OLEH
PENGAMPU MATERI
1. Mengupulkan data anak balita, ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui di seluruh wilayah
kerja Puskesmas.
2. Melakukan pengukuran dan pemantauan kegiatan pengukuran Berat Badan (BB), Tinggi
Badan (TB) diseluruh posyandu di wilayah kerja Puskesmas
3. Menentukan status gizi balita
4. Mencatat dan melaporkan kegiatan penimbangan di Posyandu berupa data SKDN, balita
gizi kurang dan gizi buruk
5. Mengumpulkan data anak balita dan bumil untuk pemberian makanan tambahan dan
pemulihan pada anak balita gizi kurang dan gizi buruk serta bumil KEK
6. Mencatat dan melaporkan hasil pengumpulan data ibu hamil KEK
7. Mencatat dan melaporkan hasil pengumpulan data gizi buruk
8. melakukan pelacakan gizi buruk
9. Melakukan pemantauan garam beryodium
10. Memantau pemberian PMT
11. Menyediakan kapsul vitamin A dan PMT
12. Distribusi vitamin A kepada bayi dan balita serta ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas
13. Melakukan konseling gizi pada pasien rawat jalan
14. Melakukan kerja sama lintas program untuk mendukung keberhasilan pelayanan program
gizi di puskesmas dan masyarakat
15. Melakukan pencatatan dan pelaporan program gizi
16. Aktif sebagai anggota PERSAGI
Namun dalam melaksanakan tugas saya sebagai Nutrisionis Terampil saya melihat isu-isu
yang cukup kompleks di wilayah kerja saya yaitu UPTD Puskesmas Binjai Serbangan.
1. Kurang optimalnya pelayanan konsultasi gizi mengenai gizi seimbang pada ibu balita gizi
kurang di UPTD Puskesmas Binjai Serbangan
2. Belum optimalnya proses penginputan data balita ke aplikasi EPPGBM di UPTD
Puskesmas Binjai Serbangan
3. Masih rendahnya cakupan ASI Eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas Binjai
Serbangan
III. DATA PENDUKUNG ISU
1. Berdasarkan data pada aplikasi EPPGBM masih didapati sebanyak 48 balita dengan
status gizi kurang dari total data balita yang masuk 2.542 orang
2. Berdasarkan data yang terinput ke aplikasi EPPGBM pada bulan Agustus hanya 2.073
data balita terinput dari total sasaran balita 4.652 orang
3. Berdasarkan laporan bulanan gizi pada bulan Agustus cakupan Asi Eksklusif hanya
45,61%
IV. ANALISIS PENYEBAB MASING-MASING ISU
Kurangnya tenaga
Aplikasi sering eror
pengentri data
Metode
Lingkungan
Manusia
Sarana dan Prasarana
Metode
Lingkungan
V. ANALISIS ISU
Dari identifikasi isu yang telah saya buat ,maka perlu dilakukan analisis isu
berdasarkan kriteria isu. Kriteria isu dapat diukur menggunakan metoda APKL.
Penetapan kualitas isu sebaiknya menggunakan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu.
Alat bantu penetapan kriteria isu adalah :
a. Aktual, artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam
masyarakat
b. Problematik, artinya isu memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga perlu
dicari segera solusinya.
c. Kekhalayakan, artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak
d. Layak, artinya isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan
inisiatif pemecahan masalahnya
Berikut adalah tabel analisis identifikasi isu dengan menggunakan alat bantu APKL :
Kriteria APKL
No Identifikasi Isu Keterangan
A P K L
Kurang optimalnya pelayanan konsultasi gizi
seimbang pada ibu balita gizi kurang di UPTD
1 Puskesmas Binjai Serbangan
√ √ √ √ Memenuhi
Belum optimalnya proses penginputan data
balita ke aplikasi EPPGBM di UPTD
2 Puskesmas Binjai Serbangan
√ √ - √ Tidak Memenuhi
Masih rendahnya cakupan ASI Eksklusif di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Binjai
3 Serbangan
√ √ √ √ Memenuhi
Dari ketiga isu diatas terdapat 2 (dua) isu yang memenuhi kriteria APKL untuk diangkat sebagai
isu yang berkualitas yaitu isi nomor 1 (satu) dan 3 (tiga) sedangkan 1 (satu) isu tidak memenuhi kriteria
yaitu isu nomor 2.
Dalam menentukan prioritas isu, maka akan digunakan metode USG (Urgency,
Seriousness, dan Growth). Metode ini merupakan salah satu alat untuk memilih masalah
prioritas dengan menggunakan penilaian/pembobotan skala nilai 1-5, sehingga dapat
diketahui urutan kepentingan isu dengan menggunakan 3 (tiga) komponen/variabel
pembanding, yaitu :
a. Urgency: seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis, dan ditindaklanjuti.
b. Seriousness: seberapa serius suatu isu harus dibahas, dikaitkan dengan akibat yang
ditimbulkan.
c. Growth: seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani
segera.
Penilaian isu dengan metode USG ini akan menggunakan skala Likert, yaitu : Skor 5 : sangat
setuju; Skor 4 : Setuju; Skor 3 : kurang setuju; Skor 2 : tidak setuju; dan Skor 1 : sangat tidak
setuju. Dengan menggunakan skala nilai diatas maka penetapan isu yang menjadi prioritas
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Berdasarkan hasil analisis dengan metode USG, dari keduaa isu tersebut yang
paling dominan dan layak diangkat untuk diaktualisasikan dilingkungan kerja adalah
"Kurang Optimalnya Pelayanan Konsultasi Gizi mengenai Gizi Seimbang pada Ibu Balita
Gizi Kurang bdi UPTD Puskesmas Binjai Serbangan” .
Isu ini layak diangkat karena banyaknya ibu balita yang kurang memahami pentingnya
status gizi anak . Masalah ini harus ditanggapi secara serius oleh pihak UPTD Puskesmas Binjai
Serbangan Kab Asahan dalam rangka upaya pencegahan stunting dan penurunan angka gizi buruk
di wilayah kerja UPTD Puskesmas Binjai Serbangan. Dengan diangkat isu ini, diharapkan
meningkatnya kesadaran ibu balita dalam memperhatikan status gizi balitanya.
Isu : Kurang optimalnya pelayanan konsultasi gizi mengenai gizi seimbang pada ibu
balita gizi kurang di UPTD Puskesmas Binjai Serbangan
Kegiatan :
1. Membuat leafleat/ brosur sebagai media informasi
2. Melakukan pemantauan pertumbuhan balita di posyandu
3. Melakukan penilaian status gizi pada balita
4. Membuat sharing grup wa KADARZI “ Keluarga Sadar Gizi”
5. Melakukan konsultasi gizi rutin