Cara Pendataan..............................................................................................10
2.4. Jadwal Pelaksanaan Pendataan Jumlah Ternak......................................................10
BAB III. ORGANISASI PELAKSANAAN...............................................................................11
3.1. Tugas dan Tanggung Jawab...................................................................................11
3.2. Organisasi Pelaporan Data.....................................................................................14
BAB IV. TATA CARA PENGISIAN DAFTAR.......................................................................15
4.1. Umum....................................................................................................................15
4.2. Pengisian Daftar L-DSK19....................................................................................16
4.3. Pengisian Daftar RC-DSK19.................................................................................22
4.4. Pengisian Daftar RK-DSK19.................................................................................28
4.5. Pengisian Daftar RP-DSK19..................................................................................35
BAB V. TATA CARA PENGIRIMAN DATA........................................................................43
5.1. Bagan Alur Pengiriman Online Data Jumlah Ternak.............................................43
5.2. Tata Cara Pengiriman Data Jumlah Ternak Secara Online.....................................44
A. Format SMS untuk Mengetahui Kode Lokasi..................................................45
B. Format SMS untuk Pelaporan Data..................................................................46
BAB VI. PENGOLAHAN..........................................................................................................49
6.1. Penerimaan dan Pemeriksaan Dokumen................................................................49
6.2. Input Data dan Validasi Dokumen.........................................................................50
6.3. Analisis..................................................................................................................51
Halaman
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Pendataan Jumlah Sapi dan Kerbau...............................................3
Tabel 2. Populasi Sapi Potong, Sapi Perah dan Kerbau Tahun 2017......................................9
Tabel 3. Kode Jenis Ternak untuk Pelaporan Data iSIKHNAS............................................44
Halaman
Gambar 1. Alur Pengumpulan Data Kegiatan Pendataan Jumlah Sapi dan Kerbau.......14
Gambar 2. Alur Pelaporan dan Pengumpulan Data........................................................ 43
Halaman
Lampiran 1. Daftar L-DSK19.....................................................................................................57
Lampiran 2. Daftar RC-DSK19..................................................................................................58
Lampiran 3. Daftar RK-DSK19..................................................................................................59
Lampiran 4. Daftar RP-DSK19...................................................................................................60
Lampiran 5. Kode Jenis Hewan..................................................................................................61
1.1.Berdasarkan
LATAR BELAKANG
Permentan No. 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Pertanian pasal 1159 yang menyatakan bahwa Pusat Data dan
Sistem Informasi Pertanian mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, pengolahan,
analisis, dan pengembangan sistem informasi pertanian, serta pelayanan dan publikasi data
dan informasi pertanian. Sementara pasal 1169 ayat 2 menyatakan bahwa Sub Bidang Data
Perkebunan dan Peternakan mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pengolahan dan
analisis, serta penyiapan penyediaan data dan informasi komoditas perkebunan dan
peternakan.
Subsektor peternakan memberikan kontribusi yang signifikan dalam PDB, dan
memiliki peluang untuk terus ditingkatkan kontribusinya dalam meningkatkan
kesejahteraan rakyat terutama peternak. PDB sektor peternakan selama periode 2010 –
2017 rata-rata tumbuh 4,60 persen per tahun, atau pada tahun 2010 mencapai 108,40 ribu
milyar rupiah (atas dasar konstan 2010), maka pada tahun 2016 PDB sektor peternakan
naik menjadi 142,99 ribu milyar rupiah, dan pada tahun 2017 naik kembali menjadi 148,47
ribu milyar rupiah. Subsektor Peternakan mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar,
sehingga dapat diandalkan dalam upaya perbaikan perekonomian nasional khususnya di
daerah pedesaan.
Salah satu komponen dari subsektor peternakan yang memiliki banyak manfaat dan
berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia adalah agribisnis sapi potong, sapi perah dan
kerbau. Kondisi geografis, ekologi, dan kesuburan lahan di beberapa wilayah Indonesia
memiliki karakteristik yang cocok untuk pengembangan agribisnis peternakan ini. Salah
satu upaya pemerintah untuk meningkatkan populasi sapi adalah melalui program Upsus
Siwab (Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting), yang mulai dilaksanakan sejak tahun
2016 sampai sekarang. Data populasi sapi yang akurat merupakan hal yang sangat penting
dalam menyusun program Siwab, sehingga target bunting dan kelahiran dapat tercapai.
Disamping itu dari data populasi yang akurat, akan diperkiran jumlah betina produktif,
yang menjadi target dalam program tersebut.
Dari Sensus Pertanian yang dilaksanakan oleh BPS pada 2013 diperoleh data
populasi, sedangkan data populasi tahun 2014 – 2018 merupakan perhitungan paramater.
Angka estimasi populasi sapi berdasarkan parameter, dapat saja berbeda dengan populasi
sebenarnya yang ada saat ini, sehingga perlu dilakukan observasi atau pendataan secara
menyeluruh di lapangan untuk melihat kondisi populasi sapi saat ini.
Tujuan disusunnya buku Petunjuk Teknis Pendataan Jumlah Ternak adalah sebagai
petunjuk teknis bagi petugas lapang, petugas pengelola data kabupaten dan provinsi dalam
melakukan pendataan jumlah ternak di wilayahnya.
Sasaran disusunnya buku Petunjuk Teknis Pendataan Jumlah Ternak adalah seluruh
petugas baik bagi petugas lapang, petugas pengelola data di kabupaten dan provinsi
memiliki persepsi yang sama dalam melakukan pendataan jumlah ternak di wilayahnya.
1.3. JADWAL
Kegiatan pendataan jumlah sapi potong, sapi perah dan kerbau dilakukan pada bulan
September 2018 hingga Desember 2019. Tahap perencanaan dilaksanakan pada bulan
September 2018 - April 2019. Tahap pengumpulan data direncanakan pada bulan Mei -
Juni 2019. Jadwal terperinci kegiatan pendataan jumlah ternak sapi dan kerbau tahun 2019
tersaji pada Tabel 1.
Buku Petunjuk Teknis Pendataan Jumlah Ternak disusun hanya untuk mencakup
pendataan jumlah sapi potong, sapi perah dan kerbau. Wilayah untuk uji coba pendataan
ini di tahun 2019 adalah Provinsi Jawa Timur. Kegiatan ini melibatkan Pusat Data dan
Sistem Informasi Pertanian, Ditjen. Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan
Provinsi Jawa Timur, dan Dinas/Pengelolala Data Peternakan diseluruh Kabupaten/Kota
Wilayah Jawa Timur.
Cakupan jumlah sapi dan kerbau yang masuk dalam kegiatan ini adalah seluruh
populasi sapi potong, sapi perah, dan kerbau yang dikuasai/diusahakan oleh peternak
rakyat, koperasi, yayasan, instansi, dan perusahaan peternakan sapi perah/sapi
potong/kerbau, atau unit usaha lainnya.
1.5.Dalam
JENIS DAFTAR kegiatan
pelaksanaan ISIAN YANG DIGUNAKAN
pendataan jumlah ternak, jenis dokumen (daftar) yang
digunakan adalah :
b. Daftar RC-DSK19
Daftar ini digunakan oleh petugas pemeriksa/pengawas di tingkat kabupaten/kota untuk
melakukan rekapitulasi daftar L-DSK19 yang berisi jumlah ternak hasil pendataan di
setiap desa pada satu kecamatan.
d. Daftar RP-DSK19
Daftar ini digunakan untuk rekapitulasi Daftar RK-DSK19 jumlah sapi potong, sapi
perah dan kerbau pada setiap kabupaten/kota dalam wilayah provinsi. Jika data seluruh
kabupaten/kota sudah terkumpul maka data populasi sapi dan kerbau di wilayah
provinsi tersebut sudah diperoleh.
Peternakan adalahDAN
2.1. KONSEP segala urusan yang berkaitan dengan sumber daya fisik, benih, bibit
DEFINISI
dan/atau bakalan, pakan, alat dan mesin peternakan, budi daya ternak, panen,
pascapanen, pengolahan, pemasaran, dan pengusahaannya.
Usaha adalah suatu kegiatan yang sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual/ditukar.
Usaha peternakan adalah segala jenis kegiatan yang terkait dengan pembibitan maupun
budidaya ternak (pengembangbiakan/pembesaran/penggemukan/menghasilkan telur atau
susu).
Ternak adalah hewan peliharaan yang produknya diperuntukan sebagai penghasil pangan,
bahan baku industri, jasa, dan/atau hasil ikutannya yang terkait dengan pertanian.
Pembibitan ternak adalah usaha pemeliharaan ternak dengan tujuan memperoleh anakan,
bakalan (ternak muda) yang mewarisi sifat-sifat unggul dengan cara-cara pemuliaan ternak
(seleksi).
Peternak adalah perorangan warga negara Indonesia, lembaga atau korporasi yang
melakukan usaha peternakan.
Populasi ternak adalah kumpulan atau jumlah ternak yang hidup pada wilayah dan waktu
tertentu, kecuali ayam ras pedaging.
Sapi Potong adalah jenis sapi yang pemeliharaannya sebagai penghasil daging dan dapat
Sapi Perah adalah jenis sapi yang pemeliharaannya sebagai penghasil susu dan dikenal
sebagai Friesian Holstein (FH) yang berasal dari Belanda, dengan ciri-ciri: warna hitam
putih/merah putih sesuai dengan karakteristik sapi perah, pada dahi umumnya terdapat
warna putih segitiga, kaki bagian bawah dan bulu ekor berwarna putih dan tanduk
menjurus ke depan.
Kerbau adalah ternak ruminansia besar yang mempunyai potensi tinggi dalam penyediaan
daging dan dapat dikelompokkan atas 2 (dua) rumpun, yaitu Kerbau Sungai dan Kerbau
Lumpur atau lokal. Kerbau Sungai merupakan jenis kerbau yang dapat diternakkan sebagai
penghasil susu dan banyak diternakkan di daerah Sumatera Utara dan sekitarnya. Kerbau
Lumpur merupakan jenis kerbau yang umum terdapat di Indonesia.
Petugas pengumpul data adalah orang yang ditunjuk oleh pejabat yang berwenang untuk
melakukan pengumpulan data peternakan. Dalam kegiatan ini petugas pengumpul data
adalah inseminator atau petugas lain yang ditunjuk.
Inseminator adalah petugas yang telah di didik dan lulus dalam latihan keterampilan
khusus untuk melakukan inseminasi buatan dan memiliki surat ijin melakukan inseminasi.
Rumah tangga adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau
seluruh bangunan fisik/sensus dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur.
Makan dari satu dapur adalah pengurusan kebutuhan sehari-hari dikelola bersama-sama
dan menjadi satu.
Rumah tangga usaha peternakan adalah rumah tangga yang mengusahakan ternak
dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual/ditukar atau untuk memperoleh
pendapatan/keuntungan atas resiko sendiri.
Perusahaan peternakan adalah orang perorangan atau korporasi, baik yang berbentuk
badan hukum maupun yang bukan badan hukum, yang didirikan dan berkedudukan dalam
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang mengelola usaha peternakan dengan
kriteria dan skala tertentu.
Tabel 2. Populasi Sapi Potong, Sapi Perah dan Kerbau Tahun 2017
Daftar L-DSK19 diisi oleh petugas pengumpul data di tingkat kecamatan, dimana 1
(satu) eksemplar Daftar L-DSK19 digunakan hanya untuk 1 (satu) desa. Daftar tersebut
kemudian diserahkan ke petugas pengawas/pemeriksa ditingkat kabupaten/kota untuk
disalin dan dibuatkan rekapitulasi tingkat kecamatan dengan menggunakan Daftar RC-
DSK19. Tidak ada daftar RC-DSK19 yang berisi desa dari kecamatan berbeda. Selanjutnya
petugas pengawas/pemeriksa ditingkat kabupaten/kota menyalin kembali daftar ini dan
membuat rekapitulasi tingkat kabupaten/kota dengan menggunakan daftar RK-DSK19.
Rekapitulasi seluruh kabupaten/kota dilakukan oleh petugas pemeriksa/pengawas di
provinsi menggunakan Daftar RP-DSK19. Seluruh daftar yang telah diisi baik Daftar L-
DSK19, RC-DSK19, RK-DSK19, maupun RP-DSK19 kemudian diserahkan kepada
Pusdatin Kementan.
2.4.Pendataan
JADWAL PELAKSANAAN
jumlah PENDATAAN
ternak dilakukan selama satu JUMLAH
bulan yaituTERNAK
dari tanggal 1-31 Mei
2019. Batas akhir pelaporan data jumlah ternak baik secara online maupun melalui daftar
isian adalah tanggal 31 Mei 2019.
3.1.Penanggung
TUGAS DANjawab teknis dan administrasi
TANGGUNG JAWAB adalah kementerian/lembaga/instansi
penyelenggara kegiatan pendataan jumlah ternak baik di tingkat pusat maupun daerah.
b. Petugas Provinsi
1. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan pendataan sapi/kerbau di
wilayah Provinsi.
2. Menyiapkan dan melaksanakan koordinasi pelaksanaan pengumpulan data
kepada petugas pengumpul data, pemeriksa tingkat kabupaten dan pusat.
3. Mengikuti pelatihan/sosialisasi pengumpulan data.
4. Melaksanakan verifikasi dan validasi data di tingkat Kabupaten/kota.
5. Melakukan rekapitulasi data dari seluruh kabupaten menggunakan Daftar
RP-DSK19.
6. Melaksanakan pengumpulan Daftar L-DSK19, RC-DSK19, RK-DSK19 dan
c. Petugas Kabupaten/Kota
Petugas Kabupaten/kota merupakan petugas pemeriksa/pengawas dengan tugas dan
tanggung-jawab sebagai berikut:
6. Membuat rekapitulasi jumlah sapi perah, sapi potong dan kerbau di wilayah
kecamatan menggunakan Daftar RC-DSK19.
4. Melakukan pendataan jumlah ternak sapi perah, sapi potong maupun kerbau
7. Menyerahkan Daftar L-DSK19 yang telah diisi dan diperiksa kepada Petugas
Kabupaten.
Bagan organisasi pelaksanan dan alur pelaporan data pada kegiatan ini adalah sebagai
berikut:
PUSAT
RP-DSK19
L-DSK19
PROVINSI (RP-DSK19) RC-DSK19
RK-DSK19
RK-DSK19
L-DSK19
Peternak
Keterangan: Koordinasi/Supervisi/Pengumpulan Data
Aliran data
Gambar 1. Alur Pengumpulan Data Kegiatan Pendataan Jumlah Sapi dan Kerbau
1. Semua pengisian daftar harus dengan menggunakan pensil hitam. Tinta dan pensil
4.1. UMUM
berwarna tidak boleh digunakan.
2. Kata-kata harus dituliskan dalam huruf balok dengan jelas dan tidak boleh disingkat
agar mudah dibaca.
Contoh :
Pengisian Daftar L-DSK
Salah Benar
KECAMATAN : KECAMATAN :
Prambon PRAMBON
NAMA PETUGAS :
Rhendy NAMA PETUGAS :
RHENDY
3. Apabila peternak tidak memiliki populasi jenis ternak tertentu, maka isian ditulis
dengan angka ’0’.
4. Apabila dalam satu desa/kecamatan/kabupaten/kota tidak ada populasi sapi/kerbau,
maka Daftar tetap diisi dengan angka 0 (nol) dan dikirimkan ke iSIKHNAS dengan
angka 0 (nol).
5. Telitilah setiap daftar yang telah diisi dan perbaiki bila terdapat kesalahan-kesalahan di
dalam pengisian, sebelum diserahkan kepada petugas pemeriksa / pengawas.
6. Konsep dan definisi serta cara pengisian daftar yang telah ditentukan harus dipegang
teguh dan tidak boleh diubah.
Rincian 1 s/d 7 : Isikan nama Provinsi, Kabupaten, Kecamatan, Desa, Kode Lokasi,
Tanggal Cacah, Nama Petugas, Nomor Telepon/HP Petugas, dan tanda tangan Petugas.
Dalam hal ini yang dimaksud Petugas adalah petugas yang melakukan pencacahan. Kode
Lokasi dapat diketahui dengan cara seperti terdapat pada Bab 5 Subbab 5.2 Bagian A.
Kolom (1) : No
Nomor urut dimulai dari 1 dan seterusnya sesuai dengan
banyaknya peternak yang ada pada kelurahan/desa tersebut.
Kolom (2) : Nama Peternak
Isikan semua nama-nama peternak yang mengusahakan
sapi/kerbau dalam wilayah kerjanya.
Kolom (3) : Kode Jenis Usaha
Isikan dengan Kode Jenis Usaha yang sesuai dengan jenis usaha
peternakan yang bersangkutan. Kode Jenis Usaha tersebut
adalah:
1 jika diusahakan oleh rumah tangga
2 jika diusahakan oleh kelompok
3 jika diusahakan oleh koperasi atau yayasan atau sekolah atau
pesantren
4 jika diusahakan oleh perusahaan
5 jika diusahakan oleh jenis usaha selain seperti diatas.
Kolom (4) : Sapi Potong Jantan Dewasa
Isikan jumlah sapi potong jantan dewasa berumur 2 tahun atau
lebih (≥ 2 tahun) untuk setiap rumah tangga peternak
Halaman ... dari ... halaman : Isikan nomor halaman dan total halaman
Kolom (1) : No
Nomor urut dimulai dari 1 dan seterusnya sesuai dengan
banyaknya kelurahan/desa pada kecamatan tersebut.
Kolom (2) : Desa
Tulislah nama kelurahan/desa yang ada di wilayah kecamatan
yang akan direkap datanya.
Kolom (3) : Jumlah Sapi Potong Jantan Dewasa
Disalin dari Daftar L-DSK19 pada Kolom (4) baris total
kecamatan pada halaman terakhir pada masing-masing
kelurahan/desa yang bersangkutan.
Kolom (4) : Jumlah Sapi Potong Jantan Muda
Disalin dari Daftar L-DSK19 pada Kolom (5) baris total
kecamatan pada halaman terakhir pada masing-masing
kelurahan/desa yang bersangkutan.
Kolom (5) : Jumlah Sapi Potong Jantan Anak
Disalin dari Daftar L-DSK19 pada Kolom (6) baris total
kecamatan pada halaman terakhir pada masing-masing
kelurahan/desa yang bersangkutan.
Kolom (6) : Jumlah Sapi Potong Betina Dewasa
Disalin dari Daftar L-DSK19 pada Kolom (7) baris total
kecamatan pada halaman terakhir pada masing-masing
kelurahan/desa yang bersangkutan.
Halaman ... dari ... halaman : Isikan nomor halaman dan total halaman
Rincian 1 s/d 8 : Isikan nama Provinsi, Kabupaten, Kode Kabupaten, Tanggal Rekap,
Nama Petugas Kabupaten, NIP, Nomor Telepon/HP Petugas, dan tanda tangan Petugas.
Dalam hal ini yang dimaksud Petugas adalah petugas yang melakukan rekapitulasi
ditingkat Kabupaten/Kota. Dalam hal Petugas tidak memiliki NIP, maka isian diisi dengan
strip (-). Kode Lokasi dapat diketahui dengan cara seperti terdapat pada Bab 5 Subbab 5.2
Bagian A.
Kolom (1) : No
Nomor urut dimulai dari 1 dan seterusnya sesuai dengan
banyaknya kecamatan pada kabupaten tersebut.
Kolom (2) : Kecamatan
Tulislah nama kecamatan yang ada di wilayah kabupaten yang
akan direkap datanya.
Kolom (3) : Jumlah Sapi Potong Jantan Dewasa
Disalin dari Daftar RC-DSK19 pada Kolom (3) baris total
kecamatan pada halaman terakhir pada masing-masing kecamatan
yang bersangkutan.
Kolom (4) : Jumlah Sapi Potong Jantan Muda
Disalin dari Daftar RC-DSK19 pada Kolom (4) baris total
kecamatan pada halaman terakhir pada masing-masing kecamatan
yang bersangkutan.
Kolom (5) : Jumlah Sapi Potong Jantan Anak
Disalin dari Daftar RC-DSK19 pada Kolom (5) baris total
kecamatan pada halaman terakhir pada masing-masing kecamatan
yang bersangkutan.
Halaman ... dari ... halaman : Isikan nomor halaman dan total halaman
Rincian 1 s/d 7 : Isikan nama Provinsi, Kode Provinsi, Tanggal Rekap, Nama Petugas
provinsi, NIP, Nomor Telepon/HP Petugas, dan tanda tangan Petugas. Dalam hal ini yang
dimaksud Petugas adalah petugas yang melakukan rekapitulasi ditingkat Provinsi. Dalam
hal Petugas tidak memiliki NIP, maka isian diisi dengan strip (-). Kode Lokasi dapat
diketahui dengan cara seperti terdapat pada Bab 5 Subbab 5.2 Bagian A.
Kolom (1) : No
Nomor urut dimulai dari 1 dan seterusnya sesuai dengan
banyaknya kabupaten pada provinsi tersebut.
Kolom (2) : Kabupaten/Kota
Tulislah nama kabupaten/kota yang ada di wilayah provinsi yang
akan direkap datanya.
Kolom (3) : Jumlah Sapi Potong Jantan Dewasa
Disalin dari Daftar RK-DSK19 pada Kolom (3) baris total
kabupaten pada halaman terakhir pada masing-masing kabupaten
yang bersangkutan.
Kolom (4) : Jumlah Sapi Potong Jantan Muda
Disalin dari Daftar RK-DSK19 pada Kolom (4) baris total
kabupaten pada halaman terakhir pada masing-masing kabupaten
yang bersangkutan.
Kolom (5) : Jumlah Sapi Potong Jantan Anak
Disalin dari Daftar RK-DSK19 pada Kolom (5) baris total
kabupaten pada halaman terakhir pada masing-masing kabupaten
yang bersangkutan.
Halaman ... dari ... halaman : Isikan nomor halaman dan total halaman
5.1.kerja
Alur BAGAN ALUR
pengiriman PENGIRIMAN
data ONLINE
jumlah ternak secara DATA
online JUMLAH
adalah TERNAK
sebagai berikut:
Validasi danPetugas
verifikasiPemeriksa/Pengawas (Kabupaten/Kota)
Rekap Kecamatan: RC-DSK19
Rekap Kabupaten: RK-DSK19
(1-15 Juni 2019)
Daftar L-DSK19
(1 – 31 Mei Server iSIKHNAS
2019)
Hasil pendataan jumlah ternak per desa dikirimkan secara online ke server
iSIKHNAS menggunakan format SMS ke nomor 081290090009 atau melalui aplikasi
Google Hangouts dan AstraChat dari nomor yang sudah teregistrasi di iSIKHNAS.
Pengiriman data ke server iSIKHNAS menggunakan dua jenis kode yaitu Kode Jenis
Hewan dan Kode Lokasi. Untuk jenis hewan, pada kegiatan ini dibatasi hanya hewan sapi
dan kerbau. Kode Jenis Hewan dapat dilihat pada Tabel 3. Adapun untuk Kode Lokasi,
selain digunakan dalam pelaporan secara online, juga digunakan dalam pengisian daftar.
KR Kerbau
KRJ Kerbau Jantan
KRJA Kerbau Jantan Anak
KRJM Kerbau Jantan Muda
KRJDM Kerbau Jantan Dewasa
KRB Kerbau Betina
KRBA Kerbau Betina Anak
KRBM Kerbau Betina Muda
KRBDM Kerbau Betina Dewasa
Sumber: Wiki Sumber Informasi iSIKHNAS (http://wiki.isikhnas.com/)
Format ini digunakan untuk mendapatkan informasi kode lokasi. Pesan diawali
dengan ’CKL’ diikuti nama lokasi yang ingin diketahui kode lokasinya.
Contoh 1:
Jika ingin mengetahui kode lokasi Desa Parerejo maka format SMS yang
dikirimkan adalah:
CKL Parerejo
Parerejo: 35140106
Contoh 2:
Jika ingin mengetahui kode lokasi Desa Ampel Kecamatan Wuluhan maka format
SMS yang dikirimkan adalah:
CKL Ampel
Dalam hal seperti contoh diatas, maka diperlukan cek kode lokasi level kecamatan
dengan mengirim SMS sebagai berikut:
CKL Wuluhan
Wuluhan: 350904
Dengan demikian, Petugas pengumpul data dari Desa Ampel di Kabupaten Jember
dapat menggunakan kode lokasi 35090402.
Format ini digunakan untuk melaporkan data jumlah ternak sapi dan kerbau di
setiap desa wilayah kerja petugas pengumpul data. Satu SMS berlaku untuk satu
desa. Pesan diawali dengan ’POP’ diikuti dengan Kode Jenis Hewan dan jumlah
ternak untuk hewan tersebut serta diakhiri dengan Kode Lokasi desa yang akan
dilaporkan.
Contoh 1:
Jika akan dilaporkan jumlah sapi perah jantan anakan di Desa Sobo sebanyak 30
ekor, maka SMS yang dikirimkan adalah:
Contoh 2:
Jika akan dilaporkan jumlah ternak di Desa Wonorejo Kab. Pasuruan yaitu sapi
perah betina dewasa sebanyak 125 ekor, sapi potong jantan dewasa sebanyak 42
ekor, kerbau jantan anakan sebanyak 5 ekor, kerbau betina dewasa sebanyak 10
ekor, dan kerbau jantan dewasa sebanyak 7 ekor, maka SMS yang dikirimkan
adalah:
POP SPBPRDM 125 SPJPTDM 42 KRJA 5 KRBDM 10 KRJDM 7
35140501
Jika suatu desa tidak ada populasi sapi/kerbau, maka petugas tetap mengirimkan
data ke iSIKHNAS, dengan format:
1. PETUGAS
6.1. PENERIMAAN PENGUMPUL DATA
DAN PEMERIKSAAN DOKUMEN
1. Pastikan bahwa seluruh rumah tangga/non rumah tangga peternak sapi/kerbau
dalam desa telah tercatat.
2. Pastikan seluruh desa dalam kecamatan yang menjadi tanggung jawabnya telah
dilakukan pendataan.
3. Pastikan tidak ada halaman yang tercecer/hilang.
4. Jumlah sapi dan/atau kerbau per desa dalam daftar L-DSK19, pastikan tidak ada
desa yang tertinggal. Jika suatu desa tidak ada satupun sapi/kerbau tetap
dilaporkan dengan populasi nol.
5. Teliti kembali jumlah sapi/kerbau seluruh rumah tangga peternak dalam desa
sebelun data dikirimkan lewat sms.
6. Pastikan jumlah sapi/kerbau telah dikirim ke iSIKHNAS dengan benar, sesuai
format. Untuk meyakinkan tunggu balasan dari server iSIKHNAS.
7. Pastikan seluruh daftar L-DSK19 diserahkan ke petugas kabupaten, petugas
pengumpul data disarankan telah melakukan salinan sebagai arsip.
2. PETUGAS KABUPATEN
1. Pastikan bahwa seluruh daftar L-DSK19 untuk seluruh desa dalam kabupaten
telah lengkap.
2. Jumlah daftar L-DSK19 sama dengan jumlah desa dalam kabupaten tersebut.
3. Pastikan bahwa seluruh daftar L-DSK19 untuk setiap desa telah direkap
kedalam Daftar RC-DSK19. Jumlah ternak yang direkap per desa adalah lembar
terakhir dari Daftar L-DSK19.
4. Pastikan bahwa seluruh daftar RC-DSK19 untuk seluruh kecamatan dalam
kabupaten telah lengkap.
5. Rekap jumlah sapi dan kerbau per kecamatan dalam daftar RK-DSK19,
pastikan tidak ada kecamatan yang tertinggal. Jika suatu kecamatan tidak ada
satupun sapi/kerbau tetap dilaporkan dengan populasi nol.
6. Pastikan jumlah populasi kecamatan telah dihitung dengan benar.
3. PETUGAS PROVINSI
1. Pastikan bahwa seluruh Daftar RK-DSK19 untuk seluruh kabupaten telah
lengkap.
2. Rekap jumlah sapi dan kerbau per kabupaten dalam daftar RP-DSK19, pastikan
tidak ada kabupaten yang tertinggal. Jika suatu kabupaten/kota tidak ada
satupun sapi/kerbau tetap dilaporkan dengan populasi nol.
3. Pastikan jumlah ternak pada provinsi atau jumlah seluruh ternak di kabupaten
telah dihitung dengan benar.
4. Pastikan seluruh daftar RC-DSK19, RK-DSK19 dan RP-DSK19 diserahkan ke
petugas pusat, petugas provinsi disarankan membuat salinan sebagai arsip.
6.2. Input
INPUTdata dilakukan
DATA untuk mendokumentasikan
DAN VALIDASI DOKUMEN nama-nama seluruh peternak
/koperasi/perusahaan yang ada di wilayah provinsi. Pada saat melakukan entri data
sekaligus melakukan validasi, karena jumlah sapi per desa akan otomatis tervalidasi ketika
dijumlah menggunakan sofware aplikasi. Database nama peternak akan sangat berguna
untuk menyusun kerangka survei pada saat dilakukan survei yang lain yang berkaitan
dengan peternak.
Hasil input data juga akan divalidasi dengan data rekap, jika terdapat perbedaan
jumlah ternak maka dilihat kembali daftar isian aslinya apakah ada kemungkinan salah
penulisan pada saat pengumpul data, atau terjadi kesalahan pada saat pengiriman data.
Petugas pengentri harus saling koreksi, untuk mendapatkan data yang akurat.
6.3. ANALISIS
1. Jumlah ternak per desa, per kecamatan, per kabupaten/kota, serta provinsi, menurut
jenis ternak.
2. Sebaran jumlah sapi/kerbau menurut kabupaten/kota.
3. Rata-rata jumlah pengusahaan ternak per rumah tangga peternak.
4. Jumlah rumah tangga peternak sapi potong, sapi perah, dan kerbau menurut skala
pengusahaan : kecil (1-2 ekor), menengah (3-9 ekor), dan besar (≥ 10 ekor).
5. Perbandingan jumlah ternak berdasarkan jenis kelamin.
6. Struktur populasi sapi/kerbau : persentase dewasa, persentase muda, dan persentase
anak.
7. Perbandingan jumlah kelahiran hasil Upsus Siwab selama setahun terakhir dengan
jumlah sapi anakan (berumur < 1 tahun).
8. Estimasi jumlah betina produktif, diperoleh dari data betina muda.
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2018. Statistik Peternakan dan
Kesehatan Hawan Tahun 2018. Jakarta: Kementerian Pertanian.
KR Kerbau
KRJ Kerbau Jantan
KRJA Kerbau Jantan Anak
KRJM Kerbau Jantan Muda
KRJDM Kerbau Jantan Dewasa
KRB Kerbau Betina
KRBA Kerbau Betina Anak
KRBM Kerbau Betina Muda
KRBDM Kerbau Betina Dewasa
Sumber: Wiki Sumber Informasi iSIKHNAS (http://wiki.isikhnas.com/)