Anda di halaman 1dari 13

Entrepreneur 

adalah orang yang melakukan aktivitas wirausaha dicirikan


dengan pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara
produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk
baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.

sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia entrepreneur


didefinisikan :
"Sebagai orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru,
menyusun cara baru dalam berproduksi, menyusun operasi untuk
pengadaan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta
memasarkannya."

jadi seorang entrepreneur harus memiliki kemampuan untuk berfikir kreatif


serta imajinatif ketika ada sebuah peluang usaha dan bisnis baru.

namun disamping itu seorang entrepreneur harus dapat memberdayakan


dirinya untuk kebaikan sekitarnya, bukan orang yang memanfaatkan
sekitarnya untuk kepentingan dirinya.

Kelebihan Menjadi seorang entrepreneur yaitu :

1. Memiliki Kesempatan untuk mewujudkan cita-cita.


2. Memiliki Kesempatan untuk menciptakan perubahan.
3. Untuk mencapai potensi penuh Anda.
4. Untuk menuai keuntungan yang mengesankan.
5. Memberikan kontribusi kepada masyarakat dan mendapatkan
pengakuan untuk usaha Anda.
6. Dapat melakukan apa yang disukai dan dapat memanfaatkan
hasilnya untuk kabaikan..
Apa itu Entrepreneur? 

Pengertian Entrepreneur 

Menurut Suparyanto (2006), bahwa wirausaha berasal dari kata ’wira’ (berani),


dan ’usaha’ (kegiatan mencari keuntungan). Jadi wirausaha dapat diartikan sebagai
keberanian mengambil resiko tertentu untuk mendapatkan keuntungan.

Wirausaha, menurut ( http://www.riaupos.com/web/content/view/5624/27/) merupakan


istilah yang diterjemahkan dari kata entrepreneur. Dalam Bahasa Indonesia, pada
awalnya dikenal istilah wiraswasta yang mempunyai arti berdiri diatas kekuatan sendiri.
Istilah tersebut kemudian berkembang menjadi wirausaha, dan entrepreneurship
diterjemahkan menjadi kewirausahaan. Wirausaha mempunyai arti seorang yang
mampu memulai dan atau menjalankan usaha. 

Entrepreneur (wirausaha), menurut Hisrich (2005) adalah individual who takes  risks


and starts something new. 
Wirausaha, menurut Frinces (2004) adalah mereka yang selalu bekerja keras dan
kreatif untuk mencari peluang bisnis, mendayagunakan peluang yang diperoleh, dan
kemudian merekayasa penciptaan alternatif se bagai peluang bisnis baru dengan faktor
keunggulan. 

Keputusan seseorang untuk terjun dan memilih profesi sebagai seorang wirausaha
didorong oleh beberapa kondisi. Kondisi-kondisi yang mendorong tersebut adalah :
Pertama orang tersebut lahir dan atau dibesarkan dalam keluarga yang memiliki tradisi
yang kuat di bidang usaha (Confidence Modalities). Kedua, orang tersebut berada dalam
kondisi yang menekan, sehingga tidak ada pilihan lain bagi dirinya selain menjadi
seorang wirausaha (Tension Modalities ). Dan ketiga, seseorang yang memang
mempersiapkan diri untuk menjadi wirausahawan (Emotion Modalities). 

Keberhasilan dan kesuksesan menjadi wi rausaha selalu berawal dari impian. Namun
tidak semua orang berhasil mewujudkan impiannya. Hal ini bergantung pada bagaimana
kita bisa mengarahkan impian kita kepada kenyataan yang kita harapkan. Orang yang
berhasil mewujudkan impiannya adalah orang yang dapat menyelaraskan antara impian
dengan tindakan. Suatu impian akan dapat dicapai jika kita tidak terlena dengan impian-
impian kita dan selalu hidup dalam dunia impian, namun kita diharapkan untuk mau
mengubah sikap dan tindakan kit a menuju kearah impian yang kita cita-citakan. 

Menurut Prijosaksono dan Bawono (2005), entrepreneurship (wirausaha) dapat


diartikan melalui 3 kata berikut: destiny, courage, action . Ketiga kata tersebut
merupakan kata-kata yang penting dalam membangun sikap dan perilaku wirausaha
dalam diri seseorang. Destiny berarti takdir, yang sebenarnya lebih merupakan tujuan
hidup kita, bukan nasib. Tujuan dan misi hidup kita adalah fondasi awal untuk menjadi
seorang wirausahawan yang sukses. Dengan memiliki tujuan hidup (life purpose) yang
jelas, kita dapat memiliki semangat (spirit) dan sikap mental (attitude) yang diperlukan
dalam membangun sebuah usaha yang dapa t memberi nilai tambah dalam kehidupan
kita. Keberanian (courage) untuk memulai dan menghadapi tantangan adalah sikap awal
yang kita perlukan. Dalam kewirausahaan, keberanian untuk mulai dan mengambil
resiko adalah syarat mutlak. Impian dan cita-cita yang besar, kemudian ditambah
dengan kreativitas yang diwujudkan dengan keberanian untuk mencoba dan
melakukan (Action)langkah pertama adalah awal kesuksesan seorang wiraswatawan
sejati.
Menurut Zimmerer dan Scarborough (2004), wirausahawan adalah orang yang
menciptakan bisnis baru dengan me ngambil resiko dan ketidakpastian demi mencapai
keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang dan
menggabungkan sumber daya yang diperlukan untuk mendirikannya. 

Menurut Hendro dan Widhianto (2006), ada lima tahapan penting jika ingin menjadi
seorang entrepreneur yaitu: 

 Memutuskan (decision), 
 Memulai (start),
 Membangun (build) sebuah bisnis, 
 Memasarkan (promote), 
 Mewujudkan ( operate and realized ) apa yang akan dijual atau tawarkan kepada
konsumen.
 ata “entrepreneur” berasal dari bahasa Perancis, jika diterjemahkan dalam
bahasa Inggris berarti “go-between” atau “between taker”. Berikut ini merupakan
beberapa pengertian “entrepreneur menurut para ahli, silahkan simak ulasannya
di bawah ini:
 17th Century
 Pada abad ke-17, entrepreneur diartikan sebagai orang yang berani menempuh
suatu risiko untuk memperoleh keuntungan (atau kerugian) dengan suatu harga
tertentu yang tetap. Namun, interaksi yang dilakukan pada saat itu cenderung
kepada pemerintah.
 Richard Cantillon (1725)
 Menurut Richard Cantillon, Entrepreneur ialah orang yang berani mengambil
suatu risiko dengan kemungkinan memperoleh beberapa hasil yang berlainan
jika yang bersangkutan melakukan suatu investasi.
 Beaudau (1797)
 Entrepreneur adalah orang yang berani mengambil risiko dengan melakukan
suatu perencanaan, pelaksanaan, pengorganisasian, dan mengkaitkan dirinya
sebagai pemilik.
 Joshep Schumpeter (1934)
 Entrepreneur berarti orang yang inovatif dan mengembangkan sebuah teknologi
yang pada masa itu belum banyak diterima secara umum.
 Schumpeter berpendapat, fungsi pengusaha bukanlah menciptakan atau
menemukan kombinasi-kombinasi baru (kecuali bila kebetulan), namun lebih
kepada pelaksana dari kombinasi-kombinasi kreatif.
 Biasanya, pengusaha tersebut mempunyai sikap khusus dalam dirinya seperti
sikap pedagang, sikap pemilik industri ataupun bentuk-bentuk usaha lainnya
yang sejenis.

David McClleland (1961)
 Entrepreneur adalah orang yang banyak mengambil risiko yang sebelumnya
telah diperhitungkan (bukan spekulatif).

Peter Drucker (1964)
 Entrepreneur diartikan orang yang memaksimalkan peluang yang ada atau yang
didapat.

Albert Saphero (1975)
Pengertian entrepreneur menurut Albert Saphero ialah orang yang mengambil
inisiatif, dan mengorganisasikan dalam suatu kegiatan sosial ekonomi, serta
berani menerima suatu risiko yang mungkin terjadi.

Karl Vesper (1980)
 Menurut Karl Vesper, Entrepreneur memiliki perbedaan dari yang lain, yaitu dari
caranya memandang secara ekonomi, psikologi, usaha yang dijalankan dan dari
cara mengambil keputusan.

Robert Hisrich (1985)
 Entrepreneur merupakan suatu proses penciptaan dari suatu yang berbeda
terkait waktu dan usaha untuk menciptakannya, aspek psikologi, biaya, risiko
sosial, serta penerimaan hasil dari keuangan dan kepuasan pribadi.

Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993:5)
 Dan Steinhoff dan John F. Burgess berpendapat bahwa entrepreneur adalah
orang yang mengorganisir, mengelola, dan berani mengambil risiko dalam
menciptakan peluang dan usaha baru.
 Mereka memandang kewirausahaan sebagai orang yang mengelola dan
menjalankan perusahaan kecil.

Scarborough dan Zimmerer (1996:5)
 Pendapat mereka mengatakan bahwa wirausaha adalah orang yang
membangun sebuah bisnis baru untuk menghadapi risiko dan ketidakpastian
yang bertujuan untuk menerima keuntungan dan pertumbuhan usaha dengan
mengidentifikasi kesempatan serta merakit sumber-sumber penting guna
dijadikan model pada kesempatan tersebut.

Meredith (2000:5)
 Para wirausaha ialah orang-orang yang memiliki kesanggupan untuk melihat dan
menilai peluang-peluang bisnis.
 Mereka mengumpulkan sumber daya yang diperlukan guna memperoleh
keuntungan dan melakukan tindakan yang tepat untuk sukses.

Sri Edi Swasono (1978:38)
 Pada konteks bisnis, wirausaha adalah seorang pengusaha, namun tak semua
pengusaha merupakan wirausaha.
 Wirausaha mampu menjadi pioneer dalam bisnis, inovator, dan penganggung
risiko yang memiliki visi masa depan, serta mempunyai keunggulan dalam
berprestasi di bidang bisnis.

Tarsis Tarmudji (1996:4)
 Menurut Tarsis Tarmudji, wirausaha adalah orang yang berkemauan keras dalam
melakukan tindakan yang bermanfaat dan patut menjadi teladan hidup.
 Seorang wirausaha yang berhasil harus memiliki tekad dan kemauan yang keras
untuk mencapai tujuan usahanya.

Siagian (1996:4)
 Wirausaha adalah pejuang dalam bidang usaha yang memiliki keberanian dalam
mengambil risiko, keutamaan, kretivitas, serta keteladanan usaha dengan
berpegang pada kemauan dan kemampuan sendiri.

Marzuki Usman (1997:3)
 Dalam konteks manajemen, Marzuki Usman mengatakan pengertian
entrepreneur adalah seorang yang mempunyai kemampuan dalam
memanfaatkan sumber daya seperti finansial (money), bahan mentah (materials),
dan tenaga kerja (labors) untuk menghasilkan suatu produk, atau bisnis baru,
maupun pengembangan organisasi usaha.
 Entrepreneur harus memiliki kombinasi dari motivasi, visi, komunikasi,
optimisme, dorongan semangat, dan juga kemampuan untuk memanfaatkan
peluang usaha.

Prawirokusumo (1997:5)
 Wirausaha adalah orang-orang yang melakukan berbagai upaya kreatif dan
inovatif dengan cara mengembangkan ide, serta memformulasikan sumber daya
untuk menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup.

Yuyun Wirasasmita (2000:1)
 Kegiatan wirausaha adalah menghasilkan barang/jasa baru, proses produksi
baru, organisasi (manajemen) baru, bahan baku, dan pasar baru untuk
menciptakan nilai atau kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan.
(bn/www.belonomi.com)
BAB I PENDAHULUAN

    A.    Latar Belakang Masalah


Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang sedang berusaha dengan giat untuk
meningkatkan taraf hidup rakyatnya  melalui pendidikan. Hal ini karena, pendidikan
merupakan salah satu prasyarat untuk mempertahankan martabat manusia serta memiliki
kesempatan dalam mengembangkan kemampuan dan membina kehidupan dalam masyarakat.
Namun pendidikan saja tidak cukup kalau tidak diimbangi dengan kemampuan atau skill.
Sebab pada kenyataannya orang dari lulusan perguruan tinggi banyak yang menganggur
karena terbentur oleh standar skill yang dibutuhkan oleh sektor  industri atau jasa. Alih-alih
menyuplai tenaga kerja profesional siap pakai, perguruan tinggi kita justru menjadi penyuplai
beban bangsa.
Sampai sekarang, kemiskinan dan pengangguran masih menjadi penyakit kronis bagi
bangsa ini.  Sudah delapan windu lebih Indonesia merdeka, tapi penyakit tersebut tak
kunjung sembuh. Beberapa langkah telah diambil, tapi masih belum menyentuh ke akar
persoalan. Entrepreneur pun belum sepenuhnya menjadi solusi, bahkan masih dianaktirikan.
Padahal, jika dua persen saja dari total penduduk Indonesia menjadi entrepreneur yang
berhasil, maka masalah kemiskinan dan pengangguran insya Allah bisa diatasi. Apalagi jika
bisa lebih dari itu. 1).
Indonesia membutuhkan jutaan entrepreneurship muda. Disinilah diperlukan pendidik
generasi bangsa untuk mencetak SDM yang berjiwa entrepreneur dan diperlukannya kerja
sama semua pihak agar kemiskinan dan pengangguran dapat diatasi, dengan menciptakan
lapangan pekerjaan atau berwirausaha dengan baik.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis ingin mengetahui tentang:2)
1.      Apa itu entrepreneurship? Menurut para ahli.
2.      Bagaimana cara berwirausaha yang baik?
3.      Apa manfaaat  menguasai entrepreneurship bagi pendidik?

C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1.      Untuk memenuhi tugas individu mata kuliah “entrepreneurship” dari Bapak dosen Agus
Salim Chamidi, M.Pd.I.
2.      Untuk mengetahui arti entrepreneurship menurut para ahli.
3.      Untuk mengetahui cara berwirausaha yang baik.
4.      Untuk mengetahui manfaat menguasai entrepreneurship bagi pendidik.
BAB II
ISI

A.    Apa itu Entrepreneurship? Menurut Para Ahli


Dalam mengartikan kewirausahaan terlebih dahulu harus memahami arti dari wirausaha
dan wirausahawan. 
Wirausaha atau entrepreneur adalah orang yang memiliki kemampuan untuk melakukan
koordinasi, organisasi dan pengawasan. Wirausaha memiliki pengetahuan yang luas tentang
lingkungan dan membuat keputusan-keputusan tentang lingkungan usaha, mengelola
sejumlah modal dan menghadapi ketidakpastian untuk meraih keuntungan (Say, 1996).
Wirausaha dari segi etimologi berasal dari kata wira dan usaha. Wira, berarti pejuang,
pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha,
berarti perbuatan amal, berbuat sesuatu.
Jadi definisi dari kewirausahaan adalah suatu hal yang berhubungan dengan keberanian
seseorang untuk melakukan kegiatan yang bersifat bisnis atau yang bukan bisnis (non bisnis)
secara mandiri. Sedangkan wirausahawan  menurut Joseph Schumpeter (1934) adalah
seorang inovator yang mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui
kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk : (1)
memperkenalkan produk baru, (2) memperkenalkan metode produksi baru, (3) membuka
pasar yang baru (new market), (4) memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau
komponen baru, atau (5) menjalankan organisasi baru pada suatu industri.
Dari arti wirausaha dan wirausahawan tersebut, maka pengertian kewirausahaan dapat
diartikan sebagai berikut :

1.      Menurut Drs. Joko Untoro kewirausahaan adalah suatu keberanian untuk melakukan upaya-
upaya memenuhi kebutuhan hidup yang dilakukan oleh seseorang atas dasar kemauan,
dengan cara memanfaatkan segala potensi yang dimiliki untuk menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.
2.      Menurut Ahmad Sanusi (1994) kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam
perilaku yang dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil
bisnis.
3.      Menurut J. Leach Ronald Melicher kewirausahaan adalah sebuah proses dalam merubah ide
menjadi kesempatan komersil dan menciptakan nilai (harga).
4.      Menurut Soeharto Prawiro (1997) kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk
memulai usaha dan mengembangkan usaha. 
5.      Menurut Eddy Soeryanto Soegoto kewirausahaan adalah usaha kreatif yang dibangun
berdasarkan inovasi untuk menghasilkan sesuatu yang baru, memiliki nilai tambah, memberi
manfaat, menciptakan lapangan kerja, dan hasilnya berguna bagi orang lain.
6.      Menurut Peter F Drucker (1959) kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda.
7.      Menurut Tomas W Zimmerer (1996) kewirausahaan adalah suatu proses penerapan
kreativitas dan keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk
memperbaiki kehidupan usaha.
8.      Kewirausahaan adalah suatu kemampuan (ability) dalam berfikir kreatif dan berperilaku
inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak tujuan, siasat kiat dan proses
dalam menghadapi tantangan hidup. (Soeparman Spemahamidjaja, 1977).
9.      Kewirausahaan adalah suatu sifat keberanian, keutamaan dalam keteladanan dalam
mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri. (S. Wijandi, 1988).
10.  Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment). (Richard Cantillon,
1973).
11.  Menurut Siswanto Sudomo (1989) Kewirausahaan atau entrepreneurship adalah segala
sesuatu yang penting mengenai seorang wirausaha, yakni orang yang memiliki sifat bekerja
keras dan berkorban, memusatkan segala daya dan berani mengambil risiko untuk
mewujudkan gagasannya.
12.  Kewirausahaan menurut  Savary adalah, asal kata kewirausahaan adalah Entrepreneur, seperti
yang terdapat dalam bukunya yang berjudul "kamus dagang", definisi dari entrepreneur
adalah orang yang membeli suatu barang dengan harga pasti meskipun orang itu belum
mengetahui berapa guna ekonomisnya akan dijual.
13.  Menurut Harvey Leibenstein kewirausahaan mencakup berbagai kegiatan yang diperlukan
untuk melaksanakan dan menciptakan perusahaan pada saat dimana pasar belum terbentuk
atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau beberapa komponen fungsi produksinya belum
teridentifikasi secara penuh.
14.  Definisi kewirausahaan menurut A. Pekerti (1999) adalah kemampuan seseorang dalam
mendirikan, mengatur, mengembangkan dan melembagakan perusahaan yang dimilikinya.
15.  Menurut Robin (1997) definisi dari kewirausahaan yaitu suatu proses yang dilalui oleh
seseorang yang bertujuan untuk mengejar peluang/kesempatan yang akan digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup melalui suatu inovasi, tanpa memperhatikan sumber daya yang
mereka atur.
16.  Pengertian kewirausahaan menurut Inpres No 4/1995 tentang GNMMK (Gerakan Nasional
Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan) adalah semangat, sikap, perilaku dan
kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang
mengarah pada upaya : mencari, menciptkan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk
baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberi palayanan yang lebih baik dan
keuntungan yang lebih besar.

B.     Cara Berwirausaha yang Baik


Cara berwirausaha yang baik diantaranya yaitu:
1.    Melakukan inovasi produk setiap waktu
Inovasi adalah kunci pertama dalam menjalankan sebuah bisnis. Jika produk kita
suatu barang atau benda, maka inovasi bisa kita lakukan dari segi bentuk, kemasan
maupun tampilan yang ada. Selalu lakukan pembaruan terhadap produk yang kita jual.
Pembaruan produk diperlukan selain untuk merefresh konsumen, juga untuk selalu
mencari yang terbaik dari produk kita. Sesuaikan dengan apa yang dibutuhkan pasar
saat ini, jika tidak maka produk kita pasti tidak akan mampu bersaing di pasar.
2.    Membangun sistem dengan baik
Sistem adalah seperangkat aturan yang utuh mengenai bagaimana pekerjaan
dikelola, oleh siapa, hubungannya dengan apa dan siapa, kapan dan bagaimana.[1]
Bagi organisasi bisnis sistem berguna untuk banyak hal, misalnya untuk standar
kualitas, standar operasi, dan untuk memperpanjang usia. Untuk membangun sistem,
pebisnis membutuhkan manajemen. Idealnya, sistem itu sudah mulai dirancang sejak
awal memulai usaha. Jika sistemnya berjalan dengan baik, organisasi yang ditinggal
pendirinya akan mungkin masih bisa berjalan.
Tidak ada gunanya jika hanya pandai melihat peluang saja, namun tidak berani
memanfaatkannya. Semuanya menjadi percuma tanpa adanya action dari diri
sendiri. Jadi di sini berlaku kaidah  siapa cepat dia dapat.

3.    Kerja keras, penuh semangat dan ulet


Sebagai seorang pebisnis harus pandai, jeli, melihat dan mengenali peluang. Peluang
usaha dinyatakan bahwa sebenarnya ada di sekeliling kita, hanya saja ada beberapa individu
yang mampu melihat situasi sebagai peluang ada yang tidak. Hal ini disebabkan faktor
informasi yang dimilikinya Informasi memungkinkan seseorang mengetahui bahwa peluang
ada sat orang lain tidak menghiraukan situasi tersebut. Akses terhadap informasi dipengaruhi
oleh pengalaman hidup dan hubungan sosial (Shane, 2003).
Tidak ada gunanya jika hanya pandai melihat peluang saja, namun tidak berani
memanfaatkannya. Semuanya menjadi percuma tanpa adanya action dari diri sendiri. Jadi di
sini berlaku kaidah  siapa cepat dia dapat.
4.    Optimalisasi potensi diri.
Setelah mengenai peluang usaha maka harus dikombinasikan dengan potensi diri.
Keunggulan kompetitif apa yang saya miliki? Yang sering terjadi di masyarakat kita adalah
memilih usaha yang sedang trend saat itu. Hal ini sah-sah saja tetapi ketika dalam proses
perkembangan tidak membuat inovasi, maka akan sulit bersaing.
5.    Fokus dalam bidang usaha.
Peter Drucker pakar dalam kewirausahaan menyatakan bahwa dalam memulai sebuah
usaha atau inovasi disarankan untuk terfokus dimulai dari yang kecil berdasarkan
sumberdaya yang kita miliki.
6.    Berani memulai
Banyak dari anda yang memikirkan sebuah usaha sebelum melakukannya. Itu adalah
tindakan yang tidak benar, karena dalam berwirausaha ada faktor keberuntungan. Berani
mengambil resiko sangat perlu dalam berwirausaha. Lakukan dulu. Jalan dulu. Jika ada
kesulitan, baru dicari jelan keluarnya
7.    Kerja keras, penuh semangat dan ulet
Semua itu adalah modal utama menjadi seorang wirausahawan. Tanpa itu semua
kegagalan dalam berbisnis akan selalu menyertai perjalanan usaha kita. Meskipun
mempunyai financial melimpah, namun tanpa sifat, kerja keras, penuh semangat dan ulet,
kehancuran dan kegagalan tidak akan bisa terlepas dari bisnis kita. Sebaliknya, jika kita
memiliki tiga modal sikap di atas, seberapapun modal financial yang kita miliki, peluang
untuk tumbuh dan berkembang akan semakin besar.
8.    Selalu konsisten dalam kondisi apapun
Tak semudah mengucapkannya, konsisten dalam kondisi apapun sangat membutuhkan
energi yang besar. Apalagi ketika bisnis kita dalam keadaan yang terpuruk, maka disitu
konsistensi kita mulai diuji. Kemampuan bersabar dalam konsisten tidakbisa serta merta kita
dapatkan begitu saja. Kemampuan itu bisa kita dapatkan dengan giat berlatih dan kerja keras.
Jangan gampang menyerah. Jika kita berhasil melewati ujian dengan sukses, ke depan tentu
akan lebih mudah lagi dalam mengahadapi hambatan atau rintangan. Hidup selalu
menyajikan berbagai rintangan dan kendala, tinggal bagaimana kita menghadapinya.
9.    Berani mengambil resiko
Semua bisnis pasti mengandung unsur resiko. Tinggal bagaimana kita menghadapi resiko
tersebut. Yakinkan pada diri kita bahwa dalam bisnis hanya ada dua resiko, yaitu resiko untuk
sukses dan resiko untuk semakin sukses. Jadi ambillah resiko itu, kelola dengan bijak dan
jangan mudah panik. Berfikir dan bertindaklah dengan tenang agar mendapatkan keputusan
yang maksimal.
Dengan keyakinan seperti itu kita tidak akan pernah takut untuk mengambil langkah
seberapapun besar resiko yang mungkin akan kita hadapi.
10.    Mampu berkoordinasi dan menjalin komunikasi yang baik dengan  relasi
Dalam setiap langkah yang akan kita putuskan, harus mempunyai nilai komunikasi dan
koordinasi yang baik. Baik komunikasi atau koordinasi dari intern tim bisnis kita sindiri
maupun komunikasi dengan rekan bisnis atau kolega kita. Dengan komunikasi yang baik, kita
akan selalu bisa menjaga bisnis dan rekan bisnis dengan stabil. Karena tanpa komunikasi
yang baik, sulit mendapatkan sebuah kepercayaan dari rekan bisnis.
C.    Manfaaat  Menguasai Entrepreneurship bagi Pendidik
Menurut wikipedia, entrepreneurship (kewirausahaan) adalah proses mengidentifikasi,
mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide
inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Dari pengertian ini jelas
bahwa pengertian entrepreneurship sangat  bisa diterapkan dalam profesi guru atau pendidik .
Bagi pendidik entrepreneurship bermanfaat untuk menumbuhkan  jiwa entrepreneur.
Percaya diri (memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme), berorientasi
pada tugas dan hasil (selalu berusaha berprestasi, berorientasi pada laba dan tekad kuat dalam
bekerja, suka bekerja keras dan energik), pengambil risiko (tidak takut menghadapi resiko
kegagalan. Tantangan adalah sesuatu yang harus dilewati), kepemimpinan (bertingkah
laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang
membangun),keorisinilan (memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan
memiliki jaringan bisnis yg luas), berorientasi ke masa depan (memiliki persepsi dan cara
pandang yg berorientasi pada kemajuan), serta jujur dan tekun (memiliki keyakinan bahwa
hidup itu sama dengan kerja keras). Yang semua itu merupakan sifat-sifat seorang
wirausahawan.
Sebelum mendirikan usaha, setiap calon wirausaha sebaiknya mempertimbangkan
manfaat kepemilikikan bisnisnya tersebut. Thomas W Zimmerer (2005) merumuskan manfaat
kewirausahaan adalah sebagai berikut:
1.      Memberi peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib sendiri.
Memiliki usaha sendiri akan memberikan kebebasan dan peluang bagi pebisnis untuk
mencapai tujuan hidupnya. Pebisnis akan memanfaatkan bisnisnya guna untuk untuk
mewujudkan cita-citanya.
2.      Memberi peluang melakukan perubahan.
Semakin banyak bisnis yang memulai usahanya karena mereka dapat menagkap peluang
untuk melakukan berbagai perubahan yang menurut mereka sangat penting. Mungkin berupa
penyediaan perumahan sederhana yang sehat dan layak pakai, dan mendirikan daur ulang
limbah untuk melestarikan sumber daya alam yang terbatas. Pebisnis kini menemukan cara
untuk mengombinasikan wujud kepedulian mereka terhadap berbagai masalah ekonomi
dengan sosial dengan harapan untuk menjalani hidup yang lebih baik.
3.      Memberi peluang untuk mencapai potensi diri sepenuhnya
Banyak orang menyadari bahwa bekerja di suatu perusahaan seringkali membosankan,
kurang menantang dan tidak ada daya tarik. Hal ini tentu tidak berlaku bagi seorang
wirausahawan, bagi mereka tidak banyak perbedaan antara bekerja atau menyalurkan hobi
atau bermain, keduanya sama saja. Bisnis-bisnis yang dimiliki oleh wirausahawan merupakan
alat untuk menyatakan aktualisasi diri. Keberhasilan mereka adalah suatu hal yang ditentukan
oleh kreativitas, antusias, inovasi, dan visi mereka sendiri. Memiliki usaha atau perusahaan
sendiri memberikan kekuasaan kepada mereka, kebangkitan spiritual dan mampu mengikuti
minat atau hobinya sendiri.
4.      Memiliki peluang untuk meraih keuntungan
Walaupun pada tahap awal uang bukan daya tarik utama bagi wirausahawan, Keuntungan
berwirausahawan merupakan faktor motivasi yang penting untuk mendirikan usaha sendiri.
Kebanyakan pebisnis tidak ingin menjadi kaya raya, tetapi kebanyakan diantara mereka yang
menang menjadi berkecukupan. Menurut hasil penelitian, Thomas stanley dan William
Danko, pemilik perusahaan sendiri mencapai 2/3dari jutawan Amerika serikat. “Orang-orang
yang bekerja memiliki perusahaan sendiri empat kali lebih besar untuk menjadi jutawan
daripada orang-orang yang bekerja untuk orang lain (karyawan perusahaan lain).
5.      Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakan dan mendapatkan pengakuan atas
usahanya
Pengusaha atau pemilik usaha kecil seringkali merupakan warga masyarakat yang paling
dihormati dan dipercaya. Kesepakatan bisnis berdasarkan kepercayaan dan saling merhormati
adalah ciri pengusaha kecil.Pemilik menyukai kepercayaan dan pengakuan yang diterima dari
pelanggan yang telah dilayani dengan setia selam bertahun-tahun. Peran penting yang
dimainkan dalam sistem bisnis dilingkungan setempat serta kesadaran bahwa kerja memilki
dampak nyata dalam melancarkan fungsi sosial dan ekonomi nasional adalah merupakan
imbalan bagi manajer perusaan kecil.
6.      Memiliki peluang untuk melakukan sesuatu yang disukai dan menumbuhkan rasa senang
dalam mengerjakan
Hal yang didasarkan oleh pengusaha kecil atau pemilik perusahaan kecil adalah bahwa
kegiatan usaha mereka sesungguhnya bukan kerja. Kebanyakan kewirausahawan yang
berhasil memilih masuk dalam bisnis tertentu, sebab mereka tertarik dan menyukai pekerjaan
tersebut. Mereka menyalurkan hobi atau kegemaran mereka menjadi pekerjaan mereka dan
mereka senang bahwa mereka melakukannya. Wirausahawan harus mengikutu nasihat
Harvey McKey. Menurut McKey: “Carilah dan dirikan usaha yang anda sukai dan anda tidak
akan pernah terpaksa harus bekerja sehari pun dalam hidup anda”  Hal ini yang menjadi
penghargaan terbesar bagi pebisnis/wirausahawan bukan tujuannya, melainkan lebih kepada
proses atau perjalanannya.
Dengan beberapa manfaat berkewirausahaan tersebut diatas jelas bahwa menjadi
usahawan lebih memiliki berbagai kebebasan yang tidak mungkin diperoleh jika seseorang
menjadi karyawan atau menjadi orang gajian atau menjadi pekerja bagi para pemilik
perusahaan.[2]

BAB III  
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Entrepreneur adalah orang yang membeli barang dengan harga pasti, meskipun orang itu
belum mengetahui berapa harga barang (atau guna ekonomi) itu akan dijual. Sedangkan
Wirausaha adalah seorang pembuat keputusan yang membantu terbentuknya sistem ekonomi
perubahan yang bebas.
Wirausaha yang memiliki potensi sukses adalah mereka yang mengerti kegunaan
pendidikan untuk menunjang kegiatan, serta mau belajar untuk meningkatkan pengetahuan.
Sedangkan modal menjadi wirausaha adalah; pertama, adanya dana (biaya) untuk memulai
bisnis. Yang ke dua, jangan takut memulai dan mengalami kegagalan, ulet, pekerja keras
namun cerdas, sabar dan jujur, dan jangan hanya bertujuan mengejar materi untuk
memperkaya diri.
B.     Saran
Demikian makalah yang saya susun, kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan
makalah ini, saya minta maaf. Kritik dan arahan penulis harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amiin

DAFTAR PUSTAKA
www.seputarpengetahuan.com diakses pada tanggal 9 Maret 2016 jam 10.00
www.kompasiana.com/andyretno/guru-harus-memiliki-jiwa-entrepreneurship diakses tanggal
9 Maret 2016 jam 09.30
www.maxmanroe.com diakses tanggal 9 jam 20.05
www.yunushadi.blogspot.co.id diakses tanggal 10 jam 10.30
www.kitapunya.net diakses tanggal 11 Maret 2016 jam 13.50
www.wisatapikiran.blogspot.co.id diakses tanggal 11 Maret jam 14.00
www.ilmuakuntansi.web.id  diakses tanggal 11 Maret 2016 jam 13.45

[1] Muhammad Ridlo Zarkasyi. Entrepreneur Radikal: Catatan Inspiratif dan Solusi-solusi Taktis Mengatasi Tahapan-tahapan Kritia dalam Bisnis. Jakarta:

ReneBook, 2013

[2] Leonardus Saiman. Kewirausahaan Teori, Praktek, dan Kasus-kasus. (2009, Jakarta: Salemba Empat).hal: 44-45

Anda mungkin juga menyukai