Anda di halaman 1dari 6

bandingkan dengan Indonesia.

C
Membandingkan Industri CPO P
Un-
Malaysia dengan Indonesia O tahun 2001, produksi CPO In-
tuk
donesia hanya sekitar 7,97 juta
M sedangkan Malaysia 11,8 juta
ton,
a
Malaysia dan Indonesia merupakan dua pemain utama ton. Namun demikian, untuk de-
dalam kade mendatang, Indonesia diper-
I kirakan dapat menyamai bahkan
melebihi produksi CPO Malaysia,
pasar internasional. Karena perannya yang demikian dominan, karena area total maupun area TM
kedua negara tersebut sering diperbandingkan dengan
menggunakan
berbagai tolok ukur seperti volume produksi dan tingkat efisiensi. Indonesia akan semakin luas, se-
Dalam membandingkan kedua negara tersebut, antara fakta, dangkan Malaysia mempunyai ta-
perkiraan, dan opini sering kabur karena tidak didukung oleh data naman tua yang makin luas se-
yang memadai. mentara TM justru menurun. Pada
tahun 2010-an, produksi CPO In-
donesia diperkirakan sudah
menya- mai bahkan melebihi
lebih luas yakni hampir 3 juta ha,
produksi CPO
sekitar 0,56 juta ha. Selain itu, M
Tulisan ini mencoba area kelapa sawit terluas di dunia a
Malaysia tidak banyak lagi memiliki l

menyajikan
yakni hampir 4 juta ha. Jika yang a
area untuk perluasan, sedangkan y
dilihat adalah area tanaman meng- s
beberapa data dan informasi Indonesia memiliki area potensial i
sedangkan Indonesia sekitar 2,56 yang dapat membantu kita dalam hasilkan (TM) sebagai salah satu a
juta ha. Di masa mendatang, Indo- membandingkan kondisi industri sek
nesia diperkirakan memiliki area kelapa sawit Malaysia dengan In- itar
m
TM yang lebih luas dibanding Ma- donesia. Dari segi luas area total, 2,9
e
laysia, karena Indonesia memiliki Indonesia memiliki area yang lebih juta
m
area tanaman belum menghasilkan luas dibandingkan dengan Malaysia ha.
i
yang jauh lebih luas yaitu 1,41 juta (Tabel 1). Dengan perkataan lain, faktor penentu volume produksi, l
ha, sedangkan Malaysia hanya Indonesia kini adalah negara dengan Sebagai konsekuensi dari per- i
ki area TM yang Malaysia.
bedaan luas TM, maka produksi Produktivitas kebun kelapa sa- wit
Malaysia mencapai 3,66 ton
CPO/ha/tahun, lebih tinggi diban-
dingkan dengan rata-rata produk-
tivitas yang dicapai Indonesia yaitu
sekitar 3,11 t CPO/ha/tahun. Di
samping masalah teknik budi daya,
produktivitas yang lebih rendah
juga disebabkan oleh umur
tanaman TM Indonesia yang
umumnya belum mencapai umur
optimum, sedang- kan Malaysia
sebagian besar ber-
ada pada umur optimum. Rendah-

nya produktivitas bukan

disebabkan 11
Tabel 1. Perbandingan Malaysia dan Indonesia dalam industri CPO, 2001. tanaman sawit sekitar US$2.260/
tahun, sedangkan petani
Aspek Malaysia Indonesia
Area (juta ha) Indonesia
Total 3,50 3,97 dengan luas 2 ha memperoleh
Tanaman menghasilkan 2,94 2,56 pendapatan sekitar
Rp1.066/tahun.
0,56 1,41 sejahteraan yang lebih tinggi di Ma-
laysia tidak terlepas dari kebijakan
PO 7,97 p
11,80 e
m
e
r
i
n
t
a
h

M
a
l
a
y
s
i
a

y
a
n
g

s
a
n
g
a
t
Produktivitas kebunmendukung industri sawitnya. Pe-
19,14 16,39 3,66 3,11 ngembangan industri CPO
Malaysia
Rendemen (%) 19,22 19 dilandasi dasar hukum yang
cukup
Pabrik CPO kuat, antara lain tercantum dalam
Jumlah pabrik (unit) 352 249 Kapasitas (juta t CPO/tahun) the Third National Agricultural
13,02 11,50
Pabrik oleokimia
Policy 192-2010 (NAP3)
Jumlah pabrik (unit) 17 8 dan the
Second Industrial Master Plan
Kapasitas (juta t/tahun) 1,96 1,10 1996-2005 (IMP2). Dasar hukum
1,30 0,80 yang kuat tersebut selanjutnya di-
implementasikan dalam berbagai
CPO 10,62 4,11
PKO 0,67 0,58 kebijakan yang efektif. Sebagai
1,20 0,52 3,74 Ts contoh, pemerintah Malaysia tidak
CPO 2,67 1,09 lagi menerapkan pajak ekspor CPO
PKO 0,23 0,24 guna meningkatkan daya saing in-
0,67 0,24 dustri CPO Malaysia. Di samping
itu, pemerintah Malaysia secara
Harga TBS (% dari harga CPO) 90 83 Pemilikan kebun (ha/petani) progresif memfasilitasi kebijakan
4,50 2
counter trade untuk mendorong
Pendapatan petani (US$/ha/tahun) 565 533
ekspor. Pemerintah Malaysia juga
mendukung ekspor dengan kebijak-
an yang dikenal sebagai
Palm Oil
Credit and Payment Arrangement
oleh perbedaan rendemen, tetapi nilai US$0,67 juta, sementara(
lebih banyak karena produktivitas ekspor oleokimia Indonesia hanyaP
TBS Malaysia lebih tinggi dengan 12 sekitar 0,52 juta ton dengan nilaiO
dibanding Indonesia (Tabel 1). US$0,24 juta. C
Industri hilir (pengolahan) ke- lapa Jika melihat kesejahteraan pe- tani,P
sawit Malaysia juga berkem- bang mudah diduga petani MalaysiaA
lebih pesat dibandingkan di lebih sejahtera dibanding petani)
Indonesia. Industri pengolahan kelapa sawit Indonesia. Penyebab.
yang berkembang di Malaysia pertamanya adalah petani sawit
terutama Malaysia memiliki rata-rata areaK
adalah palm kernel cake sawit lebih luas (4,5 ha) dibandinge
dan oleo- petani Indonesia yang hanyab
kimia. Sebagai contoh, jumlah pab- memi- liki area sekitar 2 ha. Kedua,i
rik oleokimia di Malaysia mencapai pro- duktivitas CPO Malaysia rata-j
17 unit dengan produksi 1,3 juta rata mencapai 3,66 t/ha/tahun,a
ton, sementara Indonesia hanya sedang- kan petani Indonesiak
memiliki 8 unit dengan produksi se- hanya 3,11 t CPO/ha/tahun. Ketiga,a
kitar 0,8 juta ton. Hal ini merupa- harga yang diterima petanin
kan salah satu penyebab industri Malaysia lebih tinggi dari yang
kelapa sawit Malaysia lebih tahan diterima petani Indonesia. Rata-i
terhadap goncangan pasar interna- rata harga di tingkat petanin
sional dibandingkan dengan Indo- Malaysia berkisar 90% dari hargai
nesia. CPO, sedangkan di Indonesia
Industri hilir yang sudah ber- paling tinggi hanya 83%.m
kembang ini selanjutnya akan me- Akibatnya, rata- rata pendapatane
macu ekspor produk olahan sawit petani sawit Ma- laysia lebih tinggim
hingga mencapai 3,34 juta ton atau dari petani In- donesia, yakniu
sekitar 23% dari total nilai ekspor US$565 vs US$ 533/ha/tahun.d
produk industri CPO Malaysia. Un- Dengan rata-rata pe- milikan lahana
tuk oleokimia, volume ekspor Ma- 4,5 ha, maka penda- patan petanih
sawit Malaysia dari -

laysia mencapai 1,2 juta ton k


a
n
negara importir untuk meng- impor
CPO dari Malaysia karena adanya
dukungan kredit dari Ma- laysia.
Kebijakan ini didukung oleh MOU
Pemerintah Malaysia dengan
pemerintah negara pengimpor, per-
janjian antara Bank Negara Ma-
laysia dan Bank Sentral negara
pengimpor, serta kontrak jangka
panjang antara eksportir Malaysia
dan importir negara pengimpor.
Semua kebijakan tersebut tidak
terlepas dari keterpaduan tiga ke-
lembagaan yang mengelola kelapa
sawit di Malaysia yaitu Palm Oil
Registration and Licensing Authori-
ty (PORLA), Palm Oil Research
Institute of Malaysia (PORIM), dan
Malaysian Palm Oil Promotion
Council (MPOPC). PORLA
mempu-
nyai fungsi utama untuk menjamin
bahwa industri sawit berkembang
seperti yang "direncanakan"
dengan mengontrol perijinan yang
berkait- an dengan produksi,
transportasi, penyimpanan, ekspor,
dan penjual- an. MPOPC yang
dikelola swasta mempunyai peran
utama dalam
public relations , promosi, dan salah seperti yang berkaitan kan melampaui Malaysia. Untuk
advo- dengan hubungan antara inti dan mewujudkan hal tersebut, dibu-
kasi. Di sisi lain, PORIM berperan plasma. Cess sebagai sumber tuhkan kemauan untuk memper-
dalam penelitian dan pengembang- pendanaan untuk pengembangan, baiki diri dan kerja keras semua
an. Dana untuk ketiga lembaga ter- penelitian, dan promosi masih stakeholders industri kelapa sawit
sebut diperoleh dari cess yaitu RM berlaku tetapi dengan nilai 0 atau Indonesia (Wayan R. Susila ).
5,0 untuk PORIM, RM 1,75 untuk sama dengan tidak berlaku. Lebih
PORLA, dan RM 1,0 untuk jauh lagi, Indo- nesia masih
MPOPC per ton produk. Bahkan memberlakukan pajak ekspor
PORLA dan PORIM melakukan dengan kebijakan yang berubah- Untuk informasi lebih
konsolidasi dan ubah. Akhirnya, kelem- bagaan lanjut hubungi:
bergabung membentuk Malaysian untuk mengembangkan ke- lapa
Palm Oil Board (MPOB). sawit dalam wujud Dewan Kelapa Lembaga Riset
Untuk Indonesia, dukungan ke- Sawit baru terbentuk se- hingga Perkebunan Indonesia
bijakan industri kelapa sawit tidak kontribusinya masih belum tampak. Jln. Salak No. 1A, Bogor
sesolid di Malaysia. Dukungan kre- Dengan perbedaan tersebut cukup 16151 Telepon :(0251)
dit BLBI melalui program PBSN ti- wajar bila industri kelapa sawit 333382 333088
dak berjalan seperti yang diharap- Indonesia untuk sementara 333089 Faksimile:(0251)
kan karena lemahnya implementasi tertinggal dari Malaysia. Namun, 315985
dan pengawasan. Dukungan Indonesia mempunyai potensi dan E-mail :ipardboo@indo.net.id
peme- rintah dalam bentuk proyek peluang untuk mengejar dan bah-
PIR su- dah mulai memberikan
hasil, tetapi masih menyisakan
berbagai ma-

13

Anda mungkin juga menyukai