2/N/X-2021
Lampiran : 3 Bandel
Perihal : Undangan Perlombaan
Kepada Yth.
Kepala Sekolah TK Negeri dan Swasta
Di Tempat
Dengan hormat,
Kami selaku panitia Peringatan Hari Guru SD Fransiskus 2 Bandar Lampung
memberitahukan bahwa dalam rangka memperingati Hari Guru 25 November 2021 akan
mengadakan kegiatan perlombaan dengan tema "My Teacher is My Hero " secara daring
antara lain: Solo Song dengan lagu (Wahai Guru, Jasamu Guru, Terimakasih Guruku,
Guruku Tersayang), Fashion Show, Gerak dan Tari, dan Story Telling yang akan
dilaksanakan pada:
KEGIATAN WAKTU/TANGGAL
Maka dari itu kami mengharapkan partisipasi Bapak/Ibu untuk dapat mengutus perwakilan
sekolah pada kegiatan tersebut. Demikian pemberitahuan kami, atas perhatian dan kerja
samanya, kami ucapkan terima kasih.
Bandar Lampung, 25 Oktober 2021
Mengetahui,
Kepala Sekolah Koordinator Kegiatan
Kemajuan dunia tidak terlepas dari orang-orang hebat. Salah satunya adalah
Guru. Guru telah banyak memberikan jasa dalam hal kemajuan dan pembangunan
terutama dalam hal pendidikan. Pada tanggal 25 November dijadikan sebagai
peringatan untuk menghormati jasa guru yang disebut dengan Hari Guru.
Oleh karena itu, dalam rangka memperingati Hari Guru, Sekolah Dasar
Fransiskus 2 Bandar Lampung mengadakan kegiatan perlombaan dengan tema “My
Teacher is My Hero” seluruh TK di Lampung/Luar Lampung sebagai ajang
mengembangkan bakat siswa dengan mengundang TK Negeri maupun Swasta untuk
dapat mengikuti kegiatan perlombaan yang diadakan. Di tengah masa pandemi ini,
kegiatan perlombaan yang diselenggarakan secara daring (online), diantaranya: Solo
Song, Fashion Show, Gerak dan Tari, dan Story Telling. Adapun koordinator
kegiatan tersebut adalah CH. Dawi Hastuti Bone, S.Pd didukung oleh segenap panitia
Hari Guru 2021. Untuk kegiatan Hari Guru 2021 peserta lomba tidak dipungut
biaya pendaftaran. Apresiasi atas keberhasilan peserta lomba diberikan dalam
bentuk Piala, Sertifikat dan Potongan Biaya UPP (Juara 1,2,3). Bagi peserta yang
memiliki sertifikat lomba ini bebas uang pendaftaran masuk SD Fransiskus 2 tahun
ajaran 2022/2023. Melalui proposal kegiatan ini, besar harapan kami agar siswa-siswi
sekolah Bapak/Ibu dapat berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
A. Tema Kegiatan
Tema untuk kegiatan Hari Guru 2021 adalah “My Teacher is My Hero”.
B. Tujuan Kegiatan
Beberapa tujuan dari terselenggaranya acara ini yaitu:
1. Memperkenalkan SD Fransiskus 2 Bandar Lampung kepada berbagai Sekolah
Taman Kanak-kanak.
2. Ajang mengembangkan bakat siswa.
3. Melatih mental dan kreativitas di kalangan siswa TK.
E. Jadwal Kegiatan
Pendaftaran secara daring
Waktu : Tanggal 1 - 13 November 2021
Contact Person : Koordinator Lomba
1. Fashion Show : Monica Tintiningrum (0896-7290-1358)
Maria Andrea Yunitasari (0815-4085-2846)
2. Gerak dan tari : Sondang Fitriyani (0813-7780-4712)
Ch.Dawi Hastuti Bone (0852-7444-9829)
3. Solo song : Anselma Theda (0812-7149-6500)
Margaretta Endina (0812-7201-8345)
4. Story Telling : Alb. Made Agung (0831-8844-1232)
A.Pudji Handajani (0813-7936-4666)
5. Sekretariat : Viniva Kusuma( 0858-0905-8358)
Th.Yuningrum (0895-6215-35684 )
Via : Link Google Formulir yang disediakan
F. Pelaksanaan
Untuk lomba: Solo Song, Fashion Show, Gerak dan Tari, dan Story Telling Sint
Franciscus off Asisi dibuat dalam bentuk video yang diupload di Google Form
Lomba Hari Guru 2021 “My Teacher is My Hero ”.
G. Ketentuan Lomba
1. Lomba Solo Song
a. Peserta
Anak TK usia 4 – 6,5 tahun.
Setiap peserta hanya boleh mengikuti satu kategori perlombaan.
Peserta berasal dari sekolah TK/RA.
b. Persyaratan
Mengisi formulir pendaftaran yang disediakan via Google Formulir.
https://forms.gle/CHXjQYnmVkk9gPR7A
Peserta memilih satu lagu yang disiapkan oleh panitia
1. Lagu: Wahai Guru melalui link youtube:
https://www.youtube.com/watch?v=Wg6BOr7foZg
2. Lagu: Jasamu Guru melalui link youtube:
https://www.youtube.com/watch?v=eSzWUWidOc0
3. Lagu : Terimakasih Guruku melalui link youtube :
https://www.youtube.com/watch?v=snf6m13ODFk
4. Lagu : Guruku Tersayang melalui link youtube :
https://www.youtube.com/watch?v=tyK5zDlN7kE
Tidak diperkenankan mengubah/melakukan aransemen lagu.
Menggunakan musik yang telah disediakan oleh panitia.
Video asli dan suara asli (suara tidak boleh diedit).
Tidak diperkenankan lipsync.
c. Teknis Pelaksanaan
Peserta menyanyi sesuai lagu yang telah dipilih.
Peserta dapat mentranspose sendiri (menaik/menurunkan nada sesuai
kemampuan peserta).
Mengirimkan video Solo Song pada panitia paling lambat 13 November
2021
Video akan diupload di youtube sekolah tanggal 15 November 2021
Mengirimkan video Solo Song kepada panitia yang diberi keterangan
nama dan judul lagu.
Tidak diperkenankan menggunakan background green screen
Video dibuat dengan posisi landscape (horizontal).
d. Kriteria Penilaian
Percaya Diri
Vokal
Ketepatan Nada
Ekspresi
Penampilan
Penguasaan lagu
e. Lagu pilihan
Wahai Guru
Jasamu Guru
Terimakasih Guruku
Guruku Tersayang
f. Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat.
g. Materi video yang dikumpulkan akan menjadi hak milik panitia.
2. Fashion Show
Tema : Profesi (Guru, Dokter, Polisi, Petani dan lain-lain)
a. Peserta
Anak TK usia 4 – 6,5 tahun
Setiap peserta hanya boleh mengikuti satu kategori perlombaan.
Peserta berasal dari sekolah TK/RA.
b. Persyaratan
Mengisi formulir pendaftaran yang disediakan via Google Formulir.
https://forms.gle/UroThZEX6P2VPrav5
c. Teknis pelaksanaan
Musik pengiring Fashion Show: West Coacht Ch@ntrallee (musik dari
panitia). https://www.youtube.com/watch?v=t-UgxuVbzUw
Durasi maksimal 1-2 menit.
Mengirimkan video pada panitia paling lambat 13 November 2021
Mengirimkan video Fashion Show pada panitia yang diberi keterangan
nama dan asal sekolah
Tidak diperkenankan menggunakan background green screen
Video dibuat dengan posisi landscape (horizontal).
d. Kriteria Penilaian
Percaya Diri
Teknik gaya (keserasian dengan musik dan ekspresi)
Busana (keserasian dengan tema lomba)
e. Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat.
f. Materi video yang dikumpulkan akan menjadi hak milik panitia.
3. Story Telling
a. Peserta
Anak TK usia 4 – 6,5 tahun.
Setiap peserta hanya boleh mengikuti satu kategori perlombaan.
Peserta berasal dari sekolah TK/RA.
b. Persyaratan
Mengisi formulir pendaftaran yang disediakan via Google Formulir.
https://forms.gle/9p9aNjJmfJ9g4D568
c. Cerita :
1) Teks Cerita Fransiskus Asisi disediakan panitia
a) Santo Fransiskus Asisi Berbicara dengan Burung
b) Santo Fransiskus Asisi Menjinakkan Binatang Buas
c) Santo Fransiskus Asisi Bertemu dengan Sultan Malik Al-Kamil
I. Peraturan Lomba
1. Peserta Lomba Anak TK usia 4-6,5 tahun
2. Peserta berasal dari TK Dan RA
3. Peserta mengikuti lomba secara perorangan
4. Satu anak mengikuti 1 kategori perlombaan
J. Hadiah Perlombaan (Fashion Show, Gerak dan Tari, Solo song, Story Telling )
Mengetahui
Kepala SD Fransiskus 2 Bandarlampung
PELAKSANAAN LOMBA
Santo pelindung hewan, Santo Fransiskus dari Asisi, membangun ikatan cinta dengan semua
jenis makhluk di kerajaan hewan. Namun, Santo Fransiskus memiliki hubungan khusus
dengan burung, yang sering mengikutinya berkeliling dan beristirahat di pundak, lengan, atau
tangannya saat dia berdoa atau berjalan di luar. Burung sering melambangkan kebebasan dan
pertumbuhan rohani, sehingga beberapa orang percaya berpikir bahwa mukjizat burung-
burung yang mendengarkan dengan saksama pesan Fransiskus dikirimkan oleh Tuhan untuk
mendorong Fransiskus dan sesama bhikkhu untuk melanjutkan pekerjaan mereka
mengkhotbahkan pesan Injil Yesus Kristus, yang berfokus pada bagaimana orang bisa
menjadi bebas secara rohani dan tumbuh lebih dekat dengan Tuhan. Inilah kisah khotbah
burung terkenal yang Fransiskus beritakan pada suatu hari:
Ketika Fransiskus dan beberapa sahabat sedang mengadakan perjalanan melalui Lembah
Spoleto di Italia, Francis memperhatikan bahwa sekelompok besar burung berkumpul di
beberapa pohon di samping ladang. Fransiskus memperhatikan bahwa burung-burung
mengawasinya seolah mengharapkan sesuatu. Terinspirasi oleh Roh Kudus, dia memutuskan
untuk mengkhotbahkan sebuah khotbah tentang kasih Allah bagi mereka.
Francis berjalan ke sebuah tempat di samping pepohonan dan memulai khotbah dadakan,
melaporkan para biarawan yang bepergian bersama Francis dan menuliskan apa yang
dikatakan Francis. Laporan mereka kemudian diterbitkan dalam buku kuno The Little
Flowers of St. Francis .
"Kakak-kakak kecilku yang manis, burung-burung di langit," kata Francis, "kau terikat ke
surga, kepada Tuhan, Penciptamu. Di setiap ketukan sayapmu dan setiap nada dari lagumu,
pujilah dia. Dia telah memberimu yang terbesar. hadiah, kebebasan udara.Anda tidak
menabur, atau menuai, namun Tuhan menyediakan bagi Anda makanan, sungai, dan danau
yang paling lezat untuk memuaskan dahaga, gunung, dan lembah untuk rumah Anda, pohon-
pohon tinggi untuk membangun sarang Anda, dan pakaian yang paling indah: perubahan
bulu dengan setiap musim. Anda dan jenis Anda dilestarikan dalam Bahtera Nuh. Jelas,
Pencipta kita sangat mencintaimu, karena ia memberi Anda begitu banyak karunia. Jadi
tolong berhati-hatilah, saudara perempuan kecilku, dari dosa tidak tahu berterima kasih, dan
selalu menyanyikan pujian untuk Tuhan. "
Para biarawan yang mencatat khotbah Fransiskus kepada burung-burung menulis bahwa
burung-burung mendengarkan dengan saksama segala sesuatu yang dikatakan Francis:
"Sementara Francis mengatakan kata-kata ini, semua burung itu mulai membuka paruh
mereka, dan meregangkan leher mereka, dan melebarkan sayap mereka, dan menekuk kepala
mereka dengan hormat ke bumi, dan dengan tindakan dan lagu, mereka menunjukkan bahwa
ayah suci Francis memberi mereka kesenangan yang luar biasa. "
"Bertanya-tanya tentang begitu banyak burung dan keindahan mereka dan perhatian serta
kelihaian mereka, dan ia dengan penuh kerohaan bersyukur kepada Tuhan untuk mereka."
Dekat sebuah kota kecil dalam pegunungan adalah seekor serigala, amat besar, kuat lagi
bagus. Sekalian orang takut akan serigala itu Binatang itu merampas peliharaan penduduk.
Ya, serigala itu berani menyerang manusia juga. Tidak ada yang berani berjalan seorang diri.
Sudah kerap kali para pemburu mencoba menembak serigala itu. Sia-sia belaka! Makin lama
makin ganas serigala itu! Siang hari serigala itu berani menyerang rumah dan melarikan
seekor kambing atau seorang anak kecil.
Karena putus asa, penduduk kota itu meminta tolong kepada santo Fransiskus.
Fransiskus berangkat, menuju ke hutan. Baru saja melalui rumah yang terakhir di tepi
kota, ... tiba-tiba serigala yang jahat datang melompat-lompat, mendekati Fransiskus. Semua
yang ikut dengan Fransiskus, lari cerai berai ketakutan.
Tetapi Fransiskus berseru, “Mari sini, serigala! Atas Nama Yesus Kristus aku melarangmu
menyakiti aku atau orang-orang yang lari itu!”
Lihatlah, heran sekali! Serigala jahat, yang tadinya sudah membuka mulutnya, menjadi sabar
lagi lemah, seperti seekor anak kambing saja. Sambil mengibas-ngibaskan ekornya, binatang
buas itu maju setapak demi setapak. Tepat di hadapan kaki Santo Fransiskus, ia berbaring di
tanah.
“Kesalahanmu sangat banyak. Kau tidak diizinkan Tuhan, membunuh orang dewasa dan
memakan anak kecil. Selayaknya kau juga harus dibunuh sekarang. Semua orang benci
kepadamu, serigala jahat. Tetapi aku tahu, kau berbuat begitu karena lapar. Jika kau berjanji
tak akan berbuat jahat lagi, aku akan mengampunimu. Ingatlah, Tuhan tidak
mengizinkanmu!”
“Tetapi kau harus berjanji juga, serigala! Kau tidak boleh lagi mencuri kambing. Kalau kau
lapar, pergilah berjalan, dari rumah yang satu ke rumah yang lain. Penduduk kota mau
memberi makanan. Kau mau berdamai dengan manusia, serigala?”
Serigala itu menggesek-gesekkan kepalanya ke kaki Fransiskus seperti anjing yang setia.
“Baiklah! Sekarang mana kakimu. Tanda kau berjanji, letakkan kakimu, dalam tanganku.”
Sekarang penduduk kota itu, yang telah datang menonton, menyaksikan perjanjian aneh itu.
Serigala yang amat ganas itu, meletakkan kaki mukanya ke dalam tangan Fransiskus.
Masih 2 tahun lamanya Gobio hidup. Tiap-tiap hari ia berjalan dari pintu yang satu ke pintu
yang lain, untuk meminta makanannya. Ia tidak lagi menyakiti binatang atau manusia. Dan
anak-anak berani bermain dengan Gobio, serigala jinak.
Ketika Gobio mati, ia ditangisi orang, yang sudah biasa menyayangi bintang itu.
Masih banyak sekali ceritera-ceritera tentang Santo Fransiskus Pesuruh Raja Besar.
Sebaiknya kalian mencari dan membaca kitab yang lebih tebal tentang Santo Fransiskus.
Santo Fransiskus dengan berani mendekati Sultan Mesir demi mengupayakan perdamaian,
seka lipun nyawanya menjadi taruhan.
Di tengah Perang Salib, Sultan Mesir Malek al-Kamil, keponakan Saladin, menyatakan
bahwa siapa pun yang menyerahkan padanya kepala orang Kristen akan diberi imbalan
sepotong emas Bizantium. Pada Agustus 1219, pasukannya berhasil mempertahankan
Benteng Damietta dan menewaskan sekitar 5.000 tentara salib.
Lalu, datanglah Santo Fransiskus dari Asisi. Awalnya, ia memohon kepada Kardinal
Pelagius, komandan pasukan Kristen, untuk menghentikan pertempuran ini. Namun, Pelagius
menolak. Fransiskus pun mengajak Bruder Illuminatus menemaninya melintasi garis
pertempuran dengan berani tanpa senjata. Tentara Sultan menangkap Fransiskus dan
Illuminatus, memukul mereka hingga babak belur lalu menyeret keduanya ke hadapan
Sultan.
Fransiskus menyapa Sultan dengan salam, “Semoga Tuhan memberimu kedamaian.” Ini
mirip dengan salam tradisional Muslim “assalam o alaikum” atau ‘salam bagimu’. Salam
yang sontak mengejutkan Sultan, yang langsung terpesona oleh kekudusan Fransiskus.
Fransiskus pun melanjutkan dengan sebuah renungan dari Injil.
Sultan dapat melihat kasih yang mengalir dari Fransiskus. Ia kagum akan keberaniannya.
Mereka berbicara bersama tentang kehidupan spiritual, dan merefleksikan tradisi masing-
masing.
Fransiskus dan Illuminatus kemudian tinggal di kamp Muslim selama beberapa hari.
Sebelum mereka pergi, Sultan memberi banyak hadiah berharga. Namun, karena spiritualitas
kesederhanaannya, Fransiskus menolak semuanya, kecuali satu hadiah istimewa: tanduk
gading. Tanduk gading itu biasa digunakan oleh muazin untuk menandakan azan.
Sekembalinya ke Italia, Fransiskus menggunakan tanduk gading untuk memanggil umatnya
berdoa atau saat ia ingin berkhotbah. Tanduk gading itu kini dipajang di Asisi.
Fransiskus juga membagikan rasa hormatnya yang baru dan mendalam terhadap saudara-
saudari Muslimnya, menghancurkan lingkaran permusuhan dan kesalahpahaman yang
memicu Perang Salib. Fransiskus terutama dikejutkan oleh Muslim yang berdoa lima kali
sehari dan bersujud untuk menyembah Allah. Surat-suratnya mendesak orang-orang Kristen
untuk mengadopsi praktik serupa: menjadikan doa sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari,
untuk mengingat Allah dalam segala hal.
Pertemuan ini juga mengubah Sultan. Ia meminta prajuritnya untuk mengawal Fransiskus,
saat ia harus melalui negara-negara Muslim. Sejak saat itu, Sultan memperlakukan tahanan
perang Kristen dengan kebaikan dan kemurahan hati.
Fransiskus dan Sultan tidak ada yang berpindah keyakinan. Tetapi, mereka bertemu sebagai
manusia ciptaan Allah. Tak lama setelah itu, ada beberapa ikonografi dari Timur yang
menunjukkan kedua pria ini. Salah satu penasihat spiritual Sultan, mempunyai tulisan di
nisannya bahwa yang mengubah hidupnya adalah pertemuan antara seorang biarawan
Kristiani dengan Sultan.
Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara adalah tokoh pahlawan nasional yang lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889
yang meninggal di Yogyakarta, 26 April 1959 pada umur 69 tahun. Sebelum tahun 1922
namanya adalah Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (EYD: Suwardi Suryaningrat).
Ki Hajar Dewantara atau biasa disingkat sebagai "Soewardi" atau "KHD" adalah aktivis
pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum
pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda. Ia adalah pendiri Perguruan Taman
Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata
untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang
Belanda.
Ia dikukuhkan sebagai pahlawan nasional yang ke-2 oleh Presiden RI, Soekarno, pada 28
November 1959 (Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 305 Tahun 1959, tanggal
28 November 1959).
Aktivitas pergerakan
Selain ulet sebagai seorang wartawan muda, ia juga aktif dalam organisasi sosial dan politik.
Sejak berdirinya Boedi Oetomo (BO) tahun 1908, ia aktif di s3ksi propaganda untuk
menyosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia (terutama Jawa) pada
waktu itu mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara.
Kongres pertama BO di Yogyakarta juga diorganisasi olehnya.
Soewardi muda juga menjadi anggota organisasi Insulinde, suatu organisasi multietnik yang
didominasi kaum Indo yang memperjuangkan pemerintahan sendiri di Hindia Belanda, atas
pengaruh Ernest Douwes Dekker (DD). Ketika kemudian DD mendirikan Indische Partij,
Soewardi diajaknya pula.
Sewaktu pemerintah Hindia Belanda berniat mengumpulkan sumbangan dari warga,
termasuk pribumi, untuk perayaan kemerdekaan Belanda dari Perancis pada tahun 1913,
timbul reaksi kritis dari kalangan nasionalis, termasuk Soewardi. Ia kemudian menulis "Een
voor Allen maar Ook Allen voor Een" atau "Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu
Juga". Namun kolom KHD yang paling terkenal adalah "Seandainya Aku Seorang Belanda"
(judul asli: "Als ik een Nederlander was"), dimuat dalam surat kabar De Expres pimpinan
DD, 13 Juli 1913. Isi artikel ini terasa pedas sekali di kalangan pejabat Hindia Belanda.
Kutipan tulisan tersebut antara lain sebagai berikut.
Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak akan menyelenggarakan pesta-pesta kemerdekaan
di negeri yang telah kita rampas sendiri kemerdekaannya. Sejajar dengan jalan pikiran itu,
bukan saja tidak adil, tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh si inlander memberikan
sumbangan untuk dana perayaan itu. Ide untuk menyelenggaraan perayaan itu saja sudah
menghina mereka, dan sekarang kita keruk pula kantongnya. Ayo teruskan saja penghinaan
lahir dan batin itu! Kalau aku seorang Belanda, hal yang terutama menyinggung perasaanku
dan kawan-kawan sebangsaku ialah kenyataan bahwa inlander diharuskan ikut mengongkosi
suatu kegiatan yang tidak ada kepentingan sedikit pun baginya.
Beberapa pejabat Belanda menyangsikan tulisan ini asli dibuat oleh Soewardi sendiri karena
gaya bahasanya yang berbeda dari tulisan-tulisannya sebelum ini. Kalaupun benar ia yang
menulis, mereka menganggap DD berperan dalam memanas-manasi Soewardi untuk menulis
dengan gaya demikian.
Akibat tulisan ini ia ditangkap atas persetujuan Gubernur Jenderal Idenburg dan akan
diasingkan ke Pulau Bangka (atas permintaan sendiri). Namun demikian kedua rekannya,
DD dan Tjipto Mangoenkoesoemo, memprotes dan akhirnya mereka bertiga diasingkan ke
Belanda (1913). Ketiga tokoh ini dikenal sebagai "Tiga Serangkai". Soewardi kala itu baru
berusia 24 tahun.
Dalam pengasingan
Dalam pengasingan di Belanda, Soewardi aktif dalam organisasi para pelajar asal Indonesia,
Indische Vereeniging (Perhimpunan Hindia).
Di sinilah ia kemudian merintis cita-citanya memajukan kaum pribumi dengan belajar ilmu
pendidikan hingga memperoleh Europeesche Akte, suatu ijazah pendidikan yang bergengsi
yang kelak menjadi pijakan dalam mendirikan lembaga pendidikan yang didirikannya.
Dalam studinya ini Soewardi terpikat pada ide-ide sejumlah tokoh pendidikan Barat, seperti
Froebel dan Montessori, serta pergerakan pendidikan India, Santiniketan, oleh keluarga
Tagore. Pengaruh-pengaruh inilah yang mendasarinya dalam mengembangkan sistem
pendidikannya sendiri.
Taman Siswa
Soewardi kembali ke Indonesia pada bulan September 1919. Segera kemudian ia bergabung
dalam sekolah binaan saudaranya. Pengalaman mengajar ini kemudian digunakannya untuk
mengembangkan konsep mengajar bagi sekolah yang ia dirikan pada tanggal 3 Juli 1922:
Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Tamansiswa. Saat ia
genap berusia 40 tahun menurut hitungan penanggalan Jawa, ia mengganti namanya menjadi
Ki Hadjar Dewantara. Ia tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya.
Hal ini dimaksudkan supaya ia dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun
jiwa.
Semboyan dalam sistem pendidikan yang dipakainya kini sangat dikenal di kalangan
pendidikan Indonesia. Secara utuh, semboyan itu dalam bahasa Jawa berbunyi ing ngarso
sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. ("di depan memberi contoh, di
tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan"). Semboyan ini masih tetap
dipakai dalam dunia pendidikan rakyat Indonesia, terlebih di sekolah-sekolah Perguruan
Tamansiswa.
Dalam kabinet pertama Republik Indonesia, KHD diangkat menjadi Menteri Pengajaran
Indonesia (posnya disebut sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan) yang
pertama. Pada tahun 1957 ia mendapat gelar doktor kehormatan (doctor honoris causa,
Dr.H.C.) dari universitas tertua Indonesia, Universitas Gadjah Mada. Atas jasa-jasanya
dalam merintis pendidikan umum, ia dinyatakan sebagai Bapak Pendidikan Nasional
Indonesia dan hari kelahirannya dijadikan Hari Pendidikan Nasional (Surat Keputusan
Presiden RI no. 305 tahun 1959, tanggal 28 November 1959).
Ia meninggal dunia di Yogyakarta tanggal 26 April 1959 dan dimakamkan di Taman Wijaya
Brata. (sumber: Wikipedia bahasa Indonesia - Ensiklopedia bebas)
Sejak 1902, Dewi Sartika sudah merintis pendidikan bagi kaum perempuan. Di sebuah
ruangan kecil, di belakang rumah ibunya di Bandung, Dewi Sartika mengajar di hadapan
anggota keluarganya yang perempuan. Merenda, memasak, jahit-menjahit, membaca,
menulis dan sebagainya, menjadi materi pelajaran saat itu
Usai berkonsultasi dengan Bupati R.A.A Martanagara pada 16 Januari 1904, Dewi Sartika
membuka Sakola Istri (Sekolah Perempuan) pertama se-Hindia Belanda. Tenaga pengajarnya
tiga orang : Dewi Sartika dibantu dua saudara misannya, Ny. Poerwa dan Nyi. Oewid.
Murid-murid angkatan pertamanya terdiri dari 20 orang, menggunakan ruangan pendopo
kabupaten Bandung. Setahun kemudian, 1905, sekolahnya menambah kelas, sehingga
kemudian pindah ke Jalan Ciguriang, Kebon Cau.
Lokasi baru ini dibeli Dewi Sartika dengan uang tabungan pribadinya, serta bantuan dana
pribadi dari Bupati Bandung. Lulusan pertama keluar pada tahun 1909, bahasa sundabisa
lebih mememenuhi syarat kelengkapan sekolah formal.
Pada tahun-tahun berikutnya di beberapa wilayah Pasundan bermunculan beberapa Sakola
Istri, terutama yang dikelola oleh perempuan-perempuan Sunda yang memiliki cita-cita yang
sama dengan Dewi Sartika. Pada tahun 1912 sudah berdiri sembilan Sakola Istri di kota-kota
kabupaten (setengah dari seluruh kota kabupaten se-Pasundan). Memasuki usia ke-sepuluh,
tahun 1914, nama sekolahnya diganti menjadi Sakola Kautamaan Istri (Sekolah Keutamaan
Perempuan).
Kota-kota kabupaten wilayah Pasundan yang belum memiliki Sakola Kautamaan Istri tinggal
tiga/empat, semangat ini menyeberang ke Bukittinggi, di mana Sakolah Kautamaan Istri
didirikan oleh Encik Rama Saleh. Seluruh wilayah Pasundan lengkap memiliki Sakola
Kautamaan Istri di tiap kota kabupatennya pada tahun 1920, ditambah beberapa yang berdiri
di kota kewedanaan.
Bulan September 1929, Dewi Sartika mengadakan peringatan pendirian sekolahnya yang
telah berumur 25 tahun, yang kemudian berganti nama menjadi "Sakola Raden Déwi". Atas
jasanya dalam bidang ini, Dewi Sartika dianugerahi bintang jasa oleh pemerintah Hindia
Belanda.
Dewi Sartika meninggal 11 September 1947 di Tasikmalaya, dan dimakamkan dengan suatu
upacara pemakaman sederhana di pemakaman Cigagadon-Desa Rahayu Kecamatan Cineam.
Tiga tahun kemudian dimakamkan kembali di kompleks Pemakaman Bupati Bandung di
Jalan Karang Anyar, Kabupaten Bandung.
Sumber: https://daerah.sindonews.com/berita/1160269/29/raden-dewi-sartika-pejuang-
pendidikan-dari-tanah-sunda/20