Anda di halaman 1dari 8

 Intisari Hukum:

2 Unsur Intisari Hukum yaitu Hak dan


Kewajiban;
Hak yaitu sesuatu yang dapat dituntut;
Kewajiban yaitu sesuatu yang harus
dilaksanakan.
 Kata “Perdata” mengandung makna dalam
suatu hubungan hukum keperdataan;
 Kata “Internasional” menunjuk kepada suatu
hubungan hukum yang bersifat keperdataan
itu haruslah mengandung UNSUR ASING
(Foreign Element)

Dengan demikian,
Hukum Perdata Internasional adalah Hukum
yang mengatur suatu hubungan hukum
keperdataan yang mengandung unsur asing.
 Boleh dari subyek hukumnya;
 Boleh dari obyek hukumnya;
 Boleh dari peristiwa hukumnya.
 Unsur asing dari subjek, misal: seorang WNI
(si A) menikah dg si B seorang Warga Negara
Jerman, maka hubungan hukum tsb tunduk
kpd kaidah2 HPI, krn salah satu subjeknya,
yaitu si B mengandung unsur asing, yaitu ia
berkewarnegaraan Jerman.
 Unsur asing dari Objek, misal: PT A (Badan
Hukum Indonesia) mengadakan hubungan
hukum penanaman modal asing dg B
Corporation (Badan Hukum Amerika Serikat,
akan membangun pabrik mobil di Vietnam,
maka untuk terselenggaranya hubungan
hukum tsb, objeknya yaitu berupa tanah
untuk membangun pabrik tsb terletak di
Vietnam. Jadi, untuk pengadaan tanah tsb
mengandung unsur asing yaitu bertautan dg
sistem hukum pertanahan Vietnam.
 Unsur asing dari peristiwa hukumnya,
misalnya: mengambil contoh dari hubungan
hukum antara PT A dg B Co. tsb di atas,
penandatanganan perjanjian kerjasamanya
dilangsungkan dalam penerbangan
Singapura-Jepang, pesawat berkebangsaan
Inggris, maka peristiwa hukum tsb terjadi
dlm yurisdiksi Inggris (Negara Bendera
Pesawat) sebagai unsur asingnya.
 Jadi, ciri suatu hubungan hukum yang
berkarakter HPI WAJIB ADA UNSUR ASINGNYA.

 Setiap Negara memiliki kaidah HPI sendiri-


sendiri, jadi ada HPI Inggris, HPI Amerika
Serikat, HPI Malaysia, HPI Arab Saudi, dan
seterusnya, termasuk ada juga HPI Indonesia.
Perhatikan salah satu judul buku karya Prof
Sudargo G: Pengantar HPI Indonesia.
 Di Indonesia, belum ada kodifikasi HPI, maka
kaidah-kaidah HPI Indonesia tersebar dalam
beragam peraturan perundang-undangan
sektoral, sejauh mengatur aspek
keperdataan.

 Tidak ada alasan tidak ada hukumnya atau


hukumnya kurang, itulah sebabnya ada
kewajiban melakukan Penemuan Hukum
(Rechtsvinding) dan Penafsiran Hukum.

Anda mungkin juga menyukai