Kata Imbuhan
Kata Imbuhan
tengah, atau gabungan di antara tiga imbuhan itu—untuk membentuk kata baru yang artinya berhubungan
dengan kata yang pertama.
Kata berimbuhan adalah kata yang telah mengalami proses pengimbuhan atau (afiksasi). Imbuhan atau
afiksasi adalah morfem terikat yang digunakan dalam bentuk dasar untuk membentuk kata. Hasil dari
proses pengimbuhan itu disebut kata berimbuhan atau kata turunan.
Daftar isi
1 Jenis-jenis Imbuhan
2 Fungsi Imbuhan
3 Awalan pen-
4 Awalan ber-
5 Awalan men-
6 Awalan di-
7 Awalan ter-
8 Awalan se-
9 Awalan per-
10 Akhiran –an
11 Akhiran –kan dan –i
o 11.1 Perbedaan-perbedaan
12 Konfiks ke-an
13 Konfiks pe(n)-an
14 Konfiks per-an
15 Konfiks se-nya
16 Klitika –ku, –mu, –nya
17 Lihat pula
Jenis-jenis Imbuhan
Awalan atau prefiks, Contoh: meN-, ber-, di-, ter-, peN-, per-, se-, dan ke-.
Sisipan atau infiks, Contoh: -el-, -em-, -er-, -e-, dan -in-.
Akhiran atau sufiks, Contoh: -kan, -an, -i, dan -nya.
Konfiks atau simulfiks: berupa awalan dan akhiran yang pemakaiannya sekaligus. Contoh: ke-an,
per-an, peN-an, ber-an, dan se-nya.
Di samping itu, terdapat pula imbuhan yang merupakan serapan dari bahasa asing, yaitu: -I ; -man ;
-wan ; -wati ; -iyah ; - is ; -sasi ; -isme.
Dari bahasa Arab: -ah, -i. Fungsinya sebagai pembentuk atau penanda kata sifat. Contoh:
manusiawi, alamiah, alami.
Dari bahasa Sanskerta: -man, -wan, -wati. Fungsinya sebagai pembentuk kata benda. Contoh:
budiman, wartawan, pragawati.
Dari bahasa Inggris: -an, -en, -is, -if, -al. Fungsinya sebagai pembentuk kata sifat. Contoh:
imigran, presiden, egois, deskriptif, formal.
Fungsi Imbuhan
Pemakaian imbuhan dapat mengubah kelas kata. Kata benda misalnya, setelah diberi imbuhan bisa
menjadi kata kerja, kata sifat, atau kata lainnya.
Contoh:
Membentuk kata benda, yakni peN-, pe-, per-, ke-, -isme, -wan, -sasi, -tas, peN-an, pe-an, per-an,
dan ke-an. Contoh: pelaut, penyapu, wartawan, dll.
Membentuk kata kerja, yakni me-, ber-, per-, ter-, di, -kan, ter-kan, dan di-i. Contohnya: melaut
berlayar, terlihat diminum, bawakan, lempari, menaiki.
Membentuk kata sifat, yakni –I, -wi, -iah, dan –is. Contohnya: manusiawi, duniawi, ilmiah,
agamis.
Membentuk kata bilangan yakni se- dan ke-. Contohnya: sepuluh dan kedua.
Membentuk kata keterangan, se-nya ; -nya ; -an, Contoh: sepertinya, habis-habisan, seindah-
indahnya, dll.
Awalan pen-
Imbuhan pen- merupakan salah satu awalan yang pemakaiannya sangat produktif. Makna yang dikandung
awalan peN- bermacam-macam antara lain:
Awalan ber-
Apabila diikuti kata dasar yang berawalan dengan huruf /r/ dan beberapa kata dasar yang suku
pertamanya berakhir dengan /er/, maka ber- menjadi be-. Contoh: beramal, bekerja.
Apabila diikuti kata dasar ajar, maka ber- menjadi bel-. Contoh: bel + ajar = belajar.
Apabila diikuti kata dasar selain yang disebutkan di atas, maka ber- tetap tanpa perubahan.
Contoh: ber + balik = berbalik.
Makna yang terkandung oleh awalan ber-, antara lain:
Dalam beberapa tulisan atau berbagai percakapan sering dijumpai pelesapan-pelesapan imbuhan ber-.
Perhatikan kalimat berikut:
Bentuk-bentuk tanpa ber- seperti pada contoh di atas merupakan pemakaian kalimat yang tidak baku. Hal
tersebut antara lain merupkan unsur pengaruh dari bahasa daerah. Kalimat-kalimat tersebut seharusnya
diucapkan:
Awalan men-
Apabila awalan me- dihubungkan dengan kata dasar (bahasa Inggris: word stem,root word) dengan fonem
awal tertentu, terjadi variasi bentuk, yakni me-, mem-, men, meng-, dan meny-.
Imbuhan meN- apabila ditambahkan pada kata dasar berfonem awal vokal, /k/, /h/, /g/, /kh/ berubah
menjadi meng- Contoh:
Jika imbuhan meN- ditambahkan pada kata dasar dengan fonem awal /l/, /m/, /n/, /ng/, /ny/, /r/, /y/,
atau /w/, bentuknya berubah menjadi me-
Jika meN- ditambahkan pada kata dasar yang berfonem awal /c/, /d/, /j/, /sy/ atau /t/ bentuknya berubah
menjadi men-
Jika meN- ditambahkan pada kata dasar berfonem awal /b/, /p/, atau /f/, bentuknya berubah menjadi mem-
Jika meN- ditambahkan pada kata dasar berfonem awal /s/ bentuknya berubah menjadi meny- .
Jika meN- ditambahkan pada kata dasar yang bersuku satu, bentuknya berubah menjadi menge-.
Jika dirasakan masih baru, proses peluluhan kata-kata yang berasal dari bahasa asing tidak berlaku.
Namun, jika kata dasar itu tidak asing lagi, proses penggabungan mengikuti kaidah yang umum.
Jika kata kerja berkata dasar tunggal direduplikasi, kata dasarnya diulangi dengan mempertahankan
peluluhan konsonan pertamanya.
Penulisan yang benar untuk makna ‘membuat jadi lebih tinggi’ adalah mempertinggi atau meninggikan
bukan mempertinggikan.
Awalan di-
Awalan di- bermakna suatu perbuatan yang pasif, sebagai kebalikan dari awalan (me-(N)) yang bermakna
aktif. Contoh: di- + baca -> dibaca ; di- + ambil = diambil ; di- + jual = dijual Jika di- diikuti oleh kata
yang menunjukkan tempat, maka penulisannya dipisah.
Awalan ter-
Awalan se-
Awalan per-
Awalan per- berubah menjadi pe- apabila ditambahkan pada kata dasar yang diawali huruf /r/
Awalan per- juga berubah menjadi pe- apabila ditambahkan pada kata dasar yang tersusun atas huruf-
huruf berikut:
Contoh:
per- + kerja + -an = pekerjaan
per- + ternak + -an = peternakan
Imbuhan per- berubah menjadi pel- apabila ditambahkan pada bentuk dasar ajar
Akhiran –an
Pada umumnya akhiran –an membentuk kata benda misalnya, pukulan, manisan, satuan, ratusan. Makna
akhiran –an adalah sebagi berikut:
Fungsi
Membentuk kata kerja. Semua kata yang berakhiran –kan dan –i dengan atau tanpa awalan
merupakan kata kerja. Tanpa awalan, akhiran –kan dan –i itu merupakan kata kerja bentuk
imperatif. Contoh:
o Panas (kata sifat)
o Panaskan (kata kerja)
o Panasi (kata kerja)
Menjadikan kata kerja taktransitif menjadi kata kerja transitif. Contoh:
o Didi duduk di kursi (taktransitif)
o Didi menduduki kursi (transitif)
o Didi mendudukkan Adik di kursi (transitif)
Mengintensifkan arti. Contoh:
o Polisi menangkap penjahat.
o Polisi menangkapi penjahat (pekerjaan itu dilakukan berulang-ulang karena objeknya
lebih dari satu).
Perbedaan-perbedaan
Objek yang mengikuti kata kerja berakhiran –kan berpindah tempatnya dan objek itu merupakan
alat. Objek yang mengikuti kata kerja berakhiran –i tetap tempatnya, tidak berpindah, dan objek
itu merupakan tempat berlakunya pekerjaan itu: Contoh:
o Petani itu menanamkan benih di sawahnya.
o Petani itu menanami sawahnya.
Kata kerja berakhiran –kan diikuti oleh objek penderita, sedangkan kata kerja berakhiran –i
diikuti objek penyerta. Contoh:
o Dia menawarkan pekerjaan kepada saya.
o Dia menawari saya pekerjaan.
Adakalanya perbedaan kedua akhiran itu kurang jelas sehingga pemakaiannya seolah-olah sama
saja dan dapat saling menggantikan. Contoh:
o Dia menamai anaknya Alam. (menamai = memberi nama)
o Dia menamakan anaknya Alam. (menamakan = menyebabkan bernama)
Konfiks ke-an
Konfiks ke-an berfungsi sebagai pembentuk kata benda abstrak. Misalnya, kepandaian, kecepatan,
keindahan, kesehatan. Konfiks ke-an memiliki makna sebagai berikut:
Konfiks pe(n)-an
Konfiks pe(n) –an mempunyai variasi bentuk pe-an, pem-an, peng-an, peny-an. Makna konfiks pe(N)-an
adalah sebagai berikut:
Menyatakan hal yang berhubungan dengan kata dasar. Contoh: penanaman, pendidikan.
Menyatakan proses/perbuatan. Contoh: pemberontakan, pendaftaran.
Menyatakan hasil. Contoh: penyamaran, pengakuan.
Menyatakan alat. Contoh: penciuman.
Menyatakan tempat. Contoh: penampungan, pemandian.
Konfiks per-an
Konfiks se-nya
Konfiks se-nya umumnya disertakan pada kata ulang. Fungsinya membentuk kata keterangan. Contoh:
se-nya + putih -> seputih-putihnya ; se-nya + pintar -> sepintar-pintarnya
Konfiks se-nya menyatakan superlatif atau tingkat paling tinggi yang dapat dicapai. Contoh: seputih-
putihnya = seputih mungkin ; sepintar-pintarnya = sepintar mungkin.
Fungsi
Khusus untuk –nya, selain sebagai klitika atau kata ganti orang, juga berfungsi sebagai imbuhan.
Pemakaian –nya pada kata rumah & sepeda adalah tidak perlu karena rujukannya sudah dinyatakan
langsung. Perhatikan kalimat di bawah ini: