Disusun Oleh:
Ledy Anggare Larasati
2019.C.11a.1048
Pembimbing Praktik
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan
ii
Pendahuluan dan juga Asuhan Keperawatan dengan judul “Laporan Pendahuluan
dan Asuhan Keperawatan pada Ny. I dengan Diagnosa Medis P2A0 Post Partum
Spontan Di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya”. Laporan pendahuluan dan
asuhan keperawatan ini disusun dalam rangka untuk memenuhi ataupun melengkapi
tugas mata kuliah Praktik Praklinik Keperawatan II.
Laporan Pendahuluan dan juga asuhan keperawatan ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Ibu Maria Adelheid, S.Pd,.M.Kes Selaku Ketua STIKES Eka Harap Palangka
Raya.
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN..................................................................... i
iii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................... ii
KATA PENGANTAR............................................................... iii
DAFTAR ISI.............................................................................. iv
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN..................................... 1
1.1 Konsep Dasar Persalinan Spontan........................................... 1
1.1.1 Definisi............................................................................... 1
1.1.2 Anatomi dan Fisiologi........................................................ 1
1.1.3 Klasifikasi.......................................................................... 8
1.1.4 Etiologi............................................................................... 9
1.1.5 Patofisiologi ...................................................................... 9
1.1.6 Manifestasi Klinis.............................................................. 10
1.1.7 Komplikasi......................................................................... 12
1.1.8 Pemeriksaan Penunjang..................................................... 13
1.1.9 Penatalaksanaan Medis...................................................... 13
iv
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 Konsep Dasar Persalinan Spontan
1.1.1 Definisi
Partus spontan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan dengan ketentuan ibu atau tanpa anjuran atau obat- obatan (prawiroharjo, 2008).
Postpartus adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas
dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organ-organ
yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti perlukaan ,keluarnya
cairan berupa lochea dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan (Suherni, 2009).
Periode post partus adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu kembali pada
keadaan tidak hamil, serta penyesuaian terhadap ;hadirnya anggota keluarga baru
(Mitayani, 2011).
Pada masa postpartum ibu banyak mengalami kejadian yang penting, Mulai dari
perubahan fisik, masa laktasi maupun perubahan psikologis menghadapi keluarga baru
dengan kehadiran buah hati yang sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang. Namun
kelahiran bayi juga merupakan suatu masa kritis bagi kesehatan ibu, kemungkinan timbul
masalah atau penyulit, yang bila tidak ditangani segera dengan efektif akan dapat
membahayakan kesehatan atau mendatangkan kematian bagi ibu, sehingga masa
postpartum ini sangat penting dipantau oleh bidan (Syafrudin & Fratidhini, 2009).
2) Struktur Internal
a. Ovarium
Sebuah ovarium terletak di setiap sisi uterus, di bawah dan di belakang tuba
falopi. Dua lagamen mengikat ovarium pada tempatnya, yakni bagian
mesovarium ligamen lebar uterus, yang memisahkan ovarium dari sisi dinding
pelvis lateral kira-kira setinggi krista iliaka anterosuperior, dan ligamentum ovarii
proprium, yang mengikat ovarium ke uterus. Dua fungsi ovarium adalah
menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi hormon. Saat lahir, ovarium wanita
normal mengandung banyak ovum primordial. Di antara interval selama masa
usia subur ovarium juga merupakan tempat utama produksi hormon seks steroid
dalam jumlah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi
wanita normal.
b. Tuba fallopi
Sepasang tuba fallopi melekat pada fundus uterus. Tuba ini memanjang ke arah
lateral, mencapai ujung bebas legamen lebar dan berlekuk-lekuk mengelilingi
setiap ovarium. Panjang tuba ini kira-kira 10 cm dengan berdiameter 0,6 cm.
Tuba fallopi merupakan jalan bagi ovum. Ovum didorong di sepanjang tuba,
sebagian oleh silia, tetapi terutama oleh gerakan peristaltis lapisan otot. Esterogen
dan prostaglandin mempengaruhi gerakan peristaltis. Aktevites peristaltis tuba
fallopi dan fungsi sekresi lapisan mukosa yang terbesar ialah pada saat ovulasi.
c. Uterus
Uterus adalah organ berdinding tebal, muskular, pipih, cekung yang tampak mirip
buah pir yang terbalik. Uterus normal memiliki bentuk simetris, nyeri bila di
tekan, licin dan teraba padat. Uterus terdiri dari tiga bagian, fudus yang
merupakan tonjolan bulat di bagian atas dan insersituba fallopi, korpus yang
merupakan bagian utama yang mengelilingi cavum uteri, dan istmus, yakni
bagian sedikit konstriksi yang menghubungkan korpus dengan serviks dan
dikenal sebagai sekmen uterus bagian bawah pada masa hamil. Tiga fungsi
uterus adalah siklus menstruasi dengan peremajaan endometrium, kehamilan
dan persalinan. Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :
1. Endometrium yang mengandung banyak pembuluh darah ialah suatu lapisan
membran mukosa yang terdiri dari tiga lapisan : lapisan permukaan padat,
lapisan tengah jaringan ikat yang berongga, dan lapisan dalam padat
yang menghubungkan indometrium dengan miometrium.
7
2. Miometrum yang tebal tersusun atas lapisan – lapisan serabut otot polos
yang membentang ke tiga arah. Serabut longitudinal membentuk lapisan
luar miometrium, paling benyak ditemukan di daerah fundus, membuat
lapisan ini sangat cocok untuk mendorong bayi pada persalinan.
3. Peritonium perietalis Suatu membran serosa, melapisi seluruh korpus uteri,
kecuali seperempat permukaan anterior bagian bawah, di mana
terdapat kandung kemih dan serviks. Tes diagnostik dan bedah pada uterus
dapat dilakukan tanpa perlu membuka rongga abdomen karena peritonium
perietalis tidak menutupi seluruh korpus uteri.
d. Vagina
Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu
meregang secara luas. Mukosa vagina berespon dengan cepat terhadap
stimulai esterogen dan progesteron. sel-sel mukosa tanggal terutama selama siklus
menstruasi dan selama masa hamil. Sel-sel yang di ambil dari mukosa vagina
dapat digunakan untuk mengukur kadar hormon seks steroid. Cairan vagina
berasal dari traktus genetalis atas atau bawah. Cairan sedikit asam. Interaksi
antara laktobasilus vagina dan glikogen mempertahankan keasaman. Apabila pH
nik diatas lima, insiden infeksi vagina meningkat. Cairan yang terus mengalir
dari vagina mempertahankan kebersihan relatif vagina.
B. Fisiologi
Perubahan fungsional menurut (Dewi vivian&Sunarsih,2011)
1. Tanda-tanda vital
Suhu mulut pada hari pertama meningkat 30oC sebagai akibat pemakaian energi
saat melahirkan, dehidrasi maupun perubahan hormonik, tekanan darah stabil,
penurunan sistolik 20 mmHg dapat terjadi saat ini, nadi berkisar antara 60- 70
kali per menit.
2. Sistem Kardiovaskuler
Cardiac output setelah persalinan meningkat karena darah sebelumnya dialirkan
melalui utero plasenta dikembalikan ke sirkulasi general. Volume darah biasanya
berkurang 300-400 ml selama proses persalinan spontan. Trombosit pada hari ke
5 s.d 7 post partum, pemeriksaan homans negatif.
3. Sistem Reproduksi
Involusi uteri terjadi setelah melahirkan tinggi fundus uteri adalah 2 jari di bawah
pusat, 1-3 hari TFU 3 jari di bawah pusat, 3-7 hari TFU 1 jari di atas sympisis
lebih dari 9 hari TFU tidak teraba. Macam-macam lochea berdasarkan jumlah dan
warnanya:
- Lochea rubra : 1-3 hari, berwarna merah terang, mengandung darah, mungkin
ada bekuan kecil, bau amis yang khas (bau seperti hewan), keluar banyak
sampai sedang
- Lochea Sanguinolenta : 3-7 hari berwarna putih campur merah(pink)
kecoklatan.
- Lochea Serosa : 7-14 hari berwarna kekuningan.
8
- Lochea Alba : setelah hari ke- 14 berwarna putih.
Macam-macam episiotomi:
- Episiotomi mediana, merupakan insisi paling mudah diperbaiki, lebih sedikit
pendarahan penyembuhan lebih baik.
- Episiotomi mediolateral, merupakan jenis insisi yang banyak digunakan
karena lebih aman.
- Episiotomi lateral, tidak dianjurkan karena hanya dapat menimbulkan
relaksasi introitus, perdarahan lebih banyak dan sukar direparasi.
4. Sistem gastro intestinal
Pengembangan defekasi secara normal lambat dalam seminggu pertama. Hal ini
disebabkan karena penurunan mortilitas usus, kehilangan cairan dan
ketidaknyamanan perineum
5. Sistem muskuloskeletal
Otot dinding abdomen teregang bertahap selama hamil, menyebabkan hilangnya
kekenyalan otot yang terlihat jelas setelah melahirkan. Dinding perut terlihat
lembek dan kendor.
6. Sistem endokrin
Setelah persalinan penaruh supresi esterogen dan progesteron berkurang maka
timbul pengaruh lactogenik dan prolaktin merangsang air susu. Produksi ASI
akan meningkat setelah 2 s.d 3 hari pasca persalinan.
7. Sistem perkemihan
Biasanya ibu mengalami ketidakmampuan untuk buang air kecil selama 2 hari
post partum. Penimbunan cairan dalam jaringan selama berkemih dikeluarkan
melalui diuresis yang biasanya dimulai dalam 12 jam setelah melahirkan.
C. Adaptasi psikologi post partum (Suherni,2009)
a) Fase taking in
Ibu berperilaku tergantung pada orang lain, perhatian berfokus pada diri sendiri,
pasif, belum ingin kontak dengan bayinya, berlangsung 1-2.
b) Fase taking hold
Fokus perhatian lebih luas pada bayinya, mandiri dan inisiatif dalam perawatan
bayinya, berlangsung 10 hari.
c) Fase letting go
Ibu memperoleh peran baru dan tanggung jawab baru, perawatan diri dan bayinya
meningkat terus,menyadari bahwa dirinya terpisah dengan bayinya
1.1.3 Etiologi
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori menghubungkan
dengan faktor hormonal,struktur rahim,sirkulasi rahim,pengaruh tekanan pada saraf dan
nutrisi (Hafifah, 2011)
a. Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone progesterone dan
9
estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot –otot polos rahim dan akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila progesterone
turun.
b. Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan kekejangan
pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
c. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-otot rahim
sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
d. Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale (fleksus franterrhauss). Bila ganglion
ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus.
e. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan dalam
kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser, amniotomi
pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan
perinfus.
1.1.4 Klasifikasi
1. Persalinan impulsif : bila persalinan seluruhnya dengan kekuatan ibu sendiri.
2. Persalinan buatan : bila persalinan dengan proteksi tenaga dari luar yaitu alat forceps,
vacum, dan sectio caesarea
3. Persalinan ajuan : bila kekuatan untuk persalinan diambilkan dari luar dengan jalan
rangsangan yaitu : dengan induksi, amniotomi, dan lain-lain.
10
karena mengalami perubahan kondisi tubuh sehingga muncul masakalh keperawatan
kurang pengetahuan. Leting go ibu akan mulai mengalami perubahan peran, sehingga akan
muncul masalah keperawatan resiko perubahan peran menjadi orang tua.
11
- Lochea serosa : berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi pada hari ke
7-14 pasca persalinan
- Lochea alba: cairan putih yang terjadinya pada hari setelah 2 minggu pasca
persalinan
- Lochea purulenta: ini terjadi karena infeksi, keluar cairan seperti nanh berbau
busuk
- Lochiotosis: lochea tidak lancar keluarnya
3) Siklus menstruasi
Siklus menstruasi akan mengalami perubahan saat ibu mulai menyusui
4) Serviks
Setelah lahir servik akan mengalami edema , bentuk distensi untuk beberapa
hari , struktur interna akan kembali setelah 2 minggu
5) Vagina
Nampak berugae kembali pada 3 minggu
6) Perinium
Akan terdapat robekan jika di lakukan episiotomi yang akan terjadi masa
penyembuhan selama 2 minggu
7) Payudara
Payudara akan membesar karena vaskularisasi dan engorgemen (bengkak karena
peningkatan prilaktin.
1.1.7 Komplikasi
1) Komplikasi Kala I
Komplikasi yang dialami ibu melahirkan kala I adalah:
- Partus lama, biasanya terkait kontraksi uterus yang tidak adekuat atau dilatasi serviks
yang tidak sempurna
- Ketuban pecah dini (KPD), yaitu pecahnya ketuban sebelum ada tanda inpartu
Komplikasi kala I juga dapat terjadi pada janin, sehingga penting bagi petugas
kesehatan untuk memastikan keselamatan dan kondisi janin. Komplikasi yang dapat
terjadi adalah:
- Asfiksia, yang dapat menyebabkan intrauterine fetal death (IUFD)
- Sepsis neonatorum, dapat terjadi karena infeksi akibat KPD
2) Komplikasi Kala II
Komplikasi pada ibu melahirkan kala II adalah distosia atau persalinan kala II yang
memanjang. Di mana waktu persalinan pada primipara lebih dari 2 jam, atau pada
multipara lebih dari 1 jam, tanpa anestesi epidural anestesi. Kondisi ini dapat
menyebabkan risiko korioamnionitis, endometritis, infeksi saluran kemih, dan retensi
urin.
Distosia dapat terjadi akibat lilitan tali pusat atau bayi besar/makrosomia. Setelah
lahir, kepala bayi perlu diperiksa apakah ada lilitan tali pusat di leher, karena dapat
menyebabkan komplikasi pada janin seperti hipovolemia, anemia, syok hipoksik-
iskemik, bahkan ensefalopati. Janin makrosomia dapat menyebabkan distosia bahu.
12
3) Komplikasi Kala III
Pada kala III, komplikasi yang dapat terjadi adalah retensio plasenta, yaitu plasenta
tidak lahir spontan dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir. Pada keadaan ini, perlu
dilakukan tindakan manual plasenta. Retensio plasenta dapat menyebabkan
perdarahan postpartum.
4) Komplikasi Kala IV
Pada kala IV, komplikasi yang paling sering terjadi adalah perdarahan postpartum,
yaitu jumlah perdarahan pervaginam setelah bayi lahir lebih dari 500 cc atau dapat
mempengaruhi hemodinamik pasien. Penyebab perdarahan postpartum terdiri dari
4T, yaitu tone (atonia uteri), tissue (sisa jaringan plasenta), trauma (ruptur uteri,
serviks, atau vagina), dan thrombin (gangguan faktor koagulopati).
18
demostrasi tentang perawatan payudara diharapkan tingkat pengetahuan ibu bertambah.
Kriteria hasil : mengungkapkan pemahaman tentang proses menyusui,
mendemonstrasikan tehnik efektif dari menyusui, menunjukan kepuasan regimen
menyusui satu sama lain, dengan bayi dipuaskan setelah menyusui. Intervensi:
1. Kaji pengetahuan dan pengalaman klien tentang menyusui sebelumnya. Tentukan
system pendukung yang tersedia pada klien, dan sikap pasangan/keluarga.
2. Berikan informasi, verb asi, verbal dan tertu dan tertulis, meng lis, mengenai
fisiologis dan gis dan keuntungan menyusui, perawatan putting dan payudara,
kenutuhan diet khusus, dan diet khusus, dan factor factor – factor yang
memudahkan atau mengg – factor yang memudahkan atau mengganggu keberhasi
anggu keberhasilan menyusui. lan menyusui.
3. Demostrasikan dan tinjauan ulang tehnik – tehnik menyusui. Perhatikan posisi
bayi selama menyusui dan lama menyusui.
4. Kaji put Kaji putting kli ting klien; anju en; anjurkan kli rkan klien melih en
melihat puttin at putting setiap hab g setiap habis meny is menyusui. 24
5. Anjurkan klien unt an klien untuk meng uk mengeringkan putting dengan uda gan
udara selama 20 – ra selama 20 – 30 menit setelah menyusui.
c. Gangguan pemenuhan kebutuhan ADL berhubungan dengan kelemahan fisik. Tujuan:
Pemenuhan ADL terpenuhi. Kriteria hasil : Klien dapat memenuhi kebutuhannya
(mandi, makan, dan minum). Intervensi:
1. Kaji tin Kaji tingkat kemampuan pasi uan pasien dalam m en dalam memenuhi
kebu hi kebutuhannya.
2. Bantu klien dalam memenuhi kebutuhannya.
3. Dekatkan alat-al alat-alat yang dibutuhkan klien.
4. Libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhannya. Rasionalisasi
5. Sebagai indi ai indikator u kator untuk me ntuk melanjutkan tin tkan tindakan s
dakan selanjutnya.
d. Resiko tinggi terhadap cidera berhubungan dengan biokimia, fungsi regu si regulator
(misal hipotensi ortostatik, terjadinya HKK atau eklamsia); efek anestesia;
tromboembolisme; profil darah abnormal (anemia, sensivitas rubella, inkompabilitas
Rh). Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan resiko cidera teratasi.
Kriteria hasil : mendemonstrasikan perilaku untuk menurunkan factor – factor
risiko/melindungi diri dan bebas dari komplikasi. Intervensi:
1. Tinjau ulang kad au ulang kadar hemog ar hemoglobin (Hb lobin (Hb) darah dan
keh ) darah dan kehilangan darah pada wak an darah pada waktu melahirkan. Catat
tanda – tanda anemia.
2. Anjurkan ambu an ambulasi dan lati lasi dan latihan dini kecu han dini kecuali
pada klie ali pada klien yang mend n yang mendapatkan anesthesia subarakn esia
subaraknoid, yang mungk oid, yang mungkin yetap berbaring selama 6 in yetap
berbaring selama 6 – 8 jam, tanpa penggunaan bantal atau meninggikan kepala.
Bantu ala. Bantu klien dengan ambulasi awal.
3. Berikan supervise yang adekuat pada mandi shower atau rendam duduk. Berikan
bel pemanggil dalam jangkauan klien.
4. Berikan klien ter an klien terhadap hi hadap hiperrefl perrefleksia, ny eksia, nyeri
kuad eri kuadran kana ran kanan atas (KKaA , sak n atas (KKaA , sakit kepala, atau
19
gangguan penglihatan. 25
5. Catat efek – at efek – efek magne k magnesium sulfat (Mg m sulfat (MgSO4), bila
dib ), bila diberikan, kaji respo , kaji respon patella dan pantau status pernapasan.
e. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan dan/atau kerusakan kulit,
penurunan penurunan Hb prosedur prosedur invasive invasive dan /atau peningkatan
peningkatan peningkatan peningkatan lingkungan, lingkungan, rupture ketuban lama,
mal nutrisi. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan infeksi tidak
terjadi. Kriteria hasil : mendemonstrasikan tehnik-tehnik untuk menurunkan risiko/
meningkatkan penyembuhan, menunjukan luka yang bebas dari drainase purulen dan
bebas dari infeksi, tidak febris, dan mempunyai aliran lokhial dan karakter normal.
Intervensi:
1. Kaji catat Kaji catatan prenata an prenatal dan intrap l dan intrapartal, perh artal,
perhatikan frek atikan frekuensi pem uensi pemeriksaa eriksaan vagina n vagina
dan komplik dan komplikasi seperti ketuba seperti ketuban pecah dini (KPD),
persalinan lama pecah dini (KPD), persalinan lama, laserasi, , laserasi, hemoragi,
dan tertahannya plasenta.
2. Pantau suh tau suhu dan nadi deng u dan nadi dengan rutin dan ses an rutin dan
sesuai ind uai indikasi ; catat tanda at tanda-tanda menggigil, anoreksia atau
malaise.
3. Kaji loka Kaji lokasi dan kont si dan kontraktilitis uterus ; perha itis uterus ;
perhatikan per tikan perubahan invol an involusional atau al atau adanya nyeri a
nyeri tekan uteru tekan uterus ekstrem ekstrem.Catat jumlah dan bau rabas lokhial
atau bau rabas lokhial atau perubahan pada kemajuan normal dari rubra menjad
perubahan pada kemajuan normal dari rubra menjadi serosa. serosa.
4. Evaluasi kondi asi kondisi putting, perha g, perhatikan adany an adanya pecah-
pecah, kemerahan atau nyeri tekan.
5. Anjurkan pemeriksaan rutin payudara. Tinjau perawatan yang tepat dan tehnik
pemberian mak erian makan bayi. (ruju i. (rujuk pada D k pada DK : Nyeri K :
Nyeri (akut)/ketidaknyamanan).
1.2.4 Implentasi
Implementasi merupakan tahap keempat dalam tahap proses keperawatan dengan
melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah
direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan (Hidayat, 2004). Dalam watan (Hidayat,
2004). Dalam tahap ini tahap ini perawat harus mengetah harus mengetahui berbagai
berbagai hal seperti seperti bahaya fisik dan perlindungan perlindungan pada pasien, pasien,
tehnik tehnik komunikasi, kemampuan dalam prosesdur tindakan, pemahaman tentang
hak-hak pasien serta memahami tingkat perkembangan pasien. 26 Pelaksanaan mencakup
melaku up melakukan, memb kan, membantu atau menga antu atau mengarahkan kinerja
aktivitas sehari-hari. Setelah dilak elah dilakukan, validasi, penguasaan keterampilan
interpersonal, intelektual dan teknik intervensi harus dilakukan dengan cermat dan efisien
pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikologi dilindungi dan dokumentasi
keperawatan berupa pencatatan dan pelaporan (Nursalam, 2008).
1.2.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses dalam proses keperawatan, dimana
evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan dengan terus menerus dengan melibatkan pasien,
perawat dan anggota im kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi ini adalah untuk menilai apakah
tujuan dalam rencana keperawatan tercapi dengan baik atau tidak dan untuk melakukan
20
pengkajian pengkajian ulang.Kriteria ulang.Kriteria dalam menentukan menentukan
tercapainya tercapainya suatu tujuan, tujuan, pasien:
1. Pasien tetap sadar dan berorirentasi berorirentasi
2. Tekana darah, suhu, frekuensi frekuensi nafas, frekuensi frekuensi nadi sudah sedikit
sedikit menurun menurun dari hasil pemeriksaan sebelumnya
3. Pasien mengatakan mengatakan rasa nyerinya nyerinya pada dada sebelah sebelah
kirinya kirinya berkurang berkurang
4. Ekspresi Ekspresi wajah pasien menunjukan menunjukan sedikit sedikit rileks
5. Menunjukan Menunjukan pemahaman pemahaman tentang tentang rencana rencana
terapeutik. terapeutik. 6. Gaya hidup pasien berubah
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengumpulan data
a. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. L
Tempat/Tgl lahir : 16 April 1986
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Dayak
Pendidikan terkahir : SD
Pekerjaan : Swasta
Gol. Darah : -
Alamat: Jl. Mendawai
Diagnosa Medis : P2AO Post Partum Spontan
Penghasilan perbulan : -
Tanggal masuk RS : 29 Oktober 2021
Tanggal Pengkajian : 29 Oktober 2021
Nomor Medrek :
b. IDENTITAS SUAMI
Nama : Tn. S
Umur : 37 Tahun
Jenis kelamin : Laki laki
21
Agama : Islam
Suku Bangsa : Dayak
Pendidikan terakhir : SMP
Pekerjaan : Swasta
Gol. Darah : -
Alamat: Jl Mendawai
b. Status Kesehatan
a. Keluhan utama : Pasien mengatakan “sakit di bagian perut mau melahirkan anak
ke 2”
b. Riwayat Kesehatan sekarang : (PQRST)
Pasien datang ke IGD dengan keluhan sakit bagian perut mau melahirkan anak ke 2, sejak ini
disertai lendir darah, pasien hamil anak ke 2, 6 jam berkurang sejak masuk IGD post opname
bulan agustus 2021
c. Riwayat Kesehatan yang lalu
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit menular
d. Riwayat Kesehatan keluarga
Genogram 3 generasi : ........................................................................................................
22
a mil a no e
rt rt lo l A
u u ng a n
- Fungsi menelan :
e. Mata - Konjunctiva:
- Sklera :
- Fungsi Pengelihatan:
23
f. Hidung - Pendarahan/Peradangan :
- Keadaan/kebersihan
g. Telinga - Keadaan :
- Fungsi pendengaran :
- Pemebesaran KGB :
- Bunyi jantung :
- Retraksi dada :
- Payudara - Perubahan :
- Hyperigmentasi areola :
- Keadaan/Kebersihan :
- Nyeri/Tegang :
- Skala nyeri :
- Konsistensi Uterus :
- Posisi Uterus :
- Diastasis RA :
k. Genetalia Eksterna
Keluhan :……………………..
- Oedema :……………………………
- Varises : ……………………………
- Pembesaran Kel Bartolin :
- Pengeluaran/lochea :
Warna :
Jumlah :
Bau :
24
- Blas :
- Varises :
- Oedema :
- Simetris :
- Kram :
3.2. Bayi
1. Keadaan umum :
2. Tanda-tanda vital :
3. Kepala :
4. Dada :
5. Abdomen :
6. Genetalia :
7. Anus :
8. Ekstremitas :
a. Pola Nutrisi
- Frekuensi makan : …………… ………………
…………..
b. Pola Eliminasi
1. Buang Air Besar (BAB)
f. Ketergatungan fisik
- Merokok : …………… ……………… …………..
26
- Minuman keras : …………… ………………
…………..
a. Darah
27
- HB : ……………….. Golongan darah/Rh........................................................
- Gula darah : ……………….. Leukosit :.......................................................................
b. Urine
- Protein : ……………….. Sedimen :.......................................................................
- Reduksi : ………………..
c. Pemeriksaan tambahan
- Rontgent : .................................................................................................................
I.PENGOBATAN
1. Inj. Cefotaxim 2x1 gr/IV
Palangka Raya,
…………………………………………
Mahasiswa
…………………………………….………………….
28
ANALISIS DATA
DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN
MASALAH
DATA OBYEKTIF PENYEBAB
DS : Pendarahan Risiko infeksi
DO : ↓
- Pendarahan lebih Risiko Infeksi
kurang 250 cc
TTV :
- Suhu 36,5℃
- Tekanan darah
130/90 mmHg
- BB 59 kg
29
PRIORITAS MASALAH
30
1. Risiko infeksi berhubungan dengan adanya pendarahan 255 cc
2. Nyeri akut berhubungan dengan
31
RENCANA KEPERAWATAN
1
hasil)
Nyeri akut b/d Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji skala nyeri Px 1. Untuk mengetahui perubaha
keperawatan selama 3x24 jam. px
2. Ukur ttv Px
Diharapkan nyeri dapat
2. Mengetahui kondisi px
3. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
berkurang/teratasi dengan KH:
3. Uuntuk merelaksasi otot dda
- Nyeri berkurang (skala nyerri 4. Anjurkan Px untuk membatasi aktivitas berlebih saat
1-3) nyeri muncul 4. Mmembatasi aktivitas untuk
Px merasa lebih nyaman dan
tenang 5. Kolaborasi dalam pemberian analgetik sesuai indikasi 5. Analgetik lebih efektif bila di
2
Hari/Tanggal
Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam
Rabu, 03 November 1.Monitor tanda dan gejala infeksi S : Klien mengeluhkan pendarahannya masih terjadi
2021/08.00 WIB 2.Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan pasien O : Pendarahan berkurang, tanda dan gejala infeksi sudah
diketahui, klien sudah bisa mencuci tangan yang baik dan
3.Ajarkan ibu cara cuci tangan dengan benar
benar untuk menghindari risiko infeksi. TTV : Suhu
36,5℃, Nadi 76x / menit, Tekanan darah
130/90 mmHg, BB 59 kg
P : Lanjutkan Intervensi
Hari/Tanggal
Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam
3
Rabu, 03 November 1. Mengaji skala nyeri S: Px mengatakan masih terasa nyeri
2021/08.00 WIB 2. Mengukur ttv px O: - Px tampak meringis
3. Mengajarkan teknik relaksasi: mengistirahatkan saat nyeri - Px tampak berhati-hati dalam bergerak
- Px sesekali memegang area nyeri
muncul, distraksi: denganmendengarkan musik yang
- Skala nyeri 4
disukai atau mengobrol bersala keluarga. - TTV: TD= 110/70 mmHg
N = 87 x/mnt
4. Menganjurkan px membatasi aktivitas berlebih saat nyeri
RR= 20x/mnt
muncul.
S= 36°C
5. Melakukan kolaborasi pemberiian analgetik sesuai
A: Masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi