Anda di halaman 1dari 17

TUGAS RESUME DARI 2 JURNAL

JURNAL I

“PERANCANGAN RASIO SISTEM TRANSMISI SERTA ANALISIS KINERJA


TRAKSI PADA MOBIL”

JURNAL II

“ANALISIS SISTEM TRANSMISI PADA RANCANG BANGUN KENDARAAN


OFF ROAD TOYOTA FJ40”

Dosen Pengampu :

Drs. Adi Tri Tyassmadi, M.Pd.

Penyusun :

Rifqi Arliansyah (1502617066)

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
Tugas Resume dari 2 Jurnal ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak
lupa kami mengucapkan terimakasih kepada para penulis jurnal yang telah
memberikan ilmunya kepada penyusun agar terselesaikannya tugas resume
ini.

Penulis sangat berharap semoga hasil resume ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan resume ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan resume ini.

Jakarta, 09 April 2021


Penyusun
HASIL RESUME 2 JURNAL

1. Jurnal Pertama

Perancangan Rasio Sistem Transmisi Kendaraan Penggerak


Roda Belakang Untuk Meningkatkan Kinerja Traksi

IGAK Suriadi, I Ketut Adi Atmika

Jurusan Teknik Mesin Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran Bali

Gaya traksi yang terjadi pada bidang kontak roda penggerak dan jalan dipengaruhi
oleh banyak faktor diantaranya adalah: karakteristik torsi mesin, karakteristik kopling, rasio
dan tingkat transmisi, rasio gardan, karakteristik propeller shaft, diameter efektif roda,
karakteristik kontak roda dan jalan. Dari sekian banyak parameter yang mempengaruhi salah
satu yang sangat besar pengaruhnya adalah rasio dan tingkat transmisi atau disebut rasio
sistem transmisi. Besar kecilnya traksi untuk setiap tingkat gigi serta kecepatan kendaraan
yang mampu dicapai dapat dikendalikan dengan mengatur atau merancang rasio dan jumlah
tingkat kecepatan gigi transmisi, sehingga didapatkan kinerja traksi yang optimum.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan mengkaji kinerja traksi sistem transmisi
kendaraan roda empat kondisi standar dengan penggerak roda belakang,
memodifikasi/merancang sistem tersebut. Kemudian melakukan analisa kebutuhan gaya
traksi yang diperlukan serta kemampuan traksi yang mampu dihasilkan sistem transmisi
standar dan sistem transmisi hasil perancangan ketika melewati berbagai kondisi jalan.

Metode penelitian yang dilakukan dimulai dengan pengujian/eksperimen, dimana


pengujian dilakukan untuk menguji mesin kendaraan penggerak roda belakang pada chassis
dinamometer untuk mendapatkan data besarnya daya di poros penggerak, torsi dan kecepatan
yang mampu dihasilkan oleh kendaraan pada setiap interval kenaikan mesin pada tiap rasio
gigi transmisi. Selanjutnya dari data-data yang terkumpul dilakukan modeling, simulasi, dan
analisa dengan menggunakan sistem transmisi standar, sistem transmisi hasil perancangan
dengan progresi geometri bebas terhadap kebutuhan traksi pada kendaraan ketika melintasi
kondisi jalan tertentu. Sistem tranmsisi hasil rancangan menghasilkan traksi maksimum
sebesar 12000 N sedangkan sistem transmisi standar sebesar 10500 N, dengan jarak antara
kurva gigi yang berdekatan semakin dekat. Perancangan atau modifikasi ratio dengan 6
tingkat kecepatan menghasilkan kinerja traksi yang paling baik.
Formula Traksi dan hambatan,

Karakteristik traksi pada kendaraan bermotor pada pokoknya meliputi kemampuan kendaraan

untuk dipercepat, dan mengatasi hambatan hambatan yang terjadi, diantaranya hambatan

rolling (rolling resistance), hambatan tanjakan, juga hambatan aerodinamis.

Dimana :

F= total gaya traksi yang dibutuhkan


Ra = hambatan aerodinamis
Rr= Rolling resistance
Rd = hambatan karena menarik beban
Rg = hambatan tanjakan.
W = berat total kendaraan
a = percepatan kendaraan

Untuk memindahkan daya (power) dari putaran mesin ke roda penggerak diperlukan
suatu mekanisme tertentu. Mekanisme yang digunakan untuk memindahkan daya dari motor
hingga ke roda penggerak tersebut dinamakan Sistem Transmisi Daya atau Sistem Drive
Train.
Secara umum rangkaian mekanisme yang digunakan untuk memindahkan daya dari
motor ke roda penggerak yang terdiri dari komponen kopling, gear box, poros propeler dan
differensial.
Dalam sistem drive train akan terjadi losses atau kerugian yang disebabkan oleh
gesekan yang terjadi antar gigi pada roda gigi, gesekan pada bantalan, juga akibat tahanan
minyak pelumas. Berikut ini adalah harga effisiensi yang biasa untuk beberapa komponen
sistem drive train.
♦ Kopling : 99%
♦ Tiap pasangan roda gigi : 95-97 %
♦ Bantalan dan sambungan : 98-99%
Bila suatu sistem drive train dikarakteristikkan dengan parameter-parameter efisiensi sistem
drive train (ηt) dan perbandingan gigi reduksi (i), maka traksi pada roda penggerak dapat
dirumuskan :
dimana :
Fk = gaya traksi pada tingkat ke- k ( Kgf)
P = daya mesin (Hp)
N = putran mesin (Rpm)
r = jari-jari roda penggerak (m)
atau persamaan 3 ditulis dalam bentuk lain :

dimana :
Fk = gaya traksi pada tingkat ke- k ( N)
Me = torsi mesin untuk kecepatan v (Nm)
Kemudian hubungan antara kecepatan kendaraan dan kecepatan putaran mesin adalah :

dimana :
V = Kecepatan kendaraan (km/jam)
s = Koefisien slip pada ban (2-5 %)
D = diameter roda (m)
Dalam perhitungan awal, ratio gigi antara yang tertinggi dan terendah dapat dicari dengan
menggunakan hukum Progresi Geometri. Dasar dari metoda ini adalah batas kecepatan
operasi dari mesin terendah (ne1) dan tertinggi (ne2) harus ditentukan lebih dahulu.
Penetapan ini berdasarkan karakteristik torsi dari mesin, biasanya dipilih disekitar torsi
maksimum mesin. Konsep dari metode progresi geometris, ditunjukkan seperti gambar 1[1]
1. Hasil dan Pembahasan
1.1 Karakteristik Daya-Torsi Engine Kendaraan Model

Untuk pemakaian pada kendaraan bermotor, karakteristik daya guna ideal dari sumber
tenaga penggeraknya adalah dihasilkan tenaga yang konstan pada semua tingkat kecepatan.
Dengan tersedianya tenaga yang konstan tersebut, pada kecepatan yang rendah akan tersedia
torsi yang cukup besar, akan dipergunakan untuk menghasilkan traksi yang cukup pada ban
untuk mempercepat kendaraan. Dengan bertambahnya kecepatan, torsi mesin akan menurun
secara hiperbolis. Hal ini sesuai dengan kebutuhan traksi pada kendaraan, dimana pada
kecepatan yang cukup tinggi, kebutuhan traksi tidak lagi besar.
Kendaraan yang diambil sebagai obyek yang ingin dirancang karakteristik traksi dan
modifikasi jumlah dan rasio sistem transmisinya mempunyai spesifikasi sebagai berikut ;
 m : 1530 Kg
 L : 2750 mm
 L1 : 1320 mm
 h : 420 mm
 Pmax : 136 Hp / 5600 Rpm
 Torsi mak : 18,6 kg m / 4000 Rpm
 Transmisi 5 tingkat kecepatan
I; 3,928 II; 2,142 III; 1,397 IV; 1,000 V; 0,851
 Perbandingan akhir : 4,743
 Diameter Roda : 0,60 m
Kemudian hasil uji karakteristik daya torsi engine kendaraan model, dicuplikan
seperti gambar 2.
1.2 Karakteristik Traksi
Rasio dari roda gigi akhir (terendah) ditentukan oleh kecepatan maksimum kendaraan
yang akan dirancang, sedangkan traksi maksimum menentukan besar rasio roda gigi awal
(tertinggi). Kemudian rasio diantara kedua batas tersebut dibuat sedemikian rupa agar traksi
yang dihasilkan kendaraan dapat mendekati karakteristik idealnya.Hasil perancangan rasio
gigi untuk pemasangan 4, 5, dan 6 tingkat kecepatan ditunjukkan pada tabel 1.
2. Jurnal Kedua

ANALISIS SISTEM TRANSMISI PADA RANCANG BANGUN


KENDARAAN OFF ROAD TOYOTA FJ40
Muhammad Gilang Kandias

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Seiring berjalannya waktu dan jarak tempuh kendaraan, maka banyak bagian-bagian dari
kendaraan yang perlu dirawat dan diperbaiki, begitu juga dengan sistem transmisi yang
memungkinkan terjadinya kerusakan pada sistem kerjanya. Sesuai dengan pembatasan, maka
kasus atau masalah yang akan dibahas mengenai kopling selip. Penybab susahnya
mengoprasikan transmisi pada kendaraan mrupakan suatu masalah, karena tidak sesuai
persyaratan bagi transmisi:

1) Menghasilkan tenaga yang lebih besar untuk start dan berjalan ditempat mendaki.

2) Menggerakkan roda-roda pada kecepatan tinggi selama pengendaraan kecepatan tinggi.

3) Menggerakkan roda-roda pda arah yang berlawanan untuk mundur.

Untuk itu diperlukan perawatan serta pengecekan berkala pada sistem transmisi pada
saat melakukan servie kendaraan.

a. Prosedur perawatan Transmisi

Pemeliharaan pada transmisi bertujuan untuk menjaga dan memaksimalkan lagi kinerja
pada sistem transmisi agar kendaraan tetap dalam keadaan baik, dan mencegah terjadinya
kerusakan-kerusakan komponen tersebut. Hal ini juga sangat diperlukan selain pemeliharaan
dan pengoperasian sistem kopling pada kendaraan oleh pengendara juga sangat penting untuk
memperhatikan, pada saat pengemudi berkendara terkadang kaki dari pengemudi itu selalu
memindahkan tuas transmisi tanpa terlebih dahulu menginjak pedal kopling, hal ini membuat
gigi transmisi bergesekan dengan sangat bising dikarenakan kecepatan putaran roda gigi di
kedua bagian tersebut belum seimbang. Sehingga memperpendek usia di kedua bagian roda
gigi.
Melakukan pemeliharaan perlu memeriksa kondisi pelumas transmisi baik kualitas dan
kuantitasnya. Kualitas terkait dengan berapa lama pelumas transmisi tersebut digunakan,
yaitu dengan melihat angka kilometer perjalanan kendaraan atau dapat di check dari
ketinggian pelumas dan warna dari pelumas terseebut dengan melepas DIP Stick. Hal ini
merupakan salah satu pemeliharaan terhadap sistem transmisi bila sudah waktu pergantian
dan pengecekan harus dilaksanakan.
b. Perhitungan pada Sistem Transmisi

Berdasarkan data sebelumnya bahwa pada sistem transmisi diketahui perbandingan gigi /
gear ratio pada tiap gigi percepatan, pada first gear adalah 5,352, second gear adalah 2,975,
third gear adalah 1,604, fourth gear adalah 1,00 dan pada reverse gear adalah 4,970. Setelah
mengetahui nilai gear ratio, selanjutnya dapat mengetahui nilai putaran output transmisi pada
masing-masing gigi percepatan. Diketahui torsi engine 240 N.m pada puataran 1800 Rpm.

1. Analisis data

Setelah melakukan pengambilan data dari spesifikasi kendaraan Toyota 14B. Terdapat
kerusakan pada komponen-komponen yang telah aus dan rusak, diperlukan penggantian
agar transmisi bekerja secara optimal. Perlu dilakukan juga penambahan pelumas dan
pengencangan baut-baut pada saat pemasangan sistem transmisi.

2. Menentukan nilai putaran output pada sistem transmisi


a. Pada saat gigi satu
4. Kegunaan masing-msing transmisi terhadap kondisi jalan
a. Gigi satu

Sistem pemindah transmisi ini mereduksi putaran sebesar 336,95 rpm pada putaran
engine 1800 rpm. Sangat cocok untuk digunakan pada saat kendaraan awal mula
melaju. Torsi yang besar yaitu 1284,48 N.m pada putaran 1800 rpm. Sangat
disarankan untuk memakai gigi satu bila kondisi jalan mendaki dengan sudut curam
atau pada jalan dengan medan yang sulit seperti off-road.

b. Gigi dua

Pemindah transmisi ini mereduksi putaran sebesar 605,04 rpm pada putaran engine
1800 rpm. Perbedaan putaran gigi satu ke gigi dua tidak mengalami perubahan
putaran yang signifikan. Akan tetapi kecepatan kendaraan bertambah dan torsinya
berkurang menjadi 714 N.m pada putaran engine 1800 rpm. Gigi dua ini nyaman
digunakan bila dalam kecepatan rendah dan juga bisa digunakan saat mendaki akan
tetapi kemiringan jalan yang tidak terlalu ekstrem.

c. Gigi tiga

Transmisi ini digunakan untuk meneruskan putaran kendaraan untuk meningkatkan


kecepatan kendaraan kepada gigi berikutnya dengan mereduksi putaran 1122,04 rpm
pada putaran engine 1800 rpm kurang lebih mereduksi putaran sebesar 1000 rpm
untuk meningkatkan kecepatan kendaraan untuk melaju. Torsi yang dihasilkan 384,96
N.m pada putaran engine 1800.

d. Gigi empat

Gigi empat ini baiknya digunakan pada kondisi jalan yang mendatar dan juga melaju
dengan kecepatan tinggi. Karenakan torsi yang dihasilkan pada gigi empat ini sama
dengan putaran engine dengan putaran 1800 rpm pada keadaan yang sama diputaran
engine. Torsi yang dihasilkan 240 N.m pada 1800 rpm.

e. Gigi mundur

Transmisi ini digunakan untuk kendaraan melaju dengan mundur. Pada gigi mundur
ini kendaraan tidak dapat melaju dengan kecepatan tinggi dikarenakan putaran yang
direduksikan hampir sama dengna gigi satu yaitu 362,17 rpm pada putaran engine
1800 rpm. Torsi yang dihasilkan juga sangat besar yaitu 1192,8 N.m pada putaran
engine 1800 rpm, dikarenakan untuk memudahkan pengemudi mengontrol kendaraan
pada saat undur dengan kecepatan rendah.
KESIMPULAN

1. Kesimpulan Jurnal Pertama


Dari hasil perhitungan dan analisa dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Transmisi standar menghasilkan traksi maksimum sebesar 10500 N, dan jarak gigi
I dan II cukup jauh
2. Sistem tranmsisi hasil rancangan menghasilkan traksi maksimum sebesar 12000 N
denganjarak antara kurva gigi yang berdekatan semakin dekat.
3. Semakin banyak tingkat transmisi, semakin kecil traksi yang terbuang.
4. Perancangan atau modifikasi ratio dengan 6 tingkat kecepatan menghasilkan
kinerja traksi yang paling baik.
2. Kesimpulan Jurnal Kedua
Berdasarkan hasil analisa masalah dan perhitungan dapat disimpulkan bahwa :
1. Pemindahan gigi berdasarkan RPM engine kendaraan, bukan dari kecepatan laju
kendaraan.
2. Penggunaan gigi yang tepat sesuai putaran mesin dapat memperpanjang masa
guna kendaraan.
3. Pemindahan gigi yang tepat sesuai kondisi jalan, dapat memberikan kenyaman
berkendara.
4. Hasil reduksi putaran engine pada 1800 rpm dan torsi yang dihasilkan berbeda
pada tiap tingkatan gigi transmisi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Suriadi, IGAK. Atmika, I Ketut Adi. 2016. PERANCANGAN RASIO SISTEM


TRANSMISI SERTA ANALISIS KINERJA TRAKSI PADA MOBIL. Bali. Universitas
Udayana.
2. Kandias, Muhammad Gilang. 2018. ANALISIS SISTEM TRANSMISI PADA
RANCANG BANGUN KENDARAAN OFF ROAD TOYOTA FJ40. Bandung.
Universitas Pendidikan Bandung.

Anda mungkin juga menyukai