Disusun Oleh:
2
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan
yang berjudul “Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada Ny. J Dengan
Diagnosa G43A0 Di Ruang KIA Puskesmas Pahandut Palangka Raya”. Laporan
pendahuluan ini disusun guna melengkapi tugas (PPK II).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, saya
ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd.,M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap Palangka
Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners.,M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners STIKes Eka
Harap Palangka Raya.
3. Ibu Rimba Aprianti, S.Kep.Ners selaku pembimbing akademik yang telah banyak
memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian asuhan
keperawatan ini
4. Ibu Hesti W.L., S.Kep,.Ners selaku pembimbing klinik yang telah memberikan
bimbingan dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan asuhan keperawatan
ini.
5. Ny.A yang telah bersedia menjadi kasus kelolaan
6. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat ini.
Penulis menyadari sepenuhnya laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan ini
jauh dari sempurna. Maka dengan ini penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak.
Akhir kata, semoga asuhan keperawatan ini dapat berguna bagi pengembangan ilmu
kesehatan khususnya dalam bidang maternitas dan semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa memberikan berkat dan karunia-Nya kepada kita semua.
3
DAFTAR ISI
COVER...............................................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN..............................................................................................ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iv
BAB I TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................5
1.1 Konsep Dasar Kehamilan..............................................................................................5
1.1.1 Definisi....................................................................................................................5
1.1.2 Etiologi ...................................................................................................................5
1.1.3 Klasifikasi................................................................................................................5
1.1.4 Patofisiologi.............................................................................................................6
1.1.5 Manifestasi Klinis....................................................................................................6
1.1.6 Komplikasi Kahimilan.............................................................................................8
1.1.6.1 komplikasi kehamilan pada Trimester I..................................................................8
1.1.6.2 Komplikasi ada Trismester II..................................................................................9
1.1.6.3 komplikasi kehamilan pada Trimester III................................................................10
1.7.1 Pemeriksaan Diagnostik.............................................................................................11
1.2 Pemeriksaan Obstretik...................................................................................................11
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN..............................................................................14
BAB III PENUTUP...........................................................................................................30
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................30
3.2 Saran..............................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
LAMPIRAN
4
5
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
Sedangkan kehamilan ditinjau dari tuanya kehamilan dibagi menjadi 3 pula yaitu:
5
1. Kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu), di mana dalam
triwulan pertama alat-alat mulai terbentuk.
2. Kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu), di mana dalam
triwulan kedua alat-alat telah terbentuk tetapi belum sempurna dan viabilitas
janin masih disangsikan.
1.1.4 Patofisiologi
Ketika seorang perempuan melakukan hubungan seksual dengan seorang
laki-laki maka bisa jadi perempuan tersebut akan hamil (terjadinya kehamilan).
Kehamilan terjadi ketika sel sperma yang masuk ke dalam Rahim seorang
perempuan membuahi sel telur yang matang. Seseorang laki-laki rata-rata
mengeluarkan air mani sebanyak 3 cc, dan setiap 1 cc air mani yang normal akan
mengandung sekitar 100 juta hingga 120 juga buah sel sperma. Setelah air mani ini
terpencar (ejakulasi) ke dalam pangkal saluran kelamin istri, jutaan sel sperma ini
akan berlarian melintasi rongga Rahim, saling berebut untuk mencapai sel telur
matang yang akan ada pada saluran tuba di seberang rahim. (Kusmiyati, Yuni,
dkk.2009)
Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi lebih
cair, sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim. Sperma bergerak dari
vagina sampai ke ujung tuba falopi yang berbentuk corong dalam waktu 5 menit.
Sel yang melapisi tuba falopii mempermudah terjadinya pembuahan dan
pembentukan zigot (sel telur yang telah dibuahi). Jika perempuan tersebut berada
dalam masa subur, atau dengan kata lain terdapat sel telur yang mata, maka
terjadilah pembuahan. Pada proses pembuahan, hanya bagian kepala sperma yang
menembus sel telur dan bersatu dengan inti sel telur. Bagian ekor yang merupakan
alat gerak sperma akan melepas diri. Sel telur yang telah dibuahi akan mengalami
pengerasaan bagian luarnya. Ini menyebabkan sel telur hanya dapat dibuahi oleh
satu sperma.
1.1.5 Manifestasi Klinis
1. Tanda tanda persumtif kehamilan
a. Amenore Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak
dapat haid lagi. Dengan diketahuinya tanggal hari pertama haid terakhir
supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal 13 persalinan
akan terjadi, dengan memakai rumus Neagie: HT – 3 (bulan + 7)
(Prawirohardjo, 2008).
b. Mual muntah Keadaan ini biasa terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan
hingga akhir triwulan pertama. Sering terjadi pada pagi hari disebut
“morning sickness” (Prawiroharjo. 2008).
c. Ngidam (menginginkan makanan tertentu) Sering terjadi pada bulan-bulan
pertama kehamilan, akan tetapi menghilang dengan makin tuanya kehamilan
(Prawiroharjo. 2008).
6
d. Pingsan atau sinkope Bila berada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat.
Biasanya hilang sesudah kehamilan 16 minggu (Prawirohardjo, 2008).
e. Payudara tegang Disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang
merangsang duktus dan alveoli payudara (Kuswanti, 2014).
f. Anoreksia Nervousa Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu
makan), tetapi setelah itu nafsu makan muncul kembali (Marjadi dkk, 2010)
g. Sering kencing (miksi) Keadaan ini terjadi karena kandung kencing pada
bulan-bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar.
Pada triwulan kedua, umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yang
membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan, gejala ini bisa
timbul kembali karena janin mulai masuk ke rongga panggul dan menekan
kembali kandung kencing. (Nugroho dkk, 2014).
h. Konstipasi/Obstipasi Ini terjadi karena tonus otot usus menurun yang
disebabkan oleh pengaruh hormon steroid yang dapat menyebabkan
kesulitan buang air besar (Prawirohardjo, 2008).
2. Tanda kemungkinan hamil
a. Perut membesar Terjadi pembesaran abdomen secara progresif dari
kehamilan 7 bulan sampai 28 minggu. Pada minggu 16-22, pertumbuhan
terjadi secara cepat di mana uterus keluar panggul dan mengisi rongga
abdomen.
b. Uterus membesar Terjadi perubahan dalam bentuk, besar dan konsistensi
dalam rahim.
c. Tanda Hegar Konsistensi rahim yang menjadi lunak, terutama daerah
isthmus uteri sedemikian lunaknya, hingga kalau kita letakkan 2 jari dalam
forniks posterior dan tangan satunya pada dinding perut atas symphysis
maka isthmus ini tidak teraba seolah-olah corpus uteri sama sekali terpisah
dari serviks.
d. Tanda Chadwick Vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebirubiruan
(livide) yang disebabkan oleh adanya hipervaskularisasi. Warna porsio juga
akan tampak livide. Hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh hormone
estrogen.
e. Tanda Piscaseck Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol
jelas ke jurusan pembesaran uterus.
f. Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang (Braxton hicks) Bila uterus
dirangsang mudah berkontraksi. Saat palpasi atau pemeriksaan dalam, uterus
yang awalnya lunak akan menjadi keras karena berkontraksi.
g. Teraba ballotement Pada kehamilan 16-20 minggu, dengan pemeriksaan
bimanual dapat terasa adanya benda yang melenting dalam uterus (tubuh
janin). (Kuswanti, 2014)
3. Tanda pasti kehamilan
a. Gerakan janin dalam rahim
b. Terlihat/teraba gerakan janin dan teraba bagianbagian janin.
7
c. Denyut jantung janin. Didengar dengan stetoskop Laenec, alat
kardiotokografi, alat dopler. Dilihat dengan ultrasonografi. Pemeriksaan
dengan alat canggih, yaitu rontgen untuk melihat kerangka janin,
ultrasonografi. (Manuaba, 2012).
1.1.6 Komlikasi Kehamilan
1.1.6.1 Komplikasi kehamilan pada Trimester I
1. Mual muntah berlebihan
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering
kedapatan pada kehamilan trimester I. mual biasa terjadi pada pagi hari, tetapi dapat
pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6
minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10
minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60%
multigravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala gejala ini menjadi lebih berat.
Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormone estrogen
dan HCG dalam serum. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan
keadaan ini, meskipun demikian gejala mual muntah yang berat dapat berlangsung
sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum
menjadi buruk. Keadaan inilah disebut hipermisis gravidarum. Keluhan gejala dan
perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit.
Mual muntah dapat diatasi dengan:
- Makan sedikit tapi sering
- Hindari makanan yang sulit dicerna dan berlemak
- Jaga masukan cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir dari pada makanan
padat
- Selingi makanan berkuah dengan makanan kering. Makan hanya makanan
kering pada saat waktu makan, kemudiah makanan berkuah pada waktu
berikutnya.
- Jahe merupakan obat alami untuk mual. Cincang dan makan bersama sayuran
serta makanan lain.
- Isap sepotong jeruk ketika merasa mual
- Hindari hal-hal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau bunyi
- Istirahat yang cukup
- Hindari hal-hal yang membuat anda berkeringat atau kepanasan yang dapat
memicu rasa mual
Komplikasi jika seseorang itu muntah terus menerus adalah pendarahan pada retina
yang disebebkan oleh meningkatnay tekanan darah penderita muntah.
2. Pendarahan pervaginam
Pendarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu. Pada masa
kehamilan muda, pendarahan pervaginam yang berhubungan dengan kehamilan
dapat berupa: abortus, kehamilan mola, kehamilan ektopik.
Macam-macam perdarahan pervaginam yaitu:
1) Abortus
8
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan pada atau sebelum kehamilan
tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup diluar
kandungan. Macam-macam abortus yaitu:
- Abortus Imminens
Abortus imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu, hasil konsepsi masih didalam uterus dan tanpa
adanya dilatasi serviks
- Abortus Insipiens
Abortus Insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum
20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil
konsepsi masih dalam uterus. Rasa mules lebih sering dan kuat, perdarahan
bertambah
- Abortus Inkomplit
Abortus Inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal didalam serviks. Pada
pemeriksaan vaginam, kanalis servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba
dalam cavum uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri
eksternum
- Abortus Komplit
Pada abortus komplit semua hasil konsepsi sudah keluar, ditemukan perdarahan
sedikit, ostium uteri telah menutup, dan uterus sudah mulai mengecil
- Missed abortion
Missed abortion adalah keadaaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap berada
dalam rahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih.
3. Kehamilan Mola
Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tanpa janin dan
ditemukan jaringan seperti buah anggur. Secara makroskopik mola hidatidosa
mudah dikela yaitu berupa gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi
cairan jernih, dengan ukuran bervariasi dari beberapa mm sampai 1-2 cm.
4. Kehamilan ektopik terjadi bila ovum yang telah dibuahi berimplantasi dan tumbuh
diluar cavum uteri. Pada keadaan ini besar kemungkinan terjadi keadaan gawat.
Keadaan gawat ini dapat terjadi apabila kehamilan ektopik terganggu. Nyeri
merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu. Pada rubtur tuba,
nyeri perut bagian bawah terjadi secara tiba-tiba dan inensitasnya disertai dengan
pendarahan yang menyebabkan penderita pingsan dan masuk dalam keadaan syok
1.1.6.2 Komplikasi pada trismester II
1. Hipermesis Gravidium
Yaitu mual dan muntah secara berlebihan. Pada umumnya, gejala mual dan
muntah sudah berangsur reda saat kehamilan memasuki trimester 2. Namun
ketika hal ini masih terjadi, berarti ibu hamil mengalami komplikasi kehamilan.
Hipermesis gravidium pada trimester 2 dapat meningkatkan risiko keracunan
kehamilan (preeklamsia). Selain itu juga rentan mengalami gangguan berupa
9
plasenta yang lepas dari dinding rahim. Jika komplikasi ini terjadi, ibu hamil
harus menjalani perawatan medis untuk mengurangi rasa mual dan muntah.
2. Gingivitis
Gingivitis atau radang gusi, kelainan ini dapat terjadi pada ibu hamil
disebabkan karena kadang hormone progesterone yang mengalami peningkatan.
Dalam keadaan ini, gusi menjadi lebih sensitive ketika terkontaminasi bakteri.
Selain gusi yang lebih sensitive, perdarahan juga akan terjadi, terutama jika
rongga mulut mendapat suplai darah yang lebih banyak.
3. Diabetes Gestasional
Ibu hamil rentan terkena diabetes gestasional. Tanda adalah ibu sering lapar,
haus, sering buang air kecil, tetapi berat badan cenderung menurun. Bila
menemui tanda-tanda itu, segera periksa kadar gula dalam darah. Pandangan
kabur dan gatal-gatal juga menjadi salah satu tandanya.
4. Tekanan Darah Tinggi
Ibu hamil biasanya mengalami kenaikan tekanan darah. Sebenarnya,hal ini
terjadi karena jantung bekerja lebih keras untuk memberikan oksigen pada janin.
Namun, kelainan ini wajib diwaspadai agar tidak terjadi secara berlarut-larut.
1.1.6.3 Komplikasi kehamilan pada Trimester III
1. Plasenta Previa
Komplikasi kehamilan ini dapat terjadi pada ibu hamil di trimester III.
Plasenta periver adalah posisi plasenta yang menghalangi jalan lahir. Bila ini
terjadi, ibu hamil akan mengalami pendarahan. Perdarahan tersebut akan terjadi
secara perlahan-lahan, ada juga yang secara tiba-tiba. Karena itum ibu hamil
bisa langsung shock dan lemas
2. Sakit Kepala Hebat
Umumnya ibu hamil biasa mengalami sakit kepala. Rasa sakit itu terjadi
karena ibu hamil terlalu lelah dan kurang istirahat. Biasanya, sakit kepala
tersebut hilang dengan sendirinya setelah beristirahat. Namun, ada kelainan
yang dapat terjadi pada ibu hamil trimester III, berupa sakit kepala yang sangat
hebat. Rasa sakit ini tidak hilang meskipun ibu hamil telah beristirahat. Gejala
dan tanda preeklamsia
3. Anggota Tubuh Bengkak
Komplikasi kehamilan pada trimester III yaitu mungkin terjadi adalah
bengkaknya anggota tubuh. Sama seperti sakit kepala, tubuh bengkak juga biasa
terjadi pada ibu hamil. Namun, waspadalah jika pembengkakan tersebut tidak
hilang setelah beristirahat. Pembengkakan atau dalam bahasa medisnya disebut
edema, adalah penimbunan cairan yang berlebihan di dalam tubuh.
Pembengkakan pada wajah dan tangan yang tak hilang-hilang inilah yang
menunjukan tanda-tanda serius bawah ibu hamil mungkin terkena gagal jantung
atau anemia.
4. Ketuban Pecah
Ketuban pecah yang sebelum waktunya, dapat terjadi pada ibu yang sedang
hamil tua. Kelainan ini ditandai dengan keluarnya cairan pervaginam. Pecahnya
10
ketuban dapat disertai dengan keluarnya anggota tubuh janin, seperti tangan,
kaki, atau plaseta. Ibu hamil yang belum cukup bulan untuk melahirkan, bila
mengalami kejadian ini, harus segera pergi kerumah sakit. Terlebih, cairan
ketuban sangat penting dalam proses persalinan. Ketuban yang pecah sebelum
waktunya, disebabkan karena berbagai hal, pertama karena selaput ketuban
kurang kuat. Kedua, adanya infeksi dari mulut rahim atau vagina.
1.1.7 Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan penunjang
2. Pemeriksaan khusus
- Inspeculo: bertujuan untuk mengetahui apakah perdarahan berasal dari
osteum uteri eksternum atau dari kelainan cervik dan vagina. Apabila
perdarahan dari osteum uteri eksternum, adanya plasenta harus dicurigai
- USG: untuk menentukan letak placenta
3. Pemeriksaan Laboratorium
- HB : jika terjadi perdarahan yang banyak dan keadaan umum pasien lemah serta
pucat, kemungkinan pasien mengalami anemia
- Urine: dicurigai ada protein urin yang memperberat kehamilan.
1.2 Pemeriksaan Obstretik
1. Pemeriksaan Leopold I
11
Untuk menentukan tinggi fundus uteri, menentukan usia kehamilan, menentukan bagian
janin yang ada pada fundus uteri.
Cara: Petugas menghadap kemuka ibu, uterus dibawa ketengah, tentukan tinggi fundus
uteri dan bagian apa yang terdapat didalam fundus
Hasil: jika kepala teraba benda bulat dan keras, jika bokong teraba tidak bulat dan lunak
2. Pemeriksaan Leopold II
12
Untuk menentukan seberapa jauh bagian terendah bagian janin masuk ke dalam
panggul
Hasil:
1) 5/5 jika bagian terbawah seluruh teraba diatas simpisis pubis
2) 4/5 jika sebagian terbawah janin telah masuk PAP
3) 3/5 jika sebagian telag memasuki rongga panggul
4) 2/5 jika hanya sebagian terbawa janin masih berada diatas simpisis
5) 1/5 jika hanya 1 dari 5 jari masih dapat meraba bagian bawah janin yang
berada diatas simpisis.
6) 0/5 jika bagian terbawah janin tidak teraba dari pemeriksaan luar
13
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
15
Berapa jumlah anak yang direncanakan oleh keluarga : -
Riwayat Obstetri :
a. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : G 4 P 3 A 0
Um Masalah
Tgl Jenis Tempat/ Jenis Keada
ur
No partu partu Penolon kelami BB Ha Lahi Nifa an
ham Bayi
s s g n mil r s Anak
il
Keterangan :
Masa hamil : tekanan darah tinggi, bengkak, infeksi saluran
perkemahan, perdarahan, premature, dll
Masalah Lahir/persalinan : SC atas indikasi -, perdarahan, kejang-
kejang, dll
Masalah Nifas : perdarahan, infeksi, anemia, dll
Masalah bayi : pernapasan, makanan, ikterus, cacat, meninggal
dalam kandungan, meninggal setelah lahir, dll
Keadaan Anak : hidup / mati, sebab kematian : -
b. Riwayat Kehamilan Sekarang
Amenorhoe : sejak 13 Mei 2021
Keluhan waktu hamil : Nyeri perut dan merasa lemas
Gerakan anak pertama di rasakan : lebih kurang 15 minggu
Imunisasi : -
Penambahan BB selama hamil : Tidak ada penambahan berat
badan
Pemeriksaan kehamilan : teratur
Tempat pemeriksaan dan hasil pemeriksaan : UPT Puskesmas
Pahandut
IV. PEMERIKSAAN FISIK
Subjektif Objektif
a. Keadaan Suhu -0C
Umum Nadi - x/menit
BB sebelum hamil 60 kg Tekanan Darah 120/80 mmHg
BB 60kg
Tinggi Badan 155,8cm
Kesadaran Compos Mentis
Turgor Kulit Baik
Ukuran pupil -
e. Mata Konjungtiva : anemis
Keluhan - Sklera : putih
Fungsi Penglihatan: baik
…………………………...
f. Hidung Reaksi alergi
Keluhan - …………………………………..
Pernah flu
……………………………………..
Frekuensinya dalam 1 tahun
………………..
g. Telinga Perdarahan/peradangan
Keluhan ……………………..
…………………………………... Keadaan/kebersihan
………………………….
h. Leher
Pembengkakan Keadaan
…………………………... ……………………………………….
Fungsi pendengaran
i. Daerah …………………………
dada
Jantung dan paru-paru - Pembesaran kel.Tyroid
………………………
Distensi vena jugularis
………………………
Pembesaran KGB
Payudara - ……………………………..
n. Pemerik -
saan Panggul
17
-
- Distantia cristarum -
- Conjugata externa -
- Lingkar panggul -
- Linea inominata -
- Dinding samping -
- Spina Ischiadika -
- Sacrum -
- CV - CD -
2. Pola Eliminasi
a. Buang Air Kecil (BAK) : -
5. Personal Hygiene :
Kulit :-
Rambut :-
Mulut & Gigi :-
Pakaian :-
Kuku :-
Vulva Hygiene :-
6. Ketergantungan fisik :
Merokok :-
Minuman Keras :-
Obat-obatan :-
Lain-lain :-
VI. ASPEK PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL
18
1. Pola pikir dan persepsi
a. Apakah ibu telah mengetahui cara memberi ASI dan
merawat bayi -
b. Apakah klien merencanakan pemberian ASI pada
bayinya -
c. Jenis kelamin yang diharapkan -
d. Siapa yang membantu merawat bayi di rumah -
e. Apakah hamil ini diharapkan -
2. Persepsi diri
Hal yang amat di pikirkan saat ini : -
Harapan setelah menjalani perawatan : -
Perubahan yang dirasa setelah hamil : -
3. Konsep diri
Body image -
Peran -
Ideal diri -
Identitas diri -
Harga diri -
4. Hubungan/komunikasi
Bicara : jelas/relevan/mampu mengekspresikan/mampu mengerti
orang lain?
Bahasa utama : - Bahasa daerah -
Yang tinggal serumah : -
Adat istiadat yang di anut : -
Yang memegang peranan penting dalam keluarga : -
Motivasi dari suami : -
Apakah suami perokok : -
Kesulitan dalam keluarga : -
5. Kebiasaan seksual
Gangguan hubungan seksual : -
Pemahaman terhadap fungsi seksual : -
6. Sistem Nilai – Kepercayaan
Siapa dan apa sumber kekuatan : -
Apakah Tuhan, Agama, Kepercayaan penting untuk anda : -
Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan (macam dan
frekuensi) : -
Sebutkan kegiatan agama atau kepercayaan yang ingin dilakukan selama di
RS : -
VII.PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah
HB - Golongan Darah/Rh O
Gula Darah- Leukosit -
19
VR/VDRL -
2. Urine
Protein - Sedimen -
Reduksi -
3. Pemeriksaan tambahan
TTT/NST - TTO/OCT -
USG - Amnioscopy -
TORCH - Rontgent -
VIII. PENGOBATAN
-
Palangka Raya,
…………………………………………
Mahasiswa
…………………………………….………………….
20
ANALISIS DATA
DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN
MASALAH
DATA OBYEKTIF PENYEBAB
DS : Kontraksi otot Gangguan rasa nyaman
Klien mengeluhkan perutnya uterus
terasa nyeri, skala nyeri 6,
nyeri terasa seperti ditusuk- ↓
tusuk, nyeri bertambah bila Adekuat
bergerak, nyeri hilang timbul
±10 menit ↓
DO : Nyeri
- Klien tampak ↓
berhati-hati saat
bergerak
- Klien tampak
sesekalli memegang
perut
- TTV: TD: 120/80
N:-
- BB 60kg
- Tinggi Badan
155,8cm
Kesadaran Compos Mentis
21
DS: klien mengatakan “saya Kurangnya informasi Deficit pengetahuan
kurang mengerti dengan tentang penyakit
penyakit yang saya keluhkan Kurangnya paparan sumber
saat ini” informasi tentang
DO: penanganan nyeri
1. Klien belum
pernah mendapatkan Kurang pengetahuan
Pendidikan
Kesehatan tentang
cara penanganan
nyeri
2. Klien belum
mengetahui tentang
pengertian nyeri
3. Klien belum
mengetahui
penyebab dari nyeri
4. Klien belum
mengetahui
bagaimana cara
pencegahan dari
nyeri
5. Klien belum
mengetahui cara
penanganan nyeri
22
PRIORITAS MASALAH
23
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny J
Ruang Rawat :
RENCANA KEPERAWATAN
24
Nama Pasien : Ny J
Ruang Rawat :
25
Hari/Tanggal Tanda tangan dan
Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama Perawat
Selasa,24 agustus 2021, pukul 1. Mengaji skala nyeri S: klien mengatakan perut masih terasa nyeri
08.00 WIB
2. Mengukur ttv px O: - klien tampak meringis
3. Mengajarkan teknik relaksasi: mengistirahatkan saat nyeri - Klien tampak berhati-hati dalam bergerak
muncul, distraksi: denganmendengarkan musik yang - Klien sesekali memegang area nyeri
disukai atau mengobrol bersala keluarga.
- Skala nyeri 4
4. Menganjurkan px membatasi aktivitas berlebih saat nyeri - TTV: TD= 120/80 mmHg
muncul.
A: Masalah belum teratasi
5. Melakukan kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi
P: Lanjutkan intervensi
26
Hari/Tanggal Tanda tangan dan
Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama Perawat
Selasa,24 agustus 2021, pukul 1. Mengkaji tingkat pengetahuan klien. S: klien mengatakan: “Saya tidak mengerti tentang penyakit
08.00 WIB 2. Memberikan pertanyaan kepada klien tentang nyeri dan penanganannya”
penyakit nyeri sebelum dilakukan pendidikan
kesehatan. O:
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang nyeri, 1. Pasien Kooperatif
jelaskan tentang pengertian nyeri, tanda dan gejala, 2. Pasien mengerti tentang penanganan, pencegahan, dan
penyebab, cara pencegahan dan bagaimana pengertian dari nyeri
perawatan penyakit nyeri. 3. Saat diberikan pertanyaan pasien bisa menjawab
4. Melakukan evaluasi setelah pendidikan kesehatan, A: Masalah defisit pengetahuan teratasi
berikan kesempatan klien untuk bertanya dan berikan
pertanyaan kepada klien tentang materi yang sudah P: Hentikan Intervensi
di sampaikan.
5. Memberikan pujian atas jawaban dari klien
27
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada pengkajian data yang dilakukan pada kasus Ny.J terdapat 1 kesemaan
dengan teori diagnose keperawatan yang timbul pada kasus Ny.J diagnose
yaitu: nyeri akut yang berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh
hormone.
Pada tahap evaluasi intervensi masih belum teratasi dan akan diberikan
perencanaan tindak lanjut agar semua intervensi dapat teratasi, juga akan
diberikan perencanaan tindak lanjut kepada keluarga pasien untuk memberi
dukungan dan menyiapkan ibu hami dengan mengingatkan untuk rutin
control, menjaga kebersihan dan memenuhi gizi seimbang ibu dan bayi
dalam kandungan.
3.2 Saran
28
Peran perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan, educator dan konselor
memberikan pengaruh terhadap pasien dalam menentukan keputusan untuk
penatalaksanaan penyakit.
29
DAFTAR PUSTAKA
MATERI KB
30
1. Pengertian Keluarga Berencana (KB)
a. Menurut Entjang (Ritonga, 2003 : 87) Keluarga Berencana (KB) adalah suatu upaya manusia
untuk mengatur secara sengaja kehamilan dalam keluarga secara tidak melawan hukum
dan moral Pancasila untuk kesejahteraan keluarga.
b. Keluarga Berencana adalah metode medis yang dicanangkan oleh pemerintah untuk
menurunkan angka kelahiran. (Manuaba,1998)
2. Tujuan KB
a. Tujuan umum
1) Membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan social ekonomi suatu keluarga dengan
cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
2) Mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang menjadu dasar bagi terwujudnya
masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk
Indonesia
b. Tujuan khusus
1) Pengaturan kelahiran
5) Menjarangkan kehamilan
3. Manfaat KB
31
mendapatkan tiga manfaat utama optimal, baik untuk ibu, anak dan keluarga, antara lain:
4. Jenis-jenis KB
a. KB PIL
1) Pengertian
Pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum.Pil telah diperkenalkan sejak 1960. Pil
diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara pencegah
kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum secara teratur. Minum pil dapat
dimulai segera sesudah terjadinya keguguran, setelah menstruasi, atau pada masa post-
partum bagi para ibu yang tidak menyusui bayinya. Jika seorang ibu ingin menyusui,
maka hendaknya penggunaan pil ditunda sampai 6 bulan sesudah kelahiran anak (atau
selama masih menyusui) dan disarankan menggunakan cara pencegah kehamilan yang
lain.
2) Jenis-jenis KB Pil
32
a) Pil gabungan atau kombinasi
Tiap pil mengandung dua hormon sintetis, yaitu hormon estrogen dan progestin.
Pil gabungan mengambil manfaat dari cara kerja kedua hormon yang mencegah
kehamilan, dan hampir 100% efektif bila diminum secara teratur.
Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin sintetis dan memiliki sifat pencegah
kehamilan, terutama dengan mengubah mukosa dari leher rahim (merubah sekresi
pada leher rahim) sehingga mempersulit pengangkutan sperma.Selain itu, juga
mengubah lingkungan endometrium (lapisan dalam rahim) sehingga menghambat
perletakan telur yang telah dibuahi.
3) Kelebihan
4) Kekurangan
Namun memang tidak semua Ibu dengan program KB cocok dengan penggunaan pil KB.
Bahkan pada beberapa kasus sangat tidak disarankan penggunaan PIL KB. Kondisi tersebut
adalah bagi Ibu yang menderita penyumbatan pembuluh darah (trombosis), gangguan
fungsi hati, migrain, penyakit darah tinggi, diabetes mellitus, perokok dan wanita dengan
usia di atas 35 tahun. Adapun Kekurangan penggunaan Pil KB yang lain adalah:
33
b) Terjadi pendarahan di antara masa haid terutama bila lupa atau terlambat minum
Pil KB tersebut,
Kontrasepsi pil tidak boleh diberikan pada wanita yang menderita hepatitis, radang pembuluh
darah, kanker payudara atau kanker kandungan, hipertensi, gangguan jantung, varises,
perdarahan abnormal melalui vagina, kencing manis, pembesaran kelenjar gondok (struma),
penderita sesak napas, eksim, dan migraine (sakit kepala yang berat pada sebelah kepala).
Pemakaian pil dapat menimbulkan efek samping berupa perdarahan di luar haid, rasa mual,
bercak hitam di pipi (hiperpigmentasi), jerawat, penyakit jamur pada liang vagina
(candidiasis), nyeri kepala, dan penambahan berat badan.
a. Untuk mereka yang baru pertama kali menggunakan pil KB, mulai minum pil saat haid yaitu
mulai di hari ke lima haid atau paling baik di hari pertama haid. Bila dimulai pada saat haid
sudah berhenti, jika hendak melakukan hubungan intim, gunakan kondom selama 7 hari
pertama menelan pil untuk mencegah terjadinya kehamilan.
b. Untuk mencegah lupa minum pil, minumlah pil KB secara teratur setiap harinya pada jam
yang sama, disarankan untuk menelan pil pada malam hari (sebelum tidur atau setelah makan
malam).
c. Jikalupa minum satu pil KB( aktif bukan placebonya ) minum segera saat teringat dan
minum pil dosis hari itu di saat waktu rutin biasanya. Jika lupa 1 hari (24 jam) maka masih
dapat diminum 2 tablet langsung pada saatnya minum pil. Namun jika lupa lebih dari 1 hari,
buang pil yang terlupa dan lanjutkan minum pil sesuai harinya, namun karena efektifitas
berkurang, perlu dikombinasikan dengan kontrasepsi kondom saat berhubungan intim.
(Hanafi Hartanto,2002)
d. Contoh : Biasa minum pil KBsetiap jam 9 malam
34
e. Tanggal 1 lupa minum pil KB, baru teringat jam 10 pagi di tanggal 2, maka segera minum
pil KB yang terlupa. Jam 9 malam tanggal 2, minum pil KB seperti biasa.
f. Tanggal 1 lupa minum pil KB, baru teringat jam 9 malam tanggal 2, maka minum ke dua
pil sekaligus.
g. Tanggal 1 dan tanggal 2 lupa minum pil KB, baru teringat di tanggal 3 maka buang ke dua
pil, dan jam 9 malam tanggal 3 tetap minum pil KB sesuai harinya, dan bila hendak
melakukan hubungan intim 7 hari ke depan gunakan kondom agar tidak terjadi kehamilan.
h. Untuk pil KB dengan isi 21 pil, setelah pil terakhir dimakan, maka 7 hari kedepan
libur/ tidak makan pil. Saat libur inilah diperkirakan akan terjadi haid, yang biasanya timbul
2-3 hari setelah pil habis. Setelah libur 7 hari, baik haid terjadi haid.
i. Untuk pil KBdengan isi 28 pil, 7 buah pil yang beda ukuran dan warnanya dari 21 pil lainnya,
sebenarnya tidak mengandung hormon melainkan hanya tepung saja ( plasebo ) sehingga
tidak memiliki efek pengobatan. Saat minum pil plasebo inilah haid diperkirakan akan
terjadi. Tujuan disediakan pil plasebo hanyalah sebagai pengingat saja supaya tidak lupa,
tinggal menyambung dengan pil berikutnya.
j. Untuk ibu menyusui tersedia minipil ( hanya mengandung progesteron, tidak mengandung
estrogen). Pil ini mempunyai efek seperti suntikan KB karena tidak mengendung
estrogen, sehingga tidak mengganggu kualitas maupun kuantitas ASI, contohnya :
Excluton. Untuk ibu pasca melahirkan, maka pemakaian pil KB dimulai saat :
1) Ibu telah berhenti menyusui atau 6 bulan setelah melahirkan (mana yang
lebih dulu)
3) Bila telah lebih dari 42 hari (6 minggu) pasca salin dan tidak menyusui,
2) Setiap saat asal yakin tidak hamil dan berKB ganda (kondom atau
KB Suntik
1. Pengertian
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan
hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin banyak dipakai
35
karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan
aman.Sebelum disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk memastikan
kecocokannya.Suntikan diberikan saat ibu dalam keadaan tidak hamil. Umumnya pemakai
suntikan KB mempunyai memakai suntikan KB, termasuk penggunaan cara KB hormonal selama
maksimal 5 tahun.
2. Jenis-jenis KB suntik
a) Suntik 1 bulan adalah suntikan kombinasi yang dilakukan setiap 1 bulan sekali
- Waktu pemberian dan dosis Disuntikkan dalam dosis 50 mg norithidrone anantat dan 5 mg
estradiol varelat yang diberikan melalui I.M sebulan sekali
- Efek samping Sangat efektifitas (0,1 – 0,4 kehamilan / 100 perempuan) selama tahun pertama
penggunaan
- Keuntungan : Resiko terhadap kesehatan kecil, tidak berpengaruh padahubungan sex, tidak
diperlukan pemeriksaan dalam, jangka panjang, efek samping sangat kecil, klien tidak perlu
menyimpan obat suntik.
- Efek samping : Perubahan pada kulit gatal-gatal penggelapan warna kulit, sakit kepala, sakit
pada
dada, peningkatan berat badan, perdarahan berkepanjangan, anoreksia, rasa lalah, depresi,
payudara lembek dan galaktorea, penyakit troboembolik, tromboflebitis, perdarahan tidak teratur
- Waktu mulai menggunakan suntikan kombinasi : Suntikan pertama dapat diberikan dalam
waktu 7 hari siklus haid, bila disuntikan pertama diberikan setelah hari ke 7 siklus haid, klien
tidak boleh berhubungan sex selama 7 hari / menggunakan, kontrasepsi lain untuk 7 hari, bila klien
pasca persalinan 6 bulan, menyusui serta belum haid suntikan pertama dapat diberikan sutnikan
kombinasi,
b) Suntik 3 bulan (Depo Provera) Adalah medroxy progesterone yang di gunakan untuk
tujuan kontrasepsi parenteral, mempunyai efek progesterone yang kuat dan sangat
efektif.
36
- Komposisi : Suspensi steril depo medroxy progesterone acetat (DPPA) dalm air, tiap vial berisi 3
ml suspensi (150 mg medroxy progesterone acetate), tiap vial berisi 1 ml suspensi (150 ml medroxy
progesterone acetate)
- Waktu pemberian dan dosis Di suntikan dalam dosis 150 mg/cc sekali 3 bulan.Suntikan harus lama
pada otot bokong musculus gluteus agak dalam.
- Efektifitas Efektifitas tinggi dengan 0,3 kehamilan paer 100 perempuan tidap tahan asal
penyuntikannya dilakukan secara teratur.
- Keuntungan : Lebih mudah digunakan, tidak perlu setiap hari seperti menelan pil, tidak
mengandung esterogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan
pembekuan darah, sangat efektif, tidak memiliki pengaruh terhadap ASI, dapat digunakan oleh
perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai pre menopause, membantu mencegah kanker
endometrium dan kehamilan ektopik, tidak menggangu hubungan seksual, mengurangi rasa nyeri
dan haid, tidak di dapat pengaruh sampingan dari pemakaian esterogen.
- Efek samping : reaksi anafilaktis dan anafiliatik, penyakit tromboem balik tromboplebitis,
system syaraf pusat gelisah, depresi, pusing, sakit, tidak bisa tidur, selaput kulit dan lendir bercak
merah / jerawat, gastro intestinal mual, payudara lembek dan galaktorea, perubahan warna kulit di
tempat suntikan
- Cara pemberian : waktu pasca persalinan (pp) ; berikan pada hari 3-5 pp / sesudah asi berproduksi
ibu sebelum pulang dari rs / 6-8 minggu pasca beraslin asal ibu tidak hamil / belum melakukan
koifus, pasca keguguran ; segera setelah kurefage / sewaktu ibu hendak pulang dari rs hari pasca
abortus, asal ibu belum hamil lagi. dalam masa interval diberikan pada hari 1-5 haid
- Mekanisme Kerja : primer ; masalah ovulasi (kadar fsh dan lh menurun dan tidak terjadi setakan lh
(lh surge) respon kelenjar hipofise terhadap gonadotropin releasing hormone eksogenneus tidak
berubah, sehingga memberi kesan proses terjadi di hipotalamus dari pada kelenjar hipofise,
(menghalangi pengeluaran fsh dan lh sehingga tidak terjadi ovulasi), sekunder ; mengentalkan lendir
dan menjadi sedikit sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma, menjadikan selaput lendir
rahim tipis dan atropi, menghambat trasportasi gamet dan tuba, mengubah endrometrium menjadi
tidak sempurna untuk implantasi hasil konsepsi.
Implant
1) Pengertian Implant
2) Alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit lengan atas sebelah dalam berbentuk
37
kapsul silastik (lentur) panjangnya sedikit lebih pendek dan pada batang korek api dan dalam
setiap batang mengandung hormon levonorgestrel yang dapat mencegah terjadinya kehamilan
(BKKBN, 2006).
3) Jenis Implant
a. Norplant terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm dengan
diameter 2,4 mm, yang berisi dengan 36 mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
b. Implanon terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan
diameter 2 mm, yang berisi dengan 68 mg 3 ketodesogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
c. Jadena dan Indoplant terdiri dari 2 batang yang berisi dengan 75 mg levonorgestrel
4) Mekanisme Kerja
Cara kerja implant yang setiap kapsul susuk KB mengandung 36 mg levonorgestrel yang
38
h. Perempuan yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung
estrogen.
6) Kontraindikasi
Menurut Saifuddin (2006) menjelaskan bahwa kontra indikasi implant adalah sebagai
berikut :
c) Perempuan yang tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.
7) Keuntungan
Keuntungan dari implant menurut Saifuddin (2006) adalah :Keuntungan kontrasepsi yaitu:
c) Mengurangi/memperbaiki anemia.
39
d) Melindungi terjadinya kanker endometrium.
8) Kerugian
b. Petugas medis memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan pengangkatan implant.
c. Lebih mahal.
IUD
1. Pengertian
IUD adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan ke dalam
rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan selama periode tertentu. IUD
a. Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian vertikalnya
diberi lilitan kawat tembaga halus.Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek
antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik.IUD bentuk T yang baru. IUD ini
tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam mencegah
40
kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan menstruasi.Kerugian metode
b. Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini
tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti
3. Cara Kerja
c) IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun IUD
membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi
4. Efektifitas
IUD sangat efektif, (efektivitasnya 92-94%) dan tidak perlu diingat setiap hari seperti
halnya pil. Tipe Multiload dapat dipakai sampai 4 tahun; Nova T dan Copper T 200 (CuT-
200) dapat dipakai 3-5 tahun; Cu T 380A dapat untuk 8 tahun . Kegagalan rata-rata 0.8
5. Indikasi
Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam rongga rahim
(cavum uteri).Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut peranakan masih
terbuka dan rahim dalam keadaan lunak.Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir
a) Usia reproduktif
b) Keadaan nulipara
41
d) Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
k) Perokok
6. Waktu Pemasangan
b) 3 bulan kemudian
Keluhan yang dijumpai pada penggunaan IUD adalah terjadinya sedikit perdarahan, bisa
juga disertai dengan mules yang biasanya hanya berlangsung tiga hari. Tetapi, jika
42
dihentikan.Pengaruh lainnya terjadi pada perangai haid.Misalnya, pada permulaan haid
darah yang keluar jumlahnya lebih sedikit daripada biasa, kemudian secara mendadak
jumlahnya menjadi banyak selama 1-2 hari.Selanjutnya kembali sedikit selama beberapa
hari. Kemungkinan lain yang terjadi adalah kejang rahim (uterine cramp), serta rasa tidak
enak pada perut bagian bawah. Hal ini karena terjadi kontraksi rahim sebagai reaksi
terhadap IUD yang merupakan benda asing dalam rahim. Dengan pemberian obat
analgetik keluhan ini akan segera teratasi. Selain hal di atas, keputihan dan infeksi juga
Kontrasepsi Mantap
Tubektomi adalah tindakan pada kedua saluran telur wanita yang mengakibatkan wanita
tersebut tidak akan mendapatkan keturunan lagi. Sterilisasi bisa dilakukan juga pada pria,
yaitu vasektomi. Dengan demikian, jika salah satu pasangan telah mengalami sterilisasi,
maka tidak diperlukan lagi alat-alat kontrasepsi yang konvensional. Cara kontrasepsi ini baik
sekali, karena kemungkinan untuk menjadi hamil kecil sekali. Faktor yang paling penting
dalam pelaksanaan sterilisasi adalah kesukarelaan dari akseptor. Dengan demikian, sterilisasi
tidak boleh dilakukan kepada wanita yang belum/tidak menikah, pasangan yang tidak
harmonis atau hubungan perkawinan yang sewaktu-waktu terancam perceraian, dan pasangan
yang masih ragu menerima sterilisasi. Yang harus dijadikan patokan untuk mengambil
keputusan untuk sterilisasi adalah jumlah anak dan usia istri. Misalnya, untuk usia istri 25–30
43
44
45
46