DOKUMEN
LAPORAN KEUANGAN
BLUD SMK
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Akuntabilitas
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan
kebijakan yang dipercayakan kepada entitas dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan secara periodik.
2. Manajemen
Membantu para pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi
pelaksanaan kegiatan entitas dalam periode pelaporan sehingga
memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas
seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas dana pemerrintah daerah untuk
kepentingan masyarakat.
3. Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada
masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak
untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggung-
jawaban entitas dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan
kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.
4. Keseimbangan Antargenerasi (intergenerational equity)
Membantu para pengguna laporan untuk mengetahui apakah
penerimaan pemerintah daerah pada periode laporan cukup untuk
membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasi
yang akan datang diasumsikan akan ikut menanggung beban
pengeluaran tersebut.
3
1. Menyediakan informasi mengenai apakah penerimaan periode berjalan
cukup untuk membiayai seluruh pengeluaran.
2. Menyediakan informasi mengenai apakah cara memperoleh sumber daya
ekonomi dan alokasinya telah sesuai dengan anggaran yang ditetapkan dan
peraturan perundang-undangan.
3. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang
digunakan dalam kegiatan-kegiatan di SMK Dinas Pendidikan dalam
kerangka Pemerintah Provinsi… serta hasil-hasil yang telah dicapai.
4. Menyediakan informasi mengenai bagaimana SMK Dinas Pendidikan di
Pemerintah Provinsi … mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi
kebutuhan kasnya.
5. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi SMK Dinas
Pendidikan di Pemerintah Provinsi … berkaitan dengan sumber-sumber
penerimaannya.
6. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan SMK Dinas
Pendidikan di Pemerintah Provinsi … , apakah mengalami kenaikan atau
penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode
pelaporan.
7. Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan SMK Dinas
Pendidikan di Pemerintah Provinsi … menyediakan informasi mengenal
pendapatan, belanja, aset, kewajiban dan ekuitas.
4
9. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan.
10. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah.
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman
Pengelolaan Barang Milik Daerah.
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umum Daerah.
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah.
14. Peraturan Daerah … Nomor … Tahun … tentang Pokok-pokok Pengelolaan
Keuangan Daerah.
15. Peraturan Gubernur … Nomor … Tahun … tentang Kebijakan Akuntansi.
16. Peraturan Gubernur … Nomor … Tahun … tentang Sistem Akuntansi.
C. Sistematika
Catatan atas Laporan Keuangan disusun dengan sistematika sebagai
berikut:
Bab I : PENDAHULUAN
A. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
B. Dasar Hukum
C. Sistematika
Bab II : PROFIL SMK …
A. Gambaran Umum SMK …
B. Struktur Organisasi dan Susunan Pengelola SMK …
Bab III : KEBIJAKAN AKUNTANSI
A. Entitas Akuntansi
B. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan
Keuangan
C. Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan
Keuangan
D. Penerapan Kebijakan Akuntansi
Bab IV : PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN
A. Penjelasan Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran
B. Penjelasan Pos-pos Neraca
C. Penjelasan Pos-pos Laporan Operasional
D. Penjelasan Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas
Bab V : PENUTUP
Kesimpulan
5
6
BAB II
PROFIL SMK ..........
7
SMK…. untuk mencapai keberhasilan Revitalisasi SMK tersebut telah
menyiapkan berbagai program dan strategi implementasinya, dengan
menyiapkan berbagai perangkat yang dapat menjadi acuan dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi keberhasilan kinerja sekolah. salah
satunya adalah penyiapan perangkat administrasi BLUD SMK…..,
khususnya dokumen Laporan Keuangan BLUD SMK.
2. Sejarah SMK
SMK … milik Pemerintah Daerah yang berada di wilayah …. dan
merupakan tempat pelayanan pendidikan berdasar Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan
Surat Keputusan … Nomor … tahun … tentang penetapan SMK dengan ijin
operasional SMK Nomor ….
SMK…didirikan oleh ….., berdasarkan kepada pertimbangan-
pertimbangan sebagai berikut: ……
SMK…sejak berdiri sampai sekarang ini mengalami perubahan-
perubahan, baik nama maupun jumlah Bidang, Program, dan Kompetensi
Keahlian. Pada tahun…., SMK ….memiliki …Bidang Keahlian,
….Kompetensi Keahlian. Tahun …., terjadi penambahan Bidang Keahlian,
….Kompetensi Keahlian. Tahun ….,. Pada tahun …., dst.
SMK ... secara geografis berada di Provinsi/Daerah …..
Kabupaten/Kota…. Kecamatan …., terletak di daerah (koordinat …… LS,
………..), dengan luas lahan … m 2. Jarak SMK ke Provinsi/Daerah …. dan
Kabupaten/Kota…. Kecamatan……: … km. SMK .... berlokasi di Jl. .... No.
…., Kec. .... Kabupaten/Kota ...., Provinsi….
Tahun … SMK ... meraih sertifikasi ….. dan sertifikat akreditasi SMK
pada tahun …. dengan predikat …dan prestasi-prestasi lainnya sebagai
berikut….
SMK….diharapkan ke depannya menjadi sekolah yang mampu
berkontribusi secara maksimal pada peningkatan kualitas dan daya saing
sumber daya manusia, baik pada tingkat lokal maupun nasional, sehingga
untuk mengantisipasi hal tersebut, dirancang beberapa program
pembaharuan untuk peningkatan kinerja sekolah, antara lain, yaitu sebagai
berikut:…
8
Motto SMK…
“…………………………”
4. Jumlah Siswa
Tabel 1 Jumlah Siswa Setiap Kompetensi Keahlian
No Kompetensi Jumlah siswa 20x0 Total Jumlah siswa 20x1 Total
5. Keahlian
Jumlah Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas
X XI X X XI X
1 Multi
Dll
Pegawai
Tabel 2 Perkembangan Jumlah SDM
20X0 20X1
No Indikator
PNS Non PNS PNS Non PNS
1 Kepala Sekolah
2 Guru
Staff
3
Administrasi
4 Wakil kepala
Tenaga
5
Kebersihan
dll
Jumlah
9
6. Alamat dan Letak Sekolah ...
Sekolah … terletak di Jl. … No. … Kelurahan …, Kecamatan …, kode pos
…, telepon …, …., Provinsi …
a. Jarak Sekolah … dengan
1) Dinas Pendidikan Provinsi …., km
2) Kelurahan ….., km
3) Kecamatan ……, km
4) SMK Terdekat, ….., km
5) Kantor Cabang Dinas Provinsi terdekat, ….. km
b. Sarana Penunjang sekitar sekolah
1) Sarana Kesehatan: Puskesmas…, Rumah Sakit…, dst
2) Tempat umum: Terminal…, Pasar…, Supermarket…, Hotel…,
Stasiun…, Perpustakaan Umum…, Museum…, dst
3) Sarana ibadah: Masjid…, Gereja…, Pura…, Wihara…, Klenteng…
4) Perkantoran: Perbankan…, Kantor Pos…, dst
5) Dst
7. Struktur Organisasi
WAKA BID. AKADEMIK WAKA BID. KESISWAAN WAKA BID. HUMAS WAKA BID. SARPRAS WAKA BID. PSDM
WALI KELAS…… WALI KELAS…… WALI KELAS…… WALI KELAS…… WALI KELAS……
10
BAB III
KEBIJAKAN AKUNTANSI
A. Entitas Akuntansi
Kebijakan akuntansi yang terkait dengan entitas akuntansi meliputi
beberapa asumsi yang mendasarinya. Asumsi-asumsi tersebut adalah:
1. Kemandirian Entitas
Asumsi kemandirian entitas, yang berarti entitas akuntansi dianggap
sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan
laporan keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit pemerintahan
dalampelaporan keuangan. Salah satu indikasi terpenuhinya asumsi ini
adalah adanya kewenangan yang diberikan kepada entitas untuk menyusun
anggaran dan melaksanakannya dengan tanggung jawab penuh. Entitas
bertanggungjawab atas pengelolaan aset dan sumber daya di luar neraca
untuk kepentingan yurisdiksi tugas pokoknya, termasuk atas kehilangan atau
kerusakan aset dan sumber daya dimaksud, utang-piutang yang terjadi akiat
pembuatan keputusan entitas, serta terlaksana tidaknya program dan
kegiatan yang telah ditetapkan.
2. Kesinambungan Entitas
Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas akan
berlanjut keberadaannya dan tidak bermaksud untuk melakukan likuidasi.
2. Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Bendahara
Pengeluaran termasuk bendahara pengeluaran pembantu/Kas Umum
Daerah yang mengurangi ekuitas dalam periode tahun anggaran
bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh
pemerintah daerah. Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari
Bendahara Pengeluaran termasuk bendahara pengeluaran pembantu atau
Rekening Kas Umum Daerah.
3. Kas
Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat
dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan. Kas diakui pada
saat kas diterima oleh bendahara penerimaan termasuk bendahara
penerimaan pembantu /Rekening Kas Umum Daerah dan pada saat
dikeluarkan oleh bendahara pengeluaran termasuk bendahara pengeluarna
pembantu /Rekening Kas Umum Daerah.
4. Piutang
12
Piutang adalah hak pemerintah untuk menerima pembayaran dari
entitas lain termasuk wajib pajak/bayar atas kegiatan yang dilaksanakan oleh
pemerintah. Piutang dikelompokkan menjadi Bagian Lancar Tagihan
Penjualan Angsuran, Bagian Lancar Pinjaman kepada BUMN/D, Bagian
Lancar Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi, Piutang Pajak,
Piutang Retribusi, Piutang Denda, dan Piutang Lainnya. Piutang diakui
sebesar nilai nominal dari piutang.
5. Persediaan
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan
yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah
daerah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau
diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
Persediaan merupakan aset yang berwujud:
a. Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka
kegiatan operasional pemerintah.
b. Bahan atau perlengkapan (supplies) yag digunakan dalam proses
produksi.
c. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau
diserahkan kepada masyarakat.
d. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat
dalam rangka kegiatan pemerintahan.
6. Aset Tetap
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih
dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah
daerah. Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau
fungsinya dalam aktivitas operasi entitas. Klasifikasi aset tetap adalah
sebagai berikut:
a. Tanah
Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang
diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional
pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.
b. Peralatan dan Mesin
13
Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor,
alat elektronik, dan seluruh inventaris kantor, dan peralatan lainnya yang
nialinya signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan
dan dalam kondisi siap pakai.
c. Gedung dan Bangunan
Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang
diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional
pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.
d. Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Jalan, Irigasi, dan Jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang
dibangun oleh pemerintah serta dimiliki dan/atau dikuasai oleh
pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.
e. Aset Tetap Lainnya
Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan
ke dalam kelompok aset tetap di atas, yang diperoleh dan dimanfaatkan
untuk kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.
f. Konstruksi dalam Pengerjaan
Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang dalam
proses pembangungan namun dalam tanggal laporan belum selesai
seluruhnya.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk dapat diakui sebagai
aset tetap, suatu aset harus berwujud dan memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan.
b. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
c. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas.
d. Diperoleh atau dibangun dengan tujuan untuk digunakan.
Aset tetap dinilai dengan harga perolehan. Apabila penilaian aset tetap
dengan menggunakan harga perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset
tetap didasarkan pada nilai wajar saat perolehan.
7. Ekuitas
14
Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih
antara aset dan kewajiban pada tanggal laporan. Saldo ekuitas di Neraca
berasal dari saldo akhir ekuitas pada Laporan Perubahan Ekuitas.
Catatan: Kebijakan akuntansi dapat dilengkapi dari Peraturan Gubernur
tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah/ Sistem dan Prosedur
Pengelolaan Keuangan Daerah, apabila terdapat pengaturan khusus
pengakuan, pengukuran, penilaian, pencatatan, dan pengungkapan pada
akun-akun tertentu pada laporan keuangan pemerintah daerah yang berlaku
juga pada penyajian laporan keuangan SMK
15
BAB IV
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN
2. Belanja
Sekolah memiliki belanja senilai Rp ….. Belanja di Sekolah
diklasifikasikan menjadi belanja operasi dan belanja modal. Perincian belanja
operasi adalah sebagai berikut:
16
No Belanja Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) %
1. Belanja Pegawai
2. Belanja Barang
dan Jasa
Jumlah
2. Piutang
17
Piutang merupakan tagihan SMK kepada pihak lain sehubungan dengan
transaksi di masa yang lalu. SMK … Pemerintah Provinsi … mempunyai
piutang senilai Rp ….. per 31 Desember 20XX yang berasal dari piutang …..
3. Persediaan
Persediaan merupakan aset lancar dalam bentuk barang atau
perlengkapanyang dimaksudkan untuk mendukung kegatan operasional
pemerintah dan barang-barang untuk dijual ataupun diserahkan dalam
rangka pelayanan kepada masyarakat. Persediaan di SMK … Pemerintah
Provinsi … adalah persediaan alat tulis kantor senilai Rp ….. per 31
Desember 20XX.
4. Aset Tetap
Aset tetap yang terdapat di SMK … Pemerintah Provinsi … senilai Rp …..
per 31 Desember 20XX.
Aset tetap SMK … Pemerintah Provinsi ……… terdiri dari:
a. Tanah
Tanah yang dikuasai dan atau dimiliki adalah senilai Rp… untuk aset
tetap tanah tahun 20XX SMK … Pemerintah Provinsi …. Tidak ada
penambahan ataupun penghapusan.
b. Peralatan dan Mesin
Peralatan dan Mesin yang dimiliki adalah senilai Rp… terdiri dari:
7 Alat-alat kedokteran
8 Alat Laboratorium
18
Rincian detail peralatan dan mesin seperti terlampir dalam lampiran
Daftar Aset atau Barang Milik Daerah.
c. Gedung dan Bangunan
Nilai Gedung dan Bangunan adalah senilai Rp… yang terdiri dari:
6. Kewajiban
Kewajiban yang terdapat di SMK … Pemerintah Provinsi …. Merupakan
Utang Perhitungan Pihak Ketiga senilai Rp…
7. Ekuitas
Saldo Ekuitas per 31 Desember 20XX sebesar Rp… Ekuitas merupakan
kekayaan bersih SMK … Pemerintah Provinsi …..
19
C. Penjelasan Pos-Pos Laporan Operasional
1. Pendapatan
Jumlah pendapatan LO SMK … Dinas Pendidikan …. Per 31 Desember
20XX sebesar Rp… dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 9 Pendapatan LO SMK …. Per 31 Desember 20XX
PENDAPATAN Jumlah (Rp.)
Pendapatan Retribusi Daerah
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang
Sah
Jumlah
2. Beban
Jumlah beban Sekolah …. Per 31 Desember 20XX sebesar Rp… Beban
merupakan penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode
pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau
konsumsi aset atas timbulnya kewajiban. Beban SMK … Pemerintah Provinsi
…. Per 31 Desember 20XX adalah sebagai berikut:
a. Beban Pegawai
Beban Pegawai SMK …. sebesar Rp…
b. Beban Barang dan Jasa
Beban Barang dan Jasa sebesar Rp… setelah dikoreksi dengan Beban
Persediaan SMK …. Per 31 Desember 20XX sebesar Rp…
20
c. Beban Penyusutan dan Amortisasi
Beban Penyusutan dan Amortisasi SMK …. Per 31 Desember 20XX
sebesar Rp…
d. Beban Penyisihan Piutang
Beban Penyisihan piutang merupakan beban untuk mencatat estimasi
atas risiko kemungkinan piutang tidak tertagih yang ditentukan oleh
kualitas piutang berdasarkan umur piutang dan upaya penagihan dalam
suatu periode. Jumlah Beban Penyisihan Piutang per 31 Desember
20XX sebesar Rp…
e. Beban Lain-lain
Beban lain-lain SMK …. Per 31 Desember 20XX sebesar Rp…
21
datang. Tahun berjalan adalah tahun yang masih berjalan realisasinya,
sedangkan tahun yang akan datang adalah tahun yang anggarannya baru akan
diperhitungkan.
Proyeksi Laporan Keuangan meliputi:
1. Prognosis/proyeksi Laporan Rencana Anggaran (LRA)
Prognosis/proyeksi Laporan Realisasi Anggaran (LRA) adalah
prognosis/proyeksi laporan yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan
pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah/instansi,
yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya
dalam satu periode pelaporan sedang berjalan dan yang akan datang.
Penyusunan prognosis/proyeksi Laporan Rencana Anggaran (LRA)
membutuhkan Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) dan LRA atas RKA
tersebut, yang kemudian diproyeksikan dengan tahun berjalan misalnya
dengan rata-rata kenaikan pertahun 5% sd 15% pertahun dari total realisasi
anggaran.
Cara yang lebih rinci adalah dengan melakukan prognosis/proyeksi
pendapatan dan belanja melalui perhitungan secara rinci berdasarkan
volume dikalikan tarif (untuk pendapatan) dan volume dikalikan satuan
standar harga atau SSH (untuk belanja). Prognosis/proyeksi belanja dapat
dirinci berdasarkan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan. Volume,
Tarif dan SSH ini juga dapat diproyeksi sesuai inflasi atau range rata-rata
kenaikan pertahun 5% sd 15% pertahun dari total realisasi anggaran sebagai
baseline anggarannya.
Prognosis/proyeksi LRA ini juga dapat sejalan dengan penjelasan rencana
program dan kegiatan SMK beserta kerangka pendanaan pada Bab 5
Dokumen Administratif Rencana Strategi BLUD.
Format prognosis/proyeksi LRA gunakan format ini:
22
PROGNOSIS/PROYEKSI LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X1 DAN DESEMBER 20X5
Jumlah Pendapatan
2 BELANJA
2 1 BELANJA OPERASI
2 1 1 Belanja Pegawai
2 1 2 Belanja Barang dan Jasa
Jumlah Belanja Operasi
2 2 BELANJA MODAL
2 2 1 Belanja Tanah
2 2 2 Belanja Peralatan dan Mesin
2 2 3 Belanja Gedung dan Bangunan
2 2 4 Belanja Jalan Irigasi dan Jaringan
2 2 5 Belanja Aset Tetap Lainnya
2 2 6 Belanja Aset Lainnya
Jumlah Belanja Modal
Jumlah Belanja
SURPLUS/DEFISIT
23
Penyusunan Laporan Operasional yaitu dengan memodifikasi LRA ke LO,
dengan cara memindahkan angka pendapatan-LRA ke Pendapatan-LO dan Belanja
ke Beban. Ada Belanja yang tidak pindah ke Beban yaitu Belanja Modal, namun
harus menghitung proyeksi beban penyusutan, dan memasukan data aset tetap
sekolah untuk diketahui tahun perolehan dan umur ekonomisnya agar bisa dihitung
beban penyusutannya. Hal yang sama berlaku untuk aset tak berwujud.
PEMERINTAH ......
DINAS ......
UPTD SMKN ......
PROGNOSIS/PROYEKSI LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X1 DAN DESEMBER 20X5
TOTAL PENDAPATAN
BEBAN
Beban Operasi
Beban Pegawai
Beban Barang dan Jasa
Beban Penyusutan dan Amortisasi
Beban Penyisihan Piutang
Beban Lain-lain
TOTAL BEBAN
SURPLUS (DEFISIT) - LO
BAB V
PENUTUP
Laporan Keuangan merupakan rangkaian Informasi terkini atas kondisi riil aspek
keuangan Tahun Anggaran 20XX yang penyusunannya didasarkan pada Peraturan
24
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah dan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah serta Kebijakan Akuntansi
Pemerintah Daerah seperti tertuang di dalam Peraturan Kepala Daerah tentang Sistem
dan Kebijakan Akuntansi.
25