Sanitasi Print Iyan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN SANITASI LINGKUNGAN RUMAH TINGGAL

DI PERUMAHAN GAJAH INDAH


Disusun untuk Memenuhi Tugas Individu Sebagai Salah Satu
Persyaratan Mata Sanitasi Lingkungan Rumah Tinggal

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. E. Titiek Winanti, MS.
Dr. Erina Rahmadyanti, ST., MT.

Disusun Oleh :
M. Febrian Syifa’ul Mufid
19050724032

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PRODI S1 TEKNIK SIPIL
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan sumber bagi kehidupan. Sering kita mendengar bumi disebut sebagai
planet biru, karena air menutupi 3/4 permukaan bumi. Tetapi tidak jarang pula kita mengalami
kesulitan mendapatkan air bersih, terutama saat musim kemarau disaat air umur mulai berubah
warna atau berbau. Ironis memang, tapi itulah kenyataannya. Yang pasti kita harus selalu
optimis. Sekalipun air sumur atau sumber air lainnya yang kita miliki mulai menjadi keruh,
kotor ataupun berbau, selama kuantitasnya masih banyak kita masih dapat berupaya
merubah/menjernihkan air keruh/kotor tersebut menjadi air bersih yang layak pakai.
Ada berbagai macam cara sederhana yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan air
bersih, dan cara yang paling mudah dan paling umum digunakan adalah dengan membuat
saringan air, dan bagi kita mungkin yang paling tepat adalah membuat penjernih air atau
saringan air sederhana. Perlu diperhatikan, bahwa air bersih yang dihasilkan dari proses
penyaringan air secara sederhana tersebut tidak dapat menghilangkan sepenuhnya garam yang
terlarut di dalam air.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Keadaan sanitasi di perumahan Gajah Indah ?
2. Bagaimana cara mengolah air?
C. Tujuan Penulisan
Melalui makalah ini diharapkan pembaca mengetahui tentang:
1. Bagaimana Keadaan sanitasi di perumahan Gajah Indah
2. Cara mengolah air kotor menjadi air bersih.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Pengolahan Limbah Air Kotor di Perumahan Gajah Indah,
Baureno, Bojonegoro, Jawa Timur.

Perumahan Gajah Indah sudah ada sejak tahun 1999, dan kebanyakan rumah disini
menggunakan tipe 70, desain di perumahan ini masih menggunakan metode sederhana
sehingga tidak terlalu mementingkan keadaan lingkungan sekitar, salah satunya adalah sistem
pembuangan air kotor, di perumahan gajah indah kebanyakan saluran air kotor langsung
dialirkan ke selokan sehingga selokan di perumahan tercemar dan mampet.

Berikut gambar gambar selokan yang ada di perumahan :


Selokan di gang 3

Selokan di gang 5

Selokan di gang 1
Dari gambar gambar di atas bisa disimpulkan bahwa perumahan gajah indah masih tergolong
lingkungan kotor dan perlu ditindak
Gang 1

Lokasi Foto

Gang 2

Lokasi Foto

Gang 3

Gang 4

Lokasi Foto
Gang 5

Gang 6

Gang 7
Karena itu saya ingin mencoba merencanakan pembuatan kolam oksidasi di perumahan yang
bertujuan untuk mengolah limbah air kotor agar menjadi jernih
Kolam Oksidasi (Oxidation Ponds)

Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari, ganggang (algae),
bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air limbah dialirkan ke dalam kolam
besar berbentuk segi empat dengan kedalaman antara 1-2 meter. Dinding dan dasar kolam tidak
perlu diberi lapisan apapun. Lokasi kolam harus jauh dari daerah pemukiman dan di daerah yang
terbuka sehingga memungkinkan sirkulasi angin dengan baik.
B. Pengolahan Air Kotor Menjadi Air Bersih
Pengolahan air bersih didasarkan pada sifat-sifat koloid, yaitu koagulasi dan adsorpsi. Air
sungai atau air sumur yang keruh mengandung lumpur koloidal dan barangkali juga zat-zat warna,
zat pencemar seperti limbah detergen dan pestisida. Bahan-bahan yang diperlukan untuk
pengolahan air adalah tawas (alumunium sulfat), pasir, klorin atau kaporit, kapur tohor, dan karbon
aktif. Tawas berguna untuk menggumpalkan lumpur koloidal sehingga mudah disaring. Tawas
juga membentuk koloidal AL(OH)3 yang dapat mengadsorpsi zat-zat warna atau zat-zat pencemar
seperti detergen dan pestisida. Apabila tingkat kekeruhan air yang diolah terlalu tinggi maka
digunakan karbon aktif di samping tawas. Pasir berfungsi sebagai penyaring. Klorin atau kaporit
berfungsi sebagai pembasmi hama (desinfektan), sedangkan kapur tohor berguna untuk menaikkan
pH, yaitu untuk menetralkan keasaman ynang terjadi karena penggunaan tawas.
1. Industri Pengolahan Air Bersih (Perusahaan Air Minum)
Pengolahan air bersih di kota-kota besar pada prinsipnya sama dengan pengolahan air
sederhana. Mula-mula air sungai dipompakan ke dalam bak prasedimentasi. Di sini lumpur
dibiarkan mengendap karena pengaruh gravitasi. Lumpur dibuang dengan pompa, sedangkan air
selanjutnya dialirkan ke dalam bak ventury. Pada tahap ini dicampurkan tawas dan gas klorin
(preklorinasi). Poada air baku yang kekeruhan dan pencemarannya tinggi, perlu dibubuhkan
karbon aktif yang berguna untuk menghilangkan bau, warna, rasa, dan zat organik yang
terkandung dalam air baku. Dari bak ventury, air baku yang telah dicampur dengan bahan-bahan
kimia dialirkan ke dalam accelator. Di dalam bak accelator ini terjadi proses koagulasi, lumpur
dan kotoran lain menggumpal membentuk flok-flok yang akan mengalami sedimentasi secara
gravitasi. Selanjutnya, air sudah setengah bersih dialirkan ke dalam bak saringan pasir. Pada
saringan ini, sisa-sisa flok akan tertahan.
Dari bak pasir diperoleh air yang sudah hampir bersih. Air yang sudah cukup bersih ini
ditampung dalam bak lain yang disebut siphon, dimana ditambahkan kapur untuk menaikkan pH
dan gas klorin (post klorinasi) untuk mematikan hama. Dari bak siphon, air yang sudah memenuhi
standar air bersih selanjutnya dialirkan ke dalam reservoar, kemudian ke konsumen.
2. Pengolahan Air Bersih
Water Treatment Plant atau lebih populer dengan akronim WTP adalah bangunan utama
pengolahan air bersih. Biasanya bagunan ini terdiri dari 4 bagian, yaitu : bak koagulasi, bak
flokulasi, bak sedimentasi, dan bak filtrasi.
a. Koagulasi
Dari bangunan intake, air akan dipompa ke bak koagulasi ini. pada proses koagulasi ini
dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya air sungai atau air-air kotor
biasanya berbentuk koloid dengan berbagai partikel koloid yang terkandung di dalamnya.
Destabilisasi partikel koloid ini bisa dengan penambahan bahan kimia berupa tawas, ataupun
dilakukan secara fisik dengan rapid mixing (pengadukan cepat), hidrolis (terjunan atau hydrolic
jump), maupun secara mekanis (menggunakan batang pengaduk). Biasanya pada WTP dilakukan
dengan cara hidrolis berupa hydrolic jump. Lamanya proses adalah 30 – 90 detik.
Proses Koagulasi Secara Mekanis dengan mesin pemutar
b. Flokulasi
Setelah dari unit koagulasi, selanjutnya air akan masuk ke dalam unit flokulasi. Unit ini
ditujukan untuk membentuk dan memperbesar flok. Teknisnya adalah dengan dilakukan
pengadukan lambat (slow mixin)
Proses Sedimentasi
Gabungan unit koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi disebut unit aselator
c. Filtrasi
Setelah proses sedimentasi, proses selanjutnya adalah filtrasi. Unit filtrasi ini, sesuai dengan
namanya, adalah untuk menyaring dengan media berbutir. Media berbutir ini biasanya terdiri dari
antrasit, pasir silica, dan kerikil silica denga ketebalan berbeda. Dilakukan secara grafitasi.
Selesailah sudah proses pengolahan air bersih. Biasanya untuk proses tambahan, dilakukan
disinfeksi berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain sebelum masuk ke
bangunan selanjutnya, yaitu reservoir.
d. Reservoir
Setelah dari WTP dan berupa clear water, sebelum didistribusikan, air masuk ke dalam
reservoir. Reservoir ini berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih sebelum
didistribusikan melalui pipa-pipa secara grafitasi. Karena kebanyakan distribusi di kita
menggunakan grafitasi, maka reservoir ini biasanya diletakkan di tempat dengan eleveasi lebih
tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi sasaran distribusi. Biasanya terletak diatas bukit, atau
gunung.

Gabungan dari unit-unit pengolahan air ini disebut IPA – Instalasi Pengolahan Air. Untuk
menghemat biaya pembangunan, biasanya Intake, WTP, dan Reservoir dibangun dalam satu
kawasan dengan ketinggian yang cukup tinggi, sehingga tidak diperlukan pumping station dengan
kapasitas pompa dorong yang besar untuk menyalurkan air dari WTP ke reservoir. Barulah, setelah
dari reservoir, air bersih siap untuk didistribusikan melalui pipa-pipa dengan berbagai ukuran ke
tiap daerah distribusi.
3. Pengolahan Air Kotor (Limbah Industri)
Kadang-kadang aliran limbah perlu diolah sendiri-sendiri untuk mengurangi konsentrasi
beberapa zat pencemar dalam limbah cair. Aliran yang mengandung sulfida dapat dioksidasi untuk
mengurangi kadar sulfida. Krom hampir selalu trivalent karena tidak perlu dilakukan reduksi
bentuk heksavalennya. Aliran mengandung krom dapat diendapkan dengan menggunakan tawas,
garam besi atau polimer pada pH tinggi.
Krom mungkin dapat diperoleh kembali dengan menyaring endapan, melarutkannya
kembali dalam asam dan menggunakannya untuk penyamakan. Proses pengolahan primer lain
mliputi penyaringan, ekualisi dan pengendapan untuk mengurangi BOD dan memperoreh padatan
kembali. Pengolahan secara kimia dengan menggunakan tawas, kapur tohor, fero-chlorida atu
polielektrolit lebih lanjut dapat mengurangi PTT dan BOD. Sistem pengolahan secara biologi
bekerja efektif.
Keragaman laju alir dan kadar limbah mungkin besar. Karena itu, harus digunakan sistem
penyamakan atau sistem laju alir tinggi. Sistem anaerob efektif, tetapi akan mengeluarkan bau
tajam dang mengganggu daerah pemukiman. Sistem-sistem parit oksidasi, kolam aerob, sringan
tetes dan Lumpur teraktifkan sudah banyak digunakan. Danau (anaerob dan aerob) meruopakan
sistem yang murah dan efektif, apabila dirancang dan dioperasikan secara baik dan apabila tanah
tersedia. Apabila diperlukan, dapat digunakan suatu sistem untuk menghilangkan tingkat nitrogen
yang tinggi.
Dalam operasi baru telah digunakan adsorbsi (penyerapan) karbon dan pengayakan mikro
untuk mengurangi zat pencemar sampai tingkat rendah.
Cara pengolahan air limbah secara sederhana:
Pengolahan air limbah untuk melindungi lingkungan hidup dari pencemaran. Secara ilmiah
sebenarnya lingkungan mempunyai daya dukung yang cukup besar terhadap gangguan yang
timbul karena pencemaran air limbah tersebut. Namun demikian, alam tersebut mempunyai
kemampuan yang terbatas dalam daya dukungnya sehingga air limbah perlu diolah sebelum
dibuang. Beberapa cara sederhana pengolahan air buangan antara lain:
a. Pengenceran (Dilution)
Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah kemudian baru
dibuang ke badan-badan air. Tetapi dengan makin bertambahnya penduduk, yang berarti makin
meningkatnya kegiatan manusia, maka jumlah air limbah yang harus dibuang terlalu banyak dan
diperlukan air pengenceran terlalu banyak pula maka cara ini tidak dapat dipertahankan lagi.
Disamping itu, cara ini menimbulkan kerugian lain, diantaranya bahaya kontaminasi
terhadap badan-badan air masih tetap ada, pengendapan yang akhirnya menimbulkan
pendangkalan terhadap badan-badan air, seperti selokan, sungai, danau, dan sebagainya.
Selanjutnya dapat menimbulkan banjir.
b. Kolam Oksidasi (Oxidation Ponds)
Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari, ganggang (algae),
bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air limbah dialirkan ke dalam kolam besar
berbentuk segi empat dengan kedalaman antara 1-2 meter. Dinding dan dasar kolam tidak perlu
diberi lapisan apapun. Lokasi kolam harus jauh dari daerah pemukiman dan di daerah yang terbuka
sehingga memungkinkan sirkulasi angin dengan baik.
Cara kerjanya antara lain sebagai berikut:
Empat unsur yang berperan dalam proses pembersihan alamiah ini adalah sinar matahari,
ganggang, bakteri, dan oksigen. Ganggang dengan butir khlorophylnya dalam air limbah
melakukan proses fotosintesis dengan bantuan sinar matahari sehingga tumbuh dengan subur.
pada proses sintesis untuk pembentukan karbohidrat dari H2O dan CO2 oleh chlorophyl
dibawah pengaruh sinar matahari terbentuk O2 (oksigen). Kemudian oksigen ini digunakan oleh
bakteri aerobik untuk melakukan dekomposisi zat-zat organik yang terdapat dalam air buangan.
Disamping itu terjadi pengendapan.
Sebagai hasilnya nilai BOD dari air limbah tersebut akan berkurang sehingga relatif aman
bila akan dibuang ke dalam badan-badan air (kali, danau, dan sebagainya).
c. Irigasi
Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali dan air akan merembes masuk
ke dalam tanah melalui dasar dan dinding parit-parit tersebut. Dalam keadaan tertentu air buangan
dapat digunakan untuk pengairan ladang pertanian atau perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk
pemupukan. Hal ini terutama dapat dilakukan untuk air limbah dari rumah tangga, perusahaan susu
sapi, rumah potong hewan, dan lain-lainnya di mana kandungan zat-zat organik dan protein cukup
tinggi yang diperlukan oleh tanam-tanaman.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Begitu pentingnya kesehatan, salah satu faktor kesehatan adalah air sebagai salah satu
sumber kehidupan di muka bumi ini. Akan tetapi air sebagai sumber kehidupan di bumi ini sudah
banyak tercemar karena ulah manusia. Terjadinya berbagai penyakit yang diakibatkan oleh
pencemaran air menyebabkan dicarinya solusi untuk mendaur ulang air yang sudah kotor menjadi
air yang layak pakai lg dengan tradisional ataupun dengan alat yang canggih.
Pengolahan air bersih melalui beberapa proses diantaranya :
1. Koagulasi
2. Flokulasi
3. Filtrasi
4. Reservoir
Cara pengolahan air limbah secara sederhana:
1. Pengenceran (Dilution).
2. Kolam Oksidasi (Oxidation Ponds).
3. Irigasi.

DAFTAR PUSTAKA
Anonimous, 1998. Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan, Kantor Menteri
Biro Bina Kependudukan dan Lingkungan Hidup Sekretariat Wilayah Daerah
Tingkat I Propinsi Jawa Tengah, Semarang : Erlangga.
Fandeli, Chafid. 1995. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Prinsip Dasar dan
Pemapanannya dalam Pembangunan. Yogyakarta : Liberty.
Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet.
ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta.
Suratmo, Gunawan F. 1992. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta : Gajah
Mada University Press.
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2096385-pengertian-air/#ixzz1nmKAnB4D
http://aryansah.wordpress.com/2010/12/03/instalasi-pengolahan-air-bersih/
LAPORAN 2 SANITASI LINGKUNGAN RUMAH TINGGAL
DI PERUMAHAN GAJAH INDAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Individu Sebagai Salah Satu Persyaratan
Mata Sanitasi Lingkungan Rumah Tinggal

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. E. Titiek Winanti, MS.
Dr. Erina Rahmadyanti, ST., MT.

Disusun Oleh :
M. Febrian Syifa’ul Mufid
19050724032

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PRODI S1 TEKNIK SIPIL
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perumahan Gajah Indah sudah ada sejak tahun 1999, dan kebanyakan rumah disini
menggunakan tipe 70, desain di perumahan ini masih menggunakan metode sederhana sehingga
tidak terlalu mementingkan keadaan lingkungan sekitar, salah satunya adalah sistem
pembuangan air kotor, di perumahan gajah indah kebanyakan saluran air kotor langsung
dialirkan ke selokan sehingga selokan di perumahan tercemar dan mampet.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengolah air di perumahan Gajah Indah ?

C. Tujuan Penulisan
Melalui makalah ini diharapkan pembaca mengetahui tentang:
1. Cara mengolah air kotor menjadi air bersih di perumahan Gajah Indah.
Kolam Oksidasi

Teori:
Kolam oksidasi berbentuk persegi dengan kedalaman yang rendah. Limbah domestik disimpan di
kolam ini dalam jangka waktu tertentu. Selama periode penyimpanan ini, limbah domestik
diuraikan oleh bakteri aerob, alga dan sinar matahari. Ini berarti, pengolahan jenis ini adalah
metode pengolahan limbah domestik secara alami. Bakteri aerob menyerap oksigen dari atmosfer
untuk bertahan hidup dan mengguraikan materi organic di limbah domestic menjadi komponen
yang lebih sederhana.
Konstruksi dan operasi:
Kolam oksidasi dibangun dalam bentuk kolam persegi pannjang dengan kedalaman yang
dangkal. Panjang kolam bervariasi dari 50-100 m, lebar kolam dari 30-50 m dan kedalaman
bervariasi dari 0,9-1,5 m. kolam terbagi-bagi menjadi beberapa kompartemen yang dipisahkan
oleh sekat sehingga terbentuk saluran zigzag. Limbah domestik masuk ke kolam melalui saluran
inlet di salahsatu sudut. Limbah mengalir secara zigzag sampai seluruh kolam terisi. Waktu
tinggal limbah bervariasi dari 7-14 hari. Pengurainan limbah domestik dilakukan oleh bakteri
aerob. Setelah proses penguraian selesai, akan terbentuk humus hitam (lumpur) yang diambil
untuk selanjutnya digunakan sebagai pupuk
Kelebihan:
a. Menggunakan metode pengolahan alami sehingga murah.
b. Pengoperasian dan perawatan yang mudah.
c. Memiliki efisiensi tinggi dalam menyisihkan BOD (Bio Chemicals Oxygen
Demand/oksigen yg dibutuhkan untuk menguraikan senyawa didalam air oleh microba atau
micro organisme).
Kekurangan:
a. Membutuhkan lahan yang besar.
b. Menimbulkan bau yang tidak sedap dan dapat menjadi sarang nyamuk.
c. Pada musim penghujan dan berawan, limbah akan menjadi bersifat septic dan
menimbulkan kondisi yang tidak bersih.
Kegunaan:
Sistem jenis ini cocok digunakan pada kota kecil yang memiliki iklim tropis.
Tempat Rencana pembuatan kolam oksidasi di Perumahan Gajah Indah

Tempat Rencana pembuangan hasil penyaringan air kotor :


0.1449

Lokasi Pembuangan

7.2122

Lokasi
5.4250
Kolam 5.4250

Oksidasi
8.8047
Gang 1

0.0400
Lokasi Foto

Gang 2

0.0400
Lokasi Foto

Gang 3

Gang 4

0.0900
Lokasi Foto
Gang 5

Gang 6

Gang 7

Skala 1: 1000

Anda mungkin juga menyukai