Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH BIOKIMIA

“ BIOSINTESIS NUKLEOTIDA PURIN DAN PIRIMIDIN”

Disusun Oleh :

o Dola Veorita Yuliarsi 1304015142


o Putri Mutia S. J Attamimi 1304015404
o Radika Puspa Sari 1304015416
o Sultifa Yossa Putri 1304015498
o Tiara 1304015515
o Tri Utami S 1304015522
o Venska

Kelompok :6
Kelas : 3D

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI DAN SAINS UHAMKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia melakukan biosintesis purin dan pirimidin dalam asam nukleat jaringan
tubuh. ATP, NAD+, koenzim A dan lain-lain dari senyawa antara amfibolik. Namun
demikian senyawa analog purin dan pirimidin yang disuntikan, termasuk obat-obat yang
potensial sebagai preparat anti kanker. Dapat disatukan kedalam DNA. Biosintesis purin
serta pirimidin oksi dan deoksiribonukleotida (NTP dan dNTP), merupakan peristiwa yang
diatur secara akurat serta dikoordinasikan lewat mekanisme umpan balik yang menjamin
produksi senyawa ini dengan kuantitas yang tepat kadang-kadang disesuaikan menurut
berbagai kebutuhan fisiologik (misalnya pembelahan sel). Penyakit manusia yang meliputi
kelainan dalam metabolisme purin atau pirimidin mencakup penyakit gout, sindrom lesch-
Nyhan, defisiensi adenosin deaminase dan defisiensi fosforilase nukleosida purin. Penyakit
pada biosintesis pirimidin lebih langka dan mencakup asiduria orotat. Karena, berbeda
dengan urat, produk hasil katabolisme pirimidin bersifat sangat larut(karbon dioksida,
amonia dan β-aminoisobutirat), maka jumlah kelainan yang bermakna secara klinik pada
katabolisme pirimidin hanya beberapa (Victor W. Rodwell, Phd).

B. Tujuan
1. Mempelajari definisi dan fungsi sintesis nukleotida
2. Mempelajari tahap-tahap reaksi pada sintesis nukleotida
3. Mempelajari pengaturan biosintesis purin dan pirimidin
4. Mempelajari degradasi purin yang mampu membentuk asam urat pada manusia dan
penyakit degenerative seperti sindrom lesch nyhan
5. Mempelajari siklus nitrogen
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi dan Fungsi Sintesis Nukleotida

Nukleotida adalah senyawa mengandung nitrogen yang berperanan penting pada


peranan biologik dan merupakan basa heterosiklik aromatik. Terdiri dari basa purin atau
pirimidin yang dihubungkan oleh glikosidik ke gula pentosa selanjutnya mengalami
esterifikasi pada satu gugus fosfatnya atau lebih.
Nukleotida purin dan pirimidin adalah monomer-monomer penyusun DNA dan
RNA. Kebutuhan tubuh akan nukleotida-nukleotida ini terpenuhi melalui tiga jalan, yaitu
asupan makanan, biosintesis de novo nukleotida di dalam sel-sel tubuh, dan salvage
nukleotida dari berbagai sumner di dalam tubuh. Yang dimaksud dengan salvage pathway
untuk nukleotida ini adalah semacam jalur daur ulang yang dimaksudkan untuk
“menyelamatkan” purin dan pirimidin (basa purin dan pirimidin adalah bahan baku utama
pembentuk nukleotida) hasil hidrolisis asam–asam nukleat di dalam sel agar tidak
diuraikan lebih lanjut dan terbuang percuma. Kemampuan tubuh melalukan salvage
nukleotida ini sangat besar, terutama untuk nukleotida –nukleotida purin.

Nukleotida penting dalam banyak hal, diantaranya :

1. Sebagai sumber energi yang mendorong bermacam-macam reaksi (ATP), terlibat


dalam sintesis protein dan beberapa reaksi (GTP). UTP untuk aktivasi glukosa dan
galaktosa. CTP sebagai sumber energi dalam metabolisme lipida.
2. Merupakan bagian dari coenzim (AMP, NAD, KoA).
3. Sebagai regulator dan “second messenger” (cAMP, cGMP)
4. Sebagai penyusun RNA dan DNA. Hal-hal lain yang juga perlu perhatian adalah,
bahwa sintesis purin sangat terkoordinasi dibawah pengaturan yang ketat, sehingga
kebutuhan terpenuhi pada saat yang tepat dan jumlah yang tepat pula.
B. Tahap-tahap Reaksi pada Sintesis Nukleotida

Metabolisme Asam Nukleat

Asam-asam nukleat yang dikonsumsi melalui makanan akan dihidrolisis oleh


enzim-enzim endonuclease, eksonuklease atau fosfodiesterase, nukleotidase, dan
nukleotida fosforilase. Endonuclease akan menguraikan asam nukleat menjadi
oligonukleotida. Oglionukleotida akan diuraikan lebih lanjut menjadi nukleotida bebas
oleh enzim fosfodiesterase yang bekerja menghidrolisis oligonukleotida dari bagian
ujungujung molekul melepaskan nukleotida bebas satu per satu. Nukleotida bebas
kemudian akan dihidrolisis oleh enzim nukleotidase menghasilkan nukleosida, dan
akhirnya enzim nukleosidase atau nukleosida fosforilase akan menghidrolisis akan
menghidrolisis nukleosida menghasilkan basa-basa purin dan pirimidin. Apabila basa-basa
purin dan pirimidin ini tidak dimanfaatkan kembali melalu salvage pathway, maka basa-
basa purin akan dikatabolisme lebih lanjut menjadi asam urat, sedangkan basa-basa
pirimidin dikatabolisme menjadi β-alanin dan β-aminoisobutirat, NH3 dan CO2.
Jalur Metabolisme Terbagi Menjadi 2, yaitu :

1. Jalur De Novo :
Dalam biosintesis de novo nukleotida, basa-basa nitrogen (baik basa purin maupun
pirimidin) penyusun nukleotida dibuat baru dan dirangkai dari atom-atom C dan N
yang dibawa oleh berbagai molekul yaitu bikarbonat, glisin, asam aspart, glutamin,
dan formil tertahidrofolat. Namun demikian, biosintesis de novo nukleotida-
nukleotida purin memiliki perbedaan mendasar dengan biosintesis de novo
nukleotida-nukleotida pirimidin. Pada biosintesis de novo nukleotida-nukleotida
purin, cincin purin dibentuk dan dirangkai pada gugus fosforibosil yang sudah
tersedia (dibawa oleh PRPP). Sebaiknya pada biosintesis de novo nukleotida-
nukleotida pirimidin, cincin pirimidin dibentuk lebih dahulu, baru setelahnya
digabungkan dengan gugus fosforibosilyang dibawa oleh PRPP. Dengan perkataan
lain, pada biosintesis de novo nukleotida-nukleotida purin, gugus fosforibosil
terinkorporasi ke dalam molekul nukleotida yang dibentuk, sejak awal reaksi,
sedangkan pada biosintesis de novo nukleotida-nukleotida pirimidin, gugus
fosforibosil terinkorporasi pada tahap akhir biosintesis.
2. Jalur Salvage
Dalam salvage pathway, basa-basa purin dan pirimidin hasil katabolisme asam-
asam nukleat baik yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh, akan dikonversi
kembali menjadi nukleotida melalui reaksi dengan PRPP (5-fosfo-D-ribosil-1-
pirofosfat). Dalam reaksi ini PRPP berberapan sebagai pembawa ribose fosfat, dan
enzim yang mengkatalisis reaksi ini adalah enzim-enzim fosforibosilferase.
Sintesis nukleotida dengan daur ulang dari basa bebas atau nukleosida yg
dilepaskan dari pemecahan asam nukleat. Contohnya Adenin + PRPP jadi adenilat
+ Ppi.
Sintesa nukleotida purin dari basa purin dan nuikleosida purin dikenal
dengan nama “salvage pathways” (daur ulang atau daur penyelamatan). Basa purin
bebas adenin, guanin, dan hiposantin dapat diubah kembali menjadi bentuk
nukleotida masing-masing. Dua enzim kunci transferase terlibat dalam daur ini.
Pertama adeninfosforibosiltransferase (APRT) yang mengkatalisa reaksi berikut :
Adenin + PRPP → AMP + PPi
Enzim yang trasnsferase kedua, hiposantin-guanin fosforibosiltransferase
(HGPRT), yang mengkatalilsa reaksi-reaksi berikut:
Hiposantin + PRPP → IMP + PPi
Guanin + PRPP → GMP + PPi
Purin nukleotida fosforilase dapat juga melakukan “salvage pathways” karena
dapat mengarah ke alur kebalikan katabolisme purin. Namun jalur ini tidak
signifikan apabila dibandingka dengan yang dikatalisa PRT

C. Biosintesis Purin dan Pirimidin


Katabolisme nukleotida purin memiliki perbedaan yang mendasar dengan
katabolisme nukleotida pirimidin. Dalam tubuh manusia, hasil akhir katabolisme purin
adalah asam urat yang tetap memiliki cincin purin. Jadi dalam katabolismenya basa-basa
purin tetap mempertahankan bentuk cincin purinnya, dengan perkataan lain cincin purin
dalam katabolisme basa-basa purin tidak mengalami penguraian atau pembukaan cincin.
Sebaliknya pada katabolisme nukleotida pirimidin, cincin pirimidin dari basa-basanya
(timin, sitosil, urasil) mengalami penguraian menjadi molekul-molekul yang lebih kecil,
yaitu β-alanin dan β-aminoisobutirat, yang kemudian dapat dimetabolisme lebih lanjut atau
dieksresikan melalui urin.

Biosinetsis Nukleotida Purin


Terjadinya sintesis purin dalam hati. Nukleosida purin terdiri atas AMP (Adenosin
Monofosfat) dan GMP (Guanosin Monofosfat). AMP adalah ester dari asam fosfat dan
nukleosida yang disebut adenosin. AMP terdiri dari gugus fosfat, gula ribose dan adenin
nucleobase.Adapun GMP adalah ester dari asam fosfat dengan nukleosida guanosin. GMP
terdiri dari gugus fosfat, yaitu gula pentose ribosa dan guanin nucleobase, karena itulah
disebut monofosfat ribonucleosida.AMP dan ADP disintesis dari IMP (Inosin
Monofosfat).
Tahapan Biosintesis Purin

1. Sintesis purin diawali oleh reaksi pembentukan molekul PRPP (5-phospho ribosil
pyro phosphate) yang berasal dari ribosa-5P yang mengkaitkan ATP dan ion Mg²
sebagai aktivator.

2. Selanjutnya pembentukan senyawa 5-Phosphoribosilamin dari hasil reaksi


PRPPdengan glutamin. Reaksi ini menghasilkan pula asam amino glutamat + Ppi.
3. Berikutnya pembentukan senyawa GAR (glycin amid ribosil-5P) dari hasil reaksi
ribosilamin-5P dengan glisin yang mengaktifkan ATP dan Mg²+ sebagai activator
dan yang dikatalisis oleh enzim GAR syn-thetase.
4. Kemudian GAR melakukan reaksi formilasi yang dikatalisis oleh enzim
transformilase dengan koenzim FH4 (tetrahidrofolat) dan senyawa donor gugus
formil, membentuk senyawa formil glisin amid ribosil-5P nya. Atom karbon gugus
formil tersebut menempati posisi atom C-8 inti purin.
5. Kemudian senyawa formil glisin amid ribosil 5P melakukan reaksi aminasi (pada
atom karbon ke-4 nya) dengan senyawa donor amino (berupa glutamin) dan
terbentuknya senyawa formil- glisinamidin- ribosil-5P. atom N gugus amino yang
baru menempati posisi N-3 inti purin.
6. Selanjutnya terjadi reaksi penutupan rantai dan terbentuknya senyawa amino-
imidazole- ribosil-5P, selanjutnya senyawa-senyawa amino- imidazole- ribosil-5P
melakukan fiksasi CO2 dengan biotin sebagai koenzim dan atom karbon yang
difiksasi tersebut menempati atom C (6) inti purin. Dilanjutkan reaksinya dengan
aspartate membentuk senyawa 5-amino- 4- imidazole- N- suksinil karboksamid
ribosil-5P.
7. Senyawa 5-amino- 4- amidazole- karboksamid- ribosil- 5P, melakukan reaksi
formilasi yang dikatalisis oleh enzim transformilase dengan koenzim FH4
(tetrahidrofolat) dansenyawa donor gugus formil, maka terbentuknya senyawa 5-
formamido- 4- imidazolekarboksamide- ribosil-5P.
8. Akhirnya terjadilah reaksi penutupan cincin yang ke-2 kalinya terbentuklah
derivat purin yang pertama berupa IMP (inosin monophosphate= inosinic acid)
yaitu derivate hiposantin atau 6- oksipurin. Sedangkan AMP dan GMP diturunkan
dari IMP.

(Skema tahapan biosintesis purin)

Katabolisme Nukleotida Purin


Katabolisme nukleotida-nukleotida purin akan menghasilkan produk akhir berupa
kristal asam urat yang tidak larut dalam air. Asam urat diekskresikan melalui urin dalam
bentuk garamnya yang lebih mudah larut, yaitu natrium urat. Pada pH urin normal (5,8) ke
Pada pH urin normal (5,8) kelarutan asam urat hanya sekitar 15larutan asam urat hanya
sekitar 15 mg/dL.
Katabolisme nukleotida purin diawali dengan hidrolisis oleh enzim nukleotidase,
menghasilkan nukleosida adenosine dan guanosin. Adenosine dan guanosin kemudian
akan mengalami hidrolisis lebih lanjut oleh enzim nukleosida fosforilase menghasilkan
basa-basa nitrogen, adenine dan guanine. Selanjutnya basa-basa akan mengalami
deaminasi,adenine berubah menjadi hipoxanthin, sedangkan guanine menjadi xanthin. Di
samping langsung terhidrolisis, nukleosida adenosin juga dapat mengalami deaminasi
terlebih dahulu menjadi inosin, yang selanjutnya akan terhidrolisis menjadi hipoxanthin.
Hipoxanthin selanjutnya akan dioksidasi oleh enzim xanthin oksidase menjadi xanthin.
Enzim yang sama (xanthin oksidase) akan mengoksidasi xanthin menjadi asam urat.

Biosintesis Pirimidin
Umumnya biosintesis pirimidin dan purin memerlukan bahan pembentukan yang
sama misalnya PRPP, glutamin, CO2, asam aspartat, koenzim tetrahidrofolat (FH4).

Tetapi ada satu perbedaan yang jelas sekali yaitu pada saat terjadinya penambahan
gugus ribosa-P (pada biosintesis purin), penambahan gugus ribosa-P tersebut sudah
berlangsung ditahap awal. Sedangkan pada biosintesis pirimidin berlangsung setelah
perjalanan beberapa tahap lebih jauh.
Tahapan Biosintesis Pirimidin
1. Biosintesis pirimidin diawali oleh reaksi pembentukan karbamoil-P yang
dihasilkan dari reaksi antara glutamin, ATP dan CO2 yang dikatalisis oleh enzim
karbamoil-P sintetase yang berlangsung didalam sitosol. Berbeda dengan enzim
karbamoil-P sinthase yang bekerja pada reaksi pembentukan urea, dimana reaksi
nya berlangsung bukan didalam sitosol melainkan didalam mitokondria.
2. Berikutnya karbamoil-P berkondensasi dengan asam aspartat menghasilkan
senyawa karbamoil-asparta. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim aspartat
transkarbamoilase.
3. Berikutnya terjadi reaksi penutupan rantai sambil membebaskan H2O dari molekul
karbamoil-aspartat sehingga dihasilkan asam dehidro orotat (DHOA= dihidroorotic
acid). Reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim dihidroorotase.
4. Berikutnya melalui reaksi yang dikatalisis oleh enzim DHOA dehidrogenase
dengan koenzim NAD+, DHOA menghasilkan asam arotat (OA=orotic acid).
5. Selanjutnya terjadi reaksi penambahan gugus ribosa-P pada asam orotat. Reaksi ini
dikatalisis oleh enzim orotat fosforibosil transferase dan dihasilkan orotidilat OMP
(orotidin mono posphate).
6. Akhirnya enzim orotidilat dikarboksilase mengkatalisis reaksi dikarboksilasi
orotidilat dan menghasilkan uridilat (uridin mono phosphate)yaitu produk
nukleotida pertama pada biosintesis pirimidin.
7. Pada reaksi (12) adalah satu-satunya reaksi biosintesis nukleotida pirimidin yang
membutuhkan turunan tetrahidrofolat. Gugus metilen pada N5, N10 –metilen-
tetrahidrofolat direduksi menjadi gugus metal yang ditransfer dan tetrahidrofolat
dioksidasi menjadi dihidrofolat. Agar sintesis pirimidin dapat berlangsung
dihidrofolat harus direduksi kembali menjadi tetrahidrofolat, reaksi ini dikatalisis
oleh dehidrofolatreduktase. Oleh karena itu, sel yang sedang membelah, yang harus
mengasilkan TMP dan dihidrofolat.
(Skema tahapan biosintesis pirimidin)

Katabolisme Nukleotida Pirimidin


Katabolisme nukleotida-nukleotida pirimidin menghasilkan produk akhir berupa
senyawa-senyawa β-alanin (katabolisme CMP dan UMP) atau β-aminoisobutirat
(katabolisme dTMP) serta NH3 dan CO2. β-alanin dan β-aminoisobutirat merupakan donor
gugus amina (-NH2) pada reaksi transminasi α-ketoglutarat menjadi glutamate. Berbeda
dengan katabolisme purin, pada katabolisme nukleotida pirimidin, setelah basa-basa
pirimidin terbebas, cincin pirimidin tereduksi, kemudian terhidrolisis dan terbuka. Pada
tahap selanjutnya terjadi penguraian menghasilkan NH3, CO2, dan β-alanin atau β-
aminoisobutirat. Apabila terjadi penguraian selanjutnya, maka β-alanin akan terurai
menghasilkan NH3, CO2, dan asetat, sedangkan β-aminoisobutirat akan terurai
menghasilkan NH3, CO2 dan asam propinat.

(Skema Katabolisme Nukleotida Pirimidin)


D. Degradasi Purin
Masalah klinis yang berhubungan dengan metabolisme nukleotida pada manusia
sebagian besar adalah hasil dari katabolisme abnormal purin. Para klinis konsekuensi dari
berbagai metabolisme abnormal purin dari ringan dan bahkan fatal gangguan
parah. Manifestasi klinis dari katabolisme purin abnormal timbul dari hal tidak dapat
memecahkan produk sampingan dari degradasi, asam urat. Gout adalah suatu kondisi yang
dihasilkan dari pengendapan asam urat sebagai monosodium urat (MSU) atau kalsium
pirofosfat dihidrat (CPPD) kristal dalam cairan sinovial sendi , yang menyebabkan
peradangan berat dan arthritis. Respon inflamasi ini disebabkan oleh kristal melibatkan
caspase-1-mengaktifkan inflammasome mengakibatkan produksi interleukin-1β (IL-1β)
dan IL-18. Sebagian besar bentuk gout adalah hasil produksi kelebihan dan katabolisme
purin akibat atau kekurangan parsial dalam enzim salvage, HGPRT. Sebagian besar dari
gout dapat diobati dengan pemberian allopurinol, suatu senyawa yang mirip (analog) dari
hiposantin, sehingga dapat menghambat santin oksidase (xanthine oxidase) dan santin
dehidrogenase.

Dua kelainan genetic menyangkut metabolisme nukleotida purin adalah Lesch-Nyhan


syndrome dan Severe combined immunodeficiency disease (SCID).

 Lesch-Nyhan Sindrom disebabkan karena kehilangan fungsi gen HGPRT.


Kelainan ini diturunkan melalui sex-linked. Gen HGPRT terdapat dalam X
chromosom. Penderita dengan kelainan ini selain gejala gout yang parah juga
memperlihatkan malfungsi dari sistem syaraf (mental retardasi dan “palsylike-
spasticity”). Pada penderita yang “severe” terjadi “self-mutilation”, kematian
terjadi sebelum penderita mencapai usia 20 tahun. Aktivitas enzim hiposantin-
guanin fosforibosiltransferase (HGPRT) kurang dari 1%. Akibatnya hiposantin dan
guanin dipecah menjadi asam urat, yang mestinya dapat diubah kembali menjadi
IMP dan GMP. PRPP yang tidak terpakai untuk “salvage” ini diperuntukkan sintesa
de novo purin. Ekskresi asam urat melalui ginjal melebihi enam kali lipat. Penyebab
sebenarnya terjadinya beberapa simptom dari kekurangan satu enzim ini belum
diketahui.
 SCID disebabkan karena kekurangan enzim adenosin deaminase (ADA). Enzim ini
mengkatalisa perubahan adenosin menjadi inosin. Kekurangan enzim ini secara
selektif menyebabkan rusaknya B dan T limfosit, yang mana terlibat dalam sistem
immun. Apabila tidak ada enzim ADA, dadenosin akan mengalami fosforilasi
menjadi dATP yang bisa mencapai 50 kali lipat, terutama dalam limfosit. Tingginya
dATP, akan menghambat ribonukleotida reduktase, sehingga mencegah
pembentukan dNTP. Akibatnya akan menghambat sintesis DNA, sehingga tidak
bisa mengadakan proliferasi. Biasanya penderita meninggal sebelum mencapai satu
tahun (infancy).

E. Siklus Nitrogen

Nitrogen adalah unsur yang paling penting dalam pembentukan asam amino,
protein dan asam nukleat pada makhluk hidup. Siklus nitrogen menjelaskan tentang
perubahan bentuk ion nitrogen dan senyawa nitrogen di alam, dapat dilihat pada Gambar
dibawah ini :
a. Fiksasi
Nitrogen Fiksasi nitrogen adalah proses alam, biologis atau abiotik yang mengubah
nitrogen di udara menjadi amonia (NH3). Mikroorganisme yang memfiksasi
nitrogen disebut diazotrof. Mikroorganisme ini memiliki enzim nitrogenaseyang
dapat menggabungkan hidrogen dan nitrogen
b. Amonifikasi
Amonifikasi adalah proses pembentukan amonium oleh bakteri yang hidup di
dalam tanah. Selain dari hasil fiksasi nitrogen, amonium juga dapat terbentuk dari
dekomposisi (penguraian) organisme yang sudah mati baik tumbuhan ataupun
hewan oleh bakteri. Selain dekomposisi sampah organik, amonifikasi juga dapat
terjadi akibat aktivitas bakteri yang merubah senyawa nitrat menjadi ammonium.
c. Nitrifikasi
Nitrifikasi adalah proses pengubahan amonium menjadi nitrat oleh aktivitas enzim
nitrogenase yang di miliki oleh bakteri nitrifikasi. Proses nitrifikasi berlangsung
melalui dua tahap, yaitu nitritasi dan nitratasi. Nitritasi adalah proses pengubahan
amonium menjadi nitrit oleh bakteri nitritasi seperti Nitrosomonas. Sedangkan
nitratasi adalah proses pengubahan nitrit menjadi nitrat oleh bakteri nitratasi seperti
Nitrobacter.
d. Asimilasi
Asimilasi adalah proses pemanfaatan nitrat dalam proses fotosintesis. Asimilasi
terjadi melalui penyerapan nitrogen dalam bentuk ion nitrat dan amonium dari
dalam tanah oleh tanaman. Melalui suatu proses, senyawa ion nitrogen tersebut
kemudian direaksikan hingga terbentuk berbagai unsur organik seperti asam amino,
asam nukleat dan bahkan ada senyawa ion nitrogen yang di sisipkan ke dalam
klorofil.
e. Denitrifikasi
Denitrifikasi adalah proses pelepasan nitrogen kembali keudara. Proses ini terjadi
di dalam tanah dengan bantuan bakteri denitrifikasi seperti Pseudomonas,
Thibacillus,dan Micrococcus. Selain melalui proses denitrifikasi, proses pelepasan
Universitas Sumatera Utara 7 nitrogen kembali keudara juga dapat berlangsung
melalui proses oksidasi amonia anaerobic.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Purin dan pirimidin merupakan komponen utama RNA dan DNA. Purin terdiri dari
Adenin, guanin, hipoxantin, xantin. Di metabolisme menjadi asam urat sedangkan pirimidin
yaitu Sitosin, urasil, timin. Dimetabolisme menjadi CO2 dan NH3. Hasil penelitian dengan
menggunakan radioisotop, ternyata setiap komponen yang dijumpai dalam kerangka inti purin
berasal dari bermacam-macam antara lain atom C (6), atom N (1), atom C (2), atom N (3),
atom C (4), atom C (5) dan atom N (7). Dan tahapan purin diawali dengan pembentukan
molekul PRPP(5-phospho ribosil pyro phosphate) dan slanjutnya membentuk senyawa 5-
phosphoribosilamin dari hasil PRPP dan membentuk senyawa GAR kemudian GAR
membentuk reaksi formilase yang dikatelisis oleh enzim kemudian senyawa formil glisin amid
ribosil 5P sehingga terjadi penutup rantai, senyawa 5 amino-4-imidazole-karboksamid- ribosil-
5P akhir dari penutupan cicncin yang k-2.Sedangkn biosintesis pirimidin memerlukan bahan
pembentuk yang sama yaitu PRPP, glutamin, CO2, asam aspartat dan FH4, adapun kelainan
metabolisme purin yaitu gout, Sindrom Lesch-nyhan. Sedangkan pirimidin mempunyai
kelainan kekurangan enzim. Metabolisme pirimidin larut dalam air.

Nitrogen adalah unsur yang paling penting dalam pembentukan asam amino, protein dan
asam nukleat pada makhluk hidup. Siklus nitrogen menjelaskan tentang perubahan bentuk ion
nitrogen dan senyawa nitrogen di alam

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas saran yang dapat kita buat yaitu untuk memperdalam lagi
tentang metabolisme purin dan pirimidin. Dalam penulisan dan pembahasan makalah ini,
tentunya belum sempurna dan masih banyak kekurangan, Oleh sebab itu Kami sebagai penulis
sangat mengharapkan kritik ataau saran dari pihak dapat memperbaiki atau menyempurnakan
makalah kami.
DAFTAR PUSTAKA

Harper. 2001. Biokimia. Edisi Ke-27. Buku Kedokteran (EGC). Jakarta

Sinaga Ernawati. 2012. Biokimia Dasar. ISFI Press. Jakarta.

Widodo, F Y. 2010. Metabolisme Nukleotida Purin dan Pirimidin. Fakultas Kedokteran.


Universitas Wijaya Kusuma. Surabaya.

http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/metabolisme purin dan pirimidin, di akses : Jumat, 22


desember 2017
https://mhanafi123.files.wordpress.com/2010/01/9-met-purin-dan-pirimidin.pdf, di akses : Jumat,
22 desember 2017

Anda mungkin juga menyukai