SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
Universitas Sumatera Utara
Disusun oleh
KRISTINA HOTMAIDA
130902076
MEDAN
2017
ABSTRAK
ABSTRACT
Segala puji dan syukur penulis ucapkan atas segala rahmat dan karunia
kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah menyertai penulis dari awal pengerjaan
skripsi sampai penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Evaluasi Standar
Home Medan”. Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, baik itu
berupa dukungan moril maupun material. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati,
1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos. M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Kesejahteraan Sosial
3. Bapak Drs. Matias Siagian, M.Si, Ph.D selaku dosen pembimbing penulis
yang luar biasa serta dukungan dalam penyelesaian skripsi ini. Terimakasih
4. Bapak Agus selaku Kepala Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home
Panti Asuhan ELIDA Children Home Medan dan Ibu Pangaribuan yang selalu
dan ka Bety.
6. Wanita Terbaik di dalam hidup saya Mama Purida Silalahi atas segala cinta
kasih dan pengorbanannya yang tidak akan pernah tergantikan dan terlupakan.
Semoga mama tenang dan bahagia di sana. I miss your voice so much.
Terimakasih untuk laki-laki hebat Bapak Holden Saragi yang rela kerja keras
kasih sayang, semangatnya selama ini, perhatiannya yang begitu luar biasa.
7. Kedua adik saya Lisbet Engelita dan Thomas Bukit yang selalu siap sedia
8. Orang paling baik di Medan, yang selalu memberi semangat, yang mau
direpotin, yang jarang marah, yang mau diajak jalan-jalan kemanapun itu
9. Sahabat-sahabat yang luar biasa Sally, Eca, Shinta, Ricky, Rena. Kalian
berjalan yang selalu ada, terimakasih eca temen kost yang selalu dirindukan
saat pergi dan selalu berantem jika bersama, terimakasih shinta yang selalu
terimakasih ricky yang selalu ngatain dan pencair suasana, terimakasih rena
10. Terimakasih untuk Maria Kristina dan Angela Naomi sahabat-sahabat cantik
11. Terimakasih untuk saudara-saudara ku Kak Peri yang selalu perhatian, Adek
12. Keluarga Rohani CG 10 Mami Ayu, Oktri, Friska, Dean, Esra, Sally, Ricky,
13. Teman-teman kost jalan gitar no 16 yang sudah dekat seperti saudara sendiri.
Kak Darma, Ka Peri, Ka Dinda, Ka Lina, Gabsir, Mipa, Friska, Eca yang
ABSTRAK .................................................................................................................... ii
ABSTRACT ................................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ................................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ ix
DAFTAR BAGAN ....................................................................................................... x
Tabel 4.1 Distribusi Anak Binaan Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home
Berdasarkan Usia.................................................................................................................. 53
Tabel 4.7 Sarana dan Prasarana Yayasan Panti Asuhan ELIDA ............................................ 58
Tabel 5.1 Jadwal Pelayanan Anak Binaan di Yayasan Panti Asuhan ..................................... 68
Tabel 5.2 Data Anak Binaan di Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children .............................. 72
Tabel 5.3 Distribusi SDM di Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children .................................. 80
Tabel 5.4 Penilaian Kecukupan Jumlah SDM dalam Menangani Anak Binaan..................... 81
Tabel 5.5 Sarana dan Prasarana Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children ............................. 84
PENDAHULUAN
sudah sejak lama menjadi kendala kemajuan Indonesia. Masalah sosial yang lebih
material, spritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu
mewujudkan kehidupan yang layak dan bermartabat, serta untuk memenuhi hak atas
dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar
setiap warga negara, yang meliputi: (a) rehabilitasi sosial; (b) jaminan sosial; (c)
pemberdayaan sosial; dan (d) perlindungan sosial (Tim Fokusindo Mandiri, 2012:
35).
mereka yang memiliki kehidupan yang tidak layak secara kemanusian dan memiliki
kriteria masalah sosial, meliputi: (a) kemiskinan; (b) ketelantaran; (c) kecacatan; (d)
keterpencilan; (e) ketunaan sosial dan penyimpangan perilaku; (f) korban bencana;
meningkatkan kemampuan, kepedulian dan tanggung jawab sosial dunia usaha dalam
kesetiakawanan; (b) keadilan; (c) kemanfaatan; (d) keterpaduan; (e) kemitraan; (f)
jumlah anak terlantar di Indonesia, meliputi 5.900 anak yang jadi korban
perdagangan manusia, 3.600 anak bermasalah dengan hukum, 1,2 juta balita terlantar
dan 34.000 anak jalanan. Kondisi tersebut menuntut perhatian dan upaya pemerintah
(http://jateng.antaranews.com/detail/mensos-jumlah-anak-terlantar-di-indonesia-
meningkat. Pada tahun 2004 tercatat sebanyak 33.364 organisasi sosial lokal yang
peningkatan yang cukup signifikan yakni dari 33.364 organisasi sosial telah
meningkat menjadi 34.587 organisasi sosial lokal (belum termasuk organisasi asing)
signifikan merupakan hal yang menarik untuk dikaji. Hal yang esensial untuk dikaji
antara lain adalah, apakah jumlah Lembaga Kesejahteraan Sosial yang meningkat
tersebut diikuti atau tidak diikuti oleh peningkatan kualitas pelayanan terhadap
sosial?
Kementerian Sosial telah melakukan berbagai upaya. Adapun upaya tersebut antara
lain, merumuskan dan menetapkan pedoman pelayanan sosial yang harus diterapkan
telah membentuk Badan Akreditasi Lembaga Kesejahteraan Sosial. Kedua upaya ini
masalah sosial, baik oleh lembaga pemerintah, organisasi sosial, lembaga swasta,
lembaga keagamaan bahkan personal, yang meliputi: (a) sumber daya manusia; (b)
sarana dan prasarana; serta (c) sumber pendanaan. Sarana dan prasarana sebagaimana
yang dimaksud memiliki standar minimum yang ditetapkan oleh pemerintah meliputi:
(a) panti sosial; (b) pusat rehabilitasi sosial; (c) pusat pendidikan dan pelatihan; (d)
pusat kesejahteran sosial; (e) rumah singgah; (f) rumah perlindungan sosial
kualitas pelayanan dalam panti sosial. Diakui, banyak panti sosial yang sampai saat
ini belum memiliki Standar Pelayanan Minimal (SPM). Selain itu, juga lemahnya
daya dukung kelembagaan, sumber daya manusia, sumber pendanaan dan sarana
pemerintah maupun masyarakat memang sudah cukup banyak. Namun, fasilitasi dari
belum terjangkau pelayanan sosial, dan kalaupun telah memperoleh pelayanan sosial,
tetapi belum seperti yang diharapkan. Masalah tersebut ditambah dengan kondisi
Indonesia sendiri yang baru 44 dari begitu banyaknya Lembaga Kesejahteraan Sosial
Anak yang sudah terakreditasi, ini terakumulasi dari program Badan Akreditasi
(http://p4s.kemsos.go.id/index.php/akreditasi/data-lembaga-terakreditasi/item/305-
daftar-akreditasi-lembaga-kesejahteraan-sosial-anak-tahun-2013-2014/ diakses
memanfaatkan pendirian Panti Sosial Asuhan Anak untuk mendapatkan dana atau
sumbangan untuk kepentingan pribadi. Di Jawa Tengah 24 Panti sosial yang ada di
Pemerintah Kabupaten Demak menilai panti tersebut tidak memenuhi syarat dan
kurang layak, permasalahan yang dominan adalah soal fasilitas. Para pengelola panti
tersebut mayoritas tidak menyediakan ruangan atau gedung serta sarana dan
prasarana listrik dan air yang cukup untuk keperluan penghuni panti. Ada juga panti
yang tidak memenuhi syarat administrasi, bahkan di antaranya ada panti fiktif atau
(http://news.liputan6.com/read/2019052/bermasalah-24-panti-sosial-di-demak-
Pemerintah. Hal ini dipandang perlu, karena akibat yang ditimbulkan dari pendirian
Panti Sosial yang tidak sesuai dengan standar, yaitu banyak oknum yang
tidak terpenuhinya kebutuhan hidup anak asuh yang seharusnya menjadi tanggung
dan Pedoman Akreditasi. Standard panti sosial adalah ketentuan yang memuat
kondisi dan kinerja tertentu bagi penyelenggaraan sebuah panti sosial dan atau
lembaga pelayanan sosial lainnya yang sejenis. Adapun yang dimaksud dengan panti
sosial adalah lembaga pelayanan kesejahteraan sosial yang memiliki tugas dan fungsi
kesejahteraan sosial ke arah kehidupan normatif secara fisik, mental, maupun social.
Ada 2 macam standar panti sosial, yaitu standar umum dan standar khusus.
Standar umum adalah ketentuan yang memuat kondisi dan kinerja tertentu yang perlu
dibenahi bagi penyelenggaraan sebuah panti sosial jenis apapun. Mencakup aspek
sosial dan/atau lembaga pelayanan sosial lainnya yang sejenis sesuai dengan
ukuran teknis dan spesifik tentang pelayanan minimal yang perlu dilakukan oleh
manajemen dan organisaisi, sarana dan prasarana, pelayanan sosial dasar, proses
pelayanan dan hasil pelayanan. Dalam Peraturan Pemerintah RI No. 39 Tahun 2012
Kesejahteraan Sosial adalah ukuran kelayakan yang harus dipenuhi secara minimum
Adanya standar minimum pelayanan dari sebuah panti sosial tentu akan
membuat penyelenggaraan pelayanan dalam panti sosial lebih terarah dan terukur
melalui standar yang telah ditentukan. Seiring dengan tuntutan global maka
dibidang kesejahteraan sosial merupakan hal yang harus dipenuhi. Upaya pemerintah
menentukan tingkat kelayakan dan standarisasi terhadap; (a) Unit Pelaksana Teknis
Sosial maupun yang mandiri (Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Gadis Vania Jasmine Ginting pada tahun
Medan” yakni: (a) Bahwa ada aspek masukan yaitu standar pendekatan awal dan
penerimaan rujukan sudah dilakukan dengan baik dimana panti asuhan melakukan
pengasuhan masih belum memenuhi standar seperti rencana pengasuhan yang cukup
panjang yaitu hingga warga binaan lulus SMA. Panti asuhan juga jarang mendata
kebutuhan makanan dan pakaian warga binaan sehingga banyak warga binaan sering
mengeluh karna kebutuhannya tidak terpenuhi, (c) Pada aspek keluaran yaitu evaluasi
serta pengakhiran pelayanan dan pengasuhan untuk warga binaan masih belum
maksimal karena panti asuhan tidak memfasilitasi dan melibatkan orang tua dalam
perkembangan anak.
ketentuan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah dalam upaya peningkatan kualitas
hal yang perlu dicermati dalam upaya peningkatan pelayanan sosial. Adapun kedua
hal tersebut adalah standar pelayanan sosial dan standar keorganisasian dari Lembaga
Utara adalah Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home Medan. Pelayanan sosial
melalui sistem panti ini ditujukan agar anak asuh dapat dikembangkan potensinya
adanya perasaan belas kasihan yang mendalam atas banyaknya anak-anak yatim-piatu
dan terlantar di kota Medan dan mereka tidak mendapatkan perhatian serta kasih
sayang yang seharusnya mereka terima, sehingga pemilik merasa tergerak dan
terbeban untuk mendirikan suatu tempat yang layak dan dapat menampung
Namun demikian, beberapa tahun terakhir Panti Asuhan Elida Children Home
memiliki hambatan dan kendala serta beberapa masalah yang dihadapi yaitu: (a)
pemilik tidak sangup lagi membiayai operasional panti dan pendidikan termasuk
(b) karena kurangnya biaya operasional, dan pemilik tidak lagi menyangupi biaya
operasional sehingga panti sempat terabaikan hingga kurang lebih tiga setengah tahun
sampai saat ini, sehingga anak-anak hanya mendapatkan kebutuhan apa adanya untuk
dapat bertahan sampai saat ini; (c) banyak fasilitasi panti dan sekolah yang sudah
rusak dan kondisinya tidak lagi layak baik dari segi kenyamanan maupun secara
kesehatan; (d) tidak memiliki sumber daya manusia yang cukup, sarana dan prasarana
serta pendanaan yang lengkap. Oleh karena itu perlulah dilihat Standar Pelayanan
dalam upaya peningkatan pelayanan sosial oleh Lembaga Kesejahteraan Sosial dan
informasi yang diperoleh penulis tentang keberadaan Panti Asuhan Elida Children
Home Medan, penulis ingin mendalami dan meneliti hal yang berkenaan dengan
standar pelayanan sosial dan keorganisasian dari Panti Asuhan Elida Children Home
Medan, yang hasilnya penulis tuangkan dalam skripsi berjudul “Evaluasi Standar
pelayanan sosial dan keorganisasian pada Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children
Home Medan.
rangka :
sasaran pelayanan.
Kesejahteraan Sosial.
BAB I : PENDAHULUAN
analisis data.
Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil
BAB VI : PENUTUP
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Evaluasi
Penilaian berarti nilai atau penentuaan manfaat dari pada suatu kegiatan. Sebagai
penilaian, bisa saja penilaian ini menjadi netral, positif, negative atau bahkan
gabungan dari keduanya. Layaknya sebuah penilaian yang dipahami secara umum,
penilaian itu diberikan dari orang yang lebih tinggi atau yang lebih tahu kepada orang
yang lebih rendah, baik dari jabatan strukturalnya atau orang yang lebih rendah
keahliannya. Dalam praktek dunia kerja, evaluasi ini kerap dilakukan untuk
mengetahui kelemahan dan kelebihan dari sebuah keputusan yang ditetapkan dan
dijalankan.
sangat bermanfaat bagi pengambil keputusan dalam menentukan alternatif yang tepat
dalam mengambil sebuah keputusan. Definisi lain dikemukakan oleh Worthen dan
Sanders (dalam Arikunto dan Saffrudin, 2014: 1) menyatakan bahwa; evaluasi adalah
kegiatan mencari sesuatu yang berharga tentang sesuatu; dalam mencari sesuatu
diajukan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Menurut rumusan tersebut,
mana, dalam hal apa, dan bagiamana tujuan pendidikan sudah tercapai. Provus
bahan untuk meningkatkan, mengelola, atau mengakhiri program atau salah satu
sesungguhnya adalah satu proses kegiatan yang akan menilai segala sesuatu yang
akan diperoleh dengan apa yang sudah ditetapkan perencanaannya atau dengan apa
penyimpangan itu tidak berlangsung terlalu jauh bila terjadi suatu kekeliruan, maka
penilaian sejak awal dan tidak menunggu hasil akhir dicapai. Jadi harus melakukan
point evaluation pada setiap titik kegiatan yang dianggap perlu; yaitu dilakukan sejak
awal maupun pada waktu dan selesai proses perencanaan program (program
(output, outcome dan impact). Jelasnya ada hubungan antara evaluasi dengan proses
ketepatan teknik untuk dapat memperoleh data yang sama dapat dipercaya
validity adalah ketetapan alat ukur untuk dapat memperoleh data yang
sebelumnya. Untuk itu diperlukan berbagai teknik yang dapat dipakai oleh
perencana.
Pada tahap ini, evaluasi adalah suatu kegiatan dengan melakukan analisa
Mentoring menganggap bahwa tujuan yang ingin dicapai sudah tepat dan
dan bahwa rencana tersebut sudah tepat untuk mencapai tujuan, sedangkan
evaluasi melihat sejauh mana proyek masih tetap dapat mencapai tujuannya,
Pelayanan dalam istilah kesejahteraan sosial diartikan suatu upaya atau usaha
pemberian bantuan atau pertolongan kepada orang lain, baik berupa materi maupun
non materi agar orang itu dapat mengatasi masalahnya sendiri. Sedangkan Pelayanan
Sosial itu sendiri adalah Pelayanan yang ditujukan untuk membantu Penyandang
(sebagai lima besar), ini merupakan pelayanan sosial secara luas. Spicker (dalam
a. Pelayanan sosial dalam arti luas adalah pelayanan sosial yang mencakup
Pelayanan Sosial dalam arti sempit atau pelayanan sosial personal adalah
kehidupan sosial yang normal. Romanyshyn (dalam Fahrudin, 2012: 51). Jhonson
Suatu ciri penting dari pelayanan sosial personal adalah bahwa pelayanan ini
tidak dipandang sebagai pelayanan untuk orang miskin saja. Lagi pula
politik tertentu. Kahn dan Kamerman, 1976 (dalam Fahrudini, 2012: 54). Selain itu
menjadi:
(http://www.kemsos.go.id/modules.php?name=glosariumkesos&letter=p / diakses
penyesuian sosial
pembangunan.
misalnya adalah konseling untuk keluarga, pelayanan untuk korban tindak kekerasan,
informasi, dan nasihat misalnya rusukan kepada pekerja sosial atau tenaga
professional lain untuk mendapatkan pelayanan tertentu yang dibutuhkan, atau dapat
juga didirikan pusat informasi dan nasihat untuk mereka yang ingin bekerja ke kota
atau keluar negeri yang memberikan gambaran yang jelas, yang meliputi untung-rugi
konteks ini adalah pelayanan sosial yang ditujukan kepada mereka yang
Adapun Standar Khusus Panti Sosial, berupa kegiatan pelayanan yang terdiri
a. Sosialisasi Program
e. Konferensi kasus
d. Konferensi kasus
a. Bimbingan Individu
b. Bimbingan Kelompok
c. Bimbingan Sosial
h. Bimbingan Pendidikan
pelayanan dan telah mencapai hasil pelayanan sesuai dengan rencana yang
telah ditentukan.
Organisasi adalah suatu sistem yang terdiri dari pola aktivitas kerjasama yang
dilakukan secara teratur dan berulang-ulang oleh sekelompok orang untuk mencapai
suatu tujuan. Gitosudarmo (dalam Ardana & Mujiatini & Sriathi, 2008: 1). Dari
sebagai input. Ada kecenderungan bahwa semakin besar dan kuat suatu
3) Sekelompok Orang
demikian juga waktu yang ada terbatas, sementara aktivitas yang harus
organisasi. Jadi dalam setiap organisasi akan terdiri dari sekelompok orang.
4) Tujuan organisasi
Tujuan organisasi pada dasarnya dibedakan menjadi dua yaitu tujuan yang
sifatnya abstrak dan berdimensi jangka panjang, yang menjadi landasan dan
itu disebut dengan “misi organisasinya”. Jenis tujuan yang lain disebut dengan
“tujuan operasional” atau sering juga disebut dengan objective. Jenis tujuan
ini sifatnya lebih operasional, yang menunjukkan apa yang akan diraih oleh
jangka pendek yang lebih spesifik dan dapat diukur secara kuantitatif seperti,
kesejahteraan sosial yang ditujukan untuk memecahkan masalah dan atau memenuhi
1) Fakta bahwa material dasarnya (raw material) adalah terdiri dari orang-orang
sosial.
antara para staf dalam organisasi sosial lebih banyak terdiri dari para relawan
6) Karena keuntungan hubungan staff dank lien, maka posisi dan peran staf ini (
manusia.
reliable dan valid, dan mungkin lebih mampu bertahan terhadap perubahan
dan inovasi.
interaksi manusia dalam organisasi yang meliputi studi secara sistematis tentang
perilaku, struktur dan proses di dalam organisasi. Isu utama dalam mempelajari
membutuhkan organisasi untuk menghasilkan sesuatu yang lebih besar dari yang
masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum.
Lembaga Kesejahteraan Sosial dalam konteks ini adalah panti sosial yang dikelola
secara mandiri yang memberikan pelayanan sosial kepada warga masyarakat yang
anak adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial yang mempunyai tanggung
jawab untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial pada anak telantar dengan
pengganti orangtua atau wali anak dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental dan
sosial kepada anak asuh sehingga memperoleh kesempatan yang luas,tepat dan
bagian dari generasi penerus cita- cita bangsa dan sebagai insan yang akan turut serta
aktif dalam bidang pembangunan nasional. Untuk itu maka panti sosial perlu
kebutuhan klien atau penerima pelayanan. Terkait dengan ini maka setiap jenis panti
mempunyai perangkat hardware dan shoftware yang berbeda satu sama lain.
Terkait dengan hal tersebut di atas diperlukan suatu standar panti yang terkait
beberapa aspek yang menjadi standar umum panti sosial dan standar khusus panti
sosial.
1. Kelembagaan, meliputi :
profesionalnya.
b. Visi dan Misi, Memiliki landasan yang berpijak pada visi dan misi
c. Organisasi dan Tata Kerja, Memiliki struktur organisasi dan tata kerja
1. Unsur Pimpinan, yaitu kepala panti dan kepala-kepala unit yang ada
dibawahnya.
mandi, WC, peralatan kantor seperti: alat komunikasi, alat transportasi dan
c. Umum, Memiliki ruang makan, ruang tidur, mandi dan cuci, kerapihan
4. Pembiayaan
Memiliki anggaran yang berasal dari sumber tetap maupun tidak tetap.
kepada klien.
b. Monev Hasil, yakni monitoring dan evaluasi terhadap klien, untuk melihat
pelayanan.
persyaratan bagi Lembaga yang diakreditasi tingkat kelayakan dan standar lembaga
1. Persyaratan
1) Berbadan hukum;
instansi sosial
Akreditasi
lainnya sejenis.
sejenis
lainnya sejenis.
sejenis.
1. Nilai
b. Akuntabilitas
c. Transparan
d. Pengawasan
a. Prinsip Komitmen
berkomitmen untuk :
Badan Akreditasi;
b. Prinsip Integritas
dilarang:
pelaksanaan tugasnya;
c. Prinsip Independensi
Wajib:
melaksanakan kewajibannya;
d. Prinsip Kerahasiaan
C. Pengukuran Akreditasi
kategori:
1. Standar Program
Mencakup : Buku atau Data personil yang terdiri dari; Tenaga Pimpinan,
Tugas). SK Pengangkatan.
kelengkapan
Terminasi.
3).
Kesejahteraan Sosial (PMKS). Oleh karena itu sangat diperlukan adanya peningkatan
pelayanan dalam panti sosial. Diakui, banyak panti sosial yang sampai saat ini belum
memiliki Standar Pelayanan Minimal (SPM). Selain itu, juga lemahnya daya dukung
kelembagaan, sumber daya manusia, sumber pendanaan dan sarana atau prasarana
yang dimiliki. Oleh karena itu Kementerian Sosial membuat kebijakan mengenai
panti sosial yang menangani klien secara langsung. Pedoman pelaksanaan akreditasi
milik Pemerintah, Unit Pelaksana Teknis milik Pemerintah Daerah; dan Unit
Sosial maupun yang mandiri. Oleh karena itu setiap lembaga yang ada di bidang
kesejahteraan sosial harus ikut serta dalam akreditasi yang diselenggarakan oleh
Tahap Terminasi), Hasil Pelayanan (Ketetapan Sasaran Klien, Ketetapan Jumlah dan
Data Klien, dan Ketetapan Keluaran Manfaat dan Dampak). Standar Keorganisasian
yang diberikan oleh Kementerian Sosial yakni memiliki cakupan: program, sumber
daya manusia (SDM), manajemen dan organisasi, sarana dan prasarana. Cakupan-
cakupan tersebut menjadi bagian penting yang harus dimiliki suatu organisasi di
yaitu menjamin adanya pelayanan dengan kualitas tertentu oleh semua lembaga
organisasi kesejahteraan sosial yang telah diakreditasi tentu akan lebih baik
Adapun salah satu lembaga pelayanan sosial berbasis anak di Sumatera Utara
adalah Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home. Berdirinya Yayasan Panti
Asuhan ELIDA Children Home ini dilatar belakangi oleh adanya perasaan belas
kasihan yang mendalam atas banyaknya anak-anak yatim piatu dan terlantar di kota
medan. Yayasan Panti Asuhan ELIDA memberikan bimbingan dan pelayanan bagi
anak yatim, piatu, yatim piatu yang kurang mampu, terlantar agar potensi dan
kapasitas belajarnya pulih kembali dan dapat berkembang secara wajar. Yayasan
Panti Asuhan ELIDA Children Home diharapkan memberikan pelayanan sosial yang
sesuai dengan standar yang telah di tentukan oleh Badan Akreditasi Lembaga
Kesejahteraan Sosial
Pelayanan Organisasi
e. Tahap Terminasi
2. Hasil Pelayanan
a. Ketetapan Sasaran Klien
b. Ketetapan Jumlah dan Data Klien
c. Ketetapan Keluaran Klien
PENERAPAN
menggambarkan secara formal fenomena sosial yang akan dikaji. Untuk menghindari
salah pengertian atas makna konsep-konsep yang akan dijadikan objek, penelita harus
menegaskan dan membatasi konsep yang akan diteliti. Perumusan definisi konsep
pengertian atas konsep yang diteliti. Definisi konsep adalah pengertian terbatas dari
suatu konsep yang dianut dalam suatu penelitian (Siagian, 2011: 136-138).
istilah yang digunakan secara mendasar agar tercipta suatu persamaan persepsi dan
2009: 112). Untuk lebih mengetahui pengertian mengenai konsep-konsep yang akan
disusun dengan sistematis dan terstruktur untuk mencapai suatu tujuan yang
3. Yayasan Panti Asuhan Elida Children Home adalah panti yang memberikan
pelayanan sosial secara langsung kepada anak yatim, piatu, dan yatim piatu
METODE PENELITIAN
dalam variabel penelitian itu berinteraksi satu sama lain dan ada pula produk interaksi
penelitiannya, maka dari itu penelitian kualitatif tidak terdapat adanya populasi dan
sampel (Suyanto, dan Sutinah 2008: 170). Dengan menggunakan tipe penelitian
Penelitian ini dilakukan di Yayasan Panti Asuhan Elida Children Home yang
berlokasi di Jalan Flamboyan Raya IV-A nomor 2 Tanjung Selamat Medan Sumatera
Utara. Alasan memilih lokasi ini sebagai tempat penelitian ialah karena merupakan
salah satu tempat untuk memberikan Pelayanan Sosial secara langsung terhadap anak
yatim, piatu, yatim piatu yang kurang mampu, dan terlantar. Peneliti merasa standar
Pelayanan Sosial dan organisasi di Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home ini
panti ini.
informasi yang diperlukan selama proses penelitian berlangsung. Pada penelitian ini,
penulis tidak menggunakan populasi dan sampel tapi menggunakan subyek penelitian
yang telah tercermin dalam fokus penelitian. Subyek penelitian ini menjadi informan
yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian
(Suyanto, dan Sutinah, 2008: 171). Informan penelitian ini meliputi tiga jenis
informan, yaitu :
penelitian ini adalah Kepala Panti Panti Asuhan Elida Children Home
2. Informan Kunci adalah mereka yang terlibat langsung dalam penelitian ini
staf yang bekerja di Yayasan Panti Asuhan Elida Children Home. Pengasuh
juru masak.
diteliti.
responden hadir dalam waktu dan tempat yang sama dalam rangka
diperlukan.
Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah teknik
makna yang bersifat menyeluruh. Dalam analisis kualitatif data yang diperoleh
berupa kata-kata gambaran, dan bukan angka-angka, sehingga dalam hasil laporan
Panti Asuhan Elida berdiri dengan cikal bakal 3 orang anak terlantar abang
beradik yang diserahkan kepada bapak Pdt. Domianus dan ibu Sarah Devi. Kemudian
pada bulan berikutnya ada saja anak-anak terlantar yang diserahkan kepada bapak
Pdt. Domianus, sehingga pada usia pernikahan mereka yang baru tiga bulan keluarga
bapak Pdt.Domianus sudah memiliki lima belas orang anak yatim dan anak terlantar.
tersebut datang kepada keluarga mereka, tetapi bapak Pdt. Domianus tahu bahwa ini
nazar yang pernah bapak Pdt.Domianus janjikan kepada Tuhan ketika masih anak-
anak. Bapak Pdt. Domianus berjanji “Jika nanti aku jadi orang yang berhasil, aku
akan menolong setiap orang yang tidak mampu yang sama seperti aku”.
yatim piatu dan terlantar adalah beban dan panggilan Tuhan. Meskipun dengan susah
payah bapak Pdt. Domianus dan ibu Sarah Devi tetap merawat anak-anak. Bapak
Pdt. Domianus yakin Tuhan senantiasa memberikan dan menyediakan jalan keluar
Bapak Pdt. Domianus adalah seorang anak yatim yang tinggal dengan ibunya
yang selalu merasakan kesusahan dan kesedihan, tetapi di dalam kesusahan dan
diberikan membuat bapak Pdt. Domianus terus berjuang untuk belajar dengan
maksimal memanfaatkan waktu serta fasilitas yang ada. Usaha dan kerja kerasnya
tidak sia-sia karena pada akhirnya bapak Pdt. Domianus menjadi orang yang berhasil,
mendirikan Panti Asuhan ELIDA Children Home. Semakin banyak anak yang diasuh
dan banyaknya rezeki yang diberikan Tuhan akhirnya Pdt. Domianus pun mendirikan
sekolah mulai dari tingakat Play group, Taman kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah
420/4891/PPD/2010. Sekolah ini tidak hanya untuk anak-anak panti saja, tapi di
Adapun yang menjadi Visi dan Misi Panti Asuhan ELIDA Children Home
Visi: Panti Asuhan ELIDA ingin menjadi panti asuhan yang dipercaya di
Misi :
1. Sebagai rumah asuh bagi setiap anak yatim piatu, dengan didikan iman
Kristiani yang terbuka bagi setiap anak yatim piatu di seluruh Indonesia
lingkungan.
E : Evangelistic (Penginjilan)
L : Life (Kehidupan)
I : Inpiration (Inspirasi)
D : Deliverance (Kelepasan)
A : Amen (Amin)
Pendiri Yayasan
Kepala Panti
Sekertaris Bendahara
Staf
Pemilik Yayasan :
anak binaan.
ELIDA
Sekertaris Panti :
Bendahara Panti :
Pengasuh Anak :
Medan berjumlah 20 orang, dan didominasi oleh anak-anak yang berusia 11-15 tahun
Tabel 4.1 Distribusi Anak Binaan Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children
Total 20 100
Sumber Data : Kantor Panti Asuhan ELIDA Children Home Medan, 2017
Jumlah anak binaan Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home sebanyak
20 orang, laki-laki 8 orang dan perempuan 12 orang. Dapat dilihat melalui tabel
berikut ini, bahwa penghuni panti didominasi oleh perempuan, yaitu sebanyak 12
orang.
telah memasuki usia sekolah, mereka disekolahkan pada berbagai tingkat pendidikan.
Home adalah anak yatim, piatu, yatim piatu, dan memiliki orangtua lengkap.
tidak dapat memenuhi kebutuhan anak dengan layak, seperti terlihat pada tabel di
berikut ini :
Anak Binaan Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home berasal dari
berbagai suku, ada yang berasal dari Nias, Batak, Aceh. Ini dapat dilihat melalui
Sumber data : Kantor Panti Asuhan ELIDA Children Home Medan, 2017
Anak-anak yang berada di Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home jika
dilihat dari tahun masuk ke panti asuhan bervariasi mulai dari tahun 2005-2017, ini
Children Home
Adapun yang menjadi syarat yang harus dipenuhi sebelum menjadi anak
1. Memiliki identitas yang jelas (di buktikan dengan adanya akte kelahiran, kartu
keluarga)
5. Status Anak
Yayasan Panti Asuhan Elida Children Home merupakan suatu badan atau
keluarga yang melaksanakan peran orang tua untuk mengasuh dan mendidik anak,
sayang dari pihak panti asuhan karena kebutuhan ini merupakan kebutuhan
yang mendasar.
Dalam hal ini bidang pendidikan yang dimaksudkan adalah bidang pendidikan
formal anak binaan. Anak binaan yang berada di panti asuhan ELIDA ini dimasukan
keberbagai jenis sekolah dan tingkatan pendidikan yang sesuai dengan usianya
dimulai dari Play Group, Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
Pertama, Sekolah Menengah Atas. Untuk anak binaan yang duduk di bangku SMA,
Kristen ELIDA hanya ada untuk Play Group, Taman Kanak-kanak, SD, SMP, tetapi
Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home sebagai lembaga yang berada
di bawah suatu naungan satu agama, yakni Kristen maka pembinaan rohani yang
diterapkan bagi anak-anak binaan yang ada di panti ini adalah ajaran Kristen yaitu
yakni:
b. Berdoa bersama
c. Pembacaan alkitab
ANALISIS DATA
5.1 Pengantar
Pada bab ini data-data yang telah didapatkan akan dianalisis dengan
dan kecukupan data, dimana data yang disajikan berupa deskripsi tentang peristiwa
dan pengalaman penting dari kehidupan seseorang dengan kata-katanya sendiri. Data-
karakteristik data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk
melihat gambaran yang lebih jelas dan rinci, maka peneliti mencoba menguraikan
Kunci, dan informan tambahan. Informan Utama adalah Kepala Panti Panti Asuhan
Elida Children Home bapak Agus Sunaryo. Informan Kunci terdiri dari 2 orang
pengasuh anak yaitu ibu Amacun, dan ibu Wirawati Pangaribuan yang merangkap
sebagai juru masak, sedangkan informan Tambahan terdiri dari yakni 5 orang anak
binaan bernama Indah, Santa, Melisa, Sonia, Kaleb. Lokasi dari Yayasan Panti
Asuhan ELIDA Children Home Medan ini berlokasi di Jalan Flamboyan Raya IV-A
Home Medan dan bertemu dengan kepala panti untuk meminta izin melakukan
penelitian.
2. Setelah mendapatkan izin penelitian dari Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children
Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera
Utara, maka peneliti kembali ke Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home
di Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home Medan dengan syarat dan
5. Setelah itu peneliti langsung melakukan pengumpulan data melalui wawancara dan
6. Peneliti terbantu dengan bantuan kepala Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children
Home Medan dan para pengasuh yang sangat kooperatif ketika memberikan
Children Home Medan pada saat melakukan wawancara. Kepala Yayasan panti
wawancara kepada informan yakni para pengasuh anak dan anak binaan.
Umur : 39 tahun
Medan
Suku : Jawa
Children Home Medan. Bapak Agus belum lama bertugas di Panti Asuhan ELIDA
Children Home Medan. Beliau mulai bertugas pada bulan Agustus 2016, sebelum
bekerja sebagai kepala panti, Bapak Agus bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil bagian
Pdt. Domianus. Bapak Pdt. Domianus pun menyarankan agar Bapak Agus
menggembalakan gereja yang ada di dalam Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children
Home Medan dan meminta Pak Agus untuk tinggal di dalam panti sekaligus mau
menggantikan tugas bapak Pdt. Domianus dalam mengurus dan mengawasi panti,
karena bapak Pdt. Domianus dan keluarga harus pindah ke Jakarta dikarenakan tugas.
Selama Bapak Agus tinggal di panti dan menjabat sebagai kepala panti, Bapak
Agus sudah diajarkan oleh Bapak Pdt.Domianus bagaimana cara penerimaan anak
“Cara penerimaan anak yang dilakukan Yayasan Panti Asuhan Elida Children
memastikan dari semua pihak bahwa anak ini bukan anak bermasalah dalam arti
orangtua atau wali yang menggantar anak ke panti harus membawa surat kelengkapan
seperti :
1) Memiliki identitas yang jelas (di buktikan dengan adanya akte kelahiran,
kartu keluarga),
sebelumnya,
4) Status anak
ELIDA Children Home Medan ada yang sifatnya rujukan dari Dinas Sosial, biasanya
diserahkan kepada pihak panti tetapi ada juga yang sifatnya secara langsung, dimana
mereka mendatangi panti untuk menyerahkan anak mereka dengan latar belakang
keadaan orangtua yang tidak mampu. Secara ekonomi tidak mampu lagi untuk
membiayai dan membesarkan anak mereka, tapi tetap diinvestigasi dan disurvei
kebenerannya sehingga nanti tidak mencederai anak dan tidak menyalahi aturan
pengolahan panti.
entah itu anak ternyata hasil jual beli dan dilimpahkan kepada pihak panti,
yang jelas kami menerima anak-anak murni tanpa ada masalah atau sindikat
dalam arti menyerahkan sepenuhnya pengasuhan anak kepada pihak panti dan apabila
anak tersebut tidak patuh dan tidak mengikuti peraturan secara terpaksa dipulangkan
karena panti memiliki tanggung jawab untuk membesarkan anak bukan secara fisik
saja tapi secara intelegensi dan moralitas. Kesepakatan tersebut dibuat supaya
Riwayat sosial selalu dibuat oleh pihak Yayasan Panti tapi dijadikan catatan
pribadi sebagai kelengkapan pribadi. Riwayat sosial yang dibuat pihak panti yaitu
data-data murni tentang latar belakang keluarga yang diperoleh dari hasil survey dan
dibutuhkan latar belakang anak. Riwayat sosial kami buat bukan untuk
dokumen riwayat kasus anak. Catatan kasus klien disimpan baik oleh Yayasan.
Catatan kasus tersebut akan dijadikan bukti jika suatu saat nanti anak tersebut tidak
patuh dan tidak mengikuti peraturan secara terpaksa dipulangkan kepada pihak
keluarga, maka keluarga tersebut harus bersedia menerima anak tersebut, karena
setelah dilakukan survey dan investigasi sesuai dengan persyaratan Yayasan, maka
memiliki persyaratan untuk orangtua, keluarga atau wali yang membawa anak ke
Yayasan Panti Asuhan ELIDA sesudah anak diterima dipanti. Persyaratan itu antara
lain:
1) Selama beberapa bulan anak tinggal dipanti, dilihat perkembangan anak jika
aslinya mau tidak mau harus dipulangkan. Tujuannya jangan sampai anak
mengalami depresi
2) Tujuan dari Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home Medan yaitu
tetapi jika tingkahlaku dan kepribadian anak dari awal masuk panti tidak bisa
mengikuti peraturan yang dibuat, maka orangtua, keluarga atau wali harus
3) Apabila anak yang diserahkan kepada pihak panti cepat beradaptasi dan bisa
mengikuti peraturan yang diberikan, maka anak boleh untuk tinggal dipanti
peraturan yang telah dibuat pihak panti. Semua anak binaan mempunyai hak
dan kewajiban yang sama di panti, mereka juga memiliki kewajiban untuk
sudah dewasa untuk membantu dan mengarahkan adik-adiknya masih kecil. Hal ini
tidak terlepas dari pengawasan, pengamatan, dan perhatian dari pihak pengasuh.
perkembangan perubahan klien dan perkembangan kasus atau masalah klien. Melihat
apakah anak binaan mengikuti dan melaksanakan semua peraturan yang diberikan
atau mungkin tidak peduli dengan peraturan yang berlaku. Setiap minggu bahkan
setiap harinya kepala panti dan pengasuh anak melihat perkembangan budi pekerti
Children Home, dibuatkan jadwal kegiatan harian. Adapun kegiatan sehari-hari anak-
anak binaan yang ada di Yayasan Panti Asuhan ElLIDA Children Home adalah
sebagai berikut :
Tahap terminasi adalah tahap penghentian pelayanan bagi anak binaan agar
anak binaan mampu mandiri dalam keberfungsian sosialnya. Berikut hasil wawancara
“Batasan anak binaan tinggal di Yayasan Panti Asuhan Elida Children Home
berhak mengeluarkan anak binaan apabila anak yang diasuh sudah tidak lagi
Contohnya jika anak binaan melakukan tindakan perbuatan di luar dari pada
hal yang wajar yaitu mencuri berulang-ulang kali, tidak mau sekolah lagi
disiplin yang lebih tegas tetap tidak mau, apa boleh buat kami harus
melakukan pemutusan. Kami tidak mungkin mau memelihara anak ini yang
nanti malah justru bisa menjadi virus bagi anak lainnya. Ataupun memang
pelayanan yakni anak yatim atau piatu terlantar, anak jalanan, anak dari keluarga
miskin, dan anak terpisah dari orangtuanya. Adapun yang dimasud dengan anak
yatim atau piatu (anak dengan orangtua tunggal) adalah mereka yang hidup dengan
hanya orang tua dan orang tua satunya diketahui meninggal atau tidak mampu
mengasuh anak itu. Anak terlantar adalah 1). Menurut UU No. 4 Tahun 1979
tentang Kesejahteraan Anak adalah anak yang karena suatu sebab orang tuanya
wajar baik secara rohani, jasmani maupun sosial. 2). Menurut UU No. 23 Tahun 2002
anak yang tidak terpenuhi kebutuhannya secara wajar, baik fisik, mental, spiritual,
maupun sosial.
yang layak bagi kemanusiaan atau keluarga yang mempunyai mata pencaharian,
tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi kemanusiaan.
2. Memiliki identitas yang jelas (di buktikan dengan adanya akte kelahiran, kartu
keluarga)
6. Status Anak
Berdasarkan sumber data dari Kantor Panti Asuhan ELIDA Children Home
dan observasi yang dilakukan peneliti jumlah anak binaan keseluruhan tahun 2017
adalah 20 orang. Dengan perincian jumlah anak laki-laki adalah delapan orang dan
perempuan adalah dua belas orang. Berdasarkan tingkat pendidikannya jumlah anak
binaan yang duduk dibangku Taman Kanak-kanak sebanyak dua orang, jumlah anak
binaan yang duduk dibangku Sekolah Dasar sebanyak delapan orang, jumlah anak
binaan yang duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama sebanyak tujuh orang, dan
jumlah anak binaan yang duduk di bangku Sekolah Menengah Atas sebanyak tiga
orang. Inilah data-data dari anak binaan yang dilayani di Yayasan Panti Asuhan
ELIDA Children Home Medan yang dapat dilihat dari tabel berikut :
Home Medan
anak binaan atau penerima manfaat adalah tujuan yang diharapkan oleh Yayasan
Panti Asuhan ELIDA Children Home Medan. Berikut hasil wawancara penulis
dengan kepala Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home Medan terkait anak
tersebut mereka sudah bisa mencintai dirinya sendiri. Jika anak sudah bisa
mengerti dan sudah bisa untuk mencintai dirinya sendiri, sahabatnya, teman
orangtua mereka atau keluarga mereka itulah yang kami harapkan bisa
terwujud. Tetapi sejauh ini kami masih mengalami kendala seperti itu, karena
proses pembentukan karakter anak itu tidak mudah membutuhkan waktu yang
cukup panjang, penuh kesabaran yang sangat luar biasa karena walaupun
penolakan, karena dia belum mengenal siapa dirinya, tapi kalau dia sudah
pengertian bahwa keadaan kamu di sini diterima dengan penuh kasih, kamu
dianggap seperti anak sendiri. Kami tetap berharap kedepan semua anak-
anak binaan bisa mengenali dirinya sendiri. Selama saya berada disini 6
bulan, masih belum saya lihat sesuatu yang bisa mengarahkan untuk
Menurut Bapak Agus cara pembentukan atau perumusan visi dan misi
Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home Medan yaitu berdasarkan kebenaran
firman Tuhan, jadi berdasarkan kasih itulah maka mulai terwujud Visi Misi itu.
dasar pendirian Visi dan Misi itu didasari dari latar belakang kasih.
mulai terwujud Visi Misi itu. Untuk bagaimana mendirikan Yayasan ini yang
akan menjadi anak binaan di dalam panti. Jadi yang mendasari itu bersumber
Adapun yang menjadi Visi dan Misi Panti Asuhan ELIDA Children Home
Visi: Panti Asuhan ELIDA ingin menjadi panti asuhan yang dipercaya di
Misi:
1. Sebagai rumah asuh bagi setiap anak yatim piatu, dengan didikan iman
Kristiani yang terbuka bagi setiap anak yatim piatu di seluruh Indonesia
lingkungan.
E : Evangelistic (Penginjilan)
L : Life (Kehidupan)
I : Inpiration (Inspirasi)
D : Deliverance (Kelepasan)
A : Amen (Amin)
Children Home Medan adalah program kesejahteraan anak yatim atau piatu, anak
terlantar, anak dari keluarga miskin, dan anak jalanan. Maka Yayasan Panti Asuhan
ELIDA Children Home Medan memiliki jenis program pelayanan sosial bagi anak
yatim atau piatu, anak terlantar, anak dari keluarga miskin, dan anak jalanan.
Tentu agar terlaksananya visi dan misi lembaga maka adanya program yang
harus dijalankan. Adapun cakupan program yang dilaksanakan oleh Yayasan Panti
keluarga yang melaksanakan peran orang tua untuk mengasuh dan mendidik
2) Bidang Pendidikan
Dalam hal ini bidang pendidikan yang dimaksudkan adalah bidang pendidikan
formal anak binaan. Anak binaan yang berada di panti asuhan ELIDA ini
Kristen ELIDA karena Yayasan Perguruan Kristen ELIDA hanya ada untuk
Play Group, Taman Kanak-kanak, SD, SMP, tetapi untuk semua biaya di
3) Pembinaan Rohani
Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home sebagai lembaga yang berada
di bawah suatu naungan satu agama, yakni Kristen maka pembinaan rohani
yang diterapkan bagi anak-anak binaan yang ada di panti ini adalah ajaran
b. Berdoa bersama
c. Pembacaan alkitab
Setiap cakupan program yang dibuat oleh Yayasan Panti Asuhan ELIDA
makan 3 kali sehari yaitu pagi, siang dan sore bahkan kadang lebih dari itu.
Anak binaan diberikan pemenuhan makan 3 kali sehari bahkan kadang lebih
dari itu, karena ada juga perhatian dari pihak luar dengan memberikan
disediakan pakaian masing-masing ada baju untuk seragam sekolah, ada baju
Kebutuhan papan untuk anak binaan Yayasan Panti Asuhan Elida Children
Home Medan diberikan ruangan khusus. Pemberian perhatian dan kasih sayang yang
diberikan kepada anak binaan sama seperti perhatian dan kasih sayang yang diberikan
ruang kamar untuk perempuan dan ruang kamar untuk laki-laki dipisah.
Pemberian perhatian dan kasih sayang yang diberikan kepada anak binaan
sama seperti perhatian dan kasih sayang yang diberikan kepada anak
sendiri”.
anak binaan di sekolahkan di Yayasan Perguruan Kristen ELIDA. Untuk anak SMA
“Pihak Yayasan Panti Asuhan ELIDA memfasilitasi anak binaan dari play-
group hingga perguruan tinggi, semua biaya ditanggung oleh pihak yayasan”.
“Kebaktian subuh bersama pada pukul 05.00 WIB, kebaktian kelompok pada
pukul 15.00 WIB dan kebaktian bersama pada pukul 17.00 WIB”.
Medan mendapat dukungan dari pihak lain baik perseorangan, maupun kelompok .
“Kami selalu dapat bantuan dalam bentuk apapun bahan pokok makanan,
rutin silih berganti. Beberapa bulan ini kami mendapatkan bantuan besar
merenovasi kamar perempuan. Itu menurut kami suatu bantuan sangat besar,
pembinaan rohani karena masih banyak anak binaan yang tidak memiliki
“Saya pikir program yang perlu ditingkatkan itu pembinaan rohani, karena
kami tidak mengalami suatu kendala untuk pemenuhan dasar seperti sandang,
pangan, dan papan. Kami tidak menemukan suatu masalah karena itu
tercukupi dan terpenuhi secara baik. Pendidikan sekolah mereka juga layak
dan lancar, terpenuhi secara baik juga. Hanya yang memang menjadi
tantangan kami ini sampai saat ini ya pendisplinan pendidikan secara moral.
Ini yang paling penting karena bagaimana karakter mereka bisa terbentuk
karakter yang positif yang lebih baik. Itulah yang menjadi PR kita terus
menerus setiap waktu. Walaupun mereka ada ibadah rutin tetapi sejauh ini
kegiatan itu yang saya lihat masih sebatas rutinitas, belum begitu masuk
kedalam hati mereka dan dari hasil pengamatan yang kami dapati dan kami
temui dari analisa kami kenapa ini bisa terjadi, perlu kita ketahui bahwa anak-
anak ini berasal dari latar belakang berbeda-beda, kemudian bagi mereka
kehidupan mereka itu adalah kehidupan yang tidak ada harganya artinya
keluarga kenapa mereka ditaro dipanti ini. Hal-hal inilah yang masih melukai
hati mereka, sehingga mereka masih sulit menerima seseuatu hal yang baik.
Ini agak menjadi sedikit kendala bagi kami. Jadi kesulitan yang kami hadapi
yaitu itu pembinaan mental spiritual melalui kerohanian. Itulah yang kami
upayakan berbagai macam cara. Sampai akhirnya mereka bisa terbentuk dari
pembinaan itu”.
anak-anak binaan Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home susah untuk diatur.
Mereka menjalankan tugas yang ada karena terpaksa, mereka melakukan tidak
dengan sepenuh hati. Terkadang harus dimarahi atau diteriaki dahulu baru
menjalankan kewajibannya. Sudah beberapa tahun tinggal di panti tapi anak binaan
Selain masih ada program yang perlu ditingkatkan, Sumber Daya Manusia di
Yayasan Panti Asuhan Elida terbatas, ini dikarenakan pihak Yayasan tidak dapat
mengaji banyak pengurus panti. Adapun jenis dan jumlah SDM yang tersedia di
Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home Medan dapat dilihat melalui tabel
berikut:
Sekolah Menengah Atas 2 orang, Sarjana Muda sebanyak 2 orang. Berdasarkan hasil
data yang diperoleh penulis dari wawancara dengan kepala Yayasan dapat dilihat
bahwa SDM yang telah tersedia sangat belum mencukupi kebutuhan untuk
menangani klien di Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home Medan. Hal ini
Tabel 5.4 Penilaian Kecukupan Jumlah SDM dalam Menangani Anak Binaan
menangani anak binaan, karena kalau kita liat jumlah anak kurang lebih 20
orang sementara kami yang ada hanya beberapa, tarulah 5 orang. Lima orang
ini yang betul betul jadi pengasuh 3 orang, kalau kita pecah berarti satu orang
mengurus enam tujuh anak. Ini masih sangat dirasakan kurang, dan ini sangat
tidak rasional, tidak pas. Paling tidak satu orang bisa menghandel 2 atau
paling banyak 3 anak yang ada dipengawasan dia, dan ini paling tidak bisa
efektif. Jadi dengan jumlah pengurus yang hanya segitu kami rasa sangat-
menambah, kami punya kerinduan kalau bisa ada yang betul-betul mau fokus,
sejauh ini tidak ada, kalaupun kami mau menggambil orang untuk menjadi
penggurus tetap itu juga butuh biaya, bagaimana pengajian mereka paling
tidak minimal kita gajikan menggunakan standar UMR, itu yang masih
menjadi kendala bagi pihak yayasan panti ini. Sehingga dari pertimbangan-
ada”.
tenaga yang ada di Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home sangat kurang,
dimana ada satu orang pengasuh anak harus merangkap menjadi tukang masak.
Terkadang peneliti melihat pengasuh anak kerepotan dalam mengurus anak anak
binaan, dan disini peneliti melihat kepala panti juga ikut terjun langsung dalam
Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home Medan tercatat pada akta
Semenjak itu Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home Medan resmi berdiri
untuk membantu memberikan pelayanan sosial terhadap anak-anak Yatim atau piatu,
adalah tingkat provinsi. Yayasan tidak menutup atau menggambil anak-anak asuh
dari wilayah kota medan saja. Pihak Yayasan menerima anak-anak dari manapun baik
belakang keluarga jelas. Tatanan organisasi dari Yayasan Panti Asuhan ELIDA
Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home. Audit keuangan Yayasan berasal dari
ELIDA Children Home Medan tapi sifatnya tidak tetap, berganti-ganti orang. Berikut
memberkati panti ini dalam bentuk pendanaan. Itu yang kami kumpulkan untuk
Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home Medan merupakan salah satu
Yayasan yang memberikan pelayanan terhadap anak yatim atau piatu, jalanan dan
dari keluarga miskin. Sarana dan Prasarana ditujukan untuk memberikan pelayanan
kepada anak binaan Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home Medan. Yayasan
Panti Asuhan ELIDA Children Home memiliki sarana dan prasarana seperti ruang
kantor yang terdiri dari kantor panti, kantor kepala sekolah, kantor para guru. Adapun
sarana umum seperti aula, asrama putra dan putri, ruang santai, gudang, pos jaga,
dapur dan ruang makan, lapangan luas. Kemudian dalam proses pelayanan terdiri dari
Adapun jumlah sarana dan prasarana Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children
Home Medan
Home
Sarana dan prasarana yang ada di Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children
Home Medan belum cukup memadai. Dari observasi yang dilakukan oleh penulis
mendapatkan temuan bahwa kondisi prasarana banyak yang kurang terawat. Seperti
kondisi toilet untuk anak-anak binaan tidak terawat, pintu kamar mandi rusak, lampu
kamar mandi juga tidak menyala. Asrama putra terlihat atapnya sudah rusak dan
sering mengalami kebocoran saat hujan, kamar laki-laki juga sering mengalami
kebocoran. Asrama laki-laki berada di lantai 2 dan sering terasa goyang keramiknya
tidak lengkap lagi. Meja makan dan kursi untuk anak binaan tidak ada, mereka hanya
memiliki satu meja makan panjang saja dan mereka jarang makan dimeja makan,
biasanya mereka makan diruangan santai. Anak binaan juga tidak memiliki meja
untuk sarana yaitu sekitar 6 bulan yang lalu, dimana ada donatur yang memberikan
dalam bentuk uang tapi dalam bentuk tenaga fisik dan bahan-bahan perlengkapan
Tidak adanya sarana dan prasarana keterampilan bagi anak-anak binaan akan
sangat berpengaruh dalam proses pelayanan. Seperti misi dari Yayasan Panti Asuhan
ELIDA Children Home Medan adalah “Memberikan pendidikan dan keahlian khusus
kenyataannya sarana dan prasarana keterampilan bagi anak-anak binaan Panti ELIDA
tidak ada.
“Sebanarnya kalau kami lihat untuk sarana gedungnya saya fikir sudah
asuhan ini kelak akan menjadi anak-anak yang kreatif. Nahhh.. untuk
menciptakan kreativitas anak ini kan butuh sarana penunjang, seperti bahan-
terbatasnya pendanaan dan kami tidak cukup kuat untuk membeli. Contoh
mereka paling tidak bisa menjahit dan untuk membeli alat mesin jahitnya
inikan dibutuhkan biaya juga. Paling tidak minimal 1 atau 2 mesin jahit itu
harus ada. Terus anak laki-laki paling tidak kami bekali dia dengan
membuka pikiran mereka, saatnya mereka dewasa mereka sudah tau bekerja.
kerja kami yang ada di luar untuk bisa menerima mereka. Jadi memang dari
Nama : Amacun
Umur : 55 tahun
Suku : Thamil
Ibu Amacun atau biasa dipanggil dengan perma merupakan pengasuh anak
yang bekerja di Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home Medan. Beliau
dari Sekolah Menengah Pertama. Beliau sudah mengabdi di Yayasan Panti Asuhan
ELIDA Children Home Medan kurang lebih 20 tahun. Ibu Amacun memutuskan
untuk tidak menikah dan tinggal di Yayasan Panti Asuhan ELIDA. Beliau bekerja di
Yayasan karena masih ada hubungan saudara dengan pendiri Yayasan Panti Asuhan
Ibu Amacun sudah cukup lama tinggal di Yayasan Panti Asuhan ELIDA,
walaupun hanya sebagai pengasuh anak Ibu Amacun tahu bagaimana tata cara
mendatangi panti untuk menyerahkan anak mereka dengan latar belakang keadaan
orangtua yang tidak mampu, dimana orangtuanya tidak mampu untuk menyekolahkan
anak mereka.
dan setelah dibuktikan surat-surat tentang latar belakang keluarga dan sesuai dengan
persyaratan Yayasan, maka anak langsung diterima sebagai anak binaan Yayasan
Panti Asuhan ELIDA. Proses perencanaan yang dilakukan Yayasan Panti Asuhan
ELIDA Children Home medan, berlaku untuk semua anak binaan. Semua anak
binaan harus mengikuti semua peraturan yang telah dibuat pihak panti. Berikut
“Semua anak binaan mempunyai hak dan kewajiban yang sama di panti,
minggunya”.
Tahap terminasi adalah tahap penghentian pelayanan bagi anak binaan agar
anak binaan mampu mandiri dalam keberfungsian sosialnya. Menurut Ibu Amacun
anak tinggal di panti sampai anak tersebut menyelesaikan sekolahnya, tapi ada anak
yang tidak suka tinggal di panti dan memutuskan untuk keluar dari panti.
dari SMA memutuskan untuk meninggalkan panti dan ada pula anak yang
anak binaan atau penerima manfaat adalah tujuan yang diharapkan oleh Yayasan
Panti Asuhan ELIDA Children Home Medan. Adapun hasil yang dicapai dari
pelayanan yang diberikan oleh Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home Medan
menurut Ibu Amacun yaitu ada beberapa anak binaan yang berprestasi dikelasnya,
“Ada nak, anak-anak yang disekolahkan jadi tambah pinter. Ada juga yang
juara dikelasnya kaya si Lisbra, Santa, Indah mereka juara kak. Anak laki-laki nya
juga pintar-pintar sih tapi mereka malas jadi gak dapat juara. Terus setelah anak-
anak ikut-ikut ibadah, banyak perubahan di dalam diri anak-anak ini. Anak-anak
2. Bidang Pendidikan
3. Pembinaan Rohani
memiliki sasaran program yaitu: anak yatim, anak piatu, anak yatim piatu dan anak
terlantar.
ELIDA Children Home Medan menurut Ibu Amacun yaitu dalam bentuk perhatian
dan kasih sayang yang diberikan pengasuh anak, dimana anak tidak boleh dimarahi,
maupun dipukul. Pemenuhan kebutuhan pangan yang diberikan kepada anak binaan
yaitu memberikan makan anak binaan makan tiga kali sehari yaitu pagi, siang dan
malam. Pemenuhan kebutuhan sandang yang diberikan kepada anak binaan, dimana
kebutuhan papan yang didapatkan anak binaan yaitu mereka mendapatkan tempat
tinggal gratis dan mereka memiliki tempat tidur masing-masing. Berikut Penuturan
“Bentuk perhatian dan kasih sayangnya anak tidak boleh dimarahi, maupun
dipukul. Menganggap anak seperti anak sendiri. Anak dikasih makan tiga
kali. Anak-anak juga dikasih baju, biasanya yang ngasih para donatur anak-
ELIDA. Anak-anak binaan Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home medan
yang datang”.
formal anak binaan juga wajib melakukan kegiatan ibadah setiap harinya. Kebaktian
dilakukan dua kali sehari yaitu subuh dan sore. Berikut Penuturan Informan Kunci 1:
“Kebaktian dilakukan dua kali sehari, subuh pukul 05.00 WIB dan sore pukul
Medan mendapat dukungan dari pihak lain baik perseorangan, maupun kelompok.
“Dana untuk kebutuhan panti kami dapatkan dari tamu-tamu saja, anak-anak
doa agar banyak tamu-tamu yang datang. Kadang tamu yang datang bawa
beras, mie, minyak dan banyak lagi kadang juga ada tamu yang ngasih dalam
bentuk uang, tapi gak ada tamu yang rutin, ganti-ganti orangnya”.
anak binaan sudah berjalan dengan baik. Tidak ada yang perlu ditingkatkan lagi.
“Gak ada nak udah pas semua, sudah berjalan dengan baik”.
Children Home Medan terbatas hanya lima orang saja, lima orang inilah yang saling
bekerjasama dalam mengurus panti. Menurut Ibu Amacun jumlah pengurus panti
sudah cukup karena anak yang ada di panti juga hanya sedikit, kalaupun menambah
jumlah pengurus panti takut tidak bisa memberikan gaji karena panti sedang
“Anak yang penting, anak yang kurang hehehe.., kalau pengasuh anak sudah
pas. Kalau banyak kali kami gak bisa ngasih gajilah, karena gaji kami saja
dari tamu. Anak-anak ini doalah Tuhan kirim untuk kami gajian”.
pelayanan kepada anak binaan Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home
Medan. Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home memiliki sarana dan
prasarana seperti ruang kantor yang terdiri dari kantor panti, kantor kepala sekolah,
kantor para guru. Adapun sarana umum seperti aula, asrama putra dan putri, ruang
santai, gudang, pos jaga, dapur dan ruang makan, lapangan luas. Kemudian dalam
Kesejahteraan pegawai terdapat rumah dinas bagi kepala Yayasan maupun pengasuh
anak. Sarana dan prasarana yang tersedia menurut pengasuh anak cukup memadai,
“Ada ruangan yang masih harus diperbaiki karena atabnya bocor. Seperti
Baru-baru ini kurang lebih 6 bulan yang lalu Yayasan Panti Asuhan ELIDA
mendapatkan bantuan.
“Kamar perempuan ini dibangun oleh tamu, orang cina. Dia orang bawa
tukang dan semuanya, kamar ini diperbaiki belum lama ini baru beberapa
bulan ini. Biasanya anak perempuan tidur disamping kamar laki-laki tapi
Umur : 49 Tahun
Suku : Batak
masak di Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home Medan. Beliau merupakan
pegawai tetap di Yayasan. Ibu Wirawati memiliki riwayat pendidikan lulusan dari
Ibu Wirawati memiliki 2 orang anak, 1 anaknya tinggal bersama abang kandungnya
di Jakarta dan 1 anaknya lagi iya titipkan dipanti tapi bukan panti ELIDA. Ibu
Wirawati sendiri tinggal di Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home Medan.
Dulu sebelum bekerja sebagai pengasuh anak ibu Wirawati adalah seorang
sembako. Ibu Wirawati bekerja sebagai pengasuh anak karena istri dari pendiri panti
tersebut tetanggaan dengan kakaknya, setelah itu istri dari pendiri panti menawarkan
Ibu Wirawati bekerja di Yayasan Panti Asuhan ELIDA kurang lebih baru satu
tahun oleh karena itu Ibu Wirawati tidak tahu bagaimana tata cara penerimaan anak
binaan Yayasan Panti Asuhan Elida Children Home Medan dan Ibu Wirawati hanya
“Saya tidak tahu soal tata cara penerimaan anak di panti ini, karena saya
masih baru disini masih 1 tahun, dan kebanyakan anak-anak disini lebih lama
dibandingkan saya, dan biasanya yang lebih tau tentang cara penerimaan
anak itu perma dan pak agus, karena beliau sudah lama di panti ini”.
yang telah dibuat pihak panti. Semua anak binaan mempunyai hak dan kewajiban
yang sama di panti, mereka juga memiliki kewajiban untuk mengikuti ibadah-ibadah
yang ada di panti, bersekolah dan melaksanakan tugas harian. Setiap kelompok sudah
Children Home menurut Ibu Wirawati yaitu dibuatkan jadwal kegiatan harian. Anak-
telah dibuat. Setiap minggu bahkan setiap harinya pengasuh anak melihat bagaimana
Tahap terminasi adalah tahap penghentian pelayanan bagi anak binaan agar
anak binaan mampu mandiri dalam keberfungsian sosialnya, tetapi ada saja anak
binaan yang belum selesai disekolahkan sudah keluar dari panti karena anak-anak
“Anak bebas mau keluar kapan saja, terserah anak asal bilang sama pak
Domianus”.
Tetapi ada juga anak yang sudah keluar dari panti dengan alasan bosan tinggal
dipanti datang lagi ke panti. Hal tersebut tetap menjadi pertimbangan bagi pihak panti
“Mereka bisa keluar, dan bisa masuk lagi, asal izin dengan Pak Domianus.”
anak binaan atau penerima manfaat adalah tujuan yang diharapkan oleh Yayasan
Panti Asuhan ELIDA Children Home Medan. Adapun hasil yang dicapai dari
pelayanan yang diberikan oleh Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home Medan
mereka berprestasi dikelasnya. Ada juga perubahan di dalam diri anak perempuan
setelah mereka mengikuti ibadah-ibadah yang ada di panti, tapi untuk anak laki-laki
masih sulit karena anak laki-laki juga susah untuk diajak ibadah.
“Ya.. kayanya adalah sikit sikit perubahan dari anak, kami harus banyak
mengertilah namanya juga anak panti, kasih sayang sama orangtuanya kan
jarang, gak pernah. Jadi mereka tuh minder, karena kurang kasih sayang anak
menjadi minder.
gratis, mereka mendapatkan semua keperluan sekolah secara gratis. Banyak juga dari
“Dulu hampir semua anak panti yang juara kelas dikelasnya, anak panti
lisbralah juara 1, si santa. Dululah pintar-pintar pas masih basih banyak anak
panti”.
2. Bidang Pendidikan
pendidikan formal anak binaan. Anak binaan yang berada di panti asuhan
yang sesuai dengan usianya dimulai dari Play Group, Taman Kanak-
Atas. Untuk anak binaan yang duduk di bangku SMA, sekolah di luar
ELIDA hanya ada untuk Play Group, Taman Kanak-kanak, SD, SMP,
3. Pembinaan Rohani
yang diberikan kepada anak binaan yaitu memberikan perhatian, kasih sayang,
sandang, pangan dan papan. Bentuk kasih sayang yang diberikan kepada anak binaan
bagi Ibu Wirawati yaitu menganggap mereka seperti anak kandung sendiri.
“Kaya gimana saya buat ke anak kandung saya, saya buatlah ke mereka
seperti itu. Kalau mereka bandal saya marahi gitu… ya gak marah-marah
sepeti di TV itu ya. Sewajarnya saja, kalau mereka bandal kali baru saya
marah-marah”.
Kebutuhan pangan nya sendiri anak-anak dikasih makan tiga kali sehari yaitu
sebelum mereka berangkat sekolah, Jam 12.00 WIB dan jam 18.00 WIB. Anak panti
Asuhan ELIDA Children Home tidak pernah kekurangan makanan, selalu ada saja
tamulah bukan donatur, pokoknya tamu-tamu. Hasil doa kamilah, apa yang
aja yang datang, dan pasti. Pokoknya gak pernah kekuranganlah panti”.
tamu yang bermurah hati memberikan pakaian kepada mereka. Baik pakaian masih
baru ataupun pakaian bekas yang masih layak dipakai. Pihak panti menerima dengan
tanggan terbuka siapapun yang ingin memberikan sumbangan atau bantuan. Bantuan
yang diberikan memang tidak rutin tapi setiap bulan ada saja orang berbaik hati yang
tamu yang datang. Baik bawa dalam bentuk pakaian, duit, bahan-bahan
pokoklah”.
mendapatkan tempat tinggal yang nyaman. Anak-anak binaan disediakan tempat tidur
dibedakan ruangan laki-laki dengan perempuan agar tidak terjadi hal yang
aneh-aneh”.
Pemberian sekolah gratis merupakan salah satu program dari Yayasan Panti
Asuhan ELIDA Children Home Medan. Pihak panti memberikan sekolah gratis agar
mereka dapat sekolah seperti anak-anak lainnya. Anak binaan disekolahkan agar
Yayasan itu sendiri yaitu memberikan pendidikan dan keahlian khusus untuk
Panti Elida memberikan semua biaya sekolah secara gratis seperti uang
“Panti memberikan sekolah gratis kepada anak-anak mulai dari tingkat TK,
yang SMA disekolahkan di luar. Anak SMA yang disekolahkan di luar dibayar
secara gratis”.
Selain Pemberian Kebutuhan Pokok, Pendidikan gratis, anak binaan juga wajib
rohani bertujuan agar anak memiliki kasih kepada Kristus dan sesama manusi, peka
terhadap lingkungan. Ibadah yang dilakukan dipanti ini sebenarnya tiga kali sehari
tapi karena banyak anak-anak yang sibuk karena tambahan pelajaran jadi ibadah
hanya dua kali saja yaitu subuh jam 05.00 WIB dan sore ajam 17.00 WIB.
“Untuk pembinaan kami ada pagi itu subuh harus jam05.00, sore jam 17.00,
kalau ada siang kami adakan siang. Ini karena anak-anak ada yang LES, terus
acara dipanti entah itu sore, yaa kita satukan aja ibadahnya. Jadi gak ibadah
Praktek Kerja Lapangan memang benar untuh ibadah kelompok jam 15.00 sudah
jarang dilaksanakan lagi, dulu awal peneliti melaksanakan PKL di Yayasan anak-
anak masih rutin menjalani ibadah kelompok pada pukul 15.00 tapi makin kesini
makin jarang.
utama mereka sendiri yaitu dari donatur-donatur atau tamu-tamu yang datang.
maupun kelompok. Tamu-tamu yang datang ke panti memang tidak rutin, tapi setiap
bulan ada saja tamu-tamu yang datang memberikan bantuan. Bantuan yang diberikan
“Untuk semua biaya dari tamu-tamu yang datang. Mereka gak tentu
ada yang ngasih nasi bungkus, KFC. Ditelfon dulu sama mereka, mereka
tetap. Bantuan yang diberikan bermacam-macam pihak panti tidak pernah memaksa
Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home Medan dulu sewaktu anak-anak
binaan masih banyak sering mendapatkan banyak bantuan besar tapi sekarang sudah
semakin berkurang. Bantuan besar yang Yayasan terima sekitar 6 bulan yang lalu
“Itu zaman anak-anak yang dulu, dulukan masih ramai, sekarang aja
enggak”.
Medan bertujuan untuk memberikan pendidikan dan keahlian khusus untuk anak
kasih kepada Kristus sesama manusia dan peka terhadap lingkungan, dan
terhadap anak kandungnya. Dibalik itu semua masih ada program-program yang
perlu ditingkatkan. Program yang perlu ditingkatkan menuruh ibu wirawati adalah
kerohanian karena masih belum ada kesadaran di dalam diri anak-anak panti.
jarang, kalau perempuan itu sering. Kelakuan anak-anak masih perlu didik.
Yayasan Panti Asuhan Elida Children Home tidak memberikan hukuman bagi
“Enggak ada, yaahh terserah mereka. Dulu ya kurasa ada hukuman tapi
sekarang kan sisah dikit kurasa gak ada. Mereka harus kami paksa,
penggerak, pemikir dan perencana untuk mencapai tujuan dari Yayasan itu sendiri.
Sumber Daya Manusia yang ada di Yayasan hanya berjumlah 5 orang saja. Lima
orang inilah yang sama-sama merangkul pekerjaan yang ada di panti. Terkadang di
Yayasan ini terdapat relawan-relawan yang datang untuk melakukan Praktek Kerja
Lapangan .
Meskipun Sumber Daya Manusia yang ada di panti hanya berjumlah 5 orang.
Mereka tidak bisa menambah tenaga kerja lagi dikarenakan masalah keungan mereka
yang terbatas. Tenaga kerja yang ada di panti digaji dari tamu-tamu yang
memberikan uang. Dimana uang tersebut disisihkan untuk keperluan panti dan untuk
gaji pegawai.
“Anaknya dikit bagaimana tambah pengasuh anak, kan ada perma jadi cukup
2. Kalau mau nambah nanti Ibu Dewi yang menggurus”. Permalah yang
ngatur karna dia kan orang lama disini jadi dia yang mengatur uang.
Pokoknya kalau ada sumbangan-sumbangan dari tamu, saya tulis dibuku tamu
program-program yang ada di Yayasan. Yayasan Panti Asuhan Elida Children Home
memiliki sarana dan prasarana seperti ruang kantor yang terdiri dari kantor panti,
kantors kepala sekolah, kantor para guru. Adapun sarana umum seperti aula, asrama
putra dan putri, ruang santai, gudang, pos jaga, dapur dan ruang makan, lapangan
luas. Kemudian dalam proses pelayanan terdiri dari Sekolah Yayasan Perguruan
Kristen ELIDA. Kesejahteraan pegawai terdapat rumah dinas bagi kepala Yayasan
maupun pengasuh anak. Sarana dan Prasarana yang ada di panti menurut Ibu
Wirawati cukup memadai, Ibu Wirawati ingin di kamar perempuan ada kipas karena
ruangan kamar perempuan panas, tapi karena takut biaya listrik tinggi, Ibu Wirawati
“Cukup semua! Gak ada ruangan yang perlu ditambah, kayanya gak adalah
listriknya mahal, nah listrik kan yang kita jaga. Kami menghemat listriklah
karena pernah listrik diputus, sebentar sih gak ada satu hari, karna
aktivitas anak binaan tetapi terhambat oleh pendanaan. Menurut penuturan dari Ibu
Wirawati bahwa ruangan laki-laki bocor, tapi tidak tau kapan bisa diperbaiki karena
“Kamar laki-laki mungkin mau diperbaiki bapak yang punya panti ini tapi
gatau kapan karena kamar laki-laki bocor. Kamar perempuan udah direhab
sekitar 6 bulan yang lalu, dulukan sebelum direnov kamar perempuan ini
ruang makan.
Umur : 16 Tahun
Suku : Batak
Home Medan. Indah merupakan anak binaan yang sudah dari umur 9 tahun berada di
Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home Medan. Indah adalah anak ke dua dari
tiga bersaudara. Kakak dan adiknya juga tinggal dipanti. Kedua orangtua Indah sudah
berpisah. Indah tinggal bersama ibunya tapi karena ibunya tidak dapat membiayai
kehidupan mereka jadi indah dan kedua saudaranya dititipkan ke tante mereka.
Jakarta, tapi karena di Jakarta lagi musim teroris tante Indah takut membawa mereka
ke Jakarta. Kebetulan tante Indah kenal dengan Pak Domianus dan Pak Domianuspun
menawarkan mereka untuk tinggal dipanti, jadi Indah dan kedua saudaranya tinggal
di panti. Sekarang yang tinggal di panti hanya Indah dengan adiknya, kakanya
memutuskan untuk keluar dari panti setelah lulus SMA dan merantau ke Jakarta
Indah sempat keluar dari Yayasan Panti Asuhan Elida Children Home Medan
saat Indah lulus dari Sekolah Menengah pertama. Alasan Indah keluar dari panti
karena Indah ingin melanjutkan sekolah di SMA Negri di Lubuk Pakam, dan tinggal
bersama keluarga dari Ibunya. Tetapi karena ada permasalahan dengan anak
tinggal bersama saudaranya yang lain. Ternyata sekolahnya yang di Tebing Tinggi
sanggat fanatik mayoritas disana Islam. Jadi karena Indah tidak mau pindah agama,
Indah keluar dari sekolah tersebut dan memutuskan untuk tinggal di Panti Asuhan
ELIDA saja. Sebenarnya Indah sudah tidak diterima lagi di Panti karena sudah
sempat keluar, tetapi kakak Indah memohon kepada pihak panti untuk menerima
menjadi bebas pergaulannya, jadi lebih baik Indah tinggal dipanti saja.
binaan Panti Asuhan ELIDA sebagai manusia yang memiliki kontribusi terhadap
Kristus dan sesama manusia dan peka terhadap lingkungannya dan memberikan
kehidupan yang ragam kepada anak asuh sebagaimana orangtua terhadap anak
kandungnya.
Setiap anak binaan di Yayasan Panti Asuhan Elida Children Home Medan
mendapatkan pelayanan yang sama. Semua kebutuhan mereka di lengkapi oleh pihak
panti. Tidak ada yang dibeda-bedakan satu sama lain. Anak binaan mendapatkan
kasih sayang, makanan, pakaian, dan pendidikan seperti anak-anak lainnya. Perhatian
dan kasih sayang yang dirasakan Indah itu seperti ketika Indah sakit, Ibu Wirawati
merawat Indah sampai Indah sembuh. Berikut penuturan dari Informan Tambahan 1:
semua udah dilengkapi, kalau yang sakit dibawa ke rumah sakit . Kasih
sayang yang dikasihkan ka misalnya kan kalau lagi sakit, ya pasti di obati lah
kak dan kalau parah diantar ke rumah sakit. Saya pernah sakit ka tapi gak
pernah sampe dibawa ke rumah sakit, di kusuk ibu hahah, tapi gantian hahah.
Dulu pernah ada yang sakit kak sering lagi, sampe ada 3 sampai 5 orang
sakitnya sama semua, mereka dibawa ke bina kasih. Stafnya yang jagain
anak-anak binaan juga mendapatkan pemenuhan pangan. Anak binaan dikasih makan
tiga kali sehari dan itu tidak pernah terlambat diberikan kepada anak binaan.
Makanan yang di berikan juga pasti dilengkapi dengan sayuran. Berikut penuturan
Informan Tambahan 1:
“Kami makan tiga kali sehari ka, pagi sebelum berangkat sekolah, siang
sesudah pulang sekolah, sama malem ka. Kami makan pasti ada sayurnya ka,
dengan umur anak-anak binaan. Anak binaan mendapatkan pakaian untuk sekolah,
“iya kak, kalau tamu dateng ngasih baju kami dapet satu-satu. Semua baju
kami cukup ka, ada baju buat sekolah, main sama kegereja”.
Anak binaan juga disediakan tempat tinggal yang nyaman, setiap anak-anak
kami bisa tidur dengan nyaman gausa sempit-sempitan. Soalnya kasur kaya
binaan yang berada ditingkat TK, SD, SMP di sekolahkan di Yayasan Perguruan
sehingga ada beberapa anak panti yang harus bayar uang sekolah dan uang les
sendiri, tapi pihak panti melihat dari keadaan orangtuanya. Jika dilihat orangtua atau
keluarganya mampu untuk membayar uang sekolah terkhusus anak SMA yang
sekolah diluar atau uang les maka pihak panti meminta bantuan dari orangtua atau
keluarga, tapi jika memang kedua orangtua dan keluarga sama sekali tidak mampu,
pihak panti mengusahakan untuk membayar uang sekolah dan uang les tersebut.
“Dari SD sampai SMP aku sekolah gratis ka. Ya semua ka gratis, alat tulis,
seragam, sepatu sekolah, semua itu gratis. Kami mendapatkan itu semua
kadang si dari tamu-tamu ka tapi kalau tamu-tamu gak ada kasih, terpaksa
panti yang ngasih. Kalau sekarang aku bayar uang sekolah sendiri, ongkos
juga sendiri ka. Mungkin karena keluar kemarin itu kak, jadi bayar sendiri.
Kalau uang sekolah sama ongkos jadi 245 ribu ka, yang bayar itu semua
kakak soalnya kan kakak sudah kerja di Jakarta. Eem kata perma pakai
uangmu aja ndah, kan uang panti gak ada, lagi krisis gitu”.
Indah sangat bersyukur bisa bersekolah, indah menjadi tahu apa yang tadinya
Indah tidak tahu. Pengetahuannya semakin bertambah dan Indah yakin sekolah
Tambahan 1:
mencapai cita-cita kita. Kalau gak sekolah gimana mau mengapainya. Jadi
untuk mengikuti ibadah yang diadakan dipanti, untuk pemimpin pujiannya sendiri
ganti-gantian yang bawa tapi tetap yang bawa firman Ibu Wirawati.
“Ikutlah saya kebaktian ka! Gak harus dimarahi dulu. Kalau pimpin puji-
Program pembinaan rohani yang diberikan Panti Asuhan ELIDA kepada anak-
anak binaan, agar anak binaan memiliki kasih dalam dirinya dan menjadi orang yang
berguna bagi manusia dan lingkungannya. Seperti yang dialami Indah, Indah
mengalami perubahan didalam dirinya selama indah mengikuti ibadah. Dulu Indah
membalas teman yang menjahatinya, tapi sekarang Indah tidak membalas kejahatan
temannya lagi dan Indah lebih menghormati orang yang lebih tua daripadanya.
“Adalah kak, misalnya gini loh dalam ibadah pasti kita mendengar firman
Tuhan. Kita jadi tahu apa yang Tuhan inginkan dari kita. Jadi gini misalnya
kita gak sering ikut ibadah yakan kita gak tau apa yang Tuhan mau, dan apa
yang Tuhan gaksuka. Kalau kita sering ikut ibadah kita udah mendengar
firman Tuhan bilang apa, misalnya kita harus berbuat baik kepada sesama.
Jangan balas kejahatan dengan kejahatan. Jadi kita tahu disaat kita disakiti
Sarana dan Prasarana yang ada di Yayasan Panti Asuhan ELIDA masih ada
yang perlu ditambah dan diperbaiki. Ada bangunan tertentu yang umurnya sudah tua
dan pondasinya sudah mulai rapuh. Berikut penuturan dari Informan Tambahan 1:
“Kalau kamar perempuan si enggak, tapi kalau di kamar laki-laki ada tuh
bocor. Kalau menurutku sih bagusan kamar perempuan yang dulu di perbaiki
ya kan ka, karena uda cukuplah ruangannya segitu jadi biar disitu aja kami
Prasarana kamar bagi anak binaan juga disediakan pihak panti untuk anak
kamar atau dimeja makan, mereka tidak memiliki meja belajar. Bagi Indah ruangan
kamar mereka terlalu sempit untuk anak perempuan, ditambah ukuran ruangan kamar
mereka tidak seluas kamar perempuan sebelumnya. Berikut penuturan dari Informan
Tambahan 1:
“Aduh enggak lah kak, sempit kali. Tempat tidurku aja di injak-injaki.
Maunya kalau segini cukupnya buat 10 orang aja. Kalau dari kebersihan di
lantainya si lumayan, tapi karna banyak barang-barang gitu kak jadi semak
gitu dilihatnya berantakan aja. Menurutku perlu sih meja belajar untuk belajar
bareng, biar bisa ngajarin adek-adek juga, soalnya kami belajar dan ngerjain
beberapa bulan ini sering terjadi pemadaman listrik dikarenakan Yayasan hampir
terbengkalai.
“Kalau untuk sekarang ini si sering kak, karenakan besarnya pemakaian arus
listrik itu soalnya dulu kan di atas gak ada yang nempatin, sekarang pak agus
sudah tinggal disitu, pak agus hidupin AC, jadi bertambah aja biaya listriknya,
jadi sering diputusin hehe”. Kalau air sih emm gak ada masalah sebenarnya
Cuma karna kami sering lupa matikan jadi kadang rusak sanyonya karna
dengan Indah. Indah mendapatkan tugas untuk membersihkan teras-teras yang ada
dipanti. Tugas ini pun dilakukannya setiap hari. Anak-anak binaan diwajibkan untuk
mencuci dan menyeterika bajunya sendiri. Biasanya anak-anak binaan yang sudah
dewasa diberi tugas oleh pengasuh anak untuk mencucikan baju adik-adiknya yang
“Eeemm kadang emosi juga ka, kalau udah dibersihin ada yang lari-lari lagi,
becek lagi. Sakin emosinya jadi males ngerjainnya lagi, tapi kalau udah balik
lagi dikerjain lagi kok hehe. Inisiatif sendirilah kalau diomelin gamau kerja
aku kak haha”. Untuk nyuci baju, nyeterika itu sendiri-sendiri kak, tapi aku
ditugasin untuk nyuci dan nyeterikain baju frans karena dia belum bisa nyuci
sama nyeterika”.
kakak atau abang-abang yang melakukan Praktek Kerja Lapangan dari kampusnya
keterampilan kepada anak binaan, tapi sekarang sudah tidak ada lagi”. Berikut
“Kalau dulu sih sering, keterampilan menari kaya dibilang sebelumnya tadi
buat handuklah, terus melukis. Menurut ku perlu lah dijari keterampilan lagi.
Kan gini kalau nanti kita keluar gitu kan, kita punya sesuatu yang dibawa dari
sini gitu. Jadi kita walaupun ecek-eceknya lah kita gak begitu pintar di sekolah
jadi kita punya pengalaman dari sini. Jadi bisa bangun usaha sendiri gitu.
Bagus juga gitu kalau ada kursus salon, kursus menjahit kan bisa
Pengasuh anak di Panti Asuhan ELIDA hanya berjumlah dua orang saja,
itupun satu orang merangkap sebagai tukang masak. Bagi Indah pengasuh anak tidak
perlu ditambah lagi cukup dua saja, karena anak-anaknya juga dikit. Berikut
“Kalau pengasuh anak ka cukup dua aja, ibu ajah udah bisa kok ngurus.
Malahan nanti kalau ada pengasuh baru nanti gak sesuai dengan kita gitu. Ini
Umur : 14 Tahun
Suku : Batak
Santa merupakan salah satu anak binaan dari Yayasan Panti Asuhan ELIDA
Children Home Medan. Santa sudah menjadi anak binaan saat umur 7 tahun waktu
kelas 2 SD. Santa hanya memiliki seorang adik saja. Santa dan adiknya dibawa oleh
mamanya ke panti karena mama Santa harus bekerja di Malaysia, sehingga Santa dan
adiknya tidak ada yang menjaga, sedangkan ayah Santa sudah bercerai dengan
Ibunya. Santa dan adiknya tidak suka dititipkan di rumah saudara, mereka lebih suka
tinggal dipanti. Orangtua Santa jarang mengujungi mereka di panti tapi orangtua
Semua kebutuhan anak binaan di lengkapi oleh pihak panti. Tidak ada yang
dibeda-bedakan satu sama lain. Semua anak binaan mendapatkan kasih sayang,
makanan, pakaian, dan pendidikan seperti anak-anak lainnya. Menurut Santa bentuk
perhatian dan kasih sayang yang diberikan oleh pengasuh anak seperti
memperlakukan anak kandung mereka sendiri. Jika ada yang sakit dirawat, Ibu
“Contoh bentuk kasih sayangnyanya kan ka kalau sakit di kasih obat, terus
kalau nanti siang itu pulang sekolah kalau kita main-main disuruh tidur siang,
kami selalu diingatkan untuk mandi jam 4. Aku pernah sakit dibawa ke rumah
sakit yang bawa mama sama ibu staf sakit parah, sakit daging tumbuh, kecil
sih tapi akarnya banyak. Sakit lah. Terus kalau kami langi sedih ibu buat lucu-
lucu”.
Selain bentuk perhatian dan kasih sayang yang anak binaan dapatkan, mereka
juga diberi makan seperti anak-anak lainnya tiga kali sehari. Terkadang Ibu Wirawati
harus memaksa anak-anak makan, karena anak-anak susah sekali disuruh makan.
“Makan tiga kali sehari pagi, siang dan malam. Kami sering dipaksa makan
Anak-anak binaan Yayasan Panti Asuhan Elida juga diberikan pakaian. Semua
kebutuhan mereka disediakan tanpa harus membeli termasuk pakaian, baik itu
Kebutuhan pokok yang diberikan kepada anak binaan selain kasih sayang,
sandang dan pangan, anak-anak binaan juga mendapatkan tempat tinggal. Selain
masing”.
memberikan pendidikan formal secara gratis, agar anak-anak binaan Panti Elida dapat
sekolah seperti anak-anak lainnya, dan memiliki sikap yang santun dan berbudi
anak-anak panti, mereka juga mendapatkan seragam sekolah gratis, alat tulis, dan
“Uang sekolah, alat tulis, pakaian, sepatu dikasih gratis. Kadang yang
ngasih panti kadang tamu, dua-duanyalah. Tamu sering datang ka, mereka
kasih makan, kadang makan nasi, kadang ngasih beras, minyak, alat-alat tulis,
Disini santa membayar uang Les atau tambahan pelajaran sendiri karena santa
tahu panti sedang mengalami krisis dan ibu santa sanggup jika hanya membayar uang
les saja. Walaupun sekolah di Yayasan Perguruan Kristen ELIDA anak binaan yang
duduk dikelas 3 SMP tetap membayar uang Les, sebenarnya uang Les ini tetap
ditanggung pihak panti, karena panti sedang mengalami krisis ekonomi bagi orangtua
yang dapat membantu panti diharapkan membantu, jika orangtua tidak mampu panti
pihak panti ngasih, tapi supaya kita bantu-bantu aja. Uang Les nya dikasih
yang tadinya santa tidak tau membaca jadi tahu membaca dan santa merupakan salah
satu anak yang berprestasi dikelasnya, karena santa tidak ingin mensia-siakan apa
yang telah santa terima secara gratis. Berikut penuturan Informan Tambahan 2:
“Kalau berhitung-hitung udah pandai sih dari kampung ku, tapi kalau
membaca aku kurang. Jadi disini aku diajari membaca, terus tiap ada PR
Salah satu program dari Panti ELIDA yaitu Pembinaan rohani. Pembinaan
Rohani sering dilakukan agar anak semakin paham sikap hidup beragama. Ibadah
kecil yang diadakan di panti ini dipimpin oleh satu orang secara berganti-gantian
setiap harinya. Hal ini dilakukan untuk menanamkan rasa kepercayaan diri didalam
diri anak-anak binaan. Santa jarang untuk mengikuti ibadah siang atau sore karena
pulang sekolah santa harus les tambahan dan waktu ibadah pagi santa sering
“Ibu sering mengajak ibadah tiap hari, aku kadang mau kadang enggak,
karena males bergerak, capek pulang sekolah. Kalau pagi sering tapi
terlambat bangun karena tidurnya jam 10 atau gak jam 11 malem, karena gak
Tambahan 2:
kenal Tuhan, sebelum disini. Sekarang lebih dekat, terus gak nakal-nakal lagi
ibadah-ibadah yang ada di panti, anak binaan wajib menjalankan tugas harian. Santa
membersihkan lapangan panti, karena lapangan panti besar Santa ditemani satu anak
binaan lagi. Santa memiliki inisiatif sendiri dalam menjalankan tugasnya karena santa
Sarana dan Prasarana yang ada di Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children
Home Medan masih ada yang perlu diperbaiki dan ditambahi. Terutama ruangan laki-
laki atabnya yang bocor dan lantai keramiknya yang goyang ketika berjalan atau
berlari, tetapi karena keterbatasan dana pihak panti belum bisa memperbaiki itu,
sehingga pihak panti harus sabar menunggu dan mereka banyak-banyak berdoa agar
ada Hamba Tuhan yang berbaik hati yang mau membantu untuk memperbaiki
“oh ada! kamar perempuan kadang ini kalau musim hujan itu atabnya bocor
tapi sedikit, gak kena kasur kena sampingnya aja, sama sebelah sana ruang makan
itukan dindingnya berlumut diatasnya, terus keramiknya kalo dipijak kaya goyang,
kaya mau jatuh gitu jadi maunya keramiknya diperbaiki. Dapur, kulkasnya harusnya
diganti karena tidak terpakai lagi. Ruangan laki-laki ada kak banyakan yang bocor
bekas kamar kami, dari kemarin udah diperbaiki cuman kurasa bocor lagi gitu.
Kamar salah satu pelayanan yang diberikan kepada anak binaan. Bagi santa
ruangan kamar yang dulu lebih nyaman dibandingkan ruangan kamar yang sekarang,
karena ruangan kamar yang dulu lebih luas dibandingkan ruangan kamar yang
sekarang. Santa pun menggerjakan tugas sekolahnya di kamar karena tidak ada meja
“Menurut santa kalau disuruh pilih ini atau yang dulu lebih suka yang dulu,
kalau inikan kaya gempet-gempet gitu gak suka. Karena disana pakai papan
kalau ini langsung kelantai kasurnya. Ruangan kamar ini kadang bersih
kadang kotor kali, ada jadwal piket. Kalau mau tukar kerja ya itu terserah
dengan kakak paling atas”. Biasanya aku juga ngerjain PR dikamar, perlu sih
memang sering tersedia, tapi sering juga rusak. Berikut penuturan dari Informan
Tambahan 2:
“Air sering tersedia, kadang-kadang mati si. Sanyonya pernah rusak karena
kadang dicabut, kadang dicok, karena keseringan dicabut dan dicok jadi
rusak”.
Pengasuh anak di Panti Asuhan ELIDA hanya berjumlah dua orang saja,
itupun satu orang merangkap sebagai tukang masak. Bagi Santa pengasuh anak tidak
perlu ditambah lagi cukup dua saja, karena anak-anaknya juga dikit. Berikut
Dulu anak binaan Yayasan Panti Asuhan Elida Children Home Medan
atau abang-abang yang melakukan Praktek Kerja Lapangan dari kampusnya atau
kepada anak binaan, tapi sekarang sudah tidak ada lagi dan harapan santa supaya
sekarang ada lagi yang mengajarkan mereka keterampilan, agar anak binaan tahu
maksudnya ada botol disini baru handuknya kita bentuk-bentuk kaya ice cream
gitu, jadi nampaknya kaya ice-cream, padahal handuk isinya. Yang ngajarin
menggambar dan belajar musik. Menurut santa perlu ada lagi yang ngajarin
keterampilan supaya makin pintar, dan menjadi tahu bakat kita dimana”.
Semua anak binaan di Yayasan Panti Asuhan Elida Children Home Medan
medapatkan pelayanan yang sama. Pelayanan yang diberikan agar anak binaan
menjadi anak yang berprestasi, memiliki kasih kepada Kristus dan sesamanya, peka
manusia dan lingkungannya diseluruh dunia. Bagi santa pelayanan yang diberikan
pihak panti sudah pas, tidak ada yang kurang, santa mendapatkan sama seperti anak-
anak diluar sana yang tinggal dengan orangtua mereka. Berikut penuturan dari
Informan Tambahan 2:
tinggal disini, gak seindah disanalah kita bilang, lebih baik kita tinggal disini
daripada di luar. Kalau diluarkan, apa lagi kalau di tempat saudara itu
kadang kita itu dibuat pilih kasih sama anaknya sedangkan disini rata kasih
sayangnya”.
Umur : 15 Tahun
Suku : Nias
Melisa merupakan salah satu anak binaan Yayasan Panti Asuhan ELIDA.
Melisa sudah menjadi anak binaan Panti ELIDA saat berusia 7 tahun. Kedua orangtua
Melisa tinggal di Nias dan bekerja sebagai petani. Dulu Melisa sudah pernah sekolah
di kampung tapi karena jarak dari rumah ke sekolah sangat jauh itupun Melisa harus
jalan kaki dan karena keterbatasan ekonomi Melisa harus putus sekolah. Kebetulan
ada saudara Melisa yang datang kerumah dan menceritakan bahwa Ia tinggal di panti
asuhan Medan dan disana Ia disekolahkan. Oleh karena itulah kedua orangtua Melisa
Melisa mau tinggal dipanti agar dia dapat bersekolah lagi. Melisa merupakan anak
yang rajin di Panti, Melisa selalu menjalankan tugasnya tanpa disuruh oleh pengasuh
Melisa tinggal di panti kedua orangtuanya tidak pernah mengunjunginya karena jarak
yang jauh, kedua orangtua melisa hanya sering memberi kabar lewat via telepon,
Bentuk perhatian dan kasih sayang yang diterima Melisa sama seperti anak
binaan lainnya. Melisa menganggap pengasuh anak seperti penganti ibunya, dan
Melisa yakin pengasuh anak akan mengajarkan hal-hal yang baik kepadanya, dan
Tambahan 3:
“Perma, Ibu pangaribuan baik-baik ka. Kalau aku sakit sama mereka
dirawat. Pokoknya kaya ibu kandung deh. Nanti kan ka kalau kami nakal
perma nasehatin kami, tapi kalau kami udah nakal kali baru deh diomelin”.
Sama seperti anak lainnya melisa juga mendapatkan makan tiga kali sehari,
“Dikasilah ka makan tiga kali sama ibu, pagi siang sama sore ka, pakaian-
pakaian juga dikasih ka. Tamu-tamu juga ngasih ka, ngasih seragam sekolah.
rajin di panti. Melisa jarang bermain setelah pulang sekolah, biasanya setelah pulang
panti ataupun langsung tidur siang. Berdasarkan penuturan dari pengasuh anak
Melisa merupakan salah satu anak binaan yang paling rajin melaksanakan ibadah
yang ada di panti, tanpa perlu dipaksa atau dimarahi. Berikut penuturan dari Informan
Tambahan 3:
“Ibadah dipanti ada tiga kali ka, pagi siang dan sore. Aku paling rajin ka
ibadah, apalagi ibadah pagi, tapi kalau ada kegiatan disekolah aku gak ikut
Melisa sering mengikuti ibadah-ibadah yang ada di panti, dan melisa merasa
ada perubahan didalam dirinya setelah Melisa mengikuti ibadah-ibadah yang ada di
panti. Dulu waktu masih tinggal di kampung Melisa memang sering diajak kegereja,
tapi Melisa tidak tahu apa tujuan Melisa kegereja, tapi semenjak Melisa mengikuti
ibadah-ibadah yang ada di panti, Melisa jadi mengerti tentang agama. Berikut
“Disana itu di kampung itu aku dibawa gereja sama mamaku, terus aku tuh
gereja ya gereja tapi gak tau siapa yang aku apain, yang aku sembah itu gak
tau, tapi semenjak disini dikasih tau semuanya jadi ngerti, aku tau berdoa
disini”.
Melisa mulai disekolahkan oleh pihak panti saat iya berusia 7 tahun, Melisa
mendapatkan semua keperluan untuk sekolah secara gratis. Melisa tidak perlu bayar
uang sekolah, mendapatkan buku tulis, buku gambar, alat tulis, pakaian, baju sekolah,
Melisa sama seperti santa juga duduk di kelas 3 SMP dimana harus mengikuti
Les tambahan, tetapi uang les tambahan melisa tetap di bayar oleh pihak panti karena
kedua orangtua melisa tidak sanggup untuk menggirim uang, sesekali pernah kedua
dimedan, tetapi sebagian uang Melisa diambil oleh saudaranya karena saudara Melisa
“Kalau santa lisbra dikirim uang les nya sama orangtua mereka, kalau aku
panti yang nanggung. Mereka kan dapat kiriman dari orangtuanya aku enggak
dapat kiriman. Orang itu sendiri kak yang minta sama orangtua mereka,
sebenarnya mau dibayar panti tapi karena mereka sendiri yang minta supaya
bisa membantu panti. Kan bukan kami aja yang apa, restina kan juga butuh
uang sekolah. Masih banyak pengeluaran keuangan kami, jadi kalau orangtua
nya kak, kalau aku memang sama sekali gak sanggup mama bapakku kak. Aku
bisa aja minta kak ka, tapi kalau nanti dikirim ke saudara suruh kasih ke aku,
saudara kan juga butuh duit, jadi nantinya setengah sampai ke aku”.
Melisa sangat bersyukur sekali karena bisa disekolahkan oleh pihak panti. Di
kampung dia tidak bisa apa-apa, biasanya di kampung melisa hanya bantu mamanya
ke ladang saja atau bermain dengan teman-temannya. Melisa putus sekolah selain
karena keterbatasan ekonomi juga karena jarak dari rumahnya ke sekolah sangat jauh.
Faktor utama Melisa tinggal dipanti adalah karena Melisa ingin sekolah. Melisa
selain bertambahnya pengetahuan Melisa, Melisa menjadi lebih percaya diri lagi dan
mudah bergaul beda seperti dulu yang masih malu-malu. Berikut penuturan Informan
Tambahan 3:
“Aku di kampung gak tau apa-apa kaya orang bodoh-bodoh gak tau apa-apa,
sopan santun ku juga gak ada. Dulu waktu sekolah di kampung sikapku
nilainya C masih ingat aku kak, orang gak diajari apa-apa. Disini aku semua
tau kak, diajari sopan santun, diajari menghormati dan menghargai orang
lain. Semua diajarin, yang tadinya aku gatau jadi tau semua, cara menulis dan
membaca semua diajarin sama guru. Awal masuk sekolah aku susah bergaul
kak, dulu aku lebih suka diam-diam, pemalu aku orangnya kak, tapi pas udah
SMP aku udah mulai berubah sudah mulai percaya lagi. Aku bersyukur bisa
diajari disini”.
ibadah-ibadah yang ada di panti, anak binaan wajib menjalankan tugas harian. Melisa
merupakan salah satu anak binaan yang paling rajin, tanpa disuruh Melisa sudah
kamar perempuan tapi karena inisiatifnya sendiri Melisa jadi membersihkan aula,
karena melisa tidak ingin temannya selalu kena marah karena jarang membersihkan
“Iya sering ka inisiatif sendiri, gak usah disuruh lagi, kan udah dibagiin
tugasnya. Sekarang tugasku udah ganti ka bersihin aula. Aku sendiri yang
minta, karena mita kalau disuruh bersihin sama ibu marah-marah, jadi aku
gak dimarah-marahi, supaya gak ngeluh terus karena mita ngeluh terus ka dia
bilang: ah aku-aku terus, capek aku. Jadi aku deh bersihin aula, lebih enak
bersihin aula dari pada kamar harus merepet-merepet dulu, kalau aula kan
Sarana dan Prasarana yang perlu diperbaiki menurut Melisa yaitu ruangan laki-
laki dan kamar mandi. Karena ruangan laki-laki bocor dan kamar mandi tidak ada
“Ada ka! Kamar laki-laki ka bocor, kasian juga mereka ka kalau hujan
mereka kebocoran, jadi sering becek. Terus kamar mandi pintu nya rusak ka,
sama kamar mandinya gak ada lampunya jadi kalau malam gelap ka, jadi
Kamar merupakan salah satu prasarana dan sarana yang diberikan kepada anak
binaan. Menurut Melisa ruangan kamarnya yang sekarang sempit dibandingkan yang
dulu. Terlihat sempit karena banyak barang. Biasanya Melisa juga menggerjakan
tugas-tugas sekolah dikamar kadang di meja makan dan Melisa merasa perlu
Heem… tenggoklah lah kak. Biasanya aku ngerjain tugas sekolah di kamar ini
atau gak di meja dapur terserah mau dimana. Sebenarnya belajarnya diruang
TV sana karna disana becek jadi gak bisa. Perlu sih meja belajar gausah satu
itupun satu orang merangkap sebagai tukang masak. Bagi Melisa pengasuh anak tidak
perlu ditambah lagi cukup dua saja, karena anak-anaknya juga dikit. Berikut
“Gak usah kak, kan udah ada ibu. Cukup 2 orang aja, yang ada makin pusing
belakangnya. Ibu aja udah pusing, nanti kalau tambah staf lagi pusing mereka
karena anak-anak disini beda-beda sifatnya ada yang beginilah ada yang
supaya diperhatikan”.
Dulu anak binaan Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home Medan
atau abang-abang yang melakukan Praktek Kerja Lapangan dari kampusnya atau
kepada anak binaan, tapi sekarang sudah tidak ada lagi. Harapan Melisa supaya
sekarang ada lagi yang mengajarkan mereka keterampilan, agar kami tau kelebihan
“Iya kak dulu diajari, buat boneka, menggambar, melukis, musik gitu. Ada
kakak-kakak dari luar yang ngajarin. Perlu kak diajari keterampilan lagi biar
kami tau masing-masing kelebihan yang ada didalam diri. Jujur aja aku
orangnya malu, cepat menyerah kak belum di coba udah nyerah sampai disini
kan ka diajari semua aku binggung, karena disana gak pernah diajarin yang
Umur : 11 Tahun
Suku : Batak
Sonia merupakan salah satu anak binaan dari Yayasan Panti Asuhan ELIDA
Children Home Medan. Sonia sudah menjadi anak binaan saat umur 4 tahun. Sonia
hanya memiliki satu kakak perempuan saja, dan kakak perempunya juga tinggal di
panti. Sonia dan kakaknya dibawa oleh mamanya ke panti karena Mama Santa harus
bekerja di Malaysia, sehingga Sonia dan Santa tidak ada yang menjaga. Sonia dan
kakaknya tidak suka dititipkan di rumah saudara, mereka lebih suka tinggal di panti.
Orangtua santa jarang mengujungi mereka di panti tapi orangtua mereka sering
Sonia mendapatkan perawatan ketika Sonia sakit, dan Sonia tidak merasakan
“Dapat, contohnya kalau aku lagi sakit orang itu merawat aku, terus mereka
Kebutuhan sandang, pangan, papan juga diterima oleh sonia sama seperti anak
lainnya. Sonia mendapatkan baju untuk bermain, baju untuk sekolah, dan baju untuk
kegereja. Sonia juga makan tiga kali sehari sama seperti dengan anak lainnya pagi,
siang, dan malam, dan juga mendapatkan tempat tempat tinggal yang nyaman.
“Iya ka, dikasih ko baju. Tergantung tamu ngasihnya apa, kadang tamu
ngasih baju main, kadang ngasih baju sekolah, kalo baju sekolah biasanya
telepon ibu dulu anak-anak kelas berapa. Kami dapat makan tiga kali, pagi-
pagi sebelum berangkat makan dulu, pulang sekolah makan, sama malem ka.
Iya ka dikasih satu-satu kasur tapi kamar perempuan yang sekarang sempit
secara gratis. Sonia hanya perlu belajar dan berdoa agar banyak berkat yang diberikan
Tuhan.
“Gak bayar uang sekolah kak. Alat tulis dapet dari tamu. Tamu sering
dateng, kami sering doa semoga tamu banyak yang datang. Kalau mau ngasih
disekolahkan. Sonia menjadi lebih pintar dari sebelumnya, dan Sonia bisa
menghormati orang yang lebih tua darinya. Bagi Sonia jika sudah diberikan gratis
jangan disia-siakan, harus belajar lebih giat lagi agar tidak mengecewakan. Berikut
“Iya lah kak, menjadi lebih pintar lagi. Kalau dikasih gratis harus belajar
lebih giat lagi. Aku diajarin sopan santun kak disekolah, diajarin banyak di
Permasalahan yang biasanya dialami oleh pengsuh anak saat mengajak anak-
anak binaan ibadah adalah saat melakukan ibadah pagi hari, karena anak-anak susah
untuk dibangunkan. Begitu juga dengan Sonia yang terkadang susah untuk bangun
“Iya kak ibu sering ngajak ibadah. Pernah aku gak ikut ibadah pagi karena
Walaupun begitu Sonia merasa ada perubahan didalam dirinya, Sonia lebih
ibadah-ibadah yang ada dipanti, anak binaan wajib menjalankan tugas harian. Begitu
juga dengan Sonia yang mendapatkan tugas untuk membersihkan kantor panti.
Kadang Sonia menggerjakan tugasnya karena disuruh dulu oleh pengasuh anak
Setiap hari aku bersihin tapi kalau masih bersih kali kadang cuma aku sapu
aja”.
Sarana dan Prasaana yang masih harus diperbaiki dan ditambahi menurut
Sonia adalah kamar laki-laki, pintu kamar mandi, lampu kamar mandi dan kulkas.
“Itu ka, kamar laki-laki ada yang bocor. Pintu kamar mandi, lampu kamar
Salah satu sarana yang dibutuhkan anak binaan yaitu meja belajar, karena
anak-anak binaan biasa menggerjakan tugas di lantai kamar mereka terkadang anak-
anak binaan juga menggerjakan tugas atau belajar dimeja makan. Berikut penuturan
Informan Tambahan 4:
“Disini, di lantai kamar. Pegel sih kak. Jadi kayanya perlu meja belajar satu
Bagi Sonia penambahan pengasuh anak itu perlu karena anak-anak binaan di
panti nakal-nakal. Jika hanya dua orang pengasuh saja nanti pengasuh anak bisa
pusing, kira-kira perlulah ditambah satu orang pengasuh anak lagi. Berikut penuturan
Informan Tambahan 4:
botak semua haha. Maksudnya kan kak kalau cuma perma sama ibu ini botak
mereka berdua ngurus kami, maunya ada yang lain lah, supaya gak terlalu
atau abang-abang yang melakukan Praktek Kerja Lapangan dari kampusnya atau
kepada anak binaan, tapi sekarang sudah tidak ada lagi. Dulu anak binaan banyak
diajarkan keterampilan, seperti membuat pita dari kain, membuat ice-cream dari kain,
diajari musik dan lain-lain. Harapan Sonia supaya sekarang ada lagi yang mau
mengajarkan mereka keterampilan, agar Panti ELIDA lebih kreatif lagi. Berikut
“Pernah, membuat pita dari kain, membuat ice-cream dari kain, membuat
banyak lah. Perlu ada lagi kak yang ngajarin supaya Panti Elida itu lebih
kreatif lagi”.
Umur : 12 Tahun
Suku : Aceh
Medan sejak Kaleb berumur satu bulan. Kaleb hanya diantar oleh saudaranya ke panti
ini pada tahun 2015. Kedua orangtuanya tidak diketahui keberadaannya. Salah satu
pengasuh anak yaitu Ibu Amacun sudah menganggap kaleb seperti anaknya sendiri,
karena Ibu Amacun sendiri memutuskan untuk tidak menikah. Sejak kaleb bayi
hingga berumur 12 tahun Kaleb mendapatkan perhatian dan kasih sayang layaknya
seorang ibu kandung, Kaleb diberikan susu dan makanan sehat lainnya. Kaleb juga
Sejak kecil Kaleb tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari ibu
kandungnya sendiri. Keberadaan kedua orangtuanya saja Kaleb tidak tahu dimana.
perhatian dan kasih sayang dari para pengasuh anak, karena sudah sejak bayi Kaleb
tinggal dipanti terkadang apa saja permintaan Kaleb di turuti oleh Ibu Amacun tapi
masih batas kenormalan. Bukan hanya pengasuh anak yang menjaga dan merawat
Kaleb tapi kakak-kakak dan abang-abang pun juga menyayangi dan merawat Kaleb.
“Aku disini katanya tahun 2015 ka, soalnya masih bayi. Aku di sayang sama
perma sama yang lainnya juga. Contohnya kan ka apa yang aku minta
dikasih, tapi aku harus rajin sekolah. Kadang-kadang kalau aku sering ikut
dipenuhi oleh panti. Kaleb diberikan baju sejak Ia masih kecil sampai kaleb berusia
12 tahun, pakaian yang diberikannya pun sesuai dengan umurnya dan makanan yang
baju abang-abang yang udah gamuat tp masih bagus dikasih ke aku. Makan
juga dikasih, ibu kadang marah-marah nyuruh aku makan, soalnya kadang
Selain perhatian, kasih sayang, sandang, pangan, dan papan kaleb juga
disekolahkan mulai dari Taman Kanak-kanak sampai sekarang kelas 6 SD. Kaleb
disekolahkan di Yayasan Perguruan Kristen ELIDA dimana Yayasan ini juga milik
pihak panti dan dibantu oleh para donatur. Berikut penuturan dari Informan
Tambahan 5:
“Gak bayar uang sekolah kak, kan sekolahnya di sekolah Elida juga. Alat-
alat tulis dikasih sama donatur, yang dikasih kaya alat tulis, baju, sepatu.
Selama disekolahkan oleh pihak panti Kaleb jadi bisa membaca dan menulis
dan pintar dalam mata pelajaran matematika. Di sekolah Kaleb juga diajarkan untuk
menghormati orang yang lebih tua dari padanya. Berikut penuturan dari Informan
Tambahan 5:
“Aku jadi bisa membaca, bisa kali-kalian, bagi-bagian. Terus aku juga
diajarkan sopan santun disekolah ka, menghormati orang yang lebih tua dari
aku”.
Sejak Kaleb kecil sudah ditanamkan nilai-nilai agama, agar kaleb menjadi
anak yang takut akan Tuhan, karena pembinaan rohani merupakan program yang
diwajibkan di Panti ini. Tetapi untuk ibadah pagi sendiri kaleb jarang untuk
“Ibu sering ngajak ibadah tapi aku jarang ikut ibadah pagi ka soalnya masih
ngantuk, kalau libur sering sih ikut ibadah pagi hahaha, sore aku sering ya
mengikuti ibadah-ibadah yang ada di panti. Kaleb lebih mengerti apa saja yang
Tuhan mau dan tau apa saja yang Tuhan tidak suka manusia lakukan. Berikut
“Aku jadi tau perintah-perintah Tuhan kak, kaya jangan mencuri jangan
melawan orangtua dan aku menjadi lebih baik lagi, terus bisa dibilangin”.
ibadah-ibadah yang ada dipanti, anak binaan wajib menjalankan tugas harian. Begitu
juga dengan Kaleb yang mendapatkan tugas untuk membersihkan kamar laki-laki.
Kaleb harus dimarahi dulu baru menggerjakan tugasnya, karena kaleb selalu keasikan
“Aku bersih-bersih kamar laki-laki, aku diomelin dulu baru ngerjain tugasku”.
Sarana dan Prasarana yang rusak juga menjadi kendala bagi Kaleb, terutama
ruangan laki-laki yang bocor dan keramik ruangan lak-laki yang jika dibawa jalan
atau lari seperti goyang. Ini sangat menganggu bagi anak laki-laki untuk beraktivitas,
jadi anak laki-laki sering menghabiskan waktu di lapangan bermain. Beberapa sarana
yang perlu diperbaiki menurut Kaleb yaitu pintu kamar mandi, pipa air di dapur, dan
“Ruangan laki-laki ka keramiknya gak bagus, kalo jalan kaya mau jatuh,
terus atabnya lagi bocor apalagi sekarang musim hujan jadi bocor terus.
kulkasnya juga”.
goyang. Peneliti sering melihat ruangan laki-laki becek dan menyebabkan menjadi
kotor.
hanya dua orang saja, itupun satu pengasuh anak harus merangkap sebagai tukang
masak, tapi bagi kaleb pengasuh anak di panti cukup dua orang saja. Berikut
“Enggak perlu, gapapa kalau bisa kakak aja hehe. Dua orang aja udah pas
ka”.
dan pendidikan, ini merupakan pelayanan sosial secara luas. Spicker (dalam
Pelayanan Sosial yaitu Standar Proses Pelayanan dan Standar Hasil Pelayanan.
Selama Bapak Agus tinggal di panti dan menjabat sebagai kepala panti, Bapak
Agus sudah diajarkan oleh Bapak Pdt.Domianus bagaimana cara penerimaan anak
binaan. Cara penerimaan anak yang dilakukan Yayasan Panti Asuhan ELIDA
Children Home Medan yaitu berdasarkan survey atau investigasi lapangan. Berikut
untuk memastikan dari semua pihak bahwa anak ini bukan anak bermasalah
Utama)
orangtua atau wali yang menggantar anak ke panti harus membawa surat kelengkapan
seperti :
1) Memiliki identitas yang jelas (di buktikan dengan adanya akte kelahiran,
kartu keluarga),
4) Status anak
Hal ini juga dikatakan oleh Ibu Amacun yang sudah lama menjadi pengasuh
anak dimana tata cara penerimaan anak yaitu dilihat dulu bagaimana keadaan
Ibu Wirawati sendiri tidak tahu bagaimana cara penerimaan anak di Yayasan
Panti Asuhan ELIDA Children Home karena Ibu Wirawati belum lama tinggal di
panti.
masih baru disini masih 1 tahun, dan kebanyakan anak-anak disini lebih lama
dibandingkan saya, dan biasanya yang lebih tau tentang cara penerimaan
anak itu perma dan pak agus, karena beliau sudah lama di panti ini”.
(Informan Kunci 2)
Kontrak pelayanan dilakukan oleh orangtua, keluarga atau wali anak untuk
setelah dilakukan survey dan investigasi sesuai dengan persyaratan Yayasan, maka
anak langsung diterima sebagai anak binaan Yayasan Panti Asuhan ELIDA. Yayasan
memiliki persyaratan untuk orangtua, keluarga atau wali yang membawa anak ke
Yayasan Panti Asuhan Elida sesudah anak diterima dipanti. Persyaratan itu antara
lain:
2) Tujuan dari Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home Medan yaitu
baik, tetapi jika tingkahlaku dan kepribadian anak dari awal masuk panti
tidak bisa mengikuti peraturan yang dibuat, maka orangtua, keluarga atau
mengikuti peraturan yang diberikan, maka anak boleh untuk tinggal dipanti
peraturan yang telah dibuat pihak panti. Semua anak binaan mempunyai hak
dan kewajiban yang sama di panti, mereka juga memiliki kewajiban untuk
Ibu Amacun juga mengatakan hal yang sama bahwa proses perencanaan yang
“Semua anak binaan mempunyai hak dan kewajiban yang sama di panti,
minggunya”(Informan Kunci 1)
perkembangan perubahan klien dan perkembangan kasus atau masalah klien. Melihat
apakah anak binaan mengikuti dan melaksanakan semua peraturan yang diberikan
atau mungkin tidak peduli dengan peraturan yang berlaku. Setiap minggu bahkan
setiap harinya kepala panti dan pengasuh anak melihat perkembangan budi pekerti
praktek kerja lapangan di Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home ada
beberapa anak-anak binaan yang tidak mematuhi peraturan yang ada. Banyak anak
binaan yang tidak menjalankan kewajibannya seperti tidak mengikuti ibadah pagi,
tidak menggerjakan tugas piket harian. Mereka harus diteriaki dan dimarahi dulu oleh
pengasuh atau anak binaan yang sudah dewasa, baru mereka menjalankan
kewajibannya.
membantu dan mengarahkan adik-adiknya yang masih kecil dan menganggap mereka
seperti adiknya sendiri. Untuk ibadah siang yaitu ibadah kelompok makin lama makin
jarang dilaksanakan, karena banyak anak-anak panti yang sudah dewasa ada
tambahan pelajaran dari sekolahnya. Peneliti juga melihat kepala yayasan sering
memanggil anak-anak binaan satu persatu setiap minggunya untuk saling bercerita
face to face
Tahap terminasi adalah tahap penghentian pelayanan bagi anak binaan agar
berhak mengeluarkan anak binaan apabila anak yang diasuh sudah tidak lagi
Contohnya jika anak binaan melakukan tindakan perbuatan di luar dari pada
hal yang wajar yaitu mencuri berulang-ulang kali, tidak mau sekolah lagi
disiplin yang lebih tegas tetap tidak mau, apa boleh buat kami harus
melakukan pemutusan. Kami tidak mungkin mau memelihara anak ini yang
nanti malah justru bisa menjadi virus bagi anak lainnya. Ataupun memang
Ibu Amacun juga mengatakan anak tinggal di panti sampai anak tersebut
menyelesaikan sekolahnya, tapi ada anak yang tidak suka tinggal di panti dan
“Batas anak tinggal dipanti sampai anak itu selesai sekolah, pihak panti
dari SMA memutuskan untuk meninggalkan panti dan ada pula anak yang
Praktek Kerja Lapangan dimana ada satu anak binaan yang tidak balik-balik lagi ke
panti, awalnya keluarganya datang pada bulan desember 2016 izin membawa anak
tersebut untuk liburan saja tetapi sampai sekarang anak tersebut tidak kembali lagi ke
yang dikeluarkan oleh pihak panti dikarenakan anak tersebut tidak mau sekolah lagi
walaupun sudah dibujuk dengan berbagai cara. Anak tersebut lebih suka bermain
warnet di luar panti oleh karena itu pihak panti memulangkan anak tersebut kepada
kedua orangtuanya.
Ada juga anak yang sudah keluar dari panti dengan alasan bosan tinggal di
panti datang lagi ke panti. Hal tersebut tetap menjadi pertimbangan bagi pihak panti
“Mereka bisa keluar, dan bisa masuk lagi, asal izin dengan Pak
Domianus”(Informan Kunci 2)
praktek kerja lapangan di Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home. Bahwa ada
satu anak Yayasan yang sudah keluar dari panti, tetapi setahun kemudian anak
tersebut masuk lagi kepanti. Alasan anak tersebut keluar dari panti karena Ia ingin
melanjutkan sekolah di SMA Negri di Lubuk Pakam, dan tinggal bersama keluarga
dari ibunya. Tetapi karena ada permasalahan dengan anak saudaranya, anak tersebut
memutuskan untuk pindah sekolah ke Tebing tinggi dan tinggal bersama saudaranya
yang lain. Ternyata sekolahnya yang di tebing tinggi sanggat fanatik mayoritas disana
Islam. Jadi karena anak tersebut tidak mau pindah agama, anak tersebut keluar dari
sekolah dan memutuskan untuk tinggal di Panti Asuhan ELIDA saja. Sebenarnya
anak tersebut sudah tidak diterima lagi di Panti karena sudah sempat keluar, tetapi
kakak dari anak binaan tersebut memohon kepada pihak panti untuk menerima anak
banyak pertimbangan.
maksimal pelayanannya karena untuk tahap terminasinya tidak ada tindakan lanjut
bagi anak binaan. Seharusnya Penghentian Pelayanan dilakukan setelah anak binaan
selesai mengikuti proses pelayanan sesuai dengan rencana yang ditentukan. Sesuai
dengan Standardisasi Panti Sosial dan Pedoman Akreditasi Panti Sosial menurut
jumlah dan data klien, dan ketetapan keluaran, manfaat, dan dampak. Yayasan Panti
Asuhan ELIDA Children Home Medan memiliki sasaran pelayanan yakni anak yatim
atau piatu terlantar, anak jalanan, anak dari keluarga miskin, dan anak terpisah dari
orangtuanya.
Hasil observasi yang penulis lakukan selama melakukan penelitian semua anak
binaan yang tinggal di Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home Medan sesuai
ditentukan. Bahwa anak-anak yang tinggal dipanti merupakan anak yatim atau piatu,
yatimpiatu, anak jalanan, anak terlantar dan anak dari keluarga miskin. Berdasarkan
sumber data dari Kantor Panti Asuhan ELIDA Children Home dan observasi yang
dilakukan peneliti jumlah anak binaan keseluruhan tahun 2017 adalah 20 orang.
anak binaan atau penerima manfaat adalah tujuan yang diharapkan oleh Yayasan
tersebut mereka sudah bisa mencintai dirinya sendiri. Jika anak sudah bisa
mengerti dan sudah bisa untuk mencintai dirinya sendiri, sahabatnya, teman
orangtua mereka atau keluarga mereka itulah yang kami harapkan bisa
terwujud. Tetapi sejauh ini kami masih mengalami kendala seperti itu, karena
proses pembentukan karakter anak itu tidak mudah membutuhkan waktu yang
cukup panjang, penuh kesabaran yang sangat luar biasa karena walaupun
penolakan, karena dia belum mengenal siapa dirinya, tapi kalau dia sudah
pengertian bahwa keadaan kamu di sini diterima dengan penuh kasih, kamu
dianggap seperti anak sendiri. Kami tetap berharap kedepan semua anak-
anak binaan bisa mengenali dirinya sendiri. Selama saya berada disini 6
bulan, masih belum saya lihat sesuatu yang bisa mengarahkan untuk
perubahan besar di dalam diri anak binaan, Ibu Amacun melihat perubahan di dalam
diri anak-anak binaan, karena sudah lama Ibu Amacun bekerja di Panti ELIDA,
sehingga Ibu Amacun tahu bagaimana sifat anak-anak yang dulu dengan yang
sekarang.
“Ada nak, anak-anak yang disekolahkan jadi tambah pinter. Ada juga yang
juara dikelasnya kaya si Lisbra, Santa, Indah mereka juara kak. Anak laki-
laki nya juga pintar-pintar sih tapi mereka malas jadi gak dapat juara. Terus
Kunci 1)
Ibu Wirawati belum lama bekerja sebagai pengasuh anak tapi sudah melihat
Wirawati baru setahun bekerja di panti, tetapi Ibu Wirawati bisa melihat perubahan di
dalam diri anak-anak terutama anak perempuan. Anak laki-laki masih susah untuk
diatur. Anak-anak binaan perempuan rajin belajar sehingga banyak diantara mereka
“Ya.. kayanya adalah sikit sikit perubahan dari anak, kami harus banyak
mengulah lagi, tapi tetap kami bimbing. Kebanyakan si laki-laki. Yahh.. harus
mengertilah namanya juga anak panti, kasih sayang sama orangtuanya kan
jarang, gak pernah. Jadi mereka tuh minder, karena kurang kasih sayang anak
anak panti Elida rata-rata pintar semua. Semua juara-juara, kalau yang
Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan, ada beberapa anak binaan
setelah disekolahkan mereka jadi memiliki cita-cita, dan mempunyai semangat untuk
merubah hidup mereka. Ada sebagian anak binaan yang berprestasi dikelasnya dan
mengetahui bakat yang dimiliki dan yang tadinya tidak tahu apa-apa semenjak tinggal
di panti jadi tahu, tapi ada juga anak binaan yang masih malas untuk masuk sekolah,
mereka menyiapkan berbagai macam alasan agar mereka tidak sekolah dan hanya
ingin bermain-main saja. Biasanya anak yang tidak mau sekolah ini anak laki-laki
dan masih banyak ada anak binaan yang membuat onar untuk mendapatkan perhatian
dari orang sekelilingnya. Untuk bimbingan rohani ada beberapa anak binaan dengan
melakukan kegiatan pembinaan rohani menjadi lebih baik lagi sifatnya, bisa menahan
emosi mereka dan memiliki kasih dengan sesamanya, tapi masih banyak anak binaan
yang belum berubah dan jarang-jarang mengikuti pembinaan rohani sehingga mereka
semenjak tingal di Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home Medan. Anak-anak
binaan merasa banyak perubahan di dalam dirinya. Seperti mereka lebih memahmi
membaca aku kurang. Jadi disini aku diajari membaca, terus tiap ada PR
2).
“Aku di kampung gak tau apa-apa kaya orang bodoh-bodoh gak tau apa-apa,
sopan santun ku juga gak ada. Dulu waktu sekolah di kampung sikapku
nilainya C masih ingat aku kak, orang gak diajari apa-apa. Disini aku semua
tau kak, diajari sopan santun, diajari menghormati dan menghargai orang
lain. Semua diajarin, yang tadinya aku gatau jadi tau semua, cara menulis dan
membaca semua diajarin sama guru. Awal masuk sekolah aku susah bergaul
kak, dulu aku lebih suka diam-diam, pemalu aku orangnya kak, tapi pas udah
SMP aku udah mulai berubah sudah mulai percaya lagi. Aku bersyukur bisa
“Di sana itu di kampung itu aku dibawa gereja sama mamaku, terus aku tuh
gereja ya gereja tapi gak tau siapa yang aku apain, yang aku sembah itu gak
tau, tapi semenjak disini dikasih tau semuanya jadi ngerti, aku tau berdoa
kenal Tuhan, sebelum disini. Sekarang lebih dekat, terus gak nakal-nakal lagi
Home Medan untuk sasaran klien sudah sesuai dengan persyaratan yang dibuat oleh
pihak Panti Asuhan ELIDA, anak-anak yang tinggal di Panti Asuhan ELIDA rata-rata
hanya memiliki orangtua tunggal, dan kondisi orangtua mereka yang tidak mampu
untuk membiayai anak-anak mereka. Jumlah anak yang ada di Yayasan Panti Asuhan
ELIDA Children Home Medan hanya berjumlah 20 orang, dulu banyak anak binaan
di Yayasan Panti Asuhan ELIDA tapi karena sudah banyak yang keluar setelah tamat
sekolah, jumlah anak binaan pada tahun 2017 berjumlah 20 orang. Program-program
yang ada di Yayasan Panti Asuhan ELIDA memberikan perubahan di dalam diri
beragama walaupun belum semua anak panti taat melaksanakan ibadah yang ada di
panti.
masalah kesejahteraan sosial. Organisasi adalah suatu sistem yang terdiri dari pola
sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan. Gitosudarmo (dalam Ardana &
Mujiatini & Sriathi, 2008: 1). Organisasi sosial merupakan organisasi formal yang
Standar Program, Standar SDM, Standar Manajemen dan Organisasi, Standar Sarana
1. Standar Program
Menurut Bapak Agus cara pembentukan atau perumusan visi dan misi
Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home Medan yaitu berdasarkan kebenaran
firman Tuhan, jadi berdasarkan kasih itulah maka mulai terwujud Visi Misi itu.
“Perumusan Visi dan Misi saya fikir pendirinya dulu, Dia meletakkan dasar-
dasar pendirian Visi dan Misi itu didasari dari latar belakang kasih.
mulai terwujud Visi Misi itu. Untuk bagaimana mendirikan Yayasan ini yang
akan menjadi anak binaan di dalam panti. Jadi yang mendasari itu bersumber
program yaitu: anak yatim, anak piatu, anak yatim piatu, dan orangtua yang tidak
mampu membiayai anaknya. Anak yatim atau piatu (anak dengan orangtua tunggal)
meninggal atau tidak mampu mengasuh anak itu. Anak terlantar menurut UU No. 4
Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak adalah anak yang karena suatu sebab orang
secara wajar baik secara rohani, jasmani maupun sosial. Menurut UU No. 23 Tahun
2002 anak yang tidak terpenuhi kebutuhannya secara wajar, baik fisik, mental,
spiritual, maupun sosial. Anak dari keluarga miskin adalah Keluarga yang tidak
kebutuhan pokok yang layak bagi kemanusiaan atau keluarga yang mempunyai mata
pencaharian, tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi
kemanusiaan.
anak binaan yang tinggal di Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home Medan
sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan dan memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan. Bahwa anak-anak yang tinggal dipanti merupakan anak yatim atau piatu,
pokok yang diberikan kepada anak binaan menurut Bapak Agus adalah memberikan
dari itu, karena ada juga perhatian dari pihak luar dengan memberikan
disediakan pakaian masing-masing ada baju untuk seragam sekolah, ada baju
untuk anak binaan diberikan ruangan khusus, seperti ruang kamar untuk
perempuan dan ruang kamar untuk laki-laki dipisah. Pemberian perhatian dan
kasih sayang yang diberikan kepada anak binaan sama seperti perhatian dan
pangan dan papan. Pihak panti juga memberikan perhatian dan kasih sayang kepada
anak-anak asuh, dan menganggap mereka seperti anak sendiri. Tidak ada pilih kasih
antara anak binaan satu dengan anak binaan lainnya. Anak-anak binaan dikasih
makan tiga kali sehari dan mereka memiliki tempat tidur masing-masing. Seperti
“Bentuk perhatian dan kasih sayangnya anak tidak boleh dimarahi, maupun
dipukul. Menganggap anak seperti anak sendiri. Anak dikasih makan tiga
kali. Anak-anak juga dikasih baju, biasanya yang ngasih para donatur anak-
“Kaya gimana saya buat ke anak kandung saya, saya buatlah ke mereka
seperti itu. Kalau mereka bandal saya marahi gitu… ya gak marah-marah
Semua anak binaan mengaku mendapat perhatian dan kasih sayang dari
pengurus panti seperti orangtua sendiri, tidak ada perbedaan satu dengan lain. Kasih
sayang yang diberikan oleh pengasuh anak sama rata. Anak-anak binaan juga diberi
makan tiga kali sehari yaitu pagi, siang, dan sore. Anak-anak binaan mendapatkan
pakaian sesuai dengan kondisinya. Biasanya pakaian yang mereka dapat diberikan
semua udah dilengkapi, kalau yang sakit dibawa ke rumah sakit . Kasih
sayang yang dikasihkan ka misalnya kan kalau lagi sakit, ya pasti di obati lah
kak dan kalau parah diantar ke rumah sakit. Saya pernah sakit ka tapi gak
pernah sampe dibawa ke rumah sakit, di kusuk ibu hahah, tapi gantian hahah.
Dulu pernah ada yang sakit kak sering lagi, sampe ada 3 sampai 5 orang
sakitnya sama semua, mereka dibawa ke bina kasih. Stafnya yang jagain
kadang yang besarnya, ganti-gantian gak sekolah jagain yang sakit. Kami
makan tiga kali sehari ka, pagi sebelum berangkat sekolah, siang sesudah
pulang sekolah, sama malem ka. Kami makan pasti ada sayurnya ka, ikan nya
dikit tapi sayurnya boleh ambil banyak. iya kak, kalau tamu dateng ngasih
baju kami dapet satu-satu. Semua baju kami cukup ka, ada baju buat sekolah,
kalau nanti siang itu pulang sekolah kalau kita main-main disuruh tidur siang,
kami selalu diingatkan untuk mandi jam 4. Aku pernah sakit dibawa ke rumah
sakit yang bawa mama sama ibu staf sakit parah, sakit daging tumbuh, kecil
sih tapi akarnya banyak. Sakit lah. Terus kalau kami lagi sedih ibu buat lucu-
lucu. Makan tiga kali sehari pagi, siang dan malam. Kami sering dipaksa
makan sama ibu, karena itukan udah wajib. Pakaian sehari-hari kelebihan pun
kadang ka, dikasih seragam sekolah juga, kadang tamu ngasih bajuka. Iya kak
kami senang tinggal dipanti, kami juga dapet tempat tidur masing-masing”
“Dapat, contohnya kalau aku lagi sakit orang itu merawat aku, terus mereka
bantu aku ngerjain PR, mereka enggak pernah mukul aku. Iya ka, dikasih ko
baju. Tergantung tamu ngasihnya apa, kadang tamu ngasih baju main, kadang
ngasih baju sekolah, kalo baju sekolah biasanya telepon ibu dulu anak-anak
kelas berapa. Kami dapat makan tiga kali, pagi-pagi sebelum berangkat
makan dulu, pulang sekolah makan, sama malem ka. Iya ka dikasih satu-satu
kasur tapi kamar perempuan yang sekarang sempit karena rame kali”
melakukan Praktek Kerja Lapangan di Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home
Medan memang benar anak-anak binaan selalu mendapatkan perhatian dan kasih
sayang dari para pengasuh panti. Peneliti melihat para pengasuh anak menganggap
kali sehari yaitu pagi, siang, dan malam. Untuk sandang anak binaan
mendapatkannya dari donatur, peneliti melihat selalu ada saja donatur yang
memberikan pakaian kepada anak binaan terkadang pakaian yang diberikan baru dan
terkadang pakaian yang sudah tidak baru tapi masih layak pakai. Anak-anak binaan
binaan yang berada ditingkat TK, SD, SMP di sekolahkan di Yayasan Perguruan
Kristen ELIDA dan anak binaan SMA disekolahkan di sekolah luar dan segala biaya
ditanggung oleh pihak panti. Semua anak binaan mendapatkan peralatan sekolah
secara gratis.
“Pihak Yayasan Panti Asuhan ELIDA memfasilitasi anak binaan dari play-
group hingga perguruan tinggi, semua biaya ditanggung oleh pihak yayasan”
(Informan Utama).
Hal ini juga dikatakan oleh pengasuh anak, bahwa semua anak binaan
disekolahkan dan segala perlengkapan sekolah disediakan untuk anak binaan. Untuk
anak binaan dari tingkat TK, SD, SMP disekolahkan di Yayasan Perguruan Kristen
ELIDA, sedangkan anak binaan yang di tingkat SMA disekolahkan di luar panti.
“Panti memberikan sekolah gratis kepada anak-anak mulai dari tingkat TK,
yang SMA disekolahkan di luar. Anak SMA yang disekolahkan di luar dibayar
Anak binaan disekolahkan secara gratis. Semua biaya ditanggung oleh pihak
yang didapatkan anak-anak panti biasanya dari para donatur atau tamu-tamu yang
“SPP gratis ka, buku tulis, buku gambar, alat tulis, pakaian, baju sekolah,
3).
“Gak bayar uang sekolah ka, kan sekolah di ELIDA juga. Alat tulis dapet
dari tamu. Tamu sering dateng, kami sering doa semoga tamu banyak yang
datang. Kalau mau ngasih sepatu ditanyain dulu sama ibu” (Informan
Tambahan 4).
“Gak bayar uang sekolah kak, kan sekolahnya di sekolah ELIDA juga. Alat-
alat tulis dikasih sama donatur, yang dikasih kaya alat tulis, baju, sepatu.
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan ada beberapa anak panti yang
harus membayar uang sekolah sendiri dan membayar uang les sendiri ini karena
masalah ekonomi panti yang sedang mengalami penurunan atau krisis, ada beberapa
anak panti yang harus bayar uang sekolah dan uang les sendiri, tapi pihak panti
melihat dari keadaan orangtuanya. Jika dilihat orangtua atau keluarganya mampu
untuk membayar uang sekolah terkhusus anak SMA yang sekolah diluar atau uang les
kedua orangtua dan keluarga sama sekali tidak mampu, pihak panti mengusahakan
“Dari SD sampai SMP aku sekolah gratis ka. Ya semua ka gratis, alat tulis,
seragam, sepatu sekolah, semua itu gratis. Kami mendapatkan itu semua
kadang si dari tamu-tamu ka tapi kalau tamu-tamu gak ada kasih, terpaksa
panti yang ngasih. Kalau sekarang aku bayar uang sekolah sendiri, ongkos
juga sendiri ka. Mungkin karena keluar kemarin itu kak, jadi bayar sendiri.
Kalau uang sekolah sama ongkos jadi 245 ribu ka, yang bayar itu semua
kakak soalnya kan kakak sudah kerja di Jakarta. Eem kata perma pakai
uangmu aja ndah, kan uang panti gak ada, lagi krisis gitu” (Informan
Tambahan 1).
pihak panti ngasih, tapi supaya kita bantu-bantu aja. Uang Les nya dikasih
Pihak panti tetap membayar uang sekolah anak SMA atau uang tambahan
pelajaran jika memang kedua orangtua atau keluarga anak binaan tidak mampu, panti
“Kalau santa lisbra dikirim uang les nya sama orangtua mereka, kalau aku
panti yang nanggung. Mereka kan dapat kiriman dari orangtuanya aku enggak
sebenarnya mau dibayar panti tapi karena mereka sendiri yang minta supaya
bisa membantu panti. Kan bukan kami aja yang apa, restina kan juga butuh
uang sekolah. Masih banyak pengeluaran keuangan kami, jadi kalau orangtua
nya kak, kalau aku memang sama sekali gak sanggup mama bapakku kak. Aku
bisa aja minta kak ka, tapi kalau nanti dikirim ke saudara suruh kasih ke aku,
saudara kan juga butuh duit, jadi nantinya setengah sampai ke aku” (Informan
Tambahan 3).
Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home sebagai lembaga yang berada di
suatu naungan satu agama, yakni Kristen maka pembinaan rohani yang diterapkan
bagi anak-anak binaan yang ada di Panti ini adalah ajaran Kristen yaitu Kharismatik.
Pembinaan Rohani dilaksanakan 3 kali sehari, yaitu kebaktian subuh bersama pada
pukul 05.00WIB, kebaktian kelompok pada pukul 15.00 WIB, dan kebaktian bersama
“Kebaktian subuh bersama pada pukul 05.00 WIB, kebaktian kelompok pada
pukul 15.00 WIB dan kebaktian bersama pada pukul 17.00 WIB”. (Informan
Utama)
lapangan untuk kebaktian kelompok jam 15.00 WIB sudah tidak berjalan lagi. Waktu
awal peneliti melakukan pratikum lapangan masih terjalani tapi semakin lama
semakin pudar. Ibadah siang sudah jarang dilakukan karena anak-anak binaan panti
pulang langsung istirahat , tetapi ibadah subuh dan sore tetap berjalan
“Untuk pembinaan kami ada pagi itu subuh harus jam 05.00, sore jam 17.00,
kalau ada siang kami adakan siang. Ini karena anak-anak ada yang Les, terus
melakukan ibadah ini setiap hari, tapi kalau ada tamu yang dari luar buat
acara di panti entah itu sore, yaa kita satukan aja ibadahnya. Jadi gak ibadah
Kunci 2).
Ibu Amacun juga mengatakan bahwa ibadah yang ada di panti hanya dua kali
yaitu ibadah subuh pukul 05.00 WIB dan ibadah sore pukul 17.00 WIB. Ibadah siang
yaitu pukul 15.00 WIB jarang berjalan lagi karena banyak anak binaan yang ada
keperluan di sekolahnya.
“Kebaktian dilakukan dua kali sehari, subuh pukul 05.00 WIB dan sore pukul
anak selalu mengajak anak binaan untuk melaksanakan Ibadah. Ada sebagian anak
yang langsung menjalankan kewajibannya, tapi ada anak binaan yang tidak mengikuti
ibadah dikarenakan lelah setelah beraktivitas, ada juga yang menunda-nunda dan
akhirnya tidak ibadah. Berikut penuturan anak-anak binaan yang peneliti wawancarai.
“Ibu sering mengajak ibadah tiap hari, aku kadang mau kadang enggak,
karena males bergerak, capek pulang sekolah. Kalau pagi sering tapi
bisa tidur jadi mani-main, karena belajar hahaha”. (Informan Tambahan 2).
“Ibadah dipanti ada tiga kali ka, pagi siang dan sore. Aku paling rajin ka
ibadah, apalagi ibadah pagi, tapi kalau ada kegiatan disekolah aku gak ikut
Tambahan 3).
“Iya kak ibu sering ngajak ibadah. Pernah aku gak ikut ibadah pagi karena
masih ngantuk. Kalau sore aku ikut terus ka” (Informan Tambahan 4).
“Ibu sering ngajak ibadah tapi aku jarang ikut ibadah pagi ka soalnya masih
ngantuk, kalau libur sering sih ikut ibadah pagi hahaha, sore aku sering ya
Medan mendapat dukungan dari pihak lain baik perseorangan, maupun kelompok.
perlengkapan sekolah dan uang. Donatur-donatur atau tamu-tamu yang datang tidak
“Kami selalu dapat bantuan dalam bentuk apapun bahan pokok makanan,
rutin silih berganti. Beberapa bulan ini kami mendapatkan bantuan besar
merenovasi kamar perempuan. Itu menurut kami suatu bantuan sangat besar,
“Dana untuk kebutuhan panti kami dapatkan dari tamu-tamu saja, anak-anak
doa agar banyak tamu-tamu yang datang. Kadang tamu yang datang bawa
beras, mie, minyak dan banyak lagi kadang juga ada tamu yang ngasih dalam
bentuk uang, tapi gak ada tamu yang rutin, ganti-ganti orangnya” (Informan
Kunci 1)
“Untuk semua biaya dari tamu-tamu yang datang. Mereka gak tentu
ada yang ngasih nasi bungkus, KFC. Ditelfon dulu sama mereka, mereka
“Gak bayar uang sekolah kak. Alat tulis dapet dari tamu. Tamu sering
dateng, kami sering doa semoga tamu banyak yang datang. Kalau mau ngasih
“Gak bayar uang sekolah kak, kan sekolahnya di sekolah ELIDA juga. Alat-
alat tulis dikasih sama donatur, yang dikasih kaya alat tulis, baju, sepatu.
Praktek Kerja Lapangan bahwa sumber utama keuangan panti berasal dari donatur
donatur atau tamu-tamu yang datang ke panti. Pihak yang memberikan bantuan
kepada panti berganti-ganti tidak ada yang tetap, tetapi setiap bulan ada saja donatur-
donatur atau tamu-tamu yang datang untuk memberikan bantuan. Bantuan tersebut
bisa dalam bentuk uang, bahan-bahan pokok, pakaian bermain, sekolah dan
sumbangan dalam bentuk uang, uang tersebut untuk biaya operasional panti dan
Menurut Kepala Yayasan ada satu program yang perlu ditingkatkan yaitu
pembinaan rohani karena masih banyak anak binaan yang tidak memiliki
pemenuhan dasar seperti sandang, pangan, dan papan. Kepala Yayasan juga tidak
“Saya pikir program yang perlu ditingkatkan itu pembinaan rohani, karena
kami tidak mengalami suatu kendala untuk pemenuhan dasar seperti sandang,
pangan, dan papan. Kami tidak menemukan suatu masalah karena itu
tercukupi dan terpenuhi secara baik. Pendidikan sekolah mereka juga layak
dan lancar, terpenuhi secara baik juga. Hanya yang memang menjadi
tantangan kami ini sampai saat ini ya pendisplinan pendidikan secara moral.
Ini yang paling penting karena bagaimana karakter mereka bisa terbentuk
karakter yang positif yang lebih baik. Itulah yang menjadi PR kita terus
kegiatan itu yang saya lihat masih sebatas rutinitas, belum begitu masuk
kedalam hati mereka dan dari hasil pengamatan yang kami dapati dan kami
temui dari analisa kami kenapa ini bisa terjadi, perlu kita ketahui bahwa anak-
anak ini berasal dari latar belakang berbeda-beda, kemudian bagi mereka
kehidupan mereka itu adalah kehidupan yang tidak ada harganya artinya
keluarga kenapa mereka ditaro dipanti ini. Hal-hal inilah yang masih melukai
hati mereka, sehingga mereka masih sulit menerima seseuatu hal yang baik.
Ini agak menjadi sedikit kendala bagi kami. Jadi kesulitan yang kami hadapi
yaitu itu pembinaan mental spiritual melalui kerohanian. Itulah yang kami
anggap masih kurang, walaupun demikian kami tidak tinggal diam terus kita
upayakan berbagai macam cara. Sampai akhirnya mereka bisa terbentuk dari
Informan Kunci 2 juga setuju dengan kepala panti, program yang perlu
ditingkatkan adalah pembinaan rohani, karena anak laki-laki jarang mau mengikuti
ibadah. Sekalinya mereka dimarahi besok terulang lagi malas untuk mengikuti
ibadah. Anak laki-laki sulit sekali untuk di atur, walaupun sudah dinasehati tetap saja
kembali berulah.
jarang, kalau perempuan itu sering. Kelakuan anak-anak masih perlu didik.
Kunci 1 program-program yang ada di panti sudah berjalan dengan baik, tidak ada
yang perlu ditingkatkan. Semua sudah berjalan dengan baik dan lancar.
“Gak ada nak udah pas semua, sudah berjalan dengan baik”.(Informan
Kunci 1).
anak binaan Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home susah untuk diatur.
Mereka menjalankan kewajiban yang ada karena terpaksa, mereka melakukan tidak
dengan sepenuh hati terutama anak laki-laki. Terkadang harus dimarahi atau diteriaki
sudah memberikan hukuman kepada anak binaan jika tidak menjalankan kewajibanya
Standar Program yang ada di Yayasan Panti Asuhan ELIDA sebenarnya sudah
berjalan dengan baik, hanya saja untuk pelaksanan program masih belum berjalan
dengan maksimal. Dimana masih ada anak binaan yang membayar uang sekolah dan
uang les nya sendiri, walaupun sebenarnya ini sudah menjadi kewajiban pihak panti.
Untuk pembinaan rohani sendiri yang seharusnya ada tiga kali sehari jadi dua kali
sehari yaitu pagi dan sore, seharusnya walaupun anak binaan yang besar-besar tidak
bisa mengikuti ibadah kelompok siang, ibadah kelompok siang harus tetap berjalan.
Seperti yang diketahui bahwa kualitas dan kuantitas SDM merupakan unsur
utama dan terpenting dalam bergeraknya suatu organisasi agar tujuan dan organisasi
menjelaskan bahwa Sumber Daya Manusia merupakan orang yang bekerja dan
berfungsi sebagai asset yang menjadi penggerak organisasi yang dapat dihitung
ditentukan oleh jumlah SDM yang diperkerjakan tetapi sangat dipengaruhi oleh
Sekolah Menengah Atas 2 orang, Sarjana Muda sebanyak 2 orang. Berdasarkan hasil
data yang diperoleh penulis dari wawancara dengan kepala Yayasan dapat dilihat
bahwa SDM yang telah tersedia sangat belum mencukupi kebutuhan untuk
menangani anak binaan, karena kalau kita liat jumlah anak kurang lebih 20
orang sementara kami yang ada hanya beberapa, tarulah 5 orang. Lima orang
ini yang betul betul jadi pengasuh 3 orang, kalau kita pecah berarti satu orang
mengurus enam tujuh anak. Ini masih sangat dirasakan kurang, dan ini sangat
tidak rasional, tidak pas. Paling tidak satu orang bisa menghandel 2 atau
paling banyak 3 anak yang ada dipengawasan dia, dan ini paling tidak bisa
efektif. Jadi dengan jumlah pengurus yang hanya segitu kami rasa sangat-
sangat kurang. Tetapi yang menjadi masalah juga bukannya kami tidak mau
menambah, kami punya kerinduan kalau bisa ada yang betul-betul mau fokus,
sejauh ini tidak ada, kalaupun kami mau menggambil orang untuk menjadi
tidak minimal kita gajikan menggunakan standar UMR, itu yang masih
menjadi kendala bagi pihak yayasan panti ini. Sehingga dari pertimbangan-
Hal ini pun didukung oleh Informan Tambahan 4. Bagi Sonia pengasuh anak
perlu ditambah karena jika hanya dua orang kurang efektif dalam mengasuh anak
binaan, ditambah anak binaan Yayasan Panti Asuhan ELIDA susah untuk diatur. Jadi
botak semua haha. Maksudnya kan kak kalau cuma perma sama ibu ini botak
mereka berdua ngurus kami, maunya ada yang lain lah, supaya gak terlalu
Menurut Ibu Amacun jumlah pengurus panti sudah cukup karena anak yang
ada di panti juga hanya sedikit, kalaupun menambah jumlah pengurus panti takut
tidak bisa memberikan gaji karena panti sedang mengalami krisis ekonomi. Ibu
Amacun dan Ibu Wirawati yang mengaji adalah donatur atau tamu-tamu yang datang
“Anak yang penting, anak yang kurang hehehe.., kalau pengasuh anak sudah
pas. Kalau banyak kali kami gak bisa ngasih gajilah, karena gaji kami saja
dari tamu. Anak-anak ini doalah Tuhan kirim untuk kami gajian”(Informan
Kunci 1)
Asuhan ELIDA sudah cukup, karena anak binaan yang ada di panti juga hanya
sedikit. Ibu Wirawati menggatakan 2 pengasuh anak saja sudah bisa untuk mengasuh
anak-anak binaan yang ada di Yaysan Panti Asuhan ELIDA Children Home Medan.
“Anaknya dikit bagaimana tambah pengasuh anak, kan ada perma jadi cukup
2. Kalau mau nambah nanti Ibu Dewi yang menggurus”. Permalah yang
ngatur karna dia kan orang lama disini jadi dia yang mengatur uang.
Pokoknya kalau ada sumbangan-sumbangan dari tamu, saya tulis dibuku tamu
Kunci 2)
tenaga yang ada di Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home sangat kurang,
dimana ada satu orang pengasuh anak harus merangkap menjadi tukang masak.
Terkadang peneliti melihat pengasuh anak kerepotan dalam mengurus anak anak
binaan, dan disini peneliti melihat kepala panti juga ikut terjun langsung dalam
menggurus anak perempuan, dibandingkan anak laki-laki. Sebenarnya ada niat dari
kepala panti untuk menambah penggurus panti tapi kembali lagi bahwa panti sedang
mengalami krisis ekonomi, pengurus panti yang sekarang di gaji dari donatur-donatur
Standar Sumber Daya Manusia di Yayasan Panti Asuhan ELIDA tidak sesuai
dengan Standardisasi Panti Sosial dan Pedoman Akreditasi Panti Sosial menurut
Tidak adanya tenaga ahli seperti pekerja sosial dan psikolog di Yayasan Panti Asuhan
ELIDA juga berpengaruh terhadap kepribadian anak binaan, karena pengasuh anak
belum memiliki kemampuan seperti pekerja sosial dan psikolog dalam mengatasi
penunjang seperti pengasuh anak hanya 2 orang saja, satu orang diantaranya
Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home Medan tercatat pada akta
Semenjak itu Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home Medan resmi berdiri
untuk membantu memberikan pelayanan sosial terhadap anak-anak Yatim atau piatu,
anak terlantar, anak dari keluarga miskin dan lainnya. Wilayah Pelayanan dari
Yayasan Panti Asuhan ELIDA Chilildren Home adalah tingkat provinsi. Yayasan
tidak menutup atau menggambil anak-anak asuh dari wilayah kota Medan saja. Pihak
Yayasan menerima anak-anak dari manapun baik dari kabupaten lain, kecamatan lain
atau bahkan dari provinsi lain. Asalkan latar belakang keluarga jelas.
Tatanan organisasi dari Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home Medan
Asuhan ELIDA Children Home. Audit keuangan Yayasan berasal dari donatur-
memberkati panti ini dalam bentuk pendanaan. Itu yang kami kumpulkan untuk
“Dana untuk kebutuhan panti kami dapatkan dari tamu-tamu saja, anak-anak
doa agar banyak tamu-tamu yang datang. Kadang tamu yang datang bawa
beras, mie, minyak dan banyak lagi kadang juga ada tamu yang ngasih dalam
bentuk uang, tapi gak ada tamu yang rutin, ganti-ganti orangnya” (Informan
Kunci 1)
Asuhan ELIDA Children Home Medan hanya mengandalkan dana dari para donatur-
danotur. Selama sebulan ada saja donatur yang datang untuk membantu dalam bentuk
datang pun tidak tetap, berganti-ganti orang. Pendiri Yayasan sendiri sudah tidak
sanggup lagi untuk membiayai operasional panti. Jika ada donatur-donatur yang
datang memberikan sumbangan dalam bentuk uang, uang tersebut untuk biaya
keorganisasian panti sosial harus memiliki anggaran yang berasal dari sumber tetap,
sedangkan Yayasan Panti Asuhan ELIDA tidak memiliki sumber tetap. Untuk Status
Pendiriannya Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home Medan memiliki akta
dari Yayasan Panti Asuhan ELIDA yaitu menggunakan struktur yayasan, Fungsi
Sarana dan Prasarana merupakan seperangkat alat yang digunakan dalam suatu
proses kegiatan baik alat tersebut adalah merupakan peralatan pembantu maupun
peralatan utama, yang keduanya berfungsi untuk mewujudkan tujuan yang hendak
Kesejahteraan Sosial pasal (1) ayat (12) Standar Sarana dan Prasarana
Sosial.
Menurut pengasuh anak dan anak-anak binaan ada beberapa bangunan di Panti
yang seharusnya diperbaiki karena hal tersebut jadi menganggu ruang gerak anak
binaan dan masih banyak alat-alat yang seharusnya sudah bisa diganti karena tidak
layak pakai lagi, bahkan membahayakan anak binaan. Menurut penuturan dari
pengasuh anak dan anak-anak binaan ruangan yang benar-benar harus di perbaiki
“Ada ruangan yang masih harus diperbaiki karena atabnya bocor. Seperti
tapi sedikit, gak kena kasur kena sampingnya aja, sama sebelah sana ruang
kaya goyang, kaya mau jatuh gitu jadi maunya keramiknya diperbaiki. Dapur,
kulkasnya harusnya diganti karena tidak terpakai lagi. Ruangan laki-laki ada
kak banyakan yang bocor bekas kamar kami, dari kemarin udah diperbaiki
cuman kurasa bocor lagi gitu. Kamar mandi ada yang perlu diperbaiki
atabnya udah mulai hancur semua, pintu kadang rusak juga haha, lampu gak
“Kalau kamar perempuan si enggak, tapi kalau di kamar laki-laki ada tuh
bocor. Kalau menurutku sih bagusan kamar perempuan yang dulu di perbaiki
ya kan ka, karena uda cukuplah ruangannya segitu jadi biar disitu aja kami
“Ada ka! Kamar laki-laki ka bocor, kasian juga mereka ka kalau hujan
mereka kebocoran, jadi sering becek. Terus kamar mandi pintu nya rusak ka,
sama kamar mandinya gak ada lampunya jadi kalau malam gelap ka, jadi
“Ruangan laki-laki ka keramiknya gak bagus, kalo jalan kaya mau jatuh,
terus atabnya lagi bocor apalagi sekarang musim hujan jadi bocor terus.
dan Prasarana yang ada di Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home Medan
belum cukup memadai. Dari observasi yang dilakukan oleh penulis mendapatkan
temuan bahwa kondisi prasarana banyak yang kurang terawat. Seperti kondisi toilet
untuk anak-anak binaan tidak terawat, pintu kamar mandi rusak, lampu kamar mandi
juga tidak menyala. Asrama putra terlihat atapnya sudah rusak dan sering mengalami
kebocoran saat hujan. Asrama laki-laki berada di lantai 2 dan sering terasa goyang
keramiknya jika berjalan atau berlari di area asrama laki-laki. Stop contact yang ada
diruangan laki-laki sebenarnya sudah tidak layak pakai, tapi masih sering digunkan
Bagian dapur yaitu kulkas sudah tidak berfungsi lagi dan peralatan dapur sudah
tidak lengkap lagi. Meja makan dan kursi untuk anak binaan tidak ada, mereka hanya
memiliki satu meja makan panjang saja dan mereka jarang makan dimeja makan,
biasanya mereka makan diruangan santai. Anak binaan juga tidak memiliki meja
untuk sarana yaitu sekitar 6 bulan yang lalu, dimana ada donatur yang memberikan
dalam bentuk uang tapi dalam bentuk tenaga fisik dan bahan-bahan perlengkapan
“Kamar perempuan ini dibangun oleh tamu, orang cina. Dia orang bawa
tukang dan semuanya, kamar ini diperbaiki belum lama ini baru beberapa
dan prasarana keterampilan bagi anak-anak binaan ini akan sangat berpengaruh dalam
proses pelayanan. Seperti misi dari Yayasan Panti Asuhan ELIDA Children Home
mengajarkan anak-anak keterampilan agar anak-anak binaan setelah keluar dari panti
ini mempunyai keahlian khusus tapi tetap yang menjadi kendala adalah terbatasnya
“Sebenarnya kalau kami lihat untuk sarana gedungnya saya fikir sudah
asuhan ini kelak akan menjadi anak-anak yang kreatif. Nahhh.. untuk
menciptakan kreativitas anak ini kan butuh sarana penunjang, seperti bahan-
belum punyanya itu bukan kami tidak mau memfasilitasi tetapi karna memang
terbatasnya pendanaan dan kami tidak cukup kuat untuk membeli. Contoh
mereka paling tidak bisa menjahit dan untuk membeli alat mesin jahitnya
inikan dibutuhkan biaya juga. Paling tidak minimal 1 atau 2 mesin jahit itu
harus ada. Terus anak laki-laki paling tidak kami bekali dia dengan
membuka pikiran mereka, saatnya mereka dewasa mereka sudah tau bekerja.
kerja kami yang ada di luar untuk bisa menerima mereka. Jadi memang dari
dari luar panti. Anak-anak binaan diajarkan cara membuat ice-cream dari kain,
diajarkan cara melukis dan menggambar, diajarkan cara bermain musik, tapi sekarang
anak binaan tidak pernah diajarkan keterampilan lagi, karena sudah tidak ada lagi
relawan yang datang untuk mengajarkan keterampilan kepada anak binaan . Hal ini
“Kalau dulu sih sering, keterampilan menari kaya dibilang sebelumnya tadi
buat handuklah, terus melukis. Menurut ku perlu lah dijari keterampilan lagi.
Kan gini kalau nanti kita keluar gitu kan, kita punya sesuatu yang dibawa dari
sini gitu. Jadi kita walaupun ecek-eceknya lah kita gak begitu pintar di sekolah
jadi kita punya pengalaman dari sini. Jadi bisa bangun usaha sendiri gitu.
Bagus juga gitu kalau ada kursus salon, kursus menjahit kan bisa
maksudnya ada botol disini baru handuknya kita bentuk-bentuk kaya ice cream
gitu, jadi nampaknya kaya ice-cream, padahal handuk isinya. Yang ngajarin
menggambar dan belajar musik. Menurut santa perlu ada lagi yang ngajarin
keterampilan supaya makin pintar, dan menjadi tahu bakat kita dimana”
“Iya kak dulu diajari, buat boneka, menggambar, melukis, musik gitu. Ada
kakak-kakak dari luar yang ngajarin. Perlu kak diajari keterampilan lagi biar
kami tau masing-masing kelebihan yang ada didalam diri. Jujur aja aku
orangnya malu, cepat menyerah kak belum di coba udah nyerah sampai disini
kan ka diajari semua aku binggung, karena disana gak pernah diajarin yang
kaya gini. Yang aku tau bersih-bersih bantu mama kalau soal masak gatau.
“Pernah, membuat pita dari kain, membuat ice-cream dari kain, membuat
banyak lah. Perlu ada lagi kak yang ngajarin supaya Panti Elida itu lebih
Selain Sarana dan Prasarana yang belum cukup memadai, listrik dan air sangat
dibutuhkan di Yayasan ini. Menurut penuturan dari Ibu Wirawati beberapa bulan
yang lalu pernah terjadi pemadaman listrik dikarenakan Yayasan hampir menunggak
pembayaran bebeerapa bulan. Akibat dari pemadaman listrik banyak aktivitas yang
terbengkalai.
listriknya mahal, nah listrik kan yang kita jaga. Kami menghemat listriklah
karena pernah listrik diputus, sebentar sih gak ada satu hari, karna
menunggak pembayaran hampir banyak juga. Kami kena hampir 7 juta itu.
Indah merasakan akhir-akhir ini listrik panti sering di putus karena besarnya
pemakaian arus listrik. Untuk air tidak ada masalah, hanya saja anak-anak binaan
sering lupa untuk mematikan air, sehingga membuat mesin dari air cepat rusak.
“Kalau untuk sekarang ini si sering kak, karenakan besarnya pemakaian arus
listrik itu soalnya dulu kan di atas gak ada yang nempatin, sekarang pak agus
sudah tinggal disitu, pak agus hidupin AC, jadi bertambah aja biaya listriknya,
jadi sering diputusin hehe”. Kalau air sih emm gak ada masalah sebenarnya
Cuma karna kami sering lupa matikan jadi kadang rusak sanyonya karna
Kementerian Sosial tidak sesuai dengan Standardisasi Panti Sosial dan Pedoman
Akreditasi Panti Sosial, karena Yayasan Panti Asuhan ELIDA tidak memiliki ruang
pelayanan dan tidak mengajarkan keterampilan bagi anak binaan. Tidak memiliki
sarana umum yang lengkap seperti sarana olahraga, peralatan plahraga, ruang makan,
ruang belajar, ruang kesehatan dan perlengkapannya. Yayasan Panti Asuhan ELIDA
Childre Home Medan juga tidak memiliki sarana penunjang bagi anak binaan
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
sebagai berikut:
Asuhan ELIDA Children Home Medan melalui Standar pelayanan sosial yang terdiri
dari tahapan Standar Proses Pelayanan dan Standar Hasil Pelayanan. Standar
Keorganisasian terdiri dari tahapan Standar Program, Standar Sumber Daya Manusia,
belum maksimal karena masih ada program yang perlu ditingkatkan yaitu
petugas kebersihan dan satpam. Dan yang terakhir tahapan standar Sarana
keterampilan bagi anak binaan, tidak memiliki sarana umum yang lengkap
perawatan dan peremajaan gedung dan banyak sarana di Panti yang sudah
tidak layak digunakan dan harus diganti. Tahapan tahapan tersebut tidak
6.2 Saran
beberapa saran yang ditujukan kepada semua pihak yang mempunyai kepentingan.
1. Pihak Yayasan lebih tegas lagi terhadap keluarga dan anak binaan, agar tidak
binaan tidak jenuh terhadap kegiatan rohani. Pengasuh anak juga harus lebih
lembaga profit maupun non profit untuk peningkatan kualitas pelayanan sosial
Ardana, Komang & Mujiatini, Wayan & Sriathi, Anak. 2008. Perilaku
Keorganisasian. Yogyakarta: Graha Ilmu
Arikunto, Suharsimi & Safruddin, Cepi. 2014. Evaluasi Program Pendidikan;
Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Edisi
kedua. Jakarta: Bumi Aksara.
Fahrudin, Adi. 2012. Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.
Gitosudarmo, Indriyo & Sudita I Nyoman. 1997. Perilaku Keorganisasian.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Nugroho, Riant. 2009. Public Policy. Jakarta: PT. Elex Kamputindo.
Siagian, Matias. 2011. Metode Penelitian Sosial. Medan: Grasindo Monoratama.
Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama.
Sukarni, Mariyati. 1994. Kesehatan Keluarga Lingkungan. Yogyakarta: Kanisius.
Suyanto, dan Sutinah. 2008. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group
Sumber Lain :
Badan Pendidikan Jabatan Fungsional Pekerja Sosial dan Penyuluh Sosial
Kementerian Sosial Republik Indonesia. 2012. Panduan Teknis Akreditasi
Lembaga di Bidang Kesejahteraan Sosial. Jakarta
Ginting, Gadis Vania. 2016. Evaluasi Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal
Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak di Yayasan Amal Sosialal-Washliyah
Gedung Johor Medan. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara.
Undang-Undang Penanganan Fakir Miskin dan Kesejahteraan Sosial. 2012. Bandung:
Fokusindo Mandiri.
Sumber Online :
Ige, Edhie Prayitno. “Bermasalah, 24 Panti Sosial di Demak ditutup paksa”. 06 Maret
2014. http://news.liputan6.com/read/2019052/bermasalah-24-panti-sosial-di-
demak-ditutup-paksa diakses pukul 14.54 WIB tanggal 04 November 2016.