Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

ESENSI DAN URGENSI PANCASILA SEBAGAI SUMBER


NILAI DALAM PENGEMBANGAN IPTEK

NAMA : AYUB MARIANO HAU ONI


NIM : 2023736166
KELAS/PRODI : 2D / D4 TEKNIK INSTALASI LISTRIK
MATA KULIAH : PENDIDIKAN PANCASILA

POLITEKNIK NEGERI KUPANG


2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa hingga saat ini
masih memberikan nafas kehidupan dan anugerah akal, sehingga saya dapat
menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul “Esensi dan urgensi pancasila sebagai
sumber nilai dalam pengembangan IPTEK” tepat pada waktunya. Terimakasih pula
kepada semua pihak yang telah ikut membantu hingga dapat disusunnya makalah ini.

Makalah sederhana ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan. Dalam makalah ini membahas tentang Konsep esensi dan
urgensi pancasila sebagai dasar nilai IPTEK .
Akhirnya saya sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan
penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri saya sendiri dan khususnya
pembaca .
BAB 1
PENDAHULUAN

Pancasila dijadikan sebagai dasar pengembangan IPTEK diharapkan memberi


dampak luas kemasyarakatan bangsa indonesia. IPTEK boleh berkembang dan maju
namun harus diimbangi dengan menjaga dan mengimplementasikan nilai-nilai luhur
ideologi bangsa diseluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
BAB II
PEMBAHASAN

Konsep Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Dasar Nilai IPTEK


1. Konsep Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Pengertian Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu dapat mengacu
pada beberapa jenis pemahaman, yaitu:
a. Setiap ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang dikembangkan di
Indonesia haruslah tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila. Yang berasumsi bahwa iptek itu sendiri berkembang secara
otonom, kemudian dalam perjalanannya dilakukan adaptasi dengan nilai-nilai
Pancasila.
b. Setiap iptek yang dikembangkan di Indonesia harus menyertakan nilai-nilai
pancasila sebagai faktor internal pengembangan iptek itu sendiri. Yang
mengandaikan bahwa sejak awal pengembangan iptek sudah harus melibatkan
nilai-nilai pancasila. Namun, keterlibatan nilai-nilai Pancasila ada dalam posisi
tarik ulur, artinya ilmuwan dapat mempertimbangkan sebatas yang mereka
anggap layak untuk dilibatkan.
c. Nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu normatif bagi pengembangan
iptek di Indonesia, artinya mampu mengendalikan iptek agar tidak keluar dari
cara berpikir dan cara bertindak bangsa Indonesia.
d. Setiap pengembangan iptek harus berakar dari budaya dan ideologi bangsa
Indonesia sendiri atau yang lebih dikenal dengan istilah indegenisasi ilmu
(mempribumian ilmu). Yang mengandaikan bahwa Pancasila bukan hanya
sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, tetapi sudah menjadi paradigm ilmu
yang berkembang di Indonesia. Untuk itu, diperlukan penjabaran yang lebih
rinci dan pembicaraan di kalangan intelektual Indonesia, sejauh mana nilai-
nilai pancasila selalu menjadi bahan pertimbangan bagi keputusan keputusan
ilmiah yang diambil.
2. Urgensi Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Pentingnya Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu dapat ditelusuri ke
dalam hal-hal sebagai berikut :
a. Pluralitas nilai yang berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia dewasa
ini seiring dengan kemajuan iptek menimbulkan perubahan dalam cara
pandang manusia tentang kehidupan. Hal ini membutuhkan renungan dan
refleksi yang mendalam agar bangsa Indonesia tidak terjerumus ke dalam
penentuan keputusan nilai yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.
b. Dampak negatif yang ditimbulkan kemajuan iptek terhadap lingkungan hidup
berada dalam titik nadir yang membahayakan eksistensi hidup manusia di
masa yang akan datang. Oleh karena itu, diperlukan tuntunan moral bagi para
ilmuwan dalam pengembangan iptek di Indonesia.
c. Perkembangan iptek yang didominasi negara-negara Barat dengan politik
global ikut mengancam nilai-nilai khas dalam kehidupan bangsa Indonesia,
seperti spiritualitas, gotong royong, solidaritas, musyawarah, dan cita rasa
keadilan. Oleh karena itu, diperlukan orientasi yang jelas untuk menyaring dan
menangkal pengaruh nilai-nilai global yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
kepribadian bangsa Indonesia
3. Alasan Diperlukannya Pancasila Sebagai Dasar  Nilai Pengembangan Ilmu
Pengetahuan
Beberapa alasan Pancasila diperlukan sebagai dasar nilai pengembangan iptek
dalam kehidupan bangsa Indonesia meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh iptek, baik dengan dalih
percepatan pembangunan daerah tertinggal maupun upaya peningkatan
kesejahteraanmasyarakat perlu mendapat perhatian yang serius.
b. Penjabaran sila-sila Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan iptek dapat
menjadi sarana untuk mengontrol dan mengendalikan kemajuan iptek yang
berpengaruh pada cara berpikir dan bertindak masyarakat yang cenderung
pragmatis.
c. Nilai-nilai kearifan lokal yang menjadisimbol kehidupan di berbagai daerah
mulai digantikan dengan gaya hidup global, seperti:budaya gotong royong
digantikan dengan individualis yang tidak patuh membayar pajakdan hanya
menjadi free rider di negara ini, sikap bersahaja digantikan dengan gaya
hidupbermewah-mewah, konsumerisme; solidaritas sosial digantikan dengan
semangatindividualistis; musyawarah untuk mufakat digantikan dengan
voting, dan seterusnya.
4. Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Dasar Nilai
Pengembangan Ilmu
 Argumen tentang Dinamika Pancasila sebagai Dasar Pengembangan Ilmu
Pancasila sebagai pengembangan ilmu belum dibicarakan secara eksplisit oleh
para penyelenggara negara sejak Orde Lama sampai era Reformasi. Para
penyelenggara negara pada umumnya hanya menyinggung masalah pentingnya
keterkaitan antara pengembangan ilmu dan dimensi kemanusiaan (humanism). Kajian
tentang Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu baru mendapat perhatian
yang lebih khusus dan eksplisit oleh kaum intelektual di beberapa perguruan tinggi,
khususnya Universitas Gadjah Mada yang menyelenggarakan Seminar Nasional
tentang Pancasila sebagai pengembangan ilmu, 1987 dan Simposium dan Sarasehan
Nasional tentang Pancasila sebagai Paradigma Ilmu Pengetahuan dan Pembangunan
Nasional, 2006. Namun pada kurun waktu akhir-akhir ini, belum ada lagi suatu upaya
untuk mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kaitan dengan pengembangan
Iptek di Indonesia.
 Argumen Dinamika tentang Tantangan Pancasila sebagai Dasar Pengembangan
Ilmu
Ada beberapa bentuk tantangan terhadap Pancasila sebagai dasar
pengembangan iptek di Indonesia:
a. Kapitalisme yang sebagai menguasai perekonomian dunia, termasukIndonesia.
Akibatnya, ruang bagi penerapan nilai-nilai Pancasila sebagaidasar
pengembangan ilmu menjadi terbatas. Upaya bagi pengembangansistem
ekonomi Pancasila yang pernah dirintis Prof. Mubyarto pada1980-an belum
menemukan wujud nyata yang dapat diandalkan untuk menangkal dan
menyaingi sistem ekonomi yang berorientasi pada pemilik modal besar.
b. Globalisasi yang menyebabkan lemahnya daya saing bangsa Indonesiadalam
pengembangan iptek sehingga Indonesia lebih berkedudukan   sebagai
konsumen daripada produsen dibandingkan dengan negara-negara lain.
c. Konsumerisme menyebabkan negara Indonesia menjadi pasar bagi produk
teknologi negara lain yang lebih maju ipteknya. Pancasila sebagai
pengembangan ilmu baru pada taraf wacana yang belum berada pada tingkat
aplikasi kebijakan negara.
d. Pragmatisme yang berorientasi pada tiga ciri, yaitu: workability
(keberhasilan), satisfaction (kepuasan), dan result (hasil) (Titus, dkk.,1984)
mewarnai perilaku kehidupan sebagian besar masyarakat Indonesia.

 Substansi Nilai-nilai Pancasila dalam Pengembangan IPTEK


Pancasila telah dijadikan nilai bagi pengembangan IPTEK demi kesejahteraan
hidup masyarakat Indonesia. Pengembangan IPTEK sebagai hasil budaya masyarakat
Indonesia harus didasarkan pada nilai moral ketuhanan dan kemanusiaan yang adil
dan beradab.
Pada dasarnya sila-sila pada Pancasila merupakan sumber nilai, kerangka
pikir, dan dasar moralitas bagi pengembangan IPTEK. Sehingga, silasila dalam
Pancasila menunjukkan sistem etika dalam pengembangan IPTEK. Berikut adalah
penjabaran silasila Pancasila yang dijadikan sebagai pedoman dalam pengembangan
IPTEK yang dikemukakan oleh Kaelan (2000).
Pertama, Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengimplementasikan ilmu
pengetahuan, mencipta, perimbangan antara rasional dengan irrasional, antara akal,
rasa, dan kehendak. Berdasarkan sila pertama ini, IPTEK tidak hanya memikirkan apa
yang ditemukan, dibuktikan, dan diciptakan, tetapi juga dipertimbangkan tujuannya
dan akibatnya, apakah merugikan manusia dengan sekitarnya atau tidak. Pengolahan
diimbangi dengan pelestarian.
Sila pertama menempatkan manusia di alam semesta bukan sebagai pusatnya
melainkan sebagai bagian yang sistematik dari alam yang diolahnya.
Kedua, Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, memberikan dasar-dasar
moralitas bahwa manusia dalam mengembangkan IPTEK haruslah secara beradab.
IPTEK adalah bagian dari proses budaya manusia yang beradab dan bermoral. Oleh
karena itu, pembangunan IPTEK harus didasarkan pada hakikat tujuan demi
kesejahteraan umat manusia IPTEK harus dapat diabdikan untuk peningkatan harkat
dan martabat manusia, bukan menjadikan manusia sebagai makhluk yang angkuh dan
sombong akibat dari penggunaan IPTEK.
Ketiga, Sila Persatuan Indonesia, memberikan kesadaran kepada bangsa
Indonesia bahwa rasa nasionalisme bangsa Indonesia akibat dari sumbangan IPTEK,
dengan IPTEK persatuan dan kesatuan bangsa dapat terwujud dan terpelihara,
persaudaraan dan persahabatan antar daerah di berbagai daerah terjalin karena tidak
lepas dari faktor kemajuan IPTEK. Oleh karena itu, IPTEK harus dapat
dikembangkan untuk memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa dan selanjutnya
dapat dikembangkan dalam hubungan masyarakat Indonesia dengan masyarakat
internasional.
Keempat, Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, mendasari pengembangan IPTEK secara demokratis.
Hal ini berarti bahwa setiap ilmuwan haruslah memiliki kebebasan untuk
mengembangkan IPTEK. Selain itu, dalam pengembangan IPTEK setiap ilmuwan
juga harus menghormati dan menghargai kebebasan orang lain dan harus memiliki
sikap yang terbuka artinya terbuka untuk dikritik, dikaji ulang maupun dibandingkan
dengan penemuan teori lainnya.
Kelima, Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kemajuan IPTEK
harus dapat menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan, yaitu
keseimbangan keadilan dalam hubungannya dengan dirinya sendiri, manusia dengan
Tuhannya, manusia dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat bangsa dan
negara serta manusia dengan alam lingkungannya
Memunculkan Pancasila Sebagai dasar Pengembangan IPTEK dalam Revolusi
Industri 4.0 Pengembangan, penggunaan, dan pemanfaatan teknologi dalam
kehidupan sekarang ini sudah menjadi keharusan. Akan “tertinggal” ketika individu
tidak bisa menggunakan dan memanfaatkan teknologi di era ini. Namun demikian, hal
yang patut diwaspadai dalam pengembangan dan penggunaan teknologi adalah
pengembangan dan penggunaannya yang tidak bertanggungjawab, sehingga akan
berdampak pada hal-hal negatif.
Oleh karena itu, Setiap ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan
di Indonesia tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila. Pancasila merupakan pegangan dan pedoman dalam usaha ilmu
pengetahuan untuk dipergunakan sebagai asas dan pendirian hidup, sebagai suatu
pangkal sudut pandangan dari subjek ilmu pengetahuan dan juga menjadi objek ilmu
pengetahuan atau hal yang diselidiki .
Istilah asas dan pendirian hidup dalam kutipan tersebut mengacu pada
pedoman yang menjadi rambu normatif dalam tindakan dan pengambilan keputusan
yang berhubungan dengan pengembangan IPTEK.
Sastrapratedja dalam artikelnya menegaskan ada dua peran Pancasila dalam
pengembangan IPTEK, yaitu pertama, Pancasila merupakan landasan dari kebijakan
pengembangan ilmu pengetahuan. Kedua, Pancasila sebagai landasan dari etika
IPTEK.
Hal pertama yang terkait dengan kedudukan Pancasila sebagai landasan
kebijakan pengembangan ilmu pengetahuan mencakup lima hal, yaitu sebagai
berikut.Pengembangan ilmu pengetahuan harus menghormati keyakinan religius
masyarakat karena dapat saja penemuan ilmu yang tidak sejalan dengan keyakinan
religious, tetapi tidak harus dipertentangkan karena keduanya mempunyai logika
sendiri.
a. Ilmu pengetahuan ditujukan bagi pengembangan kemanusiaan dan dituntun
oleh nilai-nilai etis yang berdasarkan kemanusiaan. 3
b. Iptek merupakan unsur yang “menghomogenisasikan” budaya sehingga
merupakan unsur yang mempersatukan dan memungkinkan komunikasi antar
masyarakat. Membangun penguasaan IPTEK melalui sistem pendidikan
merupakan sarana memperkokoh kesatuan dan membangun identitas nasional.
c. Prinsip demokrasi akan menuntut bahwa penguasaan IPTEK harus merata ke
semua masyarakat karena pendidikan merupakan tuntutan seluruh masyarakat.
d. Kesenjangan dalam penguasaan iptek harus dipersempit terus menerus
sehingga semakin merata, sebagai konsekuensi prinsip keadilan sosial.
Kedua yang meletakkan Pancasila sebagai landasan etika
pengembangan IPTEK dapat dirinci sebagai berikut.
a. Pengembangan IPTEK terlebih yang menyangkut manusia haruslah
selalu menghormati martabat manusia, misalnya dalam
rekayasa genetik;
b. IPTEK haruslah meningkatkan kualitas hidup manusia, baik sekarang
maupun di masa depan;
c. pengembangan IPTEK hendaknya membantu pemekaran komunitas
manusia, baik lokal, nasional maupun global
d. IPTEK harus terbuka untuk masyarakat; lebihlebih yang memiliki
dampak langsung kepada kondisi hidup masyarakat;
e. IPTEK hendaknya membantu penciptaan masyarakat yang semakin
lebih adil.
Kelima landasan kebijakan Pancasila dalam pengembangan ilmu pengetahuan
tersebut dirasa telah mengakomodir seluruh kekhawatiran masyarakat Indonesiaterkait
perkembangan IPTEK di era Revolusi Industri 4.0 ini. Setiap ilmuan, terkhusus yang
ada di Indonesia memiliki kewajiban mengembangkan kemampuan ilmiahnya berdasar
pada nilai-nilai Pancasila.
Hal ini dikarenakan esensi dari pengembangan IPTEK bukan untuk
mendegradasi segala aspek dalam kehidupan manusia melainkan untuk kemajuan
bangsa dan manusia itu sendiri dengan mengedepankan nilai-nilai fundamental bangsa
Indonesia
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan:
1. Konsep pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu selalu berpedoman
pada pancasila. Pancasila adalah ilmu yang sangat penting sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu..
2. Hubungan antara pancasila dengan Ilmu Pengetahuan tidak dapat lagi
ditempatkan sebagai sesuatu yang bertentangan, pancasila tanpa disertai sikap
kritis ilmu pengetahuan  akan menjadikan pancasila itu sebagai suatu yang
represif  dan kontraproduktif. Sebaliknya ilmu pengetahuan tanpa disadari dan
diarahkan oleh nila-nilai pancasila akan menjadi suatu yang melahirkan akibat
fatal bagi bangsa Indonesia
3. Alasan pancasila sangat penting untuk dasar nilai pengembangan ilmu salah
satunya adalah untuk nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi simbol kehidupan
di berbagai daerah mulai digantikan dengan gaya hidup global, seperti: budaya
gotong royong digantikan dengan individualis yang tidak patuh membayar
pajak dan hanya menjadi free rider di negara ini.

Anda mungkin juga menyukai