Anda di halaman 1dari 16

Intantri Kurniati l Anemia Defisiensi Zat Besi

Anemia Defisiensi Zat Besi (Fe)


Intantri Kurniati
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Anemia defisiensi besi (ADB) merupakan salah satu penyakit hematologi yang sering ditemukan pada bayi,
anak-anak dan perempuan usia reproduksi. Anak-anak dengan ADB akan mengalami gangguan dalam
tumbuh-kembang, perubahan perilaku serta gangguan motorik, sehingga dapat mengurangi kemampuan
belajar dan menurunkan prestasi belajar di sekolah. Anemia Defisiensi Besi adalah anemia yang disebabkan
kurangnya ketersediaan zat besi di dalam tubuh sehingga menyebabkan zat besi yang diperlukan untuk
eritropoesis tidak cukup. Kebutuhan zat besi akan meningkat pada masa pertumbuhan seperti pada bayi,
anak-anak, remaja, kehamilan dan menyusui. Pada anak-anak terutama yang mendapat susu formula
kebutuhan zat besi meningkat karena sedikit mengandung besi. Diet yang kaya zat besi tidak menjamin
ketersediaan zat besi di dalam tubuh karena banyaknya zat besi yang dapat diserap sangat tergantung dari
kondisi atau makanan yang dapat menghambat maupun yang mempercepat penyerapan besi. Pada
perempuan kehilangan zat besi sering karena menstruasi yang banyak dan lama atau kondisi seperti tumor
fibroid maupun malignan uterin. Dalam manajemen anemia defisiensi besi pemeriksaan laboratorium
berperan untuk skrining, menegakkan diagnosis, serta memantau keberhasilan terapi.

Kata Kunci : Anemia Zat Besi, Kebutuhan Zat besi, Manajemen Anemia

Iron Deficiency (Fe) Anemia


Abstract
Iron deficiency anemia (IDA) is a haematological disease that is often found in infants, children and women
of reproductive age. Children with ADB will experience disruption in development, behavior changes and
motor disorders, which can reduce learning abilities and reduce learning achievement at school. Iron
deficiency anemia is anemia caused by a lack of iron availability in the body, causing insufficient iron needed
for erythropoesis. Iron needs will increase during growth such as in infants, children, adolescents, pregnancy
and breastfeeding. In children, especially those who get formula milk, the need for iron increases because it
contains little iron. Iron-rich diets do not guarantee the availability of iron in the body because the amount
of iron that can be absorbed depends on the conditions or foods that can inhibit or accelerate iron
absorption. In women, iron loss is often due to heavy and prolonged menstruation or conditions such as
fibroid tumors or uterine malignancies. In the management of iron deficiency anemia, laboratory
examinations play a role in screening, making the diagnosis, and monitoring the success of therapy.

Key Words : Iron Anemia, Iron Requirement, Anemia Management

Korespondensi : dr. Intantri Kurniati, Sp.PK l Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Pendahuluan besi pada perempuan usia reproduksi


Anemia defisiensi besi (ADB) adalah menstruasi dan kehamilan.
merupakan salah satu penyakit Mengingat besarnya dampak buruk dari
hematologi yang sering ditemukan pada anemia defisiensi zat besi maka perlu
bayi, anak-anak dan perempuan usia kiranya mendapat perhatian yang
reproduksi. Anak-anak dengan ADB cukup. Menurut data World Health
akan mengalami gangguan dalam Organization (WHO, 2011) frekuensi
tumbuh-kembang, perubahan perilaku defisiensi besi di negara berkembang
serta gangguan motorik, sehingga dapat akan meningkat 2-5 kali menjadi
mengurangi kemampuan belajar dan anemia defisiensi besi yang disebabkan
menurunkan prestasi belajar di sekolah. beberapa faktor seperti infeksi dan
Keadaan ini tentunya dapat malnutrisi. 1, 2
menghambat perkembangan kualitas Dalam manajemen anemia defisiensi
sumber daya manusia. Faktor utama besi pemeriksaan laboratorium
penyebab terjadinya anemia defisiensi berperan untuk skrining, menegakkan

JK Unila | Volume 4 | Nomor 1 | 2020 | 18


Intantri Kurniati l Anemia Defisiensi Zat Besi

diagnosis, serta memantau keberhasilan Diet yang kaya zat besi tidak
terapi.2,3 menjamin ketersediaan zat besi di
Pada tinjauan pustaka akan dibahas dalam tubuh karena banyaknya zat besi
definisi, metabolisme zat besi, etiologi, yang dapat diserap sangat tergantung
patogenesis dan berbagai pemeriksaan dari kondisi atau makanan yang dapat
laboratorium yang digunakan untuk menghambat maupun yang
mengelola pasien dengan anemia mempercepat penyerapan besi.
defisiensi besi. Penyerapan besi sangat tergantung
dengan adanya asam lambung yang
Isi membantu mengubah ion ferri menjadi
Definisi Anemia Defisiensi Besi ion ferro. Ganggguan penyerapan besi
Anemia Defisiensi Besi adalah dapat dijumpai pada pasien dengan
anemia yang disebabkan kurangnya sindrom malabsorbsi seperti
ketersediaan zat besi di dalam tubuh gastrectomy, gastric bypass, celiac
sehingga menyebabkan zat besi yang disease. 1
diperlukan untuk eritropoesis tidak
cukup. Hal ini ditandai dengan d. Kehilangan Darah yang Kronis
gambaran eritrosit yang hipokrom- Pada perempuan kehilangan zat besi
mikrositer, penurunan kadar besi sering karena menstruasi yang banyak
serum, transferrin dan cadangan besi, di dan lama atau kondisi seperti tumor
sertai peningkatan kapasitas ikat besi fibroid maupun malignan uterin. Selain
/total iron binding capacity (TIBC).4 itu, pendarahan melalui saluran cerna
bisa disebabkan ulkus, gastritis karena
Etiologi Anemia Defisiensi Besi alkohol atau aspirin, tumor, parasit dan
Etiologi Anemia defisiensi besi secara hemoroid.3
umum dibagi 4:
a. Diet atau Asupan Zat Besi yang Patogenesis Anemia Defisiensi Zat Besi
kurang Perkembangan anemia defisiensi besi
Setiap hari zat besi dari tubuh yang terdiri 3 tahap:
diekskresikan melalui kulit dan epitel a. Tahap pertama: Kekurangan besi
usus sekitar 1 mg maka diimbangi (deplesi besi)
asupan zat besi melalui diet sekitar 1 Secara umum pada tahap ini tidak
mg untuk menjaga keseimbangan menunjukkan gejala, pada tahap ini
asupan dan ekskresi yang berguna persediaan besi di sumsum tulang
untuk kebutuhan produksi eritrosit. berkurang. Feritin serum akan menurun
Asupan besi yang rendah pada diet yang akibat meningkatnya penyerapan zat
tidak adekuat dapat menyebabkan besi oleh mukosa usus sebagai
cadangan besi berkurang, sehingga kompensasinya hati akan mensintesis
proses eritropoesis akan berkurang .3 lebih banyak transferin sehingga akan
terjadi peningkatan TIBC. Pada keadaan
b. Kebutuhan yang meningkat ini tidak menyebabkan anemia (CBC
Kebutuhan zat besi akan meningkat normal) dan morfologi eritrosit normal,
pada masa pertumbuhan seperti pada distribusi sel darah merah biasanya
bayi, anak-anak, remaja, kehamilan dan masih normal.1
menyusui. Pada anak-anak terutama b. Tahap kedua
yang mendapat susu formula Disebut juga tahap eritropoiesis yang
kebutuhan zat besi meningkat karena kekurangan besi. Pada tahap ini
sedikit mengandung besi. 1 kandungan hemoglobin (Hb) pada
retikulosit mulai menurun, hal ini
c. Gangguan Penyerapan merefleksikan omset dari eritropoiesis
yang kekurangan besi. Tetapi karena

JK Unila | Volume 4 | Nomor 1 | 2020 | 19


Intantri Kurniati l Anemia Defisiensi Zat Besi

sebagian besar eritrosit yang morfologi darah tepi dijumpai


bersirkulasi merupakan eritrosit yang anisositosis dan poikilositosis (target
diproduksi saat ketersediaan besi masih sel). Nilai feritin serum yang rendah
adekuat, maka total pengukuran Hb merupakan diagnosis untuk defisiensi
masih dalam batas normal, anemia besi, tapi kadang beberapa kasus nilai
masih belum tampak. Akan tetapi Hb feritin serum masih dijumpai normal,
akan terus mengalami penurunan, Red Feritin serum dapat meningkat pada
Blood Cell distribution Widths (RDW) kondisi inflamasi akut. Serum besi yang
akan meningkat karena mulai ada rendah dapat ditemui pada beberapa
eritrosit yang ukurannya lebih kecil penyakit, sehingga serum besi,
dikeluarkan oleh sumsum tulang. Serum transferrin tidak bisa menjadi indikator
iron dan feritin akan menurun, TIBC dan yang tetap untuk defisiensi besi.
transferin akan meningkat. Reseptor Khasnya bila serum besi berkurang
transferrin akan meningkat pada maka TIBC di serum juga akan
permukaan sel-sel yang kekurangan besi meningkat. Rasio besi dan TIBC kurang
guna menangkap sebanyak mungkin dari 20% ditemukan pada tahap
besi yang tersedia. Seperti pada tahap defisiensai besi tapi akan meningkat
pertama, pada tahap kedua ini juga pada tahap anemia defisiensi besi.
bersifat subklinis, sehingga biasanya Soluble Transferrin reseptor (sTfR) akan
tidak dilakukan pemeriksaan dilepaskan oleh prekursor erythroid dan
laboratorium. 1 meningkat pada tahap defisiensi besi.
c.Tahap ketiga Rasio yang tinggi antara TfR terhadap
Tahap ini anemia defisiensi besi ferritin bisa memprediksi defisiensi besi
menjadi jelas, nilai Hb dan hematokrit karena ferritin merupakan nilai
(Ht) menurun, karena terjadi deplesi diagnosis yang kecil.7
pada simpanan dan transport besi maka Pemantauan respon hematologi
prekursor eritrosit tidak dapat untuk terapi dengan pemberian
berkembang secara normal. Eritrosit suplemen besi, biopsi sumsum tulang
kemudian akan menjadi hipokromik dan hanya dilakukan untuk konfirmasi
mikrositik. Pada tahap ini terjadi dalam menegakkan diagnosa defisiensi
eritropoesis inefektif akibat kurangnya besi.7
cadangan besi dan transport besi.
Pasien akan menunjukkan tanda-tanda Metabolisme Zat Besi
anemia dari yang tidak spesifik hingga Sumber zat besi untuk metabolisme
tanda-tanda anemia berat.1 besi berasal dari makanan dan proses
penghancuran eritrosit (daur ulang) di
Patofisiologi Anemia Defisiensi Besi retikulo endotelial oleh makrofag. Zat
Pada tahap deplesi besi di sumsum besi yang berasal dari makanan ada 2
tulang, gambaran darah tepi masih bentuk yaitu heme (contoh daging, ikan,
dalam batas normal. Pada tahap ayam, udang, cumi) dan non heme
defisiensi besi kadar Hb mulai (contoh sayuran, buah, kacang-
berkurang tapi gambaran eritrosit masih kacangan, beras, pasta). Zat besi yang
normal. Oksigenasi yang berkurang berasal dari makanan dalam bentuk ion
akibat anemia menyebabkan ferri yang harus direduksi dahulu
kebutuhan eritropoetin yang besar dan menjadi bentuk ion ferrro sebelum
merangsang sumsum tulang untuk diabsorpsi. Proses absorbsi ini
memproduksi eritrosit, Peningkatan dipermudah oleh suasana asam seperti
Jumlah lekosit pada anemia defisiensi adanya asam hidroklorida yang
besi t sangat jarang terjadi, paling sering diproduksi oleh sel parietal lambung,
dijumpai nilai Mean Corpuscular volume vitamin C, beberapa substansi seperti
(MCV) yang rendah dari eritrosit. Pada fruktosa dan asam amino. Bentuk ion

JK Unila | Volume 4 | Nomor 1 | 2020 | 20


Intantri Kurniati l Anemia Defisiensi Zat Besi

ferro ini kemudian diabsorbsi oleh sel berikatan dengan transferin dan
mukosa usus halus, di dalam sel mukosa disimpan sebagai cadangan di dalam
usus bentuk ion ferro akan mengalami hati, lien dan sumsum tulang dalam
oksidasi menjadi bentuk ion ferri bentuk feritin. Bila cadangan besi dalam
kembali. Sebagian kecil ion ferri ini akan tubuh berkurang atau kebutuhan besi
berikatan dengan apoferitin meningkat, maka absorbsi zat besi akan
membentuk feritin, dan sebagian besar meningkat, sebaliknya bila cadangan zat
akan mengalami reduksi menjadi besi meningkat maka absorbsi akan
bentuk ion ferro lagi yang akan berkurang.8,9 Gambar 2.1 berikut
dilepaskan ke dalam peredaran darah menunjukkan metabolisme besi di
dan ion ferro direoksidasi menjadi dalam tubuh.10
bentuk ion ferri yang kemudian

Gambar 2.1. Skema metabolisme Besi


10
Dikutip dari: Namrata.
a. Penyerapan Zat Besi melepaskannya ke sirkulasi. Makrofag
Besi merupakan komponen heme mendaur ulang besi dari eritrosit yang
yang sangat penting, salah satu cara difagosit. Setelah eritrosit lisis,
untuk mendapatkan besi yang hemoglobin didegradasi oleh enzim
diperlukan adalah melalui diet. Dalam heme oksigenase, besi akan disimpan
keadaan normal hanya 5-10% besi oleh makrofag. Makrofag juga
dalam diet yang diserap, tetapi pada mendapatkan besi melalui siklus
defisiensi besi penyerapan dapat transferin. Pelepasan besi dari makrofag
meningkat hingga 20-30%.9 membutuhkan ferroportin dan
Ion ferri yang berasal dari makanan ceruloplasmin. Ceruloplasmin berperan
di dalam lambung akan diubah menjadi mengkatalisis oksidasi besi ferrous
ion ferro, penyerapan zat besi di menjadi ferric sehingga dapat berikatan
mukosa usus halus dalam bentuk ion dengan transferin.11,13 Hepcidin
ferro.1 merupakan regulator penting dan baru
Absorpsi besi dari mukosa intestinal ditemukan untuk homeostasis besi. Ada
dan pelepasannya dari makrofag diatur bukti kuat dalam mendukung peranan
oleh hepcidin. Hepcidin adalah protein penting bagi hepcidin disregulasi dalam
fase akut yang disintesis dalam hepar patogenesis kelebihan zat besi, dan
dengan adanya stimulasi oleh sitokin mungkin dalam etiologi dari anemia
pro inflamasi seperti interleukin (IL)-1 kronis penyakit. Hepcidin menghambat
dan IL-6. Makrofag retikulo endotelial ferroportin (FPN), yang mengangkut
juga menyimpan besi dan besi dari

JK Unila | Volume 4 | Nomor 1 | 2020 | 21


Intantri Kurniati l Anemia Defisiensi Zat Besi

sel dan sangat banyak diekspresikan dengan bantuan enzim heme oxygenase
oleh enterosit, hati dan makrofag. (HO). Besi sebagian ditransportasikan
Seperti besi tubuh meningkat, hepcidin melewati membran basolateral
diinduksi yang kemudian menghambat enterosit ke sirkulasi melalui protein
pengambilan besi melalui FPN, ini transpor ferroportin (disebut juga
menghambat penyerapan zat besi di protein IREG1= iron regulated gene 1).
dalam usus dan daur ulang besi dari Enzim hephaestin yang berhubungan
eritrosit oleh makrofag. peradangan. 11 dengan ferroportin mengoksidasi ion
ferro kembali menjadi besi bentuk ion
b. Transport Besi ferri. Ion Ferri berikatan dengan
Transferin digunakan untuk mengikat transferin di dalam sistem sirkulasi
ion ferri dan membantu mengirimkan melewati sirkulasi portal hepar .12
besi ke eritroblast di sumsum tulang Hepcidin mengatur regulasi besi
melalui sirkulasi plasma. Dua atom dari melalui ikatan dengan ferroportin, suatu
ion ferri bisa mengikat satu molekul protein transpor transmembran yang
transferin. Besi non heme pada diekspresikan pada mukosa sel
permukaan lumen enterosit intestinal intestinal dan makrofag. Apabila
akan direduksi oleh duodenal hepcidin berikatan dengan ferroportin,
cytochrome β-like ferri reductase akan mengakibatkan ferroportin
(Dcytb) dari bentuk ferri menjadi diinternalisasi dan mengalami
bentuk ion ferro dan ditransportasikan proteolisis sehingga besi tidak dapat
ke dalam sel melalui suatu molekul ditranspor keluar dari sel mukosa atau
Divalent Metal Transporter (DMT1). dari makrofag ke dalam plasma.13
Untuk besi heme, ambilan intestinal Gambar 2.2 Transpor besi dari intestinal
terjadi melalui interaksi dengan heme ke sirkulasi.
carrier protein (HCP1). Besi pada heme
kemudian dikatalisasi menjadi ion ferro

Gambar 2.2. Skema Transpor Besi dari Intestinal


12
Dikutip dari: Hoffbrand.
Keterangan gambar :

 DMT: Divalent Metal Transporter


 HCP: Heme Carrier Protein 1
 Dcytb:duodenal cytochrom b

c. Distribusi zat Besi di sumsum tulang, hati, lien. Hampir


Kadar besi total dalam tubuh orang 90% besi disimpan dalam bentuk feritin
dewasa antara 3500-4000 mg, 2/3 nya atau hemosiderin. 1 Distribusi besi ke
besi dari total besi di tubuh dapat organ tubuh dapat dilihat pada gambar
ditemukan dalam molekul Hb dan 1/3 2.3 berikut.
nya dapat ditemukan sebagai cadangan

JK Unila | Volume 4 | Nomor 1 | 2020 | 22


Intantri Kurniati l Anemia Defisiensi Zat Besi

Gambar 2.3 Distribusi Besi Dalam Tubuh


Dikutip dari:Hoffbrand.12
Sintesis Hemoglobin stadium retikulosit. Molekul
Hemoglobin (Hb) adalah gabungan hemoglobin terdiri dari rantai α dan β
dari heme dan protein globular (globin) (α2β2) , komponen heme (terdiri satu
dengan berat molekul 64.4 kDa. Berat atom besi dan cicin porphyrin).1 Gambar
hemoglobin sekitar 33% dari berat dan keterangan molekul hemoglobin
eritrosit. Sintesis Hb sekitar 66% selama dapat dilihat pada gambar 2.4 berikut.
stadium eritroblas dan 33% selama

Gambar 2.4 Molecul Hemoglobin


10
Dikutip dari : Namrata

JK Unila | Volume 4 | Nomor 1 | 2020 | 23


Intantri Kurniati l Anemia Defisiensi Zat Besi

Ion Ferri yang berasal dari mukosa ferri direduksi menjadi ion ferro dan
usus akan dibawa ke membran eritrosit bergabung dengan cincin
oleh transferin dan masuk membran protoporphyrin untuk membentuk
menuju sitoplasma sebagai bahan untuk heme.1 Mekanisme sintesis hemoglobin
produksi Hb. Dalam mitokondria ion dapat dilihat pada tabel 2.5 berikut.

Ribosom sitoplasma(asam amino)


Glycine + Succinil COA ↓
↓ Mitokondria α&β Chain
δALA ↓
↓ α2β2 globin
Porphobilinogen Fe +2 (Ferro)
↓ ↓ Mitokondria
Hydroxymethyilbilane Sitoplasma ↓
( 4 Porphobilinogen) Heme------------------------ Hb
↓--------- hidrolisis ↑
Uroporphirinogen Protoporphirin
↓ ↑--------------- Oksidasi
Corpophirinogen→ Coprophirinogen→Protoporphirinogen
Sitoplasma
Dekarboksilasi Enzim Coproporphyrinoxidase
Gambar 2.5 Sintesis Hemoglobin
Dikutip dari: Harmening1
Proses sintesis protoporphyrin dan dua rantai non-α-globin.
dimulai di dalam mitokondria dengan Penggabungan molekul hemoglobin ini
pembentukan delta aminolevulenic acid terjadi di dalam sitoplasma sel.
(δALA) berasal dari glycine dan succinyl- Terdapat sejumlah kecil zat besi,
CoA. Seterusnya, proses dilanjutkan protoporphyrin dan rantai globin bebas
dengan pembentukan porphobilinogen, yang tersisa setelah proses sintesis
uroporphyrin dan coproter di sitoplasma hemoglobin selesai. Zat besi tersebut
sel, dua molekul δALA bergabung disimpan di hati, lien, sumsum tulang,
membentuk porphobilinogen yang dan otot skletal sebagai feritin atau
mengandung satu rantai pyrrole melalui hemosiderin. 1
proses deaminasi, empat Globin tersusun atas dua pasang
prophobilinogen digabungkan menjadi rantai polipeptida yang berbeda, yaitu
hydroxymethylbilane, yang kemudian rantai α dan dua rantai non α (β,γ,δ,ε).
dihidrolisis menjadi uroporphyrin Rantai α terdiri dari 141 asam amino
Uroporphyrin kemudian mengalami yang disintesis oleh gen-gen pada
dekarboksilasi menjadi coprophyrin. kromosom 16, sedangkan rantai non α
Enzim coprophyrinoxidase terdiri dari 146 asam amino yang
mengoksidasi coporphyrin menjadi disintesis oleh gen-gen pada kromosom
protpoporphyrinogen. 11. Dua puluh jenis asam amino
Protoporphyrinogen seterusnya diperlukan untuk mensintesis rantai-
dioksidaksi membentuk protoporphyrin. rantai polipeptida globin. Semua jenis
Rantai globin digabungkan oleh ribosom asam amino yang membentuk rantai
sitoplasmik yang dikawal oleh dua polipeptida adalah sama, adapun
kluster gene pada kromosom 11 dan 16. perbedaan antara keempat rantai
Hasil akhirnya adalah molekul globin tersebut terletak pada susunan asam
yang tetramer yaitu dua rantai α-globin aminonya.1

JK Unila | Volume 4 | Nomor 1 | 2020 | 24


Intantri Kurniati l Anemia Defisiensi Zat Besi

besi meningkat pada masa


Kebutuhan Zat Besi pertumbuhan.8
Kebutuhan besi di dalam tubuh per Pada wanita menyusui dan wanita
hari dipengaruhi oleh kondisi fisiologis hamil jumlah zat besi dalam tubuhnya
seperti menstruasi, kehamilan, juga akan berkurang. Pada masa
menyusui dan masa pertumbuhan. Pada kehamilan, besi dan asam folat akan
kehamilan dan menyusui kebutuhan dibutuhkan untuk metabolisme ibu
besi per hari meningkat sekitar 3.0 mg beserta janinnya. Jumlah besi yang
dari nilai minimum , pada kehamilan cukup pada ibu hamil sangat penting
trimester kedua dan ketiga kebutuhan untuk mencegah anemia defisiensi besi
besi meningkat sekitar 5- 6 mg dari nilai pada janinnya. Kebutuhan besi pada
minimum, sehingga kebutuhan besi bayi sekitar 0,5 mg/hari tapi jumlah ini
total selama kehamilan sekitar 1000 tidak mencukupi pada Asi sehingga bayi
mg..1 yang hanya mendapatkan Asi saja bisa
Di Amerika, insidensi hipoferremia berisiko untuk menjadi anemia
pada wanita sekitar (13.9%) defisiensi besi, maka banyak susu
dibandingkan pada laki-laki (8.3%). formula untuk anak-anak mengandung
Pada anak-anak yang umurnya kurang tambahan zat besi.1,9 Kebutuhan zat besi
dari 2 tahun sering terjadi anamia per hari dapat dilihat pada tabel 2.1.
defisiensi besi karena kebutuhan zat

Tabel 2.1 Kebutuhan Besi per Hari menurut Jenis Kelamin dan Usia

Jenis kelamin Usia Kebutuhan Fe (mg)

Laki-laki Dewasa 8 mg
>50 tahun 8 mg
19-50 tahun 18 mg
Wanita
Hamil 27 mg
Menyusui 9-10 mg
Remaja perempuan 9-18 tahun 8-15 mg
Remaja laki-laki 9-18 tahun 8-11 mg
Anak-anak (0-8 tahun) 4-8 tahun 10 mg
1-3 tahun 7 mg
7 bulan-1 tahun 11 mg
0-6 bulan 0,27 mg
9
Dikutip dari:Kattalin

Diagnosis Anemia Defisiensi Besi pemeriksaan biokimia berdasarkan


Baku emas untuk mengidentifikasi metabolisme besi yaitu Zinc
defisiensi besi adalah biopsi langsung protoporphyrin (ZPP) dan konsentrasi
sumsum tulang yang diwarnai dengan feritin serum. Pemeriksaan hematologi
pewarnaan prussian blue namun lebih banyak tersedia dan harganya
aspirasi sumsum tulang bersifat invasive relatif tidak mahal dibandingkan untuk
bila dilakukan secara rutin sehingga pemeriksaan biokimia. Pemeriksaan
biasanya dilakukan pemeriksaan tidak biokimia ini dapat mendeteksi defisiensi
lansung yang meliputi pemeriksaan besi sebelum terjadi anemia.
hematologi dan biokimia. Pemeriksaan Pemeriksaan hematologi yang baru
hematologi berdasarkan gambaran yaitu retikulocyte hemoglobin content
eritrosit yaitu Hb dan MCV sedangkan (CHr) dapat membantu mendiagnosis

JK Unila | Volume 4 | Nomor 1 | 2020 | 25


Intantri Kurniati l Anemia Defisiensi Zat Besi

defisiensi besi sebelum terjadinya tidak mahal, hasil cepat untuk menilai
anemia..2 anemia dan sering digunakan untuk
Parameter laboratorium pada Anemia skrining defisiensi besi. Hb dan Ht
Defisiensi Besi merupakan penanda yang terlambat
Parameter untuk skrining dan untuk defisiensi besi sehingga tidak
pemeriksaan laboratorium untuk ADB spesifik untuk anemia defisiensi besi
dapat dilakukan pemeriksaan tes dan prediksinya kurang sebagai anemia
hematologi (Hb, Ht, RDW, MCV,CHr), defisiensi besi.2 Menurut WHO definisi
tes biokimia (serum ferritin, TIBC, ZPP, anemia adalah Hb kurang dari 13 g/dL
serum besi, saturasi transferrin). 2 untuk laki-laki usia > 15 tahun, kurang
Pemeriksaan Hematologi untuk dari 12 g/dL untuk perempuan usia > 15
diagnosis Anemia Defisiensi Besi tahun dan kurang dari 11 g/dL untuk
a. Hemoglobin dan Hematokrit perempuan hamil. Nilai hematokrit
Pemeriksaan Hemoglobin lebih dalam persen lebih kurang 3 kali kadar
sensitif dan dapat langsung Hb bila ukuran eritrosit dalam batas
menentukan anemia dibandingkan normal. Bila nilai Ht menurun
Hematokrit. Kedua pemeriksaan ini merupakan indikasi anemia.2,15
Nilai normal Hematokrit:
- Laki-laki : 42-52% - 2-8 minggu : 39-59%
- Perempuan : 37-47% - 2-6 bulan :35-50%
- Perempuan hamil : >33% - 6 bulan – 1 tahun : 29-43%
- Bayi baru lahir : 44-64% - 1-6 tahun : 30-40%
- 6–18 tahun : 32-44%

b. Indeks Eritrosit histogram akan miring ke kiri,


Mean corpuscular volume (MCV), sedangkan nilai MCV yang lebih dari 120
mean cell hemoglobin (MCH) dan mean fL akan terlihat pada histogram miring
cell hemoglobin concentration (MCHC) ke kanan dan ini menunjukkan eritrosit
memberikan informasi tentang karakter yaqng makrosit. Metode ini
dari eritrosit. Mean corpuscular volume menggunakan impedan dimana menilai
merupakan rasio dari hematokrit dibagi sel berdasarkan ukuran, jumlah dan
eritrosit, MCH merupakan rasio dari Hb volume. dapat memberikan informasi
dengan eritrosit dan MCHC merupakan tentang karakter dari eritrosit. Mean
rasio dari Hb dengan Ht. Parameter ini corpuscular volume menggambarkan
digunakan untuk menilai ketegori klasifikasi eritrosit yang normokrom,
anemia mikrositik, makrositik dan mikrosit dan makrosit. Mean cell
normositik. Nilai rata-rata MCV hemoglobin menggambarkan rata-rata
merupakan volume eritrosit pada berat dari Hb per eritrosit. Mean cell
histogram. Nilai MCV kurang dari 60 fL hemoglobin concentration
akan menunjukkan gambaran eritrosit menggambarkan klasifikasi eritrosit
yang mikrosit maka gambaran normokrom atau hipokrom.15

JK Unila | Volume 4 | Nomor 1 | 2020 | 26


Intantri Kurniati l Anemia Defisiensi Zat Besi

c. Red blood cell distribution d. Retikulosit


widths (RDW) Retikulosit merupakan gambaran
Dalam suatu penelitian pada orang sirkulasi eritrosit yang immature dan
dewasa ditemukan peningkatan RDW menurun pada defisiensi besi. Nilai
>15% mempunyai sensitivitas antara 71- retikulosit dapat menggambarkan
100% dan spesifitas 50% dalam respons dan potensi sumsum tulang.
mendiagnosis defisiensi besi (ADB). Pada anemia defisiensi besi yang
Penelitian lain pada bayi berusia 12 disebabkan kehilangan darah jumlah
bulan peningkatan RDW diatas 14% retikulosit akan meningkat. Retikulosit
mempunyai sensitivitas 100% dan sering digunakan sebagai parameter
spesifisitas 82%. Karena RDW untuk menilai respon sumsum tulang
spesifisitasnya tidak dapat digunakan terhadap suplemen besi. Jika
secara tunggal untuk skrining ADB akan eritropoiesis terstimulasi maka
tetapi harus digabungkan MCV untuk retikulosit tahap maturasi awal akan
dapat membedakan berbagai jenis dikeluarkan ke dalam sirkulasi darah
anemia. 2 perifer, hal ini disebut sebagai ‘left shift
reticulocyte. 2,16

Retikulosit (%) x Hct pasien (%)

45 (%)

e. Retikulocyte Hemoglobin content akan membentuk hemoglobin dalam


(CHr) sumsum tulang sehingga
Retikulosit merupakan tahapan memperkirakan ketersediaan fungsional
diferensiasi jalur eritroid sebelum terkini untuk eritrosit. Parameter ini
menjadi eritrosit matang, yaitu eritrosit merupakan indikator yang sensitif untuk
muda, yang baru dilepaskan dari iron deficient erythropoiesis karena
sumsum tulang dan masih mengandung masa hidup retikulosit yang singkat.
Ribosom Nuclead Acid (RNA). Retikulocyte Hemoglobin content (CHr)
Retikulosit berukuran lebih besar dari yang rendah menunjukkan indikasi awal
eritrosit matang. Retikulosit akan defisiensi besi. Parameter ini dapat
berada di sumsum tulang sekitar 2-3 diperiksa bersamaan dengan analisis
hari sebelum dilepaskan ke sirkulasi hematologi rutin lainnya. Keuntungan
perifer. Retikulosit pada sirkulasi perifer parameter ini dibandingkan
akan berada selama 1-2 hari sebelum pemeriksaan feritin dan transferin
menjadi eritrosit yang matang.16 adalah CHr tidak dipengaruhi oleh
‘acute phase reactant’. Nilai rujukan CHr
Pemeriksaan CHr adalah 28,2-35,7 pg.17.18
menggambarkan kandungan
hemoglobin yang terdapat dalam Retikulocyte Hemoglobin content
retikulosit (Ret-He) yang memberikan (Ret-He) merupakan konsentrasi protein
informasi yang lebih akurat mengenai yang mengandung besi dalam
pasokan besi pada eritropoesis. retikulosit, digunakan pada beberapa
Pemeriksaan Ret-He merupakan laboratorium hematologi dengan
penilaian langsung jumlah besi yang menggunakan alat hematologi otomatis

JK Unila | Volume 4 | Nomor 1 | 2020 | 27


Intantri Kurniati l Anemia Defisiensi Zat Besi

dengan metode flowcytometry yang untuk mendiagnosis ADB dapat dilihat


juga menentukan indek eritrosit dan pada tabel 2.2
2
retikulosit. Pemeriksaan hematologi
Tabel 2.2 Pemeriksaan Hematologi untuk Anemia Defisiensi Besi

Pemeriksaan Normal Deplesi besi Defisiensi besi Anemi


Hematologi Tanpa anemia Defisiensi
besi
Hemoglobin(g/dl) N≥11 N≥11 N≥11 ↓≤11

MCV (fl) N70-100 N70-100 N70-100 ↓<70


RDW (%) N<15 N<15 N <15 ↑ ≥ 15

CHr (pg) N ≥29 N ≥29 N<29 ↓ <29

Retikulosit N 1-5 N 1-5 N 1-5 ↓<1


2
Dikutip dari: Ann Chen

Pemeriksaan Biokimia untuk Anemia  Laki-laki: 12-300 ng/mL (12-300


Defisiensi Besi mcg/L-Satuan Internasional Unit/SI
Cadangan besi yang kurang Unit)
merupakan tanda awal dari defisiensi  Wanita: 10-150 ng/mL (10-150
besi. Feritin serum memiliki spesifisitas mcg/L-SI Unit)
yang tinggi untuk diagnosis defisiensi  Bayi baru lahir: 25-200 ng/mL
besi, terutama jika dikombinasi dengan  Bayi usia < 1 bulan : 200-600
penanda lain seperti hemoglobin. ng/mL
Pemeriksaan biokimia yang dilakukan  Bayi usia 2-5 bulan : 50-200 ng/mL
dalam manajemen anemia defisiensi  Usia 6 bulan-15 tahun: 7-142 ng/mL
besi adalah feritin serum, Total Iron
Cinding capacity (TIBC), saturasi b. Total Iron-Binding Capacity
transferin, Zinc Protoporphyrin (ZPP) (TIBC)
dan soluble Transferrin Receptor (sTfR).2 Total Iron Binding Capacity
menunjukkan kadar besi total di dalam
a. Feritin Serum serum jika semua transferin terikat
Kadar feritin serum menunjukkan dengan besi. Transferin adalah protein
ketersediaan besi tubuh karena protein yang terbentuk di dalam hati yang
berikatan dengan cadangan besi di berfungsi sebagai pembawa besi ke
dalam tubuh. Feritin serum juga sumsum tulang untuk sintesis
merupakan reaktan fase akut sehingga hemoglobin atau digunakan oleh sel
bisa meningkat pada keadaan inflamasi tubuh.20
dan infeksi kronik.2 Kadar TIBC dihitung berdasarkan
Prinsip pemeriksaan feritin serum penjumlahan Unsaturated Iron Binding
yaitu mengukur pendaran cahaya pada Capacity (UIBC) dengan besi serum.
zat kimia yang dicetuskan oleh tenaga Nilai rujukan UIBC 160-280 µg/dL.20
listrik menggunakan metode Sandwich
Electro Chemiluminescence Immuno
Assay (Sandwich ECLIA).19
Nilai rujukan kadar feritin serum : 19

JK Unila | Volume 4 | Nomor 1 | 2020 | 28


Intantri Kurniati l Anemia Defisiensi Zat Besi

TIBC= UIBC + Fe serum

Nilai normal antara 250 – 450 μg/dl. Total Iron Binding Capacity (TIBC) efektif untuk
mengukur secara tidak langsung konsentrasi transferrin. Kondisi malnutrisi, inflamasi,
infeksi kronik dan kanker dapat menyebabkan TIBC menurun.1,2

c. Saturasi transferrin
Saturasi transferin merupakan jumlah besi yang ada di plasma atau serum. Kadar besi
dalam serum dan TIBC digunakan untuk menghitung persen saturasi. Nilai Saturasi
transferrin kurang dari 16% merupakan indikator adanya defisiensi besi. Saturasi
transferin dapat meningkat jika terjadi kelebihan jumlah besi (overload).1,2

Saturasi transferin (%sat) = serum besi (μg/dl)x100

TIBC

Nilai rujukan saturasi transferin adalah sebagai berikut .1


- Laki-laki : 20-50%
- Wanita : 15-50%
- Remaja : 15-55%
- Bayi baru lahir : 12-15%

d. Zinc protoporphyrin (ZPP) besi dalam jumlah besar, yaitu sel-sel


Zinc protoporphyrin adalah yang mensintesis hemoglobin dan
bergabungnya Zinc ke dalam plasenta. Transpor besi ke dalam
protoporphyrin mulai dari proses awal eritroblas diperantarai oleh interaksi
hingga akhir dari biosintesis heme. transferin plasma dengan reseptor sel
Ketika besi tidak dapat bergabung permukaan (TfR). Jumlah reseptor
dengan protophorphyrin untuk transferin merefleksikan potensi
membentuk heme maka produksi ZPP proliferasi sel. Reseptor transferin yang
akan meningkat dan rasio ZPP/heme dapat ditemukan di dalam serum adalah
juga meningkat. ZPP/heme dalam bentuk terlarut (soluble)
mencerminkan suatu status besi sejak sehingga disebut soluble Transferrin
dimulainya sintesis hemoglobin dan bisa Receptor (sTfR).21
mendeteksi defisiensi besi sebelum
sampai terjadinya anemia.1,2 Nilai Pemeriksaan penanda biologik
20
rujukan ZPP: 16-65 μg/dl. yang akurat dan tidak dipengaruhi oleh
inflamasi diperlukan untuk menilai
e. soluble Transferrin Receptor status besi tubuh. Konsentrasi sTfR
(sTfR) tidak dipengaruhi oleh reaksi fase akut
Transferin merupakan protein yang seperti gangguan fungsi hepar akut atau
diproduksi di hepar yang berperan keganasan seperti halnya feritin,
untuk transpor besi. Reseptor transferin sehingga parameter ini dapat menjadi
merupakan protein transmembran yang pilihan untuk membedakan antara
ditemukan pada sel yang membutuhkan anemia penyakit kronis dengan anemia

JK Unila | Volume 4 | Nomor 1 | 2020 | 29


Intantri Kurniati l Anemia Defisiensi Zat Besi

defisiensi besi karena tidak terpengaruh Prinsip : Rapid one-step


oleh adanya infeksi/inflamasi.22 immunofluorometry
c. Metode Enzyme-Linked
Pemeriksaan sTfR dapat dilakukan Immunosorbent Assay(ELISA)
dengan beberapa metode dengan Prinsip : reaksi antara antibodi
prinsip immunoassay:24 anti sTfR yang dilekatkan pada
sumuran (well) akan bereaksi
a. Metode Imunoturbidimetri
dengan sTfR di dalam bahan
Prinsip: antibodi anti-sTfR yang
pemeriksaan membentuk
terikat lateks bereaksi dengan
kompleks antigen-antibodi
antigen sTfR yang terdapat
pada bahan pemeriksaan Nilai rujukan sTfR serum :20
sehingga akan membentuk Laki-laki : 2.16-4.54 mg/L.
kompleks antigen-antibodi. Wanita : 1.79-4.63 mg/L.
Derajat aglutinasi yang terjadi Nilai berbagai parameter biokimia
diukur menggunakan metode dalam manajemen ADB dapat dilihat
turbidimetri pada tabel 2.4
b. Metode Imunofluoresensi
Tabel 2.3 Pemeriksaan Biokimia untuk Anemia Defisiensi Besi

Pemeriksaan Kimia Normal Deplesi besi Defisiensi besi tanpa Anemia


Anemia Defisiensi
Besi
Serum ferritin N 100±60 ↓ ↓ ↓
(mcg/dl)(mcg/l) (1000±600) < 20(200) ≤ 10(100) < 10(100)
Serum besi N 115±50 N ↓ ↓
(ncg/dl)(mcmol/l) (20.6±9) < 115(20.6) < 60(10.7) < 40(7.2)

TIBC N 330±30 N 330±390 N / ↑390-410 ↑ >10


(59±5.4) (64.4 – 69.8) (69.8 – 73.4) (73.4)

Transferrin N N ↓ ↓
saturasi(%) 35±15 < 30 < 20 < 10
Serum Transferrin N ↑ ↑ ↑
reseptor(nmol/l) < 35 ≥ 35 ≥ 35 ≥ 35
ZPP(mcmol/mol) N N ↑ ↑

< 40 < 40 ≥ 40 ≥ 70
2
Dikutip dari: Ann Chen Wu

Pemeriksaan Penunjang lain rasio myeloid-eritroid (M:E ratio),


Salah satu pemeriksaan penunjang karena peningkatan dari eritropoiesis.
lainnya adalah pemeriksaan sumsum Dengan terus berlangsungnya proses
tulang, dan pemeriksaan sumsum defisiensi besi, hiperplasia akan
tulang diindikasikan pada defisiensi besi menghilang dan akan berlanjut dengan
yang diagnosisnya sulit ditegakkan dan produksi RBC yang semakin melambat.
pemeriksaan–pemeriksaan lainnya yang Normoblast polikromatofil yang akan
memberiksan hasil meragukan. Pada memperlihatkan perubahan morfologi
defisiensi besi, pemeriksaan sumsum yang paling jelas. Perbandingan nukleus
tulang dengan pewarnaan prussian blue dan sitoplasma akan menjadi asinkron,
menunjukkan gambaran hiperplastik dengan pematangan sitoplasma lebih
pada tahap awal, dengan penurunan lambat dibandingkan pematangan

JK Unila | Volume 4 | Nomor 1 | 2020 | 30


Intantri Kurniati l Anemia Defisiensi Zat Besi

nukleus. Sitoplasma tetap berwarna Pada ADB gambaran sumsum tulang


kebiru-biruan setelah nukleus mulai dengan pewarnaan prussian blue tidak
berkondensasi. Membran sel tampak ada besi yang terwarnai.1,2
ireguler dan biasanya disebut “shaggy”.

Gambar 2.6 Defisiensi Besi pada Sumsum Tulang


Dikutip dari :Nilman23

Gamba

Gambar 2.6 Defisiensi Besi pada Sumsum Tulang


23
Dikutip dari : Nilman

Gambar 2.7 Partikel Besi (ADB) pada Sumsum Tulang


Dikutip dari: Nilman23

Gambar 2.7 Anemia Defisiensi Besi pada Sumsum Tulang


23
Dikutip dari : Nilman

Monitoring terapi Anemia defisiensi RDW, serum ferritin harus diperiksa


Besi kembali. Terapi besi harus dilanjutkan
Dalam waktu 4 hari sampai 30 hari 2-3 bulan setelah kadar Hb mencapai
setelah pengobatan didapatkan normal dan Hb harus tetap diperiksa
peningkatan kadar hemoglobin, setelah sampai 6 bulan setelah selesai terapi
1 bulan terapi Hb akan meningkat 1 besi. Untuk menghindari adanya
g/dl. Cadangan besi akan terpenuhi 1–3 kelebihan besi maka jangka waktu
bulan setelah terapi. Respons terapi tidak boleh lebih dari 5 bulan.2
pengobatan mula–mula tampak pada
perbaikan besi intraseluler dalam waktu Ringkasan
12 – 24 jam. Hiperplasia seri eritropoitik Anemia Defisiensi Besi (ADB)
dalam sumsum tulang terjadi dalam merupakan penyakit hematologi yang
waktu 36-48 jam. Hemoglobin, MCV, paling sering ditemukan pada bayi, anak

JK Unila | Volume 4 | Nomor 1 | 2020 | 31


Intantri Kurniati l Anemia Defisiensi Zat Besi

dan perempuan usia reproduksi. Efek 6. Iis. Pusat Penelitian Dan


dari ADB pada anak-anak dapat Pengembangan Gizi dan
mengakibatkan penurunan fungsi makanan (P3GM) Depkes RI.
kognitif, perubahan perilaku dan Pemberian zat besi Fe dalam
terganggu tumbuh-kembang. Penyebab Kehamilan. Universitas Islam
ADB yang paling sering ditemukan pada Sultan agung Semarang.
anak disebabkan infeksi dan malnutrisi. 7. McPhee, Ganong,
Mengingat besarnya dampak Patophisiology of Disease and
dari Anemia Defisiensi Besi oleh sebab Introduction of Clinical
itu perlu mendapat perhatian dan medicine. Ed. 5: 231
penanganan segera. ADB dapat 8. Mc Cance.Alteration of
dideteksi lebih awal dengan melakukan Erytrocyte Function.
skrining pada pemeriksaan hematologi Patophysilology the Biologic
(Hb, Ht, Indek eritrosit, Retikulosit, Basic Disease in Adult and A
Retikulosit-Hemoglobin, dan Distribusi Children. Ed 5. Darlene Como :
Eritrosit) dan kimia ( feritin serum, Total 2003 hlm: 933-4
Iron Binding Capacity, Saturasi 9. Kattalin A. Optimal
Transferin, Zinc Protoporphyrin dan Management of Iron Deficiense
soluble Transferrin receptor) Anemia do to poor dietary.
International Journal of General
Daftar Pustaka medicine. 2011:741-50
10. Namrata C. Structure of
1. Harmening D. Iron metabolism Haemoglobin and Iron
and Hypochromic Anemias. Metabolsm. An overview
Dalam: Harmening D, editor. published. February 3, 2013
Clinical Hematology and 11. Adamson JW. Iron Deficiency
Fundamental of hemostasis. and other Hypoproliferative
USa:Philadelphia2009. hlm. Anemias. In : KLongo DL.
124-5. Harrisons’s Hematology and
2. WU Ann C LL. screening for iron Oncology. Edisi ke-17. New
deficiency. Pediatric in review. York: Mc Graw Hill, 2010. hlm.
2002 5 may;23:171-7. 70-80.
3. R Bernadette FG, K Elaine. 12. Hoffbrand AV, Moss PA, Pettit
Disorder of Iron and Heme JE. Erythropoiesis and General
Metabolism. Dalam: Wurm E, Aspects of Anaemia. Dalam :
editor. Hematology Clinical Essential Haematology. Edisi ke-
Principles and Applications. 5. Massachusetts: Blackwell
Edisi ke-4. St Louis: Missouri, Publishing; 2006. hlm. 12-42
Elsevier Saunder: Andrew Allen; 13. Andrews NC. Iron Deficiency
2012. hlm. 254-8. and Related Disorders. In: Greer
4. Laposata M. Disease of Red GM, Paraskevas F, Glader B
blood Cell. dalam The Diagnosis (editors). Wintrobe’s Clinical
of Disease in The clinical Hematology. Edisi ke-11.
laboratory. Mc Groww Hill Philadelphia: Lippincot,
Medical. hlm. 218-9 Williams, Wilkins, 2004. hlm.
5. Zaskia, Kiess The High 947-1009.
Prevalence of Low Haemoglobin 14. Bionich PL. Shortcoming in infan
Concentration among Iron Deficiency Screening
Indonesian Infant Age 3-5 Method. Official Journal of The
Months is related to Maternal American Academy of
Anemia. 2002. 132: 2215-21 Pediatrics.2012:291-3

JK Unila | Volume 4 | Nomor 1 | 2020 | 32


Intantri Kurniati l Anemia Defisiensi Zat Besi

15. Harmening D. Morphology of 19. Pagana KD, Pagana TJ . Mosby’s


Human Blood and Marrow Cells. Manual of Diagnostic and
Dalam: Harmenin D, editor. Laboratory Tests, Edisi ke-4. St.
Clinical Hematology and Louis: Mosby Elsevier;
Fundamental of hemostasis. 2010.hlm.246-8.
USa:Philadelphia2009. hlm. 20. Pagana KD, Pagana TJ . Mosby’s
124-5. Manual of Diagnostic and
16. Wysocka J, Turowski D. New Laboratory Tests, Edisi ke-4. St.
Reticulocyte Indices and Their Louis: Mosby Elsevier;
Utility in Hematologic Diagnosis. 2010.hlm.336-9.
Pol Merkur Lekarski [abstract]. 21. Bain BJ. Blood Cells a Practical
2010 [diunduh 2 Februari2011]. Guide. Edisi ke-4.
Tersedia dari: PubMed. Massachusetts: Blackwell
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/p Publishing; 2006. hlm. 30-53.
ubmed/ 11070726. 22. Koulaouzidis A, Said E, Cottier R,
17. Pagana KD, Pagana TJ . Mosby’s Saeed AA. Soluble Transferrin
Manual of Diagnostic and Receptors and Iron Deficiency, a
Laboratory Tests, Edisi ke-4. St. Step beyond Ferritin. A
Louis: Mosby Elsevier; Systematic Review. The Journal
2010.hlm.246-8. of Gastrointestinal Liver
18. Allen J, Backstrom KR, Cooper Disease. 2009;18:345-52.
JA, Cooper MC, Detwiler TC, [Diunduh 30 Januari 2012].
Essex DW, et al. Measurement 23. Nilman. Article Diagnosis Iron
of Soluble Transferrin Receptor Deficiency. Departement of
in Serum of healthy Adults. Medicine. Copenhagen
Clinical Chemistry. 1998;44:35- University,Hospital
9. [Diunduh 30 Januari 2012]. Rigshospitalet.
Tersedia dari
http://www.clinchem

JK Unila | Volume 4 | Nomor 1 | 2020 | 33

Anda mungkin juga menyukai