Anda di halaman 1dari 3

TUGAS ILMU LINGKUNGAN

Sri Ambarwati (H1B020046)

PIDATO KENEGARAAN 16 AGUSTUS 2022 MENGENAI LINGKUNGAN DAN ISU


IKLIM DAN LINGKUNGAN DALAM AGENDA G20

Bertepatan dengan hari kemerdekaan Negara Indonesia maka pada setiap tanggal 16
Agustus, Presiden RI akan memberikan sebuah pidato kenegaraan. Kehiatan ini merupakan
kegiatan rutin yang dilakukan oleh presiden pada setiap tahunnya. Dan pada tahun 2022
tepatnya pada tanggal 16 Agustus 2022, Ir. H. Joko Widodo selaku presiden RI tahun
sekarang menyampaikan pidato kenegaraan yang berisi tentang informasi dan capaian Negara
Indonesia yang berhasil terlaksana dalam satu atau beberapa tahun sebelumnya. Pembacaan
pidato kenegaraan presiden dalam Sidang Tahunan 2022 berlangsung di Gedung Nusantara,
Kompleks Pralemen, Jakarta. Meski demikian, masyarakat dapat menyaksikan secara
langsung melalui siaran TV nasional atau media sosial resmi MPR dan DPR.

Ada beberapa isi dari pidato kenegaraan yang membahas mengenai ilmu lingkungan.
Indonesia memiliki banyak kekuatan salah satunya adalah sumber daya alam yang melimpah.
Wilayah yang luas dengan keanekaragaman hayati terkaya di dunia pasti menjadi kekuatan
besar Indonesia jika kita kelola secara bijak dan berkelanjutan. Syarat yang dicapai yaitu
harus dihilirkan dan diindustrialisasikan di dalam negeri, agar nilai tambahnya bisa maksimal
untuk kepentingan nasional. Hal ini akan membuka lapangan kerja, meningkatkan ekspor,
menghasilkan devisa, meningkatkan pendapatan negara, serta mendongkrak pertumbuhan
ekonomi. Hilirisasi dan industrialisasi sumber daya alam harus terus dilakukan. Hilirisasi
nikel, misalnya, telah meningkatkan ekspor besi baja 18 kali lipat. Pada tahun 2014, hanya
sekitar Rp 16 triliun, tapi di tahun 2021 kemarin meningkat menjadi Rp 306 triliun karena
sudah diekspor dalam bentuk barang setengah jadi atau barang jadi. Di akhir tahun 2022 ini,
kita harapkan sudah bisa mencapai Rp 440 triliun. Itu hanya dari nikel.

Selain hilirisasi, optimalisasi sumber energi bersih dan ekonomi hijau juga harus terus
kita tingkatkan. Persemaian dan rehabilitasi hutan tropis dan hutan mangrove, serta
rehabilitasi habitat laut, akan terus dilakukan, dan akan menjadi potensi besar penyerap
karbon. Energi bersih dari panas matahari, panas bumi, angin, ombak laut, dan energi bio,
akan menarik industrialisasi penghasil produk-produk rendah emisi. Hal ini. Tindakan dalam
persemaian dan rehabilitasi hutan tropis, hutan mangrove, serta habitat laut memiliki tujuan
sebagai media yang memiliki potensi besar dalam penyerapan karbon. Kita tahu bahwa
fenomena emisi karbon merupakan proses pelepasan karbon ke lapisan atmosfer bumi. Emisi
karbon juga menjadi salah satu penyumbang terjadinya perubahan iklim dan pemanasan
global karena efek rumah kaca yang akibatnya suhu pada permukaan bumi menjadi lebih
panas. Dengan hal ini kita dapat mencegah terjadinya perubahan iklim dan pemanasan global
dengan mudah.

Sebagai contohnya Kawasan industri hijau di Kalimantan Utara akan menjadi Green
Industrial Park terbesar di dunia. Dengan ini, kita akan menjadi penghasil produk hijau yang
kompetitif di perdagangan internasional. Hal ini berdampak positif bagi lingkungan dan
menjadi penggerak untuk kawasan industry lainnya supaya lebih ramah lingkungan dan dapat
memanfaatkan sumber daya alam terbarukan. Karena dengan ini akan menjadikan sumber
energi yang ada di Indonesia melimpah dan tidak terbatas, mengurangi polusi yang dapat
merusak kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya, dan dapat berpeluang mengurangi
penggangguran yang ada di Indonesia. Upaya tersebut bisa langsung disinergikan dengan
program peningkatan produksi pangan dan energi bio. Pemanfaatan kekayaan hayati laut
secara bijak, akan menjadi kekuatan besar untuk produk pangan, farmasi, dan energi.
Demikian pula halnya dengan perkebunan kita, antara lain kelapa sawit, yang telah terbukti
menjadi pemasok terbesar CPO dunia. Untuk konsumsi beras, kita sudah tidak lagi impor
dalam tiga tahun terakhir, untuk beras konsumsi. Pembangunan bendungan dan irigasi telah
mendukung peningkatan produktivitas nasional kita. Dan baru-baru ini, kita memperoleh
penghargaan dari International Rice Research Institute yang disaksikan oleh FAO, karena kita
dinilai mampu mencapai sistem ketahanan pangan dan swasembada beras sejak tahun 2019.

Selain itu, dalam pidato kenegaraan juga membahas mengenai G20. G20 itu sendiri
adalah forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (UE).
G20 merepresentasikan lebih dari 60 % populasi bumi, 75 % pedagangan global, 80% PDB
dunia. Tahun ini merupakan tahun spesial bagi Indonesia karena menjadi tuan rumah KTT
G20 yang akan diselenggarakan bulan November 2022 yang berlokasi di Bali. Ada beberapa
isu yang diangkat dalam agenda G20 salah satunya adalah isu iklim dan lingkungan yang
terjadi. Di dalam isu iklim dan lingkungan ini, G20 mengusung kelompok kerja EDM-CSWG
(Environment Deputies Meeting – Climate Sustainability Working Group) yang berfokus
pada isu transisi energi, ekonomi hijau, dan lingkungan yang berkelanjutan. Dan memiliki
tujuan khusus untuk mengurangi emisi, menyelesaikan isu keanekaragaman hayati,
memperbaiki kualitas udara, serta meningkatkan efisiensi energi.

Anda mungkin juga menyukai