Anda di halaman 1dari 13

1

PERAN PERPUSTAKAAN DESA “MUTIARA” DALAM


PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA KALISIDI
KECAMATAN UNGARAN BARAT
KABUPATEN SEMARANG

Raglina Siti Maskurotunitsa*), Yuli Rohmiyati

Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro,


Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia, 50275

Abstrak

Penelitian ini berjudul “Peran Perpustakaan Desa “Mutiara” dalam Pemberdayaan Masyarakat
Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang”. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui peran perpustakaan desa “Mutiara” dalam pemberdayaan masyarakat Desa
Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Metode yang digunakan adalah metode
kualitatif deskriptif. Penulis melakukan wawancara mendalam terhadap tujuh orang informan yang
dipilih berdasarkan teknik Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui
observasi dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan melakukan reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini menggunakan pendekatan
trianggulasi sebagai uji keabsahan data. Hasil dari penelitian ini yaitu peran perpustakaan desa
“Mutiara” dalam pemberdayaan masyarakat adalah sebagai pembantu dan pendukung masyarakat
Desa Kalisidi dalam meningkatkan kualitas hidupnya agar menjadi pribadi yang mandiri dan
berpotensi. Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh perpustakaan desa “Mutiara” dalam
bidang pendidikan, lingkungan, dan ekonomi. Masyarakat menjadi lebih giat dan termotivasi dengan
adanya program pemberdayaan tersebut.

Kata Kunci : Peran; Perpustakaan desa”Mutiara”; Pemberdayaan Masyarakat.

Abstract
[The Role of “Mutiara” Village Library in Empowerment Society of Kalisidi Subdistrict of West
Ungaran Semarang Regency] This final project entitled "The Role of “Mutiara” Village Library in
Empowerment Society of Kalisidi Subdistrict of West Ungaran Semarang Regency”. The aim of this
study was to know the role of “Mutiara” village library in empowerment society of Kalisidi
Subdistrict of West Ungaran Semarang Regency. The method used is descriptive qualitative method.
The author conducted in-depth interviews to 7 informants which were selected based on Purposive
Sampling technique. Data collected through observation and interviews. Data analysis technique
used is to perform data reduction, data presentation, and conclusion. This study used a triangulation
approach as a test of the validity of the data. The result of the study showed that the role of the
“Mutiara” village library in the community empowerment acts as the helpers and supporters
Kalisidi’s community in improving the quality of life in order to become an independent and
potential person. The community empowerment by the “Mutiara” library goes in the fields of
education, environment, and economy. People have become more enterprising and motivated by the
presence of the empowerment program.

Keywords: Role; “Mutiara” Village Library; Community Empowerment.

*)Penulis Korespondensi
E-mail: ragilinasm@gmail.com
2

serta mengembangkan keterampilan terapan


1. Pendahuluan yang bermanfaat bagi peningkatan kualitas
Dalam Undang-undang No. 43 Tahun hidupnya.
2007 disebutkan bahwa perpustakaan
berfungsi sebagai wahana pendidikan, Kehadiran perpustakaan desa pada
penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi dasarnya milik, dibangun oleh rakyat dan
untuk meningkatkan kecerdasan dan ditujukan untuk melayani masyarakat yang
keberdayaan bangsa. Fungsi pendidikan bersangkutan. Perpustakaan desa mempunyai
diwujudkan dengan perpustakaan yang peran yang strategis bagi masyarakat desa
mampu meningkatkan kegemaran membaca untuk meningkatkan pengetahuan dan
penggunanya, fungsi penelitian diterapkan pengalaman (Sutarno NS, 2008:139).
dengan menyediakan pelayanan untuk Perpustakaan desa berperan dalam
pemakai dalam memperoleh informasi menyediakan kebutuhan informasi
sebagai bahan rujukan untuk kepentingan masyarakat, memperbaiki kesejahteraan
penelitian. Fungsi pelestarian yaitu sebagai masyarakat di sekitarnya, menyediakan buku-
tempat melestarikan bahan pustaka (bahan buku pengetahuan maupun keterampilan
pustaka merupakan sumber ilmu pengetahuan, untuk mendukung keberhasilan kegiatan
teknologi dan budaya). Fungsi informasi masyarakat. Sehingga mereka mempunyai
diterapkan dengan menyediakan sumber- bekal dalam pengembangan diri.
sumber pustaka yang lengkap dan bermutu,
fungsi rekreasi diterapkan dengan Kemudian dengan adanya layanan
menyediakan buku hiburan dan tata ruang perpustakaan desa masyarakat dapat
yang bersifat rekreatif. Selain lima fungsi menumbuhkan kesadaran akan pentingnya
perpustakaan tersebut, perpustakaan juga kebersihan lingkungan dan meningkatkan
dapat berperan dalam pemeliharaan nilai guna sampah plastik yang awalnya
lingkungan sebagai upaya penanggulangan dibuang pada sembarang tempat, menjadi
masalah pencemaran lingkungan. Pencemaran bahan tukar dalam peminjaman bahan pustaka
lingkungan merupakan salah satu masalah di perpustakaan. Keberadaan perpustakaan
yang belum dapat terselesaikan dengan baik desa di tengah masyarakat jika disadari lebih
di Indonesia, hal ini terjadi karena rendahnya mendalam, tidak lain adalah salah satu upaya
kesadaran masyarakat akan kebersihan. Masih pemberdayaan masyarakat. Selama ini opini
banyak sampah rumah tangga yang dibuang yang beredar di tengah masyarakat tentang
pada sembarang tempat meskipun sudah pemberdayaan masyarakat masih cukup kuat,
disediakan tempat pembuangan sampah (TPS) bahwa pemberdayaan masyarakat adalah
pada setiap desa. Salah satu faktor penyebab suatu bentuk atau upaya pemberian bantuan
rendahnya kesadaran masyarakat akan berupa modal yang diberikan kepada
kebersihan adalah karena mereka tidak masyarakat yang kurang mampu untuk
mampu mengakses informasi dan juga latar meningkatkan perekonomian sehingga
belakang pendidikan masyarakat yang masih mereka bisa hidup mandiri.
rendah, akibatnya mereka kurang peduli
terhadap keindahan dan kebersihan Pemberdayaan yang dilakukan oleh
lingkungan. Oleh karena itu upaya perpustakaan desa merupakan suatu gambaran
penanggulangan masalah pencemaran lain tentang pola-pola pemberdayaan yang
lingkungan harus dilakukan secara lebih produktif yaitu dengan cara membaca
komprehensif, mencakup berbagai aspek bahan pustaka yang ada di perpustakaan
kehidupan masyarakat dan dilaksanakan kemudian menyerap hasilnya untuk
secara terpadu. dipraktekkan dalam kehidupan,
memanfaatkan layanan perpustakaan yang
Pemerintah telah melakukan berbagai ramah lingkungan. Seperti yang dilakukan
macam hal untuk menagani masalah oleh perpustakaan desa “Mutiara” dalam
pencemaran lingkungan, salah satunya dengan menyediakan layanan peminjaman buku
program pemberdayaan masyarakat. Dengan berbayar dengan sampah plastik.
dihimbaunya pendirian perpustakaan desa
merupakan salah satu program pemerintah Berdasarkan uraian tersebut, maka
dalam upaya menumbuhkan kesadaran masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini
masyarakat akan kepedulian lingkungan adalah bagaimana peran Perpustakaan Desa
melalui peran layanan perpustakaan. “Mutiara” dalam pemberdayaan masyarakat
Perpustakaan dapat berarti sebagai sumber Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat
belajar bagi masyarakat. Setiap bahan pustaka Kabupaten Semarang ?
yang dibaca dan dipelajari oleh masyarakat
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
dapat meningkatkan pengetahuan, menambah
penelitian ini, untuk mengetahui peran
wawasan, membentuk sikap dan perilaku,
[Type text]
3

Perpustakaan Desa “Mutiara” dalam pendidikan nasional (Surat Keputusan


pemberdayaan masyarakat Desa Kalisidi Menteri dalam Negeri dan Otonomi Daerah
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Nomor 3 Tahun 2001). Sedangkan menurut
Semarang. Sutarno NS (2008:9) Perpustakaan desa
adalah lembaga layanan publik yang berada di
Penelitian ini diharapkan dapat desa. Sebuah unit layanan yang
bermanfaat baik secara teoritis maupun dikembangkan dari, oleh dan untuk
praktis sebagai berikut: masyarakat tersebut. Tujuannya untuk
memberikan layanan dan memenuhi
1. Manfaat Teoritis kebutuhan warga yang berkaitan dengan
informasi, ilmu pengetahuan, pendidikan dan
Memberikan sumbangan keilmuan bagi rekreasi kepada semua lapisan masyarakat.
perkembangan ilmu perpustakaan dan Masyarakat yang dilayani terdiri atas semua
informasi terutama dalam kaitannya dengan penduduk yang beraneka ragam latar
peran perpustakaan desa dalam pemberdayaan belakangnya. Mereka tinggal di suatu desa
masyarakat. Penelitian ini juga dapat menjadi dengan memiliki suatu ikatan yang erat dan
inspirasi dipenelitian berikutnya sehingga bervariasi. Berdasarkan uraian menurut dua
memperkaya khasanah keilmuan. ahli tersebut dapat dilihat, bahwa
perpustakaan desa merupakan lembaga
2.Manfaat Praktis
pelayanan kepada masyarakat yang
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan menyediakan berbagai informasi untuk
informasi pada pihak perpustakaan desa dan memenuhi kebutuhan hidupnya, dalam rangka
lembaga pemberdayaan masyarakat sebagai menunjang program pembelajaran sepanjang
bahan pertimbangan dalam mengambil hayat dan sebagai bentuk pemberdayaan
kebijakan dan evaluasi mengenai peran masyarakat.
perpustakaan desa dalam pemberdayaan
Perpustakaan itu mempunyai peran yang
masyarakat.
strategis bagi masyarakat desa untuk
meningkatkan pengetahuan dan pengalaman.
Terbentuknya perpustakaan desa adalah untuk
2. Landasan Teori sarana pelayanan kepada masyarakat sebagai
Penduduk Indonesia mayoritas hidup di penyedia sumber informasi yang cepat, tepat
daerah pedesaan. Hal ini menunjukan potensi dan murah untuk menunjang program wajib
besar pada bidang sumber daya manusia. belajar dan program pendidikan keterampilan
Masyarakat sebagai salah satu potensi desa masyarakat lainnya, serta membantu warga
merupakan bagian dari potensi non fisik. Jika untuk mengembangkan kemampuan yang
potensi ini dimanfaatkan dengan baik, maka dimilikinya sehingga dapat bermanfaat bagi
desa akan berkembang dan memiliki fungsi masyarakat di sekitarnya, sejauh kemampuan
bagi daerah lain maupun kotanya sendiri. tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan
Salah satu sarana pemberdayaan dan bahan pustaka. Fungsi ini disebut fungsi
pembinaan potensi ini adalah pendidikan pendidikan berkesinambungan.
dengan segala perangkatnya, diantaranya
yaitu perpustakaan. Dengan demikian pemanfaatan
perpustakaan desa adalah penggunaan koleksi
Pemerintah melalui surat keputusan perpustakaan untuk mencerdasakan,
Menteri dalam Negeri dan Otonomi Daerah memberdayakan masyarakat serta menunjang
Nomor 3 Tahun 2001 tentang pembentukan pelaksanaan pendidikan nasional.
perpustakaan desa, telah dijelaskan mengenai Pemanfaatan ini dapat dilaksanakan dengan
pentingnya perpustakaan desa untuk mengelola sumber daya perpustakaan
mencerdaskan dan memberdayakan (Sutarno NS, 2006:215). Sumber daya
masyarakat serta menunjang pelaksanaan perpustakaan adalah semua unsur dan faktor
pendidikan nasional perlu dikembangkan yang ada di perpustakaan yang dipergunakan
sebagai salah satu sumber belajar bagi untuk menyelenggarakan perpustakaan. Oleh
masyarakat dalam bentuk perpustakaan desa. karena itu penyelenggaraan kegiatan
perpustakaan merupakan pengelolaan sumber
2.1 Perpustakaan Desa daya perpustakaan.

Perpustakaan desa adalah wadah Pada dasarnya kegiatan perpustakaan


penyedia bahan bacaan sebagai salah satu sangat bervariasi, tergantung jenis
sumber belajar bagi masyarakat dalam rangka perpustakaan dan tujuan dari perpustakaan itu
mencerdaskan dan memberdayakan sendiri. Namun secara umum menurut
masyarakat, serta menunjang pelaksanaan
[Type text]
4

Sutarno NS (2006:174) ada lima kegiatan 5) Sosialisasi


perpustakaan, yaitu: Istilah sosialisasi atau pemasyarakatan
bagi perpustakaan selalu dikaitkan
1) Pengadaan Koleksi dengan upaya promosi perpustakaan,
Pengadaan koleksi merupakan proses menjaring minat dan respon masyarakat
awal dalam mengisi perpustakaan dengan memberikan sesuatu yang
dengan sumber-sumber informasi. berguna, mengembangkan kerjasama
Adapun hal pokok yang harus dengan berbagai pihak yang terkait,
ditetapkan berkaitan dengan koleksi serta mengembangkan upaya
seperti penyusunan rencana operasioanl mendekatkan dan membangun jembatan
pengadaan koleksi, menghimpun alat antara perpustakaan dan masyarakat
seleksi koleksi, survai bahan pustaka, pengguna.
dan menyeleksi bahan pustaka.
2) Pengolahan Lebih lanjut sosialisasi perpustakaan
Pengolahan adalah pekerjaan yang dilakukan dalam rangka membangun citra
diawali sejak koleksi diterima di positif perpustakaan. Dengan memaksimalkan
perpustakaan sampai dengan lima hal tersebut di perpustakaan, maka
penempatan di rak yang telah sebuah perpustakaan dapat memenuhi
disediakan. Dalam pengolahan terdapat kebutuhan dan selera pengunjung serta dapat
kegiatan berupa inventarisasi, memberikan sesuatu yang bermanfaat dan
klasifikasi, katalogisasi, pengecapan, nilai tambah kepada masyarakat.
pembuatan perlengkapan perpustakaan,
penjajaran kartu dan penyusunan koleksi Nilai yang terkandung dalam Public
di rak. Library Manifesto, yaitu perpustakaan sebagai
3) Layanan gerbang menuju pengetahuan untuk
Layanan adalah kegiatan memberi menyediakan kondisi awal bagi perorangan
bantuan kepada pengguna dalam atau kelompok dalam melakukan kegiatan
memenuhi kebutuhan hidup sesuai yang belajar seumur hidup, pengambilan keputusan
diharapkannya. Di sebuah perpustakaan mandiri serta pembangunan budaya (Gill,
tentunya berbeda dengan layanan pada 2001:87). Nilai ini selalu ada sebagai acuan
kegiatan kemasyarakatan yang lain yang melandasi berdirinya sebuah
seperti layanan kesehatan dan layanan perpustakaan. Perpustakaan merupakan pusat
keagamaan. lokal informasi, membuat semua jenis
pengetahuan dan informasi dapat tersedia
Perbedaan itu tentu terkait dengan tugas dan untuk para pengguna. Kegiatan perpustakaan
fungsi dari masing-masing bidang, tetapi pada yang bersifat aktif menjadikan masyarakat
dasarnya suatu layanan mempunyai prinsip- mudah memperoleh dan mencari informasi,
prinsip yang sama atau berdekatan, yaitu: keaktifan ini mendorong perpustakaan dalam
memberikan layanan dan fasilitas yang baik
a) Sesuai dengan kebutuhan masyarakat atas dasar kesetaraan akses untuk semua
yang dilayani. pengguna tanpa memandang usia, ras, jenis
b) Dilaksanakan secara cepat, tepat, dan kelamin, agama, dan bahasa.
akurat.
c) Menciptakan kesan yang menarik, Layanan dan fasilitas yang ada di
sehingga menimbulkan kepuasan perpustakaan harus terorganisir dengan baik
masyarakat. dan dilakukan secara professional, sehingga
dapat mendorong masyarakat dalam
Secara khusus Murniaty (2013:11) meningkatkan kemampuan mencari dan
menjelaskan jenis layanan yang biasanya ada memperoleh informasi (Gill, 2001:89).
di perpustakaan desa seperti layanan sirkulasi, Kemampuan tersebut diharapkan dapat
layanan referensi, layanan koleksi deposit, menambah modal pengetahuan yang berguna
layanan multimedia, dan layanan bagi masyarakat, modal tersebuat nantinya
perpustakaan keliling. dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
kesejahteraan dalam bidang ekonomi, budaya,
4) Administrasi Perpustakaan dan pendidikan. Masyarakat yang memiliki
Adapun kegiatan yang dimaksud akses informasi lebih mudah untuk
administrasi perpustakaan disini adalah beradaptasi serta memanfaatkan lingkungan
kegiatan yang berada di secretariat, yang ada, informasi sebagai modal bisa
kegiatan ini merupakan penunjang ditindak lanjuti dengan sebuah tindakan.
kegiatan pokok. Kegiatan ini antara lain Melalui tindakan inilah masyarakat nantinya
mengenai ketatausahaan, kepegawaian dapat memperoleh keuntungan langsung baik
keuangan, dan kerumah tanggaan. berupa materi maupun immateri, dengan
[Type text]
5

begitu secara berlahan masyarakat telah Mathews dalam Mardikanto (2013:105)


melalukan proses pemberdayaan melalui mengatakan bahwa prinsip adalah suatu
kegiatan perpustakaan. pernyataan tentang kebijaksanaan yang
dijadikan pedoman dalam pengambilan
2.2 Konsep Pemberdayaan Masyarakat keputusan dan melaksanakan kegiatan secara
konsisten. Dengan demikian, prinsip dapat
Pemberdayaan masyarakat sebagai dijadikan sebagai landasan pokok yang benar
sebuah strategi sekarang telah banyak bagi pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan.
diterima, bahkan telah berkembang dalam
berbagai literatur di dunia barat. Menurut b. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat
Totok Mardikanto (2013:25) pemberdayaan
masyarakat adalah sebuah konsep Mardikanto (2013:111) seperti yang
pembangunan ekonomi yang merangkum dikemukakan sebelumnya bahwa ada
nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan beberapa definisi pemberdayaan yang
pradigma baru dalam pembangunan, yakni menyatakan pemberdayaan merupakan
bersifat”people-centered, participatory, implikasi dari strategi pembangunan yang
empowering and sustainable” (Chambers, berbasis pada masyarakat (people centered
1995 dalam Mardikanto, 2013:25). developmen). Maka tujuan-tujuan
pemberdayaan meliputi beragam upaya
Secara konseptual seperti yang perbaikan pendidikan, perbaikan aksesibilitas,
dikemukakan oleh Tatok Mardikanto perbaikan tindakan, perbaikan lembaga,
(2013:30) pemberdayaan masyarakat adalah perbaikan usaha, perbaikan pendapatan,
upaya untuk meningkatkan harkat dan perbaikan lingkungan, perbaikan kehidupan,
martabat masyarakat dalam kondisi yang perbaikan masyarakat. Tujuan dari adanya
sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri program pemberdayaan masyarakat yang
dari perangkat kemiskinan dan kelatar telah dilakukan oleh suatu pihak tertentu
belakangan, dengan kata lain memberdayakan merupakan bentuk perbaikan, perbaikan
adalah memampukan dan memandirikan dalam arti memperbaiki keadaan dari
masyarakat. Sedangkan menurut Cornell yang sebelumnya tidak mampu menjadi mampu
dikutip oleh Prayad dalam Jurnal International agar harapan yang telah direncanakan dapat
Education Studies (2015:66), menyebutkan: terwujud.

“Empowermenthas been defined as an c. Indikator Pemberdayaan Masyarakat


intentional ongoing process centered in
the local community, involving mutual Dalam pengertian yang diberikan
respect, critical reflection, caring and terhadap pemberdayaan, jelas dinyatakan
group participation, through which bahwa pemberdayaan adalah proses
people lacking on equal share of valued pemberian dan optimasi daya yang dimiliki
resources gain greater access to and dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Baik daya
control over those resources: or a dalam pengertian “kemampuan dan
process by which people again control keberanian” maupun daya dalam arti
over their lives, democratic participation “kekuasaan atau posisi-tawar”. Dalam praktek
in the life of their community, and a pemberdayaan masyarakat yang dilakukan
critical understanding of their oleh banyak pihak, seringkali terbatas pada
environment (Cornell: Empowerment pemberdayaan ekonomi dalam rangka
Group, 1989:Rappaport, 1987).” pengentasan kemiskinan atau penanggulangan
kemiskinan. Karena itu, kegiatan
Dari pengertian diatas penulis dapat pemberdayaan masyarakat selalu dilakukan
menyimpulkan bahwa pemberdayaan dalam bentuk pengembangan kegiatan
masyarakat adalah upaya menjadikan produktif untuk peningkatan pendapatan.
masyarakat menjadi pribadi yang mandiri
supaya dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, Kegiatan pemberdayaan bukanlah
serta dapat menggali potensi yang ada dalam sekedar pelatihan, income generating atau
masyarakat dengan berbagai keterampilan advokasi. Pemberdayaan masyarakat harus
yang ada dalam diri manusia menjadi dilakukan secara terintegrasi mencakup empat
masyarakat yang produktif. Adapun beberapa kelompok kegiatan yaitu: bina manusia, bina
hal yang harus diperhatikan agar proses usaha, bina lingkungan, dan bina
pemberdayaan masyarakat dapat berjalan kelembagaan (Totok Mardikanto, 2013:113-
secara maksimal adalah sebagai berikut: 117). Indikator dalam pemberdayaan
masyarakat memang sudah seharusnya
a. Prinsip-prinsip pemberdayaan dilakukan secara terintegritas mencakup
masyarakat empat kelompok kegiatan tersebut. Dalam

[Type text]
6

kegiatan pemberdayaan masyarakat, indikator masyarakat menurut Sutarno NS (2006:33)


pemberdayaan harus diperhatikan dengan adalah sebagai berikut:
baik agar bermanfaat terhadap berbagai
bidang yang ada. 1. Menjadi tempat mengumpulkan atau
menghimpun informasi, dalam arti
Dengan demikian perpustakaan dan aktif perpustakaan terus-menerus
pemberdayaan sebagai upaya untuk mengumpulkan sebanyak mungkin
menuangkan peran dan nilai-nilai sumber informasi untuk dikoleksi.
perpustakaan dalam kehidupan 2. Sebagai tempat menoglah atau
bermasyarakat, melalui inovasi pemberdayaan memproses semua bahan pustaka
terutama masyarakat desa atau kelompok dengan metode dan sistem tertentu
yang perlu diberdayakan. seperti registrasi, klasifikasi,
katalogisasi, dan kelengkapan lain agar
2.3 Pemberdayaan Masyarakat melalui mudah digunakan.
Perpustakaan 3. Menjadi tempat penyimpanan dan
pemeliharaan, artinya ada kegiatan
Pemberdayaan merupakan upaya untuk untuk mengatur, memelihara, dan
menjadikan masyarakat berdaya, memiliki merawat agar koleksi rapi, terawatt
potensi, dan tidak tertinggal. Ketertinggalan serta mudah diakses.
suatu masyarakat biasanya disebabkan oleh 4. Sebagai salah satu pusat informasi,
faktor ketidaktahuan, kemiskinan, dan sumber belajar, penelitian, dan
penyakit. Untuk mengatasi ketertinggalan ini, rekreasi. Memberi layanan kepada
tujuan utama yang dicapai yaitu dengan pemakai seperti membaca, meminjam,
meningkatkan pengetahuan masyarakat agar meneliti dengan cara yang cepat, tepat,
tercipta manusia yang memiliki sumber daya dan mudah.
unggul. Upaya-upaya pemberdayaan 5. Membangun tempat informasi yang
masyarakat ini bertujuan untuk mendidik dan lengkap up-to-date bagi pengembangan
membantu diri mereka sendiri. pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku.
Usaha meningkatkan pengetahuan 6. Merupakan agen pengubah dan agen
masyarakat merupakan tujuan dari pendidikan kebudayaan dari masa lalu, sekaran,
nasional dalam upaya mencerdaskan dan masa depan. Kemajuan
kehidupan bangsa. Salah satu cara dalam perpustakaan menjadi kebanggaan, dan
meningkatkan kecerdasan bangsa dengan simbol peradaban kehidupan umat
meningkatkan kualitas pendidikan yang dapat manusia.
dilakukan melalui perpustakaan, karena
perpustakaan merupakan institusi yang Adanya pembentukan perpustakaan di
memiliki peran dalam menyediakan informasi setiap daerah, diharapkan dapat memperbaiki
bagi masyarakat. Menurut Suharyanti dan mengatasi ketertinggalan yang dialami
(2008:9) sebuah perpustakaan harus dapat masyarakat. Dengan meningkatkan taraf
menunjang keberhasilan program pendidikan kecerdasan masyarakat maka perbaikan mutu
terutama pendidikan diluar sekolah, bagi kehidupanpun dapat terjamin. Dengan
orang-orang yang sudah tidak duduk lagi di demikian pemberdayaan masyarakatpun dapat
bangku sekolah. Pemberdayaan melalui terlaksana dengan adanya perpustakaan.
perpustakaan ini berhubungan dengan bidang
pendidikan. Perpustakaan adalah sebuah Pemberdayaan masyarakat melalui
lembaga yang menjabarkan ilmu pengetahuan perpustakaan dapat dilakukan, yaitu dengan
dan hasil-hasil pemikiran manusia dengan meningkatkan minat terhadap buku atau
tidak henti-hentinya, dan merupakan tempat bacaan. Minat baca yang tinggi menjadikan
belajar seumur hidup (Suharyanti, 2008:6). seseorang dapat memperoleh informasi dari
bacaan yang dibacanya dalam rangka
Sebagai salah satu institusi yang meningkatkan pengetahuan. Minat baca dapat
memegang peran dalam dunia pendidikan, ditumbuhkan dengan menanamkan kebiasaan
maka usaha pemberdayaan masyarakatpun membaca kepada seseorang, yang nantinya
dapat dilakukan melalui perpustakaan. diharapkan lama-kelamaan akan terbiasa dan
Melalui perpustakaan masyarakat tidak hanya menjadi budaya baca bagi dirinya sendiri.
dapat memperoleh ilmu pengetahuan dari Dengan timbulnya budaya baca pada
bahan pustaka yang dilayankan, tetapi juga seseorang maka akan timbul rasa
mengembangkan bakat dan potensi yang keingintahuan akan pengetahuan yang dia
mereka miliki dengan memanfaatkan fasilitas miliki. Rasa keingintahuan akan pengetahuan
dan layanan yang ada di perpustakaan. dapat diperoleh dari koleksi buku yang
Maksud pembentukan perpustakaan bagi tersedia pada sebuah perpustakaan.
[Type text]
7

Untuk mengatasi masalah rendahnya pemberdayaan masyarakat melalui


minat baca masyarakat Indonesia, perlu usaha perpustakaan yang diterapkan di Rumah
yang lebih. Menurut Sutarno NS (2006:121) Pintar “Sasana Ngudi Kawruh”. Hasil dari
untuk meningkatkan minat baca sebagai penelitian tersebut menunjukkan bahwa
upaya pemberdayaan masyarakat dapat bentuk pemberdayaan masyarakat melalui
dilakukan melalui perpustakaan, diantaranya perpustakaan meliputi pelatihan
dengan program berbasis buku, program kewirausahaan berupa pelatihan boga dan
peningkatan kemampuan membaca dengan keterampilan, penyelenggaraan lomba guna
memberikan bimbingan membaca yang baik, menarik minat warga memanfaatkan
lomba baca, bedah buku, bercerita (story perpustakaan serta ditunjang dengan layanan
telling), dan buku gambar. perpustakaan seperti mobil pintar, pemutaran
film, pelatihan computer, story telling dan
Dengan berbagai kegiatan pemberdayaan bimbingan belajar. Selebihnya pemebrdayaan
yang dapat dilakukan perpustakaan, juga dianalisis sebagai suatu program dan
masyarakat diharapkan dapat meningkatkan proses. Penelitian ketiga berasal dari skripsi
budaya membaca, dan menjadikan kebiasaan yang berjudul “Peran perpustakaan komunitas
membaca itu seperti kebutuhan pokok yang dalam pemberdayaan masyarakat” disusun
harus dipenuhi dalam rangka mengikuti oleh Mohamad Arif Wahyudi, mahasiswa
perkembangan zaman agar tidak tertinggal. Ilmu Perpustakaan fakultas Ilmu Budaya
Adapun bentuk-bentuk pemberdayaan Universitas Diponegoro Semarang tahun
masyarakat lainnya yang mungkin dapat 2012. Secara umum tujuan dari penelitian
dilakukan melalui perpustakaan menurut tersebut adalah untuk mengetahui landasan
Sutarno NS (2006:123-124) di antaranya awal diadakannya program pemberdayaan
dendan mengadakan pertunjukan drama, masyarakat. Mengetahui bentuk dan proses
Pelatihan kerajinan tanggan, bimbingan dari kegiatan pemberdayaan masyarakat, dan
belajar, dan pelestarian kebudayaan. mengetahui hasil dari program pemberdayaan
masyarakat di Pondok Maos Guyub.
Penelitian ini menggunakan beberapa Penelitian ini menunjukan bahwa,
referensi yang berkaitan dengan topik pemberdayaan masyarakat di Pondok Maos
penelitian, yaitu Penelitian pertama berasal Guyub merupakan kegiatan berbasiskan
dari artikel jurnal yang berjudul “The Role of pendidikan kemandirian kemasyarakatan.
The Rural Pubic Library in Community Progran pemberdayaan yang dilakukan
Development and Empowerment.” Penelitian dengan mengadakan pelatihan pelatihan
ini dilakukan di perpustakaan desa Australia membatik, pelatihan sablon, pelatihan
dan Malaysia oleh Roziyah Abu pada tahun membuatdetergen dan pewangi pakaian dan
2011. Artikel ini menjelaskan bahwa reading group. Hasil dari program
perpustakaan merupakan entitas dalam pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat
masyarakat pedesaan. Perpustakaan desa mempunyai potensi diri, terampil, dan
dapat bertindak sebagai kekuatan penting mandiri.
dalam masyarakat setempat sebagai
pembangunan dan pemberdayaan. Peran Dalam penelitian ini, perbedaan yang
perpustakaan desa dalam masyarakat sebagai mendasar dari penelitian-penelitian
pembantu dalam mengali potensi yang sebelumnya yaitu penelitian ini bertujuan
dimiliki oleh setiap individu untuk untuk mengetahui peran perpustakaan desa
meningkatkan kualitas hidupnya. Hasil dari “Mutiara” dalam pemberdayaan masyarakat
penelitian ini menunjukan bahwa masyarakat Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat
telah menyadari akan peran yang diberikan Kabupaten Semarang. Adapun hasil yang
dari sebuah perpustakaan desa. Masyarakat diharapkan untuk mengetahui peran yang
menggunakan dan memanfaatkan dilakukan perpustakaan desa “Mutiara” dalam
perpustakaan untuk berbagai kepentingan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dan
dalam mengembangkan kualitas hidupnya. bentuk kegiatan apa saja yang dilakukan.
Penelitian kedua berasal dari skripsi dengan Untuk mengetahui respon masyarakat Desa
judul “Pemberdayaan masyarakat melalui Kalisidi terhadap pemberdayaan yang
perpustakaan: Studi kasus di Rumah dilakukan oleh perpustakaan desa “Mutiara”
Pintar”Sasana Ngudi Kawruh” Kelurahan serta manfaat yang dihasilkan dari adanya
Bandarharjo-Semarang” disusun oleh kegiatan tersebut.
Sitaresmi Suryani Retno, mahasiswa Ilmu
Perpustakaan fakultas Ilmu Budaya
Universitas Diponegoro Semarang tahun 2015 3 Metode Penelitian
juga dijadikan sebagai referensi dalam Penelitian mengenai peran perpustakaan
penyusunan skripsi ini. Secara umum tujuan dalam pemberdayaan masyarakat ini
penelitian tersebut adalah untuk mengetahui menggunakan desain penelitian kualitatif.
[Type text]
8

Penelitian kualitatif berusaha memahami dengan datang ke kantor perpustakaan desa


fenomena yang dialami oleh subjek penelitian “Mutiara” untuk mengamati secara langsung
seperti perilaku, persepsi, motivasi, dan bagaimana peran perpustakaan desa
tindakan (Moleong, 2010:6). Jenis penelitian “Mutiara” dalam pemberdayaan masyarakat
yang digunakan adalah jenis penelitian Desa Kalisidi.
deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan b) Wawancara
jenis penelitian yang memberikan data berupa Wawancara penelitian ini menggunakan
kata-kata atau wawancara dari informan yang daftar pertanyaan semi-terstruktur, Adapun
diteliti, dan semua itu dikumpulkan tujuan wawancara dilakukan untuk
berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa memperoleh informasi yang mendalam dan
yang telah diteliti (Moleong, 2010:11). maksimal mengenai peran perpustakaan desa
Dengan penelitian ini akan memberikan “Mutiara” dalam pemberdayaan masyarakat
gambaran secara cermat mengenai peran Desa Kalisidi, sehingga dapat menjawab
perpustakaan desa “Mutiara” dalam semua persoalan yang menjadi masalah dalam
pemberdayaan masyarakat Desa Kalisidi penelitian ini. Proses penelitian dengan
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten menggunakan alat bantu perekam sebagai
Semarang. media pendukung, atas sepengetahuan
Subjek dalam penelitian ini adalah informan.
masyarakat Desa Kalisidi yang menggunakan c) Dokumentasi
layanan perpustakaan serta yang terlibat Dokumentasi adalah data pendukung yang
dalam kepengurusan. Sedangkan objeknya dikumpulkan sebagai penguat data observasi
adalah perpustakaan desa “Mutiara” dalam dan wawancara, biasanya berbentuk tulisan,
pemberdayaan masyarakat. gambar atau digital (Mukhtar, 2013:119).
Adapun cara pemilihan informan pada Dokumen yang digunakan dalam penelitian
penelitian ini yaitu teknik purposive sampling. ini yaitu dokumen administrasi dan artikel
Kemudian peneliti menyeleksi dan yang dimuat dalam media massa mengenai
mengambil tujuh orang yang terdiri dari peran perpustakaan desa “Mutiara” dalam
kepala perpustakaan dan dua petugas pemeberdayaan Masyarakat Desa Kalisidi.
perpustakaan untuk dijadikan informan
tambahan mengenai keberadaan data, serta Analisis data yang digunakan oleh
empat pemustaka untuk dijadikan informan peneliti yaitu analisis data model Miles dan
inti dalam penelitian. Pertimbangan pemilihan Huberman. Terdapat tiga macam kegiatan
informan dalam penelitian ini didasarkan pada dalam analisis data kualitatif, yaitu reduksi
kriteria informan yang terlibat dalam kegiatan data, penyajian (data display), penarikan
pemberdayaan di perpustakaan desa kesimpulan, berikut penjelasannya:
“Mutiara”, mengetahui program kerja yang
telah atau sedang dilakukan, berperan aktif 1) Reduksi Data
dalam kegiatan yang diadakan. Pada Data yang telah direduksi akan memberikan
penelitian ini informan ditulis menggunakan gambaran yang lebih jelas, dan
nama lengkap dan tidak disamarkan, karena mempermudah penelitian untuk melakukan
topik yang diangkat dalam penelitian bukan pengumpulan data selanjutnya (Sugiyono,
mengandung kontroversial (Yin, 2013:192). 2008:247). Analisis data pada penelitian ini,
Penelitian ini menggunakan data primer dimulai dengan membuat transkip wawancara
dan sekunder. Penelitian ini mendapatkan dengan memutar kembali rekaman hasil
data primer melalui wawancara dan observasi. wawancara oleh informan mengenai kegiatan
Adapun data sekunder melalui dokumen yang pemberdayaan masyarakat yang dilakukan
dimiliki perpustakaan desa “Mutiara” oleh perpustakaan desa “Mutiara”, kemudian
meliputi brosur dan dokumen lain yang dipilah berdasarkan informasi yang relevan
digunakan untuk menunjang penelitian ini mengenai tujuan penelitian.
berupa sejarah perpustakaan, struktur 2) Penyajian Data
organisasi, statistik pengunjung, dan daftar Penyajian data yang paling sering digunakan
koleksi perpustakaan desa “Mutiara”. Metode dalam penelitian kualitatif adalah melalui teks
pengumpulan data penelitian menggunakan yang bersifat naratif (Sugiyono,
observasi, wawancara dan dokumentasi. 2008:249).Pada penelitian ini data yang
disajikan berbentuk narasi atau serangkaian
a) Observasi kata yang telah disusun berdasarkan hasil
Peneliti menggunakan observasi partisipatif wawancara dari informan.
pasif. Observasi partisipatif pasif yaitu 3) Penarikan Kesimpulan
peneliti datang ketempat kegiatan orang yang Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif
diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam menurut Miles and Huberman dalam
kegiatan tersebut (Sugiyono,2008:227). Sugiyono (2008:252), yaitu penarikan
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini simpulan dan verifikasi.Penarikan simpulan
[Type text]
9

dilakukan setelah semua data direduksi dan dan bank sampah. Kehadiran Perpustakaan
disajikan dengan rapi.Tujuan penarikan desa “Mutiara” ini diharapkan dapat menjadi
kesimpulan ini adalah untuk menjawab fasilitas untuk masyarakat dalam
rumusan masalah yang dirumuskan sejak meningkatkan kepribadian yang gemar
awal. membaca serta peduli lingkungan.
Uji keabsahan data dalam penelitian ini,
menggunakan pendekatan triangulasi. Tujuan berdirinya perpustakaan desa
Triangulasi menurut Moleong (2010:330) “Mutiara” untuk memberikan layanan dalam
adalah teknik pemeriksaan keabsahan data rangka memenuhi kebutuhan warga yang
yang memanfaatkan sesuatu lain di luar data berkaitan dengan informasi, ilmu
itu, untuk keperluan pengecekan atau sebagai pengetahuan, pendidikan, dan rekreasi kepada
perbandingan terhadap data itu. Jenis semua lapisan masyarakat tanpa
triangulasi yang digunakan dalam penelitian keterkecualian. Kemudian dikembangkan
ini adalah triangulasi dengan sumber. dengan perpanduan konsep perpustakaan dan
Menurut Patton dalam Moleong (2010:331), bank sampah sebagai wujud dari bentuk
triangulasi dengan sumber berarti keprihatinannya terhadap masalah
membandingkan dan mengecek balik derajat pencemaran lingkungan serta menurunnya
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh minat baca masyarakat. Sehingga dengan
melalui waktu dan alat yang berbeda dalam adanya layanan perpustakaan berbayar
metode kualitatif. Peneliti melakukan uji sampah plastik ini diharapkan dapat
keabsahan data dengan cara pengecekan hasil meningkatkan minat baca masyarakat dan
observasi dan wawancara yang didapat dari peduli terhadap kebersihan serta keindahan
informan dengan berbagai perspektif dan lingkungan.
keadaan yang berbeda, kemudian dengan
dokumentasi. 4.1.2 Peran Layanan dalam Pemberdayaan
Masyarakat

Salah satu tujuan dari adanya layanan


4 Pembahasan perpustakaan desa “Mutiara” adalah
4.1 Perpustakaan Desa “Mutiara” dalam pemberdayaan masyarakat, yaitu membantu
Pemberdayaan Masyarakat pemerintah dalam mewujudkan masyarakat
yang mandiri serta berpotensi untuk
Peran perpustakaan desa “Mutiara” memenuhi kebutuhan hidupnya. Berdasarkan
dalam pemberdayaan masyarakat dapat dilihat tujuan ini maka sudah tentu perpustakaan
dari latar belakang berdirinya perpustakaan, desa “Mutiara” memiliki peran dalam
peran layanan perpustakaan, bentuk pemberdayaan masyarakat. Peran
pemberdayaan dalam berbagai bidang serta perpustakaan desa “Mutiara” sendiri hanya
kegiatan-kegiatan yang diadakan, dan hasil sebatas sebagai pendukung dan pembantu
yang diperoleh dari adanya proses masyarakat dalam mengali potensi yang
pemberdayaan tersebut. Adapun sebenarnya dimiliki.
penjabarannya sebagai berikut:
Perpustakaan desa “Mutiara” berperan
4.1.1 Latar Belakang Berdirinya dalam memandu dan mengarahkan minat
Perpustakaan Desa “Mutiara” masyarakat. Untuk itu perpustakaan desa
“Mutiara” berusaha mengarahkan masyarakat
Pengagas utama hadirnya layanan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya
perpustakaan yang ramah lingkungan adalah dengan membuatkan beberapa program yang
dari Farah yang selaku Kepala Desa setempat, sudah direncanakan. Akan tetapi perpustakaan
hal yang mendasari Farah dalam usaha desa “Mutiara” tidak bertanggung jawab
memberikan konsep layanan peminjaman secara penuh atas pengembangan bakat
buku berbayar dengan sampah plastik adalah masyarakat, hal ini dikarenakan keterbatasan
bentuk keprihatinanya terhadap pencemaran yang dimiliki perpustakaan desa “Mutiara”.
lingkungan serta minat baca masyarakat yang Perpustakaan desa “Mutiara” hanya berusaha
semakin rendah dikarenakan dengan adanya menyediakan layanan yang berupa fasilitas
gadget yang saat ini tersebarluas hampir serta sarana-prasarana pendukung kegiatan
setiap orang punya. Gagasan awal ini bermula pemberdayaan dalam rangka menjadikan
dari adanya kondisi lingkungan yang tidak masyarakat yang mandiri dan berpotensi.
bersih, karena masih banyak sampah plastik
berserakan dijalan padahal sudah di sediakan 4.1.3 Bentuk Pemberdayaan Masyarakat
tempat pembuangan sampah (TPS) pada
setiap tempat-tempat tertentu, sehingga Farah Pemberdayaan masyarakat di
ingin menggabungkan antara perpustakaan perpustakaan desa “Mutiara” berbasiskan

[Type text]
10

pendidikan, perpustakaan berusaha pada pendekatan pendidikan. Intinya disini


memberikan kecakapan-kecakapan dasar pada perpustakaan desa “Mutiara” berusaha
masyarakat agar nantinya masyarakat dapat memberdayakan potensi sumber daya
mengembangkannya dari ilmu yang telah manusia melalui sistem pembelajaran non-
diperoleh di perpustakaan desa “Mutiara”. formal, dengan memberikan fasilitas
Selain mengenai masalah pendidikan pendukung bagi masyarakat secara gratis.
masyarakat, Perpustakaan desa “Mutiara”
juga melakukan pemberdayaan masyarakat 4.1.4 Dampak Program Pemberdayaan
pada bidang lingkungan dan ekonomi. Masyarakat
Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan
pada setiap bidangnya sebagai berikut: Dampak dari adanya program
pemberdayaan masyarakat yang diadakan di
a) Bidang Pendidikan perpustakaan desa “Mutiara” ini bersifat
positif. Hal ini dapat dilihat dari hasil
Kegiatan yang dilakukan perpustakaan desa perkembangan perpustakaan desa Mutiara
“Mutiara” dalam bidang pendidikan dengan pada masing-masing bidang pemberdayaan
melatih dan membiasakan masyarakat untuk sudah mulai terlihat, yaitu meningkatnya
membaca, adapun cara yang dilakukan kepedulian dan perhatian masyarakat akan
dengan menyediakan berbagai jenis bahan kebersihan lingkungan, bertambahnya jumlah
bacaan pada layanan sirkulasi dan melakukan pengunjung perpustakaan, dan keterampilan
perpustakaan keliling secara sederhana untuk berinovasi dengan sampah plastik yang
menjangkau masyarakat yang tidak dapat hasilnya dapat digunakan sendiri maupun
datang langsung ke kantor perpustakaan desa untuk dijual.
“Mutiara”.
Selama pelaksanaan program
b) Bidang Lingkungan pemberdayaan, berbagai kendala tentu masih
ditemui. Adapun kendala yang muncul dari
Pemberdayaan masyarakat dalam bidang dalam mengenai masalah anggaran dan tenaga
lingkungan yang dilakukan oleh perpustakaan pengelola, perawatan fasilitas dan barang
desa “Mutiara” dengan menerapkan program yang ada. Sedangkan kendala dari luar
peminjaman buku berbayar dengan sampah biasanya yang berhubungan dengan ketidak
plastik. Kegiatan pemberdayaan lingkungan disiplinnya pengunjung. Dengan berbagai
yang diadakan oleh perpustakaan desa kendala yang dialami perpustakaan desa
“Mutiara” tujuannya untuk menjaga “Mutiara”, petugas dan kepala perpustakaan
keindahan dan keasrian alam, dengan terus melalukan pembenahan untuk
membiasakan masyarakat desa Kalisidi agar mengatasinya.
tidak membuang sampah pada sembarang
tempat dan lebih mempertimbangkan nilai 4.2 Tanggapan Masyarakat terhadap
guna sampah plastik. Keberadaan Perpustakaan Desa
“Mutiara”

Adapun tanggapan masyarakat Desa


c) Bidang Ekonomi Kalisidi terhadap keberadaan perpustakaan
desa “Mutiara” dapat dilihat berdasarkaan
Kegiatan pada bidang ekonomi yaitu dengan manfaat dan respon masyarakat mengenai
mengadakan pelatihan keterampilan pemberdayaan yang telah dilakukan, sebagai
mengolah sampah plastik menjadi berbagai berikut:
kerajinan tangan yang dapat dimanfaatkan
untuk kehidupan sehari-hari. Dengan adanya 4.2.1 Manfaat Adanya Perpustakaan Desa
pemberdayaan yang dilakukan pada bidang “Mutiara”
ekonomi masyarakat Desa Kalisidi
diharapkan dapat mengembangkan Perpustakaa desa “Mutiara” memang
keterampilan yang didapat dari hasil membawa dampak perubahan pada
pelatihan, sehingga masyarakat dapat masyarakat Desa Kalisidi, hal ini dapat dilihat
membuka peluang usaha sendiri dan dari faktor koleksi yang tersedia untuk
mendapat keuntungan dari hasil penjualan. meningkatkan minat baca masyarakat, dengan
adanya layanan yang berbasis lingkungan
Terlihat dari 3 bidang pemberdayaan yang masyarakat juga dapat termotivasi dan
dilakukan oleh perpustakaan desa “Mutiara” menyadari akan pentingnya nilai guna sampah
merupakan bentuk dari pemberdayaan potensi plastik untuk kepentingan pendidikan.
masyarakat melalui berbagai kegiatan. Namun Masyarakatpun menyadari akan pentingnya
secara garis besar bentuk pemberdayaan pada keberadaan perpustakaan desa “Mutiara”,
perpustakaan desa “Mutiara” menitikberatkan
[Type text]
11

karena banyak manfaat yang diperolehnya pastinya akan menjadikan lingkungan Desa
seperti dapat digunakan untuk mengisi waktu Kalisidi yang asri dan indah.
luang dengan kegiatan yang lebih bermanfaat
yaitu dengan membaca. Karena ilmu yang c) Bidang Ekonomi
didapat dalam membaca, bisa disebarluaskan
dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pemberdayaan yang dilakukan oleh
Keterampilan dalam mendaur ulang bahan perpustakaan desa “Mutiara” dalam bidang
bekas juga dapat diperoleh masyarakat ekonomi dengan memberikan pelatihan dalam
dengan adanya pelatihan yang diadakan setiap bentuk keterampilan mengolah sampah
tahunnya, selain itu dengan adanya layanan plastik menjadi barang serbaguna. Masyarakat
perpustakaan yang peduli lingkungan dapat Desa Kalisidi sangat antusias dalam hal ini,
menumbuhkan kesadaran masyarakat bahkan dengan adanya kegiatan ini dapat
mengenai hal kebersihan. dijadikan daya tarik tersendiri untuk para
remaja perempuan dan ibu-ibu berkunjung ke
4.2.2 Respon Masyarakat Mengenai perpustakaan. Kegiatan ini selain digunakan
Pemberdayaan untuk memanfaatkan sampah plastik yang
sudah terkumpul dari hasil peminjaman buku,
Respon masyarakat Desa Kalisidi terhadap juga untuk menumbuhkan daya inovatif dan
pemberdayaan yang dilakukan oleh kreatifitas pada setiap individunya agar
perpustakaan desa “Mutiara” cukup baik, hal mereka mau mengembangkan potensi yang
ini terlihat dari antusias mereka dalam sebenarnya dimiliki. Dengan adanya
berpatisipasi di setiap kegiatan yang diadakan pemberdayaan pada bidang ekonomi yang
oleh Perpustakaan tersebut. Adapun dilakukan oleh perpustakaan desa “Mutiara”
keterangan lebih lanjut akan dijabarkan melalui pelatihan kemudian mengadakan
sebagai berikut: kompetisi memang membawa perubahan pada
masyarakat Desa Kalisidi. Semula yang tidak
a) Bidang Pendidikan memiliki penghasilan karena tidak bekerja,
sekarang dapat menciptakan usaha sendiri dan
Pemberdayaan pada bidang pendidikan menghasilkan uang dari hasil keterampilan
yang dilakukan oleh perpustakaan desa yang mereka peroleh.
“Mutiara” adalah untuk meningkatkan minat
baca masyarakat. Dimana kebiasaan membaca
itu harus menjadi kebutuhan pokok dalam 4 Simpula dan Saran
masyarakat. Menanggapi hal tersebut 5.1 Simpulan
masyarakat setuju dan merespon baik adanya Berdasarkan uraian pada bab
program yang dilakukan oleh perpustakaan sebelumnya, penelitian tentang peran
desa “Mutiara”. Masyarakat berpendapat perpustakaan desa “Mutiara” dalam
memang sudah seharusnya kebiasaan pemberdayaan masyarakat Desa Kalisidi
membaca itu ditanamkan pada masyarakat Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
terlebih anak-anak di usia dini. Semarang ini diperoleh simpulan sebagai
Memanfaatkan waktu luang untuk membaca berikut:
itu jauh lebih baik ketimbang dengan bermain
atau dengan kegiatan lainnya yang tidak 1) Peran perpustakaan desa “Mutiara”
bermanfaat. dalam pemberdayaan masyarakat
adalah sebagai pembantu dan
b) Bidang Lingkungan pendukung masyarakat dalam
meningkatkan kualitas hidupnya agar
Pemberdayaan pada bidang lingkungan menjadi pribadi yang mandiri dan
yang dilakukan oleh perpustakaan desa berpotensi. Dalam menjalankan
“Mutiara” dengan menyediakan layanan perannya sebagai pembantu dan
peminjaman buku berbayar sampah plastik. pendukung masyarakat, perpustakaan
Penerapan sistem peminjaman yang dilakukan desa “Mutiara” memerlukan petugas
oleh perpustakaan desa “Mutiara” tersebut yang dapat bertanggung jawab penuh
mendapatkan respon yang baik dari atas kegiatan yang ada.
masyarakat, hal itu terlihat dari antusias 2) Perpustakaan desa “Mutiara” dalam
masyarakat yang semula tidak peduli terhadap pemberdayaan masyarakat memiliki
sampah plastik sekarang mereka lebih giat peran dalam tiga bidang yaitu
untuk mengumpulkannya. Masyarakat juga pendidikan, lingkungan, dan ekonomi.
bangga terhadap program pemberdayaan Kegiatan untuk peran pendidikan
masyarakat yang dilakukan oleh perpustakaan dengan melatih dan membiasakan
desa “Mutiara” tersebut, kareana lambat laun masyarakat untuk gemar membaca,
untuk peran lingkungan dengan
[Type text]
12

menerapkan program pinjam buku


berbayar sampah plastik, sedangkan Daftar Pustaka
peran ekonomi dengan mengadakan
pelatihan keterampilan daur ulang Abu, Roziya. Grace, Marty and Carroll, Mary.
sampah plastik menjadi barang serba 2011. “ The Role of the Rural Public
guna. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat Library in Community Development
berjalan dengan baik apabila didukung and Empowerment”. The International
oleh sarana dan prasarana perpustakaan Journal of the Book Vol. 8 No. 2, 2011
desa “Mutiara” yang memadai. page: 63-74. Sumber <
3) Masyarakat Desa Kalisidi menjadi https://vuir.vu.edu.au/1991/ > Diunduh
lebih giat dan termotivasi dengan [Minggu, 1 Mei 2016].
adanya program pemberdayaan yang Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
dilakukan perpustakaan desa Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.
“Mutiara”, antusias masyarakat Jakarta: Rineka Cipta.
semakin tinggi dalam memanfaatkan Gill, Philip. 2001. The Public Library
waktu luang untuk membaca dan Service: IFLA/UNESCO Guidelines for
peduli terhadap kebersihan lingkungan. Development. Netherlands: IFLA and
Sebagian dari mereka juga dapat Institution Publication.
menghasilkan keterampilan tangan Keputusan Menteri Dalam Negeri dan
untuk dijual. Respon positif yang Otonomi Daerah Nomor 3 Tahun 2001
timbul dari masyarakat dikuatkan tentang perpustakaan desa/kelurahan.
dengan adanya masukan terhadap 2001. Jakarta: Menteri Dalam Negeri
perpustakaan desa “Mutiara” untuk dan Otonomi Daerah RI.
meningkatkan kualitas layanan dan Mardikanto, Totok dan Poerwoko Soebiato.
program yang diberikan. 2013. Pemberdayaan Masyarakat
5.2 Saran dalam Perspektif Kebijakan Publik.
Dalam penelitian ini perlu kiranya Bandung: Alfabeta.
disampaikan beberapa saran yang mungkin Moleong, Lexy J. 2010. Metode Penelitian
dapat digunakan bagi pihak kantor Kualitatif. Bandung: Remaja
perpustakaan desa “Mutiara” untuk Rosdakarya.
mengembangkan perannya dalam Mukhtar. 2013. Metode Praktis Penelitian
pemberdayaan masyarakat, sebagai berikut: Deskriptif Kualitatif. Jakarta: Referensi.
Murniaty. 2013. “Sistem Pelayanan
1) Perpustakaan desa “Mutiara” Perpustakaan Desa/ Kelurahan dan
disarankan untuk menambah petugas Perpustakaan Sekolah”. Pelatihan
perpustakaan yang sesuai dengan pengelolaan perpustakaan
kriteria pustakawan pada umumnya desa/kelurahan dan perpustakaan
agar layanan dan berbagai kegiatan sekolah. Sumatera Utara: Kantor
yang di adakan dapat berjalan secara Perpustakaan dan Arsip Daerah
optimal, sehingga dapat membantu Tarutung.
masyarakat Desa Kalisidi dalam Perpustakaan Nasional RI. 2001. Pedoman
meningkatkan kualitas hidupnya. Penyelenggaraan Perpustakaan Desa.
2) Perpustakaan desa “Mutiara” Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.
sebaiknya menambah anggaran dengan Retno, Sitaresmi Suryani. 2015.
mengajukan donatur terhadap berbagai “Pemberdayaan Masyarakat melalui
pihak yang bersedia, untuk Perpustakaan: Studi Kasus di Rumah
perkembangan dan pengelolaan Pintar “Sasana Ngudi Kawruh”
perpustakaan baik dalam hal Kelurahan Bandarharjo-Semarang”.
penambahan koleksi maupun perbaikan Skripsi Fakultas Ilmu Budaya.
sarana dan prasarana perpustakaan Semarang: Universitas Diponegoro
dalam menunjang kegiatan Ruechakul, Prayad. Erawan, Prawit and
pemberdayaan masyarakat. Siwarom, Manoon. 2015. “Empowering
3) Perpustakaan desa “Mutiara” Communities in Educational
sebaiknya meningkatkan kualitas Management: Participatory Action
layanan dan program yang diberikan, Research.” Journal of the International
dengan menghadirkan kegiatan- Education Studies Vol. 8 No. 9, 2015
kegiatan baru yang lebih menarik agar page: 65-78. Sumber
masyarakat dapat merasakan dengan <http://eric.ed.gov/?
baik manfaat adanya perpustakaan desa q=community+empowerment&id=EJ10
“Mutiara” bagi peningkatan kualitas 74065> Diunduh [Minggu, 8 Mei 2016].
hidup mereka.

[Type text]
13

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian


Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Suharyanti. 2008. Pengantar Dasar Ilmu
Perpustakaan. Surakarta: LPP UNS dan
UNS Press
Sutarno NS. 2006. Perpustakaan dan
Masyarakat. Jakarta: Sagung Seto.
________ . 2006. Manajemen Perpustakaan:
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Sagung Seto.
________ . 2008. Membina Perpustakaan
Desa. Jakarta: Sagung Seto.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor
43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan.
2007. Jakarta: Perpustakaan Nasional
RI.
Wahyudi, Mohammad Arif. 2012. “Peran
Perpustakaan Komunitas dalam
Pemberdayaan Masyarakat:Studi Kasus
pada Pondok Maos Guyub Desa
Kalangan Kecamatan Boja Kabupaten
Kendal”. Skripsi Fakultas Ilmu Budaya.
Semarang: Universitas Diponegoro
Yin, Robert K. 2013. Studi Kasus, Desain &
Metode. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

[Type text]

Anda mungkin juga menyukai