Bab Iii
Bab Iii
METODOLOGI PENELITIAN
1. Populasi
2. Sampel
19
3. Besar Sampel
N
n=
N ( d ) 2+1
dimana : n = sampel
N = populasi
N
n=
N ( d ) 2+1
150
n=
150 ( 0,01 ) 2+1
150
n=
5
n = 32
= 30 responden
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Independen
2. Variabel Dependen
20
Variabel dependen (variabel terikat / dipengaruhi) dalam penelitian ini
adalah status gizi pada remaja
21
sederhana, sikap
adalah respon
terhadap stimuli
sosial yang telah
terkondisikan.
(dalam Azwar,
2007)
3 Gaya gaya hidup Kuesioner Skor : Rasio
hidup masyarakat akan 1= Tidak
berbeda dengan 2= Ya
masyarakat yang
lainnya, bahkan
dari masa ke masa
gaya hidup suatu
individu dan
kelompok
masyarakat
tertentu akan
bergerak dinamis.
Namun demikian,
gaya hidup tidak
cepat berubah,
sehingga pada
kurun waktu
tertentu gaya hidup
relatif permanen
Menurut Sutisna
(2008)
F. Instrumen Penelitian
1. Kalkulator
22
3. Aplikasi SPSS
4. Timbangan Digital
6. Alat Tulis
n . ∑ XY - (∑ X ).( ∑ Y )
r= √ n . ∑ X 2 - ( ∑ X )2 . √ n .∑ Y 2 - ( ∑ Y )2
Dimana:
r = Koefisien Korelasi
n = Jumlah sampel
X = Skor tiap butir
Y = Skor Total
b) Uji Reliabilitas
23
Uji reliabilitas digunakan untuk menguji sejauh mana instrument
tersebut dapat diberikan hasil yang relatif sama bisa dilakukan
pengukuran kembali terhadap subyek yang sama. Suatu instrumen yang
mempunyai reliabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa instrumen
tersebut mantab. Suatu alat ukur yang mantab tidak berubah-rubah
pengukurannya, artinya meskipun alat itu digunakan berkali-kali akan
memberikan hasil yang hampir serupa.
Dalam penelitian ini, reliabilitas diukur dengan metode konsistensi
internal dengan teknik Reliabilitas Alpha, (Arikunto 2006:192). Dengan
rumus sebagai berikut:
k ∑ s 2j
α =
[ ] [
k-1 1−
s 2x ]
Dimana :
k = Banyaknya belahan tes
sj2 = Varian belahan j; j= 1,2,…..k
2
sx = Varians skor tes
Adapun kriteria pengujiannya adalah apabila nilai reliabilitas
instrumen diatas 0,6 atau 60%, berarti terdapat data yang reliabel pada
tingkat kepercayaan 95%. Sebaliknya jika nilai reliabilitas kurang dari 0,6
atau 60% berarti tidak terdapat data yang reliabel pada tingkat
kepercayaan 95%.
2. Data karakteristik individu ditinjau dari usia,jenis kelamin, status gizi,
sikap, dan gaya hidup.
3. Dalam penelitian ini untuk mengetahui data karakteristik untuk status gizi,
diperoleh dari data antropometri , lalu untuk sikap dan status gizi
diperoleh dari kuisioner.
4. Pengambilan data antopometri dilakukan dengan cara mengukur tinggi
badan dan berat badan siswa-siswi secara langsung di dalam ruang
kelas.
24
Data status gizi didapatkan dari hasil antropometri yang kemudian
diolah menjadi IMT. data tersebut diolah dan disajikan dalam bentuk tabel
dan dianalisis secara deskriptif. Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat
dihitung dengan rumus berikut, :
Berat Badan (Kg)
IMT = -------------------------------------------------------
Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m)
Dan dikategorikan sebagai berikut :
Kategori IMT
Kurus (gizi Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0
Kekurangan berat badan tingkat 17,0 – 18,4
kurang)
ringan
Normal (gizi 18,5 – 25,0
baik)
Gemuk (gizi Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 – 27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0
lebih)
skorjawaban
Total skor sikap = x 100%
skor max
Data diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis secara
deskriptif.
25
d) Data Karakteristik Pengukuran Gaya Hidup
a. Data pengukuran Gaya Hidup dilihat dari angket gaya hidup yang
sudah diklasifikasikan berdasarkan variabel-variabel AIO yaitu
aktifitas (Activities), minat (interest) dan opini (Opinien).
Selanjutnya Setiap pertanyaan diberi skor Ya = 2 , Tidak = 1. Lalu
dilakukan perhitungan untuk mengetahui total skor setiap subyek,
dihitung dengan cara :
skorjawaban
Total skor gaya hidup = x 100%
skor max
Data diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis secara
deskriptif.
e) Analisis Hubungan
1. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan tingkat
pengetahuan dan gaya hidup terhadap obesitas pada remaja. Untuk
mengetahui kuat lemahnya antara 2 variabel dengan menggunakan
korelasi Spearman Rank. Menurut Sugiyono (2004:305), korelasi
Spearman Rank digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji
signifikasi hipotesis asosiatif bila masing-masing variabel yang
dihubungkan berbentuk ordinal, dan sumber data antar variabel tidak
harus sama. Pada analisis korelasi Spearman Rank, setiap data yang
diperoleh, baik variabel X dan Variabel Y di ranking masing-masing
berdasarkan skor masing-masing dari yang terbesar hingga yang terkecil,
yaitu 1,2,3, …n. pengujian hipotesis mempergunakan tes uji korelasi
Spearman Rank (r), proses perhitungan dengan menggunakan program
SPSS.
26
Untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen, digunakan nilai P-value. Bila P-value <0,05
maka uji statistik dikatakan bermakna atau kuat hubungan antar variabel.
Namun jika nilai P-value >0,05 maka hasil uji statistik dikatakan kuat
hubungan antar variabel rendah atau tidak bermakna.
27