Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA NY. L DENGAN DIAGNOSA MEDIS P2A0 POST


PARTUM SPONTAN DI
RSUD dr. DORIS SYLVANUS
PALANGKA RAYA

Disusun Oleh:
Ledy Anggare Larasati
2019.C.11a.1048

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
2
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan ini di susun oleh:

Nama : Ledy Anggare Larasati


NIM : 2019.C.11a.1048
Program Studi : Sarjana Keperawatan
Judul : “Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan pada
Ny. I dengan Diagnosa Medis P2A0 Post Partum
Spontan di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya”

Telah melaksanakan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk menempuh


Praktik Pra Klinik Keperawatan II (PPK II) Pada Program Studi Sarjana
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangkaraya.

Pembimbing Praktik

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Kristinawati, S.Kep.,Ners. Lidya Amiani, S.Kep.,Ners.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan

ii
Pendahuluan dan juga Asuhan Keperawatan dengan judul “Laporan Pendahuluan
dan Asuhan Keperawatan pada Ny. I dengan Diagnosa Medis P2A0 Post Partum
Spontan Di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya”. Laporan pendahuluan dan
asuhan keperawatan ini disusun dalam rangka untuk memenuhi ataupun melengkapi
tugas mata kuliah Praktik Praklinik Keperawatan II.

Laporan Pendahuluan dan juga asuhan keperawatan ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Ibu Maria Adelheid, S.Pd,.M.Kes Selaku Ketua STIKES Eka Harap Palangka
Raya.

2. Ibu Meilitha Carolina, Ners.,M.Kep., Selaku Ketua Program Studi Ners


STIKES Eka Harap Palangka Raya.

3. Ibu Rimba Aprianti, S.Kep.,Ners., Selaku Penanggung Jawab Mata Kuliah


Praktik Praklinik Keperawatan II

4. Ibu Kristinawati, S.Kep.,Ners., Selaku Dosen Pembimbing Akademik

5. Ibu Lidya Amiani, S.Kep.,Ners. Selaku Pembimbing Klinik


Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan dan juga asuhan keperawatan ini
mungkin terdapat kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan
laporan pendahuluan dan juga asuhan keperawatan ini dapat mencapai sasaran yang
diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Palangka Raya, 02 November 2021

Ledy Anggare Larasati

DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN..................................................................... i

iii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................... ii
KATA PENGANTAR............................................................... iii
DAFTAR ISI.............................................................................. iv
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN..................................... 1
1.1 Konsep Dasar Persalinan Spontan........................................... 1
1.1.1 Definisi............................................................................... 1
1.1.2 Anatomi dan Fisiologi........................................................ 1
1.1.3 Klasifikasi.......................................................................... 8
1.1.4 Etiologi............................................................................... 9
1.1.5 Patofisiologi ...................................................................... 9
1.1.6 Manifestasi Klinis.............................................................. 10
1.1.7 Komplikasi......................................................................... 12
1.1.8 Pemeriksaan Penunjang..................................................... 13
1.1.9 Penatalaksanaan Medis...................................................... 13

iv
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 Konsep Dasar Persalinan Spontan
1.1.1 Definisi
Partus spontan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan dengan ketentuan ibu atau tanpa anjuran atau obat- obatan (prawiroharjo, 2008).
Postpartus adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas
dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organ-organ
yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti perlukaan ,keluarnya
cairan berupa lochea dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan (Suherni, 2009).
Periode post partus adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu kembali pada
keadaan tidak hamil, serta penyesuaian terhadap ;hadirnya anggota keluarga baru
(Mitayani, 2011).
Pada masa postpartum ibu banyak mengalami kejadian yang penting, Mulai dari
perubahan fisik, masa laktasi maupun perubahan psikologis menghadapi keluarga baru
dengan kehadiran buah hati yang sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang. Namun
kelahiran bayi juga merupakan suatu masa kritis bagi kesehatan ibu, kemungkinan timbul
masalah atau penyulit, yang bila tidak ditangani segera dengan efektif akan dapat
membahayakan kesehatan atau mendatangkan kematian bagi ibu, sehingga masa
postpartum ini sangat penting dipantau oleh bidan (Syafrudin & Fratidhini, 2009).

1.1.2 Anatomi dan Fisiologi


A. Anatomi
Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ interna, yang terletak didalam rongga
pelvis dan ditopang oleh lantai pelvis, dan genetalia eksterna, yang terletak di
perineum. Struktur reproduksi interna dan 9 eksterna berkembang menjadi matur akibat
rangsang hormon estrogen dan progesteron (Syafrudin & Fratidhini, 2009).
1) Struktur Eksterna
a. Vulva
Vulva adalah nama yang diberikan untuk struktur genetalia externa. Kata ini
berarti penutup atau pembungkus yang berbentuk lonjong, berukuran panjang,
mulai klitoris, kanan kiri dibatasi bibir kecil sampai ke belakang dibatasi
perineum.
b. Mons pubis
Mons pubis atau mons veneris adalah jaringan lemak subkutan berbentuk bulat
yang lunak dan padat serta merupakan jaringan ikat jarang di atas simfisis pubis.
Mons pubis mengandung banyak kelenjar sebasea dan ditumbuhi rambut
berwarna hitam, kasar, dan ikal pada masa pubertas, mons berperan dalam
sensualitas dan melindungi simfisis pubis selama koitus.
c. Labia mayora
Labia mayora adalah dua lipatan kulit panjang melengkung yang menutupi lemak
dan jaringan kulit yang menyatu dengan mons pubis. Keduanya memanjang dari
mons pubis ke arah bawah mengililingi labia minora, berakhir di perineum pada
5
garis tengah. Labia mayora melindungi labia minora, meatus urinarius, dan
introitus vagina. Pada wanita yang belum pernah melahirkan anak pervaginam,
kedua labia mayora terletak berdekatan di garis tengah, menutupi stuktur-struktur
di bawahnya. Setelah melahirkan anak dan mengalami cedera pada vagina atau
pada perineum, labia sedikit terpisah dan bahkan introitus vagina terbuka.
Penurunan produksi hormon menyebapkan atrofi labia mayora. Pada permukaan
arah lateral kulit labia tebal, biasanya memiliki pigmen lebih gelap daripada
jaringam sekitarnya dan ditutupi rambut yang kasar dan semakin menipis ke arah
luar perineum. Permukaan medial labia mayora licin, tebal, dan tidak tumbuhi
rambut. Sensitivitas labia mayora terhadap sentuhan, nyeri, dan suhu tinggi. Hal
ini diakibatkan adanya jaringan saraf yang menyebar luas, yang juga berfungsi
selama rangsangan seksual.
d. Labia minora
Labia minora terletak di antara dua labia mayora, merupakan lipatan
kulit yang panjang, sempit, dan tidak berambut yang, memanjang ke arah bawah
dari bawah klitoris dan dan menyatu dengan fourchett. Sementara bagian lateral
dan anterior labia biasanya mengandung pigmen, permukaan medial labia
minora sama dengan mukosa vagina. Pembuluh darah yang sangat banyak
membuat labia berwarna merah kemerahan dan memungkankan labia minora
membengkak, bila ada stimulus emosional atau stimulus fisik. Kelenjar-kelenjar
di labia minora juga melumasi vulva. Suplai saraf yang sangat banyak membuat
labia minora sensitif, sehingga meningkatkan fungsi erotiknya.
e. Klitoris
Klitoris adalah organ pendek berbentuk silinder dan yang terletak tepat di bawah
arkus pubis. Dalam keadaan tidak terangsang, bagian yang terlihat adalah sekitar
6x6 mm atau kurang. Ujung badan klitoris dinamai glans dan lebih sensitif dari
pada badannya. Saat wanita secara seksual terangsang, glans dan badan klitoris
membesar. Kelenjar sebasea klitoris menyekresi smegma, suatu substansi lemak
seperti keju yang memiliki aroma khas dan berfungsi sebagai feromon. Istilah
klitoris berasal dari kata dalamm bahasa yunani, yang berarti ‟kunci‟ karena
klitoris dianggap sebagai kunci seksualitas wanita. Jumlah pembuluh darah dan
persarafan yang banyak membuat klitoris sangat sensitif terhadap suhu, sentuhan
dan sensasi tekanan.
f. Vestibulum
Vestibulum ialah suatu daerah yang berbentuk seperti perahu atau lojong,
terletak di antara labia minora, klitoris dan fourchette. Vestibulum terdiri dari
muara uretra, kelenjar parauretra, vagina dan kelenjar paravagina. Permukaan
vestibulum yang tipis dan agak berlendir mudah teriritasi oleh bahan kimia.
Kelenjar vestibulum mayora adalah gabungan dua kelenjar di dasar labia mayora,
masing-masing satu pada setiap sisi orifisium vagina.
g. Fourchette
Fourchette adalah lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, dan terletak
pada pertemuan ujung bawah labia mayora dan minora di garis tengah di bawah
6
orifisium vagina. Suatu cekungan dan fosa navikularis terletak di antara
fourchette dan himen
h. Perineum
Perineum adalah daerah muskular yang ditutupi kulit antara introitus vagina dan
anus. Perineum membentuk dasar badan perineum.

2) Struktur Internal

a. Ovarium
Sebuah ovarium terletak di setiap sisi uterus, di bawah dan di belakang tuba
falopi. Dua lagamen mengikat ovarium pada tempatnya, yakni bagian
mesovarium ligamen lebar uterus, yang memisahkan ovarium dari sisi dinding
pelvis lateral kira-kira setinggi krista iliaka anterosuperior, dan ligamentum ovarii
proprium, yang mengikat ovarium ke uterus. Dua fungsi ovarium adalah
menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi hormon. Saat lahir, ovarium wanita
normal mengandung banyak ovum primordial. Di antara interval selama masa
usia subur ovarium juga merupakan tempat utama produksi hormon seks steroid
dalam jumlah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi
wanita normal.
b. Tuba fallopi
Sepasang tuba fallopi melekat pada fundus uterus. Tuba ini memanjang ke arah
lateral, mencapai ujung bebas legamen lebar dan berlekuk-lekuk mengelilingi
setiap ovarium. Panjang tuba ini kira-kira 10 cm dengan berdiameter 0,6 cm.
Tuba fallopi merupakan jalan bagi ovum. Ovum didorong di sepanjang tuba,
sebagian oleh silia, tetapi terutama oleh gerakan peristaltis lapisan otot. Esterogen
dan prostaglandin mempengaruhi gerakan peristaltis. Aktevites peristaltis tuba
fallopi dan fungsi sekresi lapisan mukosa yang terbesar ialah pada saat ovulasi.
c. Uterus
Uterus adalah organ berdinding tebal, muskular, pipih, cekung yang tampak mirip
buah pir yang terbalik. Uterus normal memiliki bentuk simetris, nyeri bila di
tekan, licin dan teraba padat. Uterus terdiri dari tiga bagian, fudus yang
merupakan tonjolan bulat di bagian atas dan insersituba fallopi, korpus yang
merupakan bagian utama yang mengelilingi cavum uteri, dan istmus, yakni
bagian sedikit konstriksi yang menghubungkan korpus dengan serviks dan
dikenal sebagai sekmen uterus bagian bawah pada masa hamil. Tiga fungsi
uterus adalah siklus menstruasi dengan peremajaan endometrium, kehamilan
dan persalinan. Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :
1. Endometrium yang mengandung banyak pembuluh darah ialah suatu lapisan
membran mukosa yang terdiri dari tiga lapisan : lapisan permukaan padat,
lapisan tengah jaringan ikat yang berongga, dan lapisan dalam padat
yang menghubungkan indometrium dengan miometrium.

7
2. Miometrum yang tebal tersusun atas lapisan – lapisan serabut otot polos
yang membentang ke tiga arah. Serabut longitudinal membentuk lapisan
luar miometrium, paling benyak ditemukan di daerah fundus, membuat
lapisan ini sangat cocok untuk mendorong bayi pada persalinan.
3. Peritonium perietalis Suatu membran serosa, melapisi seluruh korpus uteri,
kecuali seperempat permukaan anterior bagian bawah, di mana
terdapat kandung kemih dan serviks. Tes diagnostik dan bedah pada uterus
dapat dilakukan tanpa perlu membuka rongga abdomen karena peritonium
perietalis tidak menutupi seluruh korpus uteri.
d. Vagina
Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu
meregang secara luas. Mukosa vagina berespon dengan cepat terhadap
stimulai esterogen dan progesteron. sel-sel mukosa tanggal terutama selama siklus
menstruasi dan selama masa hamil. Sel-sel yang di ambil dari mukosa vagina
dapat digunakan untuk mengukur kadar hormon seks steroid. Cairan vagina
berasal dari traktus genetalis atas atau bawah. Cairan sedikit asam. Interaksi
antara laktobasilus vagina dan glikogen mempertahankan keasaman. Apabila pH
nik diatas lima, insiden infeksi vagina meningkat. Cairan yang terus mengalir
dari vagina mempertahankan kebersihan relatif vagina.
B. Fisiologi
Perubahan fungsional menurut (Dewi vivian&Sunarsih,2011)
1. Tanda-tanda vital
Suhu mulut pada hari pertama meningkat 30oC sebagai akibat pemakaian energi
saat melahirkan, dehidrasi maupun perubahan hormonik, tekanan darah stabil,
penurunan sistolik 20 mmHg dapat terjadi saat ini, nadi berkisar antara 60- 70
kali per menit.
2. Sistem Kardiovaskuler
Cardiac output setelah persalinan meningkat karena darah sebelumnya dialirkan
melalui utero plasenta dikembalikan ke sirkulasi general. Volume darah biasanya
berkurang 300-400 ml selama proses persalinan spontan. Trombosit pada hari ke
5 s.d 7 post partum, pemeriksaan homans negatif.
3. Sistem Reproduksi
Involusi uteri terjadi setelah melahirkan tinggi fundus uteri adalah 2 jari di bawah
pusat, 1-3 hari TFU 3 jari di bawah pusat, 3-7 hari TFU 1 jari di atas sympisis
lebih dari 9 hari TFU tidak teraba. Macam-macam lochea berdasarkan jumlah dan
warnanya:
- Lochea rubra : 1-3 hari, berwarna merah terang, mengandung darah, mungkin
ada bekuan kecil, bau amis yang khas (bau seperti hewan), keluar banyak
sampai sedang
- Lochea Sanguinolenta : 3-7 hari berwarna putih campur merah(pink)
kecoklatan.
- Lochea Serosa : 7-14 hari berwarna kekuningan.

8
- Lochea Alba : setelah hari ke- 14 berwarna putih.

Macam-macam episiotomi:
- Episiotomi mediana, merupakan insisi paling mudah diperbaiki, lebih sedikit
pendarahan penyembuhan lebih baik.
- Episiotomi mediolateral, merupakan jenis insisi yang banyak digunakan
karena lebih aman.
- Episiotomi lateral, tidak dianjurkan karena hanya dapat menimbulkan
relaksasi introitus, perdarahan lebih banyak dan sukar direparasi.
4. Sistem gastro intestinal
Pengembangan defekasi secara normal lambat dalam seminggu pertama. Hal ini
disebabkan karena penurunan mortilitas usus, kehilangan cairan dan
ketidaknyamanan perineum
5. Sistem muskuloskeletal
Otot dinding abdomen teregang bertahap selama hamil, menyebabkan hilangnya
kekenyalan otot yang terlihat jelas setelah melahirkan. Dinding perut terlihat
lembek dan kendor.
6. Sistem endokrin
Setelah persalinan penaruh supresi esterogen dan progesteron berkurang maka
timbul pengaruh lactogenik dan prolaktin merangsang air susu. Produksi ASI
akan meningkat setelah 2 s.d 3 hari pasca persalinan.
7. Sistem perkemihan
Biasanya ibu mengalami ketidakmampuan untuk buang air kecil selama 2 hari
post partum. Penimbunan cairan dalam jaringan selama berkemih dikeluarkan
melalui diuresis yang biasanya dimulai dalam 12 jam setelah melahirkan.
C. Adaptasi psikologi post partum (Suherni,2009)
a) Fase taking in
Ibu berperilaku tergantung pada orang lain, perhatian berfokus pada diri sendiri,
pasif, belum ingin kontak dengan bayinya, berlangsung 1-2.
b) Fase taking hold
Fokus perhatian lebih luas pada bayinya, mandiri dan inisiatif dalam perawatan
bayinya, berlangsung 10 hari.
c) Fase letting go
Ibu memperoleh peran baru dan tanggung jawab baru, perawatan diri dan bayinya
meningkat terus,menyadari bahwa dirinya terpisah dengan bayinya

1.1.3 Etiologi
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori menghubungkan
dengan faktor hormonal,struktur rahim,sirkulasi rahim,pengaruh tekanan pada saraf dan
nutrisi (Hafifah, 2011)
a. Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone progesterone dan

9
estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot –otot polos rahim dan akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila progesterone
turun.
b. Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan kekejangan
pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
c. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-otot rahim
sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
d. Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale (fleksus franterrhauss). Bila ganglion
ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus.
e. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan dalam
kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser, amniotomi
pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan
perinfus.

1.1.4 Klasifikasi
1. Persalinan impulsif : bila persalinan seluruhnya dengan kekuatan ibu sendiri.
2. Persalinan buatan : bila persalinan dengan proteksi tenaga dari luar yaitu alat forceps,
vacum, dan sectio caesarea
3. Persalinan ajuan : bila kekuatan untuk persalinan diambilkan dari luar dengan jalan
rangsangan yaitu : dengan induksi, amniotomi, dan lain-lain.

1.1.5 Patofisiologi (WOC)


Pada kasus post partus spontan akan terjadi perubahan fisiologis dan psikologis, pada
perubahan fisiologis terjadi proses involusi menyebabkan terjadi peningkatan kadar
ocytosis, peningkatan kontraks uterus sehingga muncul masalah keperawatan nyeri akut,
dan perubahan pada vagina dan perinium terjadi ruptur jaringan terjadi trauma mekanis,
personal hygine yang kurang baik, pembuluh darah rusak menyebabkan genetalia menjadi
kotor dan terjadi juga perdarahan sehingga muncul masalah keperawatan resiko infeksi.
Perubahan laktasi akan muncul struktur dan karakter payudara. Laktasi di pengaruhi
oleh hormon estrogen dan peningkatan prolaktin, sehingga terjadi pembentukan asi, tetapi
terkadang terjadi juga aliran darah dipayudara berurai dari uterus (involusi) dan retensi
darah di pembuluh payudara maka akan terjadi bengkak dan penyempitan pada duktus
intiverus. Sehingga asi tidak keluar dan muncul masalah keperawatan menyusui tidak
efektif. Pada perubahan psikologis akan muncul taking in (ketergantungan), taking hold
(ketergantungan kemandirian), leting go (kemandirian). Pada perubahan taking in pasien
akan membutuhkan perlindungan dan pelayanan, ibu akan cenderung berfokus pada diri
sendiri dan lemas, sehingga muncul masalah keperawatan gangguan pola tidur, taking hold
pasien akan belajar mengenai perawatan diri dan bayi, akan cenderung utuh informasi

10
karena mengalami perubahan kondisi tubuh sehingga muncul masakalh keperawatan
kurang pengetahuan. Leting go ibu akan mulai mengalami perubahan peran, sehingga akan
muncul masalah keperawatan resiko perubahan peran menjadi orang tua.

1.1.6 Manifestasi Klinis


1. Tanda permulaan persalinan
Pada permulaan persalinan / kata pendahuluan (Preparatory stage of labor) yang
terjadi beberapa minggu sebelum terjadi persalinan, dapat terjadi tanda- tanda sebagai
berikut :
a. Lightening atau setting / deopping, yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul
terutama pada primigravida.
b. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
c. Perasaan sering kencing (polikisuria) karena kandung kemih tertekan oleh bagian
terbawah janin.
d. Perasaan sakit diperut dan dipinggang karena kontraksi ringan otot rahim dan
tertekannya fleksus frankenhauser yang terletak pada sekitar serviks (tanda persalinan
false-false labour pains).
e. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar karena terdapat kontraksi otot rahim.
f. Terjadi pengeluaran lendir, dimana lendir penutup serviks dilepaskan dan bisa
bercampur darah (Bloody show).
2. Tanda-tanda Post partus sebagai berikut :
Menurut Hafiffah, (2011) post partus di tandai oleh :
a. Sistem reproduksi
1) Uterus di tandai dengan kembalinya uterus ke kondisi normal setelah hamil
2) Keluarnya lochea, komposisi jaringan endometrial, darah dan limfe.
Tahapannya:
- Rubra(merah) : 1-3 hari
- Sanguinolenta: warna merah kekuningan , berisi darah dan lendir terjadi pada
hari ke 3-7

11
- Lochea serosa : berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi pada hari ke
7-14 pasca persalinan
- Lochea alba: cairan putih yang terjadinya pada hari setelah 2 minggu pasca
persalinan
- Lochea purulenta: ini terjadi karena infeksi, keluar cairan seperti nanh berbau
busuk
- Lochiotosis: lochea tidak lancar keluarnya
3) Siklus menstruasi
Siklus menstruasi akan mengalami perubahan saat ibu mulai menyusui
4) Serviks
Setelah lahir servik akan mengalami edema , bentuk distensi untuk beberapa
hari , struktur interna akan kembali setelah 2 minggu
5) Vagina
Nampak berugae kembali pada 3 minggu
6) Perinium
Akan terdapat robekan jika di lakukan episiotomi yang akan terjadi masa
penyembuhan selama 2 minggu
7) Payudara
Payudara akan membesar karena vaskularisasi dan engorgemen (bengkak karena
peningkatan prilaktin.

1.1.7 Komplikasi
1) Komplikasi Kala I
Komplikasi yang dialami ibu melahirkan kala I adalah:
- Partus lama, biasanya terkait kontraksi uterus yang tidak adekuat atau dilatasi serviks
yang tidak sempurna
- Ketuban pecah dini (KPD), yaitu pecahnya ketuban sebelum ada tanda inpartu
Komplikasi kala I juga dapat terjadi pada janin, sehingga penting bagi petugas
kesehatan untuk memastikan keselamatan dan kondisi janin. Komplikasi yang dapat
terjadi adalah:
- Asfiksia, yang dapat menyebabkan intrauterine fetal death (IUFD)
- Sepsis neonatorum, dapat terjadi karena infeksi akibat KPD
2) Komplikasi Kala II
Komplikasi pada ibu melahirkan kala II adalah distosia atau persalinan kala II yang
memanjang. Di mana waktu persalinan pada primipara lebih dari 2 jam, atau pada
multipara lebih dari 1 jam, tanpa anestesi epidural anestesi. Kondisi ini dapat
menyebabkan risiko korioamnionitis, endometritis, infeksi saluran kemih, dan retensi
urin.
Distosia dapat terjadi akibat lilitan tali pusat atau bayi besar/makrosomia. Setelah
lahir, kepala bayi perlu diperiksa apakah ada lilitan tali pusat di leher, karena dapat
menyebabkan komplikasi pada janin seperti hipovolemia, anemia, syok hipoksik-
iskemik, bahkan ensefalopati. Janin makrosomia dapat menyebabkan distosia bahu.

12
3) Komplikasi Kala III
Pada kala III, komplikasi yang dapat terjadi adalah retensio plasenta, yaitu plasenta
tidak lahir spontan dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir. Pada keadaan ini, perlu
dilakukan tindakan manual plasenta. Retensio plasenta dapat menyebabkan
perdarahan postpartum.
4) Komplikasi Kala IV
Pada kala IV, komplikasi yang paling sering terjadi adalah perdarahan postpartum,
yaitu jumlah perdarahan pervaginam setelah bayi lahir lebih dari 500 cc atau dapat
mempengaruhi hemodinamik pasien. Penyebab perdarahan postpartum terdiri dari
4T, yaitu tone (atonia uteri), tissue (sisa jaringan plasenta), trauma (ruptur uteri,
serviks, atau vagina), dan thrombin (gangguan faktor koagulopati).

1.1.8 Pemeriksaan Penunjang


1. USG untuk menilai usia kehamilan,oligidraminan,derajat matoritas plasenta.
2. KTG untuk menilai ada atau tidaknya gawat janin.
3. Penilaian warna air ketuban dengan amniotomi (tes tanpa tekanan dinilai) apakah
reaktif atau tidak dengan tes tekanan oksitosin.
4. Pemeriksaan sitologi vagina dengan indeks kariopiknotik >20%.

1.1.9 Penatalaksanaan Medis


1. Setelah UK > 40 minggu yang penting adalah monitoring janin sebaik – baiknya,
monitoring yang dilakukan antara lain monitoring gerak janin dan detak jantung
janin.
2. Apabila tidak ada tanda – tanda insfusiensi plasenta persalinan spontan dapat
ditunggu dengan pengawasan ketat.
3. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks, bila sudah
matang boleh dilakukan induksi persalinan dengan atau tanpa amniotomi.
4. Ibu dirawat di RS bila :
a. Riwayat kehamilan yang lalu ada kematian janin dalam rahim.
b. Terdapat hipertensi, pre eklamsi berat atau ringan.
c. Kehamilan ini merupakan kehamilan anak pertama karena infertilitas.
d. Kehamilan memsuki 40-42 minggu atau lebih tanpa ada tanda persalinan.

1.2 Menajemen Asuhan Keperawatan


1.2.1 Pengkajian
a. Biodata klien
Biodata klien berisi tentang : Nama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Suku,
Agama, Alamat, No. Medical Record, Nama Suami, Umur, Pendidikan,
Pekerjaan,Suku, Agama, Alamat, Tanggal Pengkajian.  
b. Keluhan utama Keluhan utama Hal-hal yang dikeluhkan saat ini dan alasan
meminta pertolongan.
c. Riwayat haid Umur Menarche pertama kali, Lama haid, jumlah darah yang
keluar, konsistensi, siklus haid, hari pertama haid terakhir, perkiraan tanggal
13
partus.
d. Riwayat perkawinan Kehamilan ini merupakan hasil pernikahan ke berapa ?
Apakah perkawinan sah atau tidak, atau tidak direstui orang tua ?
e. Riwayat obstetri
1) Riwayat kehamilan Berapa kali dilakukan pemeriksaan ANC, Hasil
Laboratorium : USG, Darah, Urine, keluhan selama kehamilan termasuk
situasi emosional dan impresi, upaya mengatasi keluhan, tindakan dan
pengobatan yang diperoleh.
2) Riwayat persalinan
a) Riwayat persalinan salinan lalu : Jumlah Gravida, jumlah partal, dan
jumlah abortus, umur kehamilan saat bersalin, jenis persalinan,
penolong persalinan, BB bayi, kelainan fisik, kondisi anak saat ini.
b)  bRiwayat Riwayat nifas pada persalinan persalinan lalu : Pernah
mengalami mengalami demam, keadaan keadaan lochia, kondisi
perdarahan selama nifas, tingkat aktifitas setelah melahirkan,
keadaan perineal, abdominal, nyeri pada payudara, kesulitan
eliminasi, keberhasilan pemberian ASI, respon dan support keluarga.
c) Riwayat persalina rsalinan saat ini : Kapan mulai timbulnya his,
pembukaan, bloody show, kondisi ketuban, lama persalinan, dengan
episiotomi atau tidak, kondisi  perineum  perineum dan jaringan
jaringan sekitar sekitar vagina, vagina, dilakukan dilakukan anastesi
anastesi atau tidak, panjang panjang tali  pusat, lama pengeluaran
placenta, kelengkapan placenta, jumlah perdarahan.
d) Riwayat New Born : apakah bayi lahir spontan atau dengan
induksi/tindakan khusus, kondisi bayi saat lahir (langsung menangis
atau tidak), apakah membutuhkan resusitasi, nilai APGAR skor,
Jenis kelamin Bayi, BB, panjang  badan,  badan, kelainan kelainan
kongnital, kongnital, apakah dilakukan dilakukan bonding bonding
attatchment attatchment secara dini dengan ibunya, apakah langsung
diberikan ASI atau dengan ibunya, apakah langsung diberikan ASI
atau susu formula. usu formula. f. Riwayat KB & p t KB &
perencanaan keluarga Kaji pengetahuan klien dan pasangannya
tentang kontrasepsi, jenis kontrasepsi yang pernah digunakan,
kebutuhan kontrasepsi yang akan datang atau rencana penambahan
anggota keluarga dimasa mendatang. g. Riwayat penyakit dahulu
Penyakit yang pernah diderita pada masa lalu, bagaimana cara
pengobatan yang dijalani, dimana mendapat pertolongan. Apakah
penyakit tersebut diderita sampai saat ini atau kambuh berulang-
ulang ? h. Riwayat psikososial-kultural Adaptasi psikologi ibu
setelah melahirkan setelah melahirkan, pengalaman tentang
melahirkan, apakah ibu pasif atau cerewet, atau sangat kalm. Pola
koping, hubungan dengan suami, hubungan dengan bayi, hubungan
dengan anggota keluarga lain, dukungan social dan pola komunikasi
14
termasuk potensi keluarga untuk memberikan  perawatan kepada
klien.  perawatan kepada klien. Adakah masalah perkawinan,
Adakah masalah perkawinan, ketidak mampuan merawat ketidak
mampuan merawat  bayi baru lahir, krisis keluarga. keluarga. Blues :
Perasaan Perasaan sedih, kelelahan, kelelahan, kecemasan,
kecemasan,  bingung  bingung dan mudah menangis. menangis.
Depresi Depresi : Konsentrasi, Konsentrasi, minat, perasaan perasaan
kesepian, kesepian, ketidakamanan, berpikir obsesif, rendahnya
emosi yang positif, perasaan tidak   berguna, kecemasan yang
berlebihan pada dirinya atau bayin au bayinya. Kultur yang dianut
termasuk kegiatan ritual yang berhubungan dengan  budaya  budaya
pada perawatan perawatan post partum, partum, makanan makanan
atau minuman, minuman, menyendiri menyendiri bila menyusui,
pola seksual, kepercayaan dan keyakinan, harapan dan cita-cita. i.
Riwayat kesehatan keluarga Adakah anggota keluarga yang
menderita penyakit yang diturunkan secara genetic, menular,
kelainan congenital atau gangguan kejiwaan yang pernah diderita
oleh keluarga.  j. Profil keluarga Profil keluarga Kebutuhan
informasi pada keluarga, dukungan orang terdekat, sibling, type
rumah, community seeting, penghasilan keluarga, hubungan social
dan keterlibatan dalam kegiatan masyarakat. k. Kebiasaan sehari-hari
1) Pola nutrisi : pola me isi : pola menu makanan yang di n yang
dikonsumsi, jumlah, jenis maka is makanan (Kalori, protein,
vitamin, tinggi serat), freguensi, konsumsi snack (makanan
ringan), nafsu makan, pola minum, jumlah, fre ringan), nafsu
makan, pola minum, jumlah, freguensi,.
2) Pola istir a istirahat dan tidu t dan tidur : Lamanya, kapa a, kapan
(mala n (malam, sian m, siang), rasa tida sa tidak nyaman yang
mengganggu istirahat, penggunaan selimut, lampu atau remang-
remang atau gelap, apakah mudah tergan atau gelap, apakah
mudah terganggu dengan suara-s ggu dengan suara-suara, posisi
saat tidur uara, posisi saat tidur (penekanan pada perineum).
3) Pola eliminasi : Apakah terjadi diuresis, setelah melahirkan,
adakah inkontinensia (hilangnya infolunter pengeluaran urin),
hilangnya kontrol blas, terjadi over distensi blass atau si blass
atau tidak atau retensi urine karena rasa tidak atau retensi urine
karena rasa talut luka talut luka episiotomi, apakah perlu bantuan
saat BAK. Pola BAB, freguensi, konsistensi, rasa takut BAB rasa
takut BAB karena luka perineu luka perineum, kebiasaan
penggun m, kebiasaan penggunaan toilet.
4) Personal Hyg iene : Pola man di, kebersihan mulut dan gigi,
penggunaan  pembalut  pembalut dan kebersihan kebersihan
genitalia, genitalia, pola berpakaian, berpakaian, tatarias tatarias
15
rambut dan wajah. 20
5) Aktifitas : Kemampuan mobilisasi beberapa saat setelah
melahirkan, kemampuan merawat diri dan melakukan eliminasi,
kemampuan bekerja dan menyusui.
6) Rekreasi dan hiburan : Situasi ata asi atau tempat yang
menyenangkan, kegiatan yang membuat fresh dan relaks.
1). Sexual Bagaimana pola interaksi dan hubungan dengan
pasangan meliputi freguensi koitus atau hubungan intim,
pengetahuan pasangan tentang seks, keyakinan, kesulitan
melakukan seks, continuitas hubungan seksual seksual.
Pengetahuan pasangan kapan dimulai hubunga kapan dimulai
hubungan intercourse pasca ourse pasca partum (dapat dilakukan
setelah partum (dapat dilakukan setelah luka episiotomy
membaik dan lochia terhenti, biasanya pada akhir minggu ke
2). Bagaimana cara memulai hubungan seksual ngan seksual
berdasarkan pengalaman arkan pengalamannya, nilai yang
dianut, fantasi dan emosi, apakah dimulai dengan bercumbu,
berciuman, ketawa, gestures, mannerism, dress, suara. Pada saat
hubungan seks apakah menggunakan lubrikasi untuk
kenyamanan. Posisi saat koitus, kedalaman  penetrasi  penetrasi
penis. Perasaan Perasaan ibu saat menyusui menyusui apakah
memberikan memberikan kepuasan kepuasan seksual. Faktor-
faktor pengganggu ekspresi seksual : bayi menangis, perubahan
mood ibu, gangguan tidur, frustasi yang disebabkan penurunan
libido. m. Konsep Diri Sikap penerimaan ibu terhadap tubuhnya,
keinginan ibu menyusui, persepsi ibu tentang tubuhnya terutama
perubahan-perubahan selama kehamilan, perasaan klien bila
mengalami opresi SC karena CPD atau karena bentuk tubuh yang
pendek. n. Peran Pengetahuan ibu dan keluarga tentang peran
menjadi orangtua dan tugastugas perkembangan kesehatan
keluarga, pengetahuan perubahan involusi uterus,  perubahan
fungsi blass dan  perubahan fungsi blass dan bowel. Pengetahan
tenta bowel. Pengetahan tentang keadaan umum bayi, tanda ng
keadaan umum bayi, tanda vital bayi, perubahan karakteristik
faces bayi, kebutuhan emosional dan kenyamanan, kebutuhan
minum, perubahan kulit. Ketrampilan melakukan perawatan diri
sendiri (nutrisi dan personal hyhiene,  payu dara) dan
kemampuan kemampuan melakukan melakukan perawatan
perawatan bayi (perawatan (perawatan tali pusat, menyusui,
memandikan dan mengganti baju/popok bayi, membina
hubungan tali kasih, cara memfasilitasi hubungan bayi dengan
ayah, dengan sibling dan kakak/nenek). Keamanan bayi saat
tidur, diperjalanan, mengeluarkan secret dan  perawatan saat
16
tersedak atau mengalami gangguan ringan. Pencegahan infeksi
dan  jadwal imunisasi. o. Pemeriksaan Fisik 
1) Keadaan Umum : Ting m : Tingkat energi, self estee f esteem,
tingkat kesa at kesadaran.
2) BB, TB, LLA , TB, LLA, Tanda Vital normal (RR kon al (RR
konsisten, Nadi cenderung bradi cardy, suhu 36,2-38, Respirasi
16-24)
3) Kepala : Rambut, Wajah, Mata (conjunctiva), hidung, Mulut,
Fungsi  pengecapan; pendengaran, dan leher.
4) Breast : Pemb ast : Pembesaran, sim an, simetris, pig is,
pigmentasi, warn i, warna kulit, kead t, keadaan are aan areola
dan ola dan  puting  puting susu, stimulation stimulation nepple
erexi. Kepenuhan Kepenuhan atau pembengkakan,
pembengkakan,  benjolan,  benjolan, nyeri, produksi produksi
laktasi/kolostrum. laktasi/kolostrum. Perabaan Perabaan
pembesaran pembesaran kelenjar kelenjar getah bening diketiak.
5) Abdomen : teraba lembut , tekstur Doughy (ke nyal),
musculus rectus abdominal utuh (intact) atau terdapat diastasis,
distensi, striae. Tinggi fundus uterus, konsistensi (keras, lunak,
boggy), lokasi, kontraksi uterus, nyeri,  perabaan distensi blas.
6) Anogenital : Lihat struk at struktur, regan , regangan, udema
va , udema vagina, kead a, keadaan lia aan liang vagina (licin,
kendur/lemah) adakah hematom, nyeri, tegang nyeri, tegang.
Perineum : Keadaan luka episioto luka episiotomy, echimosis,
edema, kemerahan my, echimosis, edema, kemerahan, eritema
eritema, drainage. Lochia age. Lochia (warna, jumlah, bau,
bekuan dara , jumlah, bau, bekuan darah atau konsistensi , 1-3 hr
istensi , 1-3 hr rubra, 4-1 rubra, 4-10 hr serosa, > 10 hr alba),
Anus : hemoroid dan trombosis pada anus.
7) Muskoloskeletal : Tand tal : Tanda Homan, edema, tek ma,
tekstur kulit r kulit, nyeri bi , nyeri bila dipa la dipalpasi,
kekuatan otot.
8) Pemeriksaan Laboratorium 1) Darah : Hemoglobin dan
Hematokrit 12-24 jam post partum (jika Hb < 10 g% dibutuhkan
suplemen FE), eritrosit, leukosit, Trombosit. 2) Klien dengan
Dower Kateter diperlukan culture urine

1.2.2 Diagnosa keperawatan keperawatan yang mungkin muncul


Diagnosa keperawatan adalah watan adalah suatu pernyataa suatu pernyataan yang
menjelaska yang menjelaskan respon manusia ( status kesehatan atau resiko
perubahan pola ) dari individu atau kelompok dimana perawat secara
akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti
untuk menjaga status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan
17
merubah (carpenito, 2000) Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien
Postpartum
a. Nyeri (akut)/ketidaknyamanan berhubungan dengan trauma mekanis,
edema/pembesaran jaringan atau distensi, efek-efek hormonal.
b.   Gangguan Gangguan pemenuhan pemenuhan kebutuhan kebutuhan ADL
berhubungan berhubungan dengan kelemahan kelemahan tubuh.
c. Menyusui berhubungan dengan tingkat pengetahuan, pengalaman sebelumnya,
usia gestasi bayi, tingkat dukungan, struktur karakteristik fisik  payudara ibu.
d. Resiko tinggi terhadap cidera berhubungan dengan biokimia, fungsi regulator
(misal hipoten (misal hipotensi ortostatik, terjadin atik, terjadinya HKK atau
HKK atau eklamsia); efek sia); efek anestesia;
e. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan dan/atau kerusakan kulit,
penurunan  penurunan Hb prosedur prosedur invasive invasive dan /atau peningkatan
peningkatan peningkatan peningkatan lingkungan, rupture ketuban lama, mal nutrisi.
1.2.3 Intervensi keper nsi keperawatan
Perencanaan merupakan tahap ketiga dari proses keperawatan yang meliputi
pengembangan  pengembangan strategi strategi desain untuk mencegah, mencegah,
mengurangi mengurangi atau mengoreksi mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasi
pada diagnose keperawatan.
a. Nyeri (akut) ketidaknyamanan berhubungan dengan trauma mekanis,
edema/pembesaran jaringan atau distensi, efek-efek hormonal. Tujuan :Setelah
dilakukan tindakan keperawatan rasa nyeri teratasi Kriteri Kriteria hasil : hasil :
Mengidentifikasi dan fikasi dan mengunakan intervensi untuk mengatasi
ketidaknyamanan dengan tepat, mengungkapkan berkurangnya ketidaknyamanan.
Intervensi: 23
1. Tentukan adany kan adanya lokasi, dan sif a lokasi, dan sifat ketidak at
ketidaknyamanan. Tin nan. Tinjau ulang pe jau ulang persalina rsalinan dan catatan
kelahiran.
2. Inspeksi perbaikan perin kan perineum dan eum dan episiotomy. Perhat y.
Perhatikan edema, ekimo ma, ekimosis, nyeri tekan local, eksudat purulen, atau
kehilangan perlekatan jaringan.
3. Berikan kompres es pada peri da perineum, khusus nya selama 24 jam pertama
setelah kelahiran.
4. Berikan kompres panas lemb es panas lembab (misal rend ab (misal rendam dudu
am duduk/bak mandi ak mandi) diantara 100o dan 105o F dan 105o F (38o sampai
43,2 pai 43,2o C) selam 20 C) selam 20 menit, 3-4 kali it, 3-4 kali sehari, setelah 24
jam
5. Anjurkan duduk dengan otot gluteal terkontraksi diatas perbaikan
episiotomy.Infeksi hemoroid pada perineum. Anjurkan penggunaan kompres
selama 20 menit setiap 4 jam, penggunaan kompres witch hazel, dan menaikan
pelvis pada bantal.
b. Ketidakefektifan Ketidakefektifan menyusui menyusui berhubungan berhubungan
dengan tingkat tingkat pengetahuan, pengetahuan,  pengalaman  pengalaman
sebelumnya, sebelumnya, usia gestasi gestasi bayi, tingkat tingkat dukungan,
dukungan, struktur  struktur  karakteristik fisik payudara ibu. Tujuan : setelah dilakukan

18
demostrasi tentang perawatan payudara diharapkan tingkat pengetahuan ibu bertambah.
Kriteria hasil : mengungkapkan pemahaman tentang proses menyusui,
mendemonstrasikan tehnik efektif dari menyusui, menunjukan kepuasan regimen
menyusui satu sama lain, dengan bayi dipuaskan setelah menyusui. Intervensi:
1. Kaji pengetahuan dan pengalaman klien tentang menyusui sebelumnya. Tentukan
system pendukung yang tersedia pada klien, dan sikap  pasangan/keluarga.
2. Berikan informasi, verb asi, verbal dan tertu dan tertulis, meng lis, mengenai
fisiologis dan gis dan keuntungan menyusui, perawatan putting dan payudara,
kenutuhan diet khusus, dan diet khusus, dan factor  factor   – factor yang
memudahkan atau mengg  – factor yang memudahkan atau mengganggu keberhasi
anggu keberhasilan menyusui. lan menyusui.
3. Demostrasikan dan tinjauan ulang tehnik – tehnik menyusui. Perhatikan  posisi
bayi selama menyusui dan lama menyusui.
4. Kaji put Kaji putting kli ting klien; anju en; anjurkan kli rkan klien melih en
melihat puttin at putting setiap hab g setiap habis meny is menyusui. 24
5. Anjurkan klien unt an klien untuk meng uk mengeringkan putting dengan uda gan
udara selama 20 – ra selama 20 – 30 menit setelah menyusui.
c. Gangguan pemenuhan kebutuhan ADL berhubungan dengan kelemahan fisik. Tujuan:
Pemenuhan ADL terpenuhi. Kriteria hasil : Klien dapat memenuhi kebutuhannya
(mandi, makan, dan minum). Intervensi:
1. Kaji tin Kaji tingkat kemampuan pasi uan pasien dalam m en dalam memenuhi
kebu hi kebutuhannya.
2. Bantu klien dalam memenuhi kebutuhannya.
3. Dekatkan alat-al alat-alat yang dibutuhkan klien.
4. Libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhannya. Rasionalisasi
5. Sebagai indi ai indikator u kator untuk me ntuk melanjutkan tin tkan tindakan s
dakan selanjutnya.
d. Resiko tinggi terhadap cidera berhubungan dengan biokimia, fungsi regu si regulator 
(misal hipotensi ortostatik, terjadinya HKK atau eklamsia); efek anestesia;
tromboembolisme; profil darah abnormal (anemia, sensivitas rubella, inkompabilitas
Rh). Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan resiko cidera teratasi.
Kriteria hasil : mendemonstrasikan perilaku untuk menurunkan factor – factor 
risiko/melindungi diri dan bebas dari komplikasi. Intervensi:
1. Tinjau ulang kad au ulang kadar hemog ar hemoglobin (Hb lobin (Hb) darah dan
keh ) darah dan kehilangan darah pada wak an darah pada waktu melahirkan. Catat
tanda – tanda anemia.
2. Anjurkan ambu an ambulasi dan lati lasi dan latihan dini kecu han dini kecuali
pada klie ali pada klien yang mend n yang mendapatkan anesthesia subarakn esia
subaraknoid, yang mungk oid, yang mungkin yetap berbaring selama 6 in yetap
berbaring selama 6 – 8 jam, tanpa penggunaan bantal atau meninggikan kepala.
Bantu ala. Bantu klien dengan ambulasi awal.
3. Berikan supervise yang adekuat pada mandi shower atau rendam duduk. Berikan
bel pemanggil dalam jangkauan klien.
4. Berikan klien ter an klien terhadap hi hadap hiperrefl perrefleksia, ny eksia, nyeri
kuad eri kuadran kana ran kanan atas (KKaA , sak n atas (KKaA , sakit kepala, atau

19
gangguan penglihatan.   25
5. Catat efek – at efek – efek magne k magnesium sulfat (Mg m sulfat (MgSO4), bila
dib ), bila diberikan, kaji respo , kaji respon  patella dan pantau status pernapasan.
e. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan dan/atau kerusakan kulit,
penurunan  penurunan Hb prosedur prosedur invasive invasive dan /atau peningkatan
peningkatan peningkatan peningkatan lingkungan, lingkungan, rupture ketuban lama,
mal nutrisi. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan infeksi tidak
terjadi. Kriteria hasil : mendemonstrasikan tehnik-tehnik untuk menurunkan risiko/
meningkatkan penyembuhan, menunjukan luka yang bebas dari drainase purulen dan
bebas dari infeksi, tidak febris, dan mempunyai aliran lokhial dan karakter  normal.
Intervensi:
1. Kaji catat Kaji catatan prenata an prenatal dan intrap l dan intrapartal, perh artal,
perhatikan frek atikan frekuensi pem uensi pemeriksaa eriksaan vagina n vagina
dan komplik dan komplikasi seperti ketuba seperti ketuban pecah dini (KPD),
persalinan lama pecah dini (KPD), persalinan lama, laserasi, , laserasi, hemoragi,
dan tertahannya plasenta.
2. Pantau suh tau suhu dan nadi deng u dan nadi dengan rutin dan ses an rutin dan
sesuai ind uai indikasi ; catat tanda at tanda-tanda menggigil, anoreksia atau
malaise.
3. Kaji loka Kaji lokasi dan kont si dan kontraktilitis uterus ; perha itis uterus ;
perhatikan per tikan perubahan invol an involusional atau al atau adanya nyeri a
nyeri tekan uteru tekan uterus ekstrem ekstrem.Catat jumlah dan bau rabas lokhial
atau bau rabas lokhial atau  perubahan pada kemajuan normal dari rubra menjad
perubahan pada kemajuan normal dari rubra menjadi serosa. serosa.
4. Evaluasi kondi asi kondisi putting, perha g, perhatikan adany an adanya pecah-
pecah, kemerahan atau nyeri tekan.
5. Anjurkan pemeriksaan rutin payudara. Tinjau perawatan yang tepat dan tehnik
pemberian mak erian makan bayi. (ruju i. (rujuk pada D k pada DK : Nyeri K :
Nyeri (akut)/ketidaknyamanan).
1.2.4 Implentasi
Implementasi merupakan tahap keempat dalam tahap proses keperawatan dengan
melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah
direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan (Hidayat, 2004). Dalam watan (Hidayat,
2004). Dalam tahap ini tahap ini perawat harus mengetah harus mengetahui  berbagai
berbagai hal seperti seperti bahaya fisik dan perlindungan perlindungan pada pasien, pasien,
tehnik  tehnik  komunikasi, kemampuan dalam prosesdur tindakan, pemahaman tentang
hak-hak pasien serta memahami tingkat perkembangan pasien.   26 Pelaksanaan mencakup
melaku up melakukan, memb kan, membantu atau menga antu atau mengarahkan kinerja
aktivitas sehari-hari. Setelah dilak elah dilakukan, validasi, penguasaan keterampilan
interpersonal, intelektual dan teknik intervensi harus dilakukan dengan cermat dan efisien
pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikologi dilindungi dan dokumentasi
keperawatan berupa  pencatatan dan pelaporan (Nursalam, 2008).
1.2.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses dalam proses keperawatan, dimana
evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan dengan terus menerus dengan melibatkan pasien,
perawat dan anggota im kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi ini adalah untuk menilai apakah
tujuan dalam rencana keperawatan tercapi dengan baik atau tidak dan untuk melakukan
20
pengkajian  pengkajian ulang.Kriteria ulang.Kriteria dalam menentukan menentukan
tercapainya tercapainya suatu tujuan, tujuan,  pasien:
1. Pasien tetap sadar dan berorirentasi berorirentasi
2. Tekana darah, suhu, frekuensi frekuensi nafas, frekuensi frekuensi nadi sudah sedikit
sedikit menurun menurun dari hasil pemeriksaan sebelumnya
3. Pasien mengatakan mengatakan rasa nyerinya nyerinya pada dada sebelah sebelah
kirinya kirinya berkurang berkurang
4. Ekspresi Ekspresi wajah pasien menunjukan menunjukan sedikit sedikit rileks
5. Menunjukan Menunjukan pemahaman pemahaman tentang tentang rencana rencana
terapeutik. terapeutik. 6. Gaya hidup pasien berubah

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
Jl. Beliang no. 110 Telp. (0536) 3227707

FORMAT PENGKAJIAN POST PARTUM

Nama Mahasiswa : Ledy anggare larasati


Nim : 2019.C.11a.1048
Tempat Ujian :
Tanggal Pengkajian & Jam :

A. Pengumpulan data
a. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. L
Tempat/Tgl lahir : 16 April 1986
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Dayak
Pendidikan terkahir : SD
Pekerjaan : Swasta
Gol. Darah : -
Alamat: Jl. Mendawai
Diagnosa Medis : P2AO Post Partum Spontan
Penghasilan perbulan : -
Tanggal masuk RS : 29 Oktober 2021
Tanggal Pengkajian : 29 Oktober 2021
Nomor Medrek :

b. IDENTITAS SUAMI
Nama : Tn. S
Umur : 37 Tahun
Jenis kelamin : Laki laki

21
Agama : Islam
Suku Bangsa : Dayak
Pendidikan terakhir : SMP
Pekerjaan : Swasta
Gol. Darah : -
Alamat: Jl Mendawai
b. Status Kesehatan
a. Keluhan utama : Pasien mengatakan “sakit di bagian perut mau melahirkan anak
ke 2”
b. Riwayat Kesehatan sekarang : (PQRST)
Pasien datang ke IGD dengan keluhan sakit bagian perut mau melahirkan anak ke 2, sejak ini
disertai lendir darah, pasien hamil anak ke 2, 6 jam berkurang sejak masuk IGD post opname
bulan agustus 2021
c. Riwayat Kesehatan yang lalu
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit menular
d. Riwayat Kesehatan keluarga
Genogram 3 generasi : ........................................................................................................

e. Riwayat obstetric dan ginekologi


1. Riwayat Ginekologi
a. Riwayat Menstruasi :
- Menarche………………………. Lamanya haid : ……………….
- Siklus : ………………………… Banyaknya : ………………….
- Sifat darah (warna, bau/gumpalan, dysmenorhoe) :…………………….
- HPHT : …………………………………………………………………
- Taksiran persalinan : ……………………………………………………
b. Riwayat Perkawinan : (suami dan isteri)
- Lamanya pernikahan : ......................................................................................
- Pernikahan yang ke : ......................................................................................
c. Riwayat Keluarga Berencana :
- Jenis kontrasepsi apa yang digunakan sebelum hamil:..............................................................
- Waktu dan lamanya penggunaan : :
- Apakah ada masalah dengan cara tersebut : ...........................................................................
- Jenis, kontrasepsi yang direncanakan setelah persalinan sekarang :........................................
- Berapa jumlah anak yang direncanakan oleh keluarga : ...........................................................
2. Riwayat Obstetri
a. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : G…P….A….

No Tgl Umur Jenis Tempat/ Jenis BB Masalah Keadaa


p ha p Pe k Hamil Lahir Nifas Bayi n

22
a mil a no e
rt rt lo l A
u u ng a n

b. Riwayat Kehamilan sekarang :


- Keluhan waktu hamil : ......................................................................................
- Imunisasi :
- Penambahan BB selama hamil :
- Pemerikasaan Kehamilan :Teratur/Tidak
- Tempat pemeriksaan dan hasil pemeriksaan :............................................................................
c. Riwayat Persalinan sekarang :
- P……………………A………………………
- Tanggal melahirkan :…………………….Jam ……………………….
- Jenis Persalinan : ……………………….. Lamanya persalinan :……...
- Penyulit Persalinan : .............................................................................................
- Pendarahan :
- Jenis kelamin bayi :………,BB :………….., APGAR Score :…………
3. Pemerikasaan Fisik
3.1. Ibu
i. Keadaan umum - Suhu36, 50C
BB sebelum hamil………….kg - Nadi76 x/menit
- Pernapasan :20 x/menit
- Tekanan Darah 130/mmHg
- BB 59 Kg
- Tinggi badan :
- Kesadaran : Compos mentis
- Turgor Kulit : Baik
ii. Kepala - Warna rambut : Hitam
- Keadaan : Bersih

c. Muka - Oedema : Tidak ada

- Cloasma gravidarum : Tidak ada

d. Mulut - Mukosa mulut & bibir : Normal

- Keadaan gigi : Bersih

- Fungsi pengecapan : normal

- Keadaan mulut : Bersih

- Fungsi menelan :

e. Mata - Konjunctiva:

- Sklera :

- Fungsi Pengelihatan:

23
f. Hidung - Pendarahan/Peradangan :

- Keadaan/kebersihan

g. Telinga - Keadaan :

- Fungsi pendengaran :

h. leher - Pembesaran kel. Tyroid :

- Distensi Vena Jugularis:

- Pemebesaran KGB :

i. Daerah dada - Suara napas :

- Jantung dan paru-paru

- Bunyi jantung :

- Retraksi dada :

- Payudara - Perubahan :

- Bentuk buah dada :

- Hyperigmentasi areola :

- Keadaan puting susu :

- Cairan yang keluar :

- Keadaan/Kebersihan :

- Nyeri/Tegang :

- Skala nyeri :

j. Abdomen - Tinggi FU : ………………………..


- Kontraksi Uterus :

- Konsistensi Uterus :

- Posisi Uterus :

- Diastasis RA :

- Bising usus :……………..…x/menit

k. Genetalia Eksterna
Keluhan :……………………..
- Oedema :……………………………
- Varises : ……………………………
- Pembesaran Kel Bartolin :

- Pengeluaran/lochea :

Warna :

Jumlah :

Bau :
24
- Blas :

l. Anus - Haemorrhoid : ………………………


m. Ekstermitas Atas & Bawah
- Refleks patela :

- Varises :

- Oedema :

- Simetris :

- Kram :

3.2. Bayi
1. Keadaan umum :

2. Tanda-tanda vital :

3. Kepala :

4. Dada :

5. Abdomen :

6. Genetalia :

7. Anus :

8. Ekstremitas :

4. Pola Aktivitas Sehari-hari

a. Pola Nutrisi
- Frekuensi makan : …………… ………………
…………..

- Jenis makanan : …………… ………………


…………..

- Makanan yang disukai : …………… ………………


…………..

- Makanan yang tidak disukai : …………… ………………


…………..

- Makanan pantang / alergi : …………… ………………


…………..

- Nafsu makan : …………… ………………


…………..

- Porsi makan : …………… ………………


…………..

- Minum (jumlah dan jenis) : …………… ………………


…………..

b. Pola Eliminasi
1. Buang Air Besar (BAB)

- Frekuensi : …………… ……………… …………..

- Warna : …………… ……………… …………..


25
- Bau : …………… ……………… …………..

- Konsistensi : …………… ……………… …………..

- Masalah / Keluhan : …………… ………………


…………..

2. Buang Air Kecil (BAK)

- Frekuensi : …………… ……………… …………..

- Warna : …………… ……………… …………..

- Bau : : …………… ……………… …………..

- Masalah / Keluhan : …………… ………………


…………..

c. Pola tidur dan istirahat


- Waktu tidur : …………… ………………
…………..

- Lama tidur/hari : …………… ………………


…………..

- Kebiasaan pengantar tidur : …………… ………………


…………..

- Kebiasaan saat tidur : …………… ………………


…………..

- Kesulitan dalam tidur : …………… ………………


…………..

d. Pola aktivitas dan latihan


- Kegiatan dalam pekerjaan : …………… ………………
…………..

- Olah raga : …………… ………………


…………..

- Mobilisasi dini : …………… ………………


…………..

- Kegiatan di waktu luang : …………… ………………


…………..

- Menyusui (posisi, cara, frekuensi) : …………… ……………… …………..


e. Personel Hygiene
- Kulit : …………… ……………… …………..

- Rambut : …………… ……………… …………..

- Mulut dan Gigi : …………… ………………


…………..

- Pakaian : …………… ……………… …………..

- Kuku : …………… ……………… …………..

f. Ketergatungan fisik
- Merokok : …………… ……………… …………..
26
- Minuman keras : …………… ………………
…………..

- Obat-obatan : …………… ………………


…………..

- Lain-lain : …………… ……………… …………..

5. Aspek Psikososial dan Spiritual

a. Pola pikir dan persepsi


- Apakah ibu telah mengetahu cara memberi ASI dan memberi makanan tambahan pada
bayi :....................................................................................................................................
- Apakah ibu merencanakan pemberiaan ASI pada bayinya :..............................................
- Jenis kelamin yang diharapkan :.........................................................................................
- Siapa yang membantu merawat bayi dirumah :.................................................................
- Apakah ibu telah mengetahui nutrisiibu menteteki :...........................................................
- Apakah hamil ini diharapkan :.............................................................................................
- Apakah ibu merencanakan untuk mengimunisasikan bayinya :.........................................
- Apakah ibu telah mengetahui cara memandikan dan merawat tali pusat :.................
b. Persepsi diri
- Hal yang amat dipikirkan saat ini :......................................................................................
- Harapan setelah menjalani perawatan :.............................................................................
- Perubahan yang dirasa setelah hamil :...............................................................................
c. Konsep diri
- Body image :.......................................................................................................................
- Peran :.................................................................................................................................
- Ideal diri :.............................................................................................................................
- Identitas diri :.......................................................................................................................
- Harga diri :..........................................................................................................................
d. Hubungan/Komunikasi
- Bicara : jelas/relevan/mampu mengekpresikan/mampu mengerti orang lain :...................
- Bahasa utama :……………….Bahasa daerah....................................................................
- Yang tinggal serumah :.......................................................................................................
- Adat istiadat yang dianut :...................................................................................................
- Yang memegang peranan penting dalam keluarga :..........................................................
- Motivasi daru suami :..........................................................................................................
- Apakah suami perokok :.....................................................................................................
- Kesulitan dalam keluarga :..................................................................................................
e. Kebiasaan Seksual
- Gangguan hubungan seksual :...........................................................................................
- Pemahaman terhadap fungsi seksual post partum :...........................................................
f. Sistem nilai - kepercayaan
- Siapa dan apa sumber kekuatan :......................................................................................
- Apakah Tuhan, agama, Kepercayaan penting untuk anda :...............................................
- Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan (macam frekuensi) sebutkan :...........
- Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan selama di Rumah Sakit, sebutkan :. .
6. Pemerikasaan Penunjang

a. Darah
27
- HB : ……………….. Golongan darah/Rh........................................................
- Gula darah : ……………….. Leukosit :.......................................................................
b. Urine
- Protein : ……………….. Sedimen :.......................................................................
- Reduksi : ………………..
c. Pemeriksaan tambahan
- Rontgent : .................................................................................................................

I.PENGOBATAN
1. Inj. Cefotaxim 2x1 gr/IV

Indikasi: golongan antibiotik yang dapat digunakan untuk mengobati beberapa


kondisis akibat infeksi bakteri

2. AS. Mefenamat 3x500 gr/PO


Golongan anti nyeri, yang dapat digunakan untuk mengobati luka atau adanya infeksi

Palangka Raya,
…………………………………………
Mahasiswa

…………………………………….………………….

28
ANALISIS DATA
DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN
MASALAH
DATA OBYEKTIF PENYEBAB
DS : Pendarahan Risiko infeksi
DO : ↓
- Pendarahan lebih Risiko Infeksi
kurang 250 cc
TTV :
- Suhu 36,5℃

- Nadi 76x / menit

- Tekanan darah
130/90 mmHg
- BB 59 kg

DS: Px mengataka nyeri pada Gangguan Rasa


bagian perut, skala nyeri 6, Nyaman
nyeri terasa seperti ditusuk- (Nyeri akut)
tusuk, nyeri bertambah bila
bergerak, nyeri hhilang timbul
±10 menit
Do:
- Px tampak meringis
- Px tampak berhati-hati saat
bergerak.
- Px tampak sesekali
memegang perut
- TTV; TD= 130/90 mmHg
N = 76 x/mnt
RR = 20x/mnt
S = 36,5°C

29
PRIORITAS MASALAH

30
1. Risiko infeksi berhubungan dengan adanya pendarahan 255 cc
2. Nyeri akut berhubungan dengan

31
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. L

Ruang Rawat : ……………………..

Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Ras


Risiko infeksi berhubungan dengan Intergritas kulit dan Pencegahan Infeksi - Monitor tanda
adanya pendarahan 255 cc jaringan (SLKI (SIKI Hal. 278) mengetahui inte
L.14125) 1.Monitor tanda dan gejala infeksi -Mencuci tangan agar
- Perdarahan menurun 2.Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak infeksi.
(5) dengan pasien dan lingkungan pasien -Belajar mencuci ta
- Tingkat infeksi dan 3.Ajarkan ibu cara cuci tangan dengan benar benar agar Ibu
intregritas kulit baik
tangan yang bai
-Agar mengurangi terj

Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria Intervensi Rasional

1
hasil)
Nyeri akut b/d Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji skala nyeri Px 1. Untuk mengetahui perubaha
keperawatan selama 3x24 jam. px
2. Ukur ttv Px
Diharapkan nyeri dapat
2. Mengetahui kondisi px
3. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
berkurang/teratasi dengan KH:
3. Uuntuk merelaksasi otot dda
- Nyeri berkurang (skala nyerri 4. Anjurkan Px untuk membatasi aktivitas berlebih saat
1-3) nyeri muncul 4. Mmembatasi aktivitas untuk
Px merasa lebih nyaman dan
tenang 5. Kolaborasi dalam pemberian analgetik sesuai indikasi 5. Analgetik lebih efektif bila di

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

2
Hari/Tanggal
Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam
Rabu, 03 November 1.Monitor tanda dan gejala infeksi S : Klien mengeluhkan pendarahannya masih terjadi
2021/08.00 WIB 2.Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan pasien O : Pendarahan berkurang, tanda dan gejala infeksi sudah
diketahui, klien sudah bisa mencuci tangan yang baik dan
3.Ajarkan ibu cara cuci tangan dengan benar
benar untuk menghindari risiko infeksi. TTV : Suhu
36,5℃, Nadi 76x / menit, Tekanan darah
130/90 mmHg, BB 59 kg

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan Intervensi

Hari/Tanggal
Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam

3
Rabu, 03 November 1. Mengaji skala nyeri S: Px mengatakan masih terasa nyeri
2021/08.00 WIB 2. Mengukur ttv px O: - Px tampak meringis
3. Mengajarkan teknik relaksasi: mengistirahatkan saat nyeri - Px tampak berhati-hati dalam bergerak
- Px sesekali memegang area nyeri
muncul, distraksi: denganmendengarkan musik yang
- Skala nyeri 4
disukai atau mengobrol bersala keluarga. - TTV: TD= 110/70 mmHg
N = 87 x/mnt
4. Menganjurkan px membatasi aktivitas berlebih saat nyeri
RR= 20x/mnt
muncul.
S= 36°C
5. Melakukan kolaborasi pemberiian analgetik sesuai
A: Masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai