Anda di halaman 1dari 5

Nama: Sopiandini

Npm : 010119283

1. A. Berbicara mengenai kualifikasi dalam Hukum Perdata Internasional ada 2.


Sebutkan dan jelaskan disertai contoh mengenai kualifikasi tersebut.
Jawab
a. kualifikasi fakta (classification facts/kualifikasi primer):
yaitu proses kualifikasi yang dilakukan terhadap sekumpulan fakta di dalam
sebuah peristiwa hukum untuk ditetapkan menjadi satu atau lebih peristiwa
atau masalah hukum (legal issues), sesuai dengan klasifikasi kaidah-kaidah
hukum yang berlaku di dalam suatu sistem hukum tertentu.
Contoh : seorang anak asing (bukan WNI) yang tidak diakui sah, akan
menuntut hak-haknya dari ayahnya yang berkewarganegaraan sama, maka
]penggolongan fakta-fakta ini kedalam hukum Perdata, mengenai status
seorang anak yang diatur dalam Pasal 16 AB (prinsip nasionalitas).
b. kualifikasi ketentuan hukum (classification of rules of law/ kualifikasi
sekunder): yaitu penetapan tentang penggolongan/pembagian seluruh kaidah
hukum di dalam sebuah sistem hukum ke dalam pembidangan,
pengelompokan, atau kategori hukum tertentu.
Contoh : A bersepeda di jalan raya melalui jalur yang diperuntukkan orang
bersepeda. A ditabrak oleh mobil yang dikemudikan oleh B. A ingin menuntut
ganti-rugi kepada B karena sepedanya rusak. Lalu, karena ia tidak memahami
seluk beluk, maka ia minta bantuan pada pengacara. Pengacara inilah yang
akan memikirkan dasar tuntutannya dengan jalan menempatkan fakta-fakta
tersebut ke dalam kategori hukum yang sudah tersedia. Jelaslah kiranya
menurut fakta, pada A tidak terdapat unsur kurang hati-hati sebab ia bersepeda
pada jalur yang benar. Jadi B-lah yang kurang hati-hati, yang mengakibatkan
kerugian materiil pada A. Akhirnya, si pengacara (dan juga hakim) akan
sampai pada perbuatan melanggar hukum (Pasal 1365 BW). Apabila katakata
dalam Pasal 1365 BW dicocokkan dengan fakta-fakta tersebut, maka jelas
kasus itu termasuk ke dalam Pasal 1365 BW.
B. Kapan di pergunakan kualifikasi dalam masalah Hukum Perdata Internasional?
Jelaskan secara singkat
Jawab
Dalam HPI, kualifikasi dipergunakan ketika masalah kualifikasi yang merupakan
masalah (classification of the cause of action) ini ditangani secara lebih khusus,
karena dalam perkara-perkara HPI orang selalu berurusan dengan kemungkinan
berlakunya lebih dari satu sistem atau aturan hukum dari 2 (dua) negara atau lebih
yang berbeda untuk mengatur sekumpulan fakta tertentu. Persoalan penting yang
muncul dalam proses kualifikasi HPI pada dasarnya adalah berdasarkan sistem hukum
apa kualifikasi dalam suatu perkara HPI seharusnya dilakukan.

2. A. Mengenai pengakuan keputusan hakim asing apakah bisa langsung di eksekusi


atau tidak. Jelaskan
Jawab
Didalam hukum acara perdata ada 4 prinsip, yakni:
a. Declaratoir (menyatakan),
b. Kondemnatoir (menghukum),
c. Personate status (penetapan status personal),
d. Pailit.
Hal-hal tersebut (Empat keputusan hakim asing) pasal 436 BW ini hanya dibataskan
kepada keputusan kondemnatoir. Jadi, hanya keputusan yang menghukum
(kondemnatoir) ini yang tidak bisa langsung dieksekusi (selebihnya bisa dieksekusi).
Sementara untuk keputusan yang sifatnya declaratoir berkenaan dengan sah atau
tidaknya pernikahan kemudian hak milik atas benda-benda tertentu atau keputusan
yang bersifat konstitutif. Misalnya keputusan yang menciptakan sesuatu yang
dikehendaki, misalnya pengangkatan anak, pailit dapat diakui di wilayah republic
indonesia.
B. Keputusan hakim asing yang mana yang tidak bisa langsung di eksekusi.
Jawab
Dilihat terlebih dahulu keputusan hakim asing yang mana yang tidak boleh
dilaksanakan menurut pasal 436 BRV(pada dasarnya tidak bisa)tidak boleh
bdilaksankan untuk eksekusi adalah keputusan kondamentar menghukum contohnya :
perkawinan campuran yang berbeda agama .
.
3. Berikan contoh singkat tentang Openbare Orde di sertai contoh sederhana.
Jawab
Openbare Orde / Ketertiban Umum : Lembaga dalam Hukum Perdata Internasional
memungkinkan sang hakim secara pengecualian menyampingkan pemakaian dari
Hukum Asing yang menurut ketentuan Hukum Perdata Internasional sang hakim
sendiri seyogyanya harus diperlakukan. Ketertiban umum ini merupakan rem darurat
di karena itu harus melihat waktu, kondisi, tempat dan situasi. Ini untuk
menghindarkan mengagungkan hukum sendiri. Karena itu ketertiban Umum ditiap
Negara berbeda-beda.
contoh : masalah perbudakan. Hukum Perdata Internasional Indonesia
mempergunakan Hukum Asing untuk status personal mereka berdasarkan Pasal 16
AB, akan tetapi kalau Negara Asing (misalnya Afrika) dulu memperbolehkan
perbudakan dan hal ini tentu telah melanggar ketentuan Negara Indonesia.

4. A. Bagaimana saudara menjelaskan tentang Onrechtmatige Daad. Berikan contoh


sederhana.
Jawab
onrechtmatige daad. Sebagaimana diatur dalam Pasal 1365 KUH Perdata, perbuatan
melawan hukum adalah:
“Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian kepada orang lain,
mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya untuk
menggantikan kerugian tersebut.”
contoh, seorang warga negara Malaysia atau Singapura yang mendapati cuacana
berkabut di tempat tinggalnya akibat “kiriman asap” dari Indonesia, dapat saja
mengajukan gugatan terhadap perusahaan-perusahaan yang terdata sebagai pelaku
pembakaran lahan.
B. Mengapa jual beli Internasional dianggap penting dalam Hukum Perdata
Internasional dan apa saja yang di atur dalam Konvensi Internasional.
Jawab
Dalam jual beli Internasional internasional, pada dasarnya kepentingan importir dan
eksportir sama dengan kepentingan pembeli dan penjual dalam transaksi domestik.
Importir ingin mendapatkan barang yang dibayarnya, dan penjual ingin mendapatkan
pembayaran untuk barang yang telah diserahkannya.11 Setiap pendukung pemegang
hak dan kewajiban menurut hukum internasional secara tersimpul berarti adanya
kemampuan untuk mengadakan hubungan-hubungan hukum yang melahirkan hak-
hak dan kewajiban tersebut.
Hukum yang berlaku dalam konvensi Jual Beli Internasional tahun 1955 ialah :
a. Mula — mula dikedepankan prinsip pilihan hukum oleh para pihak v (Choice
of law bij the parties/rechtskevze (Pasal 8 Konvensi)
Catatan : Ketertiban para pihak mempunyai kebebasan tertentu, dibatasi oleh
ketertiban umum (Order Public)
b. Hukum yang berlaku jika tidak ada pilihan hukum (Pasal 3 Konvensi) yang
dipilih prinsipnya adalah hukum Negara kediaman de facto pihak penjual.
Mengapa konvensi menetapkan itu ?
Karena kewajiban dalam pelaksanaan kontrak jual beli terutama terletak pada
pihak penjual yaitu yang harus melever barang barang yang dijual.
c. Pelaksanaan perjanjian (Pasal 4 Konvensi 1955), Jika tidak ditentukan . lain
maka hukum intern dari Negara dimana harus dilakukan inspeksi - dalam
barang - barang yang dilever menurut kontrak jual - beli adalah hukum yang
berlaku.
d. 4Kewenangan para pihak Handelings bekwaam (Pasal 5 Konvensi 1955), Soal
berkenaan dengan kewenangan hukum tidak termasuk bidang konvensi 1955,
karena termasuk status personal seseorang. .
e. Bentuk dan Kontrak (Pasal 5 (2) Konvensi 1955), Juga bentuk dari kontrak
tidak diatur oleh konvensi jual-beli 1955, jadi terserah pada masing masing
pihak. , .
f. Soal resiko (Pasal 5 sub 3 konvensi 1955), ditentukan bahwa yang berlaku
adalah hukum yang berlaku untuk jual-beli Internasional ini, jadi masalah
resiko diatur dalam konvensi 1955 tersebut.
g. Akibat — akibat hukum terhadap pihak ketiga (Pasal 5 Sub 4 Konvensi "
1955), tidak diatur dalam konvensi ini. “
h. Hukum yang berlaku untuk peralihan hak milik berkenaan dengan “ Jual —
beli Internasional dari benda - benda bergerak/berwujud.
5. A. WNI suami istri di kedutaan Indonesia di Amerika selama 8 tahun. Disana lahir
seorang anak laki – laki. Apakah ini perkara HPI atau bukan? Kalau ini perkara HPI
tentukan TPP dan TPSnya, bagaimana status anak tersebut?
Jawab
TPP : tempat tinggal/domisili
TPS : Status kewarganegaraan anak ialah Amerika dikarenakan ia lahir di Amerika
dab
Amerika menganut sistem Ius Soli (berdasarkan tempat kelahiran).
B. Ibu Ketut seorang pengusaha hotel melancong ke Inggris dan bertemu dengan Mr.
Ariel berkebangsaan Amerika yang juga pengusaha. 2 pengusaha tersebut bersepakat
kerja sama untuk mendirikan tempat wisata/hotel yang Lex Rei SitaeNya di Los
Angeles. Di dalam perjanjian tersebut ada Clausula yang berisi apabila terjadi
sengketa mereka memilih Recht Keusenya di selesaikan menurut Lex tori Australia.
Tentukan apa yang menjadi TPP dan TPSnya. Beri penjelasan secukupnya. apakah
Recht Keuze bisa di rubah kemudian?
Jawab :
 TPP adalah Nasionalitas Badan Hukum yang ditentukan berdasarkan lokasi
didirikan atau didaftarkannya badan hukum tersebut.
 TPS adalah tempat peristiwa hukum tersebut terjadi yang dalam hal ini adalah
kontrak/perjanjian. Pada Kasus ini, hukum yang semestinya digunakan ialah
diselesaikan menurut hukum dimana kontak tersebut dibuat. Hal ini sesuai
dengan asas Lex Loci Contractus.
Dalam kasus ini ditentukan
 TPP : P. Iwan warga negara Indonesia dan WNA warga negara Inggris. Orang
asing tidak boleh memiliki tanah di Indoneisa, yang ada pada kasus tersebut
apabila bersengketa dan tidak ada pilihan hukum yaitu domisili subyek hukum
yang berbeda yang melakukan suatu hubungan hukum dapat menimbulkan
bubungan hukum yang memiliki unsur hukum perdata internasional.
sedangkan yang menjadi
 TPS : Tempat letak benda atau lex reisite yaitu di Bandung, Indonesi

Anda mungkin juga menyukai