Anda di halaman 1dari 9

RESUME BIOMEDIK

TEMA 6

KEMALA HAYATI ANGGRAINI P.N

1B/23

S1 KEPERAWATAN

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

PRODI S1 KEPERAWATAN

2021/2022
METABOLISME PROTEIN
Protein dalam sel hidup terus menerus diperbaharui melalui proses pertukaran protein, yaitu
suatu proses berkesinambungan yang terdiri atas penguraian protein yang sudah ada menjadi asam
amino bebas dan resintesis selanjutnya dari asam-asam amino bebas menjadi protein. Sekitar 75- 80 %
dari asam amino yang dibebaskan akan digunakan

Untuk mempertahankan kesehatan, manusia memerlukan60 g protein setiap hari atau ekivalen
dalam bentuk asam amino bebas. Secara umum metabolisme protein dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Asam-asam amino yang berlebih tidak akan disimpan, tetapi diuraikan dengan cepat. Di dalam sel,
protein akan diuraikan menjadi asam-asam amino oleh protease dan peptidase.

Selanjutnya, oleh peptidase, peptida tersebut akan diuraikan menjadi asam-asam amino bebas.
Endopeptidase akan memutus ikatan peptida internal sehingga terbentuk peptida-peptida yang lebih
pendek, selanjutnya ammopeptidase dan karboksipeptidase akan membebaskan asam-asam amino
masing-masing dalam gugus terminal-N dan -Cpada peptida-peptida tersebut.

Katabolisme Nitrogen Asam Animo


Hanya sedikit organisme yang dapat mengubah nitrogen bebas menjadi senyawa biologis yang
berguna seperti NH3, oleh karenanya organisme umumnya menggunakan nitrogen dari asam amino.
Pada umumnya, asam amino dimetabolisasi di hepar . Ammonia yang dihasilkan didaur ulang dan
digunakan untuk bermacam-macam proses biosintesis, kelebihannya akan dibuang sebagai urea.

ii
Di dalam katabolisme ini, asam amino glutamat dan glutamin berperan penting, Gugus amino
dari asam amino akan dialihkan ke a-keto glutamat membentuk glutamat . Selanjutnya, glutamat akan
diangkut ke mitokondria dan gugus amino dilepaskan berupa NH4. Kelebihan ammonia jaringan lain
akan diubah menjadi glutamin lalu diangkut ke mitokondria hepar.

TRANSMINASI
Transamini adalah pemindahan gugus asam a-amino pada glutamat, proses ini merupakan
reaksi pertama dari proses katabolisme. Enzim ini mempunyai gugus prostetik piridoksal phospat .
Umumnya, piridoksal fosfat berikatan kovalen dengan situs aktif enzim melalui ikatan imin , yaitu pada
gugus amina E dari residu lisin transaminase. Reaksi-reaksi yang dikatalisis transaminase mempunyai
konstanta kesetimbangan 1,0 karenanya reaksinya adalah bolak-balik. Gugus prostetik piridoksal fosfat
berfungsi sebagai pengangkut sementara bagi gugus amino pada situs aktif transaminase.

Senyawa ini mengalami transformasi antara bentuk aldehid (piridoksal fosfat) yang dapat
menerima gugus amino dengan bentuk transaminasinya, yaitu piridoksamin fosfat yang dapat
memberikan gugusaminonya kepada suatu asam keto-a. Piridoksal fosfat terikat pada transaminase
pada situs aktifnya melalui ikatan kovalen dalam bentuk kimina (basa schiff) dengan gugus amino E
dari residu lisin.
METABOLISME PURIN
Purin adalah senyawa amina bagian dari protein yang menyusun tubuh makhluk hidup, bahkan
sistem metabolisme tubuh kita sendiri juga memproduksi purin. Hal ini mengandung arti bahwa semua
bahan makanan mengandung purin, sehingga purin tidak pernah dapat disingkirkan sama sekali dari
diet sehari-hari. Hanya saja setiap makanan mengandung purin dengan kadar yang berbeda-beda
sehingga pengaruh yang ditimbulkannya pun berbeda-beda juga.

Purin terdapat dalam asam nukleat berupa nukleoprotein di dalam bahan pangan, asam nukleat
akan dibebaskan dari nukleoprotein oleh enzim pencernaan yang ada di dalam usus. Selanjutnya asam
nukleat akan dipecahkan lagi menjadi mononukleotida yang dihidrolisis menjadi nukleosida yang dapat
diserap oleh tubuh, dan sebagian lagi akan dipecah menjadi purin dan pirimidin. Kemudian purin akan
teroksidasi menjadi asam urat

Pembentukan asam urat dimulai dengan metabolisme dari DNA dan RNA menjadi adenosin
dan guanosin. Proses yang terjadi pada asam urat berlangsung secara terus menerus di dalam tubuh,
sebagian dari sel tubuh diproduksi dan digantikan terutama dalam aliran darah. Adenosin yang
terbentuk kemudian dimetabolisme menjadi hiposantin kemudian dimetabolisme lagi menjadi enzim
xanthine, sedangkan guonosin juga dimetabolisme menjadi xanthine. Kemudian enzim xanthine dari
hasil metabolisme hiposantin dan guonosin dimetabolisme dengan bantuan enzim xanthine oksidase
menjadi asam urat. Enzim xanthine ini sangat aktif bekerja dalam hati, usus halus, dan ginjal, tanpa
adanya enzim ini asam urat tidak akan terbentuk
PEMBATASAN KONSUMSI PURIN
Seseorang yang telah mengalami pembengkakan sendi karena asam uratn harus melakukan
pembatasan konsumsi purin. Hampir semua bahan makanann6 sumber protein mengandung
nukleoprotein.Asupan purin normal biasanya mengandung 600-1000 mg purin per hari dan untuk
penderita asam urat membatasi asupan purin menjadi 100-150 mg purin per hari

SUMBER ASAM URAT


Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuhnya, karena metabolisme normal akan
dihasilkan asam urat sedangkan pemicunya adalah faktor makanan dan senyawa lain yang mengandung
purin. Purin di temukan dalam semua makanan yang mengandung protein. Sumber asam urat di dalam
tubuh berasal dari beragam kondisi, yaitu:

a. Asam urat endogen sebagai hasil metabolisme nukloeprotein terdiri dari protein dan asam
nukleat. Asam nukleat adalah kumpulan nukloetida yang terdiri dari basa purin dan pirimidin,
karbohidrat, serta fosfat
b. Asam urat eksogen yang berasal dari makanan yang mengandung nukloeprotein
c. Hasil sintesis yang secara langsung menghasilkan sejumlah besar asam urat karena adanya
kelainan enzim yang sifatnya di turunkan atau karena suatu penyakit tertentu di mana sel-sel
berkumpul berlipat ganda dan dihancurkan dalam waktu yang singkat.

PENYEBAB ASAM URAT


Faktor risiko yang mempengaruhi tingginya asam urat adalah umur, kegemukan, penyakit
jantung dan konsumsi obat-obatan tertentu dan gangguan fungsi ginjal. Konsumsi purin yang terdapat
dalam daging dan seafood berhubungan terhadap risiko peningkatan kadar asam urat Mengkonsumsi
alkohol juga dapat meningkatkan resiko penyakit asam urat, sebab alkohol dapat menyebabkan
pembuangan asam urat lewat urine berkurang. Sehingga asam urat tetap tertahan dalam darah dan
menumpuk di persendian.
METABOLISME PRIMIDIN
Berbeda dengan purin, pirimidin tidak disintesis sebagai turunan nukleotida. Cincin pirimidin
sudah dibentuk sebelum melekat atau berikatan pada molekul ribosa-5-P. Cincin pirimidin terdiri dari
enam atom dan dibentuk dari dua molekul prekursor yaitu karbamoil-P dan asam aspartat. Biosintesis
pirimidin terdiri dari 12 tahap, tetapi bisa dikategorikan menjadi tiga tahap utama berdasarkan produk
38 utama yang dibentuknya, yaitu tahap pembentukan karbamoil fosfat, tahap pembentukan asam
orotat, dan tahap pembentukan nukleotida pirimidin.

Mengingat molekul pirimidin lebih kecil daripada purin, maka sintesisnya lebih sederhana
tetapi berasal dari sejumlah komponen yang tersedia atau telah ada. Nitrogen amida glutamin dan
karbon dioksida menjadi atom no 2 dan 3 cincin pirimidin. Mereka melakukannya setelah sebelumnya
diubah menjadi Karbamoil fosfat. Empat atom lainnya disediakan oleh aspartat. Sebagaimana pada
nukleotida purin, gula fosfat disediakan oleh PRPP.

Pembentukan karbamoil fosfat (Tahap 1 biosintesis pirimidin)


Tahap pertama ini terdiri dari tiga tahap lagi, yaitu:

a. ATP pertama yang dikonsumsi oleh sintesis karbamoil fosfat digunakan untuk pembentukan
karboksi-fosfat sebagai bentuk aktif dari CO2.
b. Karboksi-fosfat (juga disebut karbonil-fosfat) kemudian bereaksi dengan glutamin-amida untuk
menghasilkan karbamat dan glutamat.
c. Karbamat difosforilasi oleh ATP kedua untuk menbentuk ADP dan karbamoil fosfat.

Sintesis pirimidin diawali dengan karbamoil fosfat yang disintesis di sitosol jaringan yang
mampu membentuk pirimidin (tertinggi di limpa, GI tract, dan testes). Proses ini menggunakan enzim
yang berbeda-beda tidak seperti sintesis urea yang hanya satu enzim. Karbamoil fosfat sintetase II
(CPS II) mengubah glutamin menjadi ammonia bebas dan tidak memerlukan N-Asetilglutamat.
Pembentukan asam orotat
Pada manusia, CPS II, aktivitas asp-transkarbamilase, dan dihidroorotase merupakan bagian
dari satu protein yang multifungsional. 42 Oksidasi cincin merupakan proses yang kompleks dan belum
benar-benar dipahami keberadaan enzim yang menghasilkan piridin bebas, asam orotat. Enzim ini
terdapat di permukaan luar membran dalam mitokondria, berbeda dengan enzim lainnya yang terdapat
di sitosol. Perbedaan konstras dari sintesis purin yang nukleotidanya dibentuk pertama kali sedangkan
pirimidin yang disintesis pertama adalah basa bebas.

kondensasi karbamoil fosfat dan aspartat menghasilkan karbamoilaspartat yang dikatalisis


oleh aspartat transkarbamoilase (ATCase). ATCase mengkatalisis kondensasi karbamoil fosfat dengan
aspartat membentuk karbamoilaspartat Tidak ada masukan atau input ATP yang diperlukan pada tahap
ini sebab karbamoil fosfat mewakili “activated” gugus karbamoil. Karbamoil fosfat dikatalisis oleh
CPS II dalam Mammalia tidak mempunyai pilihan lain selain bergabung dengan pirimidin. CPS pada
mamalia dapat dilihat sebagai tahap kunci dari jalur pirimidin de novo. Bakteria mempunyai satu CPS,
dan produknkarbamoil fosfat nya bergabung ke arginin demikian juga pirimidin. Jadi tahap kunci dari
sintesis pirimidin pada bakteria terletak di reaksi berikutnya yang dimediasi oleh aspartat
transkarbamoilase (ATCase)

kondensasi intramolekuler dikatalisis oleh dihidroorotat menghasilkan cincin heterosiklis


dengan enam anggota khas pirimidin. Produknya adalah dihidroorotat (DHO). Tahap ketiga dari
sintesis pirimidin merupakan penutupan cincin dan dehidrasi melalui ikatan gugus –NH2 yang berasal
dari karbamoil-P dengan b- COO- dari aspartat yang terdahulu. Sintesis pirimidin mencakup penutupan
cincin dan dehidrasi melalui pembentukan ikatan dengan gugus -NH2 yang dibawa oleh karbamoil-P
dengan b-COO- dari aspartat). Reaksi ini dikatalisis oleh enzim dihidroorotase. Produk dari reaksi ini
adalah dihidroorotat, suatu senyawa bercincin enam. Dihidroorotat tidak merupakan pirimidin yang
sesunguhnya, tetapi jika dioksidasi menghasilkan orotat.

Pembentukan nukleotida-pirimidin
Asam orotat dikonversi menjadi nukleotida dengan PRPP. OMP kemudian dikonversi tidak
melalui alur bercabang, menjadi nukleotida pirimidin lainnya. Dekarboksilasi OMP menghasilkan
UMP. O-PRT dan OMP dekarboksilase juga merupakan satu protein yang multifungsional. Setelah
konversi UMP menjadi trifosfat, amida glutamin ditambahkan bersama dengan ATP sehingga
menghasilkan CTP.
DAFTAR PUSTAKA

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/2c38007b586ffa59d79823dad95
fecc1.pdf

http://repository.um-surabaya.ac.id/2457/3/BAB_2.pdf

https://dokumen.tips/documents/makalah-metabolisme-pirimidin-kel-3.html

Anda mungkin juga menyukai