0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
18 tayangan1 halaman
Dokumen ini membahas tentang Automatic Identification System (AIS) yang merupakan sistem pelacakan otomatis yang digunakan pada kapal untuk mengidentifikasi dan menemukan kapal lain dengan pertukaran data elektronik. AIS diatur oleh IMO untuk meningkatkan keselamatan pelayaran dengan memasang transceiver AIS pada setiap kapal yang mengirimkan data posisi dan pergerakan kapal ke kapal lain. Inovasi yang dianjurkan adalah me
Dokumen ini membahas tentang Automatic Identification System (AIS) yang merupakan sistem pelacakan otomatis yang digunakan pada kapal untuk mengidentifikasi dan menemukan kapal lain dengan pertukaran data elektronik. AIS diatur oleh IMO untuk meningkatkan keselamatan pelayaran dengan memasang transceiver AIS pada setiap kapal yang mengirimkan data posisi dan pergerakan kapal ke kapal lain. Inovasi yang dianjurkan adalah me
Dokumen ini membahas tentang Automatic Identification System (AIS) yang merupakan sistem pelacakan otomatis yang digunakan pada kapal untuk mengidentifikasi dan menemukan kapal lain dengan pertukaran data elektronik. AIS diatur oleh IMO untuk meningkatkan keselamatan pelayaran dengan memasang transceiver AIS pada setiap kapal yang mengirimkan data posisi dan pergerakan kapal ke kapal lain. Inovasi yang dianjurkan adalah me
NRP : 04211940000054 Kelas : Sistem Komunikasi dan Navigasi Kelautan kelas A
Sistem Identifikasi Otomatis atau Automatic Identification System (AIS) adalah
sebuah sistem pelacakan otomatis digunakan pada kapal dan dengan pelayanan lalu lintas kapal (VTS) untuk mengidentifikasi dan menemukan kapal oleh elektronik pertukaran data dengan kapal lain di dekatnya, BTS AIS, dan satelit. International Maritime Organization (IMO) sebagai Badan Dunia untuk pelayaran sipil sudah mengatur regulasi untuk meningkatkan keselamatan pelayaran dengan memperkenalkan teknologi Automatic Identification System (AIS) . AIS adalah sistem monitoring pergerakkan kapal laut dengan menggunakan transceiver yang dipasang pada setiap kapal. Transceiver mendapatkan data posisi dari GPS, kemudian posisi pergerakan kapal ini dikirimkan ke sekelilingnya dengan menggunakan frekuensi radio maritim yaitu 161.975 MHz dan 162.025 MHz. Sistem ini menggunakan Time Division Multiple Access (TDMA) sebagai metoda aksesnya untuk menjamin semua AIS Message tidak saling mengganggu pada trafik pelayaran yang padat. Setiap kapal akan mem-broadcast AIS Message yang berisi Data ID kapal, posisi, kecepatan kapal dan message lainnya, untuk keperluan pengaturan lalu-lintas pelayaran. Dengan teknologi ini juga menjadikan kapal lainnya yang dilengkapi AIS Transceiver dapat memantau situasi sekeliling kapal (situasional awareness) yang muncul pada layar display monitoring. Inovasi yang dapat dilakukan adalah dengan mewajibkan kapal nelayan untuk memasang Automatic Identification System (AIS) ini. Hal ini harus dilakukan karena untuk alasan keselamatan dan keamanan pelayaran, dikarenakan kapal nelayan kita sering ditabrak dan disenggol kapal besar karena tidak mempunyai sinyal AIS.