KELOMPOK 3
KELAS B PENDIDIKAN MATEMATIKA 2020
Puji syukur Alhamdulillah kami ucapkan kepada Allah SWT, yang telah membantu kami
untuk menyelesaikan makalah dengan judul “Teori Behavioristik dan implementasi dalam
pembelajaran” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas kelompok Belajar dan
Pembelajaran jurusan Pendidikan Matematika pada Fakultas Pendidikan Ilmu Eksakta dan
Keolahragaan IKIP Budi Utomo Malang.
Dengan selesainya karya ilmiah ini penulis mengucapan banyak terima kasih kepada:
1. Orang tua yang selalu memberi semangat dan do’a untuk bisa menyelesaikan karya ilmiah
ini.
2. Ibu Era Dewi Kartika, S.Si, S.Pd, M.Pd selaku dosen mata kuliah Belajar dan
Pembelajaran
3. Teman – teman yang telah memotivasi penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca.
Meski demikian, dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Untuk itu, penulis
berharap kritik dan saran dari pembaca sebagai perbaikan makalah ini.
Kelompok 3
iii i
DAFTAR ISI
iiii i
BAB I
PENDAHULUAN
Teori belajar Behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner
tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini kemudian
berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan
teori dan praktek pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik.
Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang
yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan
metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila
diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
Metode behavioristik ini sangat cocok untuk perolehan kemampuan yang membutuhkan
praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti : Kecepatan, spontanitas,
kelenturan, reflek, daya tahan dan sebagainya, contohnya: percakapan bahasa asing,
mengetik, menari, menggunakan komputer, berenang, olahraga dan sebagainya. Teori ini
juga cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominasi peran
orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan
bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi permen atau puji.
4i i
1.3 TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk:
Untuk mengetahui pengertian dari teori belajar behaviorisme
Untuk mengetahui prinsip-prinsip pembelajaran Behaviorisme
Untuk menjelaskan tujuan pembelajaran Behaviorisme
Untuk mengetahui dan menjelaskan apklikasi teori behaviorisme terhadap pembelajaran
siswa
Untuk mengetahui dan menjelaskan kelebihan dan kekurangan dalam teori pembelajaran
Behavioristik
5i i
BAB II
PEMBAHASAN
a. Kelebihan :
Dalam teknik pembelajaran yang merujuk ke teori behavioristik terdapat beberapa kelebihan
diantaranya :
1) Membiasakan guru untuk bersikap jeli dan peka pada situasi dan kondisi belajar.
2) Metode behavioristik ini sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang
menbutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti: kecepatan,
spontanitas, kelenturan, refleksi, daya tahan, dan sebagainya.
3) Guru tidak banyak memberikan ceramah sehingga murid dibiasakan belajar mandiri.
Jika menemukan kesulitan baru ditanyakan kepada guru yang bersangkutan
4) Teori ini cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan
dominansi peran orang dewasa , suka mengulangi dan harus dibiasakan , suka meniru dan
senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi permen atau pujian.
b. Kekurangan :
1. Memandang belajar merupakan asosiasi belaka antara stimulus dan respon
2. Mengabaikan pengertian belajar sebagai unsur pokok
3. Proses belajar berlangsung secara teori
Selain teorinya, beberapa kekurangan perlu dicermati guru dalam menentukan teknik
pembelajaran yang mengacu ke teori ini, antara lain:
a) Sebuah konsekuensi bagi guru, untuk menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah
siap
b) Tidak setiap mata pelajaran bisa menggunakan metode ini
c) Penerapan teori behavioristik yang salah dalam suatu situasi pembelajaran juga
mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang sangat tidak menyenangkan bagi siswa
yaitu guru sebagai sentral, bersikap otoriter, komunikasi berlangsung satu arah, guru melatih dan
menentukan apa yang harus dipelajari murid
d) Murid berperan sebagai pendengar dalam proses pembelajaran dan menghafalkan apa yang
didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif
e) Penggunaan hukuman yang sangat dihindari oleh para tokoh behavioristik justru dianggap
metode yang paling efektif untuk menertibkan siswa
f) Murid dipandang pasif, perlu motivasi dari luar dan sangat dipengaruhi oleh penguatan
yang diberikan guru.
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan masalah yang kita bahas, dapat diambil kesimpulan:
1. Teori behavioristik merupakan teori belajar yang lebih menekankan pada perubahan
tingkah laku serta sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon.
2. Teori behaviristik terdiri dari dari 4 landasan: koneksionisme, pengkondisian, penguatan,
dan Operant conditioning.
3. Menurut teori belajar behavioristik, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah
laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah
belajar apabila ia bisa menunjukkan perubahan tingkah lakunya.
4. Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal
seperti: tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik pebelajar, media dan
fasilitas pembelajaran yang tersedia. .
5. Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan
pengetahuan, sedangkan belajar sebagai aktivitas mimetic, yang menuntut pembelajar
untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan,
kuis, atau tes.
3.2 SARAN
Kita sebagai calon guru harusnya mampu mendidik para peserta didik kita dengan baik,
dengan metode serta teori yang tepat sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik.
Oleh karena itu pelajarilah teori-teori pembelajaran yang ada agar kita mampu menemukan
kecocokan dalam metode mengajar yang tepat. melihat bagaimana pengaruh hasil cipta
budaya dalam pembelajaran matematika.