ISSN :-
No. Publikasi : 05210.1501
Katalog BPS : 1303075
Dengan buku ini, petugas di BPS Kabupaten/Kota, BPS Provinsi, dan BPS RI
diharapkan dapat memahami dengan mudah tata cara dan proses bisnis mulai
pengumpulan sampai penyajian data serta mentaati jadwal yang telah ditentukan.
Adi Lumaksono
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Tujuan ........................................................................................ 2
1.3 Landasan Hukum ....................................................................... 2
1.4 Metodologi .................................................................................. 3
1.4.1 Ruang Lingkup dan Cakupan ........................................... 3
1.4.2 Konsep dan Definisi .......................................................... 3
1.5 Petugas ...................................................................................... 6
1.6 Dokumen yang Digunakan ......................................................... 7
1.7 Jadwal Kegiatan ......................................................................... 7
1.8 Tahap Kegiatan .......................................................................... 7
1.9 Proses Bisnis ............................................................................. 9
Lampiran
Peranan data dan informasi sangat diperlukan sebagai dasar perencanaan dan
pengembangan pembangunan. Sesuai Undang-Undang RI No 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) telah ditetapkan bahwa
kebijakan perencanaan pembangunan didasarkan pada data dan informasi yang akurat
dan dapat dipertangungjawabkan.
Untuk memenuhi permintaan akan kebutuhan data berupa produksi daging hasil
peternakan, BPS melakukan pengumpulan data melalui Rumah Potong Hewan (RPH)
dan Tempat Pemotongan Hewan (TPH). Pengumpulan data menggunakan metode
pencacahan lengkap terhadap seluruh RPH/TPH yang ada di wilayah Republik
Indonesia. Data yang dikumpulkan meliputi jumlah ternak yang dipotong, produksi hasil
pemotongan ternak, asal ternak yang dipotong, dan alasan pemotongan ternak betina.
1.2 TUJUAN
d. Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik No. 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Badan Pusat Statistik
1.4 METODOLOGI
Perusahaan peternakan adalah unit usaha yang mengusahakan ternak baik untuk
pembibitan maupun budidaya (pengembangbiakan/pembesaran/penggemukan/
menghasilkan telur atau susu) dengan status badan hukum PT, CV, Firma, Koperasi,
atau Yayasan.
NRT peternakan adalah unit usaha selain perusahaan peternakan dan selain rumah
tangga usaha peternakan yang mengusahakan ternak, contoh: Yayasan Pendidikan
yang mengusahakan ternak, Lembaga Pemasyarakatan yang mengusahakan ternak,
perusahaan perkebunan yang mengusahakan ternak.
Rumah Tangga Usaha Peternakan adalah rumah tangga yang mengusahakan ternak,
baik dengan tujuan utama pembibitan maupun budidaya (pengembangbiakan/
pembesaran/penggemukan/menghasilkan telur atau susu)
Perseroan Terbatas (PT) adalah perusahaan yang berstatus badan hukum, dengan
modal yang terbagi dalam saham-saham dan pemegang saham bertanggung jawab
terbatas pada nilai nominal saham yang dimiliki. Dalam menjalankan kegiatannya
pemegang saham ikut serta berperan tergantung besar kecilnya jumlah saham yang
dimiliki, atau berdasarkan perjanjian antar pemegang saham.
PMA (Penanaman Modal Asing) adalah nilai investasi yang disetujui pemerintah
terdiri atas saham peserta Indonesia, saham peserta asing, dan modal pinjaman
pemerintah yang diinvestasi untuk proyek di sektor tertentu dan diatur oleh pemerintah.
PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) adalah nilai investasi yang disetujui
pemerintah terdiri atas modal sendiri dan modal pinjaman pemerintah yang
diinvestasikan untuk proyek di sektor tertentu dan diatur oleh pemerintah melalui
undang-undang.
Tahun mulai operasional adalah tahun pertama kali perusahaan melakukan kegiatan
operasional secara komersial.
Pekerja tetap adalah pekerja dengan memperoleh upah/gaji secara tetap, termasuk
pemilik atau pekerja keluarga.
Pekerja tidak tetap (honorer) adalah pekerja yang menerima upah/gaji berdasarkan
banyaknya waktu kerja.
Pekerja harian lepas adalah pekerja yang bekerja secara harian dimana pembayaran
upahnya dihitung secara harian/banyaknya hari bekerja.
Pekerja borongan adalah pekerja yang bekerja atas dasar kontrak yang disepakati
menyangkut jenis pekerjaan yang harus diselesaikan dan upah yang akan dibayarkan.
Jumlah hari-orang (man-days) adalah perkalian antara jumlah hari kerja pekerja
harian dengan rata-rata jumlah pekerja per hari kerja.
Dipotong adalah pemotongan ternak baik untuk tujuan dikonsumsi sendiri maupun
dijual sebagian atau seluruhnya.
Mati adalah ternak yang mati karena sakit atau kecelakaan seperti ditabrak kendaraan,
terbenam, dimakan binatang buas, dan dimusnahkan. Mati karena dipotong/disembelih
tidak termasuk kategori mati, tetapi termasuk kategori pemotongan.
Pengurangan lain adalah pengurangan jumlah ternak yang bukan disebabkan oleh
penjualan, pemotongan, ataupun kematian, tetapi disebabkan oleh sebab lain, yaitu:
a. Ternak yang diberikan kepada pihak lain sebagai bantuan, hibah, atau bagi hasil
b. Penyerahan kembali ternak yang dibagihasilkan kepada pemilik
c. Hilang karena dicuri atau sebab lain
Sediaan biologik adalah obat ternak/unggas yang dihasilkan melalui proses biologik
pada hewan atau jaringan hewan untuk menimbulkan kekebalan, mendiagnosa suatu
penyakit atau menyembuhkan penyakit dengan proses imunologik. Sediaan biologik
meliputi vaksin, serum, dan bahan diagnostika biologik.
Sediaan premix adalah imbuhan pakan (feed additive) dan pelengkap pakan (feed
supplement) yang dicampurkan pada pakan atau minuman.
Barang modal tetap adalah barang untuk pemakaian jangka panjang seperti tanah,
gedung, mesin, kendaraan, dan sebagainya.
Barang modal baru adalah barang modal yang belum pernah dipakai pihak lain
(kecuali tanah). Barang modal bekas dari luar negeri digolongkan sebagai barang
modal baru.
Barang modal bekas dalam negeri adalah barang modal yang pernah dipakai pihak
lain di dalam negeri (kecuali tanah).
1.5 PETUGAS
b. Daftar-LTT
adalah daftar yang digunakan untuk mengumpulkan data peternakan dari
perusahaan peternakan yang mengusahakan ternak besar (sapi potong, kerbau,
dan kuda) dan ternak kecil (kambing, domba, dan babi).
c. Daftar-LTU
adalah daftar yang digunakan untuk mengumpulkan data peternakan dari
perusahaan peternakan yang mengusahakan unggas (ayam buras, ayam ras
pedaging, ayam ras petelur, itik, itik manila, dan unggas lainnya).
d. Daftar-RPH/TPH
adalah daftar yang digunakan untuk mengumpulkan data pemotongan ternak di
RPH dan TPH.
e. Daftar-EPT
adalah daftar yang digunakan untuk mengumpulkan data peternakan di rumah
tangga.
a. Persiapan
- Menyiapkan direktori perusahaan peternakan, RPH/TPH, dan NRT
- Menyiapkan unit sampel blok sensus rumah tangga peternakan
- Menyempurnakan kuesioner (daftar isian)
- Pencetakan kuesioner
- Menyempurnakan program pengolahan
b. Pelaksanaan
- Melakukan pengiriman kuesioner ke daerah
- Melakukan pemutakhiran direktori perusahaan, RPH/TPH, dan NRT
- Melakukan pengumpulan data
c. Penyajian
- Menyusun publikasi
- Mendiseminasikan hasil
Tabel 1.1.
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Statistik Peternakan
Keterangan:
t = tahun berjalan (current year)
Seksi Evaluasi & Pelaporan Seksi Pengolahan Seksi Penyiapan Seksi Pertanian Seksi Produksi KSK/Staf/Mitra
Evaluasi
Publikasi
Penyempurnaan
(M3 Okt t-1 –
Direktori Perusahaan Pencetakan/
M1 Nov t-1) Penerimaan
(M3 Okt t-1 –M1 Novt -1) Penyempurnaan Pengiriman Penerimaan Kuesioner Penerimaan Kuesioner Kuesioner
Kuesioner Kuesioner (M3 Des t-1 - M2 Jan) (M2 Jan - M1 Feb) (Feb)
(M3 Okt t-1 – M1 (M2 Nov t-1 – M2
Nov t-1) Des t-1)
UPDATING PERUSAHAAN PERTANIAN (Jan-Mar)
Penyempurnaan
Program entry
(M2 Nov t-1 – M4 Apr)
Receiving/ Pengumpulan
Editing/ Batching Pengiriman Pengiriman Editing/ Receiving/
Editing/ Receiving/ Data
Coding
Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Statistik Peternakan
2. BPS Kabupaten/Kota mengirimkan file DPP1 dan DNRT1 dan file hasil
pengolahan DPP2 dan DNRT2 ke BPS Provinsi.
3. BPS Provinsi membuat rekapitulasi dan mengirimkan file DPP1 dan DNRT1
serta file DPP2 dan DNRT2 hasil pencacahan seluruh kabupaten/kota ke BPS
RI.
4. BPS RI melakukan kompilasi data DPP1 dan DPP2 serta DNRT1 dan DNRT2
seluruh provinsi untuk menghasilkan direktori final perusahaan pertanian.
Cetak
Download Pencacahan
Data DPP1 dan DNRT1
Installer Program
dan untuk Lapangan Lapangan
DPP-DNRT_
Prov_[PP][00].bak
Install Aplikasi
Upload Download SIPUD
Data DPP1A
File Import
dan DNRT1A
DPP1B & DNRT1B
Menemui
Kabupaten/Kota
Perusahaan
Pertanian/
Kirim File Hasil Ekstrak Matching Usaha Pertanian
Install Aplikasi Import NRT Baru?
DPP1B dan DNRT1B Data DPP1B
SIPUD ke Kabupaten/Kota Data DPP1B
dan DNRT1B dan DNRT1B
Download
Data DPP1A
dan DNRT1A
Database DPP
Matching Tidak
dan DNRT Cetak
Data DPP1A Data DPP1A
Nasional
dan DNRT1A dan DNRT1A
Entri DPP2 & DNRT2
Kirim ke Kirim ke
BPS RI BPS Provinsi
Back Up Back Up
Gabung Data DPP Gabung Data DPP dan DNRT
Database DPP Database DPP & DNRT
dan DNRT Seluruh Kabupaten/Kota
dan DNRT Provinsi Kabupaten/Kota
Seluruh Provinsi
a. Daftar DPP1
Daftar direktori perusahaan pertanian. Daftar ini memuat nama dan alamat
perusahaan pertanian yang harus dikunjungi oleh pencacah untuk
melakukan pengecekan lapang.
b. Daftar DPP2
2. Direktori Lainnya
a. Daftar DNRT1
Daftar direktori ini memuat nama dan alamat RPH/TPH yang harus
dikunjungi oleh pencacah untuk melakukan pengecekan lapang.
b. Daftar DNRT2
Perusahaan sapi perah yang dicakup dalam survei ini adalah perusahaan yang
berbadan hukum/usaha yaitu: PT/CV, Firma, Koperasi, dan Yayasan.
Untuk mendapatkan data yang akurat dimulai dari pengisian data yang benar
sesuai dengan kondisi di lapangan. Disamping itu ketelitian dalam proses wawancara
perlu diperhatikan.
Seluruh isian pada Daftar LTS harus terisi dengan benar sebelum diserahkan
kepada pemeriksa.
Jika terdapat isian yang tidak dapat diisi oleh perusahaan, koordinasikan dengan
BPS Kabupaten/Kota untuk mengatasi permasalahan tersebut
KETERANGAN TEMPAT
Tuliskan kode identitas perusahaan (KIP) pada kotak yang tersedia. KIP setiap
perusahaan dapat dilihat pada Direktori Perusahaan Peternakan.
0 9
Kode provinsi
Kode kabupaten/kota
Kode kecamatan
Kode klasifikasi jenis usaha (KJU)
Nomor urut perusahaan (unik dalam
kabupaten/kota)
Contoh: Perusahaan PT. Milkindo dengan nomor KIP 332408009002
Tuliskan kode dan nama provinsi pada rincian 2, kode dan nama kabupaten/kota
pada rincian 3, kode dan nama kecamatan pada rincian 4, serta kode dan nama
desa/kelurahan pada rincian 5, sesuai dengan lokasi perusahaan.
Tuliskan alamat lokasi perusahaan secara lengkap dan jelas, kode pos, nomor
telepon dan nomor faksimili.
Kode pos 5 1 3 7 2
Tuliskan alamat kantor pusat secara lengkap dan jelas, kode pos, nomor telepon,
dan nomor faksimili.
Lingkari kode yang sesuai dengan kegiatan utama perusahaan. Kode kegiatan
utama perusahaan, meliputi:
Lingkari kode bentuk badan hukum usaha sesuai yang dimiliki oleh perusahaan.
PT/CV/Firma -1 BUMN -2
Koperasi -3 Yayasan -4
Lingkari kode asal izin usaha sesuai dengan lembaga yang memberikan izin.
Kode asal izin usaha meliputi:
Lingkari kode status permodalan sesuai yang dimiliki oleh perusahaan. Kode
status permodalan perusahaan meliputi:
PMA -1 PMDN -2
Isikan luas lahan yang dikuasai oleh perusahaan dalam satuan m². Luas lahan
yang dikuasai persahaan merupakan seluruh luas lahan yang menjadi tanggung
jawab atau di bawah pengawasan perusahaan.
Blok II.A digunakan untuk mencatat jumlah pekerja tetap dan pekerja honorer
(bukan pekerja harian/borongan) sesuai tingkat pendidikannya pada akhir tahun (t-1).
Isikan pekerja perusahaan pada akhir tahun (t-1) menurut tingkat pendidikan,
status pekerja, dan jenis kelamin di kolom (2) s.d. (5).
Rincian 5: Jumlah
Isikan jumlah pekerja perusahaan pada akhir tahun (t-1) di kolom (2) s.d. (5),
dimana masing-masing kolom diisi dengan penjumlahan rincian 1+2+3+4.
Isikan jumlah pekerja warga negara asing pada rincian 6 baris WNA menurut
status pekerja dan jenis kelamin di kolom (2) s.d. (5).
Isikan jumlah pekerja warga negara Indonesia pada rincian 6 baris WNI menurut
status pekerja dan jenis kelamin di kolom (2) s.d. (5).
Isikan pengeluaran perusahaaan dalam ribuan rupiah untuk upah dan gaji
pekerja tetap dan pekerja honorer (bukan pekerja lepas/borongan) berupa uang
di kolom (2), berupa barang di kolom (3), dan jumlah di kolom (4).
Isikan pengeluaran perusahaan dalam ribuan rupiah untuk upah lembur, bonus,
hadiah, dan lainnya pekerja tetap dan pekerja honorer (bukan pekerja
lepas/borongan) berupa uang di kolom (2), berupa barang di kolom (3), dan
jumlah di kolom (4).
Rincian 3: Jumlah
Isikan jumlah hari kerja dalam setahun (t-1) pada rincian 1, rata-rata jumlah
pekerja harian per hari kerja pada rincian 2, dan jumlah upah yang dibayarkan
untuk pekerja harian selama setahun (t-1) pada rincian 3 dalam ribuan rupiah.
PT Galih Jaya mempunyai dua pekerja tetap bernama Dahlan dan Fitris serta
satu pekerja honorer bernama Gunawan. Pengeluaran gaji pekerja tetap selama
setahun sebesar Rp. 48.000.000,- dan pekerja honorer sebesar Rp. 12.000.000,.
Setiap 3 bulan sekali ketiga pekerja tersebut diberi bonus susu masing-masing 5
liter (1 liter seharga Rp. 8.000,-). Disamping itu setiap 3 bulan sekali perusahaan
mempekerjakan Rianto untuk memperbaiki kerusakan ringan kandang secara
borongan. Pekerjaan perbaikan kandang tersebut rata-rata dilakukan dalam 1
hari, dengan upah Rp. 150.000,-.
Blok III digunakan untuk mencatat jumlah mutasi sapi perah jantan dan betina
yang diusahakan selama setahun (t-1) serta keterangan wilayah asal pembelian dan
tujuan penjualan sapi perah selama setahun.
Berisi keterangan tentang mutasi sapi perah jantan dan betina (stok awal tahun,
pembelian, kelahiran, penambahan lain, penjualan, pemotongan, kematian,
pengurangan lain, dan stok akhir) selama tahun (t-1).
Isikan jumlah sapi perah jantan pada bulan Januari tahun (t-1) di kolom (2) dan
nilainya di kolom (3) dalam ribuan rupiah, untuk sapi perah betina di kolom (4)
dan nilainya di kolom (5) dalam ribuan rupiah.
Isikan jumlah sapi perah jantan yang dibeli selama tahun (t-1) di kolom (2) dan
nilainya di kolom (3) dalam ribuan rupiah, untuk sapi perah betina di kolom (4)
dan nilainya di kolom (5) dalam ribuan rupiah.
Rincian 3: Kelahiran
Isikan jumlah sapi perah jantan yang dilahirkan selama tahun (t-1) di kolom (2)
dan sapi perah betina di kolom (4).
Isikan jumlah penambahan sapi perah jantan selain dari pembelian dan kelahiran
selama tahun (t-1) di kolom (2) dan nilainya di kolom (3) dalam ribuan rupiah,
untuk sapi perah betina di kolom (4) dan nilainya di kolom (5) dalam ribuan
rupiah.
Penambahan lain dapat berupa pemberian, hibah, bantuan, ternak milik pihak
lain yang dipelihara perusahaan, dll.
Rincian 5: Penjualan
Isikan jumlah sapi perah jantan yang dijual selama tahun (t-1) di kolom (2) dan
nilainya di kolom (3) dalam ribuan rupiah, untuk sapi perah betina di kolom (4)
dan nilainya di kolom (5) dalam ribuan rupiah.
Rincian 6: Pemotongan
Isikan jumlah sapi perah jantan yang dipotong selama tahun (t-1) di kolom (2)
dan nilainya di kolom (3) dalam ribuan rupiah, untuk sapi perah betina di kolom
(4) dan nilainya di kolom (5) dalam ribuan rupiah.
Rincian 7: Kematian
Isikan jumlah sapi perah jantan yang mati selama tahun (t-1) di kolom (2) dan
nilainya di kolom (3) dalam ribuan rupiah, untuk sapi perah betina di kolom (4)
dan nilainya di kolom (5) dalam ribuan rupiah.
Isikan jumlah sapi perah jantan yang berkurang selain karena penjualan,
pemotongan, dan kematian selama tahun (t-1) di kolom (2) dan nilainya di kolom
(3) dalam ribuan rupiah, untuk sapi perah betina di kolom (4) dan nilainya di
kolom (5) dalam ribuan rupiah.
Isikan jumlah sapi perah jantan pada akhir bulan Desember tahun (t-1) di kolom
(2) dan nilainya di kolom (3) dalam ribuan rupiah, untuk sapi perah betina di
kolom (4) dan nilainya di kolom (5) dalam ribuan rupiah.
Berisi keterangan tentang jumlah ternak yang dibeli dan atau dijual dari/ke suatu
daerah. Daerah pembelian/penjualan ternak dapat berasal dari kab/kota yang sama,
kab/kota dalam satu provinsi, provinsi yang berbeda maupun luar negeri.
Isikan jumlah ternak yang dibeli di kolom (2) yang berasal dari kabupaten/kota
yang sama. Isikan jumlah ternak yang dijual di kolom (4) yang berasal dari
kabupaten/kota yang sama.
Isikan jumlah ternak yang dibeli di kolom (2) serta nama wilayah asal ternak di
kolom (3) dari kabupaten/kota yang berbeda dalam provinsi yang sama. Isikan
jumlah ternak yang dijual di kolom (4) serta nama wilayah tempat penjualan di
kolom (5) pada kabupaten/kota yang berbeda dalam provinsi yang sama.
Isikan jumlah ternak yang dibeli di kolom (2) serta nama wilayah asal ternak di
kolom (3) dari provinsi yang berbeda. Isikan jumlah ternak yang dijual di kolom
(4) serta nama wilayah tempat penjualan di kolom (5) pada provinsi yang
berbeda.
Isikan jumlah ternak yang dibeli/impor di kolom (2) serta nama negara asal
ternak di kolom (3). Isikan jumlah ternak yang dijual/ekspor di kolom (4) serta
nama negara tempat penjualan di kolom (5).
Jumlah isian pada Blok III.B kolom (2) harus sama dengan Blok III.A Rincian 2
kolom (2+4)
Jumlah isian pada Blok III.B kolom (4) harus sama dengan Blok III.A Rincian 5
kolom (2+4)
Pengisian nilai yang ada di kolom (4) harus memperhatikan kewajaran terhadap
jumlah bahan bakar/listrik/air yang diisikan pada kolom (3).
Isikan banyaknya bensin yang telah dipakai selama setahun di kolom (3) dalam
satuan liter dan nilainya di kolom (4) dalam ribuan rupiah.
Isikan banyaknya solar yang telah dipakai selama setahun di kolom (3) dalam
satuan liter dan nilainya di kolom (4) dalam ribuan rupiah.
Isikan banyaknya minyak tanah yang telah dipakai selama setahun di kolom (3)
dalam satuan liter dan nilainya di kolom (4) dalam ribuan rupiah.
Isikan banyaknya pelumas yang telah dipakai selama setahun di kolom (3) dalam
satuan liter dan nilainya di kolom (4) dalam ribuan rupiah.
Isikan nilai pemakaian bahan bakar lainnya di kolom (4) dalam ribuan rupiah.
Isikan jumlah nilai pemakaian bahan bakar di kolom (4) dengan rumus rincian
(1a + 1b + 1c + 1d + 1e).
Rincian 2: Listrik
Isikan banyaknya listrik yang dibangkitkan sendiri dan telah dipakai oleh
perusahaan selama setahun di kolom (3) dalam satuan KWh.
Isikan banyaknya listrik yang dibeli dari PLN dan telah dipakai oleh perusahaan
selama setahun di kolom (3) dalam satuan KWh dan nilainya di kolom (4) dalam
ribuan rupiah.
Rincian 3: Air
Isikan banyaknya air yang dibeli dan telah dipakai selama setahun di kolom (3)
3
dalam satuan m dan nilainya di kolom (4) dalam ribuan rupiah.
Isikan jumlah nilai pemakaian bahan bakar, listrik, dan air di kolom (4) dengan
rumus rincian (1f + 2b + 3).
Blok V.A berisi keterangan mengenai penggunaan pakan dan nilai pakan ternak
yang digunakan oleh perusahaan selama setahun (t-1). Jenis pakan yang dicatat ialah
Hijauan pakan ternak (rumput, daun-daunan, limbah pertanian), pakan olahan
(konsentrat, tepung olahan, susu), lainnya (bekatul, dedak, bungkil kelapa/kedelai,
ampas tahu/kelapa, kacang-kacangan, umbi-umbian, dan pakan lainnya). Pengisian
nilai pakan yang ada di kolom (3) harus memperhatikan kewajaran terhadap jumlah
pakan yang diisikan pada kolom (2).
Isikan jumlah rumput (rumput gajah, ilalang, dan berbagai jenis rumput lainnya)
yang telah digunakan sebagai pakan ternak selama setahun (t-1) di kolom (2)
dalam satuan Kg dan nilainya pada kolom (3) dalam ribuan rupiah.
Rincian 1b: Daun-daunan (daun pisang, daun nangka, lamtoro, turi, dsb)
Isikan jumlah daun-daunan (daun pisang, daun nangka, daun lamtoro, daun turi,
daun ubi kayu, daun ubi jalar, daun kacang tanah, dan berbagai jenis dedaunan
lainnya yang khusus ditanam untuk pakan ternak) yang telah digunakan sebagai
pakan ternak selama setahun (t-1) di kolom (2) dalam satuan Kg dan nilainya
pada kolom (3) dalam ribuan rupiah.
Isikan jumlah limbah pertanian (jerami padi, jerami jagung, dan berbagai jenis
jerami lainnya) yang telah digunakan sebagai pakan ternak selama setahun (t-1)
di kolom (2) dalam satuan Kg dan nilainya pada kolom (3) dalam ribuan rupiah.
Isikan jumlah konsentrat atau pakan ternak yang berasal dari hasil olahan pabrik
seperti pelet pakan ternak, ransum, dll yang telah digunakan sebagai pakan
ternak selama setahun (t-1) di kolom (2) dalam satuan Kg dan nilainya pada
kolom (3) dalam ribuan rupiah.
Konsentrat yang diisikan pada rincian 2a. tidak termasuk konsentrat yang dibuat
atau diracik sendiri. Konsentrat yang diracik sendiri diisikan jenis bahan yang
digunakan.
Isikan jumlah tepung olahan seperti tepung beras, tepung jagung, tepung ketela
pohon, tepung sagu, tepung ikan, tepung tulang, tepung darah dll yang telah
digunakan sebagai pakan ternak selama setahun (t-1) di kolom (2) dalam satuan
Kg dan nilainya pada kolom (3) dalam ribuan rupiah.
Isikan jumlah susu yang telah digunakan sebagai pakan ternak selama setahun
(t-1) di kolom (2) dalam satuan Kg dan nilainya pada kolom (3) dalam ribuan
rupiah.
Susu yang diisikan pada rincian 2c adalah termasuk susu yang diambil/diperah
dari induk sapi perah dan diberikan ke anak sapi
Tuliskan jenis pakan olahan lainnya (selain konsentrat, tepung olahan, dan susu)
pada kolom (1), jumlah yang telah digunakan sebagai pakan ternak selama
setahun (t-1) di kolom (2) dalam satuan Kg, dan nilainya pada kolom (3) dalam
ribuan rupiah.
Rincian 3: Lainnya
Isikan jumlah katul/bekatul yang telah digunakan sebagai pakan ternak selama
setahun (t-1) di kolom (2) dalam satuan Kg dan nilainya pada kolom (3) dalam
ribuan rupiah.
Isikan jumlah dedak yang telah digunakan sebagai pakan ternak selama setahun
(t-1) di kolom (2) dalam satuan Kg dan nilainya pada kolom (3) dalam ribuan
rupiah.
Isikan jumlah bungkil kelapa, bungkil kedelai, bungkil kelapa sawit, dsb yang
telah digunakan sebagai pakan ternak selama setahun (t-1) di kolom (2) dalam
satuan Kg dan nilainya pada kolom (3) dalam ribuan rupiah.
Isikan jumlah ampas tahu, ampas kelapa, ampas sagu, ampas ganyong, dsb
yang telah digunakan sebagai pakan ternak selama setahun (t-1) di kolom (2)
dalam satuan Kg dan nilainya pada kolom (3) dalam ribuan rupiah.
Isikan jumlah biji-bijian seperti beras, jagung, kedelai, sorgum, dsb yang telah
digunakan sebagai pakan ternak selama setahun (t-1) di kolom (2) dalam satuan
Kg dan nilainya pada kolom (3) dalam ribuan rupiah.
Isikan jumlah umbi-umbian seperti ubi kayu, ketela rambat, kentang, dsb yang
telah digunakan sebagai pakan ternak selama setahun (t-1) di kolom (2) dalam
satuan Kg dan nilainya pada kolom (3) dalam ribuan rupiah.
Tuliskan jenis pakan lainnya (selain rincian 3a s.d. 3g) pada kolom (1) baris h
atau baris i, jumlah yang telah digunakan sebagai pakan ternak selama setahun
(t-1) di kolom (2) dalam satuan Kg, dan nilainya pada kolom (3) dalam ribuan
rupiah.
Rincian 4: Jumlah
Isikan jumlah nilai pakan yang telah digunakan selama setahun (t-1) pada kolom
(3) dalam ribuan rupiah dengan rumus rincian (1a + 1b + 1c + 2a + .... + 3i).
Blok V.B berisi keterangan mengenai penggunaan obat-obatan dan nilai obat-
obatan untuk ternak selama setahun (t-1). Jenis obat-obatan yang dicatat ialah sediaan
biologik, sediaan farmasetik, sediaan premix, dan jenis obat lainnya, serta inseminasi
buatan. Pengisian nilai obat-obatan yang ada di kolom (4) harus memperhatikan
kewajaran terhadap jumlah obat-obatan yang diisikan pada kolom (3).
Isikan jumlah pemakaian sediaan biologik di kolom (3) sesuai satuan di kolom (2)
dan nilainya di kolom (4) dalam ribuan rupiah yang meliputi vaksin SE, vaksin
kolera, vaksin broceulus, vaksin antrax, vaksin cacing hati, dan berbagai sediaan
biologik lainnya.
Isikan jumlah pemakaian sediaan farmasetik di kolom (3) sesuai satuan di kolom
(2) dan nilainya di kolom (4) dalam ribuan rupiah yang meliputi teramicin,
tetrasiklin, penisilin, vitamin B komplek/B12, dan berbagai sediaan farmasetik
lainnya.
Isikan jumlah pemakaian sediaan premix di kolom (3) sesuai satuan di kolom (2)
dan nilainya di kolom (4) dalam ribuan rupiah.
Rincian 4: Lainnya
Isikan jumlah IB yang dilakukan di kolom (3) sesuai satuan di kolom (2) dan
nilainya di kolom (4) dalam ribuan rupiah.
Isikan jumlah nilai pengeluaran obat-obatan dan IB di kolom (4) dalam ribuan
rupiah dengan rumus rincian (1 + 2 + 3 + 4 + 5).
Blok VI digunakan untuk mencatat pengeluaran lain selama setahun yang belum
tercatat pada kelompok pengeluaran sebelumnya, seperti: suku cadang, bahan dan
ongkos untuk pemeliharaan/perbaikan kecil barang modal, bahan-bahan untuk
keperluan kantor, jasa peternakan yang dibayarkan kepada pihak lain, sewa lahan dan
Blok VII digunakan untuk mencatat keterangan mengenai produksi ternak dan
pendapatan/penerimaan lain perusahaan selama setahun (t-1).
A. Produksi
Blok VII.A. digunakan untuk mencatat pendapatan dari produksi yang dihasilkan
oleh perusahan sapi perah berupa susu segar, kotoran ternak, dan lainnya.
Isikan jumlah produksi susu segar di kolom (3) dalam satuan liter dan nilainya di
kolom (4) dalam ribuan rupiah.
Isikan jumlah kotoran ternak yang dijual di kolom (3) dalam satuan kg dan
nilainya di kolom (4) dalam ribuan rupiah.
Rincian 3: Lainnya
Isikan jumlah produksi lainnya (seperti penjualan kulit dan tanduk) di kolom (3)
dalam satuan yang diisikan pada kolom (2) dan nilainya di kolom (4) dalam
ribuan rupiah.
Rincian 4: Jumlah
Isikan jumlah nilai produksi di kolom (4) dalam ribuan rupiah dengan rumus
rincian (1 + 2 + 3).
Isikan nilai penerimaan perusahaan yang berasal dari jasa peternakan yang
diberikan oleh pihak lain di kolom (2) dalam ribuan rupiah.
Rincian 2: Keuntungan penjualan barang dalam bentuk yang sama dengan waktu
membeli
Pendapatan yang berasal dari penjualan barang dalam bentuk yang sama
dengan pada waktu membeli, dapat bernilai positif atau negatif.
Contoh: penjualan kembali bahan bakar, pakan, dan lain-lain tanpa mengubah
bentuk dan kualitasnya.
Rincian 3: Lainnya
Rincian 4: Jumlah
Isikan jumlah nilai pendapatan dan penawaran lain di kolom (2) dalam ribuan
rupiah dengan rumus rincian (1 + 2 + 3).
Rincian 1: Dijual
Isikan jumlah produksi susu yang dijual dalam bentuk segar selama setahun (t-1)
di kolom (2) dalam satuan liter dan nilainya di kolom (3) dalam ribuan rupiah.
Isikan jumlah produksi susu yang dijual selama setahun (t-1) sebagai bahan
baku produk olahan susu (seperti yogurt, tahu susu, dll) di kolom (2) dalam
satuan liter dan nilainya di kolom (3) dalam ribuan rupiah.
Isikan jumlah produksi susu yang dikonsumsi sendiri (misalnya pembagian susu
kepada karyawan, diberikan kepada pihak lain, dsb) selama setahun (t-1) di
kolom (2) dalam satuan liter dan nilainya di kolom (3) dalam ribuan rupiah.
Isikan jumlah produksi susu yang disusukan kepada anak sapi selama setahun
(t-1) di kolom (2) dalam satuan liter dan nilainya di kolom (3) dalam ribuan
rupiah.
Disusukan kepada anak sapi adalah produksi susu yang sengaja disisihkan
untuk diberikan kepada anak sapi dengan menggunakan botol susu/alat bantu
lain (anak sapi tidak menyusu secara alami).
Rincian 4: Tercecer
Isikan jumlah produksi susu yang tercecer selama setahun (t-1) di kolom (2)
dalam satuan liter dan nilainya di kolom (3) dalam ribuan rupiah.
Rincian 5: Jumlah
Jenis barang modal adalah barang modal tetap, yaitu barang untuk pemakaian
jangka panjang yang terdiri atas tanah, gedung/konstruksi lainnya, mesin-mesin
dan perlengkapan, kendaraan angkutan, sapi perah, kandang. Apabila ada jenis
barang modal lain selain rincian 1 s.d. 6, tuliskan nama barang modal tersebut
pada titik-titik pada rincian 7, 8, 9, 10, atau 11.
Isikan nilai pembelian barang modal baru untuk setiap jenis barang modal di
kolom (2) dalam ribuan rupiah.
Barang modal baru adalah barang modal yang belum pernah dipakai pihak lain
(kecuali tanah). Barang modal bekas dari luar negeri digolongkan sebagai
barang modal baru.
Isikan nilai pembelian barang modal bekas dalam negeri untuk setiap jenis
barang modal di kolom (3) dalam ribuan rupiah.
Isikan nilai perbaikan besar barang modal untuk setiap jenis barang modal di
kolom (4) dalam ribuan rupiah.
Isikan nilai pengurangan barang modal untuk setiap jenis barang modal di kolom
(5) dalam ribuan rupiah.
Isikan jumlah peternak (rumah tangga) yg menjadi produsen susu di kolom (2),
jumlah susu yang dibeli dari peternak (rumah tangga) selama setahun (t-1) di
kolom (3) dalam satuan liter, dan nilainya di kolom (4) dalam ribuan rupiah.
Isikan jumlah produsen susu lainnya (pesantren, dll) di kolom (2), jumlah susu
yang dibeli dari produsen susu lainnya (pesantren, dll) di kolom (3) selama
setahun (t-1) dalam satuan liter, dan nilainya di kolom (4) dalam ribuan rupiah.
Isikan kuantitas susu yang digunakan sebagai bahan baku pengolahan sendiri
selama setahun (t-1) di kolom (3) dalam satuan liter, dan nilainya di kolom (4)
dalam ribuan rupiah.
Isikan kuantitas susu penggunaan lainnya selama setahun (t-1) di kolom (3)
dalam satuan liter, dan nilainya di kolom (4) dalam ribuan rupiah.
Rincian 1: Kandang
Isikan jumlah kandang milik sendiri di kolom (2), berasal dari sewa di kolom (3),
dan bukan milik sendiri serta bukan berasal dari sewa di kolom (4).
Setiap kandang ternak yang atapnya terpisah dari kandang sebelahnya dianggap
satu kandang tersendiri.
Isikan jumlah gudang pakan ternak milik sendiri di kolom (2), dari sewa di kolom
(3), dan bukan milik sendiri serta bukan berasal dari sewa di kolom (4).
Isikan jumlah kandang milik sendiri di kolom (2), dari sewa di kolom (3), dan bukan milik
sendiri serta bukan berasal dari sewa di kolom (4).
Isikan jumlah kendaraan roda tiga atau lebih milik sendiri di kolom (2), dari sewa
di kolom (3), dan bukan milik sendiri serta bukan berasal dari sewa di kolom (4).
Isikan jumlah mesin giling pakan milik sendiri di kolom (2), dari sewa di kolom
(3), dan bukan milik sendiri serta bukan berasal dari sewa di kolom (4).
Isikan jumlah mesin pencampur pakan milik sendiri di kolom (2), dari sewa di
kolom (3), dan bukan milik sendiri serta bukan berasal dari sewa di kolom (4).
Isikan jumlah mesin pembuat pelet milik sendiri di kolom (2), dari sewa di kolom
(3), dan bukan milik sendiri serta bukan berasal dari sewa di kolom (4).
Isikan jumlah mesin pencacah milik sendiri di kolom (2), dari sewa di kolom (3),
dan bukan milik sendiri serta bukan berasal dari sewa di kolom (4).
Rincian 9: Silo
Isikan jumlah silo milik sendiri di kolom (2), dari sewa di kolom (3), dan bukan
milik sendiri serta bukan berasal dari sewa di kolom (4).
Isikan jumlah timbangan ternak milik sendiri di kolom (2), dari sewa di kolom (3),
dan bukan milik sendiri serta bukan berasal dari sewa di kolom (4).
Isikan jumlah mesin potong ternak milik sendiri di kolom (2), dari sewa di kolom
(3), dan bukan milik sendiri serta bukan berasal dari sewa di kolom (4).
Isikan jumlah alat suntik ternak milik sendiri di kolom (2), dari sewa di kolom (3),
dan bukan milik sendiri serta bukan berasal dari sewa di kolom (4).
Isikan jumlah alat suntik inseminasi buatan milik sendiri di kolom (2), dari sewa di
kolom (3), dan bukan milik sendiri serta bukan berasal dari sewa di kolom (4).
Isikan jumlah mesin/alat penyemprot kandang milik sendiri di kolom (2), dari
sewa di kolom (3), dan bukan milik sendiri serta bukan berasal dari sewa di
kolom (4).
Isikan jumlah alat pemerah susu milik sendiri di kolom (2), dari sewa di kolom (3),
dan bukan milik sendiri serta bukan berasal dari sewa di kolom (4).
Isikan jumlah penampung susu (milk can) milik sendiri di kolom (2), dari sewa di
kolom (3), dan bukan milik sendiri serta bukan berasal dari sewa di kolom (4).
Tuliskan nama sarana selain dari sarana nomor 1 s.d. 16 tersebut di atas
(misalnya tangki penampung susu/cooling unit, dll) pada titik-titik yang tersedia di
kolom (1), jumlah sarana yang menjadi milik sendiri di kolom (2), jumlah sarana
dari sewa di kolom (3), dan jumlah lainnya (sarana bukan milik sendiri dan bukan
berasal dari sewa) di kolom (4).
Blok XII digunakan untuk mencatat keterangan mengenai populasi sapi perah
yang diusahakan oleh perusahaan menurut jenis kelamin dan kelompok umur serta
produktifitas sapi perah betina.
A. Jumlah sapi perah yang diusahakan pada saat pencacahan tanggal … (tahun t)
Muda adalah sapi perah yang berumur antara 1-2 tahun dan belum pernah
beranak.
Dewasa adalah sapi perah yang berumur 2 tahun atau lebih atau pernah
beranak.
Rincian 1: Jantan
Isikan jumlah sapi perah jantan yang diusahakan pada saat pencacahan menurut
golongan umur [kolom (2) untuk anak ternak, kolom (3) untuk ternak muda, dan
kolom (4) untuk ternak dewasa].
Isikan jumlah sapi perah betina yang diusahakan pada saat pencacahan menurut
golongan umur [kolom (2) untuk anak ternak, kolom (3) untuk ternak muda, dan
kolom (4) untuk ternak dewasa].
Rincian 3: Jumlah
Isikan jumlah ternak pada rincian 3 dengan rumus rincian (1 + 2) untuk masing-
masing kolom.
Belum berproduksi adalah sapi perah betina yang pada saat pencacahan belum
laktasi.
Sedang dalam keadaan kering adalah sapi perah betina produktif yang pada
saat pencacahan tidak bisa diperah untuk sementara waktu karena sedang
menunggu kelahiran.
Tidak berproduksi lagi adalah sapi perah betina yang sudah tidak dapat
menghasilkan susu lagi (afkir).
Isikan jumlah sapi perah betina yang belum berproduksi pada saat pencacahan
di kolom (2).
Isikan jumlah sapi perah betina yang sedang berproduksi/laktasi pada saat
pencacahan di kolom (2), rata-rata produksi susu per ekor/hari di kolom (3)
dalam satuan liter, dan rata-rata lama berproduksi per ekor selama setahun di
kolom (4) dalam satuan hari.
Isikan jumlah sapi perah betina produktif yang sedang dalam keadaan kering
pada saat pencacahan di kolom (2).
Isikan jumlah sapi perah betina yang tidak berproduksi lagi pada saat
pencacahan di kolom (2).
Isikan jumlah sapi perah betina pada saat pencacahan di kolom (2) dengan
rumus rincian (1 + 2 + 3 + 4).
Blok XIII disediakan untuk mencatat hal-hal yang dianggap perlu sebagai
tambahan informasi dalam pengisian daftar.
Tuliskan nama dan identitas pejabat atau karyawan perusahaan yang dapat
dihubungi jika sewaktu-waktu akan dilakukan konfirmasi tentang data yang telah
diisikan ke dalam kuesioner. Tuliskan juga nama dan identitas petugas pengumpul data
pada tempat yang telah disediakan.
Apabila perusahaan peternakan sapi perah telah tutup atau tidak ditemukan,
cantumkan nama dan tanda tangan aparat desa/kelurahan/BPS Kabupaten/Kota serta
stempel di tempat yang telah disediakan.
Kode identitas perusahaan (KIP) harus sesuai dengan yang tercantum pada
direktori. Bila perusahaan tersebut aktif dan belum ada di direktori, maka
tambahkan pada direktori dengan nomor urut berikutnya. Sedangkan bila
perusahaan tersebut tutup/tidak aktif, maka tuliskan kata TUTUP pada direktori,
dan jangan dihapus dari direktori tersebut.
Periksa apakah nama dan alamat perusahaan sudah tertulis dengan lengkap,
benar dan jelas.
Bila data dalam kuesioner kurang lengkap, lakukan konfirmasi ke BPS provinsi/
kabupaten/kota dan bila perlu BPS kabupaten/kota melakukan kunjungan ulang.
Jika blok II A ada isian maka blok II B harus terisi, begitu juga sebaliknya.
Perhatikan kewajaran gaji dan upah lainnya per orang per bulan. Gaji dan upah
lainnya per orang per bulan dihitung dengan membagi nilai blok II B rincian 3
kolom (4) dengan jumlah tenaga kerja yang ada di blok II A rincian 5 kolom
(2+3+4+5) dibagi 12 (dua belas).
1. Periksa apakah rincian 1 ada isian. Isian rincian 1 harus ≤ 365 hari.
2. Jika rincian 1 ada isian maka rincian 2 harus ada isian dan sebaliknya.
2. Periksa kewajaran harga ternak per ekor dengan menghitung kolom (3)
dibagi kolom (2) dan kolom (5) dibagi kolom (4) untuk masing-masing
rincian.
4. Rincian 3 kolom (2) + kolom (4) tidak boleh lebih dari jumlah rincian 1, 2,
dan 4 kolom (4)
a. Rincian B.1 kol (2)+ Rincian B.2 kol (2) + Rincian B.3 kol (2) + Rincian
B.4 kol (2) = Rincian A.2 kol (2) + Rincian A.2 kol (4)
BLOK IV. PEMAKAIAN BAHAN BAKAR, PELUMAS, LISTRIK, DAN AIR SELAMA
TAHUN (t-1)
1. Periksa kewajaran harga bahan bakar, pelumas, listrik, dan air per satuan
yang ada di kolom (2) dengan cara membagi nilai pada kolom (4) dengan
kuantitas (jumlah) pada kolom (3) untuk masing-masing rincian.
1. Periksa kewajaran harga pakan ternak dengan cara membagi nilai pada
kolom (3) dengan kuantitas (jumlah) pada kolom (2) untuk masing-masing
rincian.
2. Rincian 6 = rincian 1.a + ….. + rincian 1.g + rincian 2.a + ….. + rincian 2.f +
rincian 3.a + …. + rincian 3.d + rincian 4.a + …. + rincian 4.i + rincian 5.
1. Periksa kewajaran data yang ada di kolom (2) tentang pengeluaran lain
selama satu tahun.
2. Rincian 4 atau rincian 6 harus terisi. Jika perusahaan tidak memiliki lahan
dan gedung/bangunan maka rincian 4 terisi. Jika perusahaan memiliki lahan
atau gedung/bangunan maka rincian 6 harus terisi.
3. Rincian 5 harus ada isian, jika Blok XI kolom (3) ada isian (ada sarana yang
disewa).
A. Produksi
1. Periksa kewajaran data produksi dengan cara membagi nilai pada kolom (4)
dengan kuantitas (jumlah) pada kolom (3) untuk masing-masing rincian.
2. Periksa kewajaraan isian rincian 1 kolom (3) dengan isian Blok XII B rincian 2
3. Rincian 4 kolom (4) = rincian 1 kolom (4) + rincian 2 kolom (4) + rincian 3
kolom (4).
2. Jika kolom (2) ada yang terisi (selain rincian 12 dan 13) maka Blok VI
rincian 7 harus terisi.
3. Jika rincian 1 kolom (2) atau rincian 2 kolom (2) ada yang terisi maka Blok
VI rincian 6 harus terisi.
4. Jika kolom (3) ada yang terisi (selain rincian 1 dan 2) maka Blok VI rincian 5
harus terisi.
5. Jika rincian 1 kolom (3) atau rincian 2 kolom (3) ada yang terisi maka Blok
VI rincian 4 harus terisi.
A. Jumlah sapi perah yang diusahakan pada saat pencacahan tanggal …. (t)
1. Periksa kewajaran data populasi sapi perah pada setiap rincian di kolom (2),
kolom (3), dan kolom (4).
1. Periksa kewajaran data populasi sapi perah betina pada setiap rincian dan
data produktivitas yang ada pada rincian 2 kolom (3) dan kolom (4).
2. Jika rincian 2 kolom (2) ada isian maka rincian 2 kolom (3) harus terisi,
dengan kisaran antara 5 s.d. 30 liter.
3. Jika rincian 2 kolom (2) ada isian maka rincian 2 kolom (4) harus terisi,
dengan angka maksimal 365 hari.
Periksa isian catatan pada blok XIII, gunakan catatan tersebut sebagai bantuan dalam
melakukan editing dokumen.
Supaya sistem pengolahan data perusahaan sapi perah (SiMilk) dapat berjalan
secara optimal sebaiknya SiMilk ini diinstall pada PC, bisa juga menggunakan laptop
(notebook), tetapi tidak disarankan menggunakan netbook. Sistem operasi pada PC
sebaiknya menggunakan windows xp atau windows 7. Jika menggunakan windows
vista biasanya program tidak dapat dioperasikan secara optimal. SiMilk akan lebih
optimal jika resolusi monitor adalah 800x600 pixels.
- Klik kanan pada layar monitor (desktop) sehingga muncul window seperti Gambar 1.
- Pilih ”Screen resulution”
- Selanjutnya klik baris resolution dan arahkan kursor pada posisi 800x600, kemudian
pilih OK.
Cara menginstal program cukup sederhana yaitu dengan cara menyalin (copy,
paste) semua file pendukung ke dalam satu direktori di sebuah PC. File-file tersebut
adalah:
Program aplikasi pengolahan data LTS mempunyai empat menu utama dan satu
menu tambahan yaitu menu untuk “keluar” dari program. Menu-menu itu adalah: entry
data, gabung dan hapus, edit database, tabulasi data, dan satu pilihan untuk keluar.
Pada menu entry terdapat tiga sub menu yang dapat dijalankan yaitu: Entry LTS,
Master Wilayah, dan Keluar.
Isikan data sesuai dengan isian kuesioner. Klik tombol “Lanjut” atau klik menu Blok
berikutnya pada bagian atas untuk pindah halaman. Menu entri data terdiri dari 12
blok sesuai dengan kuesioner LTS.
Gambar 3.6. Tampilan Lembar Kerja Entri Data LTS pada Halaman Pertama
5. Jika identitas perusahaan/KIP belum pernah dientri maka akan muncul pesan
seperti di bawah ini dan klik yes untuk melanjutkan.
Gambar 3.7. Pesan tentang Perusahaan yang Belum ada dalam Database
Gambar 3.8. Pesan tentang Perusahaan yang Sudah ada dalam Database
7. Blok I-IIA
Blok I Keterangan umum dan Blok IIA jumlah pekerja harus terisi.
Isikan kegiatan utama perusahaan, bentuk badan usaha, asal izin usaha,
status permodalan, luas lahan, tahun berdiri, dan kondisi perusahaan. Bila sudah
selesai mengentri Blok Identitas Perusahaan maka akan muncul Blok I Keterangan
umum seperti pada gambar di bawah ini:
Proses input selanjutnya masuk ke Blok II Jumlah Pekerja dan Pengeluaran Untuk
Pekerja seperti pada gambar di bawah ini
8. Blok III-IV
Lakukan input blok selanjutnya yaitu data mutasi ternak sesuai gambar di
atas untuk jumlah dan nilai dalam ribuan rupiah. Jumlah dan nilai stok awal adalah
jumlah dan nilai sapi perah kondisi 1 Januari tahun t-1, dimana t adalah tahun
pencacahan. Begitu seterusnya sampai ke rincian stok akhir dengan referensi
waktu 31 Desember tahun t-1.
9. Blok V
Blok V digunakan untuk menginput data penggunaan serta nilai pakan dan
obat-obatan yang digunakan oleh perusahaan selama satu tahun. Lakukan input
data pakan/obat-obatan sesuai dengan satuan yang digunakan dan nilainya dalam
ribuan rupiah.
10. Blok VI
Lakukan entri data produksi dan pendapatan lainnya selama setahun di blok VII
serta data penggunaan produksi susu tersebut di blok VIII. Jumlah penggunaan
produksi susu yang ada pada blok VIII harus sama dengan jumlah produksi susu
yang ada di blok VII rincian 1.
Gambar 3.15. Tampilan Entri Data Blok VII dan Blok VIII
13. Blok X
Lakukan entri data susu yang dibeli dan pemanfaatannya oleh perusahaan dari
peternak (rumah tangga), perusahaan yang berbadan hukum, maupun dari unit
usaha lainnya di blok X baik volume maupun nilainya dengan satuan ribuan
rupiah. Jumlah susu yang dibeli harus sama dengan jumlah susu yang
dimanfaatkan.
Lakukan entri data sarana yang digunakan oleh perusahaan menurut status
kepemilikan (milik sendiri, sewa, atau lainnya) selama setahun pada blok XI.
Lakukan entri data ternak pada saat pencacahan menurut jenis kelamin dan
golongan umur sapi perah pada blok XII.A. Lakukan entri data sapi betina menurut
golongan produktivitas di blok XII.B.
Gambar 3.19. Tampilan Blok XII Populasi Sapi Perah serta Produktivitas
Lakukan entri data keterangan atau catatan pada blok XIII, serta lakukan entri
isian sertifikasi pengisian kuesioner dan keterangan petugas.
Klik “ENTRY YANG LAIN” jika akan entri data lagi atau jika sudah selesai klik
“SELESAI/KELUAR”.
Top : menampilkan provinsi urutan pertama
Prev : menampilkan desa/kelurahan sebelumnya
Next : menampilkan desa atau kelurahan berikutnya
Bottom : menampilkan provinsi terakhir
Print : menyimpan master wilayah ke dalam suatu file
Add : menambah master wilayah
Edit : mengganti/mengubah master wilayah
Delete : menghapus master wilayah pada record tertentu
Exit : Keluar dari submenu
Menu gabung dan hapus terdiri dari dua submenu yaitu gabung database dan
hapus database.
Gabung Database
3. Klik pilih folder data direktori hasil yaitu folder tempat file database yang
ada di folder aplikasi program pengolahan LTS, kemudian klik “Select”.
Hapus Database
Menghapus database dilakukan dengan cara menempatkan kursor pada baris
data/record yang akan dihapus kemudian pilih tombol “Tutup/Selesai”. Setelah tombol
“Tutup/Selesai” dipilih secara otomatis data/record tersebut sudah dihapus.
Menu edit database terdiri dari beberapa submenu dengan nama sesuai dengan
blok yang ada dalam kuesioner. Edit database dilakukan dengan memilih blok yang
akan diedit kemudian pilih rincian atau kolom yang akan diubah. Tekan tombol Esc
pada keyboard jika proses edit data telah selesai.
Untuk menampilkan tabel-tabel tersebut, isikan tahun data yang akan ditampilkan
kemudian pilih tabel yang diinginkan. Selanjutnya akan muncul tabel seperti contoh
dibawah ini:
3.3.3 Kompilasi
3.3.4 Validasi
Validasi data adalah suatu tindakan yang membuktikan suatu proses atau
metode dapat memberikan hasil yang konsisten sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan dan terdokumentasi dengan baik. Dalam proses validasi ini dilakukan
cleaning data dari data ekstrim dengan teknik statistik termasuk di dalamnya adalah
menyelaraskan data antar variabel sehingga dapat dibuktikan bahwa proses
pengumpulan dan pengolahan data perusahaan sapi perah telah memberikan hasil
yang konsisten. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan validasi data
perusahaan sapi perah:
6. Jumlah pekerja tetap menurut jenis kelamin dan tingkat pendidikan + Jumlah
pekerja honorer menurut jenis kelamin dan tingkat pendidikan = jumlah
pekerja perusahaan peternakan sapi perah.
7. Jumlah sapi perah betina = sapi perah betina (belum produksi + sedang
produksi + sedang dalam keadaan kering + tidak produksi lagi).
8. Periksa kewajaran data antara jumlah tenaga kerja dengan upah/gaji yang
digunakan.
10. Periksa kewajaran data antara jumlah pakan yang digunakan dengan jumlah
sapi perah yang diusahakan.
11. Periksa kewajaran data antara nilai obat-obatan yang digunakan dengan
jumlah sapi perah yang diusahakan.
12. Periksa kewajaran data antara jumlah susu yang dihasilkan dengan jumlah
sapi perah betina yang diusahakan.
13. Periksa kewajaran pengeluaran bahan bakar dan pelumas antar wilayah
16. Periksa kewajaran jumlah sarana yang digunakan dengan luas lahan yang
dikuasai
3.4 PENYAJIAN
Hasil pengumpulan data akan disajikan dalam bentuk buku (publikasi) Statistik
Perusahaan Peternakan Sapi Perah dan akan direlease pada website
http://www.bps.go.id. Tabel-tabel yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
1. Jumlah perusahaan sapi perah menurut provinsi dan kegiatan utama.
2. Jumlah perusahaan sapi perah menurut provinsi dan badan hukum/usaha.
3. Jumlah perusahaan sapi perah menurut provinsi dan status permodalan.
4. Jumlah perusahaan sapi perah menurut provinsi dan izin usaha.
5. Jumlah pekerja perusahaan sapi perah menurut provinsi dan status pekerja.
6. Jumlah pekerja tetap perusahaan sapi perah menurut provinsi, tingkat
pendidikan yang ditamatkan, dan jenis kelamin.
7. Jumlah pekerja honorer perusahaan sapi perah menurut provinsi, tingkat
pendidikan yang ditamatkan, dan jenis kelamin.
8. Pengeluaran upah pekerja perusahaan sapi perah menurut provinsi.
9. Jumlah sapi perah betina menurut provinsi dan produktivitas.
10. Parameter mutasi ternak sapi perah selama tahun (t-1) menurut provinsi.
11. Nilai mutasi ternak sapi perah selama tahun (t-1) menurut provinsi.
12. Pemakaian bahan bakar dan pelumas perusahaan sapi perah menurut provinsi.
Perusahaan ternak besar dan kecil yang dicakup dalam survei ini adalah
perusahaan yang berbadan hukum/usaha yaitu: PT/CV, Firma, Koperasi, dan Yayasan.
Blok V : Pemakaian Bahan Bakar, Pelumas, Listrik, dan Air Selama Tahun (t-1)
Blok VI : Pengeluaran untuk Pakan, Obat-obatan, dan Lainnya Selama Tahun (t-1)
Blok VIII : Jumlah Ternak yang Diusahakan Saat Pencacahan Tanggal… Tahun (t)
Blok X : Catatan
Untuk mendapatkan data yang akurat dimulai dari pengisian data yang benar
sesuai dengan kondisi di lapangan. Disamping itu ketelitian dalam proses wawancara
perlu diperhatikan.
Seluruh isian pada Daftar LTT harus terisi dengan benar sebelum
diserahkan kepada pemeriksa. Jika terdapat isian yang tidak dapat
diisi oleh perusahaan, koordinasikan dengan BPS Kabupaten/Kota
untuk mengatasi permasalahan tersebut
KETERANGAN TEMPAT
Tuliskan kode identitas perusahaan (KIP) pada kotak yang tersedia. KIP setiap
perusahaan dapat dilihat pada Direktori Perusahaan Peternakan.
1 0
Kode provinsi
Kode kabupaten/kota
Kode kecamatan
Kode klasifikasi jenis usaha (KJU)
Nomor urut perusahaan (unik dalam
kecamatan)
Tuliskan kode dan nama provinsi pada rincian 2, kode dan nama kabupaten/kota
pada rincian 3, kode dan nama kecamatan pada rincian 4, serta kode dan nama
desa/kelurahan pada rincian 5, sesuai dengan lokasi perusahaan.
Tuliskan alamat lokasi perusahaan secara lengkap dan jelas, dengan kode pos,
nomor telepon dan nomor faksimili.
Contoh: Alamat perusahaan: Jl. Cicirig-Parungkuda KM.28
Kode pos 4 3 3 5 9
Tuliskan alamat kantor pusat secara lengkap dan jelas, dengan kode pos, nomor
telepon, dan nomor faksimili.
Lingkari kode yang sesuai dengan kegiatan utama perusahaan. Kode kegiatan
utama perusahaan, meliputi:
Lingkari kode bentuk badan hukum usaha sesuai yang dimiliki oleh perusahaan.
Koperasi -3 Yayasan -4
Lingkari kode asal izin usaha sesuai dengan lembaga yang memberikan izin.
Kode asal izin usaha meliputi:
BKPM -1 BKPMD -2
Lingkari kode status permodalan sesuai yang dimiliki oleh perusahaan. Kode
status permodalan perusahaan meliputi:
PMA -1 PMDN -2
Isikan luas lahan yang dikuasai oleh perusahaan dalam satuan m². Luas lahan
yang dikuasai persahaan merupakan seluruh luas lahan yang menjadi tanggung
jawab atau di bawah pengawasan perusahaan.
Dikandangkan -1 Dilepas -2
Blok II.A digunakan untuk mencatat jumlah pekerja tetap dan pekerja honorer
(bukan pekerja harian/borongan) sesuai tingkat pendidikannya pada akhir tahun (t-1).
Blok II.B digunakan untuk mencatat pengeluaran yang dibayarkan kepada pekerja tetap
dan honorer (bukan pekerja harian/borongan) selama tahun (t-1). Jenis pengeluaran
pekerja meliputi upah/gaji, upah lembur, bonus, hadiah, dan lainnya dalam bentuk uang
maupun barang. Pengeluaran yang berupa barang dinilai sesuai harga pasar.
Isikan pekerja perusahaan pada akhir tahun (t-1) menurut tingkat pendidikan,
status pekerja, dan jenis kelamin di kolom (2) s.d. (5).
Rincian 5: Jumlah
Isikan jumlah pekerja perusahaan pada akhir tahun (t-1) di kolom (2) s.d. (5),
dimana masing-masing kolom diisi dengan penjumlahan rincian 1+2+3+4.
Isikan jumlah pekerja warga negara asing pada rincian 6 baris WNA menurut
status pekerja dan jenis kelamin di kolom (2) s.d. (5).
Isikan jumlah pekerja warga negara Indonesia pada rincian 6 baris WNI menurut
status pekerja dan jenis kelamin di kolom (2) s.d. (5).
Isikan pengeluaran perusahaaan dalam ribuan rupiah untuk upah dan gaji
pekerja tetap dan pekerja honorer (bukan pekerja lepas/borongan) berupa uang
di kolom (2), berupa barang di kolom (3), dan jumlah di kolom (4).
Isikan pengeluaran perusahaan dalam ribuan rupiah untuk upah lembur, bonus,
hadiah, dan lainnya pekerja tetap dan pekerja honorer (bukan pekerja
lepas/borongan) berupa uang di kolom (2), berupa barang di kolom (3), dan
jumlah di kolom (4).
Rincian 3: Jumlah
Isikan jumlah hari kerja dalam setahun (t-1) pada rincian 1, rata-rata jumlah
pekerja harian per hari kerja pada rincian 2, dan jumlah upah yang dibayarkan
untuk pekerja harian selama setahun (t-1) pada rincian 3 dalam ribuan rupiah.
Cara pengisian:
Blok III digunakan untuk mencatat jumlah mutasi ternak besar atau ternak kecil
yang diusahakan selama setahun (t-1) serta keterangan wilayah asal pembelian dan
tujuan penjualan ternak selama setahun. Banyaknya jenis ternak yang diusahakan
perusahaan dan dapat diisikan pada kuesioner ini adalah dua jenis ternak.
Berisi keterangan tentang mutasi ternak (stok awal tahun, pembelian, kelahiran,
penambahan lain, penjualan, pemotongan, kematian, pengurangan lain, dan stok akhir)
selama tahun (t-1).
Isikan jumlah ternak pada bulan Januari tahun (t-1) di kolom (2) untuk jenis
ternak pertama dan di kolom (3) untuk jenis ternak kedua.
Rincian 2: Pembelian
Isikan jumlah ternak yang dibeli selama tahun (t-1) di kolom (2) untuk jenis ternak
pertama dan di kolom (3) untuk jenis ternak kedua.
Rincian 3: Kelahiran
Isikan jumlah ternak yang dilahirkan selama tahun (t-1) di kolom (2) untuk jenis
ternak pertama dan di kolom (3) untuk jenis ternak kedua.
Isikan jumlah penambahan ternak selain dari pembelian dan kelahiran selama
tahun (t-1) di kolom (2) untuk jenis ternak pertama dan di kolom (3) untuk jenis
ternak kedua.
Penambahan lain dapat berupa ternak hibah, ternak bantuan, ternak milik pihak
lain yang dipelihara perusahaan, dll.
Rincian 5: Penjualan
Isikan jumlah ternak yang dijual selama tahun (t-1) di kolom (2) untuk jenis ternak
pertama dan di kolom (3) untuk jenis ternak kedua.
Rincian 6: Pemotongan
Isikan jumlah ternak yang dipotong selama tahun (t-1) di kolom (2) untuk jenis
ternak pertama dan di kolom (3) untuk jenis ternak kedua.
Rincian 7: Kematian
Isikan jumlah ternak yang mati selama tahun (t-1) di kolom (2) untuk jenis ternak
pertama dan di kolom (3) untuk jenis ternak kedua.
Isikan jumlah ternak yang berkurang selain karena penjualan, pemotongan, dan
kematian selama tahun (t-1) di kolom (2) untuk jenis ternak pertama dan di kolom
(3) untuk jenis ternak kedua.
Isikan jumlah ternak pada akhir bulan Desember tahun (t-1) di kolom (2) untuk
jenis ternak pertama dan di kolom (3) untuk jenis ternak kedua.
Berisi keterangan tentang jumlah ternak yang dibeli dan atau dijual dari/ke suatu
daerah. Daerah pembelian/penjualan ternak dapat berasal dari kab/kota yang sama,
kab/kota dalam satu provinsi, provinsi yang berbeda maupun luar negeri.
Ternak 1: ........................
Kolom (2) dan (3) digunakan untuk mencatat data pembelian dari jenis ternak
pertama. Kolom (4) dan (5) digunakan untuk mencatat penjualan dari jenis ternak
pertama.
Ternak 2: ........................
Kolom (2) dan (3) digunakan untuk mencatat data pembelian dari jenis ternak
kedua. Kolom (4) dan (5) digunakan untuk mencatat data penjualan dari jenis
ternak kedua.
Isikan jumlah ternak yang dibeli di kolom (2) yang berasal dari kabupaten/kota
yang sama. Isikan jumlah ternak yang dijual ke kabupaten/kota yang sama di
kolom (4).
Isikan jumlah ternak yang dibeli di kolom (2) serta nama wilayah asal ternak di
kolom (3) dari kabupaten/kota yang berbeda dalam provinsi yang sama. Isikan
jumlah ternak yang dijual di kolom (4) serta nama wilayah tempat penjualan di
kolom (5) pada kabupaten/kota yang berbeda dalam provinsi yang sama
Isikan jumlah ternak yang dibeli di kolom (2) serta nama wilayah asal ternak di
kolom (3) dari provinsi yang berbeda. Isikan jumlah ternak yang dijual di kolom
(4) serta nama wilayah tempat penjualan di kolom (5) pada provinsi yang
berbeda.
Isikan jumlah ternak yang dibeli/impor di kolom (2) serta nama negara asal
ternak di kolom (3). Isikan jumlah ternak yang dijual/ekspor di kolom (4) serta
nama negara tempat penjualan di kolom (5).
Jumlah isian pada Blok III.B kolom (2) harus sama dengan Blok III.A
Rincian 2 untuk jenis ternak yang sesuai
Jumlah isian pada Blok III.B kolom (4) harus sama dengan Blok III.A
Rincian 5 untuk jenis ternak yang sesuai
Blok IV.A.1 digunakan untuk mencatat mutasi dan nilai jenis ternak pertama,
yang dikelompokkan menurut triwulan I, II, III, IV, dan total. Mutasi jumlah ternak
diisikan di kolom (2), (4), (6), (8), dan (10). Nilai mutasi ternak diisikan di kolom (3), (5),
(7), (9), dan (11).
Isikan jumlah ternak dan nilainya pada saat pencacahan menurut triwulan pada
kolom yang sesuai. Pada triwulan I, stok akhir ternak pada kolom (2) adalah
jumlah ternak pada kondisi akhir bulan Maret. Pada triwulan II, stok akhir ternak
pada kolom (4) adalah jumlah ternak pada kondisi akhir bulan Juni, dan
seterusnya pada triwulan berikutnya.
Stok Akhir pada triwulan I menjadi stok awal pada triwulan II. Stok akhir triwulan
II menjadi stok awal pada triwulan III, demikian juga untuk triwulan IV.
Nilai mutasi yang diisikan adalah nilai perkiraan jika ternak itu dijual.
Rincian 2: Penjualan
Isikan jumlah ternak yang dijual dan nilainya saat transaksi atau saat penjualan
menurut triwulan pada kolom yang sesuai.
Rincian 3: Pemotongan
Isikan jumlah ternak yang dipotong dan nilai perkiraan dari ternak yang dipotong
menurut triwulan pada kolom yang sesuai.
Isikan jumlah ternak yang mati dan perkiraan nilai ternak yang mati tersebut
pada saat ternak masih hidup menurut triwulan pada kolom yang sesuai.
Isikan jumlah ternak karena pengurangan lain dan nilai perkiraan dari ternak
tersebut menurut triwulan pada kolom yang sesuai.
Penjumlahan rincian 1 sampai dengan rincian 5 untuk kolom (2) s.d. (11).
Rincian 7: Pembelian
Isikan jumlah ternak yang dibeli dan nilainya saat transaksi atau saat pembelian
menurut triwulan pada kolom yang sesuai.
Rincian 8: Kelahiran
Isikan jumlah ternak yang dilahirkan dan nilai perkiraan dari ternak tersebut
menurut triwulan pada kolom yang sesuai.
Isikan jumlah ternak karena penambahan lain dan nilai perkiraannya menurut
triwulan pada kolom yang sesuai.
Isikan jumlah ternak stok awal dengan rumus rincian (6-7-8-9) pada kolom (2),
(4), (6), (8), dan (10), sedangkan nilainya pada kolom (3), (5), (7), (9), dan (11).
Nilai stok awal ternak adalah nilai perkiraan jika ternak tersebut dijual saat itu.
Isikan nilai penerimaan perusahaan yang berasal dari jasa peternakan yang
diberikan oleh pihak lain dalam satuan ribuan rupiah menurut triwulan pada
kolom yang sesuai.
Isikan nilai penerimaan perusahaan yang berasal dari penjualan kotoran ternak
dalam satuan ribuan rupiah menurut triwulan pada kolom yang sesuai.
Rincian 3: Keuntungan dari barang-barang yang dijual dalam bentuk yang sama
Rincian 5: Jumlah
Pengisian nilai yang ada di kolom (4) harus memperhatikan kewajaran terhadap
jumlah bahan bakar/listrik/air yang diisikan pada kolom (3).
Rincian 1: Bensin
Isikan banyaknya bensin yang telah dipakai selama setahun di kolom (3) dalam
satuan liter dan nilainya di kolom (4) dalam ribuan rupiah.
Isikan banyaknya solar yang telah dipakai selama setahun di kolom (3) dalam
satuan liter dan nilainya di kolom (4) dalam ribuan rupiah.
Isikan banyaknya minyak tanah yang telah dipakai selama setahun di kolom (3)
dalam satuan liter dan nilainya di kolom (4) dalam ribuan rupiah.
Rincian 4: Pelumas
Isikan banyaknya pelumas yang telah dipakai selama setahun di kolom (3) dalam
satuan liter dan nilainya di kolom (4) dalam ribuan rupiah
Isikan nilai pemakaian bahan bakar/minyak lainnya di kolom (4) dalam ribuan
rupiah.
Isikan jumlah nilai pemakaian bahan bakar di kolom (4) dengan rumus rincian (1
+ 2 + 3 + 4 + 5).
Isikan banyaknya listrik yang dibangkitkan sendiri dan telah dipakai oleh
perusahaan selama setahun di kolom (3) dalam satuan KWh.
Isikan banyaknya listrik yang dibeli dari PLN dan telah dipakai oleh perusahaan
selama setahun di kolom (3) dalam satuan KWh dan nilainya di kolom (4) dalam
ribuan rupiah.
Rincian 9: A i r
Isikan banyaknya air yang dibeli dan telah dipakai selama setahun di kolom (3)
dalam satuan liter dan nilainya di kolom (4) dalam ribuan rupiah.
Isikan jumlah nilai pemakaian bahan bakar, listrik, dan air di kolom (4) dengan
rumus rincian (6 + 8 + 9).
Blok VI.A berisi keterangan mengenai penggunaan pakan dan nilai pakan ternak
yang digunakan oleh perusahaan selama setahun (t-1). Jenis pakan yang dicatat ialah
rumput, daun-daunan, jerami, ketul/bekatul, dedak, bungkil, ampas tahu, biji-bijian,
kacang-kacangan, umbi-umbian, tepung olahan, konsentrat, dan pakan lainnya.
Isikan jumlah rumput (rumput gajah, ilalang, dan berbagai jenis rumput lainnya)
yang telah digunakan sebagai pakan ternak selama setahun (t-1) di kolom (2)
dalam satuan Kg dan nilainya pada kolom (3) dalam ribuan rupiah.
Isikan jumlah daun-daunan (daun pisang, daun nangka, daun lamtoro, daun ubi
kayu, daun ubi jalar, daun kacang tanah, dan berbagai jenis dedaunan lainnya)
yang telah digunakan sebagai pakan ternak selama setahun (t-1) di kolom (2)
dalam satuan Kg dan nilainya pada kolom (3) dalam ribuan rupiah.
Isikan jumlah jerami (jerami padi, jerami jagung, dan berbagai jenis jerami
lainnya) yang telah digunakan sebagai pakan ternak selama setahun (t-1) di
kolom (2) dalam satuan Kg dan nilainya pada kolom (3) dalam ribuan rupiah.
Rincian 4: Katul/bekatul
Isikan jumlah katul/bekatul yang telah digunakan sebagai pakan ternak selama
setahun (t-1) di kolom (2) dalam satuan Kg dan nilainya pada kolom (3) dalam
ribuan rupiah.
Rincian 5: Dedak
Isikan jumlah dedak yang telah digunakan sebagai pakan ternak selama setahun
(t-1) di kolom (2) dalam satuan Kg dan nilainya pada kolom (3) dalam ribuan
rupiah.
Isikan jumlah bungkil kelapa, bungkil kedelai, bungkil kelapa sawit, dll yang telah
digunakan sebagai pakan ternak selama setahun (t-1) di kolom (2) dalam satuan
Kg dan nilainya pada kolom (3) dalam ribuan rupiah.
Isikan jumlah ampas tahu, ampas kelapa, ampas sagu, ampas ganyong, dll yang
telah digunakan sebagai pakan ternak selama setahun (t-1) di kolom (2) dalam
satuan Kg dan nilainya pada kolom (3) dalam ribuan rupiah.
Isikan jumlah biji-bijian seperti beras, jagung, kedelai, sorgum, dll yang telah
digunakan sebagai pakan ternak selama setahun (t-1) di kolom (2) dalam satuan
Kg dan nilainya pada kolom (3) dalam ribuan rupiah.
Rincian 9: Kacang-kacangan
Isikan jumlah umbi-umbian seperti ubi kayu, ketela rambat, kentang, dll yang
telah digunakan sebagai pakan ternak selama setahun (t-1) di kolom (2) dalam
satuan Kg dan nilainya pada kolom (3) dalam ribuan rupiah.
Isikan jumlah tepung olahan seperti tepung beras, tepung jangung, tepung ketela
pohon, tepung sagu, dll yang telah digunakan sebagai pakan ternak selama
setahun (t-1) di kolom (2) dalam satuan Kg dan nilainya pada kolom (3) dalam
ribuan rupiah.
Isikan jumlah konsentrat atau bahan pakan ternak yang berasal dari hasil olahan
pabrik seperti pelet pakan ternak, pur, dll yang telah digunakan sebagai pakan
ternak selama setahun (t-1) di kolom (2) dalam satuan Kg dan nilainya pada
kolom (3) dalam ribuan rupiah.
Isikan berbagai jenis pakan selain dari no. 1 s.d. 12 di atas yang telah digunakan
sebagai pakan ternak selama setahun (t-1) dalam satuan Kg di kolom (2) dan
nilainya dalam ribuan rupiah pada kolom (3).
Isikan jumlah nilai pakan yang telah digunakan selama setahun (t-1) dengan
rumus rincian (1 + 2 + 3 + .... + 13c) pada kolom (3) dalam ribuan rupiah.
Blok VI.B berisi keterangan mengenai penggunaan obat-obatan dan nilai obat-
obatan untuk ternak selama setahun (t-1). Jenis obat-obatan yang dicatat ialah sediaan
biologik, sediaan farmasetik, sediaan premix, dan jenis obat lainnya, serta inseminasi
buatan.
Isikan jumlah pemakaian sediaan biologik di kolom (3) sesuai satuan di kolom (2) dan
nilainya di kolom (4) dalam ribuan rupiah yang meliputi vaksin SE, vaksin kolera, vaksin
broceulus, vaksin antrax, dan berbagai sediaan biologik lainnya.
Isikan jumlah pemakaian sediaan farmasetik di kolom (3) sesuai satuan di kolom (2)
dan nilainya di kolom (4) dalam ribuan rupiah yang meliputi teramicin, tetrasiklin,
penisilin, vitamin B komplek/B12, dan berbagai sediaan farmasetik lainnya.
Isikan jumlah pemakaian sediaan premix di kolom (3) sesuai satuan di kolom (2) dan
nilainya di kolom (4) dalam ribuan rupiah.
Rincian 4: Lainnya
Isikan jumlah pemakaian obat lainnya di kolom (3) sesuai satuan di kolom (2) dan
nilainya di kolom (4) dalam ribuan rupiah.
Isikan banyaknya dosis dari inseminasi buatan/kawin suntik yang dilakukan ke ternak di
kolom (3) dan nilainya dalam ribuan rupiah di kolom (4).
Isikan jumlah nilai pengeluaran obat-obatan dan IB dengan rumus rincian (1a + 1b + 1c
+ ... + 2a + 2b + 2c + ... + 5) di kolom (4).
Blok VI.C digunakan untuk mencatat pengeluaran lain selama setahun yang
belum tercatat pada kelompok pengeluaran sebelumnya, seperti: suku cadang, bahan
dan ongkos untuk pemeliharaan/perbaikan kecil barang modal, bahan-bahan untuk
keperluan kantor, jasa peternakan yang dibayarkan kepada pihak lain, sewa lahan dan
gedung/bangunan, sewa mesin dan alat-alat, pajak tidak langsung, penyusutan, bunga
atas pinjaman, hadiah, sumbangan, dan sebagainya. Nilai pengeluaran lain yang ada
pada blok VI.C untuk masing-masing rincian diisikan di kolom (2) dalam satuan ribuan
rupiah.
Jenis barang modal adalah barang modal tetap, yaitu barang untuk pemakaian
jangka panjang yang terdiri atas tanah, gedung/konstruksi lainnya, mesin-mesin
dan perlengkapan, kendaraan angkutan, kandang. Apabila ada jenis barang
modal lain selain rincian 1 s.d. 5, tuliskan nama barang modal tersebut pada titik-
titik di rincian 6 atau 7.
Isikan nilai pembelian barang modal baru untuk setiap jenis barang modal di
kolom (2) dalam ribuan rupiah.
Barang modal baru adalah barang modal yang belum pernah dipakai pihak lain
(kecuali tanah). Barang modal bekas dari luar negeri digolongkan sebagai
barang modal baru.
Isikan nilai pembelian barang modal bekas dalam negeri untuk setiap jenis
barang modal di kolom (3) dalam ribuan rupiah
Isikan nilai perbaikan besar barang modal untuk setiap jenis barang modal di
kolom (4) dalam ribuan rupiah.
Isikan nilai pengurangan barang modal untuk setiap jenis barang modal di kolom
(5) dalam ribuan rupiah.
Rincian 8: Jumlah
Blok VIII digunakan untuk mencatat keterangan mengenai populasi ternak yang
diusahakan oleh perusahaan menurut jenis kelamin dan kelompok umur.
Muda adalah ternak yang berumur antara 1-2 tahun dan belum pernah beranak.
Dewasa adalah ternak yang berumur 2 tahun atau lebih atau pernah beranak.
Muda adalah ternak yang berumur antara 2-6 bulan dan belum pernah beranak.
Dewasa adalah ternak yang berumur lebih 6 bulan atau pernah beranak.
Isikan jumlah ternak jenis pertama yang diusahakan pada saat pencacahan
menurut jenis kelamin ternak [kolom (2) untuk jantan, kolom (3) untuk betina, dan
kolom (4) untuk jumlah jantan+betina].
Isikan jumlah ternak jenis kedua yang diusahakan pada saat pencacahan
menurut jenis kelamin ternak [kolom (5) untuk jantan, kolom (6) untuk betina, dan
kolom (7) untuk jumlah jantan+betina].
Rincian 1: Anak
Isikan jumlah anak ternak yang diusahakan pada saat pencacahan menurut jenis
kelamin [kolom (2) untuk ternak jantan, kolom (3) untuk ternak betina, dan kolom
(4) untuk jumlah anak ternak].
Rincian 2: Muda
Isikan jumlah ternak muda yang diusahakan pada saat pencacahan menurut
jenis kelamin [kolom (2) untuk ternak jantan, kolom (3) untuk ternak betina, dan
kolom (4) untuk jumlah ternak muda].
Rincian 3: Dewasa
Isikan jumlah ternak dewasa yang diusahakan pada saat pencacahan menurut
jenis kelamin [kolom (2) untuk ternak jantan, kolom (3) untuk ternak betina, dan
kolom (4) untuk jumlah ternak dewasa].
Rincian 1: Kandang
Isikan jumlah kandang milik sendiri di kolom (2), berasal dari sewa di kolom (3),
dan bukan milik sendiri serta bukan berasal dari sewa di kolom (4).
Setiap kandang ternak yang atapnya terpisah dari kandang sebelahnya dianggap
satu kandang tersendiri.
Isikan jumlah gudang pakan ternak milik sendiri di kolom (2), dari sewa di kolom
(3), dan bukan milik sendiri serta bukan berasal dari sewa di kolom (4).
Isikan jumlah kandang milik sendiri di kolom (2), dari sewa di kolom (3), dan
bukan milik sendiri serta bukan berasal dari sewa di kolom (4).
Isikan jumlah kendaraan roda tiga atau lebih milik sendiri di kolom (2), dari sewa
di kolom (3), dan bukan milik sendiri serta bukan berasal dari sewa di kolom (4).
Isikan jumlah mesin giling pakan milik sendiri di kolom (2), dari sewa di kolom
(3), dan bukan milik sendiri serta bukan berasal dari sewa di kolom (4).
Isikan jumlah mesin pencampur pakan milik sendiri di kolom (2), dari sewa di
kolom (3), dan bukan milik sendiri serta bukan berasal dari sewa di kolom (4).
Isikan jumlah mesin pembuat pelet milik sendiri di kolom (2), dari sewa di kolom
(3), dan bukan milik sendiri serta bukan berasal dari sewa di kolom (4).
Isikan jumlah mesin pencacah milik sendiri di kolom (2), dari sewa di kolom (3),
dan bukan milik sendiri serta bukan berasal dari sewa di kolom (4).
Rincian 9: Silo
Isikan jumlah silo milik sendiri di kolom (2), dari sewa di kolom (3), dan bukan
milik sendiri serta bukan berasal dari sewa di kolom (4).
Isikan jumlah timbangan ternak milik sendiri di kolom (2), dari sewa di kolom (3),
dan bukan milik sendiri serta bukan berasal dari sewa di kolom (4).
Isikan jumlah mesin potong ternak milik sendiri di kolom (2), dari sewa di kolom
(3), dan bukan milik sendiri serta bukan berasal dari sewa di kolom (4).
Isikan jumlah alat suntik ternak milik sendiri di kolom (2), dari sewa di kolom (3),
dan bukan milik sendiri serta bukan berasal dari sewa di kolom (4).
Isikan jumlah alat suntik inseminasi buatan milik sendiri di kolom (2), dari sewa di
kolom (3), dan bukan milik sendiri serta bukan berasal dari sewa di kolom (4).
Isikan jumlah mesin/alat penyemprot kandang milik sendiri di kolom (2), dari
sewa di kolom (3), dan bukan milik sendiri serta bukan berasal dari sewa di
kolom (4).
Tuliskan nama sarana selain dari sarana nomor 1 s.d. 14 tersebut di atas pada
titik-titik yang tersedia di kolom (1), jumlah sarana yang menjadi milik sendiri di
kolom (2), jumlah sarana dari sewa di kolom (3), dan jumlah lainnya (sarana
bukan milik sendiri dan bukan berasal dari sewa) di kolom (4).
BLOK X. CATATAN
Tuliskan nama dan identitas pejabat atau karyawan perusahaan yang dapat
dihubungi jika sewaktu-waktu akan dilakukan konfirmasi tentang data yang telah
diisikan ke dalam kuesioner. Tuliskan juga nama dan identitas petugas pengumpul data
pada tempat yang telah disediakan.
Sistem program entri data perusahaan ternak besar/kecil (SiKanCil) ini dibuat
sedemikian rupa agar para pengguna dapat mengoperasikannya dengan mudah dan
data dapat terjaga konsistensinya. Oleh sebab itu sistem ini dilengkapi dengan proses
validasi secara interaktif dalam proses kegiatan data entri. Aturan validasi yang
diterapkan dalam sistem ini sama dengan aturan validasi yang diterapkan dalam
proses editing/coding, hal ini untuk menjaga kualitas data yang akan dihasilkan
sehingga data LTT dapat dijadikan sebagai database yang terpercaya,
berkesinambungan dan dapat digunakan sebagai acuan dalam pengambilan
keputusan.
Kode identitas perusahaan (KIP) harus sesuai dengan yang tercantum pada
direktori. Bila perusahaan tersebut aktif dan belum ada di direktori, maka
tambahkan pada direktori dengan nomor urut berikutnya. Sedangkan bila
perusahaan tersebut tutup/tidak aktif, maka tuliskan kata TUTUP pada direktori,
dan jangan dihapus dari direktori tersebut.
Periksa apakah nama dan alamat perusahaan sudah tertulis dengan lengkap,
benar dan jelas.
Bila data dalam kuesioner kurang lengkap, lakukan konfirmasi ke BPS provinsi/
kabupaten/kota dan bila perlu BPS kabupaten/kota melakukan kunjungan ulang.
Jika blok II A ada isian maka blok II B harus terisi, begitu juga sebaliknya.
Perhatikan kewajaran gaji dan upah lainnya per orang per bulan. Gaji dan upah
lainnya per orang per bulan dihitung dengan membagi nilai blok II B rincian 3
kolom (4) dengan jumlah tenaga kerja yang ada di blok II A dibagi 12 (dua belas).
1. Periksa apakah rincian 1 ada isian. Isian rincian 1 harus ≤ 365 hari.
2. Jika rincian 1 ada isian maka rincian 2 harus ada isian dan sebaliknya.
dengan (rincian 1 x rincian 2). Hasil perhitungan ini adalah rata-rata upah
pekerja harian lepas/borongan per hari.
Rinc. 9 = rinc. 1 + rinc. 2 + rinc. 3 + rinc. 4 – rinc. 5 - rinc. 6 - rinc. 7 - rinc. 8 untuk
masing-masing kolom.
a. Rincian B.1 kol (2)+ Rincian B.2 kol (2) + Rincian B.3 kol (2) + Rincian
B.4 kol (2) = Rincian A.2 untuk masing-masing jenis ternak.
b. Rincian B.1 kol (4)+ Rincian B.2 kol (4) + Rincian B.3 kol (4) + Rincian
B.4 kol (4) = Rincian A.5 untuk masing-masing jenis ternak.
4. Periksa kewajaran harga bahan bakar, pelumas, listrik, dan air per satuan
yang ada di kolom (2) dengan cara membagi nilai pada kolom (4) dengan
kuantitas (jumlah) pada kolom (3) selama tahun (t).
1. Periksa kewajaran harga pakan ternak dengan cara membagi nilai pada
kolom (3) dengan kuantitas (jumlah) pada kolom (2).
2. Rincian 6 = rincian 1.a + ….. + rincian 1.f + rincian 2.a + ….. + rincian 2.g +
rincian 3.a + …. + rincian 3.c + rincian 4.a + …. + rincian 4.c + rincian 5.
C. Pengeluaran Lainnya
1. Periksa kewajaran data yang ada di kolom (2) tentang pengeluaran lain
selama satu tahun.
2. Rincian 4 atau rincian 6 harus terisi. Jika perusahaan tidak memiliki lahan
dan gedung/bangunan maka rincian 4 terisi. Jika perusahaan memiliki lahan
atau gedung/bangunan maka rincian 6 harus terisi.
3. Rincian 5 harus ada isian, jika Blok IX kolom (3) ada isian (ada sarana yang
disewa).
4. Rincian 7 harus terisi, jika Blok IX kolom (2) ada isian (ada sarana yang
dimiliki kecuali alat suntik ternak atau alat suntik IB).
5. Rincian 11 = rincian 1 + rincian 2 + rincian 3 + rincian 4 + ..... + rincian 10
BLOK X. CATATAN
- Klik kanan pada layar monitor (desktop) sehingga muncul window seperti Gambar
4.1.
- Pilih ”Screen resulution”
- Selanjutnya klik baris resolution dan arahkan kursor pada posisi 800x600, kemudian
pilih OK.
Cara menginstal program cukup sederhana yaitu dengan cara menyalin (copy,
paste) semua file pendukung ke dalam satu direktori di sebuah PC. File-file tersebut
adalah:
Setelah file-file tersedia dalam sebuah folder secara lengkap, maka cara
mengoperasikan program adalah dengan mengklik (double klik) file
. Setelah itu, akan muncul tampilan windows dengan beberapa
menu di baris atas.
Daftar entri ini terdiri dari 9 menu blok, yaitu menu blok identitas, blok I dan II,
hingga Blok X. Isikan data sesuai dengan kuesioner. Tekan “lanjut” atau klik
menu blok untuk berpindah ke blok selanjutnya.
Gambar 4.6. Tampilan Lembar Kerja Entri Data LTT pada Halaman Pertama
Untuk memulai entry data LTT, letakkan kursor pada kolom kode propinsi.
Entry-kan kode propinsi, kode kabupaten/kota, kode kecamatan, kode
desa/kelurahan dan nomor urut perusahaan. Jika identitas yang dimasukkan
belum ada di direktori, maka akan muncul peringatan seperti di bawah ini.
Gambar 4.7. Pesan identitas perusahaan belum ada di database/belum pernah diinput
Entrikan kode kegiatan utama perusahaan, bentuk badan usaha, asal izin
usaha, status permodalan, luas lahan, tahun mulai operasional, dan cara
pemeliharaan ternak.
Blok IIA : Jumlah pekerja tetap dan atau pekerja honorer
Entrikan banyaknya pekerja pada rincian 1,2,3,4, dan 6 pada masing-masing
kolom. Baris jumlah akan terisi secara otomatis. Rincian ini harus ada isian
minimal ada 1 orang untuk pekerja tetap.
Entrikan upah pekerja rincian 1 dan 2 pada kolom yang bersesuaian. Rincian ini
harus ada isian.
Blok IIIC: Pekerja harian lepas/borongan
Entrikan jumlah hari kerja, rata-rata jumlah pekerja, dan jumlah upah. Rincian ini
boleh kosong.
Entrikan jumlah dan nilai mutasi ternak tiap triwulan untuk rincian 1 s.d 5 dan 7
s.d 10. Baris jumlah akan terisi secara otomatis.
Entrikan jumlah dan nilai obat-obatan yang digunakan. Harus ada isian pada
salah satu rincian atau lebih.
Blok VI.C : Pengeluaran lainnya
Rincian ini bisa kosong
Isikan nama, jabatan, no telp dan tanggal pencacahan petugas. Rincian ini
harus terisi.
Submenu ini digunakan untuk menambah dan mengedit master wilayah. Submenu
ini terdiri dari 10 tombol pilihan, yaitu:
a) Atas: Untuk menampilkan propinsi pertama
b) Ulang : Untuk menampilkan desa/kelurahan sebelumnya
c) Lanjut ; Untuk menampilkan desa/kelurahan berikutnya
d) Bawah ; Untuk menampilkan propinsi terakhir
e) Cari : Untuk mencari propinsi/wilayah yang diinginkan
f) Print : Untuk mencetak master wilayah dalam suatu file
g) Tambah : Untuk menambah master wilayah
h) Edit : Untuk mengedit master wilayah yang sudah ada
i) Hapus : Untuk menghapus record pada master wilayah
j) Tutup : Untuk menutup menu ini dan kembali ke menu awal aplikasi.
Menu gabung dan hapus terdiri dari dua submenu yaitu gabung database
LTT dan hapus database LTT.
Gambar 4.19. Submenu pada Menu Gabung dan Hapus Database LTT
Menu Edit database terdiri dari submenu sesuai blok dalam kuesioner. Menu
ini digunakan untuk memperbaiki database hasil entry jika ada kesalahan dalam
melakukan proses entry. Untuk mengedit database, pilih blok kemudian pilih rincian
yang akan diperbaiki datanya.
Klik tanda silang untuk meng-cancel atau jika proses edit sudah selesai.
Menu ini digunakan sebagai pembanding data saat ini dengan data
sebelumnya. Menu ini dibagi menurut Blok dalam kuesioner.
Menu ini digunakan untuk menyajikan tabel hasil entri. Dalam menu ini
terdapat dua submenu yaitu “Tabulasi Data Nasional” dan “Tabulasi Data Provinsi”.
Tabel yang dihasilkan dalam format excel.
Pilih folder data direktori hasil yaitu folder tempat menyimpan database di PC
yang sedang kita kerjakan.
4.3.4 Validasi
Dalam proses validasi dilakukan cleaning data dari data ekstrim dengan
teknik statistik termasuk di dalamnya adalah menyelaraskan data antar variabel
sehingga dapat dibuktikan bahwa proses pengumpulan dan pengolahan data
perusahaan ternak besar/kecil telah memberikan hasil yang konsisten. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan validasi data perusahaan ternak
besar/kecil:
1. Jumlah perusahaan peternakan ternak besar/kecil = Jumlah perusahaan
pembibitan + Jumlah perusahaan budidaya
2. Jumlah perusahaan menurut badan hukum = Jumlah perusahaan
peternakan ternak besar/kecil seluruhnya
3. Jumlah perusahaan menurut status permodalan = Jumlah perusahaan
peternakan ternak besar/kecil seluruhnya
4. Jumlah perusahaan menurut ijin usaha = Jumlah perusahaan peternakan
ternak besar/kecil seluruhnya
5. Jumlah pekerja perusahaan peternakan ternak besar/kecil = jumlah pekerja
tetap + jumlah pekerja honorer
6. Jumlah pekerja tetap menurut jenis kelamin dan tingkat pendidikan +
Jumlah pekerja honorer menurut jenis kelamin dan tingkat pendidikan =
jumlah pekerja perusahaan peternakan ternak besar/kecil
7. Periksa kewajaran data antara jumlah tenaga kerja dengan upah/gaji yang
digunakan.
8. Periksa kewajaran data antara jumlah tenaga kerja dengan jumlah ternak
yang diusahakan.
9. Periksa kewajaran data antara jumlah pakan yang digunakan dengan
jumlah ternak yang diusahakan.
10. Periksa kewajaran data antara nilai obat-obatan yang digunakan dengan
jumlah ternak yang diusahakan.
11. Periksa kewajaran pengeluaran bahan bakar dan pelumas antar wilayah
12. Periksa kewajaran pengeluaran listrik dan air antar wilayah
13. Periksa kewajaran pengeluaran obat-obatan serta pakan antar wilayah
14. Periksa kewajaran jumlah sarana yang digunakan dengan luas lahan yang
dikuasai
1. Blok II.A harus ada isian minimal pada salah satu rincian.
Blok IV.A.1.
1. B4a1r6 (jumlah) = B4a1r1 + B4a1r2 + B4a1r3 + B4a1r4 + B4a1r5
2. B4a1r10 = B4a1r6 – B4a1r7 – B4a1r8 – B4ar9
3. B4a1r10k2 = B3ar1k2
4. B4a1r10k4 = B4a1r1k2
5. B4a1r10k6 = B4a1r1k4
6. B4a1r10k8 = B4a1r1k6
7. B4a1r10k10 = B4a1r10k2 = B3ar1k2
8. B4a1r1k10 = B3ar9k2
9. B4a1r2k10 = B4a1r2k2 + B4a1r2k4 + B4a1r2k6 + B4a1r2k8
10. B4a1r3k10 = B4a1r3k2 + B4a1r3k4 + B4a1r3k6 + B4a1r3k8
11. B4a1r4k10 = B4a1r4k2 + B4a1r4k4 + B4a1r4k6 + B4a1r4k8
12. B4a1r5k10 = B4a1r5k2 + B4a1r5k4 + B4a1r5k6 + B4a1r5k8
13. B4a1r7k10 = B4a1r7k2 + B4a1r7k4 + B4a1r7k6 + B4a1r7k8
14. B4a1r8k10 = B4a1r8k2 + B4a1r8k4 + B4a1r8k6 + B4a1r8k8
15. B4a1r9k10 = B4a1r9k2 + B4a1r9k4 + B4a1r9k6 + B4a1r9k8
Rincian ini tidak boleh blank. Harus isi pada salah satu rincian atau lebih.
4.4 Penyajian
Hasil pengumpulan data akan disajikan dalam bentuk buku (publikasi) Statistik
Perusahaan Peternakan Ternak Besar/Kecil dan akan direlease pada website
http://www.bps.go.id. Tabel-tabel yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
3. Jumlah Perusahaan Ternak Besar dan Kecil Menurut Provinsi dan Badan
Hukum/Usaha
4. Jumlah Perusahaan Ternak Besar dan Kecil Menurut Provinsi dan Status
Permodalan
5. Jumlah Perusahaan Ternak Besar dan Kecil Menurut Provinsi dan Izin Usaha
6. Jumlah Pekerja Perusahaan Ternak Besar dan Kecil Menurut Provinsi dan
Status Pekerja
11. Mutasi Ternak Sapi Potong Perusahaan Ternak Besar dan Kecil
17. Nilai Mutasi Ternak Sapi Potong Perusahaan Ternak Besar dan Kecil
18. Nilai Mutasi Ternak Kerbau Perusahaan Ternak Besar dan Kecil
19. Nilai Mutasi Ternak Kuda Perusahaan Ternak Besar dan Kecil
20. Nilai Mutasi Ternak Kambing Perusahaan Ternak Besar dan Kecil
21. Nilai Mutasi Ternak Domba Perusahaan Ternak Besar dan Kecil
22. Nilai Mutasi Ternak Babi Perusahaan Ternak Besar dan Kecil
Perusahaan unggas yang dicakup dalam survei ini adalah perusahaan yang
berbadan hukum/usaha yaitu: PT/CV, Firma, Koperasi, dan Yayasan.
Untuk mendapatkan data yang akurat seorang petugas harus memahami tata
cara pengisian data yang benar sesuai dengan kondisi di lapangan. Disamping itu
ketelitian dalam proses wawancara perlu diperhatikan.
KETERANGAN TEMPAT
Tuliskan kode identitas perusahaan pada kotak yang tersedia. KIP setiap
perusahaan dapat dilihat pada Direktori Perusahaan Peternakan.
1 1
Kode provinsi
Kode kabupaten/kota
Kode kecamatan
Kode klasifikasi jenis usaha (KJU)
Nomor urut perusahaan (unik dalam
kabupaten)
Tuliskan kode dan nama provinsi pada rincian 2, kode dan nama kabupaten/kota
pada rincian 3, kode dan nama kecamatan pada rincian 4, serta kode dan nama
desa/kelurahan pada rincian 5, sesuai dengan lokasi perusahaan.
Tuliskan alamat lokasi perusahaan secara lengkap dan jelas, dengan kode pos,
nomor telepon dan nomor faksimili.
Tuliskan alamat kantor pusat secara lengkap dan jelas, dengan kode pos, nomor
telepon, dan nomor faksimili.
Lingkari kode yang sesuai dengan kegiatan utama perusahaan. Kode kegiatan
utama perusahaan, meliputi:
Grand parent stok (GPS) -2 Grand parent stok (GPS) -5 Pedaging (final stok) -8
Final stock (FS) adalah ayam yang dihasilkan dari induk ayam (parent stock)
yang merupakan hasil seleksi secara terus menerus sehingga diperoleh hasil
akhir (final) berupa ayam yang betul-betul produktif dan berkualitas sebagai
ayam konsumsi penghasil daging atau telur.
Parent stock (PS) adalah ayam induk yang menghasilkan ayam final stock dan
merupakan ayam yang dihasilkan oleh ayam grand parent stock. Ayam PS
biasanya dipelihara dalam dalam sistem ren (jantan dan betina dalam satu
kandang besar) dilengkapi sarang untuk menghasilkan tetas.
Grand parent stock (GPS) adalah ayam induk nenek yang menghasilkan ayam
parent stock dan merupakan ayam yang dihasilkan oleh ayam pure line. Ayam
GPS biasanya dipelihara dalam satu kandang yang mencampur antara jantan
dan betina dengan perbandingan 1 berbanding 10 (sex ratio antara jantan
dengan betina sebesar 1/10).
Pure line (GL) adalah ayam induk galur murni yang menghasilkan ayam grand
parent stock.
Lingkari kode bentuk badan hukum usaha sesuai yang dimiliki oleh perusahaan.
Kode kegiatan utama perusahaan, meliputi:
PT/CV/Firma -1 BUMN -2
Koperasi -3 Yayasan -4
Lingkari kode asal izin usaha sesuai dengan lembaga yang memberikan izin.
Kode asal izin usaha meliputi:
Lingkari kode status permodalan sesuai yang dimiliki oleh perusahaan. Kode
status permodalan perusahaan meliputi:
PMA -1 PMDN -2
Isikan luas lahan yang dikuasai oleh perusahaan dalam satuan m². Luas lahan
yang dikuasai persahaan merupakan seluruh luas lahan yang menjadi tanggung
jawab atau di bawah pengawasan perusahaan.
Blok II.A digunakan untuk mencatat jumlah pekerja tetap dan pekerja honorer
(bukan pekerja harian/borongan) pada akhir tahun (t-1). Pekerja yang diisikan diuraikan
menurut tingkat pendidikan dan jenis kelamin.
Isikan pekerja perusahaan pada akhir tahun (t-1) menurut tingkat pendidikan,
status pekerja, dan jenis kelamin di kolom (2) s.d. (5).
Rincian 5: Jumlah
Isikan jumlah pekerja warga negara asing pada rincian 6 baris WNA menurut
status pekerja dan jenis kelamin di kolom (2) s.d. (5).
Isikan jumlah pekerja warga negara Indonesia pada rincian 6 baris WNI menurut
status pekerja dan jenis kelamin di kolom (2) s.d. (5).
Contoh:
Perusahaan ayam ras pedaging PT. Pamulang Wis Farm mempunyai tiga
pekerja tetap bernama Ridho (DIII Peternakan), Wisnu (SMA), dan Fatma (DIII
Budidaya Peternakan) serta satu pekerja honorer bernama Hirmawan (SMK
Peternakan). Pengeluaran gaji pekerja tetap selama setahun sebesar Rp.
51.600.000,- dan pekerja honorer sebesar Rp. 10.500.000,-. Setiap 2 bulan
sekali keempat pekerja tersebut diberi bonus telur masing-masing 5 ekor (1 ekor
seharga Rp. 16.500,-). Disamping itu setiap 2 bulan sekali (di akhir siklus)
perusahaan menyuruh Rianto dan Budi untuk membersihkan kandang secara
borongan seharga Rp. 600.000,-. Pekerjaan membersihkan kandang tersebut
rata-rata dilakukan dalam waktu 2 hari.
Isikan pengeluaran perusahaaan dalam ribuan rupiah untuk upah dan gaji
pekerja tetap dan pekerja honorer (bukan pekerja lepas/borongan) berupa uang
di kolom (2), berupa barang di kolom (3), dan jumlah di kolom (4).
Isikan pengeluaran perusahaan dalam ribuan rupiah untuk upah lembur, bonus,
hadiah, dan lainnya pekerja tetap dan pekerja honorer (bukan pekerja
lepas/borongan) berupa uang di kolom (2), berupa barang di kolom (3), dan
jumlah di kolom (4).
Rincian 3: Jumlah
Isikan jumlah hari kerja dalam setahun (t-1) pada rincian 1, rata-rata jumlah
pekerja harian per hari kerja pada rincian 2, dan jumlah upah yang dibayarkan
untuk pekerja harian selama setahun (t-1) pada rincian 3 dalam ribuan rupiah.
Contoh:
Berdasarkan contoh di atas (Perusahaan PT. Pamulang Wis Farm), cara
pengisian blok II.B dan II.C adalah sebagai berikut:
Blok II.B Rincian 1 kolom (2) = 62100 (Rp. 51.600.000 + Rp. 10.500.000)
Blok II.B Rincian 2 kolom (3) = 1980 (4 orang x 6 x 5 x Rp. 16.500)
Blok II.B Rincian 3 kolom (2) = 62100, kolom (3) = 1980, kolom (4) = 64080
Blok II.C Rincian 1 = 12 (6 x 2 hari)
Blok II.C Rincian 2 = 2
Blok II.C Rincian 3 = 3600 (6 x Rp. 600.000)
Gambar 5.3. Pengisian Nilai Upah Tenaga Kerja dalam Kuesioner LTU
Blok III digunakan untuk mencatat banyaknya ayam bibit dan Final Stock (FS)
ayam petelur menurut golongan produktivitas pada saat pencacahan.
Kolom (2): Populasi ayam bibit petelur galur murni (pure line/PL)
Kolom (3): Populasi ayam bibit petelur nenek (grand parent stock/GPS)
Isikan banyaknya ayam bibit petelur grand parent stock di kolom (3) sesuai
dengan golongan produktivitas. Ayam belum berproduksi di rincian 1, sudah
berproduksi di rincian 2, tidak berproduksi lagi di rincian 3, dan jumlahnya di
rincian 4 (Rincian 1+2+3).
Isikan banyaknya ayam bibit petelur parent stock di kolom (4) sesuai dengan
golongan produktivitas. Ayam belum berproduksi di rincian 1, sudah berproduksi
di rincian 2, tidak berproduksi lagi di rincian 3, dan jumlahnya di rincian 4
(Rincian 1+2+3).
Kolom (5): Populasi ayam bibit pedaging galur murni (pare lina/PL)
Isikan banyaknya ayam bibit pedaging pure line di kolom (5) sesuai dengan
golongan produktivitas. Ayam belum berproduksi di rincian 1, sudah berproduksi
di rincian 2, tidak berproduksi lagi di rincian 3, dan jumlahnya di rincian 4
(Rincian 1+2+3).
Kolom (6): Populasi ayam bibit pedaging nenek (grand parent stock/GPS)
Isikan banyaknya ayam bibit pedaging grand parent stock di kolom (6) sesuai
dengan golongan produktivitas. Ayam belum berproduksi di rincian 1, sudah
berproduksi di rincian 2, tidak berproduksi lagi di rincian 3, dan jumlahnya di
rincian 4 (Rincian 1+2+3).
Kolom (7): Populasi ayam bibit pedaging induk (parent stock lina/PS)
Isikan banyaknya ayam bibit pedaging purent stock di kolom (7) sesuai dengan
golongan produktivitas. Ayam belum berproduksi di rincian 1, sudah berproduksi
di rincian 2, tidak berproduksi lagi di rincian 3, dan jumlahnya di rincian 4
(Rincian 1+2+3).
Isikan banyaknya ayam petelur final stock di kolom (8) sesuai dengan golongan
produktivitas. Ayam belum berproduksi di rincian 1, sudah berproduksi di rincian
2, tidak berproduksi lagi di rincian 3, dan jumlahnya di rincian 4 (Rincian 1+2+3).
Blok IV digunakan untuk mencatat penjualan unggas per bulan selama setahun,
pembelian/penjualan ayam ras pedaging selama setahun menurut wilayah, pembelian/
penjualan ayam ras petelur selama setahun menurut wilayah, dan pembelian/penjualan
unggas lainnya selama setahun menurut wilayah.
Berisi keterangan tentang penjualan unggas (ayam ras pedaging, ayam ras
petelur, ayam buras, dan unggas lainnya) selama tahun (t-1) dan dirinci setiap bulan.
Rincian 1: Januari
Isikan banyaknya unggas yang dijual pada bulan Januari tahun (t-1) di kolom (2)
untuk ayam ras pedaging, di kolom (3) untuk ayam ras petelur, di kolom (4) untuk
ayam buras dan di kolom (5) untuk unggas lain yg diusahakan perusahaan.
Rincian 2: Februari
Isikan banyaknya unggas yang dijual pada bulan Februari tahun (t-1) di kolom (2)
untuk ayam ras pedaging, di kolom (3) untuk ayam ras petelur, di kolom (4) untuk
ayam buras dan di kolom (5) untuk unggas lain yg diusahakan perusahaan.
Rincian 3: Maret
Isikan banyaknya unggas yang dijual pada bulan Maret tahun (t-1) di kolom (2)
untuk ayam ras pedaging, di kolom (3) untuk ayam ras petelur, di kolom (4) untuk
ayam buras dan di kolom (5) untuk unggas lain yg diusahakan perusahaan.
Rincian 4: April
Isikan banyaknya unggas yang dijual pada bulan April tahun (t-1) di kolom (2)
untuk ayam ras pedaging, di kolom (3) untuk ayam ras petelur, di kolom (4) untuk
ayam buras dan di kolom (5) untuk unggas lain yg diusahakan perusahaan.
Rincian 5: Mei
Isikan banyaknya unggas yang dijual pada bulan Mei tahun (t-1) di kolom (2)
untuk ayam ras pedaging, di kolom (3) untuk ayam ras petelur, di kolom (4) untuk
ayam buras dan di kolom (5) untuk unggas lain yg diusahakan perusahaan.
Rincian 6: Juni
Isikan banyaknya unggas yang dijual pada bulan Juni tahun (t-1) di kolom (2)
untuk ayam ras pedaging, di kolom (3) untuk ayam ras petelur, di kolom (4) untuk
ayam buras dan di kolom (5) untuk unggas lain yg diusahakan perusahaan.
Isikan banyaknya unggas yang dijual pada bulan Juli tahun (t-1) di kolom (2)
untuk ayam ras pedaging, di kolom (3) untuk ayam ras petelur, di kolom (4) untuk
ayam buras dan di kolom (5) untuk unggas lain yg diusahakan perusahaan.
Rincian 8: Agustus
Isikan banyaknya unggas yang dijual pada bulan Agustus tahun (t-1) di kolom (2)
untuk ayam ras pedaging, di kolom (3) untuk ayam ras petelur, di kolom (4) untuk
ayam buras dan di kolom (5) untuk unggas lain yg diusahakan perusahaan.
Rincian 9: September
Isikan banyaknya unggas yang dijual pada bulan September tahun (t-1) di kolom
(2) untuk ayam ras pedaging, di kolom (3) untuk ayam ras petelur, di kolom (4)
untuk ayam buras dan di kolom (5) untuk unggas lain yg diusahakan
perusahaan.
Isikan banyaknya unggas yang dijual pada bulan Oktober tahun (t-1) di kolom (2)
untuk ayam ras pedaging, di kolom (3) untuk ayam ras petelur, di kolom (4) untuk
ayam buras dan di kolom (5) untuk unggas lain yg diusahakan perusahaan.
Isikan banyaknya unggas yang dijual pada bulan November tahun (t-1) di kolom
(2) untuk ayam ras pedaging, di kolom (3) untuk ayam ras petelur, di kolom (4)
untuk ayam buras dan di kolom (5) untuk unggas lain yg diusahakan
perusahaan.
Isikan banyaknya unggas yang dijual pada bulan Desember tahun (t-1) di kolom
(2) untuk ayam ras pedaging, di kolom (3) untuk ayam ras petelur, di kolom (4)
untuk ayam buras dan di kolom (5) untuk unggas lain yg diusahakan
perusahaan.
B. Keterangan pembelian dan penjualan ayam ras pedaging selama tahun (t-1)
Berisi keterangan tentang jumlah ayam ras pedaging yang dibeli dan dijual
dari/ke suatu daerah. Daerah pembelian/penjualan ayam ras pedaging dapat berasal
dari kab/kota yang sama, kab/kota dalam satu provinsi, provinsi yang berbeda, maupun
luar negeri.
Isikan jumlah ayam ras pedaging yang dibeli dari kabupaten/kota yang sama di
kolom (2) dan yang dijual di kolom (4).
Isikan jumlah ayam ras pedaging yang dibeli dari kabupaten/kota yang berbeda
tetapi masih dalam satu provinsi di kolom (2) dan nama wilayah asal ayam ras
pedaging di kolom (3). Isikan jumlah ayam ras pedaging yang dijual ke
kabupaten/kota yang berbeda tetapi masih dalam satu provinsi di kolom (4) dan
nama wilayah tempat penjualan di kolom (5).
Isikan jumlah ayam ras pedaging yang dibeli dari provinsi yang berbeda di kolom
(2) dan nama wilayah asal ayam ras pedaging di kolom (3). Isikan jumlah ayam
ras pedaging yang dijual ke provinsi lain di kolom (4) serta nama wilayah tempat
penjualan di kolom (5).
Isikan jumlah ayam ras pedaging yang dibeli dari luar negeri (impor) di kolom (2)
dan nama negara asal ayam ras pedaging di kolom (3). Isikan jumlah ayam ras
pedaging yang dijual ke luar negeri (ekspor) di kolom (4) dan nama negara
tempat penjualan di kolom (5).
C. Keterangan Pembelian dan Penjualan Ayam Ras Petelur Selama Tahun (t-1)
Berisi keterangan tentang jumlah ayam ras petelur yang dibeli dan dijual dari/ke
suatu daerah. Daerah pembelian/penjualan ayam ras petelur dapat berasal dari
kab/kota yang sama, kab/kota dalam satu provinsi, provinsi yang berbeda maupun luar
negeri.
Isikan jumlah ayam ras petelur yang dibeli dari kabupaten/kota yang sama di
kolom (2) dan yang dijual di kolom (4).
Isikan jumlah ayam ras petelur yang dibeli dari kabupaten/kota yang berbeda
tetapi masih dalam satu provinsi di kolom (2) dan nama wilayah asal ayam ras
petelur di kolom (3). Isikan jumlah ayam ras petelur yang dijual ke
kabupaten/kota yang berbeda tetapi masih dalam satu provinsi di kolom (4) dan
nama wilayah tempat penjualan di kolom (5).
Isikan jumlah ayam ras petelur yang dibeli dari provinsi yang berbeda di kolom
(2) dan nama wilayah asal ayam ras petelur di kolom (3). Isikan jumlah ayam ras
Isikan jumlah ayam ras petelur yang dibeli dari luar negeri (impor) di kolom (2)
dan nama negara asal ayam ras petelur di kolom (3). Isikan jumlah ayam ras
petelur yang dijual ke luar negeri (ekspor) di kolom (4) dan nama negara tempat
penjualan di kolom (5).
D. Keterangan pembelian dan penjualan unggas lain (….) selama tahun (t-1)
Berisi keterangan tentang jumlah unggas lain (selain ayam ras pedaging dan
ayam ras petelur) yang dibeli dan dijual dari/ke suatu daerah. Daerah
pembelian/penjualan unggas dapat berasal dari kab/kota yang sama, kab/kota dalam
satu provinsi, provinsi yang berbeda maupun luar negeri.
Isikan jumlah unggas lain yang dibeli di kolom (2) dan yang dijual di kolom (4).
Isikan jumlah unggas lain yang dibeli di kolom (2) dan nama wilayah asal unggas
lain di kolom (3) dari kabupaten/kota yang berbeda dalam provinsi yang sama.
Isikan jumlah unggas lain yang dijual di kolom (4) dan nama wilayah tempat
penjualan di kolom (5) pada kabupaten/kota yang berbeda dalam provinsi yang
sama.
Isikan jumlah unggas lain yang dibeli di kolom (2) dan nama wilayah asal unggas
lain di kolom (3) dari provinsi yang berbeda. Isikan jumlah unggas lain yang dijual
di kolom (4) serta nama wilayah tempat penjualan di kolom (5) pada provinsi
yang berbeda.
Isikan jumlah unggas lain yang dibeli di kolom (2) dan nama negara asal unggas
lain di kolom (3). Isikan jumlah unggas lain yang dijual di kolom (4) dan nama
negara tempat penjualan di kolom (5).
1. Jumlah Blok IV.A Rincian (A.1 + A.2 + A.3 + ….. + A.12) kolom (2) = Jumlah Blok
IV.B Rincian (B.1 + B.2 + B.3 + B.4) kolom (4).
2. Jumlah Blok IV.A Rincian (A.1 + A.2 + A.3 + ….. + A.12) kolom (3) = Jumlah Blok
IV.C Rincian (C.1 + C.2 + C.3 + C.4) kolom (4).
Pengisian nilai yang ada di kolom (4) harus memperhatikan kewajaran terhadap
jumlah bahan bakar/listrik/air yang diisikan pada kolom (3).
Rincian 1: Bensin
Isikan banyaknya bensin yang telah dipakai selama setahun di kolom (3) dalam
satuan liter dan nilainya di kolom (4) dalam ribuan rupiah.
Rincian 2: Solar
Isikan banyaknya solar yang telah dipakai selama setahun di kolom (3) dalam
satuan liter dan nilainya di kolom (4) dalam ribuan rupiah.
Isikan banyaknya minyak tanah yang telah dipakai selama setahun di kolom (3)
dalam satuan liter dan nilainya di kolom (4) dalam ribuan rupiah.
Rincian 4: Pelumas
Isikan banyaknya pelumas yang telah dipakai selama setahun di kolom (3) dalam
satuan liter dan nilainya di kolom (4) dalam ribuan rupiah.
Isikan nilai pemakaian bahan bakar lainnya di kolom (4) dalam ribuan rupiah.
Isikan banyaknya listrik yang dibangkitkan sendiri dan telah dipakai oleh
perusahaan selama setahun di kolom (3) dalam satuan KWh.
Isikan banyaknya listrik yang dibeli dari PLN dan telah dipakai oleh perusahaan
selama setahun di kolom (3) dalam satuan KWh dan nilainya di kolom (4) dalam
ribuan rupiah.
Rincian 8: A i r
Isikan banyaknya air yang dibeli dan telah dipakai selama setahun di kolom (3)
3
dalam satuan m dan nilainya di kolom (4) dalam ribuan rupiah.
Isikan jumlah nilai pemakaian bahan bakar, listrik, dan air dengan rumus rincian
(6 + 7.b + 8) di kolom (4).
Blok VI.A berisi keterangan mengenai penggunaan pakan dan nilai pakan yang
digunakan oleh perusahaan selama setahun (t-1). Jenis pakan yang dicatat ialah
complete feed, semi complete feed, dan pakan lainnya. Pengisian nilai pakan yang ada
di kolom (3) harus memperhatikan kewajaran terhadap jumlah pakan yang diisikan
pada kolom (2).
Isikan jumlah complete feed petelur starter yang telah digunakan sebagai pakan
unggas selama setahun (t-1) di kolom (2) dalam satuan Kg dan nilainya pada
kolom (3) dalam ribuan rupiah.
Isikan jumlah complete feed petelur layer yang telah digunakan sebagai pakan
unggas selama setahun (t-1) di kolom (2) dalam satuan Kg dan nilainya pada
kolom (3) dalam ribuan rupiah.
Isikan jumlah complete feed broiler starter yang telah digunakan sebagai pakan
unggas selama setahun (t-1) di kolom (2) dalam satuan Kg dan nilainya pada
kolom (3) dalam ribuan rupiah.
Isikan jumlah complete feed broiler finisher yang telah digunakan sebagai pakan
unggas selama setahun (t-1) di kolom (2) dalam satuan Kg dan nilainya pada
kolom (3)dalam ribuan rupiah.
Isikan jumlah semi complete feed yang telah digunakan sebagai pakan unggas
selama setahun (t-1) di kolom (2) dalam satuan Kg dan nilainya pada kolom (3)
dalam ribuan rupiah.
Isikan jumlah jagung yang telah digunakan sebagai pakan unggas selama
setahun (t-1) di kolom (2) dalam satuan Kg dan nilainya pada kolom (3) dalam
ribuan rupiah.
Isikan jumlah gabah yang telah digunakan sebagai pakan unggas selama
setahun (t-1) di kolom (2) dalam satuan Kg dan nilainya pada kolom (3) dalam
ribuan rupiah.
Isikan jumlah bungkil yang telah digunakan sebagai pakan unggas selama
setahun (t-1) di kolom (2) dalam satuan Kg dan nilainya pada kolom (3) dalam
ribuan rupiah.
Rincian 4: Jumlah
Isikan jumlah nilai pakan yang telah digunakan selama setahun (t-1) dengan
rumus rincian (1a + 1b + 1c + .... + 3d) dalam ribuan rupiah pada kolom (3).
Blok VI.B berisi keterangan mengenai penggunaan obat-obatan dan nilai obat-
obatan untuk unggas selama setahun (t-1). Jenis obat-obatan yang dicatat ialah
sediaan biologik, sediaan farmasetik, sediaan premix, dan jenis obat lainnya. Pengisian
nilai obat-obatan yang ada di kolom (4) harus memperhatikan kewajaran terhadap
jumlah obat-obatan yang diisikan pada kolom (3).
Isikan jumlah pemakaian sediaan biologik di kolom (3) sesuai satuan di kolom (2)
dan nilainya di kolom (4) dalam ribuan rupiah yang meliputi vaksin ND, vaksin
gumboro, vaksin coreza, serum, dan berbagai sediaan biologik lainnya.
Isikan jumlah pemakaian sediaan farmasetik di kolom (3) sesuai satuan di kolom
(2) dan nilainya di kolom (4) dalam ribuan rupiah yang meliputi vitamin, anti
diare, hormon, anti protozoa, dan berbagai sediaan farmasetik lainnya.
Isikan jumlah pemakaian sediaan premix di kolom (3) sesuai satuan di kolom (2)
dan nilainya di kolom (4) dalam ribuan rupiah.
Rincian 4: Lainnya
Isikan jumlah pemakaian obat lainnya di kolom (3) sesuai satuan di kolom (2)
dan nilainya di kolom (4) dalam ribuan rupiah.
C. Pengeluaran lainnya
Jenis barang modal adalah barang modal tetap, yaitu barang untuk pemakaian
jangka panjang yang terdiri atas tanah, gedung/konstruksi lainnya, mesin-mesin
dan perlengkapan, kendaraan angkutan, ayam petelur, kandang. Apabila ada
jenis barang modal lain selain rincian 1 s.d. 5, tuliskan nama barang modal
tersebut pada titik-titik pada rincian 7 atau 8.
Isikan nilai pembelian barang modal baru untuk setiap jenis barang modal di
kolom (2) dalam satuan ribuan rupiah.
Barang modal baru adalah barang modal yang belum pernah dipakai pihak lain
(kecuali tanah). Barang modal bekas dari luar negeri digolongkan sebagai
barang modal baru.
Isikan nilai pembelian barang modal bekas dalam negeri untuk setiap jenis
barang modal di kolom (3) dalam satuan ribuan rupiah.
Isikan nilai perbaikan besar barang modal untuk setiap jenis barang modal di
kolom (4) dalam satuan ribuan rupiah.
Rincian 9: Jumlah
Blok VIII.A digunakan untuk mencatat produksi unggas menurut jenis usaha.
Isikan jumlah produksi unggas di kolom (4) sesuai kode satuan di kolom (3), menurut
jenis usaha di kolom (1) dan jenis produksinya di kolom (2), serta isikan nilainya dalam
ribuan rupiah di kolom (5).
Tuliskan jenis unggas lainnya (seperti ayam buras, itik, itik manila, dll) pada titik-
titik yang tersedia di kolom (1), Isikan jumlah produksi unggas lainnya di kolom
(4) dalam satuan yang diisikan pada kolom (3) dan nilainya di kolom (5) dalam
ribuan rupiah.
Tuliskan jenis produksi lainnya (seperti kotoran ternak, bulu, dll) pada titik-titik
yang tersedia di kolom (1), Isikan jumlah produksi lainnya di kolom (4) dalam
satuan yang diisikan pada kolom (3) dan nilainya di kolom (5) dalam ribuan
rupiah.
Isikan jumlah nilai produksi di kolom (5) dalam ribuan rupiah dengan rumus
rincian (1 + 2+…+ 7).
Isikan nilai penerimaan perusahaan yang berasal dari jasa peternakan yang
diberikan oleh pihak lain di kolom (2) dalam ribuan rupiah.
Contoh: jasa penetasan telur, jasa pelayanan kesehatan ternak, jasa penyiapan
pakan ternak, dsb.
Rincian 2: Keuntungan penjualan barang dalam bentuk yang sama dengan waktu
membeli
Pendapatan yang berasal dari penjualan barang dalam bentuk yang sama
dengan pada waktu membeli, dapat bernilai positif atau negatif.
Contoh: penjualan kembali bahan bakar, pakan, dan lain-lain tanpa mengubah
bentuk dan kualitasnya.
Rincian 4: Jumlah
Isikan jumlah nilai pendapatan dan penawaran lain di kolom (2) dalam ribuan
rupiah dengan rumus rincian (1 + 2 + 3).
Rincian 1: Kandang
Isikan jumlah kandang milik sendiri di kolom (2), berasal dari sewa di kolom (3),
dan bukan milik sendiri serta bukan berasal dari sewa di kolom (4).
Setiap kandang ternak yang atapnya terpisah dari kandang sebelahnya dianggap
satu kandang tersendiri.
Isikan jumlah gudang pakan ayam milik sendiri di kolom (2), dari sewa di kolom
(3), dan bukan milik sendiri serta bukan berasal dari sewa di kolom (4).
Isikan jumlah kandang milik sendiri di kolom (2), dari sewa di kolom (3), dan
bukan milik sendiri serta bukan berasal dari sewa di kolom (4).
Isikan jumlah kendaraan roda tiga atau lebih milik sendiri di kolom (2), dari sewa
di kolom (3), dan bukan milik sendiri serta bukan berasal dari sewa di kolom (4).
Isikan jumlah mesin giling pakan milik sendiri di kolom (2), dari sewa di kolom
(3), dan bukan milik sendiri serta bukan berasal dari sewa di kolom (4).
Isikan jumlah mesin pencampur pakan milik sendiri di kolom (2), dari sewa di
kolom (3), dan bukan milik sendiri serta bukan berasal dari sewa di kolom (4).
Isikan jumlah mesin pembuat pelet milik sendiri di kolom (2), dari sewa di kolom
(3), dan bukan milik sendiri serta bukan berasal dari sewa di kolom (4).
Isikan jumlah mesin penetas telur milik sendiri di kolom (2), dari sewa di kolom
(3), dan bukan milik sendiri serta bukan berasal dari sewa di kolom (4).
Rincian 9: Silo
Isikan jumlah silo milik sendiri di kolom (2), dari sewa di kolom (3), dan bukan
milik sendiri serta bukan berasal dari sewa di kolom (4).
Isikan jumlah mesin potong ayam milik sendiri di kolom (2), dari sewa di kolom
(3), dan bukan milik sendiri serta bukan berasal dari sewa di kolom (4).
Isikan jumlah alat suntik ayam milik sendiri di kolom (2), dari sewa di kolom (3),
dan bukan milik sendiri serta bukan berasal dari sewa di kolom (4).
Isikan jumlah mesin pencabut bulu ayam milik sendiri di kolom (2), dari sewa di
kolom (3), dan bukan milik sendiri serta bukan berasal dari sewa di kolom (4).
Isikan jumlah mesin/alat penyemprot kandang milik sendiri di kolom (2), dari
sewa di kolom (3), dan bukan milik sendiri serta bukan berasal dari sewa di
kolom (4).
Tuliskan nama sarana selain dari sarana nomor 1 s.d. 14 tersebut di atas pada
titik-titik yang tersedia di kolom (1), jumlah sarana yang menjadi milik sendiri di
kolom (2), jumlah sarana dari sewa di kolom (3), dan jumlah lainnya (sarana
bukan milik sendiri dan bukan berasal dari sewa) di kolom (4).
BLOK X. CATATAN
Tuliskan nama dan identitas pejabat atau karyawan perusahaan yang dapat
dihubungi jika sewaktu-waktu akan dilakukan konfirmasi tentang data yang telah
diisikan ke dalam kuesioner. Tuliskan juga nama dan identitas petugas pengumpul data
pada tempat yang telah disediakan.
Sistem program entri data perusahaan peternakan unggas (SiTegas) ini dibuat
sedemikian rupa agar para pengguna dapat mengoperasikannya dengan mudah dan
data dapat terjaga konsistensinya. Oleh sebab itu sistem ini dilengkapi dengan proses
validasi secara interaktif dalam proses kegiatan data entri. Aturan validasi yang
diterapkan dalam sistem ini sama dengan aturan validasi yang diterapkan dalam
proses editing/coding, hal ini untuk menjaga kualitas data yang akan dihasilkan
sehingga data LTU dapat dijadikan sebagai database yang terpercaya,
berkesinambungan dan dapat digunakan sebagai acuan dalam pengambilan
keputusan.
Kode identitas perusahaan (KIP) harus sesuai dengan yang tercantum pada
direktori. Bila perusahaan tersebut aktif dan belum ada di direktori, maka
tambahkan pada direktori dengan nomor urut berikutnya. Sedangkan bila
perusahaan tersebut tutup/tidak aktif, maka tuliskan kata TUTUP pada direktori,
dan jangan dihapus dari direktori tersebut.
Periksa apakah nama dan alamat perusahaan sudah tertulis dengan lengkap,
benar dan jelas.
Bila data dalam kuesioner kurang lengkap, lakukan konfirmasi ke BPS provinsi/
kabupaten/kota dan bila perlu BPS kabupaten/kota melakukan kunjungan ulang.
Jika blok II A ada isian maka blok II B harus terisi, begitu juga sebaliknya.
Perhatikan kewajaran gaji dan upah lainnya per orang per bulan. Gaji dan upah
lainnya per orang per bulan dihitung dengan membagi nilai blok II B rincian 3
kolom (4) dengan jumlah tenaga kerja yang ada di blok II A rincian 5 kolom
(2+3+4+5) dibagi 12 (dua belas).
1. Periksa apakah rincian 1 ada isian. Isian rincian 1 harus ≤ 365 hari.
2. Jika rincian 1 ada isian maka rincian 2 harus ada isian dan sebaliknya.
a. Jika Isian Blok I Rincian 1 kode 1 yang dilingkari, maka Blok III yang harus
terisi adalah kolom (2), sedangkan kolom (3) s.d kolom (8) harus blank
(kosong).
b. Jika Isian Blok I Rincian 1 kode 2 yang dilingkari, maka Blok III yang harus
terisi adalah kolom (3), sedangkan kolom (2), kolom (4) s.d kolom (8)
harus blank (kosong).
c. Jika Isian Blok I Rincian 1 kode 3 yang dilingkari, maka Blok III yang harus
terisi adalah kolom (4), sedangkan kolom (2), kolom (3),kolom (5) s.d
kolom (8) harus blank (kosong).
d. Jika Isian Blok I Rincian 1 kode 4 yang dilingkari, maka Blok III yang harus
terisi adalah kolom (5), sedangkan kolom (2) s.d kolom (4), dan kolom (6)
s.d kolom (8) harus blank (kosong).
e. Jika Isian Blok I Rincian 1 kode 5 yang dilingkari, maka Blok III yang harus
terisi adalah kolom (6), sedangkan kolom (2) s.d kolom (5), dan kolom (7)
s.d kolom (8) harus blank (kosong).
f. Jika Isian Blok I Rincian 1 kode 6 yang dilingkari, maka Blok III yang harus
terisi adalah kolom (7), sedangkan kolom (2) s.d kolom (6), dan kolom (8)
harus blank (kosong).
g. Jika Isian Blok I Rincian 1 kode 7 yang dilingkari, maka Blok III yang harus
terisi adalah kolom (8), sedangkan kolom (2) s.d kolom (7) harus blank
(kosong).
h. Jika Isian Blok I Rincian 1 kode 8 yang dilingkari, maka Blok III blank
(kosong).
i. Jika Isian Blok I Rincian 1 kode 9 yang dilingkari, maka Blok III yang harus
blank (kosong).
Mengganti resolusi monitor bisa dilakukan dengan klik kanan pada ada layar
monitor /desktop, kemudian pilih ”Screen resulution”. Setelah muncul window (Gambar
1b), klik baris resolution dan arahkan kursor pada posisi 800x600. Kemudian pilih OK.
Cara menginstal program cukup sederhana yaitu dengan cara menyalin (copy,
paste) semua file pendukung ke dalam satu direktori di sebuah PC. File-file tersebut
adalah:
Gambar 5.6 Tampilan aplikasi sistem pengolahan data perusahaan peternakan unggas
(SiTegas)
Menu entri data terdiri dari sub menu Entri LTU dan tambah/Edit Maswil.
Isikan data sesuai dengan isian kuesioner. Klik tombol “Lanjut” atau klik menu Blok
berikutnya pada bagian atas untuk pindah halaman. Menu entri data terdiri dari 10
blok sesuai dengan kuesioner LTU.
5. Jika identitas perusahaan/KIP belum pernah dientri maka akan muncul pesan
seperti di bawah ini dan klik yes untuk melanjutkan.
6. Jika identitas perusahaan/KIP sudah pernah dientri maka akan muncul pesan
seperti di bawah ini.
7. Blok I-IIA
Blok I Keterangan umum dan Blok IIA jumlah pekerja harus terisi. Isikan kegiatan
utama perusahaan, bentuk badan usaha, asal izin usaha, status permodalan, luas
lahan, tahun berdiri, dan kondisi perusahaan. Isikan jumlah pekerja perusahaan
menurut tingkat pendidikan dan status pekerja.
8. Bok IIB-III
Blok IIB (pengeluaran untuk pekerja) harus terisi jika Blok IIA ( jumlah
pekerja) ada isian.
Blok III digunakan untuk input data jumlah ternak pada saat pencacahan pada
tahun t menurut golongan produktifitas (belum berproduksi, sudah berproduksi,
dan tidak berproduksi lagi). Jika Blok III tidak ada isian maka akan keluar pesan
seperti gambar 5.13. Pilih Yes jika yakin tidak ada populasi ternak pada saat
pencacahan atau pilih No jika akan memperbaiki isian.
Gambar 5.13 Pesan kesalahan jika tidak ada populasi unggas pada saat pencacahan
9. Blok IV
Blok IVA : keterangan penjualan unggas selama setahun harus terisi minimal
pada salah satu rincian menurut bulan dan menurut jenis unggas.
Jika dalam setahun tidak ada isian pada penjualan, maka akan keluar pesan
seperti gambar 5.14, klik OK dan kursor akan kembali ke rincian 1 kolom 2. Jika
tidak ada penjualan maka setelah keluar pesan tersebut, tempatkan kursor ke blok
IVB rincian 1 untuk melanjutkan entri.
11. Blok V
Blok V digunakan untuk menginput data pemakaian bahan bakar, listrik, dan air.
Blok V harus ada isian pada salah satu rincian atau lebih.
16. Blok IX
Isikan jumlah sarana yang digunakan selama setahun menurut status kepemilikan
17. Blok X
Tuliskan jika ada keterangan lainnya di kolom catatan serta isikan identitas nama
pemberi informasi dan petugas pencacah.
Klik “Entri Lagi” jika akan entri data lagi atau jika sudah selesai klik
“Selesai/Tutup”.
3. Klik Pilih folder data direktori hasil yaitu folder tempat file database yang ada di
PC, kemudian klik Select.
Hapus Database
Menghapus database dilakukan dengan cara menempatkan kursor pada baris
data/record yang akan dihapus kemudian pilih tombol Tutup/Selesai maka secara
otomatis data/record tersebut sudah dihapus.
.
Menu edit database terdiri dari submenu masing-masing blok sesuai kuesioner.
Edit database dilakukan dengan memilih blok yang akan diedit kemudian pilih rincian
atau kolom yang akan diubah. Klik tanda silang (X) untuk keluar.
Submenu ini digunakan untuk melihat data tahun sebelumnya yang dibagi menurut
blok.
Menu tabulasi data bertujuan untuk menyajikan tabel hasil entri. Dalam menu ini
terdapat submenu yaitu “Tabulasi Nasional”. Tabel yang dikeluarkan yaitu dalam format
excell.
Submenu ini menampilkan tabel hasil entri menurut provinsi. Tabel yang
dihasilkan diantaranya:
Untuk menampilkan tabel-tabel tersebut, isikan tahun data yang akan ditampilkan
kemudian pilih tabel yang diinginkan. Selanjutnya akan muncul tabel seperti contoh
dibawah ini:
5.3.4 Validasi
Validasi data adalah suatu tindakan yang membuktikan suatu proses atau metode
dapat memberikan hasil yang konsisten sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan dan terdokumentasi dengan baik. Dalam proses validasi ini dilakukan
cleaning data dari data ekstrim dengan teknik statistik termasuk di dalamnya adalah
menyelaraskan data antar variabel sehingga dapat dibuktikan bahwa proses
pengumpulan dan pengolahan data perusahaan sapi perah telah memberikan hasil
yang konsisten. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan validasi data
perusahaan sapi perah:
Hasil pengumpulan data dari Daftar-LTU akan disajikan dalam bentuk buku
(publikasi) Statistik Perusahaan Peternakan Unggas dan akan direlease pada website
http://www.bps.go.id. Dalam publikasi disajikan tabel-tabel sebagai berikut:
1. Jumlah perusahaan pembibitan peternakan unggas menurut provinsi dan kegiatan
utama
2. Jumlah perusahaan budidaya peternakan unggas menurut provinsi dan kegiatan
utama
3. Jumlah perusahaan peternakan unggas menurut provinsi dan badan hukum/usaha
4. Jumlah perusahaan peternakan unggas menurut provinsi dan status permodalan
5. Jumlah perusahaan peternakan unggas menurut provinsi dan izin usaha
6. Jumlah pekerja perusahaan peternakan unggas menurut provinsi dan status
pekerja
7. Jumlah pekerja tetap perusahaan peternakan unggas menurut provinsi, tingkat
pendidikan yang ditamatkan, dan jenis kelamin
8. Jumlah pekerja honorer perusahaan peternakan unggas menurut provinsi, tingkat
pendidikan yang ditamatkan, dan jenis kelamin
9. Pengeluaran upah pekerja perusahaan peternakan unggas menurut provinsi dan
jenis pengeluaran
10. Jumlah ayam bibit menurut provinsi dan produktivitas
11. Jumlah ayam petelur menurut provinsi dan produktivitas
12. Pemakaian bahan bakar dan pelumas perusahaan peternakan unggas menurut
provinsi
13. Nilai pemakaian bahan bakar dan pelumas perusahaan peternakan unggas
menurut provinsi
14. Jumlah dan nilai pemakaian listrik dan air perusahaan peternakan unggas menurut
provinsi
15. Nilai pengeluaran obat-obatan perusahaan peternakan unggas menurut provinsi
16. Jumlah pakan ternak perusahaan peternakan unggas menurut provinsi dan jenis
pakan
17. Nilai pakan ternak perusahaan peternakan unggas menurut provinsi dan jenis
pakan
18. Nilai pengeluaran lain perusahaan peternakan unggas menurut provinsi dan jenis
pengeluaran
19. Rekapitulasi nilai pengeluaran perusahaan peternakan unggas menurut provinsi
dan jenis pengeluaran
20. Produksi perusahaan peternakan unggas menurut provinsi dan jenis produk
21. Nilai produksi perusahaan peternakan unggas menurut provinsi dan jenis produk
22. Pendapatan dan penerimaan lain perusahaan peternakan unggas menurut
provinsi dan jenis pendapatan
Blok II : Catatan
Blok VI : Jumlah Sapi dan Kerbau Betina yang Dipotong Menurut Alasan
Pemotongan
Tuliskan kode identitas perusahaan (KIP) pada kotak yang tersedia. KIP setiap
perusahaan dapat dilihat pada Direktori Perusahaan Peternakan.
1 2
Kode provinsi
Kode kabupaten/kota
Kode kecamatan
Kode klasifikasi jenis usaha (KJU)
Nomor urut perusahaan (unik dalam
kabupaten/kota)
Tuliskan kode dan nama provinsi pada rincian 2, kode dan nama kabupaten/kota
pada rincian 3, kode dan nama kecamatan pada rincian 4, serta kode dan nama
desa/kelurahan pada rincian 5, sesuai dengan lokasi RPH/TPH.
Tuliskan alamat lokasi RPH/TPH secara lengkap dan jelas, kode pos, nomor
telepon dan nomor faksimili.
Jenis ternak terdiri dari sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, dan babi.
Kolom (4), (5): Jumlah ternak yang dipotong di RPH/TPH pada bulan pertama
triwulan pelaporan
Isikan jumlah ternak jantan yang dipotong di RPH/TPH pada bulan pertama
triwulan pelaporan di kolom (4) dan betina di kolom (5).
Kolom (6), (7): Jumlah ternak yang dipotong di RPH/TPH pada bulan kedua
triwulan pelaporan
Isikan jumlah ternak jantan yang dipotong di RPH/TPH pada bulan kedua
triwulan pelaporan di kolom (6) dan betina di kolom (7).
Kolom (8), (9): Jumlah ternak yang dipotong di RPH/TPH pada bulan ketiga
triwulan pelaporan
Isikan jumlah ternak jantan yang dipotong di RPH/TPH pada bulan ketiga
triwulan pelaporan di kolom (8) dan betina di kolom (9).
Kolom (10), (11): Jumlah ternak yang dipotong di RPH/TPH pada triwulan
pelaporan
Isikan jumlah ternak jantan yang dipotong di RPH/ TPH selama 3 bulan di kolom
(10) dan betina di kolom (11).
Kolom (10) merupakan penjumlahan dari kolom (4) + kolom (6) + kolom (8) dan
kolom (11) merupakan penjumlahan dari kolom (5) + kolom (7) + kolom (9).
Kolom (12): Jumlah ternak yang dipotong di RPH/TPH pada triwulan pelaporan
Isikan jumlah ternak seluruhnya yang dipotong di RPH/TPH di kolom (12).
Kolom (12) merupakan penjumlahan kolom (10) + kolom (11).
Blok IV digunakan untuk mencatat rata-rata berat ternak hidup, karkas, jeroan,
kulit basah, dan produksi lainnya per ekor menurut jenis ternak.
Jenis ternak terdiri dari sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, dan babi.
Isikan kode rumpun sapi potong di kolom (2) yang dapat dilihat pada bagian
bawah Daftar RPH/TPH.
Isikan jenis rumpun sapi potong di kolom (3) yang sesuai dengan kode rumpun
sapi potong yang terisi pada kolom (2).
Isikan rata-rata berat tiap jenis ternak ketika masih hidup dalam satuan Kg.
Isikan rata-rata berat karkas per ekor setiap jenis ternak dalam satuan Kg.
Karkas adalah seluruh daging dan tulang dari ternak yang dipotong tanpa
kepala, jeroan, dan kaki bagian bawah.
Isikan rata-rata berat jeroan per ekor setiap jenis ternak dalam satuan Kg.
Jeroan adalah organ tubuh bagian dalam dari ternak yang dipotong serta
dimanfaatkan.
Isikan rata-rata berat kulit basah per ekor setiap jenis ternak dalam satuan Kg.
Kulit basah adalah organ tubuh bagian luar (kecuali babi) dari ternak yang
dipotong dalam keadaan basah.
Isikan rata-rata berat produksi lain per ekor dari setiap jenis ternak yang dipotong
dalam satuan Kg.
Produksi lain meliputi kepala, tanduk, darah, kaki bagian bawah, dll.
Blok V digunakan untuk mencatat rata-rata harga ternak hidup per ekor, karkas,
jeroan, kulit basah, dan produksi lainnya per Kg menurut jenis ternak.
Jenis ternak terdiri dari sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, dan babi.
Isikan kode rumpun sapi potong di kolom (2) yang dapat dilihat pada bagian
bawah Daftar RPH/TPH.
Isikan jenis rumpun sapi potong di kolom (3) yang sesuai dengan kode rumpun
sapi potong yang terisi pada kolom (2).
Isikan rata-rata harga per ekor setiap jenis ternak ketika masih hidup dalam
satuan rupiah (Rp).
Isikan rata-rata harga karkas per Kg dari setiap jenis ternak dalam satuan rupiah
(Rp).
Isikan rata-rata harga produksi lain per Kg dari setiap jenis ternak yang dipotong
dalam satuan rupiah (Rp).
BLOK VI. JUMLAH SAPI DAN KERBAU BETINA YANG DIPOTONG MENURUT
ALASAN PEMOTONGAN
Blok VI digunakan untuk mencatat keterangan mengenai jumlah sapi dan kerbau
betina yang dipotong karena tidak produktif, positif brucellosis, dan lainnya.
Isikan banyaknya sapi dan kerbau betina yang dipotong karena sudah tidak
produktif.
Tidak produktif/majir adalah ternak yang tidak dapat memperoleh keturunan, baik
secara alami atau buatan.
Isikan banyaknya sapi dan kerbau betina yang dipotong karena positif
brucellosis.
Positif brucellosis adalah jenis penyakit kelamin pada ternak yang dapat menular
serta dapat mengakibatkan kemandulan pada ternak yang diserang.
Isikan banyaknya sapi dan kerbau betina yang dipotong karena sakit mendadak,
keracunan, dan sebagainya.
Kolom (5) merupakan penjumlahan dari kolom (2) + kolom (3) + kolom (4).
Jumlah sapi dan kerbau betina di kolom (5) harus sama dengan jumlah sapi dan
kerbau betina pada blok III kolom (11).
Blok VII digunakan untuk mencatat jumlah dan asal ternak yang dipotong di
RPH/TPH selama triwulan laporan menurut jenis ternak. Ternak dapat berasal dari
Kolom (9), (10), (11): Berasal dari provinsi lain III (ekor)
Isikan jumlah ternak yang berasal dari provinsi lain (wilayah III) di kolom (9),
nama provinsi lain di kolom (10), dan kode provinsi di kolom (11).
Tuliskan nama dan jabatan/NIP petugas RPH/TPH dengan lengkap dan jelas
menggunakan huruf balok, kemudian bubuhkan tanda tangan dan stempel RPH.
Sistem program entri data RPH (SiMRPH) ini dibuat sedemikian rupa agar para
pengguna dapat mengoperasikannya dengan mudah dan data dapat terjaga
konsistensinya. Oleh sebab itu sistem ini dilengkapi dengan proses validasi secara
interaktif dalam proses kegiatan data entri. Aturan validasi yang diterapkan dalam
sistem ini sama dengan aturan validasi yang diterapkan dalam proses editing/coding,
hal ini untuk menjaga kualitas data yang akan dihasilkan sehingga data RPH/TPH
dapat dijadikan sebagai database yang terpercaya, berkesinambungan dan dapat
digunakan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan.
Kode identitas perusahaan (KIP) harus sesuai dengan yang tercantum pada
direktori. Bila RPH/TPH tersebut aktif dan belum ada di direktori, maka tambahkan
pada direktori dengan nomor urut berikutnya. Sedangkan bila RPH/TPH tersebut
tutup/tidak aktif, maka tuliskan kata TUTUP pada direktori, dan jangan dihapus dari
direktori tersebut.
Periksa apakah isian triwulan dan tahun pelaporan sudah terisi dengan benar
sesuai dengan triwulan dan tahun yang dilaporkan pada blok I.
Periksa apakah nama RPH sudah ditulis dengan benar dan jelas menggunakan
huruf balok.
Periksa apakah alamat RPH berikut kode pos, telepon, dan fax sudah ditulis
dengan lengkap dan jelas.
Periksa isian catatan pada blok II, gunakan catatan tersebut sebagai bantuan dalam
melakukan editing dokumen.
1. Periksa konsistensi kolom (10) = kolom (4) + kolom (6) + kolom (8).
2. Periksa konsistensi kolom (11) = kolom (5) + kolom (7) + kolom (9).
1. Periksa kewajaran isian rata-rata berat per ekor ternak hidup, rata-rata berat
karkas per ekor, rata-rata berat jeroan per ekor, rata-rata berat kulit basah per
ekor, dan rata-rata berat produksi lain per ekor.
2. Isian kolom (4) > jumlah kolom (5) + kolom (6) + kolom (7) + kolom (8).
Periksa apakah isian rata-rata harga per ekor ternak hidup dan harga per Kg karkas,
jeroan, kulit basah, dan produksi lainnya sudah sesuai dengan harga pasar.
BLOK VI. JUMLAH SAPI DAN KERBAU BETINA YANG DIPOTONG MENURUT
ALASAN PEMOTONGAN
Periksa apakah isian jumlah sapi dan kerbau betina yang dipotong sudah benar. Isian
pada Blok VI kolom (5) harus sama dengan isian Blok III kolom (11).
1. Periksa apakah jumlah ternak, nama provinsi asal ternak, dan kodenya sudah
terisi dengan benar.
2. Kolom (15) = kolom (2) + kolom (3) + kolom (6) + kolom (9) + kolom (12).
Periksa apakah nama dan jabatan/NIP petugas RPH/TPH serta tanda tangan dan
stempel RPH/TPH sudah terisi dengan lengkap dan jelas.
Program Aplikasi RPH/TPH terdiri atas dua jenis, yaitu: RPH Client dan RPH
Server. Program RPH Client berfungsi untuk melakukan update keterangan RPH/TPH,
entri data, melihat progres penerimaan dokumen, tabulasi data, dan manajemen
- Pada layar monitor (desktop) Lakukan klik kanan sehingga muncul window seperti
Gambar 1.
- Setelah muncul window seperti Gambar 6.1, klik baris resolution dan arahkan kursor
pada posisi 1280x720. Kemudian pilih OK.
Pada bagian ini akan dijelaskan proses instalasi Aplikasi Entri Data RPH (RPH
Server) pada komputer dengan sistem operasi Microsoft Windows 7. File yang
Gambar 6.3 adalah tampilan awal instalasi RPH Server. Untuk melanjutkan proses
tekan tombol “Next”, membatalkan proses tekan tombol “Cancel” sehingga proses
instalasi tidak dilakukan. Jika tombol “Next” diklik maka akan muncul tampilan layar
selanjutnya seperti pada gambar 6.4.
Gambar 6.4 menunjukkan bahwa jika operator tidak memilih folder instalasi, maka
yang tercipta adalah folder default (folder yang dibuat oleh sistem) yaitu folder
“C:\Program files (x86)\BPS\RPH Server”. Jika ingin memilih folder tertentu, maka
gunakan tombol “Browse” untuk mengganti folder yang diinginkan, misalnya
“C:\work\RPH Server” yang artinya hasil instalasi di tempatkan di hardisk media (drive)
“C” folder “work” subfolder “RPH Server”.
Tampilan layar pada gambar 6.5 digunakan untuk pembuatan shortcut di Start Menu
Folder. Secara default, shortcut akan dibuat pada folder “BPS\RPH Server”.
Tampilan layar gambar 6.6 ini digunakan untuk pembuatan shortcut di Desktop. Jika
tidak ingin membuat shortcut di desktop, hilangkan tanda check list pada program.
Tampilan layar gambar 6.7 menyatakan bahwa installer program RPH Server sudah
siap untuk menginstal aplikasi RPH Server pada komputer.
Gambar 6.8 menunjukkan bahwa proses Instalasi RPH Server pada komputer
telah selesai dilakukan dengan sukses. Setelah proses instalasi selesai dapat langsung
menjalankan aplikasi RPH Server dengan memberikan check list pada keterangan
“Launch RPH Server”.
Jika komputer yang akan dijadikan server belum terinstal SQL Server maka perlu
dilakukan instalasi SQL Server terlebih dahulu. Untuk melakukan instalasi pilih menu
“Install SQL Server”, masukkan nama instance, browse data direktori tempat instalasi
SQL Server atau beri tanda cek pada “Default Data Directory” untuk menggunakan
direktori default, tentukan tipe SQL Server yang akan diinstall (Express atau
Professional), kemudian tekan tombol “Install” untuk mulai instalasi. Setelah menekan
tombol “Install” pilihlah lokasi penyimpanan program SQL Server. Setelah program SQL
Server dipilih maka proses instalasi akan segera berjalan. Gambar 6.9 dan 6.10
menunjukkan proses instalasi SQL Server Express.
Pada saat proses instalasi akan muncul beberapa tampilan seperti gambar 6.11
dan 6.12. Tunggu hingga proses instalasi tersebut selesai. Jika proses instalasi telah
selesai, klik tombol “Get Instance”, pilih nama instance sesuai dengan nama yang
dimasukkan pada saat instalasi, kemudian klik tombol “Connect”. Jika koneksi berhasil
maka akan muncul halaman login seperti gambar 6.13.
Setelah proses instalasi SQL Server berhasil, proses selanjutnya yaitu membuat
database yang akan digunakan untuk menyimpan data yang akan dientri. Pilih menu
“Setup Database” kemudian klik tombol “Daftar Provinsi” maka akan ditampilkan daftar
seluruh provinsi di Indonesia. Setelah dipilih klik tombol “Create DB”.
Untuk melakukan backup database, pada menu “Backup Restore” pertama kali
pilih “Action” Backup. Kemudian tekan tombol “Browse” untuk menentukan direktori
tempat penyimpanan file backup seperti pada gambar 6.16. Ketika tombol “Browse”
diklik maka akan muncul tampilan dialog browse file seperti pada gambar 6.17. File
backup database RPH ini akan berekstensikan .bkzrph.
Setelah ditentukan direktori dan nama file dimana file backup akan disimpan
kemudian klik tombol “Generate DB” untuk mengenerate database RPH. Pilih DB
Name “TERNAK_RPH”. Kemudian klik tombol “Backup” seperti pada gambar 6.18
Proses backup database juga bisa dilakukan secara otomatis oleh program
dengan cara menentukan lokasi file backup otomatis akan disimpan terlebih dahulu,
menentukan jangka waktu untuk backup secara otomatis, dan memilih pilihan “active”
seperti ditunjukkan pada gambar 6.19.
Untuk melakukan restore database hampir mirip seperti backup database. Pada
menu “Backup Restore” pertama kali pilih “Action” Restore, kemudian tekan tombol
“Browse”. Ketika tombol “Browse” diklik maka akan muncul dialog browse file untuk
memilih file yang akan direstore (berekstensi .bkzrph). Setelah dipilih file yang akan
direstore kemudian klik “Generate DB” untuk menggenerate database RPH. Pilih DB
Name “TERNAK_RPH”. Kemudian klik tombol “Restore” seperti pada gambar 6.20.
Untuk menggabungkan data dari berbagai provinsi, pilih menu “Merge Data”
kemudian browse file yang akan digabungkan yaitu file backup yang berasal dari
provinsi (berekstensi .bkzrph) seperti terlihat pada gambar 6.21. Kemudian tekan
tombol “Generate Tree” untuk menampilkan provinsi, tahun, dan triwulan yang terdapat
di file tersebut seperti terlihat pada gambar 6.22. Pilih provinsi, tahun, dan triwulan yang
akan digabung ke database pusat kemudian klik tombol “Merge Data“ untuk
Jika terdapat rule validasi yang baru, perlu dilakukan update rule validasi. Pilih
menu “Update Rule” kemudian tekan tombol “Browse” untuk mencari file update rule
validasi (berekstensi .rulerph) yang akan digunakan seperti terlihat pada gambar 6.24
dan 6.25. Setelah file rule validasi dipilih kemudian klik tombol “Execute”.
Gambar 6.28 adalah tampilan awal instalasi untuk Aplikasi RPH Client. Untuk
melanjutkan proses digunakan tombol “Next”, membatalkan proses digunakan tombol
“Cancel” sehingga proses instalasi tidak dilakukan. Jika tombol “Next” diklik maka akan
muncul tampilan layar selanjutnya (layar seperti gambar 6.29).
Gambar 6.29 menunjukkan bahwa jika operator tidak memilih folder instalasi,
maka yang tercipta adalah folder default (folder yang dibuat oleh sistem) yaitu folder
“C:\Program files (x86)\BPS\RPH Client”. Jika ingin memilih folder tertentu, maka
Tampilan layar pada gambar 6.30 ini digunakan untuk pembuatan shortcut di Start
Menu Folder. Secara default, shortcut akan dibuat pada folder “BPS\RPH Client”.
Tampilan layar gambar 6.31 ini digunakan untuk pembuatan shortcut di Desktop.
Tampilan layar gambar 6.32 ini menyatakan bahwa installer program RPH Client sudah siap untuk
menginstal aplikasi RPH Client pada komputer.
Gambar 6.33 menunjukkan bahwa proses Instalasi RPH Client pada komputer
telah selesai dilakukan dengan sukses. Setelah proses instalasi selesai dapat langsung
menjalankan aplikasi RPH Client dengan memberikan check list pada keterangan
“Launch RPH Client”.
Pada saat pertama kali menjalankan program RPH Client akan muncul tampilan
seperti pada gambar 6.34. Sebelum kita menggunakan program RPH Client tersebut
terlebih dahulu kita harus mengatur IP address dan Instance SQL Server terlebih
dahulu. Pengaturan ini hanya dilakukan pada saat pertama kali menjalankan program
atau jika terjadi perubahan pada alamat IP address komputer server atau nama
instance dari database.
Setelah IP Address dan Instance SQL Server diatur, pengguna dapat masuk ke
aplikasi dengan menekan tombol “Login” yang berada di pojok kanan atas.
Pengguna dapat masuk ke aplikasi dengan menekan tombol “Login” yang berada
di pojok kanan atas. Kemudian akan muncul dialog login seperti gambar 6.36 dimana
user harus memasukkan username dan password. Jika user login sebagai
administrator atau supervisor maka akan muncul beberapa menu yaitu menu “Home”,
“Update & Absen”, “Entri”, “Tabel Pokok”, “Tabulasi”, dan “User” seperti pada gambar
6.37. Sedangkan jika user login sebagai operator maka hanya akan muncul menu
“Home”, “Update & Absen”, dan “Entri”.
Pada menu Home untuk administrator dan supervisor akan ditampilkan informasi
mengenai RPH/TPH dalam bentuk grafik. Informasi yang ditampilkan antara lain
progress entri, kondisi rph, penerimaan dokumen, dan pemotongan ternak. Keempat
informasi tersebut dapat diakses dengan cara menekan masing-masing menu yang
ada pada bagian bawah grafik tersebut kemudian memilih provinsi, triwulan, dan tahun
dari data yang ingin ditampilkan. Apabila kita menempatkan posisi mouse di atas salah
satu grafik akan muncul keterangan tambahan dari grafik tersebut seperti yang terlihat
pada gambar 6.38.
Pada menu “Update & Absen” akan ditampilkan daftar direktori sesuai dengan
kode wilayah yang dipilih user seperti pada gambar 6.39. Pada menu ini user dapat
melakukan update direktori dengan melakukan double click pada direktori yang dipilih
atau dengan menekan tombol “Update Direktori” yang berada di kiri bawah. Jika user
melakukan update direktori maka akan muncul form seperti pada gambar 6.40. Untuk
menambahkan direktori, user dapat menekan tombol “Tambah Direktori” sedangkan
jika ingin menghapus direktori, user dapat menekan tombol “Hapus Direktori”. Untuk
melakukan absen dokumen yang telah masuk, user dapat memberikan tanda cek pada
kolom “Penerimaan Dokumen”.
Selain ketiga menu di atas bagi administrator atau supervisor terdapat menu untuk
menambahkan direktori untuk entri data tahun berikutnya. Data direktori untuk tahun
berikutnya berasal dari data triwulan 4 tahun sebelumnya.
Pada menu “Entri” akan ditampilkan daftar direktori sesuai dengan kode wilayah
yang dipilih user seperti pada gambar 6.42. Pada tabel daftar RPH/TPH, jika barisnya
berwarna hijau maka entrian telah clean, jika berwarna merah maka entrian error dan
jika berwarna hitam maka belum dientri. User juga bisa memilih untuk menampilkan
data yang clean/error/belum dientri/semua data dengan cara memilih pada option
button di bagian bawah daftar RPH/TPH. Pada menu ini user dapat melakukan entri
data laporan triwulanan pemotongan ternak dengan melakukan double click kemudian
akan muncul form entri seperti pada gambar 6.43.
Selain menu di atas untuk administrator dan supervisor terdapat juga menu unlock
dan hapus direktori. Menu unlock berfungsi untuk membuka data yang dilock oleh
seorang user. Sedangkan menu hapus direktori berfungsi untuk menghapus data hasil
entri (bukan menghapus direktori).
Isikan jumlah ternak yang dipotong menurut bulan pemotongan pada Blok III
seperti pada gambar 6.45.
Isikan rata-rata berat ternak hidup dan produksi hasil pemotongan pada Blok IV
seperti pada gambar 6.46.
Isikan jumlah sapi dan kerbau betina yang dipotong menurut alasan pemotongan
pada Blok VI seperti pada gambar 6.48.
Isikan keterangan asal ternak yang dipotong pada Blok VII seperti pada gambar
6.49. Pengisian keterangan asal ternak juga bisa dilakukan dengan double click pada
kolom “Nama Provinsi” atau dengan cara menekan tombol F2 kemudian memilih nama
provinsi asal ternak.
Untuk menyimpan data yang sudah dientri, user perlu menekan tombol Simpan
pada form Entri yang berada pada bagian kiri bawah atau menekan tombol F12 pada
keyboard. Tombol Calculator [F7] dapat digunakan user untuk menjalankan kalkulator
jika sewaktu-waktu user perlu melakukan penghitungan pada saat entri data. Tombol
Close [ESC] berfungsi untuk menutup form entri data. Jika data yang diisikan sudah
sesuai dengan rule validasi maka akan terdapat tulisan “CLEAN” berwarna hijau,
sedangkan jika masih terdapat isiian yang belum sesuai dengan rule validasi maka
akan terdapat tulisan “ERROR” berwarna merah.
Jika ingin melakukan impor data user dari file excel, tekan tombol Import (Excel)
maka akan muncul form seperti gambar 6.55.
Tekan tombol Browse Excel yang berada di pojok kiri atas kemudian akan muncul
form seperti gambar 6.56. Pilih file excel yang akan diimpor, pilih sheet dimana data
yang akan diimpor berada, kemudian tentukan range dari data yang akan diimpor.
6.3.3 Validasi
Blok III
1. Ternak sapi diisikan secara berurutan pada Rincian (1) baris pertama hingga
baris ke lima.
2. Rincian (1) Kolom (2) hanya dapat berkode 01-13.
3. Deskripsi ternak di Rincian (1) Kolom (3) sesuai dengan kode ternak di Kolom
(1).
4. Jika Rincian (1) Kolom (2) berkode 13 maka Kolom (3) dituliskan jenis rumpun
sapi.
5. Nama bulan pada Kolom (4) s.d (9) sesuai dengan bulan pada triwulan
pengambilan data secara berurutan.
Triwulan 1 : Januari, Februari, Maret
Triwulan 2 : April, Mei, Juni
Triwulan 3 : Juli, Agustus, September
Triwulan 4 : Oktober, November, Desember
6. Kolom (10) = kolom (4+6+8)
7. Kolom (11) = kolom (5+7+9)
8. Kolom (12) = kolom (10+11)
Blok IV
1. Isian Rincian (1) Kolom (2), (3) sesuai dengan Blok III Rincian (1) Kolom (2), (3).
2. Isian Kolom (6)+(7)+(8) harus kurang dari isian Kolom (5).
3. Rincian (6) Kolom (7) tidak boleh terisi (disable).
4. Isian Rincian 1 Kolom (4) s.d (8) adalah sebagai berikut:
Jenis
Kolom Isian Bobot (kg) Pesan Kesalahan
Ternak
Sapi 4 75-1.200 Berat Ternak Hidup Antara 100-500 kg
Kerbau 4 75-1.000 Berat Ternak Hidup Antara 100-500 kg
Kuda 4 75-1.000 Berat Ternak Hidup Antara 100-500 kg
Kambing 4 10-200 Berat Ternak Hidup Antara 20-150 kg
Domba 4 10-200 Berat Ternak Hidup Antara 20-150 kg
Babi 4 10-500 Berat Ternak Hidup Antara 20-200 kg
Sapi 5 25-80% x kolom (4) Berat Karkas Antara (50-70% x kolom (4)) kg
Kerbau 5 25-80% x kolom (4) Berat Karkas Antara (50-70% x kolom (4)) kg
Kuda 5 25-80% x kolom (4) Berat Karkas Antara (50-70% x kolom (4)) kg
Kambing 5 30-80% x kolom (4) Berat Karkas Antara (40-60% x kolom (4)) kg
Domba 5 30-80% x kolom (4) Berat Karkas Antara (40-60% x kolom (4)) kg
Babi 5 40-80% x kolom (4) Berat Karkas Antara (60-70% x kolom (4)) kg
Sapi 6 15-30% x kolom (4) Berat Jeroan Antara (15-30% x kolom (5)) kg
Kerbau 6 15-30% x kolom (4) Berat Jeroan Antara (15-30% x kolom (5)) kg
Kuda 6 15-30% x kolom (4) Berat Jeroan Antara (15-30% x kolom (5)) kg
Kambing 6 15-30% x kolom (4) Berat Jeroan Antara (15-30% x kolom (5)) kg
Domba 6 15-30% x kolom (4) Berat Jeroan Antara (15-30% x kolom (5)) kg
Babi 6 7-25% x kolom (4) Berat Jeroan Antara (7-25% x kolom (5)) kg
Sapi 7 15-100 Berat Kulit Basah Antara 15-45 kg
Kerbau 7 15-100 Berat Kulit Basah Antara 15-45 kg
Blok V
1. Isian Rincian (1) Kolom (2), (3) sesuai dengan Blok III Rincian (1) Kolom (2), (3).
2. Isian Rincian 1 Kolom (4) s.d (8) adalah sebagai berikut:
Produksi
Ternak Hidup Karkas Jeroan Kulit Basah
Jenis Lainnya
Ternak
Min Max Min Max Min Max Min Max Min Max
Sapi 500.000 80.000.000 25.000 150.000 5.000 100.000 2.500 85.000 2.500 100.000
Kerbau 500.000 80.000.000 25.000 150.000 5.000 100.000 2.500 85.000 2.500 100.000
Kuda 500.000 80.000.000 25.000 150.000 5.000 100.000 2.500 85.000 2.500 100.000
Kambing 250.000 6.000.000 20.000 150.000 5.000 100.000 2.500 50.000 2.500 85.000
Domba 250.000 6.000.000 20.000 150.000 5.000 100.000 2.500 50.000 2.500 50.000
Babi 200.000 10.000.000 20.000 150.000 3.000 100.000 (disable) (disable) 2.500 50.000
Blok VI
1. Isian Rincian (1) kolom (5) = Isian Rincian (1) Kolom (2+3+4).
2. Isian Rincian (2) Kolom (5) = Isian Rincian (2) Kolom (2+3+4).
3. Isian Rincian (1) Kolom (5) = isian Blok III Rincian (1) Kolom (11) baris 1 s.d 5.
4. Isian Rincian (2) Kolom (5) = isian Blok III Rincian (2) Kolom (11).
Blok VIII
1. Rincian (1) wajib terisi
2. Rincian (2) minimal terisi jabatan, untuk NIP bisa kosong.
3. Rincian (3) wajib terisi
Blok IX
1. Rincian (1) wajib terisi
2. Rincian (2) wajib terisi (tanggal-bulan-tahun).
3. Rincian (4) harus terisi
4. Rincian (5) wajib terisi (tanggal-bulan-tahun)
6.4 PENYAJIAN
Hasil pengumpulan data dari Daftar RPH/TPH akan disajikan dalam bentuk buku
(publikasi) Statistik Pemotongan Ternak. Dalam publikasi disajikan tabel-tabel sebagai
berikut:
2. Pemotongan ternak (sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, babi) menurut provinsi
dan triwulan tahun (t).
3. Pemotongan ternak (sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, babi) menurut provinsi,
jenis kelamin, dan triwulan tahun (t).
4. Produksi dari pemotongan ternak menurut provinsi per triwulan tahun (t).
5. Produksi dari pemotongan ternak menurut provinsi per triwulan tahun (t).
6. Sapi potong dan kerbau betina menurut provinsi dan alasan pemotongan.
7.2 METODOLOGI
Kerangka sampel yang digunakan dalam Survei Estimasi Populasi Ternak yaitu
daftar blok sensus terpilih ST2013 berikut muatan jumlah ternak hasil listing.
iii. Range jumlah peternak untuk seluruh kabupaten/kota pada seluruh provinsi.
iv. Membagi jumlah peternak ke dalam 3 (tiga) kelompok, dengan cut of point
(CoP) = xj/3.
iii. berdasarkan point (i) dan (ii) dilakukan pemilihan sampel kabupaten/kota
dengan mempertimbangkan potensi peternakan dan jumlah jenis ternak
yang ada dalam setiap kabupaten/kota.
a. Notasi Dasar
A.h : jumlah blok sensus yang paling sedikit memuat satu usaha rumah tangga
peternakan h
b. Proses Stratifikasi
ii. Menghitung rata-rata banyaknya usaha rumah tangga peternakan pada blok
sensus usaha dengan rumus
B.h
N.h
A.h
iii. Menghitung indeks konsentrasi pada setiap blok sensus dan jenis usaha
peternakan dengan rumus
Ihi
Nhi
B.h
iv. Membuat peringkat dari Iik diantara seluruh Ijk (j = 1, 2, …,12) untuk seluruh
blok sensus
vi. Definisikan R2k = i bersesuaian dengan subsektor untuk Rjk = 2 dalam blok
sensus k dan R2k = 0 jika N.k = 0
Contoh:
(a). R1k =1 dan R2k=0, adalah kelompok blok sensus yang hanya mengandung rumah
tangga usaha peternakan kerbau
(b). R1k=1 dan R2k=2, adalah kelompok blok sensus yang peringkat pertama dari pada
indeks konsentrasi terdapat pada usaha peternakan kerbau, sedangkan peringkat
keduanya terdapat pada usaha peternakan kuda.
c. Evaluasi
i. Untuk simplifikasi notasi dalam evaluasi terhadap hasil awal stratifikasi maka
dilakukan perubahan notasi.
K : blok sensus
N kj( j , j' ) : jumlah usaha rumah tangga jenis ternak j dalam substrata (j,j’)
Untuk j’ = 0
j
Bila Nkj( j , j ') < N j , maka j = 13, artinya blok sensus i digolongkan dalam
strata non konsentrasi.
Untuk j’ ≠ 0
Nkj( j , j ') N jj Nkj(' j , j ') N jj''
Bila ≥ dan ≥ , maka j=j
Bila Nkj( j , j ') < N jj dan Nkj(' j , j ') ≥ N jj'' , maka j=j’
Bila Nkj( j , j ') < N jj dan Nkj(' j , j ') < N jj'' , maka j=13
iii. Berdasarkan hasil evaluasi, selanjutnya setiap satu blok sensus hanya
dikelaskan ke dalam salah satu kelas, yaitu:
Prosedur penarikan sampel dilakukan dalam satu tahap yaitu memilih sejumlah
blok sensus secara systematic sampling. Pemilihan sampel blok sensus untuk
setiap provinsi dilakukan di BPS RI. Pendaftaran rumah tangga dilakukan di
setiap blok sensus terpilih. Pertanyaan mengenai parameter peternakan
dilakukan langsung pada saat pendaftaran rumah tangga di setiap blok sensus
terpilih.
Isikan keterangan dan penjelasan yang berkaitan dengan kegiatan EPT. Isian
blok catatan ini berguna dalam pemeriksaan dan pengolahan.
Blok ini bertujuan untuk memperoleh keterangan mutasi menurut jenis ternak
yang dipelihara setiap rumah tangga. Setiap baris pada blok ini digunakan untuk
mendaftar satu rumah tangga yang memelihara ternak maupun tidak.
Isikan “dari..... Halaman” dengan nomor halaman terakhir dari Daftar EPT Blok
IV yang terisi.
Contoh: Bila Daftar EPT Blok IV yang terisi sebanyak 5 halaman, maka isikan pada
halaman pertama “Halaman 1 dari 5 Halaman” dan isikan seterusnya
sampai pada halaman terakhir “Halaman 5 dari 5 Halaman”.
Isikan nama SLS seperti nama dusun, nomor Rukun Tetangga (RT) atau Rukun
Warga (RW), lingkungan di mana rumah tangga tersebut berada.
Isikan secara berurutan nomor urut bangunan fisik dimulai dari nomor 1 sampai
dengan terakhir dalam satu blok sensus.
2
Bangunan yang luas lantainya kurang dari 10 m dan
tidak digunakan untuk tempat tinggal dianggap
bukan bangunan fisik.
Bangunan dapur, kamar mandi, garasi dan lainnya yang terpisah dari bangunan induk
dianggap sebagai bagian dari bangunan induk (satu bangunan fisik).
Isikan secara berurutan nomor urut bangunan sensus dimulai dari nomor 1
sampai dengan terakhir dalam satu blok sensus.
Bangunan Sensus adalah sebagian atau seluruh bangunan fisik yang mempunyai
pintu keluar masuk tersendiri dan merupakan satu kesatuan fungsi/penggunaan. Untuk
rumah kantor (rukan) atau rumah toko (ruko) yang mempunyai pintu keluar masuk
tersendiri, maka dihitung sebagai bangunan sensus.
b. Bangunan Sensus Bukan Tempat Tinggal, yaitu bangunan sensus yang seluruhnya
digunakan bukan untuk tempat tinggal, misalnya toko, restoran, salon, tempat
ibadah, rumah sakit, pabrik, sekolah, gedung kantor, balai pertemuan, dan
sebagainya. Untuk tempat usaha seperti pasar dan mal, tiap kios dihitung sebagai
satu bangunan sensus bukan tempat tinggal. Informasi banyaknya kios dalam
satuan unit didapat dari pengelola pasar/mal/gedung.
Isikan nomor urut rumah tangga dimulai dari nomor 1 sampai dengan nomor
urut terakhir dalam satu blok sensus. Apabila dalam satu bangunan sensus
terdapat lebih dari satu rumah tangga, maka tuliskan nomor urut rumah tangga
mulai dari kepala rumah tangga tertua.
Rumah tangga biasa adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami
sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus dan biasanya tinggal bersama serta
makan dari satu dapur. Makan dari satu dapur adalah pengurusan kebutuhan sehari-
hari dikelola bersama-sama dan menjadi satu.
1. Jika seseorang menyewa kamar atau sebagian bangunan sensus (biasa disebut
indekost) tetapi mengurus makannya sendiri, dianggap sebagai satu rumah tangga
biasa.
2. Jika dua orang atau lebih mendiami satu kamar bersama-sama dalam satu
bangunan sensus atau fisik walaupun makannya sendiri-sendiri, dianggap satu
rumah tangga biasa.
3. Dua keluarga yang tinggal bersama di suatu bangunan sensus dan pengurusan
makannya oleh salah seorang anggota rumah tangga, dianggap sebagai satu
rumah tangga biasa.
4. Dua keluarga yang tinggal terpisah di dua bangunan sensus dan pengurusan
makannya oleh seorang anggota rumah tangga dianggap sebagai satu rumah
tangga biasa, jika bangunan sensus tersebut masih dalam satu Blok Sensus. Bila
bangunan sensus itu terletak di Blok Sensus yang berlainan, maka keluarga
tersebut dianggap sebagai dua rumah tangga biasa.
2. orang-orang yang tinggal di asrama dan diatur oleh yayasan dan badan sosial.
Untuk rumah tangga khusus, isikan tanda ’ - ’ di kolom (4), tuliskan “rumah
tangga khusus” di kolom (5), dan kolom (6) s.d. kolom (101) dikosongkan
Kepala rumah tangga adalah anggota rumah tangga yang dianggap bertanggung
jawab di rumah tangga tersebut.
Isikan kode “1” jika saat pencacahan ada anggota rumah tangga yang
memelihara ternak dan isikan tanda “-“ jika tidak.
Khusus untuk ayam ras pedaging, jika pada saat pencacahan sedang tidak
mengusahakan (kandang kosong), tanyakan apakah selama setahun yang lalu
pernah mengusahakan Ayam ras pedaging, jika ya isikan kode “1” dan jika tidak
isikan tanda ”-“.
Rumah tangga pemelihara ternak adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih
anggotanya melakukan pemeliharaan ternak, tanpa melihat jumlah ternak dan tujuan
pemeliharaan.
Penjelasan:
1. Rumah tangga yang melakukan pemeliharaan ternak dengan sistem bagi hasil,
maka rumah tangga yang dianggap sebagai rumah tangga pemelihara ternak
adalah rumah tangga dimana ternak tersebut berada.
2. Rumah tangga yang melakukan pemeliharaan ternak dengan menerima upah,
bukan merupakan rumah tangga pemelihara ternak.
3. Pedagang ternak (ternak besar/kecil/unggas) yang melakukan pemeliharaan ternak
kurang dari 3 bulan, tidak termasuk rumah tangga pemelihara ternak.
Contoh:
1) Pada saat petugas EPT mengunjungi rumah tangga Pak Yanto, ia memelihara
3 ekor kambing dan 10 ekor ayam buras. Maka isian Daftar EPT Blok IV kolom
(6) untuk rumah tangga Pak Yanto berkode “1”.
2) Pak Chandra kegiatan sehari-harinya adalah memelihara 20 ekor babi milik
rumah tangga Pak Jaksen dengan menerima upah (sebagai buruh). Maka
isian Daftar EPT Blok IV kolom (6) untuk rumah tangga Pak Chandra berkode
”-“, sedangkan untuk rumah tangga Pak Jaksen berkode “1”.
3) Pak Damri memiliki 2 ekor sapi yang pemeliharaannya diserahkan kepada Pak
Karel dengan sistem bagi hasil. Semua ongkos dan biaya pemeliharaan
ditanggung oleh Pak Karel dan keuntungan dibagi dua. Maka isian Daftar EPT
Blok IV kolom (6) untuk rumah tangga Pak Damri berkode “-“, sedangkan untuk
rumah tangga Pak Karel berkode “1”.
Isikan jumlah sapi potong yang dikuasai oleh rumah tangga pada saat
pencacahan.
Isikan jumlah sapi potong yang dijual pada kolom (8), jika rumah tangga
melakukan penjualan sapi potong selama setahun yang lalu.
Isikan jumlah sapi potong yang dipotong selama setahun yang lalu.
Pemotongan adalah jumlah ternak yang dipotong baik untuk dikonsumsi sendiri
maupun dijual sebagian atau seluruhnya.
Isikan jumlah sapi potong yang mati selama setahun yang lalu.
Kematian adalah jumlah ternak yang mati karena sakit atau kecelakaan seperti
tertabrak kendaraan, terbenam, dimakan binatang buas, dan dimusnahkan.
Catatan: Ternak yang dimusnahkan untuk mencegah penyebaran penyakit seperti flu
burung, maka tuliskan jumlah ternak yang dimusnahkan pada kolom (10)
dan beri keterangan pada blok catatan.
Isikan jumlah sapi potong yang berkurang disebabkan oleh pengurangan lain
selama setahun yang lalu.
1. ternak yang diberikan kepada pihak lain sebagai bantuan, hibah atau bagi hasil;
Isikan jumlah sapi potong yang dibeli selama setahun yang lalu.
Isikan jumlah sapi potong yang dilahirkan selama setahun yang lalu.
Isikan jumlah sapi potong yang diperoleh dari penambahan lain selama setahun
yang lalu.
a. ternak yang diterima dari pihak lain sebagai bantuan, hibah, dan bagi hasil;
Isikan jumlah sapi potong yang dikuasai pada saat setahun yang lalu.
Stok awal adalah jumlah ternak yang dikuasai oleh rumah tangga pada saat setahun
yang lalu (dihitung satu tahun mundur mulai satu hari sebelum pencacahan).
Contoh: Pencacahan dilakukan pada tanggal 1 Agustus 2010, maka yang dimaksud
saat setahun yang lalu adalah keadaan pada tanggal 1 Agustus 2009.
Cara pengisian kolom (16) s.d. (24) sama dengan cara pengisian kolom (7) s.d.
(15).
Cara pengisian kolom (25) s.d. (33) sama dengan cara pengisian kolom (7) s.d.
(15).
Cara pengisian kolom (34) s.d. (42) sama dengan cara pengisian kolom (7) s.d.
(15).
Cara pengisian kolom (52) s.d. (60) sama dengan cara pengisian kolom (7) s.d.
(15).
Isikan kode dan jenis ternak yang dipelihara rumah tangga selain sapi potong,
kerbau, babi, domba, kambing, ayam buras, dan ayam ras pedaging. Cara
pengisian kolom (61) s.d. (69) sama dengan cara pengisian kolom (7) s.d. (15).
Isikan kode dan jenis ternak yang dipelihara rumah tangga selain sapi potong,
kerbau, babi, domba, kambing, ayam buras, ayam ras pedaging, dan ternak
yang sudah ditulis pada kolom (61) s.d. (69). Cara pengisian kolom (70) s.d. (78)
sama dengan cara pengisian kolom (7) s.d. (15).
Isikan kode dan jenis ternak yang dipelihara rumah tangga selain sapi potong,
kerbau, babi, domba, kambing, ayam buras, ayam ras pedaging, dan ternak
yang sudah ditulis pada kolom (61) s.d. (78). Cara pengisian kolom (79) s.d. (87)
sama dengan cara pengisian kolom (7) s.d. (15).
Isikan kode dan jenis ternak yang dipelihara rumah tangga selain sapi potong,
kerbau, babi, domba, kambing, ayam buras, ayam ras pedaging, dan ternak
yang sudah ditulis pada kolom (61) s.d. (87). Cara pengisian kolom (88) s.d. (96)
sama dengan cara pengisian kolom (7) s.d. (15).
Keterangan mutasi yang diisikan untuk ayam ras pedaging adalah keterangan
pada siklus terakhir yang sudah selesai/terjual. Oleh karena itu, jika pada siklus
terakhir masih terdapat ayam ras pedaging dikandang (belum dijual), maka keterangan
mutasi yang diisikan adalah keterangan mutasi pada siklus sebelumnya.
Siklus ayam ras pedaging adalah rentang waktu yang dimulai dari saat DOC (Day
Old Chick) dibeli, dipelihara/digemukkan, dan sampai akhirnya dijual.
Siklus terakhir yang dimaksud adalah siklus terakhir yang secara keseluruhan telah
selesai dilakukan pemeliharaan (mulai dari DOC dibeli kemudian dijual).
Isikan jumlah ayam ras pedaging yang dijual pada siklus terakhir di kolom (97).
Isikan jumlah ayam ras pedaging yang mati selama siklus terakhir di kolom (98).
Isikan jumlah ayam ras pedaging yang berkurang diakibatkan oleh pengurangan
lain selama siklus terakhir di kolom (99).
Isikan jumlah DOC yang dibeli pada siklus terakhir pada kolom (100).
Isikan jumlah ayam ras pedaging yang diperoleh dari penambahan lain selama
siklus terakhir di kolom (101).
Isikan jumlah setiap kolom (kolom (7) s.d. (101)) pada masing-masing halaman.
Isikan jumlah setiap kolom (kolom (7) s.d. (101)) dari rincian C halaman
sebelumnya. Khusus untuk halaman 1, rincian B berisi tanda “-“.
Isikan jumlah rincian A + rincian B pada setiap kolom (kolom (7) s.d. (101)).
Sistem program entri data EPT ini dibuat sedemikian rupa agar para pengguna
dapat mengoperasikannya dengan mudah dan data dapat terjaga konsistensinya. Oleh
sebab itu sistem ini dilengkapi dengan proses validasi secara interaktif dalam proses
kegiatan data entri. Aturan validasi yang diterapkan dalam sistem ini sama dengan
aturan validasi yang diterapkan dalam proses editing/coding, hal ini untuk menjaga
kualitas data yang akan dihasilkan sehingga data mutasi ternak dapat dijadikan
Periksa nomor blok sensus (NBS) dan nomor kode sampel harus sesuai dengan
Daftar EPT-DSBS
Bila data dalam kuesioner kurang lengkap, lakukan konfirmasi ke BPS provinsi/
kabupaten/kota dan bila perlu BPS kabupaten/kota melakukan kunjungan ulang.
Periksa apakah rincian 1 s.d. 7 sudah sesuai dengan Daftar EPT-DSBS, bila
tidak sesuai maka sesuaikan dengan Daftar EPT-DSBS.
Periksa keterangan yang tercantum pada blok ini. Gunakan sebagai informasi
dalam memeriksa isian dokumen.
3. Untuk ternak besar (sapi potong, sapi perah, kerbau, kuda) pada setiap baris
(rumah tangga), jumlah kelahiran tidak boleh lebih besar dari jumlah stok
awal + pembelian + penambahan lain.
Program aplikasi EPT menggunakan aplikasi SIM EPT sebagai program client
sedangkan untuk database menggunakan MySQL Server. Untuk mempermudah
proses instaslasi digunakan program XAMPP yang didalamnya terdiri atas beberapa
program, diantaranya MySQL Server, PHP MyAdmin, dan Apache Server. Program
SIM EPT berfungsi untuk entri data, update data, dan manajemen pengguna. Untuk
manajemen database akan dilakukan melalui PHP MyAdmin yang sudah ter-install saat
menginstall XAMPP.
- Pada layar monitor (desktop) Lakukan klik kanan sehingga muncul window
seperti Gambar 7.1.
- Setelah muncul window seperti Gambar 1, klik baris resolution dan arahkan
kursor pada posisi 1024x768. Kemudian pilih OK.
Pada bagian ini akan dijelaskan proses instalasi program XAMPP pada komputer
dengan sistem operasi Microsoft Windows XP. File yang digunakan untuk instalasi
Program XAMPP adalah “XAMPP-win32-1.7.1-installer.exe” seperti pada Gambar 7.1.
File tersebut bisa disimpan di CD, Flash Disk atau dalam hardisk sesuai dengan folder
yang dikehendaki. Untuk menjalankan proses instalasi double click (klik dua kali) file
“XAMPP-win32-1.7.1-installer.exe”. Jika hal ini dilakukan maka akan muncul tampilan
seperti Gambar 7.2.
Gambar 7.3 adalah tampilan awal instalasi XAMPP. Untuk melanjutkan proses
tekan tombol “Next”, untuk membatalkan proses tekan tombol “Cancel” sehingga
proses instalasi tidak dilakukan. Jika tombol “Next” diklik maka akan muncul tampilan
layar selanjutnya seperti pada Gambar 7.4.
Gambar 7.4 menunjukkan bahwa jika operator tidak memilih folder instalasi,
maka yang tercipta adalah folder default (folder yang dibuat oleh sistem) yaitu folder
“C:\Program files\XAMPP”. Jika ingin memilih folder tertentu, maka gunakan tombol
Gambar 7.5. Pembuatan Shortcut pada Start Menu Folder dan Desktop
Tampilan layar pada Gambar 7.5 digunakan untuk pembuatan shortcut di start
menu folder dan desktop. Secara default, shortcut akan dibuat pada folder “Apache
Friends\XAMPP”. Selain itu terdapat pula pilihan apakah akan menginstall Apache,
MySQL, dan Filezilla sebagai service. Jika pilihan ini diberi check list maka program-
program tersebut akan dijalankan ketika pertama kali komputer dinyalakan.
Gambar 7.8 menunjukkan bahwa proses Instalasi XAMPP pada komputer telah
selesai dilakukan dengan sukses. Setelah menekan tombol “Finish” akan muncul
pertanyaan apakah akan menjalankan XAMPP seperti pada Gambar 7.9. Pilih tombol
“Yes” untuk menjalankan program XAMPP sehingga akan muncul tampilan seperti pada
Gambar 7.10. Tekan tombol start pada baris “Apache” dan “MySQL” untuk menjalankan
kedua program tersebut, jika berhasil menjalankan kedua program tersebut maka
tampilan XAMPP akan terlihat seperti pada Gambar 7.11.
File yang digunakan untuk instalasi program entri data EPT adalah “EPT
Setup.exe”. File tersebut bisa disimpan pada CD, Flash Disk atau dalam hardisk sesuai
dengan folder yang dikehendaki seperti terlihat pada Gambar 7.17. Untuk menjalankan
proses instalasi double click (klik dua kali) file “EPT Setup.exe” sehingga akan muncul
tampilan seperti Gambar 7.18.
Gambar 7.17. File yang Digunakan untuk Instalasi Aplikasi Entri Data EPT
Gambar 7.18 adalah tampilan awal instalasi untuk SIM EPT. Untuk melanjutkan
proses digunakan tombol “Next”, membatalkan proses digunakan tombol “Cancel”
sehingga proses instalasi tidak dilakukan. Jika tombol “Next” diklik maka akan muncul
tampilan layar selanjutnya seperti pada Gambar 7.19.
Gambar 7.20 menunjukkan bahwa jika operator tidak memilih folder instalasi,
maka yang tercipta adalah folder default (folder yang dibuat oleh sistem) yaitu folder
“C:\Program files\SIM EPT”. Jika ingin memilih folder tertentu, maka gunakan tombol
“Browse” untuk mengganti folder yang diinginkan, misalnya “C:\work\SIM EPT” yang
artinya hasil instalasi di tempatkan di hardisk media “C” folder “work” subfolder “SIM
EPT”
Tampilan layar pada Gambar 7.21 ini digunakan untuk pembuatan shortcut di
Start Menu Folder. Secara default, shortcut akan dibuat pada folder “SIM EPT”.
Tampilan layar Gambar 7.22 ini digunakan untuk pembuatan shortcut di desktop
dan quick launch. Hilangkan tanda check list jika tidak ingin membuat shortcut.
Tampilan layar Gambar 7.23 ini menyatakan bahwa installer program EPT sudah
siap untuk menginstal aplikasi pada komputer.
Gambar 7.24 menunjukkan bahwa proses Instalasi pada komputer telah selesai
dilakukan dengan sukses. Setelah proses instalasi selesai dapat langsung menjalankan
aplikasi dengan memberikan check list pada keterangan “Launch SIM EPT”.
Pada saat pertama kali menjalankan program SIM EPT akan muncul tampilan
seperti pada Gambar 7.25. Sebelum kita menggunakan program SIM EPT tersebut
terlebih dahulu kita harus mengatur IP address MySQL Server. Pengaturan ini hanya
dilakukan pada saat pertama kali menjalankan program atau jika terjadi perubahan
pada IP address komputer server. Jika terjadi perubahan IP address MySQL Server,
pengaturan dapat dilakukan melalui sub menu ”Server” yang berada pada menu
”Setting”.
Pengguna dapat melakukan proses login melalui sub menu ”Login” yang berada
pada menu ”File”. Setelah itu akan muncul dialog login seperti pada Gambar 7.29. Jika
pengguna login sebagai administrator maka akan muncul beberapa menu yaitu ”File”,
”Data”, dan ”Setting” seperti pada Gambar 7.30, sedangkan jika user login sebagai
operator maka hanya akan muncul menu ”File” dan ”Data”. Jika telah selesai
menggunakan program EPT pengguna dapat melakukan proses logout melalui sub
menu ”Logout” yang terdapat pada menu ”File”.
Proses input data EPT dilakukan melalui submenu “Input Data” yang berada
pada menu “Data” seperti terlihat pada Gambar 7.31. Bagi operator pada menu “Data”
hanya terdapat submenu “Input Data” dan “Cari Data” sedangkan bagi administrator
selain submenu-submenu tersebut juga terdapat submenu ”Ekspor Data”, ”Impor Data”,
”Rekap”, dan ”Tabulasi”.
Isikan identitas dari sampel EPT pada Blok I. Jika pengguna mengalami
kesulitan dalam mencari identitas sampel atau jika sampel tidak ditemukan pada
database maka secara otomatis program akan menampilkan submenu “Cari Data”
untuk memudahkan proses pencarian sampel seperti terlihat pada Gambar 7.33. Jika
pengguna sudah menemukan identitas yang sesuai, double click pada baris sampel
tersebut, secara otomatis identitas dari sampel tersebut akan terisi pada Blok I.
Isikan jumlah ternak pada saat pencacahan, mutasi ternak selama setahun yang
lalu, dan jumlah stok awal pada baris ternak yang bersesuaian. Pada baris ternak yang
tidak ada isian wajib mengisikan angka 0 (nol) pada kotak isian yang tersedia seperti
yang terlihat pada Gambar 7.35.
Apabila pengguna akan mengupdate data, isikan identitas dari sampel terpilih
pada form input data Blok I. Isian jumlah ternak akan otomatis terisi jika identitas
sampel yang akan diupdate ditemukan di database. Setelah selesai memperbaiki isian
jumlah ternak tekan tombol “Update” atau tekan tombol “Batal” jika akan membatalkan
update data seperti yang terlihat pada Gambar 7.36.
7.4.2.11 Tabulasi
Sebelum raw data dikirim ke BPS RI, beberapa hal yang perlu diperhatikan di
pusat pengolahan adalah:
7.4.4 Validasi
Validasi data adalah suatu tindakan yang membuktikan suatu proses atau
metode dapat memberikan hasil yang konsisten sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan dan terdokumentasi dengan baik. Dalam proses validasi ini dilakukan
cleaning data dari data ekstrim dengan teknik statistik termasuk di dalamnya adalah
menyelaraskan data antar variabel sehingga dapat dibuktikan bahwa proses
pengumpulan dan pengolahan data EPT telah memberikan hasil yang konsisten.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan validasi data EPT:
3. Periksa kembali parameter mutasi yang memiliki standar error atau selang
kepercayaan yang cukup besar.
7.5 PENYAJIAN
Hasil pengumpulan data EPT akan disajikan dalam bentuk buku (publikasi)
Parameter Mutasi Ternak dan akan di-release pada website http://www.bps.go.id.
Tabel-tabel yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
3. Standar Error dan RSE Parameter Mutasi Ternak terhadap Stok Awal
Menurut Provinsi.
Agar data yang dihasilkan berkualitas maka semua petugas wajib menaati jadwal
dan proses bisnis yang telah ditetapkan dengan berpegang pada sikap profesional,
integritas, dan amanah. Bagi petugas pembuat rencana, buatlah rencana dengan
efektif, efisian, dan ekonomis. Bagi pengumpul data, kumpulkanlah data sesuai konsep,
definisi, dan tata cara yang ditentukan. Bagi petugas pemeriksa, periksalah dokumen
sesuai kaidah/ketentuan yang telah digariskan. Bagi petugas entry data, rekamlah data
dengan benar dan teliti. Bagi petugas validasi, periksa kewajaran data yang disajikan.
Bagi petugas penyaji, sajikanlah data apa adanya.
Buku ini menyajikan pedoman bagi semua pihak dalam menyediakan data,
khususnya data peternakan, dengan akurat. Namun demikian, jika ada hal-hal yang
tidak/kurang jelas pada pedoman ini maka dapat didiskusikan dengan penanggung
jawab penyedia data peternakan, yaitu Subdirektorat Statistik Peternakan BPS RI.