Anda di halaman 1dari 2

Peluang Bisnis lain yang cukup menjanjikan dalam industry kelaoa sawit

adalah komoditas cangkang sawit, Saat ini, kebutuhan energi listrik dunia
semakin meningkat seiring meningkatnya jumlah penduduk. Krisis energi
listrik yang terjadi karena makin menipisnya sumber energi konvensional dan
banyak pembangkit tenaga listrik menggunakan bahan bakar fosil sebagai
bahan bakar utamanya. Solusinya dapat memanfaatkan sumber-sumber
energi alternatif yang dapat menjadi bahan bakar substitusi yang ramah
lingkungan, efektif, efisien serta berkelanjutan Dibandingkan energi fosil,
cangkang kelapa sawit merupakan bahan bakar alternatif yang murah dan
berkelanjutan. Ketersediaannya tidak perlu diragukan karena luas
perkebunan kelapa sawit di Indonesia sangat luas.

Salah satu alternatif energi berkelanjutan adalah dari biomas sawit. Biomas
tersebut khususnya dari limbah kelapa sawit yakni cangkang dan serabut
sawit yang sudah terkumpul di sekitar PKS sehingga tidak memerlukan biaya
pengumpulan yang terlalu besar dan hingga saat ini kebutuhan cangkang
hanya untuk bahan bakar Boiler yang hanya membutuhkan 30% dari total
produksi cangkang dari PKS tersebut

Produksi cangkang sawit dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring


dengan bertambahnya luasan perkebunan, baik perkebunan rakyat maupun
perkebunan swasta nasional, Produksi Cangkang nasional pada 4 tahun
terakhir yang kami catat pada tahun 2018 produksi sebesar 9,45 juta ton,
pada tahun 2019 meningkat menjadi 9,97 juta ton dan pada tahun 2020
tercatat produksi cangkang 10,44 juta ton pada tahun 2021 ini kami
perkirakan produksi cangkang sawit Indonesia 10,68 juta ton atau naik tipis
sekitar 2,24 persen dari produksi tahun 2020

Dari produksi cangkang nasional yang dimanfaatkan untuk ekspor baru


sekitar 30 persen dan penggunaan untuk industri dalam negeri hanya sekitar
40 persen dari total produksi, sehingga potensi ekspor cangkang masih cukup
menjanjikan.

Ekspor cangkang dari tahun ke tahun juga meningkat cukup signifikan pada
tahun 2018 volume ekspor sebesar 2,00 juta ton dengan nilai value US$
147,49 juta pada tahun 2019 ekspor cangkang sebesar 2,97 juta MT dengan
nilai US$ 195,95 juta pada tahun 2020 ekspor cangkang 3,17 juta MT dengan
nilai US$ 299,00 Juta dan hingga Agustus 2021 Ekspor Cangkang Indonesia
sebesar 2,35 juta MT dengan Nilai US$ 227,75 juta.

Negara Tujuan Ekspor terbesar adalah Jepang pada tahun 2018 ekspor
cangkang Indonesia sebesar 1.09 juta MT atau 54,41 persen dari total ekspor
dengan Nilai US$82.99 juta pada tahun 2019 volume ekspor cangkang
Indonesia ke Jepang 1,72 juta MT atau 57,78 persen dari total ekspor dengan
Nilai US$ 118,23 Juta dan pada tahun 2020 Volume ekspor ke Jepang 2,41
Juta MT atau 75,86 persen dengan nilai US$ 228.88 Juta sementara itu
hingga bulan Agustus 2021 Ekspor cangkang Indonesia 2,07 Juta MT atau
87,95 persen dengan Nilai US$ 201,92 Juta

Harga cangkang FOB pada tahun 2018 tercatat US$ 75,50 pada tahun 2018
turun menjadi US$ 73,55 per ton pada tahun 2019 turun kembali menjadi
US$ 64,79 per ton dan hingga Agustus 2020 naki kembali menjadi US$ 86,15
dan hingga Agustus 2021 harga cangkang rata rata FOB adalah US$ 96,99 per
ton sementara itu pungutan ekspor yang terdiri dari Bea Keluar sebesar US$7
per ton dan pajak ekspor US$ 28 jadi total pungutan ekspor adalah US$35 per
ton atau sekitar 35,93 persen dari harga Ekspor cangkang FOB.

Demikian yang dapat kita sampaikan semoga bermanfaat terima kasih


Wassalamu’alaikum wr wb

Anda mungkin juga menyukai