Anda di halaman 1dari 7

PAPER

BIOLOGI MOLEKULER

BIOSINTESIS & DEGRADASI ASAM NUKLEAT

Dosen Pembimbing :

Ayu Puspitasari, S.T, M.Si


Disusun Oleh:
Arzety Nesya A. (P27834023015)
Bilqia Zuhria R. J (P27834023022)
Marina Putri R. (P27834023053)
Fahmi Wahyu S. (P27834023033)
Hannyfah Putri W. (P27834023040)

Program Studi D3 Teknologi Laboratorium Medis


Jurusan Teknologi Laboratorium Medis
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya
2023/2024
Biosinteisis asam nukleat

Asam nukleat adalah suatu senyawa kimia alami yang mampu dibentuk dan
menghasilkan asam, fosfat, gula, dan juga campuran basa organik. Asam nukleat
merupakan molekul yang membawa informasi utama pada sel dan juga dengan
mengarahkan pada proses sintesis protein. Mereka menentukan sifat sifat yang akan
diwariskan kepada generasi selanjutnya. Asam nukleat merupakan polinukleotida,
yaitu molekul yang mmirip dengan rantai panjang yang memiliki bagian bagian.
Seperti serangkaian bahan penyusunan yang hampir identik dengan nukleotida.

Nukleotida terdiri dari basa aromatik yang memiliki kandungan nitrogen dan
memiliki ikatan pada pentosa(lima karbon) gula, yang pada gilirannya akan terikat
pada gugus fosfat. Asam nukleat kemungkinan mengandung empat dari lima
kandungan yang ada pada nitrogen dasar. Seperti Adenin (A), guanin (G), sitosin
(C), timun(T) dan urasiln(U). A dan juga G adalah termasuk pada kategori purin
sedangkan C, T, dan U secara kolektif termasuk pada pirimidin, Biosintesis adalah
suatu proses yang memiliki banyak sekali tahapan, tahapan tahapan ini akan dibantu
dengan enzim. Tahapan ini akan juga dikatalisis oleh enzim dimana substrat akan
diubah menjadi produk yang lebih kompleks di dalam mahluk hidup.

Biosintesis asam nukleat yaitu, terbagi dalam dua proses sintesis de novo dan
juga sintesis salvage. Sintesis de novo merupakan proses pembentukan dari asam
nukleat dari bahan – bahan pembentuk yang sebenarnya, sedangkan sintesis
selvage adalah proses pembentukan asam nukleat dari bahan – bahan sisa dari
degradasi basa nitrogen.

Biosintesis purin de novo merupakan proses pembetikan dari PRPP (5-


fosforibosil 1- pembentukan pirofosfat, 5-fosforibosil 1- amin, pembetukan inosin
5 monofosfat atau bisa disebut sebagai IMP, pembetukan adenosin monofosfat
(AMP), percabangan adenosin difosfat (ADP) dan adenosin trifosfat (ATP), yang
terrakhir adalah proses percabangan IMP yang membentuk guanosin monofosfat
atau GMP. Itu adalah serangkaian proses biosintesis purin dengan jalur de novo.
Biosintesis purin jalur salvege merupakan pembetukan biosintesis asam
nukleat yang melewati jalur salvege dimana jalur ini menggunakan bahan – bahan
dari degradasi purin itu sendiri, seperti hipoxatin dan juga guanin. Proses ini melalui
beberapa tahap yaitu, tahapan yang pertama adalah pembetukan inosin monofosfat
atau IMP dari hipoxantin atau pembentukan guanosin monofosfat (GMP) dari
bahan guanin, selanjutnya tahapan kedua adalah IMP yang sudah terbentuk dapat
membentuk rangkaian AMP atau membentuk GMP, tahapan yang terakhir GMP
yang telah terbentuk selanjutnya akan dapat diubah menjadi GDP atau GTP.

Proses yang selanjutanya adalah biosintesa pirimidin yang menggunakan jalur


de vono memiliki beberapa tahapan yang harus dilalui, yaitu tahapan paling awal
adalah pembentukan karbomoil sulfat yang selanjutnya pembentukan karbomoil
asparta, selanjutnya pembentukan asam orotat, dan dilanjutkan pada tahpan
pembetukan orotidin 5 monofosfat (OMP), tahapan selanjutnya yaitu uridin
monofosfat (UMP), pembentukan deoksi uridin monofosfat (dUDP), selanjutnya
deoksi timidin monoosfat dan yang tahapan terakhir yaitu pembentukan citidin
difosfat (CDP) dan citidin trifosfat (CTP) dari uridin difosfat (UDP) yang telah
terbentuk. Proses yang kedua yaitu, biosintesis primidin jalur salvege dan ada
tahapan tahapan yang hsrud dilakukan.

Diproses ini pirimidin terbentuk dari degradasi DNA yakni sitosin dan timin.
Tahapan yang dilalui ada 2 yaitu, sitosin yang akan diubah menjadi urasil
selanjutnya pembentukan uridin monofosfat (UMP) dari urasil dan juga
pembentukan timidin yang akan menjadi timin. Enzim yang termasuk dalam proses
ini yaitu;

 Enzim dihidroorotate oksidase


Adalah enzim yang menyediakan nukleotida untuk sintesis RNA/DNA
 Enzim GART
Adalah enzim yang mengandung fosforibosilamina—glisin ligase yaitu enzim
yang digunakan sebagai katalisis reaksi kimia dalam biosintesis nukleotida.
 Enzim PAICS
Digunakan pada biosintesis asam nukleeat
 Enzim ATIC
Digunakan pada biosintesis asam nukleat
 Enzim adenilosuccinate sintase
Untuk hidrolisis GTP yang menyediakan energi untuk menambahkan aspartat
ke IMP

Degradasi asam nukleat

Degradasi asam nukleat adalah proses di mana rantai molekul asam nukleat,
seperti DNA atau RNA, dipecah menjadi fragmen yang lebih kecil. Degradasi
jangka panjang mengacu pada pemecahan molekul asam nukleat menjadi
fragmen yang cukup besar, namun masih mengandung sebagian besar informasi
genetik atau urutan nukleotida yang dapat dibaca. Hal ini dapat terjadi melalui
berbagai mekanisme, termasuk aksi enzim pengurai seperti nuklease atau
pengaruh lingkungan seperti radiasi atau kondisi kimia tertentu. Pemisahan
panjang mungkin menjadi perhatian dalam penelitian genetik, diagnosis medis,
atau analisis sampel asam nukleat.
Degradasi pada asam nukleat juga terjadi atas dua degradasi yaitu degradasi
purin dan degradasi pirimidin. Proses pertama dalam degradasi purin yaitu
penghilangan gula yang dilakukan oleh hidrolisis pemecah ikatan antara enzim
N-glikosida, adenin, dan guanin yang diubah menjadi xantin lalu dapat
diokaidasikan menjadi asam urat dari proses oksidasi xantin. Ekskresi asam urat
merupakan produk akhir dari degradasi purin, tetapi ada juga beberapa spesies
spesies yang mendegradasi secara sempurna menjadi urea dan asam glioksilik.
Total ekskresi pada asam urat sendiri yaitu 400-600 mg/24 jam.
Yang kedua proses degradasi pirimidin dilakukan setelah gula dihilangkan
lalu sitosin yang ada pada pirimidin diubah menjadi urasil. Penguraian DNA
dapat diubah menjadi basa citosin dan timin. Setelah itu citosin akan berubah
menjadi urasil. Dalam proses degradasi urasil diubah menjadi dihidroksiurasil
dan timin diubah menjadi dihidroksitimin. Kemudian degradasi dihidroksiurasil
diubah lagi menjadi N karbamoil beta alanine dan dihidroksitimin diubah
menjadi N karbomoil beta isobutirat, keduanya ini termasuk asam amino yang
mudah larut dalam air. Dan yang terakhir yaitu degradasi N karbamoil basa
alanine diubah menjadi asam amino beta alanine dan N karbomoil basa isobutirat
diubah menjadi asam amino beta aminoisobutirat.
Degradasi asam nukleat juga terjadi didalam usus halus terjadi pemutusan
fosfodiester oleh endonuklease, pemutusan ikatan ester fosfat oleh suatu enzim
yang bernama endonuklease yang dihasilkan oleh pankreas lalu menghasilkan
oligonukleotida. Lalu oligonukleotida akan dipecah lebih lanjut oleh
fosfodiesterase suatu enzim eksonuklease non spesifik menjadi monofosfat.
Lalu dipecah lebih lanjut lagi oleh fosfomonoesterase yang dikenal sebagai
nukleotidase tersebut menghasilkan nukleosida dan orthofosfat. Kemudian
nukleosida fosforilase menghasilkan basa dan ribose-1-fosfat (gula fosfatnya
dipecah).
Jika basa atau nukleotida tidak digunakan kembali untuk salvage pathways
basa akan lebih lanjut didegredasi menjadi asam urat (masuk dalam golongan
purin) dan ureidopropionat (masuk dalam golongan pirimidin). Berikut enzim
yang termasuk dalam proses degradasi, yaitu;
 Endonuklease
Berfungsi untuk memutuskan ikatan suatu ester fosfat guna membentuk
oligonukleotida.
 Riboendonuklease
Berfungsi dalam memotong ikatan fosfodiester dalam RNA.
 DNAase
Enzim yang berfungsi menghancurkan ikatan dalam DNA.
 RNAase
Eanzim yang berfungsi menghancurkan RNA.
 Eksnuklease
Enzim yang berfungsi sebagai memotong nukleotida dari ujung rantai asam
nukleat.
Daftar Pustaka

Pratt, Donald Voet, Judith G. Voet, Charlotte W. (2013). Dasar-dasar biokimia :


kehidupan pada tingkat molekuler (edisi ke-4). Hoboken,.

Wu, G (Mei 2009). "Asam amino: metabolisme, fungsi, dan nutrisi". Asam Amino
. doi

Geer, Gerald Karp (2004). Biologi sel dan molekuler: konsep dan eksperimen (edisi
ke-4th ed., Wiley International). New York

Griffiths, Anthony J. F. (1999). Modern genetic analysis (edisi ke-2. print.). New
York: Freeman.

Anda mungkin juga menyukai