Anda di halaman 1dari 3

Nama : Sherina Oktaviana Aulia

NIM : 20200102241
Mata Kuliah : Teori Akuntansi
TUGAS PERTEMUAN KE 4

1. Apa tujuan dari kerangka konseptual penyusunan laporan Keuangan


Jawab:
Kerangka acuan konseptual disusun dengan beberapa tujuan berikut ini:
a. Sebagai acuan komite penyusun standar akuntansi keuangan dalam menjalankan
tugasnya.
b. Guna menanggulangi masalah akuntansi yang belum diatur dalam standar akuntansi
keuangan.
c. Sebagai dasar bagi auditor dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan
keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
d. Berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai acuan dalam menafsirkan
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar
akuntansi keuangan.
e. Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai terhadap arti penting laporan
keuangan.
f. Meningkatkan keterbandingan dan comparability dari laporan keuangan.

2. Apa manfaat dari kerangka konseptual penyusunan laporan Keuangan


Jawab:
Peranan kerangka konseptual dalam kebijakan akuntansi disebabkan karena keterlibatannya
dalam pembuatan kebijakan yang dapat didefinisikan sebagai proses pada individu atau
kelompok yang mempunyai kekuasaan dalam menentukan pedoman umum tindakan serta
mempengaruhi anggota lain dalam suatu organisasi atau keseluruhan masyarakat.
Pembuatan kebijakan adalah proses untuk ‘memilih yang mana’.
Ketika pilihan merupakan masalah opini, pendapat, kecenderungan, selera atau beberapa
kriteria personal organisasi dan bukan sekedar menyangkut permasalahan teknologi, maka
kerangka konseptual adalah:
a. Membawa ke arah konsistensi standar.
b. Merekomendasikan sifat, fungsi dan keterbatasan akuntansi keuangan dan pelaporan.
c. Penggunaan kerangka konseptual yang diterima umum sehingga menjadikan
penyusunan standar lebih efisien, efektif, lebih cepat, lebih konsisten dan meyediakan
jawaban-jawaban yang bisa dipertahankan.
Peran utama kerangka konseptual adalah untuk memperkaya kemungkinan diterimanya
pernyataan-pernyataan tertentu yang akan diusulkan ataupun yang sudah berjalan
3. Dalam konteks standar akuntansi yang berlaku umum, ada dua konsep yang harus dipenuhi.
a. Konsep entitas usaha,
b. Konsep biaya.
Jawab:
a. Konsep Entitas Usaha
Konsep Entitas Usaha (Business Entity Concept), merupakan konsep akuntansi yang
didasarkan pada entitas usaha, yaitu membatasi data ekonomi dalam sistem akuntansi
terhadap data yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha. Perusahaan
dipandang sebagai entitas terpisah dari pemilik, kreditor atau pihak yang
berkepentingan, atau dengan kata lain aktivitas usaha dicatat secara terpisah dari
aktivitas pihak yang berkepentingan. Sebagai contoh, Mira seorang pemilik usaha
fotocopy mempunyai rekening koran yang saldonya di bank sebesar Rp. 15 juta pada
akhir tahun. Hasil dari operasi usahanya hanya setengahnya yaitu Rp. 7,5 juta dan
sisanya sebesar Rp. 7,5 juta berasal dari penjualan motor milik keluarganya. Jika Mira
mengikuti konsep entitas, ia akan memperlakukan uang yang dihasilkan dari usahanya
sebagai bagian yang terpisah dari uang yang dihasilkan dari penjualan barang yang
bukan milik perusahaan tetapi miliknya sendiri. Konsep entitas menetapkan bahwa
pembukuan terhadap hasil operasi perusahaan sebesar Rp. 7,5 juta dilakukan terpisah
dengan aktiva atau utang pribadi/pemilik perusahaan sebesar Rp 7,5 juta pula.
Pemisahan ini akan memperjelas dalam melihat posisi keuangan perusahaan.
b. Konsep Biaya
Konsep Biaya (Cost Concept), merupakan konsep akuntansi yang menyatakan bahwa
barang atau jasa yang dibeli oleh suatu entitas dicatat pada harga saat transaksi tersebut
terjadi. Cara pencatatan ini mengunakan prinsip harga historis. Sebagai contoh, toko
elektronik pada tanggal 1 Agustus 2002 perusahaan membeli barang-barang elektronik
dengan harga Rp. 10 juta rupiah. Konsep biaya menetapkan bahwa transaksi tersebut
harus dicatat berdasarkan harga perolehan yang sesungguhnya, yaitu tetap seharga Rp.
10 juta meskipun setelah transaksi harga barang elektronik tersebut telah mengalami
kenaikan menjadi Rp.12,5 juta. Catatan akuntansi harus tetap mempertahankan nilai
historis dari suatu aktiva selama perusahaan itu memilikinya dan biaya perolehan itu
merupakan nilai atau ukuran yang dapat diandalkan.

4. Apa saja kendala dalam pengakuan dan pengukuran dalam laporan keuangan akuntansi
Jawab:
Kriteria pengakuan pada umumnya didasarkan pada nilai uang akibat peristiwa atau kejadian
yang dapat diandalkan pengukurannya. Namun ada kalanya pengakuan didasarkan pada
hasil estimasi yang layak. Apabila pengukuran berdasarkan biaya dan estimasi yang layak
tidak mungkin dilakukan, maka pengakuan transaksi demikian cukup diungkapkan pada
Catatan atas Laporan Keuangan. Penundaan pengakuan suatu pos atau peristiwa dapat
terjadi apabila kriteria pengakuan baru terpenuhi setelah terjadi atau tidak terjadi peristiwa
atau keadaan lain di masa mendatang. Kendala informasi akuntansi dan laporan keuangan
adalah setiap keadaan yang tidak memungkinkan terwujudnya kondisi yang ideal dalam
mewujudkan informasi akuntansi dan laporan keuangan yang relevan dan andal akibat
keterbatasan (limitations) atau karena alasan-alasan kepraktisan. Tiga hal yang menimbulkan
kendala dalam informasi akuntansi dan laporan keuangan pemerintah, yaitu:
1. Materialitas
Walaupun idealnya memuat segala informasi, laporan keuangan pemerintah hanya
diharuskan memuat informasi yang memenuhi kriteria materialitas. Informasi
dipandang material apabila kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam
mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang
diambil atas dasar laporan keuangan.
2. Pertimbangan biaya dan manfaat
Manfaat yang dihasilkan informasi seharusnya melebihi biaya penyusunannya. Oleh
karena itu, laporan keuangan pemerintah tidak semestinya menyajikan segala informasi
yang manfaatnya lebih kecil dari biaya penyusunannya. Namun demikian, evaluasi
biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan yang substansial. Biaya itu juga
tidak harus dipikul oleh pengguna informasi yang menikmati manfaat. Manfaat
mungkin juga dinikmati oleh pengguna lain di samping mereka yang menjadi tujuan
informasi, misalnya penyediaan informasi lanjutan kepada kreditor mungkin akan
mengurangi biaya yang dipikul oleh suatu entitas pelaporan.
3. Keseimbangan antarkarakteristik kualitatif
Keseimbangan antarkarakteristik kualitatif diperlukan untuk mencapai suatu
keseimbangan yang tepat di antara berbagai tujuan normatif yang diharapkan dipenuhi
oleh laporan keuangan pemerintah. Kepentingan relatif antarkarakteristik dalam
berbagai kasus berbeda, terutama antara relevansi dan keandalan. Penentuan tingkat
kepentingan antara dua karakteristik kualitatif tersebut merupakan masalah
pertimbangan profesional.

Anda mungkin juga menyukai