Anda di halaman 1dari 3

Naskah Drama

“Penyelamat”

Lail dan Maryam merupakan seorang mahasiswi yang mengikuti organisasi


relawan.Suatu hari mereka ditugaskan utuk membantu belasan ribu penduduk kota yang
terletak di hulu sungai,di dekat bendungan irigasi dan di hilir sungai,terpisah lima puluh
kilometer.Bendungan tersebut tigginya hampir empat puluh meter dengan lebar empart ratus
meter.Kota tersebut sedang siaga.
Lail : “Maryam kita mendapatkan tugas baru,bagaimana perasaan mu?”
Maryam : “Seperti biasa...selalu semangat dan tidak sabar.Bagaimana dengan mu?”
Lail : “Yaa sama aku pun tidak sabar,sampai berjumpa besok di depan kampus”
Maryam : “Okee sampai jumpa...”

Keesokan harinya mereka berdua berangkat ke kota tersebut.Suhu pada kota tersebut
menyentuh lima derajat selsius disertai hujan dan badai.Kabar burukpun datang.

Relawan 1 : “Gawat...bendungan itu retak kita harus segara melakukan evakuasi.”


Komandan : “Berapa jam bendugan itu bisa bertahan?”
Relawan 1 : “Paling lama sepuluh jam”
Komandan : “Kita harus melakukan evakuasi penduduk.Mereka harus pindah kedataran
tiggi.Jika bendugan itu jebol,seluruh kota aka disapu air bah”.
Relawan 1 : “Kita juga harus segera memperingatka kota di hilir sungai,Komandan.Jika
bendungan itu jebol,hanya butuh dua jam,air bah tiba di sana.”
Komandan : “Tapi bagaimana melakukannya?”
Maryam : “Kami akan kesana memberikan peringatan”
Komandan : “Bagaimana kamu akan tiba di sana?”
Lail : “Berlari secepat mungkin”
Komandan : “Aku tahu, kalian adalah berdua pemegang rekor tercepat saat tes retang
alam,tapi berlari lima puluh kilometer ditegah hujan badai,di lembah
terisolasi adalah gila!Aku tidak akan mengotorisasi tindakan nekat
tersebut.”
Maryam : “Iya itu memang gila!Hanya cara gila itu yang tersisa sekarang.Atau kita
akan membiarkan ribuan penduduk kota di hilir sugai disapu air bahkan
sebelum mereka sempat menyadari apa yang telah menghantam mereka.”
Komandan : “Aku tidak akan mengirim kalian mempertaruhkan nyawa di luar sana.”
Relawan 1 : “Biarkan mereka mencobamya. Hanya itu satu-satunya harapan.”
Komandan : “Baik lah.Berikan Lail dan Mariam Peralatan yang terbaik yang dimiliki
tenda pengungsian.Sepatu terbaik,pakaian terbaik. Segera!”
(dengan perasaan cemas)
Maryam : “Yes!” (mengepal tangan nya karena idenya disetujui.)
Komandan : “Aku mungkin akan menyesal telah mengizinkan kalian melakukannya.Tapi
aku akan lebih menyesal jika penduduk kota di hilir sungai disapu air bah
tanpa peringatan.Larilah! Larilah secepat mungkin yang kalin bisa.Buat
seluruh organisasi relawan bangga atas tindakan kalian!”

Lail dan Maryam berlari secepat mereka bisa,meninggalkan tenda komando.Di lepas
teriakan-teriakan semangat dari relawan lain di belakang.Lail dan Maryam saling bahu
membahu melintasi jalanan berlumpur dan sesekali petir menyambar.

Lail : “Seharusya kamu tidak mengeluarkan ide gila ini, Maryam.Bagaimana kalau
ada hewan buas di tengah jalan?”
Maryam : “Tidak akan ada hewan buas.Mereka memilih meringkuk di sarangnya.
Hanya kita yang nekat melewati badai.Kita hewa buasnya,Lail”
Lail : “hahhh” (Lail menghela nafas karena lelah berlari)
Maryam : “Ayo Lail kita tidak sedang simulasi,nasib ribuan orang di tangan kita.”
Lail : “Iya.Aku sedang berusaha sekuat tenaga.”

Delapan jam perjalanan membuat daya tahan tubuh Lail dan Maryam habis.Saat
malam berganti siang mereka tiba di kota hilir sungai.Lain ambruk di depan tenda
komando,dan Maryam memegangiya agar tetap berdiri,relawa yang mengenalinya segera
membatu.

Relawan 2 : “Ada apa, Lail?Maryam?Kenapa kalian kemari?”


Maryam : “Evakuasi penduduk kota.Bendungan di hulu sungai retak ,segera beritahu
yang lain”
Relawan 2 : “Baik saya akan memberitahu yang lain.Dan saya akan membawakan handuk
kering untuk menghangatkan kalian berdua”
Maryam : “Lail, kita berdua hebat”(tersenyum melihat Lail)
Lail : “Sangat hebat Maryam”
Relawan 2 : “Kami akan segera pergi kedataran tinggi,kami akan membawa kalian
menggunakan tandu”
Lail&Maryam : “Terimakasih”
Setelah Maryam menyampaikan berita tersebut,bendungan itu jebol.Air bah tersebut
butuh 2 jam untuk sampai ke hilir.Lebih dari cukup relawan untuk mengevakuasi penduduk
ketempat yang lebih tinggi.
Maryam : “Jika kita terlambat lima belas menit,tidak terbayang akibatnya”
Lail : “Untung saja kaki ku bisa kerja diajak kerjasama saat perjalanan
kesini”(mereka berdua tertawa)
Relawan 2 : “Terimakasih karena telah memberikan informasi kepada kami,dan telah
meyelamatkan ratusan nyawa”
Lail : “Meyelamatkan nyawa manusia adalah tugas seorang relawan,termasuk
anda telah membantu mengevakuasi penduduk kota ini.”
Relawan 2 : “Kalian akan selalu dikenang banyak orang karena telah berjalan kaki
dibawah badai degan jalan yang sangat berlumpur sejauh lima puluh
kilometer demi menyelamatkan kami semua”
Lail&Maryam : (tersenyum mendengar itu)

Setelah kejadian itu Lail dan Maryam pulang ke kotanya dan cerita heroiknya
dikenang oleh banyak orang.

TAMAT

Anda mungkin juga menyukai