01 Transformasi Sustainability
01 Transformasi Sustainability
Oleh:
Daeng M. Nazier & Indah Umiyati
(Dosen Tetap STIE Sutaatmadja Subang)
Abstrak
Dalam kerangka stakeholder theory, perusahaan melalui
mekanisme corporate governance diharapkan dapat
menjaga akuntabilitasnya selain kepada shareholder juga
kepada pada stakeholder lainnya. Perusahaan mulai
menyadari kebutuhan untuk mengkombinasikan semua
aspek dalam sustainability reporting dan laporan
keuangan kedalam sebuah laporan tunggal, yang
kemudian disebut dengan istilah integrated reporting
<IR>. Tulisan ini mencoba untuk mengkaji transformasi
sustainability reporting menjadi <IR>, dukungan dan
kritik atas aplikasi <IR> oleh perusahaan sebagai
cerminan akuntabilitas, penelitian mengenai aplikasi
<IR> oleh perusahaan serta sejauhmana aplikasi <IR>
oleh perusahaan di Indonesia. Transformasi Sustainability
Report menuju <IR> membutuhkan kerangka berfikir
yang terintegrasi sehingga menghasilkan <IR> yang
Abstract
Within the framework of stakeholder theory, companies
through corporate governance mechanisms are expected
to maintain accountability either to the shareholders and
the other stakeholders. The company began to realize the
need to combine all aspects of sustainability reporting
and financial reports into a single report, which is then
referred to as integrated reporting <IR>. This paper
attempts to examine the transformation of sustainability
reporting towards <IR>, support and criticism of
application of <IR> by the company as a reflection of
accountability, research on application of <IR> by the
company as well as the extent of application of <IR> by
company in Indonesia. Transformation from
1. Pendahuluan
Dalam kerangka stakeholder theory, perusahaan
melalui mekanisme corporate governance diharapkan
dapat menjaga akuntabilitasnya selain kepada
shareholder juga kepada pada stakeholder lainnya.
Stakeholder yang berbeda-beda (seperti: karyawan,
pelanggan, pemasok, kreditur, pemerintah) memiliki
kepentingan yang berbeda dari segi ekonomi, lingkungan
dan sosial dalam menilai kesuksesan sebuah perusahaan.
Harapan stakeholder kepada perusahaan semakin
berkembang tidak hanya dalam profit namun juga laporan
kepada stakeholder terkait dengan informasi yang
Transformasi Sustainability Reporting Menuju Integrated 3
Reporting (IR) Sebagai Cerminan Semakin Luasnya
Akuntabilitas dalam Corporate Governance.
diperlukan dilakukan untuk mencapai komunikasi yang
efektif. Sehingga laporan perusahaan harus berisi
informasi yang relevan dan terintegrasi bagi semua
stakeholder (Hindley and Buys, 2012).
Perhatian terhadap dampak dari aktivitas bisnis
terhadap lingkungan dan sosial telah mendorong
perusahaan untuk mulai mempublikasilan laporan yang
memberikan informasi mengenai kinerja perusahaan
terkait lingkungan dan sosial (Hahn and Kuhnen, 2013).
Laporan ini mempunyai sebutan yang berbeda-beda
misalnya: corporate citizenship report, environmental
report dan sustainability report (Roth, 2014). Walaupun
biasanya aspek lingkungan dan sosial termasuk ke dalam
laporan tahunan perusahaan kepada para pemegang
sahamnya, namun laporan keuangan dan laporan kinerja
lingkungan dan sosial masih merupakan dua laporan yang
terpisah. Tren sekarang, perusahaan mulai menyadari
kebutuhan untuk mengkombinasikan semua aspek dalam
sustainability reporting dan laporan keuangan kedalam
sebuah laporan tunggal, yang kemudian disebut dengan
istilah integrated reporting <IR> (Roth, 2014).
<IR> yang mulai berkembang sejak tahun 2010
dan dikuatkan dengan kerangka yang dikeluarkan oleh
International Integrated Reporting Council (IIRC) pada
Desember 2013 cukup menarik untuk dikaji. Oleh karena
itu, tulisan ini mencoba untuk mengkaji transformasi
sustainability reporting menjadi <IR>, dukungan dan
2.3. Akuntabilitas
Akuntabilitas sebagai salah satu prinsip
corporate governance dapat didefinisikan sebagai
kewajiban untuk menyediakan akun atau rekening untuk
setiap tindakan yang harus dipertanggungjawabkan,
konsep utama dari akuntabilitas mencakup: kepada siapa
perusahaan bertanggungjawab dan untuk apa perusahaan
bertangungjawab (Zyl, 2013).
Sebagai salah satu prinsip dari konsep good
corporate governance Kaihatu (2006) mendefinisikan
akuntabilitas sebagai sebuah kejelasan fungsi, struktur,
sistem, dan pertanggungjawaban organ perusahaan
sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara
efektif. Penerapan konsep ini semata-mata untuk
meningkatkan kinerja perusahaan melalui supervisi atau
pemantauan kinerja manajemen dan adanya akuntabilitas