Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MINORITAS MUSLIM DI ETIOPIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Minoritas Muslim di Negara Non-Muslim

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. H. Syafiq A Mughni M.A.

Disusun Oleh:

Afifatul Faizah A92218083

KELAS B
JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT maha pengasih lagi maha penyayang yang telah
melimpahkan nikmat, taufik, inayah, serta hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga makalah
kami yang berjudul “Minoritas Muslim di Etiopia” dapat selesai dengan tepat waktu. Sholawat
serta salam senantiasa tercurahkan kepaada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, yang
akan memberikan syafa’at kelak di akhirat.

Makalah ini kami susun dan selesaikan dengan maksimal berkat kerja keras dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Prof. Dr. H.
Syafiq A Mughni M.A. selaku dosen pengampu mata kuliah ini yang telah membimbing dan
mengarahkan kami dalam penyusunan makalah ini, serta segenap pihak yang telah berkontribusi
secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.

Meski demikian, kami menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan
dalam penulisan makalah ini. Sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat
membangun dari pembaca sekalian. Semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan
memberikan manfaat yang nyata untuk banyak orang khususnya bagi pembaca makalah ini.

Lamongan, 30 Mei 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................................3

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................Error! Bookmark not defined.

1.2 Rumusan Masalah........................................................Error! Bookmark not defined.

1.3 Tujuan Penulisan..........................................................Error! Bookmark not defined.

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum Etiopia............................................Error! Bookmark not defined.

2.2 Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Etiopia...................................................6

2.3 Tantangan dan Peluang Umat Muslim di Etiopia..........................................................8

BAB III : PENUTUP

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..………………….11

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Islam masuk dan berkembang di berbagai wilayah dunia dengan cara yang beragam.
Islam juga berhasil masuk dan berkembang di wilayah Afrika, termasuk Etiopia. Etiopia
tersentuh Islam pertamakali pada sekitaran tahun 615 Masehi saat masih bernama Habasyah.
Islam di Etiopia mengalami pasang surut yang disebabkan oleh beberapa hal. Di Etipia
sendiri terdapat sekitar 80 etnis yang tersebar dan Kristen Ortodoks menjadi agama dengan
pengikut paling banyak. Kini, seperti halnya di negara-negara lain di mana Islam menjadi
minoritas, Islam selalu dikaitkan erat dengan radikalisme. Isu-isu ini bahkan sengaja dibuat
oleh pemerintah sehingga umat muslim semakin terpojok. Disamping itu semua,
pertumbuhan penduduk muslim di Etiopia juga terus mengalami peningkatan. Maka dari itu,
makalah ini akan memberikan penjelasan mengenai “Minoritas Muslim di Etiopia” yang di
dalamnya akan dipapaparkan mengenai gambaran umum Wtiopia, sejarah masuk dan
berkembangnya Islam di sana, serta tatangan dan peluang yang dihadapi umat muslim di
Etiopia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana gambaran umum Etiopia?.
2. Bagiamana sejarah masuk dan berkembangnya Islam di Etiopia?.
3. Bagaimana tantangan dan peluang umat muslim di Etiopia?.

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui gambaran umum Etiopia.
2. Untuk memahami sejarah masuk dan berkembangnya Islam di Etiopia.
3. Untuk mengaetahui tantangan dan peluang umat muslim di Etiopia.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum Etiopia

Republik Demokratik Federal Etiopia merupakan negara yang terletak di Afrika Timur
dengan ibu kotanya Addis Ababa. Bahasa resminya adalah Amharik dan bentuk
pemerintahannya republik parlementer. Perkiraan populasi penduduk pada tahun 2015 yakni
93.299.000 dengan kepadatan 83/km2.1 Etiopia dapat dikatakan sebagai negara tertua di dunia
dan merupakan tempat peradaban terawal dunia. Pemerintahan Etiopia mulai terbentuk sekitar
tahun 980 SM dan tidak pernah dijajah selama masa perebutan Afrika hingga akhirnya pada
tahun 1936 dikuasai oleh Italia. Pada Desember 1944 bersama dengan pasukan Britania Raya,
Italia dapat dikalahkan dan Ethiopia memperoleh kembali kedaulatannya setelah
penandatanganan perjanjian Britania-Ethiopia. Dahulu Ethiopia bernama Abyssinia atau
Habasyah. Dataran rendah Etiopia merupakan dataran gersang, sedangkan dataran tingginya
beriklim sedang. Kondisi geografis yang dapat dikatakan cukup ekstrim ini justru membuat
orang-orang Ethiopia dapat melestarikan cara hidup dan bahasa kunonya. Terdapat 80 etnis di
Etiopia dengan tiga etnis utamanya yakni Oromo, Amhara dan Tigray.

Kebanyakan penduduk Etiopia tinggal di wilayah pedesaan dan bekerja sebagai petani
atau penggembala. Sulitnya ekonomi menjadikan hanya sedikit penduduk yang mampu membeli
sapi sehingga untuk membajak sawah mereka menggunakan tenaganya sendiri dibantu anak-
anak.2 Transformasi struktural serta kelembagaan dan akumulasi kapital asing yaang membiayai
pembangunan infrastruktur publik, berhasil membawa Etiopia menjadi salah satu negara dengan
pertumbuhan ekonomi tertinggi pada 2015 meskipun pertumbuhan ekonomi ini tidak merata. 3
Menurut Prospek Ekonomi Global Bank Dunia, Ethiopia adalah negara dengan pertumbuhan
ekonomi tercepat di dunia pada 2017. Sementara pertumbuhan global diproyeksikan menjadi
1
Wikipedia, “Etiopia,” dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Etiopia (31 Mei 2021).
2
Rifai Shodiq Fathoni, “Sejarah Minoritas Muslim di Ethiopia,” dalam https://wawasansejarah.com/sejarah-
minoritas-muslim-di-ethiopia/ (31 Mei 2021).
3
Dyah Nurrizkina Nugraheni, “Transformasi Struktural Kelembagaan dan Akumulasi Kapital Asing pada
Pertumbuhan Ekonomi Etiopia,” Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 6, No. 1 (Januari 2017), 136.

5
2,7%, Etiopia diproyeksikan menjadi 8,3%.4 Etiopia menggunakan kalender dan perhitungan
waktu dalam satu hari yang berbeda dengan dunia internasional. Kalender Etiopia punya 12
bulan dan 30 hari dalam setahun. Jam di Etiopia dimulai pada jam 6 pagi waktu internasional,
yang berarti jam 12 siang adaah jam 6 waktu Etiopia. Etiopia juga merupkan tempat
ditemukannya fosil nenek moyang manusia modern yakni fosil Lucy yang saat ini disimpan di
Museum Nasional Etiopia. Di Etiopia, terutama Addis Ababa ada tren mengonsumsi daging
mentah, yang paling umum dikonsumsi ialah daging lembu. Beberapa situs suci di Etiopia juga
melarang wanita, sapi, anjing dan kambing untuk masuk. Demografi di Etiopia berdasarkan data
dari Population Census Commission tahun 2007, menyebutkan bahwa jumlah muslim adalah
33,9% (25 juta), Kristen 62,7% (46 juta), agama tradisional 2,6% (1,9 juta) dan lain-lain 0,63%.
Muslim menjadi mayoritas di daerah Somali, Afat, Argobba, Harrar dan Oromia. Mayoritas
muslim Etiopia bermadzhab Syafi’i, tarekat juga berperan penting dalam perkembangan Islam di
Etiopia.

2.2 Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Etiopia

Abyssinia atau Habasyah yang kini dikenal sebagai negara Etiopia merupakan tujuan
hijrah para sahabat Nabi pada tahun ke-7 sebelum Hijriyah atau 615 M. Di antara sahabat yang
ikut hijrah ialah Usman bin Affan dan istrinya Ruqayyah. Negeri ini dipilih karena Raja Negus
dikenal adil, lapang hati dan suka menerima tamu. Inilah pertamakalinya ajaran Islam tiba di
Afrika, mereka ditempatkan di Negash yang terletak di utara Provinsi Tigray. Wilayah ini
akhirnya menjadi pusat penyebaran Islam di Etiopia yang masuk dalam bagian Afrika Timur. 5
Selama masa Bani Umayyah, umat muslim mendudukuki wilayah kepulauan Dahlak dan
pelabuhan Musawwa. Islam kemudian mulai disebarkan ke bagian tengah benua. Pada abad ke-
12 seluruh pantai Erotera telah diislamkan dan berdirilah kesultanan muslim di Shoa, yang
merupakan konfederasi warga lokal mandiri yang dipimpin para pedagang besar yang diorganisir
oleh keluarga Mahzum.

4
Miftakhul Ayu Husna, “10 Fakta Mengejutkan Negara Ethiopia, Daging Mentah Jadi Hidangan Utama Warga
Ethiopia,” dalam https://travel.tribunnews.com/amp/2019/02/05/10-fakta-mengejutkan-negara-ethiopia-daging-
mentah-jadi-hidangan-utama-warga-ethiopia?page=2 (1 Juni 2021).
5
Agung Sasongko, “Ethiopia, Negeri Penyelamat Sahabat Rasul,” dalam https://www.republika.co.id/berita/
pk5wxu313/ethiopia-negeri-penyelamat-sahabat-rasul (1 Juni 2021).

6
Kerajaan muslim di Ifat dan wilayah kecil lainnya berhasil ditaklukkan pihak Kristen
pada tahun 1415. Kerajaan Adal yang terletak di wilayah pesisir Somali melanjutkan peperangan
dengan Etiopia Kristen dan memindahkan ibu kotanya ke Harrar pada tahun 1520. Peperangan
selalu dimenangkan pihak muslim atas bantuan kekhalifahan Usmani. Namun pada tahun 1542,
pihak Kristen berhasil memenangkan peperangan karena mendapat bantuan dari Portugis. Rezim
muslim hanya tersisa di daerah dataran rendah Afar, Somalia dan sebagian wilayah bagian
selatan-barat Ethiopia. Pada abad ke-16 Islam berusaha bangkit, Ahmad ibn Ibrahim Al-Gazi
berhasil menyatukan semua negara muslim Etiopia. Pada tahun 1531 , muslim menduduki
wilayah Dawaro dan Shoa, sedangkan pada 1533, Amhara dan Lasta serta negara kristen
Abyssinia dihapus. Etiopia kemudian dibagi menjadi dua negara, yakni negara muslim dengan
ibu kota Harrar dan negara Kristen yang lebih kecil di bagian Utara. Pada pertengahan abad ke-
17, terbentuklah kerajaan baru yang didirikan oleh Ali bin Daud.

Awal abad ke-19, pengaruh muslim mulai tumbuh karena majunya perdagangan antara
wilayah pegunungan dan laut merah, pelaksanaan haji ke Makkah meningkat dan permintaan
budak di Arabia dan wilayah lain juga terus meningkat. Tokoh-tokoh suci muslim dan tarikat
sufi berperan besar dalam penyebaran Islam. Tarikat Qadiriyah, telah aktif di daerah Harrar pada
periode yang lebih awal dan menyebar ke Somali dan Eretrea. Tarikat Sahiliyah tersebar luas di
Ogaden setelah tahun 1850. Semua itu berhasil membentuk komunitas-komunitas muslim yang
sebanding jumlahnya dengan komunitas muslim yang terbentuk di Mauritania. 6 Pada tahun 1831
Teodros menduduki tahta Etiopia dengan program penyatuan kembali orang-orang Kristen,
menaklukkan Yerussalem, Makkah dan Madinah, menghapuskan Islam dan menciptakan
kedamaian di Etiopia. Orang-orang Islam dibantai secara kejam di Wollo pada 1855 dan orang-
orang Mesir dikalahkan di Eritrea.7 Pada tahun 1887 Harrar diduduki orang-orang Kristen,
negara Islam dihapuskan, masjid agung di ibu kota diubah menjadi gereja hingga kini.

Mayoritas muslim berada pada kondisi tidak efektif pada aspek jumlah oleh non-muslim.
Ketika pendudukan itu berlangsung cukup lama, mayoritas muslim dirubah menjadi minoritas
dalam jumlah dikarenakan pengusiran orang-orang muslim dalam skala besar dan imigrasi non-
6
Elan Sumarna, “Dunia Islam di Afrika Timur (Sebuah Perbandingan Historis “Sosio-Cultural” atas Pluralistisnya
Nilai dan Budaya di Indonesia),” 11.
7
Rifai Shodiq Fathoni, “Sejarah Minoritas Muslim di Ethiopia,” dalam
https://wawasansejarah.com/sejarahminoritas-muslim-di-ethiopia/ (31 Mei 2021).

7
muslim. Dalam kategori inilah jatuhnya minoritas Uni Soviet, Palestina, Thailand, Ethiopia dan
Bosnia Herzegovina di Yugoslavia. Harrar merupakan kota bernuansa Islami di Etiopia yang
sangat Berjaya pada abad ke-16 dulu. Perkembangan Islam di Harrar juga sangat pesat, sehingga
Komunitas Muslim Kota Suci Etiopia menobatkan Harrar sebagai kota suci umat muslim ke-
empat setelah Makkah, Madinah dan Yerussalem. Terdapat sekitar 90 masjid di Harrar, sehingga
membuatnya masuk dalam daftar kota dengan konsentrasi masjid termasjid terbesar di dunia. 8

2.3 Tantangan dan Peluang Umat Muslim di Etiopia

Sejak abad ke-19, orang-orang muslim dikeluarkan dari berbagai instansi publik,
meskipun konstitusi 1931 mengukuhkan persamaan hak dan meberikan ijin pihak muslim untuk
memiliki tanah, menduduki beberapa posisi pemerintahan dan festival keagamaan muslim diakui
secara resmi. Namun nyatanya, banyak kebijakan yang masih merugikan umat muslim. Muslim
Etiopia di Afrika merupakan mayoritas, tetapi mereka hidup teraniaya. Pengawasan terhadap
sekolah Islam diperketat, penggunaan bahasa Arab dibatasi, para pemimpin muslim dianiaya dan
diganggu, bahkan ditahan oleh pemerintah. Sementara itu, Missionaris diberi keleluasaan untuk
mengambil keuntungan dari kemiskinan muslim.9 Masjid-masjid dicurigai sebagai sumber
munculnya radikalisme dan perizinan pendirian tempat ibadah umat Islam juga dipersulit. Selain
menindas umat muslim, pemerintah juga memunculkan isu-isu radikalisme sehingga muslim
Etiopia semakin terpojok. Kementerian federal menuduh para pendemo yang menentang
kebijakan-kebijakan yang telah mereka buat sebagai ekstrimis yang terlibat langsung dengan
kekerasan dan bekerjasama dengan al-Qaeda untuk menghasut masyarakat ikut berjihad. Isu
radikalisme ini terus dimunculkan karena pemerintah mencoba mendominasi pengaruh masjid
untuk mendapatkan kontrol politik yang lebih luas lagi di Etiopia. Kelompok Kristen Ortodoks
juga melarang pembangunan masjid di kota kuno Aksum, karena Aksum bagi mereka
merupakan tempat suci.

8
Tifani Topan, “5 Fakta Unik Harar di Ethiopia, Kota Suci Keempat Umat Muslim Dunia,” dalam
https://www.idntimes.com/travel/destination/rosma-stifani/5-fakta-unik-harar-di-ethiopia-c1c2/5 (1 Juni 2021).
9
M. Ali Kettani, Minoritas Muslim di Dunia Dewasa ini, Terj. Zarkowie soejoeti (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2005), 245.

8
Sumber lain menjelaskan bahwa meskipun kristen ortodoka menjadi agama paling
banyak dianut, mereka saling menghormati pemeluk agama lainnya. Perempuan Kristen Ortodox
bisa dikenali dengan memakai hijab berwarna putih, sedangkan muslimah memakai hijab
berwarna-warni. Berdasarkan proyeksi Pew Research Center, muslim diperkirakan akan
mengalamu peningkatan sebesar 5% pada tahun 2050. Salah satu penyebabnya adalah rata-rata
pertumbuhan penduduk muslim yang mencapai 2,5% per tahun yang juga mungkin terjadi di
Etiopia. Pemerintah Etiopia berjanji untuk memulihkan masjid kuno yang merupakan ikon di
wilayah Tigray, yakni Masjid Al-Najeshi.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Republik Demokratik Federal Etiopia merupakan negara yang terletak di Afrika Timur
dengan ibu kotanya Addis Ababa. Bahasa resminya adalah Amharik dan terdapat 80 etnis di
Etiopia dengan tiga etnis utamanya yakni Oromo, Amhara dan Tigray. Kebanyakan penduduk
Etiopia tinggal di wilayah pedesaan dan bekerja sebagai petani atau penggembala. Ethiopia
adalah negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia pada 2017. erdasarkan data dari
Population Census Commission tahun 2007, menyebutkan bahwa jumlah muslim di Etiopia
adalah 33,9% (25 juta). Muslim menjadi mayoritas di daerah Somali, Afat, Argobba, Harrar dan
Oromia dan mayoritas bermadzhab Syafi’i.

Islam mulai masuk dibawa para sahabat Nabi pada tahun ke-7 sebelum Hijriyah atau 615
M. mereka ditempatkan di Negash yang terletak di utara Provinsi Tigray. Wilayah ini akhirnya
menjadi pusat penyebaran Islam di Etiopia, dan pada abad ke-12 seluruh pantai Erotera telah
diislamkan dan berdirilah kesultanan muslim di Shoa. Kerajaan muslim di Ifat dan wilayah kecil
lainnya berhasil ditaklukkan pihak Kristen pada tahun 1415. Pada abad ke-16 Islam berusaha
bangkit, Ahmad ibn Ibrahim Al-Gazi berhasil menyatukan semua negara muslim Etiopia. Awal
abad ke-19 pengaruh muslim mulai tumbuh, namun pada tahun 1831 Teodros membuat
program-program yang akhirnya menjadikan muslim sebagai minoritas. Perkembangan Islam di
Harrar sekarang sangat pesat, sehingga Komunitas Muslim Kota Suci Etiopia menobatkan Harrar
sebagai kota suci umat muslim ke-empat.

Pemerintah membatasi penggunaan bahasa Arab, mengawasi dengan ketat sekolah Islam
dan bahkan pemimpin agama dianiaya dan masjid dicurigai sebagai sumber munculnya
radikalisme. Isu radikalisme juga dimunculkan oleh pihak pemerintah dan mengaitkan para
pendemo dengan al-Qaeda dan menuduhnya sebagai ekstrimis. Pembangunan masjid juga
dilarang, terutama di kota Aksum yang dianggap suci bagi masyarakat Kristen Ortodoks.

10
DAFTAR PUSTAKA

Nugraheni, Dyah Nurrizkina. “Transformasi Struktural Kelembagaan dan Akumulasi Kapital


Asing pada Pertumbuhan Ekonomi Etiopia.” Jurnal Analisis Hubungan Internasional,
Vol. 6, No. 1 (Januari, 2017), 126-138.
Kettani, Ali M. Minoritas Muslim di Dunia Dewasa ini. Terj. Zarkowie soejoeti. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2005.
Hussein, Seifuddin Adem. “Islam, Christiany and Ethiopia’s Foreign Policy.” Journal of Muslim
Minority Affairs, Vol. 17, No. 1 (1997), 129-139.
Lapidus, Ira M. Sejarah Sosial Umat Islam: Bagian Ketiga. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2000.
Sumarna, Elan. “Dunia Islam di Afrika Timur (Sebuah Perbandingan Historis “Sosio-Cultural”
atas Pluralistisnya Nilai dan Budaya di Indonesia).”1-14.
Rehayati, Rina. “Minoritas Muslim: Belajar dari Kasus Minoritas Muslim di Filipina.” Jurnal
Usluhuddin, Vol. 17, No. 2 (Juli 2011), 225-242.
Darmawan, Deni. “Toleransi Beragama di Ethiopia Sangat Tinggi.” 2021.
https://kumparan.com/deni-darmawan-official/toleransi-beragama-di-ethiopia-sangat-
tinggi-1uxMAgtJSSe (1 Juni 2021).
Topan, Tifani. “5 Fakta Unik Harar di Ethiopia, Kota Suci Keempat Umat Muslim Dunia.” 2020.
https://www.idntimes.com/travel/destination/rosma-stifani/5-fakta-unik-harar-di-ethiopia-
c1c2/5 (1 Juni 2021).
Wikipedia. “Etiopia.” 2021. https://id.wikipedia.org/wiki/Etiopia (31 Mei 2021).
Fathoni, Rifai Shodiq. “Sejarah Minoritas Muslim di Ethiopia.” 2016.
https://wawasansejarah.com/sejarah-minoritas-muslim-di-ethiopia/ (31 Mei 2021).
Husna, Miftakhul Ayu. “10 Fakta Mengejutkan Negara Ethiopia, Daging Mentah Jadi Hidangan
Utama Warga Ethiopia.” 2019. https://travel.tribunnews.com/amp/2019/02/05/10-fakta-
mengejutkan-negara-ethiopia-daging-mentah-jadi-hidangan-utama-warga-ethiopia?
page=2 (1 Juni 2021).

11

Anda mungkin juga menyukai