Pengertian Entrepreneur
Keputusan seseorang untuk terjun dan memilih profesi sebagai seorang wirausaha
didorong oleh beberapa kondisi. Kondisi-kondisi yang mendorong tersebut adalah :
Pertama orang tersebut lahir dan atau dibesarkan dalam keluarga yang memiliki tradisi
yang kuat di bidang usaha (Confidence Modalities). Kedua, orang tersebut berada dalam
kondisi yang menekan, sehingga tidak ada pilihan lain bagi dirinya selain menjadi
seorang wirausaha (Tension Modalities ). Dan ketiga, seseorang yang memang
mempersiapkan diri untuk menjadi wirausahawan (Emotion Modalities).
Keberhasilan dan kesuksesan menjadi wi rausaha selalu berawal dari impian. Namun
tidak semua orang berhasil mewujudkan impiannya. Hal ini bergantung pada bagaimana
kita bisa mengarahkan impian kita kepada kenyataan yang kita harapkan. Orang yang
berhasil mewujudkan impiannya adalah orang yang dapat menyelaraskan antara impian
dengan tindakan. Suatu impian akan dapat dicapai jika kita tidak terlena dengan impian-
impian kita dan selalu hidup dalam dunia impian, namun kita diharapkan untuk mau
mengubah sikap dan tindakan kit a menuju kearah impian yang kita cita-citakan.
Menurut Hendro dan Widhianto (2006), ada lima tahapan penting jika ingin menjadi
seorang entrepreneur yaitu:
Memutuskan (decision),
Memulai (start),
Membangun (build) sebuah bisnis,
Memasarkan (promote),
Mewujudkan ( operate and realized ) apa yang akan dijual atau tawarkan kepada
konsumen.
ata “entrepreneur” berasal dari bahasa Perancis, jika diterjemahkan dalam
bahasa Inggris berarti “go-between” atau “between taker”. Berikut ini merupakan
beberapa pengertian “entrepreneur menurut para ahli, silahkan simak ulasannya
di bawah ini:
17th Century
Pada abad ke-17, entrepreneur diartikan sebagai orang yang berani menempuh
suatu risiko untuk memperoleh keuntungan (atau kerugian) dengan suatu harga
tertentu yang tetap. Namun, interaksi yang dilakukan pada saat itu cenderung
kepada pemerintah.
Richard Cantillon (1725)
Menurut Richard Cantillon, Entrepreneur ialah orang yang berani mengambil
suatu risiko dengan kemungkinan memperoleh beberapa hasil yang berlainan
jika yang bersangkutan melakukan suatu investasi.
Beaudau (1797)
Entrepreneur adalah orang yang berani mengambil risiko dengan melakukan
suatu perencanaan, pelaksanaan, pengorganisasian, dan mengkaitkan dirinya
sebagai pemilik.
Joshep Schumpeter (1934)
Entrepreneur berarti orang yang inovatif dan mengembangkan sebuah teknologi
yang pada masa itu belum banyak diterima secara umum.
Schumpeter berpendapat, fungsi pengusaha bukanlah menciptakan atau
menemukan kombinasi-kombinasi baru (kecuali bila kebetulan), namun lebih
kepada pelaksana dari kombinasi-kombinasi kreatif.
Biasanya, pengusaha tersebut mempunyai sikap khusus dalam dirinya seperti
sikap pedagang, sikap pemilik industri ataupun bentuk-bentuk usaha lainnya
yang sejenis.
David McClleland (1961)
Entrepreneur adalah orang yang banyak mengambil risiko yang sebelumnya
telah diperhitungkan (bukan spekulatif).
Peter Drucker (1964)
Entrepreneur diartikan orang yang memaksimalkan peluang yang ada atau yang
didapat.
Albert Saphero (1975)
Pengertian entrepreneur menurut Albert Saphero ialah orang yang mengambil
inisiatif, dan mengorganisasikan dalam suatu kegiatan sosial ekonomi, serta
berani menerima suatu risiko yang mungkin terjadi.
Karl Vesper (1980)
Menurut Karl Vesper, Entrepreneur memiliki perbedaan dari yang lain, yaitu dari
caranya memandang secara ekonomi, psikologi, usaha yang dijalankan dan dari
cara mengambil keputusan.
Robert Hisrich (1985)
Entrepreneur merupakan suatu proses penciptaan dari suatu yang berbeda
terkait waktu dan usaha untuk menciptakannya, aspek psikologi, biaya, risiko
sosial, serta penerimaan hasil dari keuangan dan kepuasan pribadi.
Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993:5)
Dan Steinhoff dan John F. Burgess berpendapat bahwa entrepreneur adalah
orang yang mengorganisir, mengelola, dan berani mengambil risiko dalam
menciptakan peluang dan usaha baru.
Mereka memandang kewirausahaan sebagai orang yang mengelola dan
menjalankan perusahaan kecil.
Scarborough dan Zimmerer (1996:5)
Pendapat mereka mengatakan bahwa wirausaha adalah orang yang
membangun sebuah bisnis baru untuk menghadapi risiko dan ketidakpastian
yang bertujuan untuk menerima keuntungan dan pertumbuhan usaha dengan
mengidentifikasi kesempatan serta merakit sumber-sumber penting guna
dijadikan model pada kesempatan tersebut.
Meredith (2000:5)
Para wirausaha ialah orang-orang yang memiliki kesanggupan untuk melihat dan
menilai peluang-peluang bisnis.
Mereka mengumpulkan sumber daya yang diperlukan guna memperoleh
keuntungan dan melakukan tindakan yang tepat untuk sukses.
Sri Edi Swasono (1978:38)
Pada konteks bisnis, wirausaha adalah seorang pengusaha, namun tak semua
pengusaha merupakan wirausaha.
Wirausaha mampu menjadi pioneer dalam bisnis, inovator, dan penganggung
risiko yang memiliki visi masa depan, serta mempunyai keunggulan dalam
berprestasi di bidang bisnis.
Tarsis Tarmudji (1996:4)
Menurut Tarsis Tarmudji, wirausaha adalah orang yang berkemauan keras dalam
melakukan tindakan yang bermanfaat dan patut menjadi teladan hidup.
Seorang wirausaha yang berhasil harus memiliki tekad dan kemauan yang keras
untuk mencapai tujuan usahanya.
Siagian (1996:4)
Wirausaha adalah pejuang dalam bidang usaha yang memiliki keberanian dalam
mengambil risiko, keutamaan, kretivitas, serta keteladanan usaha dengan
berpegang pada kemauan dan kemampuan sendiri.
Marzuki Usman (1997:3)
Dalam konteks manajemen, Marzuki Usman mengatakan pengertian
entrepreneur adalah seorang yang mempunyai kemampuan dalam
memanfaatkan sumber daya seperti finansial (money), bahan mentah (materials),
dan tenaga kerja (labors) untuk menghasilkan suatu produk, atau bisnis baru,
maupun pengembangan organisasi usaha.
Entrepreneur harus memiliki kombinasi dari motivasi, visi, komunikasi,
optimisme, dorongan semangat, dan juga kemampuan untuk memanfaatkan
peluang usaha.
Prawirokusumo (1997:5)
Wirausaha adalah orang-orang yang melakukan berbagai upaya kreatif dan
inovatif dengan cara mengembangkan ide, serta memformulasikan sumber daya
untuk menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup.
Yuyun Wirasasmita (2000:1)
Kegiatan wirausaha adalah menghasilkan barang/jasa baru, proses produksi
baru, organisasi (manajemen) baru, bahan baku, dan pasar baru untuk
menciptakan nilai atau kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan.
(bn/www.belonomi.com)
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis ingin mengetahui tentang:2)
1. Apa itu entrepreneurship? Menurut para ahli.
2. Bagaimana cara berwirausaha yang baik?
3. Apa manfaaat menguasai entrepreneurship bagi pendidik?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk memenuhi tugas individu mata kuliah “entrepreneurship” dari Bapak dosen Agus
Salim Chamidi, M.Pd.I.
2. Untuk mengetahui arti entrepreneurship menurut para ahli.
3. Untuk mengetahui cara berwirausaha yang baik.
4. Untuk mengetahui manfaat menguasai entrepreneurship bagi pendidik.
BAB II
ISI
1. Menurut Drs. Joko Untoro kewirausahaan adalah suatu keberanian untuk melakukan upaya-
upaya memenuhi kebutuhan hidup yang dilakukan oleh seseorang atas dasar kemauan,
dengan cara memanfaatkan segala potensi yang dimiliki untuk menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.
2. Menurut Ahmad Sanusi (1994) kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam
perilaku yang dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil
bisnis.
3. Menurut J. Leach Ronald Melicher kewirausahaan adalah sebuah proses dalam merubah ide
menjadi kesempatan komersil dan menciptakan nilai (harga).
4. Menurut Soeharto Prawiro (1997) kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk
memulai usaha dan mengembangkan usaha.
5. Menurut Eddy Soeryanto Soegoto kewirausahaan adalah usaha kreatif yang dibangun
berdasarkan inovasi untuk menghasilkan sesuatu yang baru, memiliki nilai tambah, memberi
manfaat, menciptakan lapangan kerja, dan hasilnya berguna bagi orang lain.
6. Menurut Peter F Drucker (1959) kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda.
7. Menurut Tomas W Zimmerer (1996) kewirausahaan adalah suatu proses penerapan
kreativitas dan keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk
memperbaiki kehidupan usaha.
8. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan (ability) dalam berfikir kreatif dan berperilaku
inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak tujuan, siasat kiat dan proses
dalam menghadapi tantangan hidup. (Soeparman Spemahamidjaja, 1977).
9. Kewirausahaan adalah suatu sifat keberanian, keutamaan dalam keteladanan dalam
mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri. (S. Wijandi, 1988).
10. Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment). (Richard Cantillon,
1973).
11. Menurut Siswanto Sudomo (1989) Kewirausahaan atau entrepreneurship adalah segala
sesuatu yang penting mengenai seorang wirausaha, yakni orang yang memiliki sifat bekerja
keras dan berkorban, memusatkan segala daya dan berani mengambil risiko untuk
mewujudkan gagasannya.
12. Kewirausahaan menurut Savary adalah, asal kata kewirausahaan adalah Entrepreneur, seperti
yang terdapat dalam bukunya yang berjudul "kamus dagang", definisi dari entrepreneur
adalah orang yang membeli suatu barang dengan harga pasti meskipun orang itu belum
mengetahui berapa guna ekonomisnya akan dijual.
13. Menurut Harvey Leibenstein kewirausahaan mencakup berbagai kegiatan yang diperlukan
untuk melaksanakan dan menciptakan perusahaan pada saat dimana pasar belum terbentuk
atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau beberapa komponen fungsi produksinya belum
teridentifikasi secara penuh.
14. Definisi kewirausahaan menurut A. Pekerti (1999) adalah kemampuan seseorang dalam
mendirikan, mengatur, mengembangkan dan melembagakan perusahaan yang dimilikinya.
15. Menurut Robin (1997) definisi dari kewirausahaan yaitu suatu proses yang dilalui oleh
seseorang yang bertujuan untuk mengejar peluang/kesempatan yang akan digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup melalui suatu inovasi, tanpa memperhatikan sumber daya yang
mereka atur.
16. Pengertian kewirausahaan menurut Inpres No 4/1995 tentang GNMMK (Gerakan Nasional
Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan) adalah semangat, sikap, perilaku dan
kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang
mengarah pada upaya : mencari, menciptkan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk
baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberi palayanan yang lebih baik dan
keuntungan yang lebih besar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Entrepreneur adalah orang yang membeli barang dengan harga pasti, meskipun orang itu
belum mengetahui berapa harga barang (atau guna ekonomi) itu akan dijual. Sedangkan
Wirausaha adalah seorang pembuat keputusan yang membantu terbentuknya sistem ekonomi
perubahan yang bebas.
Wirausaha yang memiliki potensi sukses adalah mereka yang mengerti kegunaan
pendidikan untuk menunjang kegiatan, serta mau belajar untuk meningkatkan pengetahuan.
Sedangkan modal menjadi wirausaha adalah; pertama, adanya dana (biaya) untuk memulai
bisnis. Yang ke dua, jangan takut memulai dan mengalami kegagalan, ulet, pekerja keras
namun cerdas, sabar dan jujur, dan jangan hanya bertujuan mengejar materi untuk
memperkaya diri.
B. Saran
Demikian makalah yang saya susun, kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan
makalah ini, saya minta maaf. Kritik dan arahan penulis harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amiin
DAFTAR PUSTAKA
www.seputarpengetahuan.com diakses pada tanggal 9 Maret 2016 jam 10.00
www.kompasiana.com/andyretno/guru-harus-memiliki-jiwa-entrepreneurship diakses tanggal
9 Maret 2016 jam 09.30
www.maxmanroe.com diakses tanggal 9 jam 20.05
www.yunushadi.blogspot.co.id diakses tanggal 10 jam 10.30
www.kitapunya.net diakses tanggal 11 Maret 2016 jam 13.50
www.wisatapikiran.blogspot.co.id diakses tanggal 11 Maret jam 14.00
www.ilmuakuntansi.web.id diakses tanggal 11 Maret 2016 jam 13.45
[1] Muhammad Ridlo Zarkasyi. Entrepreneur Radikal: Catatan Inspiratif dan Solusi-solusi Taktis Mengatasi Tahapan-tahapan Kritia dalam Bisnis. Jakarta:
ReneBook, 2013
[2] Leonardus Saiman. Kewirausahaan Teori, Praktek, dan Kasus-kasus. (2009, Jakarta: Salemba Empat).hal: 44-45