KOMUNIKASI EFEKTIF
Dosen pengempu: Efendi Sianturi,SKM,M.Kes
Disusun Oleh :
LINK: https://www.belitungtimurkab.go.id/?p=5829
Manggar, Humas Beltim – Kepala Dinas Kesehatan Belitung Timur (Beltim), Wirahadi Kusuma
menyatakan secara umum pelayanan bidan desa di lingkungannya sudah baik. Namun, kata dia,
tak bisa dipungkiri ada satu atau dua bidan yang tak berada di tempat ketika dibutuhkan dan
dikeluhkan warga. Menurut Wira, keluhan muncul karena kurang adanya komunikasi antara
bidan dan masyarakat setempat.
“Perlu disadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Ada ketika, bidan itu ada kebutuhan
keluarga, ada yang sakit atau sebagainya, saya akui itu ada. Kebetulan saat itu tidak ada di
tempat dan membutuhkan pelayanan, ini masalah komunikasi (dengan masyarakat),” kata Wira,
Selasa (27/9) kemarin.
Dia menyontohkan, persoalan tersebut bisa diatasi dengan cara bidan dapat meninggalkan kontak
person yang dapat dihubungi jika kebetulan tidak berada di tempat. Saat ini, kata Wira, ada
sekitar 42 bidan desa. Mereka terdiri dari PTT dan PNS.
“Itu masalah komunikasi. Persentase (keluhan) ini tidak terlalu signifikan kami lihat. Memang
ada. Persentasenya tidak sampai 50 persen ke atas. Saya bukan membela, kenyataannya seperti
itu. Kalau memang banyak ditemukan bidan seperti itu, ya mungkin perlu ada pembinaan,” beber
Wira
Senada dengan Wira, Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Beltim, Linda juga tak
memungkiri masih adanya keluhan terkait kinerja bidan di desa-desa di Belitung Timur.
Menurutnya, hal itu terjadi karena adanya miskomunikasi antara bidan dengan masyarakat desa.
Padahal menurut dia, komunikasi bidan desa dengan masyarakat adalah hal yang penting.
“Bidan juga manusia. Terkadang mereka ada keperluan di luar (tempat bertugas), mungkin tidak
memberitahu kepada masyarakat.
Itu mungkin miskomunikasi saja,” kata Linda Jumat (23/9) lalu.
Sebagai wadah profesi bidan di Kabupaten Beltim, Linda mengatakan hal ini akan menjadi
perhatian pihaknya. IBI Beltim, kata Linda, menginginkan bidan dapat bekerja sebaik-baiknya
dalam melayani masyarakat. Salah satu caranya adalah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan
Beltim sebagai instansi yang berwenang dalam menempatkan bidan-bidan desa.
“Kalau mau dituntut 24 jam, ya namanya juga manusia, kadang berbagai keperluan. Apalagi
terkait pelayanan ibu hamil, itu tidak menentu, kadang siang, kadang malam, warga perlu.
Mungkin saat bidan tidak ditempat, warga membutuhkan, tapi tidak ada komunikasi sebelumnya.
Itu kadang-kadang terjadi,” beber Linda.
Penulis: Fauzi Akbar
Penyelesaian Kasus(KONSELING) :
1.Kepala dinas kesehatan harus melakukan komunikasi dengan bidan yang terkait untuk
membicarakan segala permasalahan yang ada dan sudah terjadi guna mempertegas lagi peran dan
tanggung jawab masing-masing individu sesuai dengan prosedur struktur organisasi.
Contoh : ada sekitar 42 bidan desa. Mereka terdiri dari PTT dan PNS.
“Itu masalah komunikasi. Persentase (keluhan) ini tidak terlalu signifikan ,Memang ada tetapi
Persentasenya tidak sampai 50 persen ke atas. Jadi Kalau memang banyak ditemukan bidan
seperti itu, ya mungkin perlu ada pembinaan lebih lanjut.
2.Memperbaiki dan meningkatkan nilai-nilai yang dipegang oleh seluruh individu dalam
kebidanan. Hal ini bertujuan agar individu dalam organisasi memiliki sikap saling menghormati
dan bertanggungjawab.
Contoh pada petikan kalimat : “Sebagai wadah profesi bidan di Kabupaten Beltim, Linda
mengatakan hal ini akan menjadi perhatian pihaknya. IBI Beltim, kata Linda, menginginkan
bidan dapat bekerja sebaik-baiknya dalam melayani masyarakat. Salah satu caranya adalah
berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Beltim sebagai instansi yang berwenang dalam
menempatkan bidan-bidan desa.
3.melakukan pendekatan kepada pasien guna untuk menjalin rasa kekeluargaan dan agar
meminimalisirkan miskomunikasi
Contoh pada kalimat:
Wirahadi Kusuma menyatakan secara umum pelayanan bidan desa di lingkungannya sudah baik.
“Perlu disadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Ada ketika, bidan itu ada kebutuhan
keluarga, ada yang sakit atau sebagainya, saya akui itu ada. Kebetulan saat itu tidak ada di
tempat dan membutuhkan pelayanan, ini masalah komunikasi (dengan masyarakat),” kata Wira,
Selasa (27/9) kemarin.
Dia menyontohkan, persoalan tersebut bisa diatasi dengan cara bidan dapat meninggalkan kontak
person yang dapat dihubungi jika kebetulan tidak berada di tempat.