Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman Pangan dan Peternakan Tahun 2017
(SOUT2017) merupakan kegiatan integrasi antara Survei Struktur Ongkos Usaha
Tanaman Pangan dan Survei Struktur Ongkos Usaha Peternakan. Pelaksanaan Survei
Struktur Ongkos Usaha Tanaman Pangan dan Usaha Peternakan ini direncanakan
setiap 3 tahun sekali.
Tujuan utama dari kegiatan SOUT2017 ini adalah mendapatkan data statistik
yang akurat tentang subsektor tanaman pangan dan peternakan berupa struktur
ongkos usaha tanaman pangan dan peternakan, profil pengusahaan tanaman
pangan dan peternakan, dan keadaan sosial ekonomi rumah tangga usaha tanaman
pangan dan peternakan.
Buku pedoman pencacah peternakan SOUT2017 (SOUT2017-STU.PCS) ini
memuat hal-hal yang perlu diketahui oleh PCS dalam melakukan pelaksanaan
SOUT2017, khususnya usaha peternakan, yang meliputi latar belakang kegiatan,
tujuan, cakupan, jadwal pelaksanaan, organisasi lapangan, tata cara pelaksanaan
lapangan, konsep definisi, dan tata cara pengisian kuesioner yang digunakan dalam
kegiatan survei.
Keberhasilan pelaksanaan pencacahan SOUT2017 ini ditentukan oleh niat,
tekad, dan kesungguhan kita semua. Oleh karena itu, diharapkan agar para petugas
harus melaksanakan tugasnya sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab dan
berpegang teguh pada buku pedoman.
Akhirnya, atas kontribusi semua pihak di pusat dan daerah dalam
pelaksanaan pencacahan SOUT2017 ini diucapkan terima kasih.
Selamat Bekerja.
SOUT2017-STU.PCS | iii
iv |SOUT2017-STU.PCS
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................................................... iii
Daftar Isi ................................................................................................................................................ v
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 7 PENUTUP
SOUT2017-STU.PCS | v
LAMPIRAN
vi |SOUT2017-STU.PCS
PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
a. Mendapatkan data statistik yang akurat tentang subsektor tanaman pangan dan
peternakan berupa gambaran yang jelas tentang struktur ongkos usaha rumah
tangga tanaman pangan dan peternakan di Indonesia.
b. Mendapatkan data mengenai profil pengusahaan tanaman pangan dan peternakan.
c. Mendapatkan data mengenai keadaan sosial ekonomi rumah tangga usaha
tanaman pangan dan peternakan.
SOUT2017-STU.PCS | 1
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor
96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3854);
c. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2007 tentang Badan Pusat
Statistik;
d. Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 121 Tahun 2001 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pusat Statistik di Daerah; dan
e. Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Badan Pusat Statistik.
1.4. Cakupan
2 |SOUT2017-STU.PCS
tangga yang mengusahakan tanaman pangan dan peternakan dalam satu blok
sensus. Satu Daftar SOUT2017-L digunakan untuk satu blok sensus.
4) Daftar SOUT2017-DSRT
Daftar ini berisi sampel rumah tangga usaha tanaman pangan dan/atau peternakan
terpilih dan keterangan hasil pencacahan.
5) Daftar SOUT2017-SPD.S
Daftar ini digunakan untuk melakukan pencacahan satu rumah tangga usaha
tanaman pangan padi terpilih yang tercantum dalam Daftar SOUT2017-DSRT. Data
yang dicatat dalam daftar SOUT2017-SPD.S adalah keterangan dari usaha tanaman
padi oleh rumah tangga.
6) Daftar SOUT2017-SPW.S
Daftar ini digunakan untuk melakukan pencacahan satu rumah tangga usaha
tanaman pangan palawija terpilih yang tercantum dalam Daftar SOUT2017-DSRT.
Data yang dicatat dalam daftar SOUT2017-SPW.S adalah keterangan dari usaha
tanaman palawija oleh rumah tangga.
7) Daftar SOUT2017-STU.S
Daftar ini digunakan untuk melakukan pencacahan satu rumah tangga usaha
ternak terpilih yang tercantum dalam Daftar SOUT2017-DSRT. Data yang dicatat
dalam daftar SOUT2017-STU.S adalah keterangan dari ternak terpilih yang
dipelihara oleh rumah tangga, bukan dari satu orang peternak saja.
8) Buku Pedoman Pencacah Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman Pangan
(SOUT2017-SPD/SPW.PCS)
Buku ini digunakan sebagai pedoman bagi pencacah dalam melakukan
pencacahan rumah tangga usaha tanaman pangan.
9) Buku Pedoman Pencacah Survei Struktur Ongkos Usaha Peternakan
(SOUT2017-STU.PCS)
Buku ini digunakan sebagai pedoman bagi pencacah dalam melakukan
pencacahan rumah tangga usaha peternakan.
10) Buku Pedoman Pengawas/Pemeriksa Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman
Pangan (SOUT2017-SPD/SPW.PMS)
Buku ini digunakan sebagai pedoman bagi pengawas/pemeriksa dalam melakukan
pengawasan lapangan dan pemeriksaan dokumen SOUT2017-SPD.S dan dokumen
SOUT2017-SPW.S
11) Buku Pedoman Pengawas/Pemeriksa Survei Struktur Ongkos Usaha
Peternakan (SOUT2017-STU.PMS)
Buku ini digunakan sebagai pedoman bagi pengawas/pemeriksa dalam melakukan
pengawasan lapangan dan pemeriksaan dokumen SOUT2017-STU.S.
SOUT2017-STU.PCS | 3
1.6. Jadwal Kegiatan
4 |SOUT2017-STU.PCS
ORGANISASI LAPANGAN 2
2.1 Penanggung Jawab Pelaksanaan di Pusat dan di Daerah
Beban petugas pencacah (PCS) sekitar 4 (empat) blok sensus untuk pelaksanaan
pendaftaran (listing), dan sekitar 60 s.d. 80 rumah tangga untuk pelaksanaan
pencacahan rumah tangga. Petugas pencacah bisa lintas kecamatan. Sekitar 3 (tiga)
orang PCS diawasi oleh 1 (satu) orang Pengawas/pemeriksa (PMS).
PMS
SOUT2017-STU.PCS | 5
Dalam melaksanakan tugas, seluruh Petugas Lapangan SOUT2017
harus membawa Surat Tugas
6 |SOUT2017-STU.PCS
14) Memeriksa kelengkapan isian Daftar SOUT2017-SPD.S dan/atau Daftar SOUT2017-
SPW.S dan/atau Daftar SOUT2017-STU.S.
15) Mengisi rekapitulasi hasil pencacahan pada Daftar SOUT2017-DSRT.
16) Memeriksa kesesuaian isian antara Daftar SOUT2017-DSRT dengan Daftar
SOUT2017-SPD.S dan/atau Daftar SOUT2017-SPW.S dan/atau Daftar SOUT2017-
STU.S.
17) Menyerahkan dokumen hasil pencacahan kepada PMS, berupa Peta SE2016-WB
atau ST2013-WB atau SP2010-WB yang telah diberi simbol, Daftar SOUT2017-DSRT,
Daftar SOUT2017-SPD.S yang telah diisi, dan/atau Daftar SOUT2017-SPW.S yang
telah diisi, dan/atau Daftar SOUT2017-STU.S yang telah diisi.
18) Menerima, memperbaiki, dan menyerahkan kembali Daftar SOUT2017-SPD.S
dan/atau Daftar SOUT2017-SPW.S dan/atau Daftar SOUT2017-STU.S yang
dinyatakan salah oleh PMS.
19) Butir 18) terus dilakukan sampai isian Daftar SOUT2017-SPD.S, Daftar SOUT2017-
SPW.S, dan Daftar SOUT2017-STU.S dinyatakan tidak ada yang salah oleh PMS.
20) Mematuhi mekanisme, tahapan, dan jadwal waktu yang ditentukan.
21) Melaksanakan tugas yang diberikan oleh PMS atau perintah langsung maupun
tidak langsung dari Pimpinan BPS Kabupaten/Kota, serta petunjuk dalam buku
pedoman.
SOUT2017-STU.PCS | 7
8 |SOUT2017-STU.PCS
TATA CARA
PELAKSANAAN LAPANGAN 3
BLOK SENSUS
Dalam kegiatan Survei Struktur Ongkos Usaha Pertanian Tanaman Pangan dan
Peternakan (SOUT2017), pelaksanaan lapangan dilakukan dengan 2 (dua) kali
kunjungan. Pertama, melakukan pendaftaran seluruh rumah tangga dalam blok sensus
terpilih. Kedua, melakukan pencacahan sampel rumah tangga terpilih.
SOUT2017-STU.PCS | 9
3.1. Tahapan Pendaftaran Rumah Tangga
10 |SOUT2017-STU.PCS
blok sensus, karena hal ini berkaitan dengan cakupan rumah tangga dalam blok
sensus tersebut. Apabila terdapat ketidaksesuaian antara batas terluar peta blok
sensus dengan rumah tangga yang tercakup dalam Daftar SOUT2017-L, PCS harus
memastikan batas terluar blok sensus tersebut;
5) Jika ditemui ketidaksesuaian arah utara, batas luar blok sensus, jalan, dan landmark
penting lainnya (rumah ibadah, sekolah, kantor, dsb.), PCS memperbaiki dan/atau
melengkapi arah utara, batas luar blok sensus, jalan, dan landmark penting lainnya
(rumah ibadah, sekolah, kantor, dsb.) dengan menggunakan simbol yang
tercantum pada legenda sesuai keadaan di lapangan;
6) PCS merencanakan kegiatan pendaftaran rumah tangga dengan cermat agar
seluruh rumah tangga dalam blok sensus tersebut tidak terlewat cacah atau
tercacah lebih dari satu kali;
7) Melakukan identifikasi karakter masyarakat dan menyusun rencana untuk
menyesuaikan diri (waktu berkunjung, dan lain-lain).
SOUT2017-STU.PCS | 11
4) Apabila rumah tangga yang dikunjungi belum dapat diwawancarai, lanjutkan ke
rumah tangga berikutnya. Sebelum periode pencacahan berakhir, pencacah harus
kembali ke rumah tangga tersebut.
5) Apabila pada saat pendaftaran ditemukan rumah tangga yang tidak tercantum
pada Daftar SOUT2017-L (rumah tangga baru), maka rumah tangga baru tersebut
dituliskan pada baris kosong setelah baris terakhir yang terisi dengan cara:
a. Jika rumah tangga baru tersebut menempati bangunan fisik baru maka
pengisian nomor bangunan fisik dan bangunan sensus mengikuti bangunan fisik
dan sensus terdekat sebelumnya dengan pemberian akhiran berupa abjad A, B,
C, dst.
b. Jika rumah tangga baru yang menempati bangunan fisik lama maka pengisian
nomor bangunan fisik dan bangunan sensusnya mengikuti nomor bangunan
fisik dan sensus yang lama.
6) Jika nama kepala rumah tangga yang tercetak pada Daftar SOUT2017-L Blok V
Kolom (4) sudah pindah atau ganti penghuni, maka isian nama kepala rumah
tangga pada Kolom (4) tidak perlu diubah. Rumah tangga pengganti (rumah
tangga baru) dicatat dengan mekanisme seperti pada butir 5).
7) Setelah selesai pendaftaran untuk satu rumah tangga, gambarkan simbol
bangunan fisik rumah tangga tersebut pada peta blok sensus berupa kotak kosong
(). Kemudian beri nomor urut bangunan fisik hasil pendaftaran rumah tangga
sesuai yang dicatat pada Blok V Kolom (1).
8) Lakukan pendaftaran rumah tangga dalam satu segmen terlebih dahulu lalu
lanjutkan ke rumah tangga yang terdekat pada segmen berikutnya dalam blok
sensus yang sama. Pendaftaran dalam satu blok sensus harus diselesaikan secara
lengkap baik cakupan maupun isian Daftar SOUT2017-L dan peta blok sensus.
9) Periksa kelengkapan isian, konsistensi antar rincian dan konsistensi antara Daftar
SOUT2017-L dengan peta blok sensusnya sebelum PCS menyerahkan dokumen
tersebut kepada PMS.
Tata cara pengisian Daftar SOUT2017-L disampaikan pada Bab IV (Pengisian
Daftar SOUT2017-L). Selanjutnya, PCS menunggu Daftar SOUT2017-DSRT untuk
melakukan kunjungan ke-2 yaitu pencacahan rumah tangga sampel terpilih.
12 |SOUT2017-STU.PCS
Gambar 3.2 Peta Blok Sensus Sebelum Pendaftaran
SOUT2017
SOUT2017-STU.PCS | 13
Memutakhirkan peta
Pengenalan wilayah kerja blok sensus sesuai
Mulai
petugas (PCS dan PMS) kondisi lapangan
Mengunjungi bangunan
tempat tinggal rumah
tangga
Kolom (6)
Ya
Tidak
Ya
Selesai
14 |SOUT2017-STU.PCS
3.2 Tahapan Pencacahan Rumah Tangga Sampel
3.2.1 Identifikasi posisi bangunan fisik rumah tangga sampel pada peta blok
sensus
Sebelum pelaksanaan pencacahan, PCS harus memberi tanda panah () yang
mengarah pada simbol posisi bangunan fisik rumah tangga sampel SOUT2017 pada
peta blok sensus hasil pendaftaran rumah tangga pada blok sensus terpilih. Pemberian
tanda tersebut dimaksudkan agar peta blok sensus ini dapat digunakan sebagai acuan
dalam mencari lokasi rumah tangga sampel SOUT2017. Prosedur pemberian tanda
panah () pada peta sebagai berikut:
1) Siapkan peta blok sensus hasil pendaftaran blok sensus terpilih.
2) Cari simbol posisi bangunan fisik rumah tangga sampel sesuai dengan nomor urut
bangunan fisik yang tercantum pada Daftar SOUT2017-DSRT Blok III Kolom (1).
3) Beri tanda panah () yang mengarah pada simbol posisi bangunan fisik rumah
tangga sampel.
SOUT2017-STU.PCS | 15
SOUT2017
16 |SOUT2017-STU.PCS
6) Lakukan pencacahan seluruh rumah tangga sampel terpilih dalam 1 blok sensus
hingga selesai terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan pencacahan untuk rumah
tangga sampel terpilih pada blok sensus berikutnya yang menjadi tugas PCS. Tata
cara pengisian Daftar SOUT2017-STU.S disampaikan pada Bab VI (Pengisian Daftar
SOUT2017-STU.S).
7) Daftar SOUT2017-DSRT dan peta blok sensus harus diserahkan kembali kepada
PMS bersama-sama dengan hasil pencacahan Daftar SOUT2017-SPD.S dan/atau
Daftar SOUT2017-SPW.S dan/atau Daftar SOUT2017-STU.S.
18 |SOUT2017-STU.PCS
3) Telitilah setiap daftar yang telah diisi dan perbaiki bila terdapat kesalahan
pengisian, sebelum diserahkan kepada pemeriksa.
4) Definisi dan cara pengisian daftar yang telah ditentukan harus dipedomani dalam
melakukan pencacahan dan tidak boleh diubah.
5) Rahasiakan keterangan yang diperoleh dari responden terhadap orang lain yang
tidak berkepentingan.
Provinsi : Provinsi :
b. Melingkari salah satu kode yang sesuai dengan jawaban, kemudian menuliskan
kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Lingkari kode yang sesuai dengan
jawaban responden secara benar. Jangan memberikan lingkaran yang meragukan,
jika salah harus dibetulkan dengan cara menghapus lingkaran.
Contoh : Daftar SOUT2017-STU.S Blok IX Rinc. 905, Produksi utama yang
dihasilkan:
Salah Benar
1. Ternak hidup 1. Ternak hidup
2. Susu 2. Susu
3. Telur 3 3. Telur 3
c. Menuliskan angka-angka pada kotak yang tersedia.
Penulisan angka harus dilakukan dengan angka standar, jelas dan mudah dibaca.
Pengisian angka ke dalam kotak harus rata kanan, seperti dalam contoh di bawah
ini.
Contoh : Daftar SOUT2017-STU.S Blok V Rinc. 501.a :
Salah Benar
a. Milik rumah tangga a. Milik rumah tangga
2 5 0 0 2 5 0 0
a. Milik rumah tangga a. Milik rumah tangga
5 0 0 - - - 5 0 0 -
5 0 -
0
a. Milik rumah tangga a. Milik rumah tangga
- - 3 0 0 0 3 0 0 0
SOUT2017-STU.PCS | 19
d. Berilah tanda strip (-) untuk rincian yang telah ditanyakan tetapi tidak ada isian.
Contoh : Daftar SOUT2017-STU.S Blok V Rinc. 501.b :
Salah Benar
b. Berasal dari pihak lain b. Berasal dari pihak lain
0 0 --
20 |SOUT2017-STU.PCS
TATA CARA PENGISIAN
DAFTAR SOUT2017-L 4
Daftar SOUT2017-L digunakan oleh PCS untuk melakukan pendaftaran seluruh
rumah tangga dalam satu blok sensus. Tujuan dari pendaftaran ini untuk mendapatkan
rumah tangga usaha pertanian yang kemudian menjadi dasar pengambilan sampel
untuk mendapatkan rumah tangga rumah tangga komoditas terpilih. Satu Daftar
SOUT2017-L digunakan untuk mendaftar seluruh rumah tangga dalam satu blok sensus
sampel terpilih. Tata cara pengisian Daftar SOUT2017-L adalah sebagai berikut:
SOUT2017-STU.PCS | 21
Kolom (9) s.d. (31) yang terisi. Sebelum mengisi Blok III, petugas pendaftaran harus
yakin bahwa isian Blok V telah diperiksa dengan cermat kebenaran isiannya.
22 |SOUT2017-STU.PCS
Rincian 316: Jumlah Rumah Tangga Usaha Kambing
Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (25) terisi pada halaman terakhir.
Blok ini digunakan untuk mencatat hal-hal yang diperlukan berkaitan dengan
pelaksanaan lapangan.
Blok ini digunakan untuk melakukan pendaftaran seluruh rumah tangga pada suatu
blok sensus. Pada sudut kanan atas setiap lembar Blok V tertera “Halaman ….dari
…..halaman” yang sudah tercetak, dan pada sudut kiri atas setiap lembar Blok V tertera
Kode Identitas Wilayah yang sudah tercetak. Periksa terlebih dahulu urutan nomor
halaman dan kesesuaian identitas wilayah dengan isian Blok I untuk setiap set Daftar
SOUT2017-L sebelum melakukan pendaftaran.
Kolom (1) s.d. (5): Nomor urut bangunan fisik, nomor urut bangunan sensus,
nomor urut rumah tangga, nama kepala rumah tangga, dan
alamat rumah tangga
Isian kolom ini telah tercetak (preprinted), diperoleh dari hasil pencacahan ST2013 atau
survei terakhir yang dilakukan oleh BPS. Isian Kolom (1), (2), dan (3) tidak perlu
diperbaiki.
Kolom (4) dan/atau Kolom (5) dapat diperbaiki jika nama kepala rumah tangga
dan/atau alamat tidak sesuai dengan kondisi lapangan yang sebenarnya karena ada
kesalahan dalam penulisan nama dan/atau alamat rumah tangga tersebut.
SOUT2017-STU.PCS | 23
Cara memperbaiki nama dan/atau alamat pada Kolom (4) dan/atau Kolom (5) yaitu
dengan mencoret nama dan/atau alamat yang tercetak kemudian ganti dengan kondisi
saat pencacahan.
Kolom (6): Keberadaan rumah tangga (lihat kode) jika berkode “5”, “6”, atau “7”
STOP
Kolom ini merupakan hasil pendaftaran yang dilakukan oleh pencacah. Kolom ini diisi
dengan kode yang sesuai dengan kondisi keberadaan rumah tangga yang dikunjungi.
a. Kode 1. Ditemukan, adalah kondisi nama kepala rumah tangga dan alamat pada
saat pendaftaran sama dengan nama kepala rumah tangga dan alamat yang
tercetak (preprinted). Termasuk dalam kondisi ini adalah bila nama kepala rumah
tangga berbeda yang diakibatkan karena nama yang tercetak adalah nama
panggilan atau alias dan kesalahan dalam penulisan dalam pencacahan
SP2010/ST2013, dan perbedaan alamat akibat kesalahan penulisan pada saat
pencacahan SP2010/ST2013, sehingga mengakibatkan kesalahan pada Daftar
SOUT2017-L.
b. Kode 2. Ganti Kepala Rumah Tangga, adalah kondisi alamat pada saat
pendaftaran rumah tangga sama dengan alamat yang tercetak tetapi terjadi
pergantian kepala rumah tangga yang diakibatkan nama kepala rumah tangga yang
tercantum pada daftar ini telah pindah, meninggal, atau sebab lain misalnya
bercerai. Termasuk dalam kondisi ini adalah terjadinya kesalahan pengklasifikasian
yang dilakukan oleh petugas SP2010/ST2013.
c. Kode 3. Pindah dalam Blok Sensus, adalah kondisi alamat pada saat pendaftaran
rumah tangga berbeda dengan alamat rumah tangga yang tercetak (tetapi masih
dalam satu blok sensus) sedangkan nama kepala rumah tangga tetap sama. Tidak
termasuk perbedaan alamat rumah tangga karena terjadi kesalahan penulisan
alamat pada saat pencacahan SP2010/ST2013.
d. Kode 4. Baru, adalah kondisi rumah tangga ditemukan pada saat pendaftaran tetapi
tidak tercetak dalam Daftar SOUT2017-L.
Hal ini bisa diakibatkan karena:
pindahan dari blok sensus lain.
anggota rumah tangga SP2010/ST2013 yang membentuk rumah tangga baru,
terlewat cacah pada saat pencacahan SP2010/ST2013,
e. Kode 5. Bergabung dengan rumah tangga lain, adalah kondisi nama kepala
rumah tangga yang tercetak beserta anggota rumah tangganya, ditemukan sebagai
anggota rumah tangga pada rumah tangga lain.
f. Kode 6. Pindah Ke Luar Blok Sensus, adalah kondisi rumah tangga yang nama
kepala rumah tangganya tercetak, pada saat pendaftaran tidak ditemukan, dan
setelah dikonfirmasikan dengan tetangga di sekitarnya diperoleh informasi bahwa
rumah tangga tersebut telah pindah tempat tinggal diluar blok sensus yang sedang
24 |SOUT2017-STU.PCS
dilakukan pendaftaran. Termasuk pula rumah tangga tunggal yang telah meninggal
dunia pada saat pendaftaran.
g. Kode 7. Tidak Ditemukan, adalah apabila pada saat pendaftaran nama kepala
rumah tangga yang tercetak, rumah tangganya tidak ditemukan di dalam blok
sensus tersebut.
Agar lebih mudah memahami kondisi-kondisi pendaftaran di atas, perhatikan
ilustrasi gambar berikut ini.
SOUT2017-STU.PCS | 25
Berikut ini penjelasan pengisian Blok V untuk setiap kondisi pendaftaran:
Apabila rumah tangga ditemukan dan nama kepala rumah tangga yang tercetak
sesuai dengan kondisi saat pendaftaran (meskipun nama panggilan) maka isikan
kode “1” pada Kolom (6), kemudian tuliskan nomor urut rumah tangga hasil
pendaftaran di Kolom (7).
Apabila rumah tangga ditemukan tetapi ganti kepala rumah tangga, coret isian
Kolom (4) yaitu nama kepala rumah tangga, kemudian tuliskan nama kepala rumah
tangga yang baru. Selanjutnya isikan kode “2” pada Kolom (6) dan tuliskan nomor
urut rumah tangga hasil pendaftaran di Kolom (7).
Apabila rumah tangga pindah dalam blok sensus, isikan kode “3” pada Kolom (6) dan
tuliskan nomor urut rumah tangga hasil pendaftaran di Kolom (7) pada saat rumah
tangga tersebut dikunjungi pada alamat baru.
Apabila yang dikunjungi Pencacah adalah rumah tangga baru maka rumah tangga
baru tersebut dituliskan pada baris kosong setelah baris terakhir yang terisi dengan
cara:
- Jika rumah tangga baru tersebut menempati bangunan fisik baru maka pengisian
nomor bangunan fisik dan bangunan sensus mengikuti bangunan fisik dan
sensus terdekat sebelumnya dengan pemberian akhiran berupa abjad A, B, C, dst.
- Jika rumah tangga baru yang menempati bangunan fisik lama maka pengisian
nomor bangunan fisik dan bangunan sensusnya mengikuti nomor bangunan fisik
dan sensus yang lama.
Selanjutnya isikan kode “4” pada Kolom (6) dan tuliskan nomor urut rumah tangga
hasil pendaftaran di Kolom (7).
Apabila rumah tangga ditemukan, tetapi ternyata rumah tangga tersebut bagian dari
anggota rumah tangga lain, maka isikan kode “5” pada Kolom (6), dan tidak perlu
menuliskan nomor urut rumah tangga hasil pendaftaran di Kolom (7)
Apabila rumah tangga pindah ke luar blok sensus, isikan kode “6” pada Kolom (6)
dan tidak perlu menuliskan nomor urut rumah tangga hasil pendaftaran di Kolom
(7).
Apabila rumah tangga tidak ditemukan, isikan kode “7” pada Kolom (6) dan tidak
perlu menuliskan nomor urut rumah tangga hasil pendaftaran di Kolom (7).
Rumah tangga adalah sekelompok orang yang biasanya tinggal bersama dalam suatu
bangunan serta pengelolaan makannya dari satu dapur. Satu rumah tangga dapat
terdiri dari hanya satu anggota rumah tangga.
Anggota rumah tangga (ART) adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal
di suatu rumah tangga (KRT, suami/istri, anak, menantu, cucu, orang tua/mertua, famili
lain, pembantu rumah tangga yang menginap atau ART lainnya), baik yang sedang
berada di rumah maupun yang sementara tidak berada di rumah pada saat pencacahan.
26 |SOUT2017-STU.PCS
Termasuk ART:
1. Bayi yang baru lahir.
2. Tamu yang sudah tinggal 6 bulan atau lebih, meskipun belum berniat untuk
menetap (pindah datang). Termasuk tamu menginap yang belum tinggal 6 bulan
tetapi sudah meninggalkan rumahnya 6 bulan atau lebih.
3. Orang yang tinggal kurang dari 6 bulan tetapi berniat untuk menetap (pindah
datang).
4. Pembantu rumah tangga, tukang kebun atau sopir yang tinggal dan makannya
bergabung dengan rumah tangga majikan.
5. Orang yang mondok dengan makan (indekos) jumlahnya kurang dari 10 orang.
6. KRT yang bekerja di tempat lain (luar BS), tidak pulang setiap hari tapi pulang secara
periodik (kurang dari 6 bulan) seperti pelaut, pilot, pedagang antar pulau, atau
pekerja tambang.
Seseorang yang tinggal kurang dari 6 bulan dan tidak berniat menetap, tetapi
telah meninggalkan rumahnya 6 bulan atau lebih, maka orang tersebut dicatat di
mana dia tinggal pada saat pencacahan, bukan di rumah asalnya.
Contoh Kasus:
Windi Maulina tinggal di Pisangan Baru, Jakarta Timur. Dia bekerja di BPS Pusat. Setiap
hari Sabtu dan Minggu, Windi Maulina "pulang" ke rumah orang tuanya di Depok.
Dalam kasus ini, Windi Maulina dicatat sebagai ART Pisangan Baru, Jakarta
Timur.
Untuk menghindari adanya lewat cacah atau cacah ganda dalam pencatatan ART,
maka kepada setiap rumah tangga perlu ditanyakan, apakah ART mempunyai tempat
tinggal lain selain disini.
SOUT2017-STU.PCS | 27
Kepala rumah tangga (KRT) adalah salah seorang dari ART yang bertanggung jawab
atas pemenuhan kebutuhan sehari-hari di rumah tangga atau orang yang
dituakan/dianggap/ditunjuk sebagai KRT.
Penjelasan:
1) KRT yang mempunyai tempat tinggal lebih dari satu, hanya dicatat di salah satu
tempat tinggalnya di mana ia berada paling lama.
2) KRT yang mempunyai kegiatan/usaha di tempat lain dan pulang ke rumah istri dan
anak-anaknya secara berkala (setiap minggu, setiap bulan, setiap 3 bulan, asalkan
masih kurang dari 6 bulan), tetap dicatat sebagai KRT di rumah istri dan anak-
anaknya.
3) KRT yang berprofesi sebagai pelaut yang bekerja di kapal berbendera asing dan
lamanya melaut lebih dari 6 bulan, tidak dicatat sebagai KRT di rumah istri dan
anak-anaknya.
Contoh Kasus:
Febrim Sipayung adalah KRT yang bekerja dan tinggal di Jakarta selama hari kerja. Istri
dan anak-anaknya tinggal di Cirebon. Setiap hari Jumat sore ia pulang ke Cirebon dan
kembali ke Jakarta pada Senin pagi. Maka Febrim Sipayung tetap dicatat sebagai
KRT di Cirebon.
Catatan:
Jika diketahui seorang suami mempunyai istri lebih dari satu, maka ia harus dicatat di
salah satu rumah tangga istri di mana dia lebih lama tinggal. Bila diketahui lamanya
tinggal bersama istri-istrinya sama, maka ia dicatat di rumah istri yang paling lama
dinikahi.
Kolom (8) s.d Kolom (18) : Pengusahaan Tanaman Padi/Palawija selama Periode
1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017
Kolom (8): Apakah mengusahakan tanaman padi/palawija: Ya, panen sendiri atau
ditebaskan = ‟1‟; Ya, diijonkan = „2‟; Ya, belum pernah panen = „3‟;
Tidak= „-‟
Usaha tanaman padi/palawija adalah kegiatan pertanian yang menghasilkan produk
tanaman padi dan palawija dan bukan sebagai buruh tani atau pekerja keluarga selama
setahun yang lalu. Usaha pembibitan tanaman pangan tidak dicakup dalam kegiatan ini.
Komoditas yang dicakup adalah padi sawah, padi ladang, jagung, kedelai, kacang tanah,
kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar.
Dipanen sendiri adalah pemanenan dilakukan sendiri oleh rumah tangga petani
termasuk menggunakan tenaga kerja dibayar, menggunakan tenaga kerja tidak dibayar,
maupun secara borongan/bawon.
28 |SOUT2017-STU.PCS
Ditebaskan adalah apabila tanaman dijual di lokasi kepada penebas pada saat tanaman
sudah siap untuk dipanen. Petani akan menerima harga yang sudah disetujui oleh
kedua belah pihak dan pelaksanaan panen menjadi tanggung jawab penebas.
Diijonkan adalah tanaman dijual sebelum masa panen dan pemeliharaannya dengan
pemanenan menjadi tanggung jawab pengijon. Sistem ijon biasanya dilakukan karena
petani membutuhkan uang dengan segera.
Belum pernah panen adalah apabila selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017
petani tidak melakukan panen karena puso atau belum panen karena baru tanam.
Tidak adalah apabila selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 petani tidak
mengusahakan tanaman padi atau palawija.
Jika Kolom (8) berkode 1 maka lanjut ke Kolom (9) dan seterusnya, jika Kolom
(8) selain berkode 1 maka langsung ke Kolom (19).
Kolom (9) s.d (18): Luas tanam dari tanaman yang dipanen sendiri dan/atau
2
ditebaskan (m )
Isikan luas tanam dari tanaman yang dipanen sendiri dan/atau ditebaskan dari panen
2
terakhir pada kolom yang sesuai dengan komoditasnya dalam satuan m .
Kolom (19) s.d Kolom (31) : Pengusahaan Ternak pada 1 April 2017 (Khusus Ayam
Ras Pedaging selama periode 1 April 2016 s.d 31
Maret 2017)
SOUT2017-STU.PCS | 29
ternak tersebut dicatat sebagai ternak yang diusahakan dan kegiatannya dianggap
sebagai pengusahaan ternak.
30 |SOUT2017-STU.PCS
5
TATA CARA PENGISIAN
DAFTAR SOUT2017-DSRT
Blok ini digunakan untuk rekapitulasi jumlah rumah tangga usaha tanaman
pangan dan peternakan terpilih setiap jenis komoditas dan rekapitulasi hasil
pencacahan.
SOUT2017-STU.PCS | 31
Rincian 208: Jumlah sampel rumah tangga usaha kacang hijau
Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (14). Isian rincian
ini sudah tercetak.
32 |SOUT2017-STU.PCS
Rincian 219: Jumlah sampel rumah tangga usaha ayam ras petelur
Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (25). Isian rincian
ini sudah tercetak.
Rincian 227: Jumlah sampel rumah tangga usaha tanaman pangan dan atau
peternakan
Rincian ini merupakan penjumlahan dari Rincian 225 s.d. Rincian 226. Isian rincian
ini sudah tercetak.
Rincian 229: Jumlah sampel rumah tangga yang pindah ke luar blok sensus
Rincian ini diisi dari jumlah rumah tangga yang berkode “2” di samping tanda cek
() pada Blok III Kolom (7) s.d Kolom (28).
SOUT2017-STU.PCS | 33
Rincian 230: Jumlah sampel rumah tangga yang tidak dapat diwawancarai sampai
dengan batas waktu pencacahan
Rincian ini diisi dari jumlah rumah tangga yang berkode “3” di samping tanda cek
() pada Blok III Kolom (7) s.d Kolom (28).
Rincian 231: Jumlah sampel rumah tangga yang bukan rumah tangga usaha
tanaman/ternak terpilih
Rincian ini diisi dari jumlah rumah tangga yang berkode “4” di samping tanda cek
() pada Blok III Kolom (7) s.d Kolom (28).
Kolom (1) s.d. Kolom (6): Nomor Bangunan Fisik, Nomor Bangunan Sensus,
Nomor Urut Rumah Tangga Hasil Pendaftaran, Nomor Urut Sampel,
Nama Kepala Rumah Tangga, dan Alamat
Isian kolom-kolom ini sudah tercetak. Nama kepala rumah tangga antara yang
tercetak pada Daftar SOUT2017-DSRT Kolom (5) tidak dapat diubah, meskipun ada
perbedaan dengan hasil pencacahan Daftar SOUT2017-SPD.S dan/atau Daftar
SOUT2017-SPW.S dan/atau Daftar SOUT2017-STU.S.
Kolom (7) s.d Kolom (28): Komoditas Terpilih (Bertanda Cek()) dan Kode Hasil
Pencacahan
Pada kolom-kolom ini sudah tercetak tanda cek () yang berarti bahwa rumah
tangga tersebut terpilih sebagai sampel untuk komoditas pada kolom yang berisi tanda
cek (). PCS harus menuliskan kode hasil pencacahan di samping kanan tanda cek ()
sesuai Daftar SOUT2017-SPD.S dan/atau Daftar SOUT2017-SPW.S dan/atau Daftar
SOUT2017-STU.S Blok III Rincian 301.
34 |SOUT2017-STU.PCS
d. Kode 4. Bukan rumah tangga usaha tanaman padi palawija/ternak terpilih,
apabila rumah tangga terpilih bukan rumah tangga yang mengusahakan tanaman
padi palawija atau peternakan.
e. Kode 5. Menolak diwawancarai, apabila rumah tangga sampai dengan batas waktu
pencacahan tidak bersedia memberikan informasi.
SOUT2017-STU.PCS | 35
36 |SOUT2017-STU.PCS
6
TATA CARA PENGISIAN
DAFTAR SOUT2017-STU.S
Isikan terlebih dahulu jenis ternak terpilih dan kode pada pojok kanan atas
setiap halaman sesuai dengan jenis ternak terpilih yang tertera di Daftar
SOUT2017-DSRT Blok III Kolom (17) s.d. Kolom (28) yang bertanda check (√)
SOUT2017-STU.PCS | 37
6.2 Cara Pengisian Daftar SOUT2017-STU.S
Blok ini diisi setelah selesai melaksanakan pencacahan satu rumah tangga. Blok ini
terdiri dari empat rincian yaitu kode, nama, tanggal pelaksanaan dan tanda tangan
pencacah.
38 |SOUT2017-STU.PCS
Rincian 201 s.d. 204: Kode petugas, Nama, Tanggal pencacahan, dan Tanda
tangan
Tuliskan kode petugas, nama, tanggal pencacahan, dan tanda tangan petugas
pencacah pada Kolom (2).
Blok ini digunakan untuk mencatat kondisi hasil pencacahan, yang terdiri dari lima
pilihan keterangan hasil pencacahan. Lingkari kode rincian yang sesuai dan isikan pada
kotak yang disediakan.
Blok ini digunakan untuk mencatat keterangan banyaknya anggota rumah tangga,
jumlah peternak yang menguasai dan mengusahakan ternak terpilih, nama peternak,
SOUT2017-STU.PCS | 39
hubungan peternak dengan kepala rumah tangga, jenis kelamin, umur, dan pendidikan
peternak terpilih.
40 |SOUT2017-STU.PCS
Rincian 403.c: Jenis Kelamin
Isikan kode 1 jika peternak terpilih berjenis kelamin laki-laki dan kode 2 untuk
perempuan.
SOUT2017-STU.PCS | 41
terakhir suatu jenjang sekolah di sekolah negeri maupun swasta dengan mendapatkan
tanda tamat belajar/ijazah. Seseorang yang belum mengikuti pelajaran pada kelas
tertinggi, tetapi telah lulus ujian akhir, dianggap tamat sekolah.
1. Tidak/belum tamat SD adalah tidak/belum tamat SD, yang masih duduk di bangku
sekolah dasar.
2. Tamat Sekolah Dasar (SD)/Sederajat adalah tamat dan mempunyai ijazah Sekolah
Dasar, Sekolah Rakyat, Sekolah Luar Biasa Tingkat dasar, Sekolah Dasar kecil, Sekolah
Dasar Pamong, Paket A1 s.d A100 (Yang memperoleh ijasah Persamaan SD) atau
Madrasah Ibtidaiyah.
3. Tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)/Sederajat adalah tamat dan
mempunyai ijazah Sekolah Menengah Pertama Umum, misalnya: SMP, MULO, HBS 3
tahun, Sekolah Luar Biasa Tingkat Pertama, Madrasah Tsanawiyah, atau tamat dan
mempunyai ijazah Sekolah Menengah Tingkat Pertama Kejuruan misalnya: SKKP,
SMEP, SPMP, ST, PGA 4 tahun, SGB, Kursus Pegawai Administrasi, Kursus Karyawan
Perusahaan, Pendidikan Pegawai Urusan Peradilan Agama.
4. Tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)/Sederajat adalah tamat dan
mempunyai ijazah Sekolah Menengah Tingkat Umum, misalnya: SMA/SMU, SLTA,
HBS 5 tahun, AMS, Madrasah Aliyah, atau tamat dan mempunyai ijazah Sekolah
Menengah Tingkat Atas Kejuruan, misalnya: SPMA/SPP, SMKK/SKKA, SMEA, STM,
SPG, KPG, SGO/SMOA, PGA 6 tahun, SNAKMA, SAA/SMF, KPAA.
5. Tamat D1/D2 adalah mereka yang tamat program diploma 1 dan diploma 2 pada
suatu pendidikan yang khusus diberikan untuk program diploma.
6. Tamat Akademi/D3 adalah tamat Akademi/D3 dan mempunyai ijazah atau telah
mendapatkan gelar Sarjana Muda pada suatu fakultas. Bagi fakultas yang tidak
mengeluarkan gelar Sarjana Muda maka mahasiswa yang duduk di Tingkat awal atau
akhir tetap dimasukkan tamat Sekolah Menengah Tingkat Atas.
7. Tamat S1/D4 adalah tamat dan mempunyai ijazah program pendidikan sarjana atau
Diploma IV.
8. Tamat S2/S3 adalah tamat dan mempunyai ijazah program pendidikan pasca sarjana,
doktor, spesialis I/II pada suatu Universitas/Institut/Sekolah Tinggi.
Penjelasan:
1. Peternak yang duduk kelas 5 SD, atau 2 SMP (kelas VIII) atau kelas 2 SMA (kelas XI)
dan telah lulus ujian akhir, maka pendidikan yang ditamatkan adalah SD atau SMP
atau SMA, sesuai dengan jenjang yang dinyatakan lulus ujiannya
2. Jika ijazah yang dimiliki hilang/terbakar dianggap punya.
3. Jika peternak gagal mengikuti UAN kemudian ikut ujian paket dan lulus maka ijazah
tertinggi yang dimiliki adalah ijazah paket.
Contoh Kasus:
Pak Tito tinggal bersama isteri dan 2 anaknya yang bernama Donni dan Bima. Pak Tito
42 |SOUT2017-STU.PCS
sehari-hari beternak kambing. Pak Tito menjual seekor kambing setiap dua bulan dengan
harga Rp. 800.000,- per ekor. Anaknya Donni juga mengusahakan kambing dan seminggu
yang lalu menjual seekor kambing untuk pertama kalinya dengan harga Rp. 2.500.000,-.
Pak Tito lahir pada tanggal 29 Agustus 1959 sedangkan Donni lahir pada tangga 19 Juli
1995. Donni sudah lulus kuliah sedangkan Pak Tito hanya bersekolah sampai dengan kelas
2 SMA. Rumah tangga Pak Tito terpilih sampel rumah tangga kambing.
c. Jenis kelamin:
1. Laki-laki 2. Perempuan 1
57
d. Umur: …………………. tahun
5 7
e. Pendidikan peternak terpilih:
i. Kelas tertinggi yang diduduki sesuai jenjang pendidikan :SMA
. . . . . KELAS
...... 2 1 1
ii. Ijazah tertinggi yang dimiliki : (isikan kode)
Isian Blok V s.d. Blok X adalah keterangan ternak terpilih yang dipelihara dalam satu rumah tangga
Rincian 501: Jumlah ternak terpilih menurut status penguasaan pada 1 April
2017 (khusus ayam kampung pedaging/ayam ras pedaging/itik
pedaging selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017)
Isikan jumlah ternak terpilih sesuai dengan masing-masing rincian yang meliputi
milik rumah tangga, berasal dari pihak lain, berada di pihak lain dan dikuasai pada
kolom (2).
Termasuk juga jumlah ternak terpilih yang dikuasai/dimiliki peternak lain dalam
satu rumah tangga.
SOUT2017-STU.PCS | 43
Rincian 501.a: Milik rumah tangga (termasuk ternak yang berada di pihak lain)
Isikan jumlah ternak milik rumah tangga pada kolom (2).
Ternak milik rumah tangga adalah ternak yang berdasarkan status hukum atau oleh
masyarakat setempat diakui sebagai milik dari rumah tangga peternak (termasuk ternak
yang berada di pihak lain). Ternak milik rumah tangga dapat berasal dari pembelian,
warisan atau pemberian dari pihak lain yang menjadi milik rumah tangga. Ternak yang
dibeli secara angsuran dianggap sebagai ternak rumah tangga.
Penjelasan
44 |SOUT2017-STU.PCS
Contoh Kasus:
Pak Bima adalah seorang peternak sapi potong. Dia memelihara 2 ekor sapi yang
merupakan milik kelompok ternak, 3 ekor sapi milik sendiri dan 2 ekor berasal dari
pemberian saudaranya. Disamping itu Pak Bima juga menitipkan 1 ekor sapi potong ke
adiknya yang berada di luar kota dengan system bagi hasil. Jika Pak Bima terpilih
sampel SOUT2017-STU untuk jenis ternak sapi potong maka pengisian Daftar
SOUT2017-STU.S Blok V Rincian 501 adalah:
5
-
-
-
2
1
6
Rincian 502: Jumlah ternak terpilih yang dikuasai (R.501.d) menurut tujuan
pengusahaan (ekor)
SOUT2017-STU.PCS | 45
Pembibitan ternak adalah usaha pemeliharaan ternak dengan tujuan memperoleh
anakan, bakalan (ternak muda) yang mewarisi sifat-sifat unggul dengan cara-cara
pemuliaan ternak (seleksi).
Contoh Kasus:
Selama satu tahun terakhir rumah tangga Giring mulai mengusahakan 4 ekor kambing
dengan tujuan pengembangbiakan. Dari 4 ekor tersebut menghasilkan 3 anak kambing.
Dari 2 ekor indukan yang dimilikinya, Giring mengambil/memerah susu untuk dijual.
Apabila Giring menjadi responden SOUT2017-STU jenis ternak kambing maka pengisian
Daftar SOUT2017-STU.S Blok V Rincian 502 adalah:
502. Jumlah ternak terpilih yang dikuasai (R. 501.d) menurut tujuan pengusahaan (ekor)
a. Pengembangbiakan ternak 5
b. Penggemukan ternak -
-
c. Pembibitan ternak (melakukan seleksi untuk menghasilkan bibit unggul)
--
d. Pembesaran ternak betina (rearing) -
e. Menghasilkan/memproduksi susu atau telur 2
Rincian 503: Jumlah ternak terpilih yang dikuasai (R.501.d) menurut cara
pemeliharaan (ekor)
46 |SOUT2017-STU.PCS
Cara ini biasanya dilakukan agar penggemukan ternak dapat lebih intensif, karena jumlah
dan komposisi pakan dapat diatur lebih baik, kesehatan ternak dapat lebih terjamin,
bahaya penyakit bisa diketahui secara dini, dan keamanan ternak lebih baik.
Rincian 504a: Asal ternak yang dikuasai selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret
2017 (pilihan boleh lebih dari satu)
Lingkari kode asal ternak yang dikuasai selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret
2017, kemudian jumlahkan kode yang dilingkari dan isikan kodenya ke dalam kotak yang
telah disediakan.
01.Produksi sendiri 08. Bantuan pemerintah 64. Lainnya
02.Pedagang 16. Bantuan swasta ( ……………………..)
04.Peternak lain 32. Bagi hasil
Rincian 504.b: Dari rincian 504.a, asal utama ternak yang diusahakan
Jika Rincian 504.a yang dilingkari lebih dari satu kode, maka isikan kode asal ternak
yang paling banyak diusahakan. Tetapi jika Rincian 504.a yang dilingkari hanya satu
kode, maka Rincian 504.b sama dengan Rincian 504.a.
Contoh Kasus:
Pak Dodit memiliki usaha ternak ayam kampung. Jumlah ayam Pak Dodit sekarang ada
sebanyak 20 ekor. Pada Mei 2016 Pak Dodit mendapatkan bibit ayam dari pemerintah
sebanyak 5 ekor. Sementara itu, 2 bulan berikutnya Pak Dodit membeli ayam di Pasar
sebanyak 7 ekor. Sisanya merupakan ayam miliknya sendiri yang sudah diternakkan
SOUT2017-STU.PCS | 47
sejak Desember 2014, maka pengisian Daftar SOUT2017-STU.S Blok V Rincian 504
adalah:
Rincian 505: Jumlah sarana usaha ternak terpilih yang digunakan menurut status
kepemilikan (unit)
Rincian ini bertujuan untuk mendapatkan jumlah sarana yang digunakan untuk
usaha ternak terpilih selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 baik sarana milik
sendiri maupun milik pihak lain.
Kolom (4) dan Kolom (5) ada isian bila Kolom (2) terisi
Kolom (4) : Jumlah Nilai atau Perkiraan Nilai Perolehan (000 Rp)
Isikan jumlah nilai atau perkiraan nilai perolehan (000 Rp), bila ada dua atau lebih jenis
sarana usaha yang sama digunakan pada periode tersebut maka nilai atau perkiraan
nilai perolehan sarana tersebut dijumlahkan. Lalu isikan nilai tersebut ke kotak yang
disediakan.
48 |SOUT2017-STU.PCS
Kandang adalah bangunan yang terdiri dari atap, tiang, dan dinding/pembatas,
digunakan untuk ternak baik permanen maupun tidak permanen. Pendekatan
penghitungan jumlah kandang analog dengan menghitung jumlah bangunan fisik.
SOUT2017-STU.PCS | 49
Alat penetas telur adalah alat yang dapat menetaskan telur baik secara
tradisional maupun modern.
Gambar 6.4.
Alat penetas telur
Gambar 6.5. Tempat pakan unggas Gambar 6.6. Tempat minum unggas
50 |SOUT2017-STU.PCS
Gambar 6.7. Mesin giling pakan Gambar 6.8. Mesin pencampur pakan
SOUT2017-STU.PCS | 51
sendiri pada Kolom (4) serta isikan jumlah perkiraan masa pakai gudang pakan pada
Kolom (5).
Gudang pakan adalah tempat penyimpanan pakan sebelum diberikan kepada ternak.
Silo adalah struktur untuk menyimpan bahan material,. Silo dalam pertanian biasanya
digunakan untuk menyimpan biji-bijian hasil pertanian dan pakan ternak
52 |SOUT2017-STU.PCS
bermotor yang berstatus milik sendiri pada Kolom (4) serta isikan jumlah perkiraan
masa pakai kendaraan bermotor roda 2 pada Kolom (5).
Contoh Kasus:
Rudi sudah 3 tahun beternak kambing. Pagi hari ternaknya dilepas dan sore harinya
dikandangkan. Kandang kambing Rudi berukuran 5 x 6 meter yang proses pembuatannya
menghabiskan dana sebesar Rp. 500.000,-. Perkiraan lama penggunaan kandang tersebut
sekitar 10 tahun. Maka pengisian Daftar SOUT2017-STU.S Blok V Rincian 505 adalah:
505. Jumlah sarana usaha ternak terpilih yang digunakan menurut status kepemilikan (unit)
Digunakan 1 April 2016 s.d.
Jika R.505 Kolom (2) terisi,
31 Maret 2017
Jenis Sarana Jumlah Perkiraan
Jumlah Nilai atau Perkiraan Nilai
Milik Sendiri Milik Pihak Lain Masa Pakai
Perolehan (000 Rp)
(tahun)
(1) (2) (3) (4) (5)
a. Kandang 1 - 5 0 0 1 0
m. Kereta sorong - - - -
n. Alat vaksinasi - - - -
o. 1. Kendaraan bermotor - - - -
SOUT2017-STU.PCS | 53
BLOK VI KOMPOSISI TERNAK DAN FERTILITAS TERNAK TERPILIH
Kolom (1) Baris (1) dan (2): Jenis dan Kode Rumpun
Tuliskan jenis rumpun ternak kecil terpilih atau kelinci potong pada titik-titik dan
masukan kode rumpun ternak ke dalam kotak yang disediakan. Jika jenis rumpun
dipelihara ada 3 rumpun, maka rumpun yang kedua dan ketiga di jumlahkan kode yang
digunakan rumpun yang terbanyak.
Rumpun/bangsa (breed) ternak adalah segolongan hewan dari suatu jenis, yang
mempunyai bentuk dan sifat keturunan yang sama/sekelompok hewan yang
mempunyai asal-usul dan sifat-sifat mantap yang merupakan ciri khas bagi kelompok
atau populasi ternak tersebut.
54 |SOUT2017-STU.PCS
A. Kambing
Rumpun/bangsa ternak kambing dibedakan menjadi 3 yaitu kambing kacang,
etawa/ peranakan etawa (PE) dan persilangan kambing boer.
1. Kambing Kacang adalah ternak kambing yang mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
Warna bulu : bervariasi dari putih, campur hitam, coklat atau hitam sama
sekali.
Tanduk : mengarah ke belakang dan membengkok keluar.
Bentuk badan : hidung lurus, leher pendek, telinga pendek, berdiri tegak
kedepan samping kepala kecil dan ringan.
2. Kambing Etawa/Peranakan Etawa (PE)
Warna bulu : belang hitam, putih, merah, coklat dan kadang-kadang putih.
Tanduk : kecil.
Bentuk badan : Muka cembung, daun telinga panjang dan terkulai ke
bawah, bergelambir cukup besar, daerah belakang paha, ekor dan dagu
berbulu panjang.
3 Persilangan Kambing Boer
SOUT2017-STU.PCS | 55
B. Domba
Rumpun/bangsa domba dibedakan menjadi beberapa yaitu.
1. Domba Ekor Gemuk adalah domba yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Warna : warna bulu putih
Tanduk : tidak bertanduk
Bentuk badan : ekor besar, lebar dan panjang. Bagian pangkal ekor membesar
merupakan timbunan lemak, sedangkan bagian ujung ekor kecil karena tidak
terjadi penimbunan lemak
Gambar 6.15. Domba Ekor gemuk Gambar 6.16. Domba Ekor Tipis
56 |SOUT2017-STU.PCS
Ciri-ciri domba garut/priangan:
- Bertubuh besar dan lebar, lehernya kuat, dahi konveks.
- Domba priangan jantan memiliki tanduk besar dan kuat, melengkung ke
belakang berbentuk spiral, dan pangkal tanduk kanan dan kiri hampir
menyatu. Sedangkan domba betina tidak memiliki tanduk, panjang telinga
sedang, dan terletak di belakang tanduk.
- Domba jantan mempunyai berat 40-80 kg, sedangkan betina 30-40 kg.
- Kadang-kadang dijumpai adanya domba tanpa daun telinga.
C. Babi
Rumpun/bangsa ternak babi dibedakan menjadi 3 yaitu jenis babi ras, babi lokal,
dan persilangan.
1. Babi Lokal
Misalnya babi bali, babi nias, babi krawang, babi sumba, babi toraja, dan babi
manado.
2. Babi Ras
Babi jenis ini merupakan jenis impor misalnya:
1.1. Berkshire: Asal Inggris, warna hitam, totol putih, ada juga yang
merah, kaki dan kepala pendek, telinga besar.
1.2. Chester White: Asal USA (Pensilvania), warna putih.
1.3. Tamworth: Asal Inggris/Irlandia, warna merah, coklat muda, kepala
dan muka panjang, telinga agak lebar.
1.4. Yorkshire: Asal Inggris, warna putih, bentuk badan besar, panjang,
dan kaki pendek.
1.5. Sadleback: Warna hitam dengan belang putih pada punggung atas
dekat pundak.
1.6. Hampshire: Asal Sadleback, warna hitam, putih pada pundak dan kaki
depan mirip selendang.
1.7. VDL (Veredelde Duitse Landvarken) : Asal Jerman, telinga panjang, lebar
dan jatuh.
1.8. VNL (Veredelde Neder Landselandvaken) : Asal Belanda, telinga berdiri.
3. Persilangan
Merupakan hasil persilangan babi ras dengan babi lokal.
Berikut jenis dan kode rumpun untuk ternak kambing/domba/babi/ kelinci
potong.
D. Kelinci
Kelinci potong merupakan kelinci yang diperuntukkan sebagai kelinci
pedaging dengan produk utama adalah daging kelinci atau anakan.
SOUT2017-STU.PCS | 57
Kolom (2) s.d. (4): Jantan
Isikan jumlah ternak jantan yang dikuasai pada 1 April 2017 menurut kategori umur.
Kolom (5) s.d. (7): Betina
Isikan jumlah ternak betina yang dikuasai pada 1 April 2017 menurut kategori
umur.
Penggolongan umur ternak kecil (kambing/domba/babi) adalah sebagai berikut:
1. Anak ternak adalah ternak yang berumur kurang dari 6 bulan.
2. Ternak muda adalah ternak yang berumur 6-12 bulan dan belum
dikawinkan/melahirkan.
3. Ternak dewasa adalah ternak yang berumur > 12 bulan atau belum ber-umur 12 bulan
tetapi sudah dikawinkan atau melahirkan.
Penggolongan umur kelinci potong sesuai Permentan Nomor 34 Tahun 2014
adalah sebagai berikut:
1. Anak kelinci potong adalah kelinci potong yang berumur kurang dari 12 minggu.
2. Kelinci potong muda adalah kelinci potong yang berumur 12 – 24 minggu dan belum
dikawinkan/melahirkan.
3. Kelinci potong dewasa adalah kelinci potong yang berumur lebih dari 24 minggu.
58 |SOUT2017-STU.PCS
Rincian 601.b.2 : Pernah melahirkan (lahir hidup) dan/atau keguguran (lahir
mati) ≤ 9 kali
Isikan jumlah ternak betina dewasa pernah melahirkan (lahir hidup) dan/atau
keguguran (lahir mati) ≤ 9 kali pada 1 April 2017 pada kotak yang disediakan.
Rincian 602.a: Untuk sapi potong/sapi perah/kerbau, isikan jumlah ternak yang
dikuasai pada 1 April 2017 (R.501.d) menurut jenis rumpun, jenis
kelamin, dan kategori umur (ekor)
Rincian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah sapi potong/sapi perah/kerbau
terpilih yang dikuasai pada 1 April 2017 menurut jenis rumpun, jenis kelamin, dan
kategori umur.
Kolom (1) Baris (1) s.d. (5): Jenis dan Kode Rumpun
Tuliskan jenis rumpun sapi potong/sapi perah/kerbau terpilih pada titik-titik dan
masukan kode rumpun ternak ke dalam kotak yang disediakan.
Tabel kode rumpun untuk sapi potong/sapi perah/kerbau
SOUT2017-STU.PCS | 59
A. Sapi Potong
Rumpun/bangsa ternak sapi potong dibedakan menjadi: sapi bali, sapi peranakan
onggole (PO), sapi madura, sapi simmental, sapi limousin, sapi brahman, sapi aceh,
dan lain-lain.
1. Sapi Bali
Adalah sapi asli Indonesia yang merupakan keturunan langsung dari banteng liar
(Bos Sundacius) yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Warna bulu:
a. Betina: berwarna merah, lutut ke bawah berwarna putih, pantat putih
berbentuk setengah bulan, garis belut pada punggung, ujung ekor
hitam.
b. Jantan: berwarna hitam, lutut ke
bawah berwarna putih, pantat
putih berbentuk setengah
bulan, ujung ekor hitam.
Tanduk:
a. Betina: pendek kecil.
b. Jantan: tumbuh baik berwarna hitam.
Bentuk badan:
Gambar 6.18. Sapi Bali
a. Betina: bentuk kepala panjang, halus
dan sempit, leher ramping.
b. Jantan: bentuk kepala lebar, leher kompak dan kuat, dada dalam
dan lebar.
2. Sapi Onggole/Peranakan Onggole (PO)
Sapi Onggole/Peranakan Onggole adalah sapi potong atau sapi kerja yang
berasal dari hasil persilangan Sapi Onggole dengan sapi setempat.
Sapi Onggole/Peranakan Onggole (PO) memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Warna bulu putih dengan warna keabu-abuan pada bagian pinggul, leher,
pundak dan sebagian kepala. Keempat
kaki bagian bawah tarsus dan karpus
berwarna abu-abu kehitaman. Kulit
disekeliling mata, bulu mata, moncong,
kuku kaki dan bulu cambuk ekor
berwarna hitam.
b. Tanduknya pendek dan tumpul, pada
yang betina lebih pendek dari pada Gambar 6.18. Sapi Onggole/PO
jantan.
c. Kepala relatif pendek dengan profil melengkung, punuk besar mengarah ke
leher, gelambir (lipatan-lipatan kulit) yang besar terdapat di bawah leher dan
perut, kaki panjang dan kokoh.
60 |SOUT2017-STU.PCS
3. Sapi Madura
Sapi madura berasal dari hasil persilangan sapi impor brahman dengan banteng
yang telah dijinakkan.
Ciri-cirinya sebagai berikut:
Warna bulu: Sapi jantan dan betina berwarna merah bata, bagian perut dan paha
sebelah dalam berwarna lebih terang, warna putih pada
moncongnya, kaki bagian bawah serta ekor warna hitam.
Bentuk badan: Punuknya kecil.
Tanduk: kecil, pendek dan melengkung dengan ujungnya mengarah ke depan.
Pada betina tanduk ini hampir tak nampak.
4. Sapi Simmental
Tubuh sapi simmental sedang, kompak dan padat , warna bulu bervariasi dari
merah gelap sampai kuning kecoklatan, sapi simmental baik yang jantan maupun
betinanya bertanduk.
SOUT2017-STU.PCS | 61
5. Sapi Limousin
Sapi jenis ini bertubuh besar dan padat, warna kuning agak kelabu serta tidak
bertanduk.
6. Sapi Brahman
Warna bulu : Bulu tipis dan berwarna putih atau kelabu.
Tanduk : Sapi jantan bertanduk, sedangkan sapi betina tidak bertanduk.
Bentuk badan : Kepala dan paha besar, berpunuk, telinga lebar menggantung,
gelambir mulai dari rahang bawah sampai bagian ujung tulang
dada bagian depan.
62 |SOUT2017-STU.PCS
7. Sapi Brahman Cross
Warna bulu : Sapi jantan berwarna putih/abu-abu, sedang sapi betina
berwarna putih/abu-abu atau merah.
Tanduk : Sapi brahman cross tidak bertanduk.
Bentuk badan : Badan besar dan kepala relatif besar.
8. Sapi Aceh
Sapi jenis ini terdapat di Provinsi Aceh, dengan ciri-ciri sebagai berikut:
Warna bulu : Sapi berwarna coklat muda, coklat merah (merah bata) coklat
hitam, hitam dan putih kelabu , kulit hitam memutih kearah
ventral
Bentuk badan : Sapi Jantan dewasa berpunuk dan terlihat jelas. Sapi betina
muda dan betina dewasa berpunuk kecil.
SOUT2017-STU.PCS | 63
B. Sapi Perah
Rumpun ternak sapi perah di Indonesia saat ini sebagian besar adalah rumpun
Fries Holland (FH).
Rumpun sapi perah dibedakan menjadi sebagai berikut
1. Fries Holland (FH)
Sapi FH adalah sapi perah yang berasal dari Belanda, dengan ciri-ciri sebagai
berikut :
- warna belang hitam putih
- pada dahi umumnya terdapat warna putih segitiga
- kaki bagian bawah dan bulu ekor berwarna putih
- tanduk menjurus ke depan
2. Sahiwal
Ciri ciri sapi perah sahiwal adalah:
Sapi sahiwal mempunyai warna kelabu kemerah-merahan atau kebanyakan merah
warna sawo atau coklat. Sapi betina bobot badannya dapat mencapai 450 kg,
sedangkan yang jantan 500 – 600 kg.
C. Kerbau
Rumpun/bangsa ternak kerbau dibedakan menjadi 2 yaitu kerbau murrah, dan
kerbau lumpur/lokal.
64 |SOUT2017-STU.PCS
1. Kerbau Murrah
Kerbau jenis ini merupakan jenis kerbau perah yang sudah banyak dikembangkan di
beberapa daerah seperti di Aceh, Sumatera Utara dan sebagainya.
Ciri-cirinya sebagai berikut:
- Warna hitam, ambing lebih nampak dari
luar.
- Tanduk melingkar ke depan.
- Bentuk badan lebih kecil dari kerbau
biasa.
SOUT2017-STU.PCS | 65
Rincian 602.b.1: Jumlah ternak betina dewasa (Rincian 602.a.6. Kolom
(7)+(8)+(9)+(10))
Jumlahkan isian Rincian 602.a.6 Kolom (7) s.d Kolom (10) kemudian salin ke kotak
yang sudah disediakan.
66 |SOUT2017-STU.PCS
Rincian 602.b.2.b: Dari Rincian 602.b.1, jumlah ternak yang kawin alami selama
periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017.
Dari jumlah ternak betina dewasa yang ada pada 1 April 2017, isikan jumlah
ternak betina dewasa yang kawin alami selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017
pada kotak yang disediakan.
Rincian 602.b.3: Dari Rincian 602.b.1, jumlah ternak betina dewasa menurut
penyebab kebuntingan dan kelahiran selama periode 1 April
2016 s.d. 31 Maret 2017.
Di rincian ini ternak betina dewasa dikatakan melahirkan jika anak yang dilahirkan
hidup.
Anak ternak yang dilahirkan adalah ternak yang pada waktu dilahirkan menunjukkan
tanda-tanda kehidupan walaupun pada 1 April 2017 anak ternak tersebut sudah tidak
ada lagi.
SOUT2017-STU.PCS | 67
Rincian 602.b.4: Dari Rincian 602.b.1, jumlah ternak yang mulai kebuntingan
sampai dengan melahirkan dalam periode 1 April 2016 s.d. 31
Maret 2017
Dari jumlah ternak betina dewasa pada 1 April 2017, isikan jumlah ternak yang
mulai kebuntingan sampai dengan melahirkan dalam periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret
2017
Rincian 602.b.5: Bila Rincian 602.b.3 kolom (3) ada isian, jumlah anak yang
dilahirkan (anak lahir hidup) selama periode 1 April 2016 s.d. 31
Maret 2017
Rincian 602.b.6: Dari Rincian 602.b.1, jumlah ternak yang keguguran atau
melahirkan anak dalam keadaan anak sudah mati selama
periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017
Isikan jumlah ternak yang keguguran atau melahirkan anak dalam keadaan anak
sudah mati selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kotak yang disediakan.
Rincian 602.c.2: Dari Rincian 602.c.1, jumlah ternak yang digunakan sebagai
pejantan selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017
Dari jumlah ternak jantan dewasa yang ada pada 1 April 2017, isikan jumlah
ternak jantan dewasa yang digunakan sebagai pejantan selama periode 1 April 2016 s.d.
31 Maret 2017 pada kotak yang disediakan.
Ternak pejantan adalah ternak jantan yang memiliki organ reproduksi normal dan
sehat, serta memiliki kemampuan untuk mengawini indukan (Permentan Nomor 46
Tahun 2015).
68 |SOUT2017-STU.PCS
Contoh Kasus:
Pak Sapri sebagai kepala rumah tangga memiliki seorang istri dan 3 orang anak
yang masih tinggal di rumahnya. Anak pertama bernama Hendra, sudah menikah dan
mengurus keperluan rumah tangganya sendiri walaupun masih tinggal di rumahnya.
Pada tangal 1 April 2017 Pak Sapri memiliki 6 ekor sapi Bali, 1 ekor jantan berumur 1
tahun, 5 ekor betina masing-masing berumur 7; 6; 5; 1,5 tahun dan 9 bulan. Disamping
itu ia juga memiliki 2 ekor jenis sapi madura betina berumur 2 tahun yang baru
dibelinya minggu lalu. Istri Pak Sapri memiliki 2 ekor kambing kacang yang dibelinya
dari tabungan hasil jualan sayur, kambing tersebut dipelihara dan akan digunakan
untuk acara syukuran wisuda anak keduanya bulan depan. Saat dikonfirmasi ke Pak
Sapri tanggal 1 April 2017 Selain menjadi pegawai pabrik Hendra mengusahakan 3 ekor
kambing etawa betina berusia 1,5 tahun dan 4 ekor jantan berusia 1 tahun. Dari Sapi
Bali betina yang dimiliki Pak Sapri selama periode 1 April 2016 sampai 31 Maret 2017, 2
ekor masing masing telah 1 kali melahirkan seekor anak sapi sehat di mana awal
bunting masing-masing pada bulan Februari 2016 dan Mei 2016, sedangkan 1 ekor
lainnya 1 kali melahirkan seekor anak sapi dimana awal bunting terjadi pada bulan
Januari 2016 tetapi pada pertengahan tahun 2016 kondisi anak sapi ini mati di dalam
kandungan induk sapi. Seluruh proses bunting induk sapi melalui inseminasi buatan (IB)
rata-rata 2 kali. Rumah tangga Pak Sapri terpilih Survei SOUT2017-STU.S untuk jenis
ternak terpilih sapi potong. Jika petugas datang pada tanggal 10 Mei 2017. Cara
mengisi Blok VI R.602 adalah sebagai berikut:
SOUT2017-STU.PCS | 69
602. a. Untuk sapi potong/sapi perah/kerbau, isikan jumlah ternak yang dikuasai pada 1 April 2017 (R.501.d) menurut
jenis rumpun, jenis kelamin, dan kategori umur (ekor)
Jantan Betina
Sapi Bali
1. ........................... 1 1 1 1 1 2 1
2. ...........................
3. ...........................
4. ...........................
5. ...........................
6. Jumlah 1 1 1 2 1
b. 1. Jumlah ternak betina dewasa (Rincian 602.a.6 Kolom (7) + (8 )+ (9) + (10)) 3
c) Pernah melahirkan (lahir hidup) dan/atau keguguran (lahir mati) > 5 kali
2. a) Dari Rincian 602.b.1, jumlah ternak yang di IB selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 3
b) Dari Rincian 602.b.1, jumlah ternak yang kawin alami selama periode
1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017
3. Dari Rincian 602.b.1, jumlah ternak betina dewasa menurut penyebab kebuntingan dan kelahiran
selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017
4. Dari Rincian 602.b.1, jumlah ternak yang mulai kebuntingan sampai dengan melahirkan 1
dalam periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017
a) Jantan
5. Bila Rincian 602.b.3 Kolom (3) ada isian, jumlah anak yang dilahirkan
(anak lahir hidup) selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017:
b) Betina 2
6. Dari Rincian 602.b.1, jumlah ternak yang keguguran atau melahirkan anak dalam
1
keadaaan anak sudah mati selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017
70 |SOUT2017-STU.PCS
BLOK VII ONGKOS/BIAYA PRODUKSI USAHA TERNAK TERPILIH
Rincian 701: Jumlah dan nilai pakan ternak selama periode 1 April 2016 s.d. 31
Maret 2017
Pengeluaran pakan ternak adalah pengeluaran untuk pakan ternak yang benar-benar
telah digunakan selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017, sehingga untuk pakan
yang telah dibeli tetapi belum digunakan tidak dimasukan sebagai pengeluaran pakan.
Pakan ternak dibedakan berdasarkan cara memperolehnya yaitu pembelian dan bukan
pembelian.
Pakan ternak bukan pembelian adalah pakan ternak yang diperoleh dari pihak lain
secara cuma-cuma (misalnya dari pemberian orang lain) atau pakan yang dicari sendiri
oleh peternak tanpa harus membeli.
Jika pakan diperoleh dari bukan pembelian maka nilainya diperkirakan seolah-olah
membeli berdasarkan harga di wilayah tersebut
Ternak yang mencari makan sendiri di padang rumput dan tempat lainnya atau unggas
yang mencari makan sendiri di ladang/sawah dan sebagainya, maka penggunaan
pakannya dianggap tidak ada.
SOUT2017-STU.PCS | 71
Konsentrat adalah pakan unggas kemasan buatan pabrik yang dalam penggunaannya
harus dicampur dengan dedak atau jagung, contoh: pellet, dll.
Dedak/bekatul merupakan hasil sampingan dari proses penggilingan padi menjadi
beras. Dalam proses penggilingan padi di Indonesia, dedak dihasilkan pada proses
penyosohan pertama, sedangkan bekatul pada proses penyosohan kedua.
Bungkil adalah limbah atau ampas dari pengolahan yang diambil minyaknya yang
kemudian dikeringkan. Bungkil bisa dari kelapa, jagung, atau kedelai.
Bila peternak membuat pakan ternak sendiri menjadi konsentrat seperti buatan pabrik
maka bahan-bahan pembuatan konsentrat tersebut harus dimasukkan dan dirinci sesuai
yang ada pada rincian 701.a.
72 |SOUT2017-STU.PCS
Molase adalah cairan dari hasil sampingan yang didapatkan dari pengolahan gula
melalui proses kristalisasi berulang. Cairan ini dapat dipakai sebagai campuran pakan
konsentrat.
Polar adalah hasil sampingan pembuatan tepung terigu yang juga dapat sebagai bahan
campuran pakan ternak.
Pakan lainnya adalah pakan ternak selain di atas misalnya beras, jagung, biji-bijian dan
umbi-umbian.
SOUT2017-STU.PCS | 73
Rincian 702.d: Inseminasi buatan
Isikan jumlah dosis IB yang diberikan yang berasal dari pembelian pada kolom (3)
dan yang diberikan bukan dari pembelian pada kolom (5), serta nilai pembelian IB dalam
ribuan rupiah pada kolom (4) dan nilai perkiraan IB bukan pembelian pada kolom (6).
74 |SOUT2017-STU.PCS
l. Anti defisiensi vitamin dan mineral; contoh: Aminovit, B-sanplex, calcidex,
duphafral, ferrovet, injectamin, dll.
m. Analgesik, anti piretik dan anti inflamasi; contoh: Dexadreson, novaldon, rimadyl,
sulpidon, dll.
n. Hormon reproduksi; contoh: chorulon. Enzaprost, improoestradiol.
o. Hormon non reproduksi: sanabolicum.
p. Obat yang bekerja secara lokal (mata, telinga, mulut, kuku, ambing, kulit, dan
mukosa); contoh: CIL
3. Vitamin
a. Feed additive: albac 100, bayonox, chipox, rhodex, stafac, zinc bacitrasin.
b. Feed supplement: vitamin dan mineral.
4. Desinfektan
Contoh : Kresol, fenol organic, amonium kuarterner, klorin, CAO, NaOH, dll.
Rincian 703: Jumlah dan nilai upah pekerja selama periode 1 April 2016 s.d. 31
Maret 2017
SOUT2017-STU.PCS | 75
Pekerja tidak tetap adalah pekerja yang bekerja dengan menerima upah/gaji berdasarkan
pada banyaknya waktu kerja dan volume pekerjaan yang dikerjakan.
Contoh Kasus:
Pak Ali mempunyai usaha sapi potong, di mana ternak tersebut merupakan ternak
terpilih. Dalam mengusahakan sapi potong, Pak Ali mempunyai tenaga kerja yang
dibayar laki-laki sebanyak 4 orang dengan upah per orang/bulan sebesar Rp 950.000,-,
sesuai rata-rata upah di daerah tersebut. Selain itu dia juga mempunyai usaha ayam
76 |SOUT2017-STU.PCS
petelur dengan pekerja yang dibayar laki-laki sebanyak 3 orang dengan upah yang
sama.
Pengisian daftar SOUT2017-STU.S blok VII Rincician 703 adalah sebagai berikut :
703. Jumlah dan nilai upah pekerja selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017
Jumlah Pekerja (Orang) Nilai Upah (000 Rp)
Uraian
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
(1) (2) (3) (4) (5)
a. Pekerja tetap 4 - 4 5 6 0 0 -
b. Pekerja tidak tetap - - - -
c. Pekerja tidak dibayar (termasuk 1 - 1 1 4 0 0 -
pengusaha, upah diperkirakan)
d. Jumlah 5 - 5 7 0 0 0 -
Rincian 704: Pengeluaran bahan bakar, listrik, dan air selama periode 1 April
2016 s.d. 31 Maret 2017
Pengeluaran bahan bakar, listrik, dan air adalah pengeluaran atas penggunaan
bahan bakar dan pelumas, listrik serta air yang digunakan untuk usaha peternakan
terpilih selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017.
SOUT2017-STU.PCS | 77
serta nilai pemakaian LPG/gas dalam ribuan rupiah untuk pembelian pada Kolom (4) dan
nilai perkiraan LPG/gas bukan pembelian pada Kolom (6).
Rincian 705 : Nilai pengeluaran lainnya selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret
2017
Isikan nilai pengeluaran lain yang riil untuk usaha peternakan terpilih pada Kolom (2)
dan perkiraan nilai pengeluaran lain pada Kolom (3), sesuai dengan jenis pengeluaran di
kolom (1).
78 |SOUT2017-STU.PCS
2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kolom (2), dan nilai perkiraan untuk ongkos dan suku
cadang/bahan untuk pemeliharaan/perbaikan kecil barang modal yang tidak
mengeluarkan biaya dalam ribuan rupiah selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017
pada kolom (3).
Rincian 705.d: Pajak tidak langsung (Pajak Bumi Bangunan, Pajak Kendaraan
Bermotor, dll)
Tuliskan nilai pengeluaran riil pajak tidak langsung seperti Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB) untuk usaha peternakan terpilih selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada
kolom (2), dan nilai perkiraan pajak tidak langsung untuk usaha peternakan terpilih yang
tidak mengeluarkan biaya selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kolom (3).
SOUT2017-STU.PCS | 79
Rincian 705.h: Biaya transpor/pengangkutan hasil
Tuliskan nilai pengeluaran untuk membayar transport/pengangkutan hasil usaha
peternakan terpilih selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kolom (2), dan
nilai perkiraan transport/pengangkutan hasil usaha peternakan terpilih yang tidak
mengeluarkan biaya selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kolom (3).
Penyusutan = penjumlahan {[R. 505 Kolom (4) / R. 505 Kolom (5) R. 505 Kolom (2)]
untuk semua rincian (R. 505.a s.d. R. 505.n)} + [R. 505.o.1 Kolom (4)/
R. 505.o.1 Kolom (2) x (R. 505.o.2 / 100)]
80 |SOUT2017-STU.PCS
Rincian 705.k: Jumlah
Isian rincian 705.k ini diperoleh dari:
R.705.k = (R.705.a + R.705.b + R.705.c + R.705.d + R.705.e + R.705.f + R.705.g +
R.705.h + R.705.i + R.705.j)
Contoh Kasus:
Dalam kasus pak Ali diatas, setiap bulannya pak Ali mengeluarkan biaya bensin sebesar
Rp 900.000,-, dan yang Rp 200.000,- untuk kendaraan pribadinya sisanya , dimana harga
bensin per liternya Rp 7.000,- Sedangkan lahan yang digunakan untuk usahanya
merupakan lahan yang disewa dengan harga Rp 10.000.000,- yang disewa selama 5
tahun, mulai awal April 2016. Pengisian daftar SOUT2017-STU.S Blok VII Rincian 704.a
dan Rincian 705.b adalah sebagai berikut :
a. Bensin liter 1 0 0 7 0 0 - -
b. Solar liter
705. Nilai pengeluaran lainnya selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017
Nilai Perkiraan(000
Uraian Nilai (000 Rp)
Rp)
(1) (2) (3)
b. Sewa lahan 2 0 0 0
c. Sewa kandang, bangunan, mesin, dan alat-alat
Blok ini bertujuan untuk menghitung nilai produksi ternak terpilih yang
diusahakan rumah tangga selama setahun. Nilai produksi ternak yang dicatat meliputi
(1) Nilai ternak yang dijual, (2) Nilai produksi hasil penggemukan ternak, (3) Nilai
produksi susu atau telur, dan (4) Nilai produksi lainnya (kotoran ternak, kulit, jasa
peternakan, dsb).
SOUT2017-STU.PCS | 81
Rincian 801.a: Rata-rata jumlah betina produktif per hari
Isikan rata-rata jumlah betina produktif per hari selama periode 1 April 2016 s.d. 31
Maret 2017 ke dalam kotak yang tersedia.
Ayam/itik betina produktif adalah ayam/itik betina yang masih aktif
berproduksi dan secara ekonomis masih menguntungkan.
Rincian 801.d: Jumlah telur yang ditetaskan untuk menghasilkan DOC/DOD selama
periode 1 April 2016 s.d 31 Maret 2017
Isikan jumlah telur yang ditetaskan (produksi sendiri) yang khusus untuk
menghasilkan DOC/DOD (Day Old Chick/Day Old Duck) selama periode 1 April 2016 s.d 31
Maret 2017 pada kotak yang tersedia.
Rincian 802: Produktivitas sapi perah selama periode 1 April 2016 s.d 31 Maret 2017
Rincian 802 ini terisi jika jenis ternak terpilih adalah sapi perah (Rincian 502.e ada
isian).
Rincian 802.a: Rata-rata jumlah sapi perah betina produktif per hari
Isikan rata-rata jumlah sapi perah betina produktif per hari ke dalam kotak yang
tersedia.
82 |SOUT2017-STU.PCS
Ternak betina produktif adalah ternak betina yang organ reproduksinya masih
berfungsi secara normal dan dapat beranak.
Biasanya untuk kategori ternak besar adalah ternak yang melahirkan kurang dari 5
(lima) kali atau berumur dibawah 8 (delapan) tahun.
Rincian 802.b: Rata-rata produksi susu sapi perah per ekor per hari
Isikan rata-rata jumlah produksi susu sapi perah per ekor per hari dalam satuan liter
pada kotak yang tersedia.
Rincian 803: Jumlah dan nilai mutasi ternak selama periode 1 April 2016 s.d. 31
Maret 2017 (kecuali ayam ras pedaging/itik pedaging/ayam
kampung pedaging)
Rincian ini bertujuan untuk memperoleh nilai pertambahan bobot ternak selama
periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017. Isikan mutasi ternak terpilih sesuai dengan rincian
(803.a sampai dengan 803.e dan rincian 803.g sampai dengan 803.j, baik dalam jumlah
(kolom (2)) maupun dalam nilai (kolom (3)). Ayam ras pedaging, itik pedaging, dan
ayam kampung pedaging tidak perlu ditanyakan pada rincian ini.
Harap berhati-hati dalam mengisi rincian mutasi ini karena kesalahan dalam
menaksir nilai harga ternak pada kolom nilai (kolom (3)) akan berakibat fatal
pada perhitungan nilai produksi penggemukan ternak pada rincian 801.l
SOUT2017-STU.PCS | 83
Rincian 803.b: Penjualan
Jika rumah tangga melakukan penjualan ternak selama periode setahun yang lalu,
isikan jumlah ternak yang dijual pada kolom (2) dan nilainya dalam ribuan rupiah pada
kolom (3). Nilai yang dimaksud adalah harga jual ternak pada saat transaksi selama
periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017.
Nilai ternak yang mati yang dicatat hanya untuk ternak yang masih
mempunyai nilai jual. Untuk ternak yang mati tetapi tidak mempunyai nilai
jual, isikan angka “0” pada kolom nilai (kolom (3))
84 |SOUT2017-STU.PCS
ribuan rupiah pada kolom (3). Nilai yang dimaksud adalah harga pembelian ternak pada
saat transaksi selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017.
Dalam mengisi taksiran nilai ternak pada kolom (3) petugas hendaknya bukan
hanya melihat jumlah ternak yang diusahakan di kolom (2) tetapi juga harus
memperhatikan komposisi ternaknya (anak/muda/dewasa) sehingga taksiran
nilai ternak yang diisikan di kolom 3 benar/akurat.
SOUT2017-STU.PCS | 85
Rincian 803.l: Nilai pertambahan bobot ternak (f-k)
Isian rincian 803.l kolom (3) adalah hasil perhitungan rincian (803.f – 803.k) kolom
(3).
Nilai pertambahan bobot ternak yang dimaksud disini adalah nilai produksi sebagai
akibat pertambahan bobot/penggemukan ternak dan atau pertambahan kelahiran
ternak selama setahun.
Contoh Kasus:
Pak Andio bersama anaknya mengusahakan domba garut dan kambing boer di belakang
rumahnya yang pada kondisi 1 April 2017 masing-masing memelihara sebanyak 20 ekor.
Dari 20 ekor domba tersebut, 5 ekor domba merupakan domba yang baru dilahirkan pada
bulan Desember 2016 lalu. Harga taksiran 5 anak domba tsb pada tanggal 1 April 2017
sekitar 7,5 juta sedangkan sisanya adalah domba dewasa dengan taksiran nilainya sebesar
63,5 juta. Pada awal bulan Januari lalu, Pak Andio pernah menjual dombanya sebanyak 4
ekor dengan harga 16 juta dan pada saat Idul Adha lalu Pak Andio turut berkurban
sebanyak 3 ekor domba dengan taksiran harga sebesar 15 juta. Taksiran nilai dari seluruh
ternak yang dipelihara pada kondisi 1 April 2016 adalah sebesar 66 juta rupiah. Jika rumah
tangga Pak Andio terkena sampel SOUT2017-STU.S untuk ternak domba, maka pengisian
rincian mutasi ternak Blok VIII Rincian 803 adalah sebagai berikut.
803. Jumlah dan nilai mutasi ternak selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 (kecuali ayam ras pedaging, itik pedaging,
dan ayam kampung pedaging)
Uraian Jumlah Nilai (000 Rp)
(1) (2) (3)
86 |SOUT2017-STU.PCS
Rincian 804: Keterangan ayam ras pedaging/ayam kampung pedaging/itik
pedaging yang dikuasai selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret
2017
Isikan periode siklus/bulan usaha (bulan pembelian DOC/DOD (Day Old Chick/Day
Old Duck) sampai penjualan) pada kolom (1), lama siklus pada kolom (2), jumlah
pembelian DOC/DOD pada kolom (3), nilai pembelian DOC/DOD pada siklus tersebut
pada kolom (4), jumlah penambahan lain (selain pembelian DOC/DOD) pada kolom (5),
jumlah yang mati selama proses penggemukan pada kolom (6), jumlah pemotongan dan
pengurangan lain (selain kematian) pada kolom (7), jumlah yang dijual pada kolom (8) dan
bobotnya pada kolom (9), dan rata-rata harga per kg pada kolom (10).
Rincian 804 ini terisi jika jenis ternak terpilih adalah ayam ras pedaging/ayam
kampung pedaging/itik pedaging (Rincian 502.b ada isian).
Siklus yang dituliskan pada baris pertama adalah siklus terakhir pada periode
pencacahan. Siklus yang dituliskan pada baris kedua adalah siklus sebelum siklus baris
pertama. Siklus yang dituliskan pada baris ketiga adalah siklus sebelum siklus baris
kedua, dst.
Siklus ayam ras pedaging/ayam kampung pedaging/itik pedaging adalah rentang
waktu yang dimulai dari saat DOC/DOD dibeli, kemudian dipelihara/digemukkan,
sampai akhirnya dijual.
Penjualan yang dimaksud adalah penjualan ayam ras pedaging/ayam kampung
pedaging/itik pedaging dalam keadaan masih hidup. Penjualan pada Kolom (8) dan
(9) harus terisi keduanya.
Isian pada baris jumlah pada Rincian 804 adalah penjumlahan untuk setiap kolom
pada Kolom (3) s.d. Kolom (9).
Rincian 805: Jika Rincian 803.d (kematian) dan/atau Rincian 804 Kolom (6)
(kematian) ada isian, jumlah ternak yang mati menurut penyebab
kematian dan kategori umur
Khusus untuk ayam kampung, ayam ras pedaging, ayam ras petelur, itik, dan itik
manila yang diisikan hanya pada Rincian jumlahnya saja (Rincian 805.d).
SOUT2017-STU.PCS | 87
Rincian 805.c: Dewasa
Isikan jumlah ternak dewasa yang mati karena penyakit pada kolom (2), karena
bencana alam pada kolom (3), karena dimusnahkan pada kolom (4), dan lainnya pada
kolom (5).
Bencana Alam adalah kejadian luar biasa yang terjadi dari alam yang
mengakibatkan kematian ternak/unggas seperti kejadian banjir, tanah longsor, gempa
bumi, tsunami, dan sejenisnya.
Dimusnahkan adalah ternak/unggas yang sengaja dimatikan untuk mencegah
penyebaran penyakit.
88 |SOUT2017-STU.PCS
Rincian 806.b.2: Tidak dilaporkan ke petugas/dinas terkait
Isikan jumlah ternak yang yang dipotong di luar RPH/TPH yang tidak dilaporkan ke
petugas/dinas terkait selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada pada kolom (2)
untuk jantan dan pada kolom (3) untuk betina produktif dan kolom (4) untuk betina tidak
produktif.
Rincian 807: Jumlah dan nilai produksi lainnya selama periode 1 April 2016 s.d.
31 Maret 2017
Rincian ini digunakan untuk menampung selain produksi utama ternak (produk
ikutan) dan penerimaan lain yang berkaitan dengan kegiatan usaha ternak terpilih.
SOUT2017-STU.PCS | 89
Rincian 807.a.5: Telur (bukan dari ayam/itik petelur)
Isikan kode satuan telur (bukan dari ayam/itik petelur) yang dihasilkan selama
periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kolom (2), jumlah pada kolom (3), dan nilai
pada kolom (4) dalam ribu rupiah.
Rincian 807.c: Penjualan ternak afkir (sapi perah betina/ ayam ras petelur/ayam
kampung petelur/itik petelur)
Isikan jumlah penjualan ternak afkir (sapi perah betina/ ayam ras petelur/ayam
kampung petelur/itik petelur) yang dihasilkan selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret
2017 pada kolom (3) dalam satuan (ekor), dan nilainya pada kolom (4) dalam ribu rupiah.
Jumlah dan nilai penjualan pada rincian ini harus kurang dari atau sama dengan
rincian 803.b.
Blok ini bertujuan untuk melihat kesehatan ternak, cara pengobatan ternak, dan
pemasaran hasil ternak.
90 |SOUT2017-STU.PCS
Jika rincian 901.a berkode 2 maka langsung ke Rincian 902.a.
Vaksinasi adalah usaha pencegahan terhadap penyakit ternak tertentu dengan
memberikan/menyuntikkan vaksin (virus/kuman penyakit yang telah dilemahkan) untuk
memberikan kekebalan tubuh ternak terhadap penyakit tersebut.
Rincian 901.c: Jika Rincian 901.b berkode 1, vaksinasi terbanyak dilakukan oleh:
Tanyakan vaksinasi terbanyak dilakukan oleh siapa. Lingkari kode 1 jika vaksinasi
dilakukan oleh dokter hewan/mantri hewan, kode 2 jika dilakukan oleh peternak sendiri,
kode 3 jika dilakukan pegawai dinas), kode 4 jika dilakukan perusahaan/swasta, dan kode 5
jika dilakukan oleh lainnya (seperti tetangga, peternak lain) kemudian isikan kode yang
dilingkari tersebut ke dalam kotak yang disediakan.
Jika vaksinasi dilakukan oleh ART yang berprofesi sebagai dokter hewan, maka vaksinasi
dikategorikan dilakukan oleh dokter/mantri hewan (kode 1). Namun, jika vaksinasi
dilakukan oleh ART yang berprofesi sebagai dokter umum (bukan dokter hewan), maka
dikategorikan sebagai vaksinasi yang dilakukan sendiri (kode 2).
Rincian 902.b: Jika Rincian 902.a berkode 1, sebutkan jenis penyakitnya (pilihan
boleh lebih dari satu) :
Rincian 902.b.i: Untuk ternak (bukan unggas) :
Lingkari kode jenis penyakit yang pernah diderita oleh ternak selama periode 1 April
2016 s.d. 31 Maret 2017, kode jawaban bisa lebih dari satu. Kemudian isikan jumlah
kode yang dilingkari ke dalam kotak yang telah disediakan.
SOUT2017-STU.PCS | 91
Jenis Penyakit ternak:
Brucellosis (penyakit penyebab keguguran), adalah penyakit ternak menular pada hewan
yang disebabkan oleh bakteri brucella abortus, yang dapat menyerang sapi, domba,
kambing, babi, dan hewan/ternak lainnya. Penyakit ini dapat mengakibatkan terjadinya
keguguran, gangguan reproduksi dan turunnya produksi susu pada sapi perah. Pada sapi,
penyakit ini dikenal sebagai penyakit “keluron” atau penyakit “bang”.
Gejala-gejala brucellosis pada sapi:
- Demam dan keguguran (keluron). Keguguran biasanya terjadi pada kebuntingan
berumur 5-8 bulan
- Keguguran dapat terjadi satu, dua atau tiga kali kemudian memberikan kelahiran
normal (kemajiran yang bersifat sementara)
- Kemajiran yang menetap
- Keluarnya cairan yang bersifat infeksius karena mengandung bakteri brucella
- Kadang-kadang tidak keguguran tetapi mengalami retensio plasenta (plasenta tidak
keluar dalam 12 jam setelah beranak), radang ambing (mastitis), bengkak air
(hygroma) pada lutut, produksi susu menurun, pada ternak jantan terjadi peradangan
pada buah zakar (orchitis) dan anak buah zakar (epididymitis).
Anthraks adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri bacillus anthracic yang
bentuknya panjang dan terbungkus kapsul.
Gejalanya antara lain:
- Suhu tubuh biasanya tinggi, akan tetapi sesudah 3 hari turun menjadi dingin.
- Nafsu makan hilang sama sekali
- Pada awalnya, ternak sulit buang kotoran, tetapi kemudian menjadi diare, kotoran
bercampur air, biasanya juga darah.
- Kadang-kadang darah juga keluar dari mulut, lubang hidung, dan vulva.
Demam susu (milk fever) merupakan penyakit akibat hipokalsemia pada sapi perah
yang berproduksi susu tinggi (di atas 20 liter).
Gejalanya adalah:
- Serum darah normal kadar kalsium sekitar 90-100 ug, sedangkan dalam keadaan
sakit defisien bisa terjadi di bawah 50 ug,
- tidak bisa buang air kecil dan besar, gemetar pada otot muka dan kaki,
- sapi berjalannya menjadi tidak terkontrol dan akhirnya jatuh serta sulit kembali.
Tahap berikutnya sapi menjadi ber.baring dan dengan dada menyentuh tanah,
kepala ditaruh diatas bahu.
- Anorexia (muntah).
Kembung perut (bloat) adalah keadaan rumen (perut pertama) yang mengembang,
membesar akibat kelebihan gas yang tak bisa cepat keluar.
Gejalanya antara lain:
- Lambung pada sebelah kiri atas membesar dan kencang.
- Bagian rumen bila dipukul dengan jari berbunyi seperti drum akibat rentangan perut
92 |SOUT2017-STU.PCS
yang begitu kencang.
- Pernapasan terganggu dan bekerja berat, demikian pula kontraksi rumen yang sangat
kuat.
Cacingan adalah penyakit yang paling banyak menyerang kambing. Jenis cacing yang
sering menginfeksi domba dan kambing adalah cacing bulat dan cacing pita.
Gejalanya antara lain:
- Domba dan kambing yang terserang cacing menjadi kurus, lemah dan pucat.
- Bulunya agak berdiri atau kusam (tidak mengkilap).
- Kotoran encer atau mencret.
- Nafsu makan berkurang.
- Pembekakan pada daerah rahang.
- Kotoran banyak mengandung telur cacing.
- Perut membesar (buncit).
Lainnya adalah penyakit selain yang disebutkan di atas misalnya penyakit kudis dan kurap,
dan lainnya.
SOUT2017-STU.PCS | 93
- Nafsu makan turun.
- Produksi telur menurun.
Flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian Influenza) adalah suatu penyakit
menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas.
Penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus avian infuenza jenis H5N1 pada unggas.
Sumber virus diduga berasal dari migrasi burung dan transportasi unggas yang
terinfeksi.
Gejala flu burung pada unggas:
- Unggas mati mendadak dalam jumlah yang besar dengan atau tanpa gejala klinis.
- Unggas terlihat lemas, jengger bengkak berwarna biru atau berdarah dan bulu–
bulu berguguran.
- Kepala tertunduk.
- Kesulitan bernapas.
- Bengkak pada kepala dan kelopak mata.
- Pendarahan di kulit pada bagian yang tidak ditumbuhi bulu, terutama pada kaki.
- Penurunan jumlah telur yang dihasilkan.
- Diare, menggigil dan mengeluarkan air mata.
- Gelisah.
- Unggas seperti itik, angsa bisa terinfeksi tanpa menunjukkan gejala.
Berak kapur adalah jenis penyakit yang sangat ganas dan dapat tersebar luas dengan
cepat. Penyebab penyakit ini adalah bakteri salmonella pullorum.
Gejalanya antara lain :
- Anak ayam bergerombol di bawah pemanas dengan mata tertutup dan sayap turun
ke bawah.
- Nafsu makan hilang.
- Kotoran berwarna putih, berbusa dan melekat pada bulu sekitar anus, badan lemas.
- Pada ayam dewasa yang sedang bertelur, produksi telur turun.
Gumboro adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang agen penyakitnya sering
disebut dengan nama Infectious Bursal Agent (IBA). Virus ini sangat infectious dan
contagious, serta mampu bertahan hidup selama 16 minggu setelah penyakit
dimusnahkan.
Gejala klinis penyakit:
1) Penyakit gumboro bentuk klasik, yang menyerang ayam usia 36 minggu.
a. Ayam tiba-tiba sakit dan gemetar serta bulunya berdiri.
b. Ayam terlihat sangat lesu, lemah, dan malas bergerak.
c. Diare yang berwarna putih dan daerah sekitar kloaka kotor.
d. Ginjal mengalami pembengkakan dengan warna putih keabu-abuan,
e. Hati membesar dan terjadi perdarahan pada urat daging.
94 |SOUT2017-STU.PCS
2) Penyakit gumboro bentuk subklinis, yang menyerang ayam usia 1-21 hari. Penyakit
gumboro bentuk ini tidak disertai gejala-gejala klinis. Penyakit ini mengakibatkan
kerusakan total pada sistem kekebalan pada ayam.
Lainnya adalah selain yang di atas misalnya berak darah, kolera ayam (fowl cholera), dll.
Rincian 902.c: Jika Rincian 902.a berkode 1, apakah melakukan pengobatan terhadap
ternak yang sakit?
Lingkari kode 1 jika melakukan pengobatan terhadap ternak yang sakit dan
lingkari kode 2 jika tidak, kemudian isikan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang
telah disediakan.
Jika Rincian 902.c berkode 2 maka langsung ke Rincian 903.a.
Pengobatan adalah usaha menyembuhkan ternak yang sedang sakit dengan
menggunakan obat tertentu sesuai dengan penyakitnya.
Rincian 902.d: Jika Rincian 902.c berkode 1, pengobatan terbanyak dilakukan oleh:
Tanyakan pengobatan terbanyak dilakukan oleh siapa. Lingkari kode 1 jika
pengobatan terbanyak dilakukan oleh dokter hewan/mantri hewan, kode 2 jika dilakukan
oleh peternak sendiri, kode 3 jika dilakukan pegawai dinas), kode 4 jika dilakukan
perusahaan/swasta, dan kode 5 jika dilakukan oleh lainnya (seperti tetangga, peternak lain)
kemudian isikan kode yang dilingkari tersebut ke dalam kotak yang disediakan.
Rincian 903.a : Jika Rincian 504.c berkode 2-4 (lama usaha ternak terpilih ≥ 1
tahun), apakah biasanya melakukan penjualan ternak secara rutin
setiap tahun?
Lingkari kode 1 jika rumah tangga biasanya melakukan penjualan ternak secara rutin
setiap tahun dan lingkari kode 2 jika tidak, kemudian isikan kode yang dilingkari tersebut
ke dalam kotak yang disediakan.
Jika Rincian 903.a berkode 1 maka langsung ke Rincian 903.c
Yang dimaksud penjualan secara rutin adalah penjualan yang dilakukan secara
berkala pada waktu yang sama setiap tahun. Misalnya penjualan pada saat tahun
ajaran baru, hari raya keagamaan, dan sebagainya.
Rincian 903.b: Jika Rincian 903.a berkode 2, alasan utama melakukan penjualan
ternak secara tidak rutin
Lingkari salah satu kode yang sesuai dengan alasan utama peternak melakukan
penjualan ternak secara tidak rutin, kemudian isikan pada kotak yang disediakan.
Penjelasan alasan utama dijual sebagai berikut:
1. Biaya pendidikan adalah ternak dijual untuk keperluan biaya pendidikan seperti
untuk bayar anak sekolah, membeli peralatan sekolah, membeli baju seragam sekolah
dan lain-lain.
2. Biaya kesehatan adalah ternak dijual untuk keperluan biaya kesehatan seperti biaya
berobat, biaya check up kesehatan, dan lain-lain.
SOUT2017-STU.PCS | 95
3. Memenuhi kebutuhan sehari-hari adalah ternak yang dijual untuk keperluan
kebutuhan sehari-hari, misalnya untuk menutupi kekurangan kebutuhan sehari-hari
seperti membeli beras, gula dan lain-lain.
4. Biaya pesta keluarga adalah ternak dijual untuk keperluan biaya pesta keluarga
seperti biaya pernikahan, sunatan, arisan keluarga dan lain-lain.
5. Biaya upacara keagamaan adalah ternak dijual untuk upacara keagaaman seperti
untuk keperluan kenduri, biaya perayaan hari raya keagaaman dan lain-lain
6. Lainnya adalah ternak dijual untuk selain yang diatas, seperti menjual ternak yang
sakit untuk ditukar yang ternak yang sehat, termasuk juga peternak yang yang belum
pernah menjual ternaknya.
Rincian 903.c: Isikan jumlah ternak yang dijual setiap bulan selama periode 1 April
2016 s.d. 31 Maret 2017
Isikan jumlah ternak yang dijual pada kotak yang disediakan sesuai dengan bulan
penjualannya.
Total Rincian 903.c harus sama dengan Rincian 803.b Kolom (2) atau pada baris
jumlah di Rincian 804 Kolom (8).
96 |SOUT2017-STU.PCS
Rincian 904.a.4: Hotel
Dari ternak/telur/susu yang dijual (dalam bentuk primer), isikan persentase
banyaknya ternak/telur/susu yang dijual ke hotel selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret
2017 pada kotak yang telah disediakan.
SOUT2017-STU.PCS | 97
Rincian 904.c: Dikonsumsi sendiri
Isikan persentase banyaknya ternak/telur/susu yang dikonsumsi oleh rumah tangga
selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 dan isikan ke dalam kotak yang telah
disediakan. Jenis produksi yang dikonsumsi dapat berupa produksi yang belum diproses,
maupun yang telah diproses.
Rincian 904.d: Disusukan pada anak ternak (khusus susu)/ditetaskan (khusus telur).
Isikan persentase banyaknya produksi ternak/unggas yang disusukan/ditetaskan
kepada anak ternak selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kotak yang telah
disediakan.
Disusukan pada anak ternak adalah susu yang sudah diperah kemudian diberikan
kepada anak ternak.
Ditetaskan adalah penetasan telur yang berasal dari hasil produksi sendiri, bukan yang
berasal dari pihak lain, pembelian, dan sebagainya, baik dengan cara tradisional atau
dengan cara modern (penetasan dengan mesin).
Rincian 906: Lokasi penjualan produksi utama usaha ternak selama periode 1 April
2016 s.d 31 Maret 2017
Rincian 906.a: Dalam kabupaten/kota
Isikan penjualan produksi utama usaha ternak di dalam kabupaten/kota selama
periode 1 April 2016 s.d 31 Maret 2017 terhadap total penjualan produksi utama ternak
tersebut dalam satuan persentase ke dalam kotak yang disediakan.
98 |SOUT2017-STU.PCS
Rincian 906.b: Luar kabupaten/kota
Isikan penjualan produksi utama usaha ternak di luar kabupaten/kota tetapi masih
dalam satu provinsi selama periode 1 April 2016 s.d 31 Maret 2017 terhadap total
penjualan produksi utama ternak tersebut dalam satuan persentase ke dalam kotak yang
disediakan.
Rincian 907.b: Jika Rincian 907.a berkode 1, sarana angkutan utama yang
digunakan
Rincian ini untuk mengetahui sarana pengangkutan produksi ke tempat penjualan.
Lingkari salah satu kode sarana utama pengangkutan produksi dan isikan kode yang
dilingkari ke kotak yang tersedia. Untuk sarana angkutan lainnya sebutkan jenis yang
digunakan.
Kode sarana pengangkutan produksi
1. Kendaraan bermotor roda tiga/lebih 5. Angkutan air
2. Kendaraan bermotor roda dua 6. Tenaga hewan
3. Kendaraan tidak bermotor 7. Tenaga manusia
4. Angkutan udara 8. Lainnya (………….…)
SOUT2017-STU.PCS | 99
2. Harga rendah 4. Lainnya (misal: tertutupnya pasar,dll)
BLOK X KELEMBAGAAN
Rincian 1001.b: Jika Rincian 1001.a berkode 1, jumlah anggota rumah tangga yang
menjadi anggota koperasi:
Bila ada anggota rumah tangga yang menjadi anggota koperasi, tuliskan jumlah
anggota rumah tangga yang menjadi anggota koperasi berdasarkan jenis kelamin, laki-laki
pada Rincian 1001.b.1 dan perempuan pada Rincian 1001.b.2, kemudian isikan ke kotak
yang tersedia.
Rincian 1001.c: Jika Rincian 1001.a berkode 2, alasan utama tidak menjadi
anggota koperasi:
Bila tidak ada anggota rumah tangga yang menjadi anggota koperasi, maka lingkari
kode 1 bila alasannya belum ada koperasi di desanya, kode 2 bila sudah ada koperasi
tetapi belum /tidak berminat (seperti jarak ke koperasi jauh) kode 3 bila disebabkan oleh
pelayanan koperasi tidak memuaskan (seperti anggota koperasi dibatasi, dll), kode 4 bila
proses administrasi yang sulit, dan kode 5 untuk alasan lainnya seperti tidak tahu kalau ada
koperasi didesanya. Kemudian isikan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang disediakan.
Rincian 1002.c: Jika rincian 1002.b berkode 1, jenis pelayanan yang pernah
diterima dari koperasi untuk peternak terpilih.
Lingkari kode „ya‟ atau „tidak‟ pada masing-masing rincian jenis pelayanan yang
pernah diterima dari koperasi untuk usaha peternakan, kemudian isikan kode yang
dilingkari ke kotak yang telah disediakan pada setiap jenis pelayanan.
Jenis pelayanan koperasi meliputi kredit uang, pengadaan bibit (anak), pengadaan
sapronak, pemasaran produksi, kesehatan ternak, dan lainnya.
Kredit uang adalah pinjaman uang dari unit usaha koperasi yang digunakan untuk usaha
peternakan dimana pengembaliannya dilakukan dengan cara mencicil.
Pengadaan bibit (anak) adalah adalah unit usaha koperasi yang dapat menyediakan
sarana bibit (anak).
Pengadaan sapronak (selain bibit) adalah unit usaha koperasi yang dapat menyediakan
sarana produksi ternak misal pakan, obat-obatan.
Pemasaran Produksi adalah unit koperasi tersebut dapat menampung hasil dari usaha
ternak.
Kesehatan Ternak adalah unit usaha koperasi yang dapat menyediakan pelayanan
kesehatan ternak terhadap rumah tangga yang mengusahakan ternak.
Lainnya adalah pelayanan yang diberikan unit koperasi selain yang telah tersebut di atas
untuk menunjang usaha peternakan, misalnya pelayanan IB (Inseminasi Buatan).
Rincian 1003.b: Jika Rincian 1003.a berkode 1, jumlah anggota rumah tangga
yang menjadi anggota kelompok peternak.
Bila ada anggota rumah tangga yang menjadi anggota kelompok peternak, tuliskan
jumlah anggota rumah tangga yang menjadi anggota kelompok peternak berdasarkan
SOUT2017-STU.PCS | 101
jenis kelamin, laki-laki pada Rincian 1003.b.1 dan perempuan pada Rincian 1003.b.2,
kemudian isikan isian tersebut pada kotak yang tersedia.
Rincian 1003.c: Jika Rincian 1003.a berkode 2, alasan utama tidak menjadi anggota
kelompok peternak.
Lingkari kode 1 bila alasannya belum ada kelompok peternak di desanya, kode 2
bila sudah ada kelompok peternak tetapi belum/tidak berminat, kode 3 disebabkan karena
pelayanan tidak memuaskan, dan kode 4 untuk alasan lainnya (selain yang telah
disebutkan diatas). Kemudian isikan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang disediakan.
Rincian 1004.c: Jika Rincian 1004.b berkode 1, jenis pelayanan untuk ternak terpilih
yang pernah diterima dari kelompok peternak.
Lingkari kode „ya‟ atau „tidak‟ pada masing-masing rincian jenis pelayanan yang
pernah diterima dari kelompok peternak untuk usaha peternakan, kemudian isikan kode
yang dilingkari ke kotak yang telah disediakan pada setiap jenis pelayanan. Jenis pelayanan
dari kelompok peternak meliputi kredit uang, pengadaan bibit (anak), pengadaan sapronak
(selain bibit), pemasaran produksi, kesehatan ternak, asuransi ternak, dan lainnya.
102 |SOUT2017-STU.PCS
Rincian 1005.b: Jika Rincian 1005.a berkode 1, manfaat utama dari asosiasi peternak
untuk peternak terpilih:
Lingkari kode 1 bila manfaatnya adalah inovasi teknologi, kode 2 bila manfaatnya
jaringan informasi pasar, kode 3 bila manfaatnya penyaluran aspirasi, dan kode 4 untuk
alasan lainnya (selain yang telah disebutkan di atas). Kemudian isikan kode yang dilingkari
ke dalam kotak yang disediakan.
Contoh asosiasi peternakan adalah: PPSKI (Perhimpunan Peternak Sapi Kerbau
Indonesia), GOPAN (Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional), HPDKI (Himpunan
Peternak Domba Kambing Indonesia), dll.
Rincian 1006.a: Sumber tambahan modal untuk usaha ternak selama periode 1
April 2016 s.d. 31 Maret 2017 diperoleh dari: (pilihan boleh lebih
dari satu)
Tanyakan sumber tambahan modal untuk usaha ternak terpilih selama periode 1
April 2016 s.d. 31 Maret 2017. Kode jawaban boleh lebih dari satu. Lingkari kode-kode
jawaban yang sesuai, jumlahkan kode-kode yang dilingkari dan isikan jumlah kode-kode
tersebut ke dalam kotak yang telah disediakan. Jika Rincian 1006.a berkode 00 maka
langsung ke Rincian 1006.c.
Kredit Usaha Rakyat atau KUR, adalah jenis pembiayaan atau kredit modal kerja dan
atau investasi bagi Usaha Mikro, kecil, menengah dan Koperasi (UMKMK) dibidang
usaha yang produktif yang layak namun belum Bankable, dengan plafond kredit sampai
dengan Rp. 500.000.000, - (lima ratus juta rupiah) yang dijamin oleh perusahaan
penjaminan yang di tunjuk Pemerintah serta di jalankan oleh Bank Pelaksana atau
Lembaga Penghubung.
PNPM Mandiri, adalah program utama pemerintah bagi pembangunan berbasis
masyarakat. Tujuan utama PNPM adalah mengurangi kemiskinan di seluruh provinsi di
Indonesia melalui proses perencanaan masyarakat yang menghasilkan lapangan kerja dan
berinvestasi pada proyek infrastruktur berskala kecil yang meningkatkan pembangunan
desa individual dan kawasan perkotaan.
PUAP, merupakan program merupakan program kementerian pertanian bagi petani di
perdesaan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahteraan
dengan memberikan fasilitasi bantuan modal usaha untuk petani pemilik, petani
penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani yang salah satu tujuannya yaitu
memberikan kepastian akses pembiayaan kepada petani anggota Gapoktan. Struktur
PUAP terdiri dari Gapoktan, penyuluh pendamping dan Penyelia Mitra Tani sehingga
memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan
kegiatan usaha agribisnis.
SOUT2017-STU.PCS | 103
mengangsur/membayar setelah berproduksi (yarnen), kode 3 jika mengembalikan dengan
cara lain dan tuliskan cara pengembalian kredit/tambahan modal tersebut. Kemudian
isikan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang disediakan.
Menjual hasil ke pemberi kredit/modal adalah seorang peternak harus menjual hasil
usahanya ke pemberi kredit/tambahan modal.
Mengangsur setelah berproduksi adalah membayar secara mencicil dengan
perjanjian harus berproduksi dulu.
Lainnya adalah selain kedua cara tersebut di atas.
Rincian 1006.c: Jika Rincian 1006.a berkode 00, penyebab utama tidak mendapat
kredit/tambahan modal:
Lingkari salah satu kode penyebab utama tidak memperoleh tambahan modal dan
isikan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang telah disediakan.
1. Tidak mampu membayar bunga 4. Tidak ada pemberi bantuan kredit
2. Tidak memiliki agunan 5. Tidak berminat
3. Lokasi bank/koperasi terlalu jauh 6. Lainnya (...............)
Tidak mampu membayar bunga, peternak tidak mengambil kredit karena suku bunga
yang ditawarkan terlalu tinggi/tidak ada subsidi.
Tidak memiliki agunan, untuk mendapatkan pinjaman/kredit maka peminjam biasanya
harus mempunyai agunan padahal peternak tidak mempunyai agunan sebagai jaminan
untuk memperoleh kredit tersebut, misalnya sertifikat rumah.
Lokasi bank/koperasi terlalu jauh, tempat tinggal peternak letaknya jauh dari lokasi
bank/koperasi yang ada dan akses menuju ke bank tersebut sangat sulit.
Tidak ada pemberi bantuan kredit, peternak tidak mendapatkan kredit/tambahan
karena tidak adanya fasilitas pemberi bantuan kredit di desa/disekitar tempat
tinggalnya
Tidak berminat, peternak tidak berminat mendapatkan kredit/tambahan modal untuk
usaha ternaknya, misalnya karena tidak mau punya hutang, tidak mau repot, modal
sudah cukup, dll
Lainnya, peternak tidak mendapatkan kredit/tambahan modal selain alasan di atas.
Rincian 1007.a: Apakah ada anggota rumah tangga yang pernah mengikuti
bimbingan penyuluhan usaha ternak terpilih?
Lingkari kode 1 bila ada anggota rumah tangga yang pernah mengikuti bimbingan
penyuluhan dalam budidaya/pembibitan ternak terpilih, dan kode 2 bila tidak ada.
Kemudian isikan kode yang dilingkari ke kotak yang telah disediakan.
104 |SOUT2017-STU.PCS
Jika Rincian 1007.a kode 2 maka langsung ke Rincian 1007.e.
Rincian 1007.d: Jenis bimbingan penyuluhan usaha ternak terpilih yang diikuti
(pilihan boleh lebih dari satu) :
Lingkari kode jenis penyuluhan yang diikuti. Kode jawaban bisa lebih dari satu.
Apabila dalam rumah tangga ini pernah mengikuti jenis penyuluhan lebih dari satu, maka
jumlahkan kode yang dilingkari dan kemudian isikan kodenya ke dalam kotak yang
disediakan.
Teknik budidaya ternak adalah cara pemeliharaan dan perawatan ternak/ungas yang
baik sejak kecil sampai dewasa guna mendapatkan produksi ternak yang optimal.
Penyusunan ransum ternak adalah cara penyusunan pakan ternak dengan
menggunakan berbagai pedoman seperti umur, berat badan ternak dan pengaturan
komposisi protein yang digunakan untuk ternak.
Pengobatan ternak adalah suatu materi yang diberikan kepada peternak untuk
melakukan tindakan pengobatan terhadap ternak baik secara tradisional maupun
pengobatan sederhana.
Pemasaran hasil produksi adalah materi tentang penjualan hasil produksi dengan
melihat harga pasar dan tempat penjualan.
Lainnya adalah jenis penyuluhan yang diikuti peternak selain tersebut di atas.
Rincian 1007.e: Jika Rincian 1007.a berkode 2, alasan utama tidak mengikuti
penyuluhan usaha ternak terpilih :
Lingkari kode 1 bila alasan utamanya tidak pernah ada penyuluhan, kode 2 merasa
tidak perlu, kode 3 materi penyuluhan tidak sesuai, kode 4 lokasi penyuluhan jauh, dan
SOUT2017-STU.PCS | 105
kode 5 untuk lainnya. Kemudian isikan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang
disediakan.
Rincian 1008.b: Jika Rincian 1008.a berkode 1, kemitraan yang utama dilakukan
dengan:
Rincian ini terisi bila rumah tangga usaha peternakan terpilih melakukan
kemitraan dengan perusahaan peternakan (rincian 1010.a berkode 1). Lingkari kode 1
bila melakukan kemitraan utama dengan BUMN, kode 2 bila melakukan kemitraan
utama dengan BUMD, dan kode 3 bila melakukan kemitraan utama dengan swasta.
Kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan.
Kemitraan adalah pola kerja sama antara perusahaan mitra dengan petani/ kelompok
tani.
Perusahaan mitra adalah perusahaan yang melakukan kemitraan dengan
petani/kelompok tani.
BUMN adalah badan usaha yang kepemilikan sahamnya sebagian besar dikuasai oleh
Pemerintah dan ditetapkan sebagai Badan Usaha Milik Negara, contoh : PT. Perkebunan
Nusantara (PTPN), PT. Pupuk Sriwijaya, PT. Pertani
BUMD adalah badan usaha yang kepemilikan sahamnya sebagian besar dikuasai oleh
Pemerintah Daerah dan ditetapkan sebagai Badan Usaha Milik Daerah.
Perusahaan swasta/usaha adalah perusahaan yang modalnya berasal dari orang-
orang atau badan-badan non pemerintah.
Tujuan blok ini untuk mendapatkan keterangan tentang keadaan sosial ekonomi
rumah tangga usaha peternakan pada saat pencacahan.
Cara pengisian blok ini adalah melingkari salah satu jawaban yang sesuai, lalu
memindahkan angkanya ke kotak yang disediakan.
106 |SOUT2017-STU.PCS
dianggap rumah milik sendiri. Termasuk dalam hal ini adalah rumah warisan yang
sepenuhnya sudah menjadi hak milik.
Sewa/kontrak, jika tempat tinggal tersebut disewa oleh kepala rumah tangga/anggota
rumah tangga dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian sewa/kontrak antara
pemilik dan pemakai. Cara pembayaran biasanya sekaligus di muka atau dapat diangsur
menurut persetujuan kedua belah pihak.
Bebas sewa, jika tempat tinggal tersebut diperoleh dari pihak lain ( bukan famili/orang
tua) dan ditempati oleh rumah tangga tanpa mengeluarkan suatu pembayaran.
Rumah Dinas, jika tempat tinggal tersebut merupakan fasilitas yang disediakan oleh
negara/perusahaan yang berkaitan dengan tugasnya.
Lainnya, jika tempat tinggal tersebut tidak dapat digolongkan ke dalam salah satu
kategori di atas, misalnya tempat tinggal milik bersama, rumah adat, rumah milik orang
tua/saudara.
SOUT2017-STU.PCS | 107
Penjelasan:
Rumah tangga dikatakan menggunakan listrik PLN apabila sumber utama penerangan
menggunakan listrik yang berasal dari PLN, baik menggunakan meteran (volumetrik)
atau tidak.
Listrik Non PLN adalah sumber penerangan listrik yang dikelola oleh instansi/pihak lain
selain PLN termasuk yang menggunakan sumber penerangan dari accu (aki), generator
dan pembangkit listrik tenaga surya (yang dikelola bukan oleh PLN).
Bukan listrik adalah sumber penerangan yang tidak menggunakan listrik, baik yang
berasal dari PLN ataupun Non PLN, seperti minyak tanah, lilin, biji jarak, dll.
Air dalam kemasan adalah air yang diproduksi dan didistribusikan oleh suatu
perusahaan dalam kemasan botol/galon dan kemasan gelas, seperti aqua, ades dsb.
Air ledeng adalah air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan penyehatan
sebelum dialirkan kepada konsumen melalui suatu instalasi berupa saluran air. Sumber
air ini diusahakan oleh PAM, PDAM, atau BPAM baik dikelola pemerintah maupun
swasta.
Penjelasan :
1. Rumah tangga yang minum dari air ledeng yang diperoleh baik dari pedagang air
keliling maupun dari tetangga dianggap mempunyai sumber air minum ledeng.
2. Rumah tangga yang minum air yang berasal dari mata air atau air hujan yang
ditampung dan dialirkan ke rumah dengan menggunakan pipa pralon/pipa ledeng
maka sumber air minumnya tetap mata air atau air hujan.
3. Rumah tangga yang menggunakan air hujan pada musim penghujan, dan membeli
108 |SOUT2017-STU.PCS
air pada musim kemarau, maka sumber air minumnya tergantung pada apa yang
banyak dimanfaatkan selama setahun yang lalu.
4. Rumah tangga yang menggunakan air sungai, air danau, air sumur dan air hujan
melalui proses penjernihan dengan menggunakan mesin penjernih dianggap
menggunakan sumber air minum ledeng.
5. Rumah tangga yang menggunakan air minum isi ulang maka sumber air minumnya
adalah air dalam kemasan.
Pompa adalah air tanah yang cara pengambilannya dengan menggunakan pompa
tangan, pompa listrik atau kincir angin, termasuk sumur artesis (sumur pantek).
Sumur/perigi adalah air yang berasal dari dalam tanah yang digali. Cara
pengambilannya dengan menggunakan gayung atau ember, baik dengan katrol
maupun tidak.
Penjelasan :
Bila suatu rumah tangga menggunakan sumur terlindung sebagai sumber air minum,
namun dalam mengambil (menaikkan) airnya, rumah tangga itu menggunakan pompa
(pompa tangan atau pompa listrik), maka:
- sumber air rumah tangga tersebut dikategorikan sumur jika mulut sumur terbuka,
- pompa jika mulut sumur tertutup.
Sumur terlindung adalah bila lingkar sumur/perigi tersebut dilindungi oleh tembok
paling sedikit 0,8 meter diatas tanah dan 3 meter ke bawah tanah, serta ada lantai
semen sejauh 1 meter dari lingkar sumur atau perigi.
Mata air adalah sumber air permukaan tanah dimana air timbul dengan sendirinya.
Lainnya adalah sumber air selain yang tersebut diatas seperti air waduk, danau
CATATAN
SOUT2017-STU.PCS | 109
BLOK XII PEMERIKSAAN KUESIONER
Tujuan blok XII ini untuk mencatat rekapitulasi ongkos/biaya produksi dan nilai
produksi usaha ternak terpilih.
Rincian 1201: Rekapitulasi ongkos/biaya produksi usaha ternak terpilih (000 Rp)
Isikan total nilai ongkos/biaya produksi usaha ternak terpilih (pakan ternak,
pemeliharaan dan kesehatan ternak, upah pekerja, bahan bakar, listrik, air, pengeluaran
lainnya, dan pembelian DOC/DOD) dalam satuan ribuan rupiah pada kotak yang
tersedia.
R. 1201 = R. 1201.a.1 + R. 1201.a.2 + R. 1201.b + R. 1201.c + R. 1201.d +
R. 1201.e + R. 1201.f
Rincian 1201.a.1: Pakan unggas (000 Rp)
Isikan nilai pakan unggas dari R. 701.a.13 Kolom (3) + Kolom (5)
Rincian 1201.a.2: Pakan ternak besar/kecil atau kelinci potong (000 Rp)
Isikan nilai pakan ternak besar/kecil atau kelinci potong dari R.701.b.8 Kolom (3) +
Kolom (5).
Rincian 1201.b: Pemeliharaan dan kesehatan ternak (000 Rp)
Isikan nilai pemeliharaan dan kesehatan ternak dari R. 702.h Kolom (4) + Kolom (6).
Rincian 1201.c: Upah pekerja (000 Rp)
Isikan nilai upah pekerja dari R. 703.d Kolom (4) + Kolom (5)
Rincian 1201.d: Bahan bakar, listrik, dan air (000 Rp)
Isikan nilai bahan bakar, listrik, dan air dari R. 704.i Kolom (4) + Kolom (6).
Rincian 1201.e: Pengeluaran lainnya (000 Rp)
Isikan nilai pengeluaran lainnya dari R. 705.k Kolom (2) + Kolom (3).
Rincian 1201.f: Pembelian DOC/DOD (000 Rp)
Isikan nilai pembelian DOC/DOD dari R. 804 Kolom (4) baris Jumlah.
Rincian 1202: Rekapitulasi nilai produksi usaha ternak terpilih (000 Rp)
Isikan produksi usaha ternak terpilih sesuai dengan tujuan penguasahaannya
dalam ribuan rupiah pada kotak yang tersedia.
R. 1202 = R. 1202.a.1 + R. 1202.a.2 + R. 1202.a.3 + R. 1202.a.4 + R. 1202.b +
R. 1202.c + R. 1202.d + R. 1202.e + R. 1202.f
Rincian 1202.a: Nilai produksi telur ayam ras petelur/ayam kampung/ petelur/itik
petelur (000 Rp)
Rincian 1202.a.1: Produksi telur dalam satuan butir (R. 801.b kode 1) dan harga
per butir (R. 801.h kode 1)
Isikan rincian ini bila kondisi nilai produksinya telur dalam satuan butir (R. 801.b kode
1) dan harga telur per butir (R. 801.h kode 1) maka
nilai produksinya = [((R.801.b X R.801.f) – R.801.d) X R.801.h]/1000
110 |SOUT2017-STU.PCS
Rincian 1202.a.2: Produksi telur dalam satuan kg (R. 801.b kode 2) dan harga per
kg (R. 801.h kode 2)
Isikan rincian ini bila kondisi nilai produksinya telur dalam satuan kg (R. 801.b kode 2)
dan harga telur per kg (R. 801.h kode 2) maka
Rincian 1202.a.3: Produksi telur dalam satuan butir (R. 801.b kode 1) dan harga
per kg (R. 801.h kode 2)
Isikan rincian ini bila kondisi nilai produksinya telur dalam satuan butir (R. 801.b kode
1) dan harga telur per kg (R. 801.h kode 2) maka
Rincian 1202.a.4: Produksi telur dalam satuan kg (R. 801.b kode 2) dan harga per
butir (R. 801.h kode 1)
Isikan rincian ini bila kondisi nilai produksinya telur dalam satuan kg (R. 801.b kode 2)
dan harga telur per butir (R. 801.h kode 1) maka
Isikan bila nilai produksi yang dihasilkan adalah DOC/DOD dihitung dari [R. 801.d X
(R.801.e/100) X R.801.i]/1000.
Isikan bila nilai produksi susu sapi perah dihitung dari [R. 802.a X R.802.b X R. 802.c X
R.802.e]/1000
Isikan nilai produksi tersebut dari R.803.l Kolom (3) – R. 807.c Kolom (4)
Isikan nilai produksi tersebut dari penjumlahan dari nilai produksi semua
siklus/baris.
Nilai produksi setiap siklus/baris = [R.804 Kolom (9) X R.804 Kolom (10)]/1000
SOUT2017-STU.PCS | 111
BLOK XIII KETERANGAN PEMERIKSAAN KUESIONER
Tujuan blok XIII untuk mencatat keterangan apabila isian pada Rincian 1201 >
Rincian 1202. Mohon diberikan penjelasan secara singkat dan jelas.
Blok ini diisi setelah selesai melaksanakan pemeriksaan satu rumah tangga, yang
terdiri dari empat rincian yaitu nama, tanggal pelaksanaan dan tanda tangan pemeriksa.
Rincian 1401 s.d. 1404: Kode Petugas, Nama, Tanggal pemeriksaan, dan Tanda
Tangan
Tuliskan kode petugas, nama, tanggal pemeriksaan, dan tanda tangan petugas
pemeriksa pada Kolom (2).
LEMBAR KERJA
Lembar ini digunakan untuk mencatat keterangan dan penjelasan yang berkaitan
isian atau proses menghitung isian hasil pencacahan dari rumah tangga usaha ternak
terpilih. Keterangan dan penjelasan pada lembar ini berguna dalam pemeriksaan dan
pengolahan. Pada lembar ini disediakan kode rumpun ternak untuk membantu dalam
pencacahan.
112 |SOUT2017-STU.PCS
PENUTUP 7
Berhasilnya suatu pencacahan sangat tergantung pada kemauan, kemampuan
dan ketelitian para petugas lapang terutama pencacah. Oleh karena itu sebelum daftar-
daftar yang telah diisi diserahkan kepada pemeriksa, pencacah harus meneliti lebih
dahulu apakah isian-isiannya telah benar dan tepat diisikan pada kolom-kolom, rincian-
rincian yang sesuai.
Setelah pencacahan selesai dan pencacah yakin bahwa semua isian telah
diperiksa dengan baik, serahkan semua daftar yang telah diisi kepada pemeriksa, tetapi
bukan berarti bahwa pencacahan telah selesai, karena mungkin pencacah akan diminta
pemeriksa untuk melakukan pencacahan ulang apabila diperlukan.
Pemeriksaan tersebut di atas dimaksudkan agar bila ternyata pencacah masih
menemui kesalahan-kesalahan secepatnya diperbaiki, dan jika ditemui suatu kesalahan
yang mengharuskan pencacah mengadakan kunjungan ulang, lakukan kunjungan ulang
tersebut tanpa menunggu instruksi pemeriksa.
Jika dijumpai hal-hal yang meragukan jangan mengambil keputusan sendiri,
diskusikan dengan teman-teman sesama pencacah, dan bila masih ragu-ragu juga
usahakanlah menemui pemeriksa dan diskusikan dengannya agar diperoleh penjelasan
yang dapat menghilangkan keragu-raguan tersebut.
Dengan berakhirnya tugas Saudara sebagai pencacah, Saudara telah
menyumbangkan dharma bhakti kepada Negara/Pemerintah Republik Indonesia,
karena data yang Saudara kumpulkan akan sangat bermanfaat bagi Pemerintah untuk
perencanaan pembangunan terutama dalam upaya pemerintah untuk meratakan
pembangunan dan hasil-hasilnya.
Tanpa data yang saudara kumpulkan, Pemerintah tidak mungkin dapat
menyusun rencana pembangunan yang sempurna.
SOUT2017-STU.PCS | 113
114 |SOUT2017-STU.PCS
LAMPIRAN
SOUT2017-STU.PCS | 115
116 |SOUT2017-STU.PCS
Lampiran 1
SOUT2017-STU.PCS | 117
Lampiran 2
SOUT2017
118 |SOUT2017-STU.PCS
Lampiran 3
SOUT2017-STU.PCS | 119
Lampiran 4
120 |SOUT2017-STU.PCS
Lampiran 5
SOUT2017-STU.PCS | 121
122 |SOUT2017-STU.PCS
SOUT2017-STU.PCS | 123
124 |SOUT2017-STU.PCS
Lampiran 6
SOUT2017-STU.PCS | 125
126 |SOUT2017-STU.PCS
Lampiran 7
SOUT2017
SOUT2017-STU.PCS | 127
128 |SOUT2017-STU.PCS
Lampiran 8
SOUT2017-STU.PCS | 129
130 |SOUT2017-STU.PCS
SOUT2017-STU.PCS | 131
132 |SOUT2017-STU.PCS
SOUT2017-STU.PCS | 133
134 |SOUT2017-STU.PCS
SOUT2017-STU.PCS | 135
136 |SOUT2017-STU.PCS
SOUT2017-STU.PCS | 137
138 |SOUT2017-STU.PCS
SOUT2017-STU.PCS | 139
140 |SOUT2017-STU.PCS
SOUT2017-STU.PCS | 141
142 |SOUT2017-STU.PCS
SOUT2017-STU.PCS | 143
144 |SOUT2017-STU.PCS
DATA
MENCERDASKAN BANGSA