Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PROSES PRODUKSI 2

MESIN LAS PLASMA

Disusun Oleh:

MUHAMMAD HUDRI (171010300290)


DHEA’TA FARHAN FADILLAH (191010350012)
AAN KUSNADI (191010350353)
MUHAMMAD RIZKY PRAYOGA (191010350019)

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2021
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI1
BAB I PENDAHULUAN2
A. Latar belakang2
B. Perumusan Masalah2
C. Tujuan Penulisan2
D. Manfaat Penulisan2

BAB II PEMBAHASAN3
A. Pengertian Mesin Plasma Arc Welding3
B. Aplikasi Plasma Arc Welding4
C. Jenis – Jenis Plasma Arc Welding4
D. Plasma Arc Welding4
E. Pengertian Plasma Jet8
F. Sejarah Plasma Jet................................................................................. 8
G. Prinsip Kerja Plasma Jet .....................................................................10

BAB III PENUTUP13


A. Kesimpulan13

DAFTAR PUSTAKA14

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada mata kuliah Proses Produksi 2 yang diajarkan di Jurusan Teknik Mesin,
Fakultas Teknik, Universitas Pamulang terdapat satu bab yang membahas Proses
Pembentukan. Proses Pembentukan adalah Proses produksi untuk merubah
bentuk benda kerja dengan cara mendeformasi plastis benda kerja tersebut. Di
dalam proses pembentukan itu sendiri, digunakan perkakas yang fungsinya
memberikan gaya terhadap benda kerja dan mengarahkan pebubahan bentuknya,
salah ssatunya adalah Las Plasma. Las Plasma adalah perkakas umum yang
digunakan dalam proses pembentukan. Maka dari itu, kelompok kami akan
membahas Las Plasma dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah bagian utama dari mesin las Plasma?
2. Bagaimana prinsip kerja dari mesin las Plasma?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja bagian utama dari mesin las Plasma
2. Untuk mengetahui bagaimana prinsip kerja mesin las Plasma

D. Manfaat
1. Memberikan informasi kepada mahasiswa apa saja bagian utama mesin las
Plasma
2. Memberikan pengetahuan bagaimana cara menggunakan mesin las Plasma

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian mesin Plasma Arc Welding

Plasma arc welding (PAW) adalah bentuk khusus dari gas tungsten arc
welding (GTAW) di mana busur plasma yang dirapatkan akan diarahkan pada
area las. Dalam PAW, elektroda berbahan tungsten terpasang pada nozzle khusus
yang dirancang supaya dapat memfokuskan aliran kecepatan tinggi dari gas inert
ke dalam wilayah busur agar membentuk aliran busur plasma yang sangat panas
serta berkecepatan tinggi. Gas inert yang digunakan sebagai pelindung busur las
antara lain argon, campuran argon hidrogen, dan helium. Berdasarkan
elektrodanya, PAW tergolong dalam pengelasan dengan elektroda yang tidak
dikonsumsi.

Plasma adalah sebuah gas panas terionisasi yang terdiri dari elektron dan
ion. Suhu pada proses plasma arc welding sangatlah tinggi. Suhunya bisa lebih
dari 17.000°C. Alasan mengapa suhu PAW tinggi (lebih tinggi dari GTAW)
berasal dari busur yang sangat rapat. Walaupun tingkat energi yang digunakan
PAW di bawah GTAW, tingkat energi tersebut sudah sangat pekat untuk
memproduksi sebuah plasma jet berdiameter kecil dan memiliki kerapatan energi
yang sangat tinggi.

3
B. Aplikasi Plasma Arc Welding

Kelebihan Plasma Arc Welding


1. Saat ini plasma arc welding digunakan sebagai pengganti GTAW di
bidang perakitan mobil, lemari logam, bingkai pintu dan jendela, dll.
2. PAW memiliki stabilitas busur yang baik, kontrol penetrasi yang baik,
kecepatan las tinggi, dan kualitas las yang baik.
3. PAW dapat digunakan pada hampir seluruh jenis logam termasuk
tungsten.
Kelemahan Plasma Arc Welding
1. Plasma arc welding sulit untuk diterapkan pada perunggu (bronze), besi
tuang (cast iron), timbal, dan magnesium.
2. Peralatan PAW mahal.
3. Ukuran torch yang lebih besar dibanding proses arc welding lainnya
mengakibatkan PAW memiliki kecenderungan pada akses yang terbatas
dalam beberapa konfigurasi sambungan.

C. Jenis – Jenis Plasma Arc Welding

Berdasarkan metode yang digunakan, plasma arc welding dibagi menjadi


dua jenis yaitu:
 Transferred plasma arc welding, di mana busur dikirim dari elektroda
ke benda kerja karena benda kerja tersebut berada/dilibatkan di dalam
sirkuit elektrik.
 Non-transferred plasma arc welding, di mana busur terbentuk di antara
elektroda dan nozzle. Selanjutnya panas disalurkan ke benda kerja
dengan gas plasma. Perpindahan panas ini mirip dengan proses
pengelasan oxyfuel flame.

D. Plasma Arc Welding

Plasma Arc Welding merupakan bagian dari pengelasan busur listrik dan
prosesnya serupa dengan Gas Tungsten Arc Welding (GTAW/TIG welding) yaitu
menggunakan elektroda tak terkonsumsi dari tungsten untuk menghasilkan busur

4
listrik pada benda kerja. Perbedaannya adalah pada PAW terjadi aksi konvergensi
gas inert di lubang nozzle pada obor las (welding torch) sehingga menghasilkan
penguatan busur listrik seperti di tampilkan pada gambar 2.

Penguatan busur listrik yang terjadi menghasilkan beberapa keuntungan


yaitu energi yang terkonsentrasi dan intensitas panas lebih besar, pengelasan lebih
cepat, busur listrik lebih stabil, dan hasil lasan lebih bersih.

5
Plasma pada PAW dihasilkan dari aliran Argon yang bervolume rendah
melalui bagian dalam lubang obor pada obor las plasma. Pilot busur listrik dengan
frekuensi tinggi terbentuk antara elektroda tungsten dan bagian dalam nozzle
sehingga mengionisasi lubang gas dan menyalakan busur listrik pada benda kerja.
Konsentrasi aliran gas inert dari luar nozzle memberikan perlindungan pada
proses pengelasan ini.

Mekanisme generasi plasma arc bisa melalui dua mode, mode transfer dan
non transfer. Mode generasi plasma transfer terjadi apabila benda kerja terhubung
elektrik dengan obor las sehingga polaritasnya berlawanan dengan elektroda
permanen mengakibatkan plasma tertarik ke benda kerja, mode transfer plasma
arc ini yang biasa digunakan untuk proses pengelasan. Sedangkan mode non
transfer terjadi melalui pemaksaan plasma oleh gas inert, mode ini digunakan
pada proses thermal spray.

6
Dua mode pengelasan bisa dilakukan dengan proses plasma arc welding, yaitu
mode “melt-in” dan mode “key hole” seperti di tunjukkan pada gambar 5.

Pada mode melt in, pemanasan benda kerja terjadi melalui pemindahan
panas dari kontak plasma pada bagian dalam permukaan benda kerja. mode ini
bagus untuk penggabungan material tipis (0,025 mm – 1,5 mm) dengan hasil yang
baik memakai arus rendah, atau bagian yang lebih tebal (saampai dengan 3 mm)
memakai arus tinggi. Pada mode key hole, energi dengan densitas dan arus plasma
yang sangat tinggi menguapkan bagian benda kerja dan menghasilkan lasan, mode
ini sangat bagus untuk aplikasi pengelasan yang memerlukan deep penetrasi
hingga 20 mm.
Gas yang digunakan sebagai plasma dan pelindung biasanya sama. Hal ini
dilakukan untuk menghindari variasi pada plasma jet, dimana akan menjadi
masalah jika gas atau campuran gas digunakan berbeda. Campuran gas
Argonhidrogen umumnya digunakan sebagai plasma dan gas pelindung. Namun,
hydrogen tidak bisa digunakan ketika mengelas baja karbon rendah atau logam
reaktif lainnya seperti Zirkonium atau Titanium. Campuran
Argon/helium/nitrogen digunakan ketika mengelas duplex stainless steel. Helium
murni tidak cocok digunakan, karena menghasilkan kehilangan panas yang tinggi

7
pada plasma sehingga mengakibatkan penurunan umur obor las. Campuran
Argonhelium menghasilkan energy yang lebih besar di plasma jet pada arus yang
konstan. Meskipun begitu, campuran harus mengandung sedikitnya 50% Helium.
Akan tetapi, campuran dengan Helium lebih dari 75% memiliki karakteristik yang
sama dengan Helium murni. Argon murni atau campuran Argonhelium sangat
cocok untuk pengelasan baja karbon rendah dan logam reaktif (Titanium,
Aluminium, Zirconium, dll.) dimana Hidrogen atau Nitrogen tidak bisa
digunakan.

E. Pengertian Plasma Jet

Plasma terdiri dari kumpulan elektron yang bergerak bebas dari atom-atom
yang kehilangan elektron. Energi yang dibutuhkan untuk strip elektron dari atom
untuk membuat plasma dapat berbagai asal misal termal, listrik atau cahaya (sinar
ultra violet, cahaya tampak intens dari laser). Plasma dapat dipercepat dan
dikendalikan oleh medan listrik dan magnetik.

F. Sejarah Plasma Jet

Pada tahun 1941, industri pertahanan AS sedang mencari cara yang lebih
baik dari logam ringan bergabung bersama untuk upaya perang dan, lebih khusus,
untuk produksi pesawat. Keluar dari upaya ini, proses pengelasan baru lahir.
Busur listrik digunakan untuk melelehkan logam, dan perisai gas inert sekitar
busur dan kolam logam cair digunakan untuk menggantikan udara, mencegah
logam cair dari mengambil oksigen dari udara.

8
Proses baru "TIG" (Tungsten Inert Gas), tampaknya menjadi solusi yang
sempurna untuk kebutuhan yang sangat spesifik las berkualitas tinggi. Karena ini
proses pengelasan menjadi besar pengguna gas seperti argon dan helium, industri
yang memiliki paling menarik dalam aplikasi baru ini ternyata menjadi produsen
gas industri. Perusahaan-perusahaan gas industri dan, khususnya, Union Carbide's
Linde Divisi, menjadi aktif dan sukses dengan proses TIG, juga dikenal sebagai
"Argonarc" atau "Heliarc." Saat ini, proses ini disebut sebagai "GTAW" (Gas
Tungsten Arc Welding).
Pada 1950, TIG telah tegas memantapkan dirinya sebagai metode las baru
untuk pengelasan berkualitas tinggi pada bahan eksotis. Saat melakukan pekerjaan
pengembangan lebih lanjut tentang proses TIG, para ilmuwan di laboratorium
pengelasan Union Carbide's menemukan bahwa ketika mereka mengurangi
pembukaan gas nozzle yang diarahkan gas inert dari obor TIG elektroda (katoda)
ke benda kerja (anoda), sifat-sifat terbuka busur TIG bisa sangat berubah.
Pembukaan nozel mengurangi terbatas busur listrik dan gas dan meningkatkan
kecepatan dan panas resistif nya. Suhu busur dan tegangan meningkat secara
dramatis, dan momentum dari gas terionisasi dan non-terionisasi menghilangkan
genangan cair karena kecepatan yang lebih tinggi. Plasma cutting (sebuah
teknologi yang tumbuh dari pengelasan plasma pada tahun 1960) muncul sebagai
cara yang sangat produktif untuk memotong lembaran logam dan plat pada 1980-
an. Ini memiliki keunggulan dibandingkan tradisional "logam terhadap logam"
pemotongan produksi logam tidak keripik dan memberikan luka akurat, dan
menghasilkan keunggulan bersih daripada- bakar pemotongan oksi. Awal
pemotong plasma besar, agak lamban dan mahal dan, karenanya, cenderung
didedikasikan untuk mengulangi pola pemotongan dalam produksi massal
"mode".

9
Seperti dengan peralatan mesin lain, CNC (komputer kontrol numerik)
teknologi yang diterapkan untuk plasma mesin pemotong di akhir 1980-an ke
1990-an, memberi mesin pemotong plasma fleksibilitas yang lebih besar untuk
memotong beragam bentuk "sesuai permintaan" didasarkan pada seperangkat
instruksi yang diprogram ke's numerik kontrol mesin. ini plasma CNC mesin
pemotong itu, bagaimanapun, pada umumnya terbatas pada pemotongan pola dan
bagian dalam lembaran datar baja, hanya menggunakan dua sumbu gerak (disebut
sebagai pemotongan XY).

G. Prinsip Kerja Plasma Jet

Pada proses ini menggunakan frekuensi dan tegangan tinggi,


menghasilkan percikan untuk mengionisasi udara melalui kepala obor dan
memulai sebuah busur. Obor yang dipegang menggunakan tangan biasanya dapat
memotong menjadi 2 pada (48 mm) pelat baja tebal, dan obor yang dikendalikan
oleh komputer lebih kuat, yaitu dapat memotong baja sampai 6 inci (150 mm)
tebal.
Sejak pemotong menghasilkan plasma yang sangat panas dan sangat
"lancip" untuk memotong, dimana sangat berguna untuk memotong logam
lembaran atau bentuk siku melengkung. Sebagai pelindung kacamata las dan
perisai wajah diperlukan untuk mencegah kerusakan mata.

10
Pada pengelasan ini, gas dipanaskan oleh busur wolfram hingga suhu
sangat tinggi sehingga gas menjadi terion dan menjadi penghantar listrik. Gas
dalam kondisi ini disebut plasma. Peralatan didesain sedimikian sehingga gas
mengalir ke busur melalui lubang halus sehingga suhu plasma naik dan
konsentrasi energi panas pada logam pada area yang kecil akan menyebabkan
logam cepat menjadi cair. Ketika gas meninggalkan nosel, gas berkembang
dengan cepat dan membawa logam cair, sehingga proses pemotongan bisa
berjalan

Plasma cutting adalah proses yang digunakan untuk memotong baja dan
lainnya logam dari ketebalan yang berbeda (atau kadang-kadang bahan lain)
dengan menggunakan obor plasma. Dalam proses ini, suatu gas inert (di beberapa
unit, udara tekan) ditiup dengan kecepatan tinggi dari nozel, pada saat yang sama
busur listrik terbentuk melalui gas yang dari nozel ke permukaan dipotong,
mengubah sebagian dari gas itu untuk plasma .Plasma cukup panas untuk
mencairkan logam yang dipotong dan bergerak cukup cepat untuk meniup logam
cair jauh dari memotong. Busur plasma sangat panas dan berada di
kisaran 25.000 ° C (45,000 ° F).
Las plasma busur nyala listrik (Plasma Arc Welding). Proses plasma
sebenarnya merupakan penyempurnaan las tungsren, hanya saja busur nyala listrik
tidak muncul diantara elektroda dengan benda kerja tetapi muncul antara ujung
elektroda dengan gas inti yang mengalir di sekitarnya. Las plasma ternyata lebih
baik dari las tungsten karena busur nyala listrik yang muncul lebih stabil dengan
diameter lebih kecil sehingga panasnya lebih terpusat. Proses pengelasan bias
lebih cepat, disamping itu tungsten tidak pernah menyentuh benda kerja.

11
Plasma (arc) pemotongan dikembangkan pada tahun 1950 untuk
memotong logam yang tidak bisa nyala api dipotong, seperti baja stainless
aluminium, dan tembaga. Proses pemotongan plasma busur konduktif
menggunakan gas elektrik untuk mentransfer energi dari sumber daya listrik
melalui pemotongan plasma obor ke dipotong material. Gas plasma termasuk
argon, hidrogen, nitrogen dan campuran, ditambah udara dan oksigen.
Biasanya, sebuah sistem pemotongan busur plasma memiliki catu daya,
rangkaian mulai busur, dan obor. Sumber daya dan sirkuit starter busur
tersambung ke obor memotong memimpin dan kabel yang menyediakan aliran gas
yang tepat, arus listrik, dan frekuensi tinggi untuk obor untuk memulai dan
mempertahankan proses dan. The busur aliran plasma difokuskan oleh sangat
sempit lubang nozzle.
Suhu busur plasma meleleh logam dan menembus benda kerja sementara
aliran gas kecepatan tinggi menghilangkan bahan cair dari bagian bawah
dipotong, atau goresan. Selain itu untuk radiasi energi tinggi (Ultraviolet dan
terlihat) yang dihasilkan oleh plasma busur pemotonga

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini :


1. Mesin las listrik dibagi menjadi 3, yaitu : Las listrik AC, Las listrik DC, las
listrik AC-DC
2. Alat-alat penunjang dalam mengelas antara lain : Pesawat las, kabel las,
pemegang elektroda, penjepit, klem massa, kipas blower
3. Sebelum mengelas, kita harus mengatur arus dan tegangan dari las agar hasil
pengelasan dapat maksimal
4. Prinsip kerja las listrik harus dilakukan dengan urut agar tidak terjadi
kesalahan dalam mengelas

13
DAFTAR PUSTAKA

1. manufaktur.blogspot.co.id/2015/04/apa-itu-plasma-arc-welding-
paw.html
2. https://waisya.wordpress.com/2011/03/06/plasma-arc-welding/
3. http://mymachining.blogspot.co.id/2012/01/plasma-jet.html

14

Anda mungkin juga menyukai