Anda di halaman 1dari 8

PEMBELAJARAN MESIN BUBUT CNC TINGKAT SMK JURUSAN

TEKNIK PEMESINAN DENGAN KONTROL GSK 928te

Irsyad Efendi
S1 Pendidikan Teknik Mesin, FT, Universitas Negeri Malang
irsyadefendi15041999@gmail.com

Abstrak. Dalam pembelajaran ini bertujuan untuk memahami bagaimana


cara kerja mesin bubut yang dikembangkan dalam perangkat lunak CAD-
CAM software design seperti Master CAM, BobCAD CAM, dan masih
banyak lainnya. Menggunakan sistem manufaktur untuk pengajaran dan
pembelajaran komputer dengan mesin CNC dan panel kontrol. Selain itu,
siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan kompetensi untuk
mempersiapkan diri dalam dunia industri yang mungkin tidak terjangkau
oleh guru. Pembahasan yang telah dipilih ini untuk memudahkan proses
pembelajaran, mewujudkan tampilan grafik bahasa pemrograman CNC yang
berstandar ISO. Berupa gabungan antara angka dan huruf yang merupakaan
titik koordinat dan perintah pergerakan slide dan spindel. Dalam
pembahasan ini pengendali yang digunakan dalam mesin bubut cnc adalah
GSK 928te untuk pusat permesinan dan FOKUS ESEMKA untuk mesinya.

Kata kunci: pembelajaran, mesin bubut cnc, gsk 928te

Pembelajaran sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003 adalah proses


interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan jenjang menengah yang
mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis
pekerjaan tertentu (Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990). Dalam Kurikulum
2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi siswa SMK dari sisi pengetahuan,
ketrampilan serta sikap . Tuntutan proses pencapain kompetensi melalui
pembelajaran pada sejumlah mata pelajaran yang dirangkai menjadi satu kesatuan
yang saling mendukung dalam mencapai kompetensi tersebut. Salah satunya mata
pelajaran teknik pemesinan yaitu, mata pelajaran CNC. Dengan adanya pelajaran
CNC siswa diharapkan dapat bersaing didunia usaha dan dunia industri. Dalam
pembelajaran CNC didukung dengan pembelajaran CAD/CAM, CAD/CAM
(computer-aided design and computer-aided manufacturing) adalah sebutan untuk
perangkat lunak komputer yang dapat digunakan untuk mendesain suatu produk
sekaligus untuk merancang proses manufaktur yang akan digunakan, khususnya
CNC (Wijanarka, 2011).
Dari segi pemanfaatannya, menurut Widodo & Kriwanto (2017) mesin
perkakas CNC dapat dibagi menjadi dua, yaitu (1) mesin CNC Training unit
(TU), yaitu mesin yang digunakan sarana pendidikan, dosen dan training, (2)
mesin CNC production unit (PU), yaitu mesin CNC yang digunakan untuk
membuat benda kerja/komponen yang dapat digunakan sebagai mana mestinya.
Untuk pembelajaran tingkat SMK, mesin yang digunakan adalah mesin CNC
Training Unit, salah satunya mesin CNC bubut FOKUS ESEMKA dengan kontrol
GSK 928te. Agar pembelajaran mudah dipahami, berikut disajikan (a) sejarah
mesin CNC, (b) sistem pemrograman CNC GSK 928te, (c) program CNC GSK
928te, dan (d) pengoperasian mesin bubut CNC GSK 928te.

A. Sejarah Mesin CNC


Mesin CNC adalah mesin perkakas tangan yang dalam pengoperasian
proses penyayatan benda kerja di bantu dengan kontrol numerik komputer atau
CNC (Computer Numerically Controled), (Wijarnaka, 2011). Mesin bubut CNC
merupakan suatu mesin yang pengoperasiannya menggunakan bahasa kode
berupa angka dan huruf (Lilih, 2000:3). Sedangakan NC (Numerically Control)
itu sendiri adalah suatu sistem pengendali otomatis yang bekerjanya menggunakan
kode-kode huruf dan angka (Sumbodo, 2011). Menurut Kuspriyanto & Seputro
(2012), “awal lahirnya mesin CNC (Computer Numerically Controlled) bermula
dari 1952 yang dikembangkan oleh John Pearseon dari Institut Teknologi
Massachusetts, atas nama Angkatan Udara Amerika Serikat”.
Seiring dengan perkembangan zaman mesin CNC mengalami
perkembangan, sakarang banyak produsen yang telah memproduksi mesin CNC
dengan kemampuan yang sangat mumpuni, contohnya mesin CNC FANUC,
MAZAK, SEIMENS, GSK, HAAS, dan masih banyak lainnya. Untuk CNC GSK
pertama kali dikembangkang di Guangzhou, China. Dengan perkembangan
teknologi yang sangat pesat mesin CNC mengalami peningkatan dari mesin CNC
bubut yang memiliki 2 axis, mesin CNC frais yang meiliki 3 axis dan yang terbaru
mesin CNC 4 axis, dan mesin CNC 5 axis yang bisa melakukan pekerjaan yang
sulit dikerjakan dengan mesin CNC bubut biasa maupun CNC frais. dan
perkembangan softwere manufaktur yang semakin beragam.
B. Sistem Pemrograman CNC GSK 928te
Pemrograman CNC adalah gabungan dari beberapa kode G dan kode M
yang digabungkan untuk membuat serangkaian proses kerja mesin, sehingga
untuk mengoperasikan mesin CNC dibutuhkan keahlian khusus dalam membuat
program (Subagio, 2008). Dalam pengoperasian mesin bubut CNC membutuhkan
suatu program yang disebut NC untuk menghasilkan suatu produk. Suatu program
NC berisi semua perintah dan informasi yang diperlukan untuk pengerjaan benda
kerja (Emco, 1990). Dalam pembuatan program harus mengetahui titik koordinat
mesin CNC. Menurut Wijanarka (2011), “sistem koordinat pada mesin bubut
CNC adalah sistem koordinat kartesian dengan dua sumbu yaitu sumbu X , dan
sumbu Z. Sistem koordinat mesin (MCS=Machine Coordinate System) tersebut
bisa dipindah-pindah titik nolnya untuk kepentingan pelaksanaan setting,
pembuatan program CNC dan gerakan pahat”. Berikut pembahasan tentang sistem
pemrograman pada mesin CNC GSK 928te.
Pertama, pemrograman dengan sistem absolut. Pada sistem ini titik awal
penempatan alat potong yang digunakan sebagai acuan adalah menetapkan titik
referensi yang berlaku tetap selama proses operasi mesin berlangsung (Kusprianto
& Seputro, 2012). Sedangkan menurut, Surya (2014), “sistem absolut adalah
suatu metode pemrograman di mana titik referensinya selalu tetap yaitu satu titik /
tempat dijadikan referensi untuk semua ukuran”. Dengan menggunakan setting
dengan sistem absolut, pembuatan program menjadi lebih mudah dikarenakan
sistem koordinatnya tetap dan tidak berubah-ubah.
Dalam mesin bubut cnc untuk menentukan suatu koordinat sistem absolut
harus berdasarkan titik referensi point. Menurut Kuspriyanto & Seputro (2012),
“untuk mesin bubut, titik referensinya diletakkan pada sumbu (pusat) benda kerja
yang akan dikerjakan pada bagian ujung “. Jadi untuk mensetting pahat harus
berdasarkan titik referensi mesin bubut itu sendiri.
Dalam sistem pemrograman absolut terdapat bebereapa kelebihan.
Menurut Kahfi (2014), “kelebihan dari sistem ini bila terjadi kesalahan
pemrogramman hanya berdampak pada titik yang bersangkutan, sehingga lebih
mudah dalam melakukan koreksi”.
Kedua, pemrograman dengan sisem inkremental. Pada sistem ini titik
awal penempatan yang digunakan sebagai acuan adalah selalu berpindah sesuai
dengan titik actual yang dinyatakan terakhir (Kuspriyanto & Seputro, 2012). Dan
sistem inkremental menurut Surya (2014), ” sistem inkremental adalah suatu
metode pemrograman dimana titik referensinya selalu berubah, yaitu titik terakhir
yang dituju menjadi titik referensi baru untuk ukuran berikutnya”.
Berbeda dengan sistem pemrograman absolut, sistem inkremental
menggunakan titik koordinat akhir dalam menentukan titik refernsinya. “setiap
kali suatu gerakan pada proses pengerjaan benda kerja berakhir, maka titik akhir
dari gerakan alat potong itu dianggap sebagai titik awal gerakan alat potong pada
tahap berikutnya”, (Kuspriyanto & Seputro, 2012). Dalam pemrograman
inkremental untuk menulis koordinat pergerakan pahat selanjutnya harus
mengurangi ataupun menambahkan nilai titik koordinat sebelumnya dengan titik
koordinat akhir.

C. Program Mesin CNC GSK 928te


Menurut Hollebrandse (1993), “memrogram adalah menetapkan dalam
kode dari posisi-posisi perkakas itu terhadap benda kerjanya, dimana
diperhitungkan dengan aspek-aspek teknologi dari hasil pekerjaan dan
kemungkinan-kemungkinannya dari mesin, perkakas dan benda kerja”.
Proses pembuatan program untuk mesin CNC GSK 928te bisa dilakukan
dengan bantuan softwere maupun manual artinya program di buat dengan tulis
tangan. Untuk pembuatan program dengan bantuan softwere, harus ada
kempetensi yang harus dicapai, menurut Wijanarka (2011) ,” ...(1) kemampuan
mengoperasikan komputer dengan sistem operasi windows, (2) kemampuan
membaca gambar kerja, (3) menguasai teori dan praktik proses pemesinan bubut
CNC dan frais CNC, dan (4) kemampuan melakukan pengukuran menggunakan
alat ukur presisi”.
Terdapat beberapa softwere pembuat program CNC seperti, Emcodraft
CADCAM, MasterCam, BobCam, DelCam, dan SolidCam. Dalam semua aplikasi
tersebut memiliki inti yang sama yang membedakan hanya tampilan dan fiturnya
saja. Untuk pembuatan program secara manual harus ada kompetensi dalam
membaca gambar teknik dan ketelitian dalam pembuatan program dikarenakan
dalam seguah program CNC terdapat banyank kode-kode yang harus mengerti
maknanya. Berikut sedikikt pembahasan tentang softwere Master Cam dan kode
program CNC secara manual.
Pertama, perangkat lunak Mastercam adalah perangkat lunak yang
dikembangkan oleh CNC Software, Inc dari Amerika Serikat. Mastercam adalah
perangkat lunak yang digunakan untuk menggambar (design) dan membuat
program CNC (Wijanarka, 2011). Dengan perangkat lunak Master Cam proses
pembuatan program CNC menjadi lebih mudah akan tetapi program yang
dihasilkan Master Cam terkadang tidak cocok dengan mesin CNC GSK 928te
dikarenakan mesin CNC GSK 928te adalah mesin training unit yang diperuntukan
dengan program manual. Agar program dari Master Cam bisa cocok dengan
pemrograman CNC GSK 928te harus dilakukan proses pengeditan program
terlebih dahulu, sesuai dengan buku panduan CNC GSK 928te.
Kedua, pembuatan program secara manual untuk mesin CNC GSK 928te
sebagian hampir sama dengan mesin CNC lainnya, tetapi ada sedikit perbedaan
dalam penulisan program. Menurut Smid (2003), “terdapat beberapa istilah dasar
pada pemrograman pada mesin bubut CNC antara lain karakter, kata, blok dan
program”. Untuk membuat program manual harus berdasarkan buku panduan
CNC GSK 928te, ada beberapa karakter program. GSK (2016:94), “karakter
adalah unit dasar untuk menyusun program CNC”. Karakter termasuk huruf dan
angka, dan tanda. Huruf yang digunakan yaitu:D E F G I K L M N P R S T U W
X Z. Angka yang digunakan adalah :0,1,2,3,4,5,6,7,8,9. Tanda yang digunakan
adalah: %, - (negatif), dan . (desimal), (GSK, 2006:94).
Pada program mesin CNC GSK 928te terdapat blok, “blok terdiri dari
susunan kode dari satu atau beberapa operasi teknologi selama proses pemesinan”,
(GSK, 2006:97). Untuk progam dasar CNC secara umum menggunakan kode G
dan M, untuk proses mesin. Berdasarkan GSK (2006:97), “kode G didefinisikan
sebagai mode run mesin, terdiri dari karakter G dan berikut 2 digit...”. Proses
pemesinan CNC akan lebih mudah apabila kita menguasai bentuk bentuk lintasan
pahat yang diperintahkan melalui kode-kode G atau yang biasa disebut dengan
interpolasi (Subagio,2008). Sedangkan untuk kode M digunakan untuk “fungsi M
digunakan untuk start / stop mesin dan urutan pekerjaan dari program part, yang
terdiri dari karakter alamat dan bilangan bulat 2-bit berikut”, (GSK, 2006:131)

D. Pengoperasian Mesin Bubut CNC GSK 928te


Menurut Rochim (1993), setiap proses pemesinan terdapat lima elemen
dasar yang perlu dipahami, yaitu (1) kecepatan potong (cutting speed ), (2)
kecepatan makan (feeding speed), (3) kedalaman potong (depth of cut) , (4) waktu
pemotongan (cutting time) , (5) laju pembuangan geram (material removal rate).
Dalam proses pembubutan prinsip kerja mesin bubut adalah benda kerja berputar
sedangkan pahat bubut bergerak secara vertikal dan horizontal. Dalam mesin
CNC bubut penggerak slide atau eretan untuk dudukan pahat digerakkan ole
motor stepper, yang diatur dalam program NC
Secara umum, cara mengoperasikan mesin CNC dengan cara
memasukkan perintah numeric melalaui tombol-tombol yang tersedia pada panel
instrument di tiap- tiap mesin (Kuspriyanto & Seputro, 2012). Setiap jenis mesin
CNC memiliki karakteristik yang berbeda, tergantung pabrik yang membuat
mesin tersebut. Dalam garis besar mesin CNC masih ada kemiripan karakteristik
satu sama lain. Pada mesin bubut CNC GSK 928te ada empat mode operasi yaitu
edit, manual, otomatis, dan eksekusi dan masing-masing mode diaktifkan dengan
tombol yang berbeda. Dalam pembelajaran pengoperasian mesin CNC bubut
dengan kontrol GSK 928te dilakukan secara berkelompok, hal ini bertujuan agar
siswa dapat saling bertukar pendapat dalam pelaksanaannya. Dan adanya guru
pembina yang memberikan masukan agar bisa mencapai kompetensi yang
diharapkan.

E. Kesimpulan
Dengan adanya pembelajaran CNC dengan pembuatan program dengan
bantuan perangkat lunak, siswa bisa mendapatkan ilmu menggambar teknik pada
aplikasi, dan ilmu manufaktur. Serta dengan menguasai pemrograman CNC akan
sangat membantu didunia industri dalam penyerapan tenaga kerja, hal ini
disebabkan sangat sedikit sekali operator yang mampu dalam membuat program
secara manual maupun dengan perangkat lunak. Dalam proses penggunakan
mesin bubut CNC hasil produk yang didapat akan lebih cepat dan lebih presisi,
disamping itu juga hasil akan seragam. Jadi menggunakan mesin bubut CNC
dapat mengefisien waktu dengan hasil yang presisi. Sama halnya dengan mesin
bubut CNC GSK 928te, hasil yang didapat juga presisi, dikarenakan jenis mesin
ini adalah mesin training unit. Sebagai media pembelajaran mesin bubut CNC
GSK 928te harus memiliki kepresisian yang pas, karena untuk media
pembelajaran siswa dalam melakukan setting tool maupun setting benda kerja,
dan pembuatan benda kerja, ditingkat SMK kususnya Teknik Pemesinan.

F. Daftar rujukan
Depdiknas. (1990). Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990
Tentang Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta
Depdiknas. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 Tentang sistem pendidikan Nasional. Jakarta.
Emco, 1990. Petunjuk Pemrograman – Pelayanan Emco TU – 2A. Emco Maier
Ges.m.b.H, Austria.
GSK. 2006. GSK 928te/GSK 928tc Turning Machine CNC System User Manual.
Guangzhou: GSK
Hollebrandse, J. J. M., 1993. Teknik Pemrograman dan Aplikasi CNC. Rosda
Jayaputra, Jakarta.
Kahfi, M. 2014. TEKNIK CNC MODUL TEORI, (online),
(http://www.academia.edu/9239801/TEKNIK_CNC_MODUL_TEORI),
diakses 07 oktober 2017.
Kejuruan. Jakarta
Kuspriyanto & Seputro, H. 2012. Mesin CNC ,(online),
(http://www.oocities.org/hari_seputro/MESIN_CNC.pdf), diakses 07
oktober 2017.
Lilih, Dkk. (2000). Mesin Turning CNC TU-2A. Direktorat Pendidikan Menengah
Rochim, T., 1993. Teori dan Teknologi Proses Pemesinan. Higher Education
Development Support (HEDS) Project, Bandung.
Subagio, G.D. 2008. METODE PEMBUATAN PROGRAM CNC, (online),
(http://www.telimek.lipi.go.id/xdata/docs/BR09.pdf), diakses 07 oktober
2017.
Sumbodo, W. 2011. CADCAMCAE. Buku ajar mata kuliah CNC.
Semarang:Unnes.
Surya, S. 2014. Perbedaan Sistem Absolut dan Incremental pada Mesin CNC,
(Online), (http://silsurya.blog.uns.ac.id/2014/09/10/perbedaan-sistem-
absolut-dan-incremental-pada-mesin-cnc/), diakses 07 oktober 2017.
Widodo, R.D & Kriswanto. 2017. PELATIHAN PEMROGRAMAN CNC
BERBASIS SOFTWARE CADCAM BAGI GURU TEKNIK MESIN
SMK NEGERI 4 SEMARANG, (Online),
(https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/rekayasa/article/download/896
8/5870)
Wijanarka, S.B. 2011. Pengenalan Perangkat Lunak CAD/CAM dan Mastercam
versi 9, (Online),
(http://staffnew.uny.ac.id/upload/131879365/pendidikan/BAB+I+CadCa
m.pdf),
Wijanarka, S.B. 2011. Tutorial Pengoperasian dan Pemrograman Mesin Bubut
CNC GSK 928 TE, (online),
(http://staffnew.uny.ac.id/upload/131879365/pendidikan/Dasar+Pemrogr
aman+untuk+Mesin+Bubut+CNC+dengan+GSK+928+TE-rev1.pdf’),
diakses 07 oktober 2017.

Anda mungkin juga menyukai