Anda di halaman 1dari 4

Nama: iwan aliansy maibang

Nim: 180204033

Kelas: 4.1 PSIK

Mata Kuliah: Keperawatan Gerontik

1. Defenisi Komunikasi
Komunikasi adalah istilah komunikasi berasal dari bahasa latin
communicatio, yang bersumber dari kata komunis yang berarti sama. Sama
disini maksudnya adalah sama makna, jadi komunikasi dapat terjadi apabila
terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh
komunikator dan di terima oleh komunikan. Hovland mendefinisikan proses
komunikasi sebagai proses yang memungkinkan seseorang menyampaikan
rangsangan untuk mengubah perilaku orang lain. (Mulyana, 2010: 62).

2. Komunikasi Teraupetik pada Lansia


Komunikasi terapeutik pada lansia adalah
Adapaun pendekatan yang dilakukan pada lansia dalam pemberian informasi tentang
peningkatan kesehatan adalah melalui “komunikasi terapeutik pada lansia”.
komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan
dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Indrawati, 2003).

3. Komunikasi yang efektif pada Lansia


1. Hindari memberi saran, kecuali diminta

Biasanya, orangtua memberi nasihat dan meminta anak untuk mendengarkannya. Tapi
sebaliknya, bila saat ini orang tua yang diberi nasihat mungkin takkan berjalan dengan
semestinya. Terkadang sulit bagi beberapa lansia untuk menerima nasihat atau saran
dari anaknya.

Karena itu, memberikan saran sebaiknya dihindari kecuali Anda yakin telah diminta.
Biasanya lebih baik meminta pihak lain yang posisinya netral yang menjadi pemberi
saran. Meski demikian, Anda dapat memberikan dorongan dan dukungan, tanpa
memberikan nasihat.

2. Dengarkan apa kata orang tua

Benar-benar mendengarkan apa yang dikatakan sesepuh Anda. Jangan menyela atau
memotong pembicaraan. Dengarkan terlebih dulu apa yang diucapkan dan
disampaikan lansia. Kemudian, setelah itu Anda bisa mencoba mengutarakan apa
yang ingin disampaikan pada orang tua.
3. Terima perbedaan opini

Tak selamanya dalam satu sekeluarga ada satu kesepahaman. Karena itu, hormati
pendapat orang lain, dalam hal ini orang tua Anda dan jangan abaikan bila ia tidak
setuju dengan Anda. Dengarkan semua opininya, bila memungkinkan cobalah untuk
berkompromi ketika perlu mengambil sebuah keputusan.

4. Bicara dengan suara sedikit lebih nyaring

Beberapa lansia mengalami masalah pendengaran karena fungsi mendengarnya sudah


menurun. Tetap tenang dan berbicara dengan cara yang lembut dan tanpa basa-basi.
Berbicaralah lebih nyaring, jika perlu, tetapi hindari berteriak.

Pastikan pengucapannya jelas, hindari bergumam dan berbicara terlalu cepat. Fokus
pada satu ide dan gunakan kalimat singkat serta sederhana. Jika orang yang Anda
cintai masih belum memahami apa yang Anda katakan, cobalah untuk
mengucapkannya secara berbeda dan menggunakan kata-kata yang berbeda.

5. Hindari merendahkan

Pastikan upaya Anda untuk "meningkatkan volume" dan memperlambat pola bicara
tidak dianggap merendahkan. Bahkan jika orang tua mengalami demensia atau
gangguan pendengaran yang ekstrem, hindari berbicara seolah-olah mereka anak-
anak.

6. Pastikan suasana yang nyaman/tak berisik

Hindari melakukan percakapan di tengah-tengah suara bising atau berisik seperti


kendaraan, televisi atau radio. Anda dan orang tua menjadi sulit fokus berkomunikasi.
Matikan televise atau radio, atau paling tidak kecilkan volumenya. Bicaralah secara
berhadap-hadapan sehingga orang tua dapat menangkap ekspresi wajah Anda.

7. Upayakan untuk tertawa

Tertawa benar-benar obat terbaik. Momen-momen lucu sering muncul. Bersikap


terbuka, hindari perbincangan terlalu serius. Tertawa bersama dapat meredakan
ketegangan dan membangun kedekatan dengan orang yang Anda cintai.

4. Penyebab komunikasi tidak efektif pada lansia


1. Mendominasi pembicaraan

Karakter lansia yang terkadang merasa lebih tua dan mengerti banyak hal
menimbulkan perasaan bahwa ia mengetahui segalanya. Kondisi seperti ini akan
menyebabkan seorang lansia jadi lebih mendominasi pembicaraan atau komunikasi.
Selanjutnya adalah ia tidak akan merasa senang jika lawan bicaranya memotong
pembicaraan yang sedang ia lakukan. Hal ini akan sangat menyulitkan pembicaraan
yang terjadi.

2. Mempertahankan hak dengan menyerang

Kebanyakan lansia memang bersifat agresif. Beberapa dari mereka berusaha untuk
mempertahankan haknya dengan menyerang lawan bicaranya.

Komunikasi yang efektif tentunya tidak akan tercapai jika lansia berada dalam kondisi
yang seperti ini. Bahkan meskipun lawan bicara sudah berusaha keras untuk
memberikan pemahaman bahwa ia mendapatkan haknya, namun lansia terkadang
tetap merasa tidak aman sehingga terus melakukan penyerangan pada lawan
bicaranya.

Baca juga:

Teori Public Relations


Teori Komunikasi Massa
Komunikasi Dakwah
komunikasi antar budaya
3. Cuek

Cuek oleh lansia ditandai dengan sikap menarik diri saat akan diajak berbicara atau
berkomunikasi. Sikap seperti ini biasanya diikuti dengan perasaan menyepelekan
orang lain.

Banyak para lansia yang merasa bahwa komunikasi dengan orang yang lebih muda
dibandingkan dengan dirinya adalah satu kegiatan yang sia-sia dan tidak bermanfaat
sehingga ia akan dengan mudah menarik diri dari pembicaraan.

4. Kondisi fisik

Para lansia yang akan diajak berkomunikasi tentunya memiliki keterbatasan fisik yang
membuatnya menjadi kesulitan dalam berkomunikasi.

Banyak masalah yang timbul akibat kondisi fisik yang tidak baik pada lansia.
Misalnya saja jika ia memiliki masalah pada pendengaran, tentunya akan menjadi
masalah juga dalam komunikasi. Lansia tersebut akan membutuhkan alat bantu
dengar agar ia dapat berkomunikasi dengan baik dan lancar.

Jika ia tidak menggunakan alat bantu dengar, maka lawan bicaranya harus
menggunakan suara keras untuk bisa berbicara dengan lansia tersebut.
Sayangnya hal seperti ini sering disalahartikan oleh lansia sebagai bentuk penghinaan
dengan membentak. Disinilah berbagai masalah baru muncul, maka dari itu sangat
dibutuhkan pengertian dan pemahaman yang baik oleh lawan bicara terhadap kondisi
lansia agar komunikasi yang efektif dapat berjalan dengan baik dan lancar.

5. Stress

Hal lain yang menjadi hambatan dalam komunikasi dengan lansia adalah depresi atau
tingkat stres yang dialami oleh lansia.

Lansia sangat mudah diserang oleh stres, baik akibat kondisi fisik yang ia alami,
maupun faktor lainnya.

Jika seorang lansia sudah menderita stres, maka ia akan selalu mudah marah dan tidak
mau mendengar apapun yang dikatakan oleh orang lain. Kondisi ini hanya bisa
diperbaiki jika sumber dari beban pikirannya telah diatasi.

6. Mempermalukan orang lain di depan umum

Faktor penghambat komunikasi dengan lansia yang satu ini merupakan salah satu hal
yang banyak dihadapi oleh orang yang berkomunikasi dengan lansia. Lansia yang
selalu merasa benar dan tahu segalanya biasanya juga akan mempermalukan orang
lain di depan umum.

Hal ini sering dilakukan untuk menutupi kekurangan yang terdapat dalam diri mereka
sendiri. Jika sudah terjadi, maka biasanya komunikasi akan langsung berhenti dan
tidak lagi dilanjutkan karena lawan bicara sudah merasa tidak nyaman. Meskipun
begitu, kebanyakan lansia menyadari perbuatan mereka ini dan tidak merasa
melakukan kesalahan dalam komunikasi yang dilakukan.

5. Faktor penghambat komunikasi pada Lansia


Kendala lain dalam berkomunikasi dengan lansia ialah gangguan neurologi yang
menyebebkan gangguan bicara, penurunan daya pikir, mudah tersinggung, sulit
menjalin hubungan mudah percaya, gangguan pendengaran, gangguan penglihatan,
gangguan fisik, dan hambatan lingkungan (Aspiani, 2014).

Anda mungkin juga menyukai