Anda di halaman 1dari 15

Perilaku Wirausaha

a. Konsep Wirausaha

Istilah kewirausahaan (entrepreneur) pertama kali diperkenalkan pada awal


abad ke-18 oleh ekonom perancis, Richard Cantillon.Menurutnya, entrepreneur
adalah “agent who buys means of
production at certain prices in order to
combine them”. Adapun makna
secara etimologis
wirausaha/wiraswasta berasal dari
bahasa sansekerta terdiri dari tiga
suku kata: “wira”, “swa” dan “sta”.
“Wira” berarti manusia unggul,
teladan, tangguh, berbudi luhur,
berjiwa besar, berani, pahlawan,
pionir, pendekar/pejuang, kemajuan,
memiliki keagungan watak.“Swa”
berarti sendiri, “Sta” berarti berdiri.
Istilah kewirausahaan, pada dasarnya
berasal dari terjemahan entrepreneur,

Figure 1 Joseph Schumpeter yang dalam bahasa inggris dikenal


Sumber: https://policonomy.wordpress.com
dengan between taker atau go
between. Pada abad pertengahan istilah entrepreneurdigunakan untuk
menggambarkan seseorang actor yang memimpin proyek produksi. Konsep
wirausaha secara lengkap dikemukakan oleh Joseph Schumpeter, yaitu sebagai
orang yang mendobrak system ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang
dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah
bahan baku baru. Orang tersebut melakukan kegiatannya melalui organisai bisnis
yang baru ataupun yang telah ada.Dalam defenisi tersebut ditekankan bahwa
wirausaha adalah orang yang melihat peluang kemudian menciptkan sebuah
organisasi untuk memanfaatkan peluag tersebut. Sedangkan proses kewirausahaan
adalah meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan
memanfaatkan peluang dengan menciptakan suatu organisasi. Istilah wirausaha dan
wirswasta sering digunakan secara bersamaan, walaupun memiliki substansi yang
agak berbeda.
Selain itu defenisi kewirausahaan yang telah dipaparkan, kewirausahaan menurut
Instruksi Presiden Republik Indonesia (INPRES) No. 4 Tahun 1995 tentang Gerakan
Nasional Me-masyarakat-kan dan membudayakan yang berbunyi:

Kewirasuahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang


dalam menangani usaha dan/atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari
menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan
meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik
dan/atau memperoleh keuntungan yang lebih besar

Berikut ini digambarkan perkembangan teori dan defenisi wirausaha yang asal
katanya adalah terjemahan dari entrepreneur (Bahasa Perancis) yang diterjemahkan
kedalam bahasa inggris dengan arti between taker atau go-between.
Perkembangan teori dan istilah enttrepreneur adalah sebagai berikut:

- Asal kata entrepreneur dari bahasa perancis berarti between taker atau go—
between.
- Abad Pertengahan: Berarti actor atau orang yang bertanggung jawab dalam proyek
produksi berskala besar.
- Abad 17 diartikan sebagai orang yang menanggung resiko untung rugi dalam
mengadakan kontrak pekerjaan dengan pemerintah dengan menggunakan fixed
price.
- Tahun 1725, Richard Cantillon menyatakan entrepreneur sebagai orang yang menanggung
resiko yang berbeda dengan orang yang member modal.
- Tahun 1797, Bedeau menyatakan wirausaha
sebagai orang yang menanggung resiko, yang
merencanakan, supervise, mengorganisasi, dan memiliki.
- Tahun 1803, Jean Baptist Say menyatakan
adanya pemisahan antara keuntungan untuk
entrepreneur dan keuntungan untuk pemilik modul.
- Tahun 1876, Francis Walker,
Figure 2 Richard Cantillon
Sumber:https://en.wikipedia.org membedakan antara orang yang menyediakan modal dan
menerima bunga, dengan orang yang menerima
keuntungan karena keberhasilannya memimpin usaha.
- Tahun1934, Joseph Schumpeter, seorang entrepreneur adalah seorang innovator
dan mengembangkan teknologi.
- Tahun1961, David McLelland, Entrepreneuri adalah seoarang yang energik dan
membatasi resiko.
- Tahun 1985, Robert Hisrich Enttrepreneur adalah the process of creating something
different with value by devoting the neccesarry time and effort, assuming the
accompanying financial, psychological, and social risks and receiving theresulting
rewards of monetary and personal satisfaction (Entrepreneur adalah proses
menciptakan sesuatu yang berbeda dengan mengabdikan seluruh waktu dan
tenaganya disertai dengan menanggung resiko keuangan, kejiwaan, social, dan
menrima balas jasa dalam bentuk uang dan kepuasan diri.

Kesimpulannya dari konsep wirausaha/entrepreneur merupakan usaha seseorang


melihat peluang dan siap menanggung resiko dalam menjalankan usaha.

b. Karakteristik wirausaha

Sifat dan kepribadian wirausaha dipelajari guna mengetahui karakteristik


perorangan yang membedakan seorang wirausaha dan bukan wirausaha.David
McCleland mengindikasikan ada korelasi positif antara tingkah laku orang yang memiliki
motif prestasi tinggi dengan tingkah laku wirausaha.
Karakteristik orang-orang yang mempunyai motif prestasi tinggi adalah:
1) Memilih resiko “moderate” dalam tindakannya dia memilih melakukan sesuatu yang
ada tantangannya, namun dengan cukup kemungkinan untuk berhasil
2) Mengambil tanggung jawab pribadi atas perbuatan-perbuatan. Artinya kecil sekali
kecenderungan untuk mencari “kambing hitam” atas kegagalan atau kesalahan yang
dilakukannya.
3) Mencari umpan balik (feed back) tentang perbuatan-perbuatannya.
4) Berusaha melakukan sesuatu dengan cara-cara baru.

Upaya untuk mengungkapkan karakteristik utama wirausaha juga dilakukan oleh


para ahli dengan menggunakan teorii letak kendali (locus of control) yang dikemukakan
oleh J. B Rotter.Teori letak kendali menggambarkan bagaimana meletakkan sebab dari
suatu kejadian dalam hidupnya.Apakah sebab kejadian tersebut oleh factor dalam
dirinya dan dalam lingkup kendalinya atau factor diluar kendalinya.
Dua kategori menurut Rotter yaitu:

1) Internal
Orang yang beranggapan bahwa dirinya mempunyai kendali atas apa yang akan
dicapainya. Karakteristik ini sejalan dengan karakteristik wirausaha seperti lebih
cepat menerima pembaruan (inovasi)
2) Eksternal
Orang yang beranggapan keberhasilan tidak semata tergantung pada usaha
seseorang, melainkan juga oleh keberuntungan, nasib, atau ketergantungan pada
pihak lain, karena adanya kekuatan besar disekeliling seseorang.

Management System International menyebutkan karakteristik pribadi wirausaha


(Personal Entrepreneurial Characteristic) sebagai berikut:
1) Mencari peluang
2) Keuletan
3) Tanggung jawab terhadap pekerjaan
4) Tuntutan atas kualitas dan efisiensi
5) Pengambilan risiko
6) Menetapkan sasaran
7) Mencari informasi
8) Perencanaan yang sistematis dan pengawasannya
9) Persuasi dan jejaring/koneksi
10) Percaya diri.
Pada dasarnya karakteristik yang harus dimiliki seorang wirausaha adalah pertama
informatif dalam artian seseorang harus memiliki informasi dalam mencari peluang agar
tidak salah kaprah dalam berwirausaha.,Kedua setelah memiliki informasi, selanjutnya
seorang wirausaha harus tekun dalam mengelolah usaha. Ketiga,memiliki tanggung
jawab, percaya diri, dan koneksi/relasi. Keempat, karakteristik yang harus dimiliki
wirausaha adalah mampu mengambil resiko.Dalam berwirausaha aka nada banyak
tekanan dan ujian dalam mengeolah usaha. Jika berada di dua pilihan yang sangat
terjepit, seorang wirausaha harus berani memilih satu diantara keduanya apapun resiko
yang akan dihadapi.

c. Sikap dan perilaku wirausaha


Tingkah laku kewirausahaan tergambar dalam kepribadian, menjalin hubungan,
memiliki kemampuan dalam bidang pemasaran, memiliki keahlian mengatur, sikap
terhadap uang.Kepribadian kewirausahaan tercermin dalam kreativitas, disiplin diri,
kepercayaan diri, keberanian menghadapi resiko, dorongan, dan kemauan yang kuat.
Soedjono (1993), menyatakan bahwa perilaku kreatif dan inovatif dinamakan
“entrepreneur action” dengan cirri-ciri sebagai berikut:
1) Selalu mengamankan investasi terhadap resiko
2) Mandiri
3) Berkreasi menciptakan nilai tambah
4) Selalu mencari peluang
5) Berorientasi ke masa depan

Perilaku tersebut dipengaruhi oleh nilai-nilai kewirausahaan, yaitu berani mengambil


resiko, sikap positif dan optimis, keberanian mandiri, dan memimpin, serta kemampuan
belajar dari pengalaman.Keberhasilan dan kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi
oleh berbagai factor baik eksternal maupun internal.

Selanjutnya, Harsodjo (dalam Syam), menyatakan bahwa modernisasi sebagai


sikap kewirausahaan yang menggambarkan:

1) Sikap terbuka bagi pembaharuan dan perubahan.


2) Kemampuan membentuk pendapat secara demokrasi.
3) Berorientasi masa kini dan masa depan.
4) Meyakini kemampuan sendiri.
5) Meyakini kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
6) Menganggap bahwa ganjaran itu hasil dari prestasi.
Gabungan pandangan Timmons, McCelland dan Zimmerer (dalam Surya, 2003)
memperluas karakteristik sikap dan perilaku kewirausahaan yang tergolong berhasill
adalah sebagai berikut:
1) Commitment and
Determination, yaitu memiliki
komitmen dan tekad yang
bulat untuk
mencurahkan semua
perhatiannya pada usaha.

Figure 3 Orang yang tidak berambisi untuk sukses cenderung bermalas-malasan

Sumber: http://www.tahupedia.com
Sikap yang setengah hati mengakibatkan besarnya kemungkinan untuk gagal
dalam berwirausaha.
2) Desire for Responsibilty, yaitu memeiliki rasa tanggung jawab baik dalam
mengendalikan sumber daya yang digunakan maupun tanggung jawab terhadap
keberhasilan berwirausaha, sehingga selalu mawas diri scara internal.
3) Oppurtunity Obsession, yaitu selalu berambisi untuk mencari peluang.
Keberhasilan wirausaha selalu diukur dengan keberhasilan untuk mencapai
tujuan. Pencapaian tujuan terjadi apabila ada peluang.
4) Tolerance for Risk, Ambiquity, and Uncertanty, yaitu tahan terhadap resiko dan
ketidakpastian, wirausaha harus belajar mengelola resiko dengan menstransfer
resiko ke pihak lain seperti bank,
investor, konsumen,
pemasok, dan lain- lain.
Wirausaha yang berhasil
biasanya memiliki toleransi
terhadap pandangan
yang berbeda dan
ketidakpastian.
5) Self confidence yaitu
percaya diri. Ia cenderung
optimis dan memiliki
keyakinan yang kuat

terhadap Figure 4 Seorang yang percaya Diri cenderung aktif dalam bertindak
Sumber:https://klubwanita.com
kemampuan yang dimilikinya untuk berhasil
6) Creativity and Flexibility, yaitu berdaya cipata dan luwes. Salah satu kunci penting
dalam hal ini adalah kemampuan untuk menghadapi perubahan permintaan.
Kekakuan dalam menghadapi perubahan ekonomi dunia yang serba cepat
seringkali membawa kegagalan. Kemampuan untuk menanggapi perubahan yang
cepat dan fleksibel tentu saja memerlukan kreativitas yang tinggi.
7) Desire for Intermediate yaitu, Selalu memerlukan umpan ballik yang segera. Ia
selalu ingin mengetahui hasil dari apa yang dikerjakannya.
8) High Level of Energy yaitu, memiliki tingkat energy yang tinggi. Wirausaha yang
berhasil biasanya memeiliki daya juang yang lebih tinggi disbanding rata-rata
orang lainnya, ia lebih suka bekerja keras walaupun dalam waktu yang relatif
lama.
9) Motivation to Exel yaitu, memiliki dorongan untuk selalu unggul, lebih berhasil
untuk mengerjakan apa yang dilakukannya dengan melebihi standar yang ada.
Motivasi ini muncul dari dalam diri (internal) dan jarang dari eksternal.
10) Orientation to the Future yaitu, Berorientasi pada masa yang akan datang. Untuk
tumuh berkembang ia selalu berpandangan jauh kedepan yang lebih baik.
11) Willingness to Learn from Failure yaitu, selalu belajar dari kegagalan. Wirausaha
yang berhasiltidak pernah takut gagal ia selalu memfokuskan kemampuannya
untuk meraih keberhasilan dalam berusaha.
12) Leadership ability yaitu kemampuan dalam kepemimpinan. Wirausaha yang
berhasil memiliki kemampuan untuk menggunakan pengaruh tanpa kekuatan
(power), ia harus lebih memiliki taktik mediator dan negiator daripada diktator.

Sikap dan perilaku wirausaha melekat pada kepribadian seseorang yang disebut
karakter.Jika seseorang memiliki kepribadian berani dalam mengambil resiko berarti sikap dan
perilaku yang dimiliki seorang wirausaha tersebut adalah tahan terhadap resiko yang ada.Selain
itu banyak sikap dan perilaku yang sangat berkaitan erat dengan kepribadian ataupun karakter
wirausaha yakni percaya diri, tanggung jawab, kreativitas dan lain sebagainya.

d. Keberhasilan dan kegagalan dalam berwirausaha

Seorang wirausaha adalah seorang yang memiliki kepribadian yang produktif. Menurut
Gilmore, menyatakan bahwa seorang wirausaha yang produktif adalah wirausaha yang
menghasilkan kontribusi bermanfaat bagi lingkungan antara lin menampung tenaga kerja,
memberi sumbangan sosial dan bergaul dengan sesama. Keberhasilan seorang
wirausahawan erat kaitannya dengan hal-hal sebagai berikut:
1) Jujur
a) Jujur terhadap diri sendiri
b) Jujur terhadap orang lain
c) Jujur terhadap tujuan yang akan dicapai)
2) Disiplin dan berani
a) Berani dan disiplin berbuat karena bakat, pengalaman, dan pengetahuannya.
b) Berani dan displin berbuat karena adanya keyakinan dan fasilitas.
c) Dapat melaksanakan prinsip manajemen dengan baik
Disamping keberhasilan ada beberapa faktor penyebab kegagalan dalam berwirausaha
yaitu:
1) Tidak adanya perencanaan yang matang
2) Bakat yang tidak cocok
3) Kurang pengalaman
4) Tidak mempunyai semangat berwirausaha
5) Kurangnya modal
6) Lemahnya pemasaran
7) Tidak mempunyai etos kerja yang tinggi

Contoh 1: Produk kesehatan K-Sageplus

Deskripsi Produk:

 K- sageplus adalah ekstrak herbal kualitas


terbaik yang dirancang khusus untuk
meningkatkan fungsi dari otak.
 K-sageplus khusus
diformulasikan untuk
meningkatkan daya ingat,
meningkatkan kecerdasan, dan membantu
Figure 5 K- Sageplus
meredakan stress. Suplemen Untuk Otak

Sumber: https://www.tokopedia.com
K-sageplus juga mengandung supplemen
herbal alami lainnya yang bekerja mengaktifkan sel otak,
melancarkan aliran darah pada otak, merelaksasikan pikiran dari tekanan aktivitas
kita sehari-hari.
 K-sageplus adalah nutrisi penting untuk otak kita.

Siapa saja yang memerlukan K-sageplus?

Cocok untuk anak-anak, pelajar, orang dewasa untuk meningkatkan daya ingat dan
kecerdasan.Dapat digunakan oelh manula untuk membantu mengatasi
kepikunan.Sebagai suplemen herbal untuk membantu penyembuhan autism, hiperaktif,
dan idiot pada anak.Memiliki zat berkhasiat yang mampu meringankan penyakit
Parkinson, Alzheimer dan stroke membantu meredakan stress.

Komposisi:
Setiap kapsul 500mg K-SAGEPLUS mengandung:

Radix Salvia miltiorrhiza 90mg

Radix Linguistic wallichi 40mg

Radix Angelica sinensis 40mg

Radix Glycyrrhiza uralensis 20mg

Poria cocos 40mg

Fructus Schisandra Schisandra shinensis 80mg

Radix astragalus membranaceus 20mg

Radix codonopsis pilosula 40mg

Carthamus tinctorius 30mg

Fructus lyceum barbarum 20mg

Radix panax ginseng 80 mg

Dosis:

Dewasa: 2 kali sehari, 2 kapsul setiap setelah makan. Atau 3 kali sehari bagi mereka
dalam tekanan berat atau lanjut usia. Anak: 2 kali sehari 1 kapsul setiap setelah makan.

Perhatian:

Jangan melebihi dosis yang disarankan, jika sakit berlanjut hubungi dokter.Tidak untuk
ibu hamil atau bayi dibawah 6 tahun.

K-sageplus ini merupakan salah satu obatan herbal yang cukup terkenal
dilingkungan masyarakat yang memiliki keberhasilan dalam berwirausaha. Kenapa
produk ini berhasi? Produk ini memiliki kejujuran baik terhadap diri sendiri, orang lain
maupun tujuan yang akan dicapai. Hal ini dibuktikan pada deskripsi produk dan
komposisi yang terkandung dalam produk mempunyai kesinkronan, misalnya salah satu
deskripsi produk adalah K-sageplus khusus diformulasikan untuk meningkatkan daya
ingat, meningkatkan kecerdasan, dan membantu meredakan stress.Sedangkan di
komposisi produk memiliki kebutuhan untuk otak yakni Radix Astralagalus
Membranaceus sebanyak 20mg. selain kejujuran, produk ini memiliki tingkat manajemen
yang baik. Ditinjau dari deskripsi produk yang dibuat dan siapa saja yang akan
mengkonsumsi produk tersebut. Hal ini terbukti bahwa produk ini sudah memiliki
perencanaan sebelumnya sasaran pemasaran ketika produk ini di perjualbelikan.

e. Contoh sikap dan perilaku wirausaha

untuk mengetahui sikap dan perilaku secara fakta yang sering terjadi di dunia nyata,
beberapa contoh usaha yang berhasil akan membantu dalam menganalisis sikap dan
perilaku apa saja yang sering digunakan dalam wirausaha.
a. Sofian Mimpi yang menggerakan
Pembawaan sofian, pemuda kelahiran Mentok, Bangka, 1 Juni 1980 ini tidak
berbeda dengan gambaran kita akan seorang nerd. Pendiam, tidak suka berada di
keramaian, namun bisa tak ingat waktu bila sudah berada di depan computer. Kalau
bisa memilih, ia lebih suka berada bersama benda mati itu ketimbang makhluk
hidup. Computer memberinya eksplorasi yang luas dan membentangkan
kesempatan yang tak terbatas.Sebuah peluang untuk mewujudkan mimpi.
Lahir dari keluarga yang tak berada membuat sofian terbiasa hidup dalam
keadaan serba kekurangan.Namun, mimpi tak mengenal kendala itu.Mimpi itu tetap
datang dan menggerakkan sofian untuk mengubah nasib.“Action with vision will
bring the dreams come true”, kata
sofian mengutip sebuah ungkapan
pemuda asal kepulauan Bangka
Belitung ini lalu mulai
menerjemahkan mimpi-mimpinya
kedlam sebuah langkah
nyata.Langkah-langkah yang
awalnya kecil, namun akhirnya
menciptkan lompatan besar.
Kini, upayanya
berbuah manis. “Dari keahlian
sebagai programmer computer,
saya bisa meraih pemasukan sekitar
sekitar Rp 40-100 juta pertahun
dengan keuntungan bersih sampai

Figure 6 Sofian
Pemilik S-Works Computer
Sumber:http://ti.mdp.ac.id
lebih dari Rp 50 juta,” ungkapnya.Tentu saja, jumlah ini tak bisa dibandingkan
dengan profit idolanya, Bill gates.Namun, itupun bukan hal yang dapat dipandang
remeh.

BERANI BERMIMPI BESAR


Berdirinya S-Work milik sofian-yang melayani pembuatan aplikasi (software)
berbasis database computer, perawatan dan perbaikan computer, serta instalasi
jaringan computer (LAN)-diawali pada akhir 2009. Sofian yang telah lama bekerja
pada perusahaan orang lain, bahkan bekerja sama dengan rekan-rekannya,
akhirnya berani membuka usaha sendiri. Lokasi usahanya memang tidak mentereng
karena brada dirumahnya sendiri.Maklum, jenis pekerjaan sofian memang hanya
pelayanan. Jadi ia mendatangi perusahaan orang lain yang membutuhkan jasanya.
Sampai kini, ia telah membuat aplikasi untuk mini market, rumah makan, pujasera,
billing karaoke, billing warnet, spare part, aksesoris telepon seluler, dan program-
program keperluan kantor
“Sebelumnya saya kurang percaya diri untuk berwirausaha, takut gagal.Apalagi
strategi pemasaran kurang saya kuasai, ditambah sifat saya yang pemalu dan
kurang mampu berkomunikasi.Namun kemauan saya kuat.Apalagi keluarga juga
mendukung pilihan saya dan mau membantu memberikan tambahan modal,” kata
Sofian.
Untuk memulai usaha, sofian memang tak memerlukan modal besar, hanya
seperangkat computer dan meja kerja.“Meskipun modal minim saya memulai usaha
dengan satu mimpi raksasa untuk sukses.”Ujar Sofian penuh optimism.Mulai
program kecil berharga jutaan, sedikit demi sedikit usahanya meningkat menjadi
belasan juta, hingga sekarang sudah menjadi ratusan juta untuk setiap produk yang
digarapnya.Saat ini Sofian memang baru menangani segmen pasar kecil dan
menengah saja.Tapi, harapannya tidak berhenti disitu.“Saya berharap kedepannya
akan menjual produk ke perusahaan-perushaan besar diseluruh Indonesia,” katanya.
Kemauan untuk maju telah ditancapkan Sofian dengan kokok. Meski bisnisnya
belum berusia lama, namun bekal ilmu dan pengalamannya membuat ia yakin
bahwa usaha itu dapat berkembang menjadi perusahaan yang akan menghasilkan
hardware computer denganbrand sendiri. “Saya yakin, dengan semakin maju
teknologi, suatu hari nanti dapat mewujudkan semua impian saya,” tambahnya. “Dan
saya yakin, tak mungkin saya dapat sukses besar bila hanya bekerja untuk orang
lain. Saya ingin menjadi pemilik usaha, yang bisa menentukan sendiri nasib dan
perolehan yang diinginkan.Sebab hidup harus memilih,” tambahnya lagi.
Menurut Sofian, saat ini usahanya memang belum seberapa. Laju
perkembangannya pun belum menderap deras. Ini dikarenakan ia masih terkendala
oleh pengetahuan, sumber daya, maupun modal usaha. Namun dengan target dan
visi yang jelas, pengejaran mimpi itu sudah diawali dengan sukses, kendati ia pernah
dihantui kegagalan.
MENCICIPI KEGAGALAN
Pada 2006 Sofian mendapat tawarn kerja sama dari seseorang konsultan pajak
yang juga baru merintis usaha. Karena belum berpengalaman dan ragu untuk
memulai sendiri, tawaran kerja sama tersebut diterimanya. Ia pun meninggalkan
pekerjaannya di perushaan otomotif. Klien pertama Sofian adalah seorang kontraktor
yang menginginkan program computer untuk memantau penggunaan alat-alat berat,
mencatat penggunaan bahan bakarnya, absensi operator alat, dan sebagainya.
Kerja sama ini terus berjalan, hingga pada 2007 mitra kerjanya resmi membuka
kantor kecil. Saat itu, klien sudah mulai banyak dan ia mempunyai beberapa
karyawan untuk membantu administrasi kantor. Mitra kerja Sofian bahkan bersedia
memodali Sofian dengan perjanjian pembagian hasil 50:50 untuk setiap penjualan
program. Program yang dibuat adalah akuntansi standar untuk pembukuan kantor.
Dari hasil penjualan program, bersama mitra kerjanya ini, Sofian melebakan sayap
dengan membuka usaha baru, yaitu warnet, dengan pembagian keuntungan
20:80.Sayangnya karena belum berpengalaman, semua kesepakatan dibuat hanya
berdasarkan kepercayaan saja.Tanpa ada hitam diatas putih, pada akhirnya semua
keputusan berda ditangan mitra Sofian.
Disini timbul ketidakpuasan.Selama 2 tahun warnet tersebut beroperasi, Sofian tak
menikamati keuntungan sepeserpun.Baru pada tahun ketiga Sofian bisa menikmati
laba ker samanya, Rp 4 juta dari keuntungan Rp20juta setiap 3 bulan. Setelah tiga
kali menerima pembagian hasil, Sofian diajak kembali untuk membuka warnet
ditempat lain. “Tapi niat itu saya tolak. Saya tahu nanti computer dan segala
perlengkapan lain harus dibeli perusahaan lewat dia dengan bunga yang sangat
besar. Saya tak mau lagi dipermainkan,” kenang Sofian.
Ia pun menarik diri dari kerja sama itu karena merasa keahliannya di manfaatkan
untuk kepentingan pribadi mitranya. Apalagi, ternyata mitra bisnis Sofian sudah tidak
lagi melakukan penagihan pada klien yang memakai jasa program computer Sofian
selama setahun.Sofian pun merelakan modal usahanya-sebesar 20 persen-tidak
kembali.
Peristiwa ini menjadi pelajaran sangat berharga buat Sofian.Ia tak lantas putus
asa. Keahliannya masih tetap diakui oleh klien-klien lamanya. Buktinya, meski
taklagi bersama mitra kerjanya, Sofian masih dipercaya oleh kliennya dari kegagalan
itu, ia semakin berhati-hati melakukan usahanya. “Saya mendapat pengalaman
positif. Khususnya dalam berinteraksi dan mengenal orang lain,” kata Sofian.
Kepribadian Sofian menjadi lebih terbuka.Ia jadi tahu bagaimana cara
berhubungan dengan orang lain-misalnya untuk menawarkan produk. Ia melakukan
kunjungan ke perusahaan-perusahaan, membuat network untuk memperluas pasar.
“Kemudian saya memulai langkah untuk berwirausaha sendiri yang sesungguhnya,”
kata Sofian mantap.Selain itu, agar perusahaannya memiliki keunggulan, Sofian juga
menyediakan layanan purnajual yang mengesankan.Selama masih dipakai, produk
aplikasinya mendapat garansi seumur hidup. Cara ini menumbuhkan loyalitas dan
kepercayaan tersendiri, serta membuat banyak klien selalu kembali
kepadanya.Mimpi seorang Sofian telah menggerakkan semestanya!
MENGENAL KOMPUTER
Sofian kecil lahir dari keluarga sederhana. Bakat elektroniknya diawali saat ia
duduk di bangku SMP di kepulauan Bangka Belitung, tepatnya di Kabupaten Bangka
Barat, Kecamatan Mentok. Itu sebabnya, setamat SMP pada 1995, ia meilih
melanjutkan ke pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri II ketimbang
melanjutkan di SMU. Sofian pun pindah ke Pangkal Pinang.Ia rela berada jauh
dengan orang tuanya, kemudian memilih jurusan Elektronika dan Komunikasi.
Sekolah yang memiliki laboratorium cukup lengkap itu membuat hobi elektronik
Sofian berkembang.“Disini pula saya mengenal computer.Meski sebelumnya saya
tidak tertarik dengan komputer-saat itu belum ada program Windows-lama-kelamaan
saya bisa menikmatinya,” tutur Sofian bersemangat.Ia semakin termotivasi karena
jurusan mesin sudah mengimplementasikan komputer pada sebuah mesin bubut
CNC, sehingga membuat bentuk dari besi bukan lagi perkara sulit. “Diluar
sekolah,sekolah saya mengikuti kursus komputer, yang ternyata hanya satu-satunya
disana,” Sofian berkisah. Disanalah ia menjadi mahir menggunakan program Word
Star. “Saya pun hafal diluar kepala sintaksis untuk melakukan format penulisn,”
katanya.
Sayangnya karena keterbatasan dana, setelah lulus SMK Sofian tak bisa
meneruskan keperguruan tinggi. Tapi, ia tak putus asa. Kursus di Balai Latihan Kerja
Indonesia yang dikelolah Depnaker di Palembang, menjadi langkah
berikutnya.Spesialisasi yang diambilnya adalah TV dan radio.Komputer-yang saat itu
perkembangannya tidak pesat-sempat dia lupakan. Keahlian sekaligus hobinya
itupun ia kembangkan, dengan bekerja disalah satu took elektronik di Palembang
sebagai pemasang perangkat elektronik di rumah konsumen.
Pertengahan 1999 Sofian hengkang dari Pelembang dan pindah bekerja pada
sebuah main dealer Suzuki di Pekanbaru, Riau.Ia pun mendapat tempat di mess
karyawan. Disinilah Sofian berkenalan dengan seorang programmer komputer yang
mengani semua system yang sudah terintegrasi dengan sebuah dealer besar,
Indomobil.Dan, kariernya pun berawal dari sini, seakan mendapat petunjuk dari
Maha Kuasa.
Sofian-yang sejak kecil sangat tertarik pada elektronik-bagaikan mendapat guru
gratis.Dari kegiatan memasang kabel listrik, kabel LAN, sampai akhirnya format dan
install program di komputer, dilakoninya.Dari pemeliharaan jaringan hingga bahasa
pemograman pun dipelajarinya. Dengan dasar peralatan elektronik yang ia kauasai,
pelajaran komputer yang diberikan temannya dengan cepat diserapnya. Latihan
penanganan kasus yang etrjadi di lingkungan perusahaan otomatis mengasah
kemampuannya dibidang komputer dan pemograman.Sofian pun menjadi mahir dan
tenanganya dipercaya menangani cabang-cabang di Pekanbaru, Padang, Batam,
dan Tanjung Pinang.
Sofian kembali ke Palembnaga tahun 2004 dan langsung berkecimpung sebagai
tenaga IT pada perusahaan otomotif di wilayah Sumatera Selatan dan
Bengkulu.Tugasnya adalah membuat program database kecil yang dibutuhkan
semua bagian dalam perusahaan serta melakukan perawatan terhadap semua
masalah komputer.
“Setelah dua tahun bekerja, rasa kurang puas terus menggelora di dada.Impian
saya jadi pengusaha terasa semakin jauh,” kata Sofia. Akhirnya ia memutuskan
untuk menambah ilmunya dibidang komputer. Ia lalu kuliah sambil bekerja. Sesuai
cita-citanya ia pun mengambil jurusan Teknik Informatika pada Sekolah Tinggi
Komputer (STMIK-MDP) Palembang. Karena siang bekerja, malam kuliah, prestasi
akademik Sofian keteteran. Meski demikian ia tetap bertekad memperbaiki masa
depan dengan menyelesaikan kuliahnya.
Meski secara akademik tertinggal, dikampusnya namanya terkenal untuk urusan
komputer.Ia pun sering membantu teman-temannya dan tetap menerima order dari
perusahaan di kotanya. Ditengah-tengah masa kuliah, Sofian mengundurkna diri dari
pekerjaannya.Ia memilih mencoba berusaha sendiri, dan pada 2006 ia mulai bekerja
sama dengan seorang pengusaha. “Saya ingin sukses seperti mereka.Meskipun
mimpi saya terdengar mustahil, tapi saya tetap yakin suatu saat pasti bisa,” tandas
Sofian.
Tempaan dari sejak masa sekolah itulah yang membuat Sofian memiliki
semangat untuk bertahan menjalani usahanya. Meski dulu sempat kecewa dengan
mitra usahanya meski dulu, kini dia sudah membuka diri untuk bekerja sama lagi jika
ada yang berminat. Niat ini menjadi terbuka setelah ia menjadi finalis pada pelatihan
Wirausaha Muda Mandiri. Karena itulah ia terus memilihara situs perusahaannya.
http://www.s-works.web.id.
Sofian merupakan salah satu dari sekian banyak manusia yang memiliki keinginan
untuk sukses melalui wirausaha.dari sofia dapat dicontohi sikap dan perilaku yang
harus dimiliki seorang wirausaha adalah sebagai berikut:
1) Seorang wirausaha harus memiliki mimpi dan usaha dalam menggapai mimpi
yang telah dipupuk.
2) Terus berpikir positif meski gagal. Dalam kasus Sofian, sofian dipermainkan
oleh mitra kerjanya, tetapi ia tetap berpikir positif dan melanjutkan mimpi
suksesnya.
3) Memiliki ketekunan dalam bekerja dan keyakikan yang kuat untuk berhasil.
4) Mempelajari lebih luas bakat yang dimiliki.
5) Memiliki kreativitas dan inovasi.
6) Terbuka dengan masyarakat (sasaran pemasaran)
7) Cepat bangkit dari kegagalan.
8) Fokus pada usaha yang didirikan.

Anda mungkin juga menyukai