Anda di halaman 1dari 25

1

DOKUMEN
LAPORAN KEUANGAN
BLUD SMK

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan


Maksud penyusunan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi
yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan
oleh entitas selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan digunakan untuk
membandingkan realisasi pendapatan dan belanja dengan anggaran yang telah
ditetapkan, menilai kondisi keuangan, menilai efektivitas dan efisiensi kinerja dan
membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.
Setiap entitas mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang
telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara
sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan:

1. Akuntabilitas
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan
kebijakan yang dipercayakan kepada entitas dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan secara periodik.
2. Manajemen
Membantu para pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi
pelaksanaan kegiatan entitas dalam periode pelaporan sehingga
memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas
seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas dana pemerrintah daerah untuk
kepentingan masyarakat.
3. Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada
masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak
untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggung-
jawaban entitas dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan
kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.
4. Keseimbangan Antargenerasi (intergenerational equity)
Membantu para pengguna laporan untuk mengetahui apakah
penerimaan pemerintah daerah pada periode laporan cukup untuk
membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasi
yang akan datang diasumsikan akan ikut menanggung beban
pengeluaran tersebut.

Tujuan penyusunan laporan keuangan adalah menyajikan informasi yang


bermanfaat bagi para pengguna laporan dalam menilai akuntabilitas dan
membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik di SMK….
Dinas Pendidikan … pada khususnya dan Pemerintah Provinsi … pada
umumnya dengan:

3
1. Menyediakan informasi mengenai apakah penerimaan periode berjalan
cukup untuk membiayai seluruh pengeluaran.
2. Menyediakan informasi mengenai apakah cara memperoleh sumber daya
ekonomi dan alokasinya telah sesuai dengan anggaran yang ditetapkan dan
peraturan perundang-undangan.
3. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang
digunakan dalam kegiatan-kegiatan di SMK Dinas Pendidikan dalam
kerangka Pemerintah Provinsi… serta hasil-hasil yang telah dicapai.
4. Menyediakan informasi mengenai bagaimana SMK Dinas Pendidikan di
Pemerintah Provinsi … mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi
kebutuhan kasnya.
5. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi SMK Dinas
Pendidikan di Pemerintah Provinsi … berkaitan dengan sumber-sumber
penerimaannya.
6. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan SMK Dinas
Pendidikan di Pemerintah Provinsi … , apakah mengalami kenaikan atau
penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode
pelaporan.
7. Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan SMK Dinas
Pendidikan di Pemerintah Provinsi … menyediakan informasi mengenal
pendapatan, belanja, aset, kewajiban dan ekuitas.

B. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan


Landasan hukum penyusunan laporan keuangan di SMK … Pemerintah
Provinsi … adalah:
1. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945, khususnya bagian yang
mengatur Keuangan Negara.
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaaan Pengelolaan
Tanggung Jawab Keuangan Negara.
5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang
nomor 9 Tahun 2015.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang
Milik Negara/Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010 tentang Sistem Informasi
Keuangan Daerah.

4
9. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan.
10. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah.
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman
Pengelolaan Barang Milik Daerah.
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umum Daerah.
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah.
14. Peraturan Daerah … Nomor … Tahun … tentang Pokok-pokok Pengelolaan
Keuangan Daerah.
15. Peraturan Gubernur … Nomor … Tahun … tentang Kebijakan Akuntansi.
16. Peraturan Gubernur … Nomor … Tahun … tentang Sistem Akuntansi.

C. Sistematika
Catatan atas Laporan Keuangan disusun dengan sistematika sebagai
berikut:

Bab I : PENDAHULUAN
A. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
B. Dasar Hukum
C. Sistematika
Bab II : PROFIL SMK …
A. Gambaran Umum SMK …
B. Struktur Organisasi dan Susunan Pengelola SMK …
Bab III : KEBIJAKAN AKUNTANSI
A. Entitas Akuntansi
B. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan
Keuangan
C. Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan
Keuangan
D. Penerapan Kebijakan Akuntansi
Bab IV : PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN
A. Penjelasan Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran
B. Penjelasan Pos-pos Neraca
C. Penjelasan Pos-pos Laporan Operasional
D. Penjelasan Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas
Bab V : PENUTUP
Kesimpulan

5
6
BAB II
PROFIL SMK ..........

A. Gambaran Umum Sekolah


1. Latar Belakang
Pemerintah memiliki komitmen untuk menjadi negara ekonomi terbesar
ke-tujuh di dunia pada tahun 2030 dan membutuhkan tenaga kerja kompeten
sebanyak 113 juta orang pada semua level, mulai level pelaksana,
teknisi/analis maupun ahli dan untuk menyiapkan semua itu, peran Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) menjadi strategis. Pemerintah dan seluruh
pemangku kepentingan terkait berupaya meningkatkan komitmen yang kuat
dan bersinergi melakukan langkah-langkah nyata dalam penyiapan tenaga
kerja yang kompeten.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pergeseran pekerjaan di masa
mendatang. Piramida pekerjaan di masa datang menunjukkan bahwa jenis
pekerjaan tertinggi adalah pekerjaan kreatif (creative work), sedangkan
pekerjaan yang bersifat rutin akan diambil alih oleh teknologi robot dan
otomasi. Pekerjaan kreatif membutuhkan intelegensi dan daya kreativitas
manusia untuk menghasilkan produk-produk kreatif dan inovatif (Trilling dan
Fadel, 2009).
Revitalisasi SMK dalam abad ini menjadi sangat penting, bukan saja
karakteristik dunia kerja yang berbeda, teknologi yang berubah, tetapi cara
berpikir manusia (mindset) turut berubah pula. Pekerjaan di era pengetahuan
ini membutuhkan keterampilan dengan kombinasi baru yaitu pemikiran
tingkat tinggi dan komunikasi yang kompleks (Trilling dan Fadel, 2009),
selanjutnya Trilling menyatakan bahwa pekerjaan-pekerjaan baru tersebut
meliputi research, development, design, marketing and sales, and global
supply chain management.
Bonus demografi yang dimiliki Indonesia tidak lagi menjadi kekuatan
utama dalam era disruption, karena banyak pekerjaan yang hilang digantikan
oleh robot dan artificial inteligent (kecerdasan buatan). Keterampilan-
keterampilan yang dibutuhkan dalam abad ini, selain kreativitas, adalah
kemampuan complex problem solving (Schawb, 2016). Menghadapi kondisi
kerja seperti saat ini, motivasi saja tidak cukup, sebaliknya yang diperlukan
adalah strategi untuk membaca ”where we are” dan ”where we are going to”.
Disruption menjadi berat karena banyak orang tidak tahu apa yang tengah
terjadi. Semua orang berpikir bahwa mereka telah melakukan cara-cara
terbaik. Pilihannya hanya menyerang (disrupting) atau diserang (disrupted).
Rhenald Kasali mengatakan, ”Lebih baik berdamai dan menciptakan cara-
cara baru untuk menyambut era baru yang lebih inklusif… pada abad ke-21
yang baru dimulai.”

7
SMK…. untuk mencapai keberhasilan Revitalisasi SMK tersebut telah
menyiapkan berbagai program dan strategi implementasinya, dengan
menyiapkan berbagai perangkat yang dapat menjadi acuan dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi keberhasilan kinerja sekolah. salah
satunya adalah penyiapan perangkat administrasi BLUD SMK…..,
khususnya dokumen Laporan Keuangan BLUD SMK.

2. Sejarah SMK
SMK … milik Pemerintah Daerah yang berada di wilayah …. dan
merupakan tempat pelayanan pendidikan berdasar Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan
Surat Keputusan … Nomor … tahun … tentang penetapan SMK dengan ijin
operasional SMK Nomor ….
SMK…didirikan oleh ….., berdasarkan kepada pertimbangan-
pertimbangan sebagai berikut: ……
SMK…sejak berdiri sampai sekarang ini mengalami perubahan-
perubahan, baik nama maupun jumlah Bidang, Program, dan Kompetensi
Keahlian. Pada tahun…., SMK ….memiliki …Bidang Keahlian,
….Kompetensi Keahlian. Tahun …., terjadi penambahan Bidang Keahlian,
….Kompetensi Keahlian. Tahun ….,. Pada tahun …., dst.
SMK ... secara geografis berada di Provinsi/Daerah …..
Kabupaten/Kota…. Kecamatan …., terletak di daerah (koordinat …… LS,
………..), dengan luas lahan … m 2. Jarak SMK ke Provinsi/Daerah …. dan
Kabupaten/Kota…. Kecamatan……: … km. SMK .... berlokasi di Jl. .... No.
…., Kec. .... Kabupaten/Kota ...., Provinsi….
Tahun … SMK ... meraih sertifikasi ….. dan sertifikat akreditasi SMK
pada tahun …. dengan predikat …dan prestasi-prestasi lainnya sebagai
berikut….
SMK….diharapkan ke depannya menjadi sekolah yang mampu
berkontribusi secara maksimal pada peningkatan kualitas dan daya saing
sumber daya manusia, baik pada tingkat lokal maupun nasional, sehingga
untuk mengantisipasi hal tersebut, dirancang beberapa program
pembaharuan untuk peningkatan kinerja sekolah, antara lain, yaitu sebagai
berikut:…

3. Visi dan Misi


Visi SMK … sesuai visi Pemerintah Provinsi ……….. adalah: …………..

Misi Sekolah adalah:


1. ………..
2. …………
3. dst

8
Motto SMK…
“…………………………”

Janji Layanan SMK…


“……………………………..”

Budaya Kerja/Tata Nilai …


“………..”

4. Jumlah Siswa
Tabel 1 Jumlah Siswa Setiap Kompetensi Keahlian
No Kompetensi Jumlah siswa 20x0 Total Jumlah siswa 20x1 Total
5. Keahlian
Jumlah Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas
X XI X X XI X
1 Multi
Dll

Pegawai
Tabel 2 Perkembangan Jumlah SDM
20X0 20X1
No Indikator
PNS Non PNS PNS Non PNS
1 Kepala Sekolah
2 Guru
Staff
3
Administrasi
4 Wakil kepala
Tenaga
5
Kebersihan
dll
Jumlah

Tabel 3 SDM berdasarkan Tingkat Pendidikan


Indikator 20X0 20X1
No
PNS Non PNS PNS Non PNS
1 S2
2 S1/D4
3 Diploma 3
4 SMA/sederajat
5 SMP/sederajat
6 SD
Jumlah

9
6. Alamat dan Letak Sekolah ...
Sekolah … terletak di Jl. … No. … Kelurahan …, Kecamatan …, kode pos
…, telepon …, …., Provinsi …
a. Jarak Sekolah … dengan
1) Dinas Pendidikan Provinsi …., km
2) Kelurahan ….., km
3) Kecamatan ……, km
4) SMK Terdekat, ….., km
5) Kantor Cabang Dinas Provinsi terdekat, ….. km
b. Sarana Penunjang sekitar sekolah
1) Sarana Kesehatan: Puskesmas…, Rumah Sakit…, dst
2) Tempat umum: Terminal…, Pasar…, Supermarket…, Hotel…,
Stasiun…, Perpustakaan Umum…, Museum…, dst
3) Sarana ibadah: Masjid…, Gereja…, Pura…, Wihara…, Klenteng…
4) Perkantoran: Perbankan…, Kantor Pos…, dst
5) Dst
7. Struktur Organisasi

Dunia Kerja KEPALA SEKOLAH KOMITE SEKOLAH

KEPALA TATA ADMINISTRASI SEKOLAH WMM LSP PPS UP

WAKA BID. AKADEMIK WAKA BID. KESISWAAN WAKA BID. HUMAS WAKA BID. SARPRAS WAKA BID. PSDM

KOORD.MAPEL ABC1 1. PEMBINA OSIS 1. KOORD.PKL 1. KOORD. PERPUSTAKAAN


2. PEMBINA ESKUL 2. KOORD BKK 2. KOORD. ADIWIYATA
3. KOORD.LAB/BENGKEL

KAKOMLI ………… KAKOMLI ………… KAKOMLI ………… KAKOMLI …………


KAKOMLI …………

WALI KELAS…… WALI KELAS…… WALI KELAS…… WALI KELAS…… WALI KELAS……

PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Gambar 1 Struktur Organisasi SMK

10
BAB III
KEBIJAKAN AKUNTANSI

A. Entitas Akuntansi
Kebijakan akuntansi yang terkait dengan entitas akuntansi meliputi
beberapa asumsi yang mendasarinya. Asumsi-asumsi tersebut adalah:
1. Kemandirian Entitas
Asumsi kemandirian entitas, yang berarti entitas akuntansi dianggap
sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan
laporan keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit pemerintahan
dalampelaporan keuangan. Salah satu indikasi terpenuhinya asumsi ini
adalah adanya kewenangan yang diberikan kepada entitas untuk menyusun
anggaran dan melaksanakannya dengan tanggung jawab penuh. Entitas
bertanggungjawab atas pengelolaan aset dan sumber daya di luar neraca
untuk kepentingan yurisdiksi tugas pokoknya, termasuk atas kehilangan atau
kerusakan aset dan sumber daya dimaksud, utang-piutang yang terjadi akiat
pembuatan keputusan entitas, serta terlaksana tidaknya program dan
kegiatan yang telah ditetapkan.

2. Kesinambungan Entitas
Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas akan
berlanjut keberadaannya dan tidak bermaksud untuk melakukan likuidasi.

3. Keterukuran dalam Satuan Uang


Laporan keuangan harus menyajikan setiap kegiatan yang diasumsikan
dapat dinilai dengan satuan uang. Hal ini diperlukan agar memungkinkan
dilakukannya analisis dan pengukuran dalam akuntansi. Satuan uang yang
digunakan adalah rupiah.

B. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan


Basis akuntansi yang digunakan adalah basis kas untuk pengakuan
pendapatan, belanja dalam laporan realisasi anggaran dan basis akrual untuk
pengakuan aset, kewajiban dan ekuitas dalam neraca.
Basis kas untuk laporan realisasi anggaran berarti pendapatan diakui pada
saat kas diterima oleh kas daerah atau bendahara penerimaan termasuk
bendahara penerimaan pembantu, serta belanja diakui pada saat kas
dikeluarkan dari kas daerah atau bendahara pengeluaran termasuk bendahara
pengeluaran pembantu. Pemerintah daerah tidak menggunakan istilah laba,
melainkan menggunakan sisa perhitungan anggaran (lebih/kurang) untuk setiap
tahun anggaran. Sisa perhitungan anggaran tergantung pada selisih realisasi
penerimaan pendapatan dengan pengeluaran belanja.
Basis akrual untuk neraca berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas diakui
dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi
11
lingkungan berpengaruh pada keuangan entitas, bukan pada saat kas diterima
atau dibayar oleh kas daerah.

C. Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan


Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan
memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Pengukuran pos-pos dalam
laporan keuangan menggunakan niai perolehan historis. Aset dicatat sebesar
pengeluaran kas atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk
memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal.

D. Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan Ketentuan yang ada dalam


SAP
1. Pendapatan
Pendapatan adalah semua penerimaan pada Rekening Kas Umum
Daerah atau bendahara penerimaan termasuk bendahara penerimaan
pembantu yang menambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan yang menjadi hak pemerintah daerah dan tidak perlu dibayar
kembali oleh pemerintah daerah. Pendapatan diakui saat diterimanya kas
oleh bendahara penerimaan termasuk bendahara penerimaan pembantu
atau pada Rekening Kas Umum Daerah. Akuntansi pendapatan
dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan
penerimaan bruto, dan tidak mencatatkan jumlah netto (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).

2. Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Bendahara
Pengeluaran termasuk bendahara pengeluaran pembantu/Kas Umum
Daerah yang mengurangi ekuitas dalam periode tahun anggaran
bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh
pemerintah daerah. Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari
Bendahara Pengeluaran termasuk bendahara pengeluaran pembantu atau
Rekening Kas Umum Daerah.

3. Kas
Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat
dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan. Kas diakui pada
saat kas diterima oleh bendahara penerimaan termasuk bendahara
penerimaan pembantu /Rekening Kas Umum Daerah dan pada saat
dikeluarkan oleh bendahara pengeluaran termasuk bendahara pengeluarna
pembantu /Rekening Kas Umum Daerah.

4. Piutang

12
Piutang adalah hak pemerintah untuk menerima pembayaran dari
entitas lain termasuk wajib pajak/bayar atas kegiatan yang dilaksanakan oleh
pemerintah. Piutang dikelompokkan menjadi Bagian Lancar Tagihan
Penjualan Angsuran, Bagian Lancar Pinjaman kepada BUMN/D, Bagian
Lancar Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi, Piutang Pajak,
Piutang Retribusi, Piutang Denda, dan Piutang Lainnya. Piutang diakui
sebesar nilai nominal dari piutang.

5. Persediaan
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan
yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah
daerah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau
diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
Persediaan merupakan aset yang berwujud:
a. Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka
kegiatan operasional pemerintah.
b. Bahan atau perlengkapan (supplies) yag digunakan dalam proses
produksi.
c. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau
diserahkan kepada masyarakat.
d. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat
dalam rangka kegiatan pemerintahan.

Pada akhir periode akuntansi, persediaan dicatat berdasarkan


inventarisasi fisik. Inventarisasi fisik dapat berupa penghitungan, pengukuran
atau penimbangan barang pada akhir masa pembukuan untuk menghitung
jumlah suatu persediaan. Berdasarkan jumlah tersebut diperoleh suatu nilai
rupiah persediaan yang bersangkutan untuk dimasukkan ke dalam
pembukuan. Inventarisasi fisik dilakukan setiap akhir periode akuntansi.

6. Aset Tetap
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih
dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah
daerah. Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau
fungsinya dalam aktivitas operasi entitas. Klasifikasi aset tetap adalah
sebagai berikut:
a. Tanah
Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang
diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional
pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.
b. Peralatan dan Mesin

13
Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor,
alat elektronik, dan seluruh inventaris kantor, dan peralatan lainnya yang
nialinya signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan
dan dalam kondisi siap pakai.
c. Gedung dan Bangunan
Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang
diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional
pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.
d. Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Jalan, Irigasi, dan Jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang
dibangun oleh pemerintah serta dimiliki dan/atau dikuasai oleh
pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.
e. Aset Tetap Lainnya
Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan
ke dalam kelompok aset tetap di atas, yang diperoleh dan dimanfaatkan
untuk kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.
f. Konstruksi dalam Pengerjaan
Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang dalam
proses pembangungan namun dalam tanggal laporan belum selesai
seluruhnya.

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk dapat diakui sebagai
aset tetap, suatu aset harus berwujud dan memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan.
b. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
c. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas.
d. Diperoleh atau dibangun dengan tujuan untuk digunakan.

Aset tetap dinilai dengan harga perolehan. Apabila penilaian aset tetap
dengan menggunakan harga perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset
tetap didasarkan pada nilai wajar saat perolehan.

Pengeluaran Setelah Perolehan


Pengeluaran setelah perolehan suatu aset tetap yang memperpanjang
masa manfaat atau yang kemungkinan memberi manfaat ekonomis di masa
yang akan datang dalam bentuk kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan
standar kinerja, harus ditambahkan/dikapitalisasi pada nilai tercatat aset
yang bersangkutan.

7. Ekuitas
14
Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih
antara aset dan kewajiban pada tanggal laporan. Saldo ekuitas di Neraca
berasal dari saldo akhir ekuitas pada Laporan Perubahan Ekuitas.
Catatan: Kebijakan akuntansi dapat dilengkapi dari Peraturan Gubernur
tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah/ Sistem dan Prosedur
Pengelolaan Keuangan Daerah, apabila terdapat pengaturan khusus
pengakuan, pengukuran, penilaian, pencatatan, dan pengungkapan pada
akun-akun tertentu pada laporan keuangan pemerintah daerah yang berlaku
juga pada penyajian laporan keuangan SMK

15
BAB IV
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN

A. Penjelasan Pos-Pos Laporan Realisasi


1. Pendapatan
SMK ….. Pemerintah Provinsi … memiliki pendapatan senilai Rp …..
Pendapatan tersebut merupakan Pendapatan Asli Daerah dengan rincian
sebagai berikut:

Tabel 4 Perbandingan Anggaran dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah


Tahun 20XX
Pendapatan Asli Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) %
Daerah
Pendapatan Retribusi -
Daerah
Lain-lain Pendapatan
Asli Daerah yang Sah
JUMLAH

a. Pendapatan Retribusi Pelayanan Pendidikan


Pendapatan Retribusi Daerah SMK berasal dari Retribusi Pelayanan
Pendidikan berupa Retribusi Pelayanan Penyelenggaraan Pendidikan
Teknis sebesar Rp …. yang merupakan pendapatan dari iuran siswa dan
pendapatan dari pelayanan Unit Usaha yang menghasilkan berdasarkan
Kebijakan daerah masing-masing terkait Retribusi pada SMK misal
Pendapatan Usaha lain seperti: ……………..
b. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah senilai Rp …..
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah berupa Jasa Pemanfaatan
Aset Sekolah, misalnya persewaan Gedung Serbaguna Sekolah, dan
persewaan Kantin sekolah yang merupakan hasil sewa Barang Milik
Daerah senilai Rp …..

2. Belanja
Sekolah memiliki belanja senilai Rp ….. Belanja di Sekolah
diklasifikasikan menjadi belanja operasi dan belanja modal. Perincian belanja
operasi adalah sebagai berikut:

Tabel 5 Perbandingan Anggaran dan Realisasi Belanja Operasi Tahun


20XX

16
No Belanja Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) %
1. Belanja Pegawai

2. Belanja Barang
dan Jasa
Jumlah

Belanja modal merupakan belanja yang digunakan untuk pengadaan


barang daerah yang memiliki masa manfaat ekonomi lebih dari satu Tahun
Anggaran, yang terdiri dari tanah, peralatan, mesin, jalan, irigasi, jaringan,
bangunan dan aset lainnya yang dikategorikan menambah aset daerah.
Jumlah realisasi pengeluaran belanja modal tahun anggaran 20XX
mencapai nilai total Rp…… Rinciannya dapat dijelaskan melalui tabel
sebagai berikut ini:
Tabel 6 Perbandingan Anggaran dan Realisasi Belanja Modal Tahun
Anggaran 20XX
No Belanja Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) %
1. Belanja Modal Tanah
2. Belanja Modal
Peralatan dan Mesin
3. Belanja Modal Gedung
dan Bangunan
4. Belanja Modal Jalan,
Irigasi dan Jaringan
5. Belanja Modal Aset
Tetap Lainnya
6. Belanja Modal Aset
Lainnya
Jumlah

B. Penjelasan Pos-Pos Neraca


1. Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas terdiri dari saldo uang tunai dan simpanan di bank
yang setiap saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan SMK.
SMK … Pemerintah Provinsi… memiliki saldo kas sebesar Rp ….. per 31
Desember 20XX yang terdiri dari saldo kas tunai sebesar Rp… dan saldo
rekening bank sebesar Rp….

2. Piutang

17
Piutang merupakan tagihan SMK kepada pihak lain sehubungan dengan
transaksi di masa yang lalu. SMK … Pemerintah Provinsi … mempunyai
piutang senilai Rp ….. per 31 Desember 20XX yang berasal dari piutang …..

3. Persediaan
Persediaan merupakan aset lancar dalam bentuk barang atau
perlengkapanyang dimaksudkan untuk mendukung kegatan operasional
pemerintah dan barang-barang untuk dijual ataupun diserahkan dalam
rangka pelayanan kepada masyarakat. Persediaan di SMK … Pemerintah
Provinsi … adalah persediaan alat tulis kantor senilai Rp ….. per 31
Desember 20XX.

4. Aset Tetap
Aset tetap yang terdapat di SMK … Pemerintah Provinsi … senilai Rp …..
per 31 Desember 20XX.
Aset tetap SMK … Pemerintah Provinsi ……… terdiri dari:
a. Tanah
Tanah yang dikuasai dan atau dimiliki adalah senilai Rp… untuk aset
tetap tanah tahun 20XX SMK … Pemerintah Provinsi …. Tidak ada
penambahan ataupun penghapusan.
b. Peralatan dan Mesin
Peralatan dan Mesin yang dimiliki adalah senilai Rp… terdiri dari:

Tabel 7 Daftar Peralatan dan Mesin Per 31 Desember 20XX


No Uraian Saldo 20XX- Mutasi Saldo
1 (Rp.) 20XX(Rp.)

Selama Tahun 20XX (Rp.)


Pengadaan Penghapusan
A B C D E F=(C+D)-(E)
1 Alat-alat Besar
2 Alat-alat Angkutan
3 Alat Bengkel dan Alat
Ukur
4 Alat Pertanian
5 Alat Kantor dan Rumah
Tangga

6 Alat Studio dan Alat


Komunikasi

7 Alat-alat kedokteran
8 Alat Laboratorium

18
Rincian detail peralatan dan mesin seperti terlampir dalam lampiran
Daftar Aset atau Barang Milik Daerah.
c. Gedung dan Bangunan
Nilai Gedung dan Bangunan adalah senilai Rp… yang terdiri dari:

Tabel 8 Daftar Gedung dan Bangunan Per 31 Desember 20XX


No Uraian Saldo 20XX-1 (Rp.) Mutasi Saldo
20XX(Rp.)
Selama Tahun 20XX (Rp.)
Pengadaan Penghapusan
A B C D E F=(C+D)-(E)
1 Gedung dan
Bangunan
Jumlah

Selama Tahun Anggaran 20XX belum terdapat penambahan aset


Gedung dan Bangunan pada SMK … Pemerintah Provinsi ….
d. Jalan Irigasi Jaringan
Nilai Jalan Irigasi Jaringan adalah senilai Rp …
e. Konstruksi dalam Pengerjaan
Nilai Konstruksi dalam Pengerjaan adalah senilai Rp…
f. Akumulasi Penyusutan
Nilai Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 20XX adalah
Rp…
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap merupakan alokasi sistematis atas
nilai suatu aset tetap yang disusutkan selama masa manfaat aset yang
bersangkutan selain untuk Tanah dan Konstruksi dalam Pengerjaan.
5. Aset Lainnya
Aset lain-lain adalah senilai Rp…

6. Kewajiban
Kewajiban yang terdapat di SMK … Pemerintah Provinsi …. Merupakan
Utang Perhitungan Pihak Ketiga senilai Rp…

7. Ekuitas
Saldo Ekuitas per 31 Desember 20XX sebesar Rp… Ekuitas merupakan
kekayaan bersih SMK … Pemerintah Provinsi …..

19
C. Penjelasan Pos-Pos Laporan Operasional
1. Pendapatan
Jumlah pendapatan LO SMK … Dinas Pendidikan …. Per 31 Desember
20XX sebesar Rp… dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 9 Pendapatan LO SMK …. Per 31 Desember 20XX
PENDAPATAN Jumlah (Rp.)
Pendapatan Retribusi Daerah
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang
Sah
Jumlah

a. Pendapatan Retribusi Pelayanan Pendidikan


Pendapatan Retribusi Daerah SMK berasal dari Retribusi
Pelayanan Pendidikan berupa Retribusi Pelayanan Penyelenggaraan
Pendidikan Teknis sebesar Rp …. yang merupakan pendapatan dari
iuran siswa dan pendapatan dari pelayanan Unit Usaha yang
menghasilkan misal Pendapatan Usaha lain seperti Catering Sekolah,
Jasa Layanan Hotel, Garmen, Salon Kecantikan, Desain, Tour Travel,
Bengkel Servis Kendaraan dan sebagainya.
b. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah SMK berasal dari Jasa
Pemanfaatan Aset Sekolah, misalnya persewaan Gedung Serbaguna
Sekolah, dan persewaan Kantin sekolah yang merupakan hasil sewa
Barang Milik Daerah senilai Rp ….

2. Beban
Jumlah beban Sekolah …. Per 31 Desember 20XX sebesar Rp… Beban
merupakan penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode
pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau
konsumsi aset atas timbulnya kewajiban. Beban SMK … Pemerintah Provinsi
…. Per 31 Desember 20XX adalah sebagai berikut:
a. Beban Pegawai
Beban Pegawai SMK …. sebesar Rp…
b. Beban Barang dan Jasa
Beban Barang dan Jasa sebesar Rp… setelah dikoreksi dengan Beban
Persediaan SMK …. Per 31 Desember 20XX sebesar Rp…

20
c. Beban Penyusutan dan Amortisasi
Beban Penyusutan dan Amortisasi SMK …. Per 31 Desember 20XX
sebesar Rp…
d. Beban Penyisihan Piutang
Beban Penyisihan piutang merupakan beban untuk mencatat estimasi
atas risiko kemungkinan piutang tidak tertagih yang ditentukan oleh
kualitas piutang berdasarkan umur piutang dan upaya penagihan dalam
suatu periode. Jumlah Beban Penyisihan Piutang per 31 Desember
20XX sebesar Rp…
e. Beban Lain-lain
Beban lain-lain SMK …. Per 31 Desember 20XX sebesar Rp…

D. Penjelasan Laporan Perubahan Ekuitas


Ekuitas akhir Sekolah …. Per 31 Desember 20… menunjukkan surplus
sebesar Rp… Perubahan tersebut dikarenakan adanya surplus LO sebesar Rp…
dan nilai RK PPKD sebesar Rp… yang merupakan penerimaan kas SMK dari
Kas Umum Daerah baik dari sumber dana Bantuan Operasional Sekolah
maupun pendapatan APBD lainnya serta pengeluaran kas SMK ke Kas Umum
Daerah yang berasal dari Pendapatan Retribusi Pelayanan Pendidikan dan
Pendapatan Lain-lain PAD yang Sah; koreksi nilai Aset Tetap sebesar Rp…;
koreksi persediaan sebesar Rp…; dan koreksi lainnya sebesar Rp….
Rincian Perubahan Ekuitas SMK … Pemerintah Provinsi/ Daerah …. Per 31
Desember 20XX terlihat pada tabel berikut:
Tabel 10 SMK ….
Laporan Perubahan Ekuitas
Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 20X0 dan 31 Desember 20X1
Uraian 20X0 (Rp) 20X1 (Rp)
Ekuitas Awal
Surplus/Defisit LO
Koreksi Lebih (Kurang)
Ekuitas
RK PPKD
Koreksi Aset Tetap
Koreksi Persediaan
Koreksi Lainnya
Ekuitas Akhir

E. Prognosis/Proyeksi Laporan Realisasi Anggaran & Laporan Operasional


Prognosis / Proyeksi keuangan merupakan perencanaan keuangan Instansi
untuk di masa mendatang dengan berlandaskan pada informasi keuangan dan
laporan keuangan tahun yang lalu. Informasi yang di dalamnya masih dalam
bentuk Prognosis / Proyeksi mengenai kondisi keuangan dimasa yang akan

21
datang. Tahun berjalan adalah tahun yang masih berjalan realisasinya,
sedangkan tahun yang akan datang adalah tahun yang anggarannya baru akan
diperhitungkan.
Proyeksi Laporan Keuangan meliputi:
1. Prognosis/proyeksi Laporan Rencana Anggaran (LRA)
Prognosis/proyeksi Laporan Realisasi Anggaran (LRA) adalah
prognosis/proyeksi laporan yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan
pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah/instansi,
yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya
dalam satu periode pelaporan sedang berjalan dan yang akan datang.
Penyusunan prognosis/proyeksi Laporan Rencana Anggaran (LRA)
membutuhkan Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) dan LRA atas RKA
tersebut, yang kemudian diproyeksikan dengan tahun berjalan misalnya
dengan rata-rata kenaikan pertahun 5% sd 15% pertahun dari total realisasi
anggaran.
Cara yang lebih rinci adalah dengan melakukan prognosis/proyeksi
pendapatan dan belanja melalui perhitungan secara rinci berdasarkan
volume dikalikan tarif (untuk pendapatan) dan volume dikalikan satuan
standar harga atau SSH (untuk belanja). Prognosis/proyeksi belanja dapat
dirinci berdasarkan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan. Volume,
Tarif dan SSH ini juga dapat diproyeksi sesuai inflasi atau range rata-rata
kenaikan pertahun 5% sd 15% pertahun dari total realisasi anggaran sebagai
baseline anggarannya.
Prognosis/proyeksi LRA ini juga dapat sejalan dengan penjelasan rencana
program dan kegiatan SMK beserta kerangka pendanaan pada Bab 5
Dokumen Administratif Rencana Strategi BLUD.
Format prognosis/proyeksi LRA gunakan format ini:

Tabel 11 Format prognosis/proyeksi LRA


PEMERINTAH ......
DINAS ......
UPTD SMKN ......

22
PROGNOSIS/PROYEKSI LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X1 DAN DESEMBER 20X5

Kode 2022 2023 20X3 20X4 20X5


Uraian
Rekening Rp Rp Rp Rp Rp
1 2 3 4 5 6 7
1 PENDAPATAN
1 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH
1 1 1 Pendapatan Pajak Daerah
1 1 2 Pendapatan Retribusi Daerah
Pendapatan Hasil Pengelolaan
1 1 3
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
1 1 4
yang sah

Jumlah Pendapatan

2 BELANJA
2 1 BELANJA OPERASI
2 1 1 Belanja Pegawai
2 1 2 Belanja Barang dan Jasa
Jumlah Belanja Operasi

2 2 BELANJA MODAL
2 2 1 Belanja Tanah
2 2 2 Belanja Peralatan dan Mesin
2 2 3 Belanja Gedung dan Bangunan
2 2 4 Belanja Jalan Irigasi dan Jaringan
2 2 5 Belanja Aset Tetap Lainnya
2 2 6 Belanja Aset Lainnya
Jumlah Belanja Modal

Jumlah Belanja

SURPLUS/DEFISIT

2. Prognosis/Proyeksi Laporan Operasional (LO)


Prognosis/proyeksi laporan operasional ini berisikan proyeksi pendapatan
dan biaya yang akan diproyeksikan untuk tahun mendatang. Tabel ini tidak jauh
berbeda dengan tabel prognosis/proyeksi laporan pendapatan dan belanja,
bedanya hanya di tabel ini menggunakan konsep beban, bukan belanja.

23
Penyusunan Laporan Operasional yaitu dengan memodifikasi LRA ke LO,
dengan cara memindahkan angka pendapatan-LRA ke Pendapatan-LO dan Belanja
ke Beban. Ada Belanja yang tidak pindah ke Beban yaitu Belanja Modal, namun
harus menghitung proyeksi beban penyusutan, dan memasukan data aset tetap
sekolah untuk diketahui tahun perolehan dan umur ekonomisnya agar bisa dihitung
beban penyusutannya. Hal yang sama berlaku untuk aset tak berwujud.

Format prognosis/proyeksi LO gunakan format ini:

PEMERINTAH ......
DINAS ......
UPTD SMKN ......
PROGNOSIS/PROYEKSI LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X1 DAN DESEMBER 20X5

20X1 20X2 20X3 20X4 20X5


Uraian
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) - LO
Pendapatan Pajak Daerah - LO
Pendapatan Retribusi Daerah - LO
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan - LO
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah - LO

TOTAL PENDAPATAN

BEBAN
Beban Operasi
Beban Pegawai
Beban Barang dan Jasa
Beban Penyusutan dan Amortisasi
Beban Penyisihan Piutang
Beban Lain-lain

TOTAL BEBAN

SURPLUS (DEFISIT) - LO

BAB V
PENUTUP

Laporan Keuangan merupakan rangkaian Informasi terkini atas kondisi riil aspek
keuangan Tahun Anggaran 20XX yang penyusunannya didasarkan pada Peraturan

24
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah dan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah serta Kebijakan Akuntansi
Pemerintah Daerah seperti tertuang di dalam Peraturan Kepala Daerah tentang Sistem
dan Kebijakan Akuntansi.

25

Anda mungkin juga menyukai