Anda di halaman 1dari 8

TUGAS RESUME

ADAPTASI SISTEM URINARIA DAN SISTEM


GRASROINTESTINAL PADA KEHAMILAN

OLEH:

VITA DWI YUMANTI

PRODI SARJANA KEBIDANAN STIKES KARYA HUSADA KEDIRI

TAHUN AJARAN 2021-2022


A. ADAPTASI SISTEM URINARIA PADA KEHAMILAN

Eliminasi urin merupakan salah satu dari proses metabolik tubuh yang bertujuan untuk
mengeluarkan bahan sisa dari tubuh. Eliminasi urin ini sangat tergantung kepada fungsi ginjal,
ureter, kandung kemih, dan uretra. Ginjal menyaring produk limbah dari darah untuk
membentuk urin. Ureter bertugas mentranspot urin dari ginjal ke kandung kemih. Kandung
kemih berguna untuk menyimpan urin sampai timbul keinginan untuk berkemih. Kandung
kemih dalam kondisi normal dapat menampung urin sebanyak 600 ml. Akan tetapi, keinginan
untuk berkemih dapat dirasakan pada saat kandung kemih terisi urin dalam
jumlah yang lebih kecil (150-200 ml pada orang dewasa). Terjadinya peningkatan volume urin,
dinding kandung kemih akan meregang dan mengirim impuls-impuls sensorik ke pusat mikturisi
di medulla spinalis pars sakralis. Impuls saraf parasimpatis dari pusat mikturisi menstimulus otot
detrusor untuk berkontraksi secara teratur. Sfingter uretra interna juga akan berelaksasi sehingga
urin dapat masuk ke dalam uretra. Kandung kemih akan berkontraksi, impuls saraf naik ke
medulla spinalis sampai ke pons dan korteks serebral. Individu akan menyadari keinginanya
untuk berkemih, urin akan keluar dari tubuh melalui uretra (Smeltzer, 2001; Perry dan Potter,
2005).

Banyak faktor yang mempengaruhi volume serta kualitas urin serta kemampuan klien
untuk berkemih, yaitu diet dan asupan makanan, respon keinginan awal untuk berkemih, gaya
hidup, stress psikologis, tingkat aktivitas, tingkat perkembangan serta kondisi penyakit. Hal ini
juga dapat menyebabkan beberapa perubahan tersebut dapat terjadi bersifat akut dan kembali
pulih/reversible ataupun dapat pula terjadi perubahan yang bersifat kronis serta tidak dapat
sembuh kembali/ireversibel (Smeltzer, 2001; Perry dan Potter, 2005).

Terjadinya perubahan eliminasi urin juga dapat terjadi pada wanita yang sedang
mengalami kehamilan. Kehamilan merupakan suatu peristiwa alamiah yang akan dialami oleh
setiap wanita. Seorang wanita atau ibu dinyatakan hamil akan mengalami beberapa perubahan
baik itu perubahan fisiologis maupun psikologis. Beberapa perubahan fisiologis yang timbul
selama masa kehamilan dapat dikenal dengan tanda kehamilan. Perubahan fisiologis tersebut
meliputi perubahan pada sistem reproduksi dan payudara, dimana terdiri dari perubahan pada
uterus, ovarium, vagina dan vulva, serta payudara. Perubahan yang terjadi pada sistem tubuh
secara umum yaitu meliputi perubahan sistem kerdiovaskular, perubahan sistem endokrin,
perubahan sistem respiratori, perubahan sistem gastrointestinal, perubahan sistem skeletal, serta
perubahan sistem urinaria (Siswodarmo, 2008).

Perubahan sistem urinaria dan ginjal cukup banyak terjadi pada ibu hamil, dimana
kecepatan filtrasi dari glomerolus dan aliran darah renal meningkat sampai 50% sebagai akibat
dari kenaikan cardiac output. Terjadi pula sedikit hidronefrosis atau hidroureter, hal bisa
dikarenakan menurunnya tonus otot atau adanya tekanan dari uterus yang membesar pada
kandung kemih Fungsi ginjal ini berubah akibat adanya hormon kehamilan, peningkatan volume
darah, postur wanita, aktivitas fisik dan asupan makanan (Verralls, 2003; Siswodarmo, 2008;
Thadhani, 2012).

Wanita hamil juga akan mengalami akumulasi natrium 500-900 mEq dan 6-8L air.
Terjadi pula peningkatan pada volume cairan serta aliran plasma ginjal (RPF) menjadi
meningkat sekitar 60 80 % pada pertengahan trimester kedua dan akan menetap pada trimester
ketiga, selanjutnya 5% selama kehamilan. Kecepatan filtrasi glomerulus (GFR) biasanya akan
mulai meningkat pada minggu ke-6 kehamilan dan mencapai puncak pada akhir trimester
pertama. Kehamilan trimester pertama ginjal akan mengalami peningkatan ukuran dan berat.
Memasuki usi kehamilan trimester kedua perubahan sistem urinaria yang terjadi adalah ukuran
dan pembuluh kandung kemih meningkat, edema fisiologis terjadi pada jaringan kandung
kemih. Menurunnya frekuensi kencing serta meningkatnya ukuran ginjal dan ureter, terutama
pada sisi kanan ginjal membesar. Laju filtrasi glomelurus meningkat sekitar 50% untuk
memproses limbah dari ibu dan janin. Trimester ketiga perubahan sistem urinaria yang terjadi
seperti beberapa pelebaran calyces ginjal, panggul, dan ureter terjadi, terutama sisi bagian kanan
(Sherwen, 1999; Littleton, 2001; Siswodarmo, 2008).

Frekuensi kencing lebih sering terjadi akibat adanya tekanan janin kearah panggul, terjadi
pula hipervolemia fisiologis. Keseimbangan cairan dan elektrolit terus dipengaruhi oleh interaksi
hormon yang kompleks. Meningkatknya konsentrasi plasma albumin, dan faktor lainnya, serta
glikosuria mungkin akan terjadi (Sherwen, 1999)

Peningkatan volume urin serta peningkatan sistem metabolisme pada ibu selama masa
kehamilan, akan menyebabkan ibu mengalami kehilangan sejumlah air dari dalam tubuh.
Kehilangan sejumlah besar cairan tersebut dapat menjadi masalah baru yang ibu hadapi selama
masa kehamilan. Berdasarkan penjelasan yang telah disebutkan diatas maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran volume urin pada ibu hamil selama kurun
waktu 24 jam yang dihasilkan oleh ibu diusia kehamilan trimester 1, 2 dan 3.
B. ADAPTASI SISTEM GRASROINTESTINAL PADA KEHAMILAN

Selama kehamilan ibu akan mengalami perubahan anatomi fisiologis pada sistem organ
tubuhnya termasuk sistem pencernaan (gastrointestinal). Perubahan-perubahan pada system
pencernaan ibu hamil tersebut meliputi perubahan pada rongga mulut, esofagus, lambung, usus
halus, duodenum, usus besar dan rektum. Kebutuhan nutrisi ibu selama kehamilan seperti
vitamin dan mineral serta nafsu makan ibu meningkat sehingga intake makanan juga meningkat.
Tetapi beberapa wanita hamil mengalami penurunan nafsu makan atau mengalami mual dan
muntah. Gejala tersebut berhubungan dengan peningkatan hormone Human Chorionic
Gonadotrophin (HCG) (Mandang, dkk, 2014).

Mual dan muntah selama kehamilan biasanya terjadi antara 4 sampai 8 minggu
kehamilan dan terus berlanjut hingga 14 sampai 16 minggu kehamilan, setelah itu gejala
biasanya akan membaik. Namun pada kasus tertentu bias berlanjut hingga trimester kedua
bahkan ketiga, keadaan itu akan menjadi berbahaya jika ibu hamil tidak melakukan penanganan
yang berakibat bertambah parah sehingga akan menjadi hiperemesis gravidarum. Penyebab
keluhan ini yang pasti belum diketahui, tetapi mungkin berhubungan dengan peningkatan
hormon Human Chorionic Gonadotropin (HCG) termasuk estrogen dan progesteron, relaksasi
otot polos, perubahan dalam metabolisme karbohidrat, faktor mekanis dan alergis (Pusdiknakes,
2003).

HCG ini diproduksi oleh trofoblast setelah terjadi implantasi, kadarnya terus naik dan
mengalami penurunan setelah usia kehamilan antara 10 dan 12 minggu, yakni ketika produksi
progesteron mulai digantikan oleh placenta (Fraser, 2009). Keadaan seperti ini cukup diatasi
dengan berobat jalan dan akan hilang dengan sendirinya setelah kehamilan menginjak
usia kurang lebih sepuluh minggu Perubahan pada rongga mulut selama kehamilan yaitu adanya
keluhan gusi berdarah yang dapat disebabkan karena peningkatan hormon estrogen yang
menyebabkan peningkatan aliran darah ke mulut sehingga gusi menjadi rapuh dan dapat
menimbulkan gingivitis. Defisiensi vitamin C juga dapat mengakibatkan gusi bengkak dan
mudah berdarah. Keadaan gusi dapat kembali normal pada awal masa puerperium. Hal ini
mendorong ibu untuk memperhatikan perawatan gigi dan mulut (Varney, 2006). Salivasi
mungkin akan meningkat sehubungan dengan kesukaran menelan akibat nausea (Sunarsih,
2011).

Perubahan pada lambung dan esofagus wanita hamil yakni lambung memproduksi asam
hidroklorik lebih tinggi terutama pada trimester pertama kehamilan. Pada umumnya keasaman
lambung menurun dan produksi hormone gastrin meningkat secara signifikan mengakibatkan
peningkatan volume lambung dan penurunan PH lambung. Produksi gastrik berupa mukus dapat
mengalami peningkatan. Peristaltik esofagus menurun, menyebabkan refluks atau relaksasi
cardiac sphincter. Gastrik reflux lebih banyak terjadi pada kehamilan lanjut karena elevasi
lambung akibat pembesaran uterus. Tonus pada sfingter esofagus bagian bawah melemah
dibawah pengaruh progesteron, yang menyebabkan relaksasi otot polos. Penekanan akibat uterus
yang diperburuk oleh hilangnya tonus sfingter mengakibatkan refluks dan nyeri ulu hati (heart
burn). Kerja progesteron pada otot-otot polos menyebabkan lambung hipotonus yang disertai
penurunan motilitas dan waktu pengosongan yang memanjang. Efek-efek progesteron menjadi
lebih jelas seiring kemajuan kehamilan dan peningkatan progesteron. Efek progesteron pada usus
halus adalah memperpanjang lama absorpsi nutrien, mineral dan obat-obatan. Absorpsi ini juga
meningkat akibat hipertrofi villi duedonum yang dapat meningkatkan kapasitas absorpsi. Efek
progesteron pada usus besar menyebabkan konstipasi karena waktu transit yang melambat
membuat air semakin banyak diabsorpsi dan menyebabkan peningkatan flatulen karena usus
mengalami pergeseran akibat pembesaran uterus. Aliran darah ke panggul dan tekanan vena pada
rektum meningkat menyebabkan terbentuknya hemoroid pada akhir kehamilan. (Varney, 2006).
Penyebab konstipasi selama kehamilan selain perubahan hormonal yaitu aktifitas fisik. Wanita
hamil cenderung akan mengurangi aktifitas fisiknya untuk menjaga kehamilannya. Begitu juga
semakin besar kehamilan wanita hamil cenderung semakin malas beraktifitas karena bobot tubuh
yang semakin berat dan riwayat posisi saat defekasi juga menjadi resiko untuk timbulnya
konstipasi (Ojieh, 2012).

Riwayat posisi saat defekasi juga menjadi resiko untuk timbulnya konstipasi. Pada posisi
jongkok, sudut antara anus dan rektum akan menjadi lurus akibat fleksi maksimal dari paha. Ini
akan memudahkan terjadinya proses defekasi sehingga tidak memerlukan tenaga mengedan yang
kuat. Pada posisi duduk, sudut antara anus dan rektum menjadi tidak cukup lurus sehingga
membutuhkan tenaga mengedan yang lebih kuat. Proses mengedan kuat yang berkelanjutan akan
dapat menimbulkan konstipasi dan hemoroid (Camilleri & Lembo, 2003).

Adapun perubahan sistem pencernaan yang tampak pada ibu hamil berdasarkan trimester
kehamilan nya adalah sebagai berikut, yaitu pada trimester I terdapat perasaan enek (nausea).
Hal ini dikarenakan kadar hormon estrogen yang meningkat. Tonus otot-otot traktus digestivus
menurun sehingga motilitas seluruh traktus digestivus berkurang. Makanan lebih lama berada di
dalam lambung dan apa yang telah dicernakan lebih lama berada dalam usus. Hal ini baik untuk
reabsorbsi, tetapi menimbulkan konstipasi yang memang merupakan salah satu keluhan utama
wanita hamil. Tidak jarang dijumpai adanya gejala muntah (emesis) pada bulan-bulan pertama
kehamilan. Hipersalivasi sering terjadi sebagai kompensasi dari mual dan muntah yang terjadi.
Pada beberapa wanita ditemukan adanya ngidam makanan yang mungkin berkaitan dengan
persepsi individu wanita tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi rasa mual dan muntah.
Kondisi lainnya adalah Pica (mengidam) yang sering dikaitkan dengan anemia akibat defisiensi
zat besi ataupun adanya suatu tradisi (Wiknjosastro, 2002 dalam Sunarsih 2011).

Pada trimester II dan III, biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon
progesteron yang meningkat. Selain itu, perut kembung juga terjadi karena adanya tekanan
uterus yang membesar dalam rongga perut yang mendesak organ-organ dalam perut khususnya
saluran pencernaan, usus besar, ke arah atas dan lateral. Perut kembung saat hamil disebabkan
bertambahnya hormon progesteron dalam tubuh ibu. Hormon ini akan membuat relaksasi pada
jaringan otot halus diseluruh tubuh termasuk pada saluran pencernaan sehingga sistem
pencernaan dalam tubuh berjalan dengan lambat dan tidak teratur. Dari lambatnya pencernaan ini
mengakibatkan terkumpulnya gas dalam saluran pencernaan. Kompresi dari uterus yang
membesar terhadap usus besar juga menyebabkan konstipasi dan meningkatkan akumulasi gas
sehingga ibu hamil menjadi sering buang angin (flatulen). Wasir (hemoroid) cukup sering terjadi
pada kehamilan yang terjadi akibat konstipasi dan naiknya tekanan vena-vena di bawah uterus
termasuk vena hemoroidal (Sunarsih, 2011).
DAFTAR PUSTAKA

Bobak L, Jensen. 2004. Keperawatan Maternitas. Ed 4. Jakarta: ECG


Littleton L. 2001. Maternal, Neonatal and women’s Health Nursing. United State
Potter PA, Perry AG. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawtan: Konsep, Proses, dan Praktik.
Ed 4. Volume 2. Jakarta : ECG Sherwen LN. 1999. Maternity Nursing. USA : York
Production Services
Siswodarmo. 2008. Obstetri Fisiologi. Yogyakarta : Pustaka Cendekia
Smeltzer SC. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.Vol.2 E/8.
Jakarta: EGC
Verralls S. 2003. Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan. Ed 3.
Jakarta: ECG
Behav, Physiol. 2000. Bitter taste perception and severe vomiting in pregnancy.
Journal NCBI PubMed.gov US National Library of Medicine National Institute of
Health.
Bobak, Lowdermilk, Jensen (Alih bahasa: Wijayarini, Anugerah). 2005. Buku Ajar
Keperawatan Maternitas, edisi 4. EGC, Jakarta.
Fraser, Cooper. (Alih bahasa: Rahayu, et.al.). 2009. Myles, Buku Ajar Bidan, edisi 14. EGC,
Jakarta.

Lembo A, Camilleri M. 2003. Chronic Constipation. Nursing Eng J Med. Journal NCBI
PubMed.gov US National Library of Medicine National Institute of Health.
Mandang, Jeni dkk. 2014. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Manado: IN MEDIA.

Manuaba, I. B. G. 2007. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana


untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Ojieh AE. 2012. Constipation in pregnancy and the effect of vegetable consumption in different
socio-economic class in Warri, Delta state. Journal of Medical and Applied Biosciences..
Pusdiknakes. 2003. Asuhan Antenatal. Jakarta: Pusdiknakes.
Sunarsih, Tri. 2011. Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Ummah, Faizatul. (2014). Ketidaknyamanan pada Sistem Pencernaan Ibu Hamil


berdasarkan Trimester Kehamilan di BPM Hj. Siti Istri Murtiningsih Desa Babat
Kecamatan BabatKabupaten Lamongan. Jurnal Surya, Vol.03, No,XIX.
Varney, Helen. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 1. Jakarta: EGC

Wahyuningsih, Puji dkk. (2009). Perawatan Ibu Hamil/Asuhan Ibu Hamil. Yogyakarta:
Fitramaya.

Anda mungkin juga menyukai