Anda di halaman 1dari 81

i

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas tuntunanNya,
penulis dapat menyusun bahan ajar ini.Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua
yang telah memberikan kritik dan masukan yang membangun demi penyajian bahan ajar ini.
Hakikat belajar adalah aktifitas perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku akan
tercapai melalui kerja keras dan usaha keras dari siapa pun yang terlibat dalam proses belajar
itu sendiri.
Upaya menyusun bahan ajar ini penulis lakukan untuk turut berperan serta
mengembangkan fungsi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai sarana
pembinaankesatuan dan persatuan bangsa, sebagai sarana peningkatan pengetahuan dan
keterampilan Bahasa dan Sastra Indonesia.Kemampuan berpikir dan kecakapan hidup adalah
hasil akhir yang diharapkan.Bahan ajar ini penulis susun sesuai dengan Kurikulum 2013 dan
telah disesuaikan dengan silabus.
Penulis menyadari bahwa bahan ajar ini masih jauh dari tingkat kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak teristimewa pengajar mata
pelajaran Bahasa Indonesia sangat diharapkan demi menyempurnakan bahan ajar ini. Penulis
berharap semoga bahan ajar Bahasa Indonesia ini dapat bermanfaat bagi siswa dalam proses
pembelajaran di SMAK Suria Atambua. Semoga Tuhan memberkati segala usaha dan kerja
keras kita.

Atambua,
Penulis

ii
LEMBAR PENGESAHANAN

Modul Bahasa Indonesia untuk kelas XII semester 1-2 ini dibuat sebagai acuan bagi siswa
dan guru dalam memperlancar proses pembelajaran di kelas dan telah disahkan oleh kepala
SMAK Terakreditasi “A” Suria Atambua pada tanggal … Juni 2018

Mengesahkan
Kepala SMA Katolik Terakreditas “A” Suria Atambua

Rm. Drs. Benyamin Seran, Pr.,M.A.

iii
BAB I

MENULIS SURAT LAMARAN PEKERJAAN


A. Mengidentifikasi Isi dan Sistematika Surat Lamaran Pekerjaan
Setelah mempelajari materi ini kamu diharapkan dapat:
1. Menentukan isi dan sistematika dalam surat lamaran
pekerjaan
2. Menemukan hal-hal penting dalam surat lamaran
pekerjaan

Kegiatan I
Menentukan Isi dan Sistematika dalam Surat Lamaran Pekerjaan
Contoh surat lamaran pekerjaan

Kupang, 4 Juni 2021


Nomor :-
Lampiran : Satu berkas
Hal : Lamaran Pekerjaan

Yth. Pimpinan personalia PT JAYA SENTOSA


di Kupang

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
nama : Filemon
tempat,tanggal lahir : Atambua, 29 Agustus 1980
jenis kelamin : Laki-laki
agama : Katolik
pendidikan/jurusan : S-I Akuntansi
alamat : Jalan Kramat Jati Nomor 25, Atambua
nomor telepon : 08123456789

Dengan ini menyampaikan permohonan kepada Bapak/Ibu, agar kiranya dapat diangkat menjadi pegawai
di perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin, dengan jabatan sebagai staf keuangan . Sebagai bahan pertimbangan
Bapak/Ibu, bersama ini saya lampirkan:
1. Fotokopi ijazah terakhir beserta transkripnya yang telah dilegalisasi masing-masing I (satu) lembar;
2. Pasfoto ukuran 3x4 sebanyak 4 (empat) lembar ;
3. Fotokopi Kartu Pencari Kerja (AK.I) yang telah dilegalisasi sebanyak 1 (satu) lembar;
4. Surat keterangan kesehatan ;
5. Surat keterangan kelakuan baik.
Demikian permohonan ini disampaikan, besar harapan saya kiranya Bapak/Ibu dapat
mempertimbangkannya, sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Filemon
Bagian surat diawali dengan pernyataan umum (tesis). Pernyataan umum ini berfungsi
sebagai informasi awal terkait dengan pekerjaan yang akan dilamar. Untuk memperkuat
pernyataan umum (tesis), penulis lamaran harus memberikan argumentasi.
Berdasarkan contoh sebelumnya, yang menjadi tesis adalah:

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Filemon
Tempat,Tanggal Lahir: Atambua, 29 Agustus 1980
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Katolik
Pendidikan/Jurusan : S-I Akuntansi
Alamat : Jalan Kramat Jati Nomor 25, Atambua
Nomor Telepon : 08123456789

Di dalam surat lamaran terdapat pula argumentasi yaitu:

Sebagai bahan pertimbangan Bapak/Ibu, bersama ini saya lampirkan:


1. Fotokopi ijazah terakhir beserta transkripnya yang telah dilegalisasi masing-
masing I (satu) lembar
2. Pasfoto ukuran 3x4 sebanyak 4 (empat) lembar
3. Fotokopi Kartu Pencari Kerja (AK.I) yang telah dilegalisasi sebanyak 1 (satu)
lembar
4. Surat keterangan kesehatan
5. Surat keterangan kelakuan baik

Jika dicermati paparan di atas, surat lamaran tergolong ke dalam jenis eksposisi.
Sesuai dengan pengertiannya bahwa surat lamaran pekerjaan adalah surat dari seseorang yang
memerlukan pekerjaan kepada orang atau pejabat yang dapat memberikan pekerjaan atau
jabatan. Melalui surat lamaran, pelamar menyampaikan pemohonan untuk diterima sebagai
pegawai. Permohonan ini tentulah harus mengandung tesis dan tesis harus didukung
argumentasi yang kuat agar yang akan menerima pelamar merasa yakin dengan
permohonannya.
Surat lamaran pekerjaan bersifat formal. Keformalan surat lamaran pekerjaan dapat
ditandai dari informasi mengenai smber awal informasi tersebut. Contohnya, surat untuk
melamar pekerjaan menjadi karyawan ataupun jabatan tertentu diperoleh dari pengumuman
resmi pmerintah atau perusahan yang dipublikasikan melalui media massa, baik berupa surat
maupun iklan. Dalam hal ini, pelamar dalam surat lamarannya perlu menyebutkan sumber
lamaran tersebut pada alinea atau paragraf pembuka.
Berdasarkan jenis pembuatannya, surat lamaran pekerjaan dapat dikelompokkan
dalam dua jenis.
1. Surat lamaran pekerjaan yang digabungkan dengan riwayat hidup (curriculum vitae).
Dalam cara ini, riwayat hidup termasuk isi surat karena isinya berupa gabungan. Cara ini
juga disebut model gabungan.
2. Surat lamaran yang dipisahkan dari riwayat hidup. Dalam cara ini, riwayat hidup
merupakan lampiran dan cara ini disebut model terpisah.
Isi dari surat lamaran harus singkat, padat, tidak bertele-tele, dan langsung pada
persoalannya. Setidaknya terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam isi surat lamaran,
yaitu:
1. jabatan yang diinginkan,
2. identitas pelamar yang meliputi nama lengkap, usia, status pernikahan, alamat, dan
tingkat pendidikan,
3. kualifikasi pelamar, yaitu latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, dan keahlian.
Karena tidak mungkin dijelaskan dalam satu atau dua lembar, surat lamaran perlu
dilampiri oleh berbagai dokumen dan keterangan-keterangan untuk menjelaskan ketiganya.
Dokumen atau keterangan-keterangan yang dimaksud meliputi: fotokopi ijazah, fotokopi
transkrip nilai (IPK), fotokopi KTP, surat tanda pencari kerja, surat referensi, surat
keterangan berkelakuaan baik dari kepolisian, surat keterangan sehat, surat izin orang
tua/wali, dan pasfoto terakhir.
Surat lamaran harus dilampiri pula dengan riwayat hidup (curriculum vitae). Riwayat
hidup memuat data penting mengenai diri pelamar. Data yang perlu disebutkan antara lain:
nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, kewarganegaraan, agama, status
perkawinan, tempat tinggal atau alamat, riwayat pendidikan, pengalaman kerja, keahlian
khusus, dan referensi.

Kegiatan 2
Menemukan Hal-Hal Penting dalam Surat Lamaran Pekerjaan
Tesis merupakan pernyataan umum yang bersifat subjektif. Disebut subjektif karena
berupa pendapat penulis. Di dalam surat lamaran, tesis terdapat di dalam pernyataan pelamar
untuk mengemukakan bahwa diri pelamar layak untuk diterima.
Selain tesis, penulis surat lamaran pekerjaan harus memberikan argumentasi yang
kuat untuk mendukung tesis. Dengan demikian, argumentasi merupakan bagian penting
berikutnya yang harus muncul di dalam surat lamaran pekerjaan.

B. Memformulasikan Unsur Kebahasaan Surat Lamaran Pekerjaan


Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu :
1. Memahami unsur-unsur kebahasaan surat lamaran pekejaan
2. Membandingkan unsur kebahasaan yang terdapat pada surat lamaran pekerjaan dengan surat
pribadi

Kegiatan I
Memahami Unsur Kebahasaan Surat Lamaran Pekerjaan
Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam menulis surat. Karena surat
lamaran pekerjaan termasuk ke dalam bentuk komunikasi resmi, bahasa yang digunakan pun
harus baku. Ciri-ciri bahasa baku adalah sebagai berikut.
1. Tidak dipengaruhi bahasa daerah
Baku
Saya mengucapkan terima kasih atas perhatian Bapak/Ibu.
Tidak baku
Saya menghaturkan terima kasih atas perhatian Bapak/Ibu.
2. Tidak dipengaruhi bahasa asing
Baku
Saya lulusan jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
Tidak baku
Saya adalah lulusan dari jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
3. Bukan merupakan ragam bahasa percakapan
Baku
Latar belakang pendidikan dan minat saya sangat sesuai dengan lowongan kerja tersebut
Tidak baku
Latar belakang pendidikan dan minat saya sangat sesuai sama lowongan kerja tersebut
4. Pemakaian imbuhan eksplisit
Baku
Saya membaca iklan lowongan kerja dalam Harian Kalam, 25 April 2017 tentang
dibutuhkannya tenaga reporter
Tidak baku
Saya baca iklan lowongan kerja dalam Harian Kalam, 25 April 2017 tentang
dibutuhkannya tenaga reporter
5. Unsur-unsur kalimat lengkap
Baku
Saya pernah menjabat sebagai ketua mahasiswa selama dua tahun pada masa kuliah
Tidak baku
Pernah menjabat sebagai ketua mahasiswa selama dua tahun pada masa kuliah
6. Pemakaian hubungan kata sesuai dengan konteks kalimat
Baku
Dengan ini, saya ingin segera menyampaikan lamaran untuk pekerjaan yang dimaksud
Tidak baku
Bersama ini, saya segera menyampaikan lamaran untuk pekerjaan yang dimaksud
7. Tidak rancu
Baku
Pengalaman kerja saya peroleh selama satu tahun sebagai karyawan pada bagian
kepegawaian di CV Mugia Laras Sentosa di Solo
Tidak baku
Sebagai karyawan pada bagian kepegawaian di CV Mugia Laras Sentosa di Solo, itu
pengalaman kerja saya peroleh selama satu tahun
8. Tidak mengandung arti pleonasme
Baku
Saya lulusan dari Jurusan Manajemen Perkantoran tahun 2017
Tidak baku
Saya alumni lulusan dari Jurusan Manajemen Perkantoran tahun 2017
Bahasa dalam surat lamaran pekerjaan memiliki kaidah-kaidah sebagai berikut:
1. menggunakan kata ganti tunggal saya
contoh : Saya sangat tertarik untuk melamar pekerjaan yang Bapak/Ibu tawarkan itu.
2. menggunakan kata sapaan orang kedua sebagai bentuk penghormatan
contoh : Atas perhatian Bapak/Ibu terhadap surat lamaran ini, saya ucapkan terima kasih.
3. menggunakan kalimat bertujuan
contoh : ….dengan ini mengajukan lamaran kerja untuk mengisi lowongan tersebut.
4. menggunakan ungkapan-ungkapan rasa ketertarikan terhadap pekerjaan yang dilamar
contoh : Membaca iklan yang Bapak/Ibu muat dalam harian Indonesia Raya tanggal 25
April 2021, saya sangat tertarik untuk melamar pekerjaan yang Bapak/Ibu tawarkan
tersebut.
5. menggunakan kalimat pemerincian ketika berkaitan dengan identitas diri
contoh :
Identitas saya adalah .
nama : Fiorenza Natalie
tempat, tanggal lahir : Atambua, 21 Desember 1985
6. menggunakan kalimat persuasif (pengharapan) dan ucapan terima kasih.
contoh : Atas perhatian Bapak/Ibu terhadap surat lamaran ini, saya ucapkan terima kasih.

Ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan dalam surat lamaran pekerjaan terkait


dengan bahasa yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan bentuk surat yang standar
2. Menggunakan bahasa yang baik dan benar
3. Menggunakan kata-kata yang sopan
4. Menggunakan kata pengantar yang jelas, singkat, padat, informatif, dan tepat sasaran
5. Tulisan bersih, mudah dibaca, dan sesuai dengan kaidah ejaan
6. Melengkapi bagian-bagian surat dengan norma bahasa surat (seperti penulisan unsur hal,
tempat/tanggal, alamat, salam pembuka, tanda tangan, dan nama terang).

Surat lamaran pekerjaan dapat ditulis berdasarkan sumber informasi di media massa,
informasi dari sesorang, pengumuman, permintaan suatu instansi, atau inisiatif sendiri.
Berikut ini contoh penulisan pada bagian alinea pembuka untuk masing-masing sumber
informasi tersebut (Romadi dan Rustamaji,2010:4).
1. Iklan
- Setelah membaca ilkan yang dimuat dalam harian … tanggal … yang isinya
menyatakan bahwa…
- Dalam harian … tanggal … saya membaca iklan yang menyatakan bahwa PT …
membutuhkan … Berkenaan dengan hal tersebut, maka …
2. Informasi seseorang
Menurut informasi dari Bapak …, perusahaan Bapak/Ibu membutuhkan … Sehubungan
dengan hal itu …
3. Pengumuman resmi dari instansi yang membutuhkan tenaga
Berdasarkan pengumuman nomor : … tanggal … tentang penerimaan karyawan PT …,
maka yang bertanda tangan di bawah ini : …
4. Permohonan instansi pada sekolah
Setelah mendapat informasi dari kepala sekolah tentang permohonan tenaga kerja …
5. Inisiatif sendiri
Yang bertanda tangan di bawah ini, … dengan ini mengajukan permohonan untuk
diterima sebagai karyawan pada

Kegiatan 2
Membandingkan Unsur Kebahasaan Surat Lamaran Pekerjaan

Surat lamaran pekerjaan 1

Hal : Lamaran Pekerjaan Atambua, 15 Mei 2021

Yth. Pimpinan PT BAHTERA


Jalan Pramuka No.1 Atambua

Dengan hormat,
Berdasarkan informasi lowongan kerja pada situs https://bursakerjabanyumasblogspot.com pada
tanggal 12 Mei 2021 bahwa PT BAHTERA membutuhkan staf administrasi, bersama ini saya
bermaksud melamar pekerjaan tersebut.
Adapun keterangan mengenai diri saya adalah sebagai berikut:
Nama : Anggita
Tempat/tanggal lahir : Kupang, 29 Agustus 1995
Usia : 18 Tahun
Pendidikan terakhir : SMK
Alamat : Mandirancan RT 02 RW 03 Kec. Kebasen Kab. Banyumas
Sebagai bahan pertimbangan, saya lampirkan beberapa berkas sebagai berikut:
1. daftar riwayat hidup,
2. fotokopi ijazah terakhir beserta transkip nilai,
3. fotokopi KTP,
4. fotokopi SKCK,
5. fotokopi surat keterangan dokter, dan
6. pasfoto terbaru ukuran 4x6 cm.

Demikian surat permohonan kerja ini saya buat denga sebenar-benarnya. Besar harapan saya
untuk dapat diterima di perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin.

Atas perhatian Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Anggita
Surat lamaran pekerjaan 2
Atambua,20 Mei 2021

Hal : Lamaran Calon PNS


Lampiran : 5 (lima) berkas

Yth. : Kepala Dinas Pendidikan


Kabupaten Belu
di Atambua

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :


Nama : Andreas
Tempat, tanggal lahir : Atambua, 17 Juni 1995
Alamat : Jalan Ki Hajar Dewantara Nomor 21 Atambua
Ijazah, jurusan : SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Program Keahlian
Akuntansi tahun 2019

Dengan ini mengajukan lamaran menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Pendidikan
Kabupaten Sleman.
Sebagai bahan pertimbangan, bersama ini saya lampirkan :
1. Daftar riwayat hidup
2. Fotokopi ijazah SMK
3. Surat Keterangan Catatan Kepolisian dari POLRI
4. Surat pernyataan kesehatan dari dokter
5. Surat pernyataan tidak berkedudukan sebagai PNS/CPNS
6. Kartu kuning, dan
7. Pasfoto ukuran 3x4 sebanyak 5 lembar

Atas kebijaksanaan Bapak, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Andreas

C. Menyimpulkan Sistematika dan Unsur-Unsur Isi Surat Lamaran Pekerjaan


Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu:
1. Mengidentifikasi sistematika dan unsur-unsur surat lamaran pekerjaan secara visual
2. Menyimpulkan sistematika dan unsur-unsur isi surat lamaran pekerjaan

Kegiatan I
Mengidentifikasi Sistematika dan Isi Surat Lamaran Pekerjaan
Sistematika surat lamaran pekerjaan terdiri atas :
1. Tempat dan tanggal pembuatan surat
Tempat dan tanggal surat merupakan keterangan yang menjelaskan lokasi dan waktu
ditulisnya surat itu. Tempat dan tanggal pembuatan surat ditempatkan di pojok kanan atas
tanpa titik di akhir karena bukan merupakan kalimat. Contoh: Atambua, 23 Mei 2018
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa penulisan nama bulan tidak boleh diganti
dengan urutan angka. Misalnya, bulan april diganti dengan urutan angka 4.
2. Hal
Hal surat berarti soal atau perkara yang dibicarakan surat. Hal surat ditulis sejajar dengan
tempat dan tanggal surat. Apabila hal surat itu terlalu panjang, penulisannya bisa
ditempatkan dalam dua baris yang berbeda.
Sering dijumpai beberapa versi dalam penulisan kata hal, yakni hal, perihal,atau
hal/perihal. Penulisan yang tepat dari ketiga hal tersebut adalah hal. Kata perihal adalah
kata yang rancu. Partikel peri- itu sendiri bermakna ‘hal’. Jadi perihal bermakna hal-hal.
3. Lampiran
Lampiran merupakan penjelas atas jumlah dokumen yang disertakan dalam surat tersebut.
Dengan demikian, kalau dokumen itu berjumlah dua lembar, harus disebutkan dua
lembar. Lampiran berguna sebagai penunjuk bagi penerima surat tentang adanya
keterangan-keterangan tambahan selain surat itu sendiri. Kata lampiran tidak disingkat
lamp.
4. Alamat surat
Ada dua macam alamat yaitu alamat luar dan alamat dalam.
a) Alamat luar
Alamat luar adalah alamat yang ditulis pada sampul surat. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penulisan alamat luar:
1) penulisan alamat tidak boleh diakhiri tanda titik,
2) alamat surat yang ditujukan langsung pada nama perusahaan atau pada alamat PO
BOX tidak perlu menggunakan sapaan Yang Terhormat atau yth. Sapaan-sapaan
tersebut perlu digunakan apabila alamat surat ditujukan kepada orang, misalnya
direktur.
3) Apabila jenis kelamin pihak terkirim tidak diketahui, penggunaan kata sapaan,
seperti bapak atau ibu, harus dihindari. Kata-kata sapaan itu bisa digunakan
apabila kita sudah mengetahui jenis kelamin orang itu secara pasti.
b) Alamat dalam
1) Tidak menggunakan kata “Kepada”
2) Alamat disarankan tidak lebih dari tiga baris
3) Jabatan tidak boleh menggunakan jenis kelamin seperti Bapak atau Ibu
4) Tulisan jalan pada alamat tidak boleh disingkat
5) Tidak menggunakan titik di masing-masing akhir barisnya

Contoh :
Yth. Manager Sukses Mandiri
Jalan M. Yamin Nomor 02, Tulamale
Atambua
5. Salam Pembuka
Salam pembuka berfungsi sebagai penghormatan terhadap pihak yang dituju. Salam
pembuka yang lazim digunakan dalam surat lamaran pekerjaan adalah dengan hormat.
Setelah kata “dengan hormat” digunakan tanda baca koma (,)
Contoh :
Dengan hormat,
Berdasarkan …
6. Isi Surat
Secara umum, isi surat lamaran pekerjaan terbagi atas tiga bagian, yaitu alinea pembuka,
alinea isi, dan alinea penutup.
a. Alinea pembuka
Alinea pembuka berfungsi sebagai pengantar isi surat. Alinea pembuka sebaiknya
menggunakan bahasa yang baik dan sopan agar para pihak atau instansi yang
membacanya tidak tersinggung. Di dalam alinea ini juga sudah harus muncul
pernyataan umum yang menggambarkan diri pelamar (tesis). Uraian dalam alinea
pembuka pada umumnya berisi :
 dasar pengiriman surat, misalnya karena adanya informasi tentang lowongan kerja
di suatu media,
 penyampaian maksud untuk melamar pekerjaan,
 penjelasan tentang jenis pekerjaan yang diminati.
b. Alinea isi
Dalam isi terdapat hal-hal berikut
1. Identitas
Isi identitas berisi keterangan berupa nama, tempat tanggal lahir, alamat,
pendidikan terakhir, dan dapat ditambah lagi sesuai dengan keperluan. Di dalam
menuliskan keterangan tersebut, huruf awal kata digunakan huruf kecil.
Contoh :
nama : Fiorenza
tempat tanggal lahir : Atambua, 19 Maret 1985
pendidikan terakhir : S-1 Sastra Inggris
alamat : Tatakiren, Atambua, 52273
2. Maksud dan tujuan
Maksud dan tujuan merupakan keterangan tentang alasan pengirim atau pelamar
pekerjaan menulis surat.
3. Menyatakan lampiran
Dalam lamaran pekerjaan terdapat beberapa lampiran tentang syarat yang sudah
diminta oleh instansi yang membutuhkan pekerja.Oleh karena itu, pelamar harus
memenuhi lampiran yang diminta tersebut.Kemudian disetiap rincian digunakan
tanda baca titik koma (;) dan di akhir lampiran digunakan tanda baca titik (.)
Contoh :
Fotokopi ijazah yang sudah dilegalisasi;
Fotokopi kartu tanda penduduk;
Pasfoto ukuran 3x4 dua lembar.
c. Alinea penutup
Alinea penutup dapat berupa harapan atau ucapan terima kasih. Di dalam surat
lamaran pekerjaan, isi penutup haruslah menunjukan keantusiasan pelamar pekerjaan
kepada instansi yang dituju.
Contoh :
Demikian surat lamaran pekerjaan ini saya buat. Besar harapan saya untuk dapat
menjadi bagian dari perusahaan …
7. Salam Penutup
Jika di awal ada salam pembuka, tentulah diakhiri salam penutup. Sebagai surat lamaran
pekerjaan, salam penutup menjadi sangat penting. Salam penutup sebagai bentuk etika,
sopan santun, dan penghormatan. Tata cara penulisan salam penutup hampir sama dengan
salam pembuka, yakni diawali dengan huruf capital dan diakhiri dengan tanda koma.
Contoh : Hormat saya,
8. Tanda tangan dan nama terang
Pengirim surat adalah pihak yang menulis atau menyampaikan surat. Dalam hal ini,
penulis surat disebut sebagai pelamar. Pengirim surat harus selalu membubuhi tanda
tangan. Tanda tangan ini biasanya berada di pojok kanan bawah surat, lalu di bawahnya
ditulis nama lengkap. Dalam penulisan nama pengirim, hindarilah penyingkatan-
penyingkatan. Karena itu, tuliskanlah nama diri pelamar secara jelas dan lengkap,
termasuk gelar yang dimiliki.
Contoh : Hormat saya,
(Ttd)
Alessandro

Kegiatan 2
Menyimpulkan Sistematika dan Isi Surat Lamaran Pekerjaan
Sistematika dan isi surat lamaran meliputi:
a. Tempat dan tanggal pembuatan surat
b. Lampiran dan perihal
c. Alamat surat
d. Salam pembuka
e. Alinea pembuka
f. Isi
g. Penutup
h. Tanda tangan
i. Nama terang

D. Menyusun Surat Lamaran Pekerjaan


Kegiatan I
Menentukan Isi, Sistematika, dan Kebahasaan Surat Lamaran Pekerjaan
Nomor Surat Lamaran Pekerjaan Sistematika
1 Atambua, 12 Mei 2021 Lampiran dan perihal
2 Perihal : lamaran kerja Alamat surat
Lampiran : satu berkas
3 Yth. Kepala Bagian Personalia Alinea pembuka
PT Pura Barutama
Jalan Jendral Ahmad Yani Nomor 122, Atambua
4 Dengan ini mengajukan lamaran kerja ke Tempat dan tanggal
perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin untuk bisa pembuatan surat
ditempatkan sesuai dengan kualifikasi
pendidikan saya. Sebagai bahan pertimbangan
bersama surat ini saya lampirkan:
Fotokopi ijazah terakhir;
Pasfoto ukuran 4x6;
Daftar riwayat hidup;
SKCK
Fotokopi KTP
5 nama : Fiorenza Isi
tempat,tanggal lahir : Atambua, 19 Maret 1985
alamat : Jalan Proklamasi,
Atambua
pendikan terakhir : strata 1 jurusan teknik
kimia
6 Dengan hormat, Penutup
Yang bertanda tangan di bawah ini saya,
7 Demikian surat lamaran kerja ini, atas perhatian Tanda tangan dan nama
Bapak/Ibu, saya sampaikan ucapan terima kasih. terang
8 Hormat saya, Salam pembuka
Fiorenza

Kegiatan 2
Menyusun Surat Lamaran Pekerjaan dengan Memperhatikan Isi, Sistematika, dan
Kebahasaan

Surat lamaran pekerjaan perlu disusun dengan langkah-langkah yang jelas dan
sistematis. Ada sejumlah langkah yang harus dilakukan yaitu:
1. menentukan tujuan penulisan surat
tetapkan jenis pekerjaan serta nama perusahaan yang dituju dan alamatnya
2. mencatat sumber informasi atas lamaran yang diajukan
sumber yang dimaksud bisa berupa iklan lowongan kerja pada surat kabar, internet, radio,
atau orang tertentu.
3. mengumpulkan bahan ataupun dokumen-dokumen yang diperlukan
bahan atau dokumen yang diperlukan sesuai dengan permintaan dari pemasang iklan
ataupun kelaziman yang sering disertakan pada suatu lamaran pekerjaan, seperti ijazah,
fotokopi KTP, dan surat keterangan kelakuan baik.
4. menyusun kerangka surat
kerangka surat merupakan ide-ide umum, konsep, pesan, atau informasi-informasi dasar
yang akan disampaikan dalam surat.
5. mengembangkan kerangka surat
setelah data terkumpul, langkah berikutnya adalah mengembangkan kerangka surat yang
telah tersusun sebelumnya. Usahakan setiap ide utama ditempatkan dalam alinea yang
berbeda. Hal ini agar ide itu lebih jelas dan mudah dipahami maksudnya.

Berikut ini disajikan tips dalam membuat surat lamaran pekerjaan:


1. Menggunakan bahasa yang baik dan benar
2. Menulis dengan susunan format rapi
3. Melengkapi data sesuai dengan keperluan
4. Melampirkan surat pendukung seperti sertifikat pengalaman kerja

SOAL

Cermati teks berikut dan jawablah pertanyaannya!

Perihal : Lamaran pekerjaan Atambua, 20 Juli 2019


Yth. Pimpinan PT Agung Jaya
Jalan Patimura, 25
Kupang

Dengan hormat,
Berdasarkan pengumuman yang dimuat pada harian umum Suara Jaya, tanggal16 Juli 2019,
dengan ini saya berminat untuk mengajukan diri menjadi staf bagian Marketing di PT
Agung Jaya yang Bapak/Ibu pimpin.
Data diri saya sebagai berikut.
Nama : Fiorenza
Tempat, tanggal lahir : Atambua, 23 Desember 1985
Pendidikan terakhir : Sarjana Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta
Alamat : Tatakiren, RT 01 RW 02 , Atambua
Sebagai bahan pertimbangan, bersama ini saya lampirkan :
1. satu lembar daftar riwayat hidup
2. satu lembar fotokopi ijazah terakhir
3. satu lembar transkrip nilai
4. tiga lembar fotokopi sertifikat pendidikan komputer dan bahasa Inggris
5. satu lembar fotokopi KTP
6. dua lembar pasfoto ukuran 4 x 6 cm
7. satu lembar surat pengalaman kerja.
Demikian surat lamaran ini saya sampaikan dengan harapan mendapat perhatian dari
Bapak/Ibu. Atas perhatian Bapak/Ibu, saya mengucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Ttd.
Fiorenza
1. Tentukan isi surat lamaran pekerjaan tersebut.
2. Tentukan sistemat ika surat lamaran pekerjaan tersebut.
3. Susunlah simpulan isi surat lamaran pekerjaan tersebut.
4. Susunlah simpulan sistematika surat lamaran pekerjaan tersebut.
5. Cermatilah iklan lowongan pekerjaan berikut.
Suara Mereka, 26 Juli 2019
DIBUTUHKAN SEGERA
Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang Jasa dan Telekomunikasi (Gerai LOHA),
membutuhkan segera tenaga pemasaran (Sales).
Syarat-syarat: 
1. Pria/Wanita min. tamatan SMA;
2. Memiliki kendaraan dan SIM C sendiri;
3. Mampu mengoperasikan komputer, Windows dan Ms.Office;
4. Dapat berkomunikasi dengan baik dan benar
Lamaran diantar ke Harian Suara Mereka, d.a, Jalan Merdeka, 10 Semarang paling lambat
dua minggu setelah penerbitan iklan ini
Susunlah surat lamaran pekerjaan berdasarkan iklan lowongan pekerjaan tersebut.
GLOSARIUM

Argumentasi : Alasan untuk memperkuat atau menolak pendapat

Dokumen : Berkas sebagai bukti keterangan

Eksposisi : Uraian yang bertujuan untuk menjelaskan

Formal : Sesuai dengan peraturan yang sah

Ijazah : Surat tanda tamat belajar

Iklan : Berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak


ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan

Instansi : Badan pemerintah umum

Jabatan : Pekerjaan (tugas) dalam pemerintahan atau organisasi ;


fungsi

Perusahaan : Organisasi berbadan hukum yang mengadakan transaksi


atau usaha

Riwayat Hidup (curriculum Uraian tentang segala sesuatu yang telah dialami
vitae) : (dijalankan) seseorang; biografi

Sistematika : Pengetahuan mengenai klasifikasi (penggolong)

Subjektif : Mengenai atau menurut pandangan (perasaan) sendiri

Tesis : Pernyataan umum atau teori yang didukung argumen yang


dikemukakan dalam karangan
BAB II
MENIKMATI CERITA SEJARAH

A. Mengidentifikasi Informasi dalam Teks Cerita Sejarah


Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan dapat:
1. Mendata informasi penting dalam teks sejarah (novel)
2. Mengidentifikasi struktur teks cerita sejarah (novel)
3. Membedakan teks cerita sejarah (novel sejarah) dengan teks sejarah

Kegiatan 1
Mendata Informasi dalam Teks Sejarah
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sejarah diartikan sebagai asal-usul (keturunan)
silsilah; kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau; pengetahuan atau
uraian tentang peristiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi dalam masa lampau; ilmu
sejarah. Teks sejarah memuat informasi-informasi penting yang tersusun secara kronologis.
Informasi-informasi dalam sebuah teks sejarah tersusun secara kronologis atau mengikuti
urutan waktu. Mungkin pula urutan itu divariasikan dengan pola hubungan sebab akibat
(kausalitas)
Teks sejarah tergolong genre teks naratif (bersifat menceritakan). Di dalamnya, terdapat
unsur penokohan, rangkaian peristiwa, serta alur. Isi teks cerita sejarah berupa informasi
aktual. Informasi dalam teks sejarah yang faktual ini dibagi menjadi tiga aspek. Ketiga aspek
inilah yang menjadi struktur pembangun teks cerita sejarah. Ketiga aspek yang dimaksud
adalah orientasi, komplikasi, dan resolusi.

Kegiatan 2
Menentukan Hal-Hal Menarik dalam Teks Sejarah
Hal-hal menarik dalam teks sejarah dapat berupa waktu, tempat, dan tokoh yang
mungkin bagi sebagian orang tidak asing. Fakta dalam teks sejarah juga merupakan hal
menarik dalam teks sejarah. Imajinasi yang dikembangkan melalui penceritaan dapat berupa
tokoh siapa penceritaan dilakukan, segi-segi apa yang diceritakan pada tokoh yang
diimajinasikan (seperti emosi, pandangan politik, kekuatan pribadi), mengapa pengarang
menonjolkan tokoh yang diimajinasikan, kelebihan apa yang dimiliki tokoh yang
diimajinasikan sehingga tokoh ini memiliki kekuatan penceritaan.

Kegiatan 3
Mengidentifikasi Struktur Teks Cerita Sejarah

Struktur novel sejarah yaitu:


1. Pengenalan situasi cerita (exposition, orientasi)
Dalam bagian ini, pengarang memperkenalkan setting cerita baik waktu, tempat, maupun
peristiwa.Selain itu, orientasi juga dapat disajikan dengan mengenalkan para tokoh,
menata adegan, dan hubungan antar tokoh.
2. Pengungkapan peristiwa (komplikasi)
Dalam bagian ini disajikan peristiwa awal yang menimbulkan berbagai masalah,
pertentangan, ataupun kesukaran-kesukaran bagi para tokohnya.
3. Menuju konflik (rising action)
Terjadi peningkatan perhatian kegembiraan, kehebohan, ataupun keterlibatan berbagai
situasi yang menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh.
4. Puncak konflik (turning point, komplikasi)
Bagian ini disebut pula sebagai klimaks.Inilah bagian cerita yang paling besar dan
mendebarkan. Pada bagian ini pula, ditentukan perubahan nasib beberapa tokohnya.
Misalnya, apakah dia kemudian berhasil menyelesaikan masalahnya atau gagal.
5. Penyelesaian (evaluasi, resolusi)
Sebagai akhir dari cerita, pada bagian ini berisi penjelasan ataupun penilaian tentang
sikap ataupun nasib-nasib yang dialami tokohnya setelah mengalami peristiwa puncak itu.
Pada bagian ini pun sering pula dinyatakan wujud akhir dari suatu kondisi ataupun nasib
akhir yang dialami tokoh utama.
6. Koda
Bagian ini berupa komentar terhadap keseluruhan isi cerita, yang fungsiya sebagai
penutup. Komentar yang dimaksud bisa disampaikan langsung oleh pengarang atau
dengan mewakilkannya pada seorang tokoh.

Kegiatan 4
Membandingkan Novel Sejarah dengan Teks Sejarah

Persamaan teks sejarah dan novel sejarah


1. Naratif
2. Berpola kronologis, kausalitas
3. Banyak menggunakan konjungsi temporal/penyebaban

Perbedaan teks sejarah dan novel sejarah


No Teks Sejarah Novel Sejarah
1 Dituntut menunjuk kepada hal-hal yang Dapat saja menggambarkan sesuatu
memang pernah ada atau terjadi yang tidak pernah ada atau terjadi.
Kesemuanya bersumber pada rekaan.
2 Sejarawan terikat pada keharusan, yaitu Novelis sepenuhnya bebas untuk
bagaimana sesuatu sebenarnya terjadi di menciptakan dengan imajinasinya
masa lampau, artinya tidak dapat ditambah mengenai apa, kapan, siapa, dan di
atau direka. mananya.
3 Hubungan antara fakta satu dengan fakta Faktor perekayasaan pengaranglah
lainnya perlu direkonstruksi, paling sedikit yang mewujudkan cerita sebagai suatu
hubungan topografis atau kronologisnya. kebulatan atau koherensi, dan sekali-
Sejarahwan perlu menunjukan bahwa yang kali ada relevansinya dengan situasi
ada sekarang dan di sini dapat dilacak sejarah
eksistensinya di masa lampau. Hal itu
berguna sebagai bukti atau saksi dari apa
yang direkonstruksi mengenai kejadian di
masa lampau.
4 Sejarawan sangat terikat pada fakta Pengarang novel tidak terikat pada
mengenai apa, siapa, kapan, dan di mana. fakta sejarah mengenai apa, siapa,
kapan, dan di mana. Kesemuanya
dapat berupa fiksi tanpa ada kaitannya
dengan fakta sejarah tertentu. Begitu
pula mengenai peristiwa-
peristiwanya, tidak diperlukan bukti,
berkas, atau saksi.
5 Pelaku-pelaku, hubungan antara mereka, Pelaku-pelaku, hubungan antara
kondisi, dan situasi hidup, dan masyarakat, mereka, kondisi dan situasi hidup, dan
kesemuanya adalah harus sesuai dengan masyarakat, kesemuanya adalah hasil
kenyataan yang terjadi. imajinasi.

B. Menganalisis Kebahasaan Teks Cerita (Novel) Sejarah


Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu:
1. Menganalisis kebahasaan teks cerita (novel) sejarah
2. Menjelaskan makna kias yang terdapat dalam teks cerita (novel) sejarah

Kegiatan 1
Menganalisis Kebahasaan Teks Cerita (Novel) Sejarah
Beberapa kaidah kebahasaan yang berlaku pada novel sejarah adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan banyak kalimat bermakna lampau. Kalimat-kalimat yang menyatakan
masa lampau ditandai oleh penggunaan fungsi keterangan waktu lampau (pada waktu itu,
hanya sekitar lima tahun, pada abad ke -17)
Contoh :
Pada waktu itu, Cirebon merupakan salah satu kota pelabuhan di Nusantara.
2. Menggunakan banyak kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis,
temporal), seperti :sejak saat itu, setelah itu, mula-mula, kemudian.
Contoh :
a. Setelah juara gulat itu pergi Sang Adipati bangkit dan berjalan tenang-tenag masuk ke
kadipaten
b. “Sejak sekarang kau sudah boleh membuat rancangan yang harus kau lakukan, Gagak
Bongol.”
3. Menggunakan banyak kata kerja yang menggambarkan suatu tindakan (kata kerja mental)
Contoh :
Di depan Ratu Biksuni Gayatri yang berdiri, Sri Gitarja duduk bersimpuh. Emban tua itu
melanjutkan tugasnya, kali ini untuk Sekar Kedaton Dyah Wiyat yang terlihat lebih tegar
dari kakaknya, atau boleh jadi merupakan penampakan dari isi hatinya yang tidak bisa
menerima dengan tulus pernikahan itu. Ketika para Ibu Ratu menangis yang menulari
siapa pun menangis, Dyah Wiyat sama sekali tidak menitikkan air mata. Manakala
menatap segenap wajah yang hadir di ruangan itu, yang hadir dan melekat di benaknya
justru wajah Rakrian Tanca. Ayunan tangan Gajah Mada yang menggenggam keris ke
dada prajurit tampan itu masih terbayang melekat di kelopak matanya.
4. Banyak menggunakan fungsi keterangan tempat dan waktu. Hal itu berkaitan dengan teks
sejarah sebagai teks naratif, yang selalu menghadirkan latar, penokohan, dan alur.
5. Menggunakan banyak kata kerja yang menunjukan kalimat tak langsung, sebagai cara
menceritakan tuturan seorang tokoh oleh pengarang. Misalnya, mengatakan bahwa,
menceritakan tentang, menurut, mengungkapkan, menanyakan, menyatakan, menuturkan.
Contoh :
a. Menurut Sang Patih, Galeng telah periksa seluruh kamar Syahbandar dan ia telah
melihat banyak botol dan benda-benda yang ia tak tahu nama dan gunanya.
b. Riung Samudera menyatakan bahwa ia masih bingung dengan semua penjelasan
Kendit Galih tentang masalah itu
6. Menggunakan banyak kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan
oleh tokoh (kata kerja mental), misalnya, merasakan, menginginkan, mengharapkan,
mendambakan, mentakan, mengangga.
Contoh :
a. Gajah Mada sependapat dengan jalan pikiran Senopati Gajah Enggon
b. Melihat itu, tak seorang pun yang menolak karena semua berpikir Patih Daha Gajah
Mada memang mampu dan layak berada di tempat yang sekarang ia pegang.
7. Menggunakan banyak dialog. Hal ini ditunjukan oleh tanda petik ganda (“…”) dan kata
kerja yang menunjukkan tuturan langsung.
Contoh :
“Mana surat itu?”
“Ampun, Gusti Adipati, patik takut maka patik bakar.”
8. Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language) untuk menggambarkan tokoh,
tempat, atau suasana.
Contoh :
Gajah Mada mempersiapkan diri sebelum berbicara dan menebar pandangan mata
menyapu wajah semua pimpinan prajurit, pimpinan dari satuan masing-masing. Dari apa
yang terjadi itu trlihat betapa besar wibawa Gajah Mada, bahkan beberapa prajurit harus
mengakui wibawa yang dimiliki Gajah Mada jauh lebih besar dari wibawa Jayanegara.
Sri Jayanegara masih bisa diajak bercanda, tetapi tidak dengan Patih Daha Gajah Mada,
sang pemilik wajah yang amat beku itu.
9. Banyak menggunakan konjungsi kausalitas, seperti karena, sebab, karena iu, oleh karena
itu.
Contoh:
Karena itu,kedudukan sultan diserahkan kepada Pangeran Sebakingking atau yang
bergelar Sultan Maulana Hasanuddin.

Kegiatan 2
Menjelaskan Makna Kias yang Terdapat dalam Teks Cerita (Novel) Sejarah

Kata atau frasa bermakna kias ini digunakan penulis untuk membangkitkan imajinasi
pembaca saat membacanya serta memperindah cerita.
Contoh :
1. Di antara para Ibu Ratu yang terpukul hatinya,hanya Ibu Ratu Rajapatni Biksuni Gayatri
yang bisa berikir sangat tenang.
Terpukul hatinya : sangat sedih
2. Mampukah Cakradara menjadi tulang punggung mendampingi istrinya
menyelenggarakan pemerintahan?
Tulang punggung : sandaran, sumber kekuatan

Selain menggunakan kata atau frasa bermakna kias, novel sejarah juga banyak
menggunakan peribahasa, baik yang berbahasa daerah maupun berbahasa Indonesia.
Penggunaan kata, ungkapan, atau peribahasa ini digunakan oleh penulis untuk memperkuat
latar waktu dan tempat kejadian cerita.
Contoh :
Hidup rakyat Majapahit boleh dikata gemah ripah loh jinawi kerta tata raharja,hukum
ditegakkan, keamanan negara dijaga menjadikan siapa pun merasa tenang dan tentram hidup
di bawah panji gula kelapa.
Peribahasa gemah ripah loh jinawi kerta tata raharja merupakan peribahasa Jawa, yang
artinya hidup makmur aman tentram.

C. Mengonstruksi Nilai-Nilai dalam Novel Sejarah ke dalam Teks Eksplanasi


Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan dapat:
1. Mengidentifikasi nilai-nilai dalam novel sejarah
2. Mengaitkan nilai-nilai dalam novel sejarah dengan kehidupan saat ini
3. Menyusun kembali nilai-nilai dari novel sejarah ke dalam teks eksplanasi

Kegiatan 1
Mengidentifikasi Nilai-Nilai dalam Novel Sejarah
Karya sastra yang baik, termasuk novel sejarah , selalu mengandung nilai (value). Nilai
tersebut dikemas secara implisit dalam alur, latar, tokoh, dan tema. Nilai yang terkandung
dalam novel antara lain niali-nilai budaya, nilai moral, nilai agama, nilai sosial, dan nilai
estetis.
1. Nilai budaya adalah nilai yang dapat memberikan atau mengandung hubungan yang
mendalam dengan suatu masyarakat, peradaban, atau kebudayaan.
Contoh :
Dan bila orang mendarat dari pelayaran, entah dari jauh entahlah dekat, ia akan berhenti
di satu tempat beberapa puluh langkah dari dermaga. Ia akan mengangkat sembah
dihadapannya berdiri Sela Baginda, sebuah tugu batu berpahat dengan prasasti
peninggalan Sri Airlangga. Bila ia meneruskan langkahnya, semua saja jalanan besar
yang dilaluinya, jalanan ekonomi sekaligus militer. Ia akan selalu berpapasan dengan
pribumi yang berjalan tenang tanpa gegas, sekalipun dibawah terik matahari.
Sumber: Pramoedya Ananta Toer, Mangir, Jakarta, KPG, 2000
Nilai budaya dalam kutipan di atas adalah nilai budaya Timur yang mengajarkan hidup
tenang, tidak buru-buru, segala sesuatunya harus dihubungkan dengan alam.
2. Nilai moral/etik adalah nilai yang dapat memberikan atau memancarkan petuah atau
ajaran yang berkaitan dengan etika atau moral.
Contoh :
“Juga Sang Adipati Tuban Arya Teja Tumenggung Wilwatikta tidak bebas dari ketentuan
Maha Dewa. Sang Hyang Widhi merestui barang siapa punya kenenaran dalam
hatinya.Jangan kuatir. Kepala Desa! Kurang tepat jawabanku, kiranya?Ketakutan selalu
jadi bagian mereka yang tak berani mendirikan keadilan.Kejahatan selalu jadi bagian
mereka yang mengingkari kenenaran maka melanggar keadilan. Dua-duanya busuk, dua-
duanya sumber keonaran di atas bumi ini…," dan ia teruskan wejangannya tentang
kebenaran dan keadilan dan kedudukannya di tengah-tengah kehidupan manusia dan para
dewa.
Sumber: Pramoedya Ananta Toer, Mangir, Jakarta, KPG, 2000

Nilai moral dalam kutipan di atas adalah ketakutan membela kebenaran sama buruknya
dengan kejahatan karena sama-sama melanggar keadilan.
3. Nilai agama yaitu nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan atau bersumber pada nilai-nilai
agama.
Contoh :
Kala itu tahun 1309.Segenap rakyat berkumpul di alaun-alun. Semua berdoa, apa pun
warna agamanya, apakah Siwa, Buddha, maupun Hindu. Semua arah perhatian ditujukan
dalam satu pandang., ke Purawaktra yang tidak dijaga terlampau ketat. Segenap prajurit
bersikap sangat ramah kepada siapa pun karena memang demikian sikap keseharian
mereka. Lebih dari itu, segenap prajurit merasakan gejolak yang sama, oleh duka
mendalam atas gering yang diderita Kertarajasa Jayawardhana.
Sumber : Gajahmada:Bergelut dalam Kemelut Tahta dan Angkara, Langit resna Hariadi

Nilai agama dalam kutipan tersebut tampak pada aktivitas rakyat dari berbagai agama
mendoakan Kertarajasa Jayawardhana yang sedang sakit.
4. Nilai sosial yaitu nilai yang berkaitan dengan tata pergaulan antara individu dalam
masyarakat.
Contoh :
Sebagian besar pengantar sumbangan, pria, wanita, tua, dan muda, menolak di suruh
pulang.Mereka bermaksut menyumbangkan tenaga juga .Maka jadilah dapur raksasa pada
malam itu juga.Menyusul kemudian datang bondongan gerobak mengantarkan kayu bakar
dan minyak-minyakan. Dan api pun menyala dalam berpuluh tungku.
Sumber : Pramoedya Ananta Toer,Mangir,Jakarta,KPG,2000

Dalam kutipan di atas, nilai sosial tampak pada tindakan menyumbang dan kesediaan
untuk membantu pelaksanaan pesta perkawinan.
5. Nilai estetis yakni nilai yang berkaitan dengan keindahan,baik keindahan struktur
pembangun cerita, fakta cerita, maupun teknik penyajian cerita.
Contoh:
Betapa megah dan indah bangunan itu karena terbuat dari bahan-bahan pilihan. Pilar-pilar
kayunya atau semua bagian dari tiang saka,belandar bahkansampai pada usuk diraut dari
kayu jati pilihan dengan perhitungan bangunan itu sanggup melewati waktu puluhan
tahun,bahkan diharap bisa tembus lebih dari seratus tahun. Tiang saka diukir indah
warna-warni,kakinya berasal dari bahan batu merah penuh pahatan ukir mengambambil
tokoh-tokoh pewayangan,atau tokoh yang pernah ada bahkan masih hidup. Bangunan itu
berbeda-beda bentuk atapnya,pun demikian dengan bentuk wajahnya. Halaman tiga istana
utama itu diatur rapi dengan sepanjang jalan ditanami pohon tanjung, kesara, dan
cempaka.Melingkar-lingkar di halaman adalah tanaman bunga perdu.
Sumber: Gajahmada: Bergelut dalam Kemelut Takta dan Angkara, Langit Kresna Hariadi.

Nilai estetis dalam kutipan di atas terkait dengan teknik penyajian cerita.teknik yang
digunakan pengarang adalah teknik showing (deskriptif).Teknik ini efektif untuk
menggambarkan suasana, tempat, waktu sehingga pembaca dapat membayangkan seolah-
olah menyaksikan dan merasakan sendiri.

Selain nilai moral, teks cerita sejarah juga memuat beberapa nilai manfaat berikut.
1. Belajar tentang kesuksesan dan kegagalan masa lalu
Sejarah adalah peristiwa masa lalu yang di dalamnya terdapat sejumlah rangkaian kisah
tentang kehidupan seseorang, kelompok, masyarakat, ataupun bangsa baik itu yang
menyedihkan maupun yang menyenangkan. Atas peristiwa-peristiwa masa lalu tersebut,
baik yang positif maupun yang negative kita memperoleh banyak pelajaran sebagai bahan
evaluasi diri.
2. Memperteguh sikap kebangsaan
Dengan membaca teks sejarah, akan menumbuhkan persamaan sikap satu nasib, satu
semangat dengan warga lainnya, termasuk terhadap tanah air. Dari sejarah itu pula, kita
mengetahui bahwa lebih banyak kesamaan di antara warga daripada perbedaannya. Dari
situlah, akan timbul pula kecintaan pada sesama, termasuk kepada tempat yang kita
tinggali, lebih luasnya adalah kepada sesama warga bangsa dan negara.
3. Memperjelas identitas dan kepribadian bangsa
Dari sejumlah sejarah nasional, kita menjadi banyak tahu tentang latar belakang masa
lalu. Pada kenyataannya, kita adalah bangsa yang besar; bangsa yang tidak mudah
menyerah; gigih di dalam melawan semua bentuk penjajahan dan tekanan bangsa asing.
dari situlah, akan tumbuh dan terbentuk kepribadian sebagai bangsa yang tangguh dan
percaya diri. Kita adalah bangsa yang besar yang berkepribadian kuat dan tidak mudah
menyerah dan kalah.
4. Merupakan sumber informasi
Teks sejarah merupakan rekaman ide, karya, dan sejumlah aktivitas manusia pada masa
silam. Dalam sejarah, terekam keinginan manusia dalam memperjuangkan hidupnya
untuk bisa lebih baik. Dari aspek itu pun, kita bisa menjadikan keinginan, ide, dan aspek-
aspek kehidupan manusia pada masa lalu tersebut untuk menjadi salah satu inspirasi atau
sumber ilham bagi perjuangan hidup dan kreativitas manusia pada masa kini dan hari
esok.

5. Menjadi sarana rekreatif


Teks sejarah sebenarnya tidak jauh berbeda dengan teks naratif lainnya semacam cerpen
ataupun novel. Apabila pengemasannya menarik, teks itu pun bisa memberikan sejumlah
pengalaman dan pengembaraan batin yang menyenangkan. Teks sejarah bisa menjadi
sumber hiburan jika gaya penyajiannya memikat. Teks sejarah dapat menghibur karena
dapat menumbuhkan suasana bahagia.

Kegiatan 2
Mengaitkan Nilai-Nilai dalam Novel Sejarah dengan Kehidupan

Perhatikan contoh kutipan novel berikut.


“Juga Sang Adipati Tuban Arya Teja Tumenggung Wilwatikta tidak bebas dari ketentuan
Maha Dewa. Sang Hyang Widhi merestui barang siapa punya kenenaran dalam
hatinya.Jangan kuatir. Kepala Desa! Kurang tepat jawabanku, kiranya?Ketakutan selalu jadi
bagian mereka yang tak berani mendirikan keadilan.Kejahatan selalu jadi bagian mereka
yang mengingkari kenenaran maka melanggar keadilan. Dua-duanya busuk, dua-duanya
sumber keonaran di atas bumi ini…," dan ia teruskan wejangannya tentang kebenaran dan
keadilan dan kedudukannya di tengah-tengah kehidupan manusia dan para dewa.
Sumber: Pramoedya Ananta Toer, Mangir, Jakarta, KPG, 2000

Nilai moral dalam kutipan di atas adalah ketakutan membela kebenaran sama
buruknya dengan kejahatan karena sama-sama melanggar keadilan. Pada masa kini, nilai
tersebut masih berlaku.Sering kali kejahatan terjadi karena orang yang mengetahuinya tidak
berani atau tidak peduli untuk menegakkan kebenaran.
Meskipun demikian, ada juga nilai yang dibatasi oleh wilayah geografi, waktu, dan
agama.Contoh nilai yang dibatasi oleh geografi adalah nilai budaya yang terkait dengan
budaya berbusana.Di daerah dengan cuaca panas, masyarakat terbiasa dengan menggunakan
pakaian tipis dan cenderung lebih terbuka.Sebaliknya, masyarakat di daerah pegunungan
terbiasa dengan menggunakan pakaian tebal dan tertutup.
Contoh nilai yang dibatasi waktu adalah nilai budaya. Dahulu, disebagian masyarakat
perdesaan para wanitanya akan nginag yaitu mengunyah daun sirih,buah jambu, dan kapur.
Namun kebiasaan tersebut kini nyaris sudah tidak ditemukan.
Nilai budaya bisa juga dibatasi oleh agama.Misalnya budaya minum tuak pada
masyarakat Indonesia terutama pada pesta pernikahan di masa lalu semakin berkurang setelah
masyarakat sadar bahwa minuman keras itu membahayakan dan dilarang agama.

Kegiatan 3
Menyajikan Nilai Novel Sejarah ke dalam Sebuah Teks Eksplanasi
Teks eksplanasi yaitu teks yang menjelaskan tentang proses terjadinya sesuatu atau
terbentuknya suatu fenomena alam atau social. Pada teks eksplanasi, sebuah peristiwa timbul
karena ada peristiwa lain sebelumnya dan peristiwa tersebut mengakibatkan peristiwa yang
lain lagi sesudahnya.
Teks eksplanasi disusun dengan struktur yang terdiri atas bagian-bagian yang
memperlihatkan pernyataan umum (pembukaan), deretan penjelasan (isi), dan
interpretasi/penutup. Bagian pernyataan umum berisi informasi singkat tentang apa yang
dibicarakan. Bagian deretan penjelas berisi urutan uraian atau penjelasan tentang peristiwa
yang terjadi.Sementara itu, bagian interpretasi berisi pendapat singkat penulis tentang
peristiwa yang terjadi.
Nilai – nilai teks sejarah dapat dikonstruksikan dalam bentuk teks eksplanasi. Secara
sederhana, teks eksplanasi memaparkan suatu hal dengan penjelasan-penjelasan ilmiah. Nilai-
nilai sejarah tersebut dapat dipaparkan melalui teks eksplanasi. Contohnya, dalam sejarah
perjuangan kemerdekaan Indonesia, kita dapat memaparkan nilai-nilai kepahlawanan dan
pantang menyerah menjadi teks eksplanasi. Kita cukup menjelaskan bagian-bagian mana dari
teks cerita sejarah tersebut yang menunjukkan nilai kepahlawanan dan pantang menyerah.

D. Menulis Novel Sejarah Pribadi


Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan dapat:
1. Menyusun kerangka novel sejarah berdasarkan peristiwa sejarah
2. Mengembangkan kerangka menjadi novel sejarah

Kegiatan 1
Menyusun Kerangka Novel Sejarah Berdasarkan Peristiwa Sejarah
Dalam menulis teks sejarah, selain dengan memanfaatkan fakta-fakta masa lalu, kita pun
harus kembali memperhatikan struktur umum teks sejarah yang terdiri atas :
1. pengenalan peristiwa yang akan diceritakan
2. rekaman peristiwa-peristiwa penting
3. penutup
Untuk mengisi ketiga bagian itu, kita perlu mengumpulkan sejumlah fakta sejarah, baik itu
dengan membaca dokumen, melakukan pengamatan, langsung terhadap benda/tempat
bersejarah, maupun dengan melakukan wawancara terhadap narasumber sejarah.
Untuk memudahkan penyusunan novel sejarah, kamu harus menentukan peristiwa sejarah
yang akan menjadi latar cerita. Peristiwa sejarah yang menjadi dasar penulisan novel sejarah
adalah peristiwa yang benar-benar terjadi di masa lalu.Wujudnya dapat berupa peristiwa yang
berkaitan dengan hidup orang banyak atau hidup seseorang. Setelah menentukan peristiwa
sejarah, kamu harus menyusun kerangka atau gambaran singkat cerita sejarah yang akan
ditulis.
Contoh
Peristiwa Sejarah Pengembangan Peristiwa
Meletusnya Gunung Kelut tahun 1966 Aku dilahirkan di pengungsian saat Gunung
Kelud meletus tahun 1966. Karena
minimnya fasilitas kesehatan di
pengungsian, ibu meninggal saat
melahirkanku.

Salah satu strategi yang dapat kita gunakan untuk menulis adalah strategi inkuiri.
Mula-mula penulis melihat peristiwa yang terjadi di sekitar kita. Mengajukan beragam
pertanyaan untuk memperdalam pemahaman kita atas peristiwa tersebut. Menjawab
pertanyaan dengan cara meringkas, menggambarkan karakter tokoh, serta latar.
Mengembangkannya menjadi sebuah karya serta mengakhiri cerita dengan solusi tertentu.

Kegiatan 2
Mengembangkan Teks Cerita Sejarah
Langkah mengembangkan teks cerita sejarah adalah membuat draf awal berupa
kerangka, membuat bagan, dan menarasikan. Pada tahap tersebut, kamu dapat membuat
bagan tokoh, mengidentifikasi waktu dan tempat kejadian, membuat ilustrasi visual setiap
tokoh, dan menentukan apa yang dipermasalahkan, dan sebagainya. Pada beberapa peristiwa,
kamu dapat saja mengganti tokoh dengan tokoh-tokoh dalam kehidupan sehari-harinya,
membuat bagan hubungan antartokoh jika berbeda dengan bagan tokoh yang dibacanya,
mengganti waktu dan tempat kejadian, mengganti permasalahan sesuai dengan imajinasimu,
dan sebagainya.
Untuk dapat mengembangkan kerangka teks sejarah kita perlu mengumulkan
sejumlah fakta sejarah, baik itu dengan membaca dokumen, melakukan pengamatan langsung
terhadap benda atau tempat bersejarah, maupun dengan melakukan wawancara terhadap
narasumber sejarah.
a. Membaca dokumen, seperti surat kabar, majalah, buku-buku, dan sejenisnya. Misalnya,
kita akan menulis tentang sejarah proklamasi. Kita perlu membaca sumber-sumber berita,
seperti surat kabar yang sekiranya merekam atau menceritakan peristiwa tersebut.
b. Melakukan pengamatan langsung, yakni dengan menyaksikan tempat ataau benda-benda
yang menjadi saksi bisu atas peristiwa sejarah itu.
c. Melalukan wawancara dengan pelaku sejarah atau pihak yang pernah mengalami dan
menjadi bagian dari peristiwa tersebut.

SOAL

1. Bacalah kutipan teks berikut.


Kesultanan Cirebon didirikan oleh Syarief Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Pada
waktu itu, Cirebon merupakan salah satu kota pelabuhan di Nusantara. Banyak pedagang
dari negeri asing yang berlabuh di kota itu dan tidak sedikit pula yang menjalin
persahabatan dengan pembesar-pembesar istana.
Identifikasilah Informasi penting dalam kutipan teks di atas!
2. Bacalah kutipan teks berikut.
Kemenangan demi kemenangan berhasil diraih Fatahillah. Pada akhirnya, Sunan Gunung
Jati memanggil ulama dari Pasai itu ke Cirebon. Sunan Gunung Jati menjodohkan
Fatahillah dengan Ratu Wulung Ayu. Sementara itu, kedudukan Fatahillah selaku Adipati
Jayakarta saat itu ada pada Ki Bagus Angke.
Tentukan nilai yang terkandung dalam kutipan teks di atas!
3. Perhatikan kalimat berikut.
Pada waktu itu, Cirebon merupakan salah satu kota pelabuhan di Nusantara.
Tentukan kaidah kebahasaan yang digunakan dalam kalimat tersebut!
4. Jelaskan langkah-langkah utama dalam menulis teks sejarah!
GLOSARIUM

Evaluasi : Penilaian

Frasa : Gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif

Ilustrasi : Gambar (foto, lukisan) untuk membantu memperjelas isi buku,


karangan, dan sebagainya

Imajinasi : Khayalan

Kausalitas : Perihal kausal

Kausal : Bersifat menyebabkan suatu kejadian; bersifat saling


menyebabkan

Komplikasi : Percampuran

Konflik : Ketegangan atau pertentangan di dalam cerita rekaan atau drama


(pertentangan antara dua kekuatan, pertentangan dalam diri satu
tokoh, pertentangan antara dua tokoh)

Konjungsi : Kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa,


antarklausa, dan antarkalimat

Kronologis : Menurut urutan waktu

Naratif : Bersifat menguraikan (menjelaskan)

Orientasi : Pandangan yang mendasari pikiran

Resolusi : Putusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan


yang ditetapkan oleh rapat
Sejarah : Kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa
lampau; riwayat;

Tokoh : Pemegang peran

Visual : Dapat di lihat dengan indra penglihatan (mata)


BAB III
TEKS EDITORIAL

A. Mengidentifikasi Informasi Penting dalam Teks Editorial


Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu:
1. Mengidentifikasi isi teks editorial
2. Membedakan fakta dan opini dalam teks editorial

Kegiatan 1
Mengidentifikasi Isi Teks Editorial
Teks editorial adalah artikel utama yang ditulis oleh redaktur koran yang merupakan
pandangan redaksi terhadap suatu peristiwa (berita) aktual (sedang menjadi sorotan),
fenomenal, dan kontroversial (menimbulkan perbedaan pendapat). Teks editorial disebut juga
tajuk rencana. Dalam tajuk rencana, biasanya diungkapkan fakta peristiwa atau masalah
aktual, penegasan pentingnya masalah, pendapat reaksi tentang masalah tersebut, kritik,
penilaian, dan solusi atas permasalahan, dan harapan redaksi akan peran serta pembaca. Teks
editorial dapat diasumsikan sebagai sikap institusi media masa terhadap peristiwa yang
dibahas.
Editorial dalam suatu media massa cetak biasanya berada dalam rubrik yang sama,
yakni opini. Di dalam rubrik ini terdapat editorial, artikel, dan surat pembaca. Permasalahan
yang dibahas dalam teks editorial adalah permasalahan yang berkaitan dengan peristiwa
(berita) yang sedang hangat dibicarakan (aktual), fenomenal, dan kontroversial.Di dalamnya
terkandung fakta peristiwa sebagai bahan berita.Fakta ini ditelusuri kebenarannya dengan
berbagai strategi.Hal ini dimaksudkan agar berita itu benar adanya sehingga terpercaya,
bukan sebagai gosip murahan.Di samping itu, harus diidentifikasi dan dipastikan apakah
fakta peristiwa tersebut aktual atau hal biasa-biasa saja.
Gaya penulisan editorial hampir sama dengan ragam artikel atau karya ilmiah lainnya,
yakni eksposisi. Eksposisi merupakan tulisan yang bertujuan untuk mengklarifikasi,
menjelaskan, atau mengevaluasi.Strategi pengembangannya mengikuti beragam pola, seperti
contoh, proses, sebab akibat, klasifikasi, defenisi, analisis, komparasi, dan kontras.
Dilihat dari isinya, editorial yang bersifat argumentatif berisi tesis (pernyataan
umum), diikuti oleh argumentasi-argumentasi secukupnya, dan diakhiri dengan penegasan
ulang atas argumentasi-argumentasi tersebut.Ketiga unsur tersebut dalam editorial wajib
hadir. Dengan demikian, karakteristik umum dari editorial adalah sebagai berikut.
a. Berisi fakta-fakta tentang peristiwa ataupun permasalahan aktual
b. Berisi pendapat redaksi tentang peristiwa yang menjadi sorotannya itu, baik berupa kritik,
penilaian, harapan, maupun saran-saran
c. Terkandung solusi redaksi media yang bersangkutan terhadap suatu permasalahan,
mungkin juga berupa simpulan dan sejumlah saran.
Kegiatan 2
Membedakan Fakta dan Opini dalam Teks Editorial
Di dalam sebuah editorial, ada fakta, ada pula pendapat, gagasan, atau lazim pula
disebut opini untuk fakta-fakta yang menjadi fokus ulasannya itu. Di dalamnya pun, mungkin
pula, ia menyampaikan sejumlah solusi dan simpulan-simpulan.
Fakta adalah hal, keadaan, peristiwa yang merupakan kenyataan atau sesuatu yang
benar-benar terjadi. Dengan kata lain, fakta merupakan potret tentang keadaan atau peristiwa.
Oleh karena itu, fakta sulit terbantahkan karena dapat dilihat, didengar, atau diketahui oleh
banyak pihak.Namun, fakta bisa saja berubah jika ditemukan fakta baru yang lebih jelas dan
akurat.Fakta disajikan dalam teks editorial berupa peristiwa dan data-data terkait peristiwa
yang dibahas.Kalimat yang mengandung fakta biasa disebut kalimat fakta.
Contoh :
Pertamina menaikkan harga elpiji tabung 12 kg lebih dari 50%
Selain menyajikan fakta, teks editorial juga dilengkapi dengan opini atau tanggapan
redaksi untuk mendukung pandangan atau sikapnya terhadap peristiwa yang sedang
dibahas.Jika fakta tidak terbantahkan, opini sebaliknya justru masih bisa diperdebatkan.
Dalam menaggapi satu objek atau peristiwa yang sama, akan timbul berbagai pendapat yang
sifatnya beragam. Opini dalam teks editorial dapat berupa penilaian, kritik, prediksi (dugaan
berdasarkan fakta empiris), harapan, dan saran penyelesaian masalah.
Contoh :
Kritik Kenaikan harga itu merupakan kado tahun baru 2014 yang tidak
simpatik, tidak bijak, dan tidak logis.
Penilaian Pertamina tidak bisa semata-mata menjadikan harga pasar dunia sebagai
kiblat dalam membuat keputusan. Sebab di sisi lain perusahaan
memperoleh keuntungan besar atas hasil tambang minyak dan gas yang
dieksploitasi dari perut bumi Indonesia.
Prediksi Redaksi menduga bahwa pengakuan pemerintah yang tidak mengetahui
rencana kenaikan harga elpiji hingga 50% itu tidak benar.
Harapan Pemerintah seharusnya menggunakan keuntungan besar dari hasil
tambang minyak dan gas untuk sebesar-besar kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat.
Saran Caranya dengan mengambil atau menyisihkan sepersekian persen
keuntungan untuk menyupsidi kebutuhan bahan bakar kalangan
masyarakat menengah ke bawah.

B. Menyeleksi Ragam Informasi sebagai Bahan Teks Editorial


Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu:
1. Menentukan isu aktual dari berbagai media informasi (cetak, elektronik,
maupun internet)
2. Menyampaikan pendapat terhadap isu aktual dilengkapi argumen
pendukung (data dan alasan logis)
Kegiatan 1
Menentukan Isu Aktual dari Berbagai Media Informasi
Teks editorial ditulis berdasarkan beberapa informasi berupa fakta dan opini. Dari
satu peristiwa atau fenomena, terdapat banyak sekali informasi yang terkait. Namun, tentu
tidak semuanya dapat dijadikan bahan teks editorial. Teks editorial mengandung berita yang
kontroversial.
Berita yang kontroversial adalah berita yang mengandung perbedaan pendapat di
masyarakat. Perbedaan pendapat itu dapat menimbulkan polemik atau perdebatan, jika
muncul di surat kabar, polemik ini biasanya ditandai denagn munculnya opini. Di televisi
atau radio, polemik muncul dalam bentuk diskusi, debat, atau konferensi. Berdasarkan hasil
membaca berbagai berita utama itulah kamu dapat menentukan isu aktual sebagai
permasalahan yang layak ditulis dalam teks editorial.
Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika menentukan topik editorial adalah sebagai
berikut.
a. Menarik
Suatu masalah akan menarik apabila:
1. Bermanfaat
2. Mengandung banyak perdebatan
3. Aktual, sedang hangatdibicarakan masyarakat
b. Sesuai dengan kapasitas pengetahuan
Sebagai contoh, ada sebuah topik yang sangat menarik. Namun, topik tersebut tidak dapat
dipahami. Topik seperti inilah yang harus dihindari karena hanya akan menjadi bahan
perdebatan yang menyesatkan.
c. Memiliki kejelasan
Kejelasan suatu masalah dapat dilihat dari gagasan sentralnya ataupun ruang lingkupnya.
Topik yang terlalu kompleks dan terlalu luas dapat menyebabkan terjadinya perdebatan
yang tidak berujung pangkal, mengambang, dan bertele-tele.
d. Sesuai dengan waktu dan peristiwa
Topik untuk diskusi akan lain dengan masalah dalam perbincangan biasa. Lebih-lebih
dalam situasi formal, jalannya diskusi dibatasi oleh waktu. Oleh karena itu, untuk
memperoleh pemecahan masalah yang baik, tidak diganggu oleh ketergesa-gesaan,
hendaknya masalah diskusi disesuaikan dengan situasi dan waktu yang tersedia.

Kegiatan 2
Menyampaikan Pendapat Disertai Argumen Pendukung
Kegiatan mengidentifikasi isu aktual yang sudah dilakukan menjadi dasar bagi
redaktur untuk menulis teks editorial atau opini dalam bentuk artikel bagi pengamat.Dalam
teks eksposisi, hal tersebut baru sebatas penyataan umum atau tesis.Redaktur atau penulis
harus mendalaminya dengan melakukan cek silang melalui berbagai strategi, baik wawancara
dengan tokoh kompeten atau melihat data dari berbagai sumber.Sudut pandang yang dapat
digunakan harus diupayakan beragam agar analisisnya lengkap.Misalnya, kamu dapat
menggunakan sudut pandang ekonomi, sosial, psikologi, dan politik.
Berdasarkan sudut pandang tersebut dapat dikemukakan kelebihan dan
kekurangannya.Data dan analisis logis merupakan argumentasi untuk menguatkan tesis yang
dibuat diawal.Kemudian, penulis juga harus mampu memberikan simpulan dan saran sebagai
bagian dari penegasan atas tesis dan argumentasi.Paparan inilah yang kemudian disebut
sebagai pendapat.Bentuknya dapat berupa kritik, penilaian, predisi, dan harapan, maupun
saran.

Contoh :
Fakta Pertamina menaikan harga elpiji tabung 12 kg lebih dari 50%
Pendapat Kenaikan harga itu mengharuskan presiden yang sedang melakukan
kunjungan kerja diJawa Timur meminta Wakil Presiden menggelar
rapat mendadak dengan para menteri terkait

C. Menganalisis Struktur dan Kebahasaan Teks Editorial


Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu:
1. Menganalisis struktur teks editorial
2. Menganalisis kaidah kebahasaan teks editorial

Kegiatan 1
Menganalisis Struktur Teks Editorial
Editorial termasuk ke dalam jenis teks eksposisi, seperti halnya ulasan dan teks-teks sejenis
diskusi. Dengan demikian, struktur umum dari teks editorial meliputi pengenalan isu (tesis),
argumentasi, dan penegasan.
1. Pengenalan isu
Pengenalan isu merupakan bagian pendahuluan teks editorial. Fungsinya adalah
mengenalkan isu atau permasalahan yang akan dibahas dalam bagian berikutnya. Pada
bagian pengenalan isu disajikan peristiwa persoalan aktual, fenomenal, dan kontrovesial.
2. Penyampaian pendapat/argumen
Bagian ini merupakan bagian pembahasan yang berisi tanggapan redaktur terhadap isu
yang sudah diperkenalkan sebelumnya.
3. Penegasan
Penegasan dalam teks editorial berupa simpulan, saran atau rekomendasi. Di dalamnya
juga terselip harapan redaksi kepada para pihak terkait dalam menghadapi atau mengatasi
persoalan yang terjadi dalam isu tersebut.
STRUKTUR TEKS SEJARAH

Peristiwa, masalah faktual


Pengenalan Isu menjadi pro dan kontra

Penyampaian argument- a. Argumen 1


argumen b. Argument 2, dan
seterusnya

Simpulan Pernyataan Penyelesaian

Kegiatan 2
Menganalisis Kaidah Kebahasaan Teks Editorial
Kaidah kebahasaan teks editorial tergolong ke dalam kaidah kebahasaan yang berciri bahasa
jurnalistik. Ciri-ciri bahasa jurnalistik teks editorial :
1. Penggunaan kalimat retoris. Kalimat retoris adalah kalimat pertanyaan yang tidak
ditujukan untuk mendapatkan jawabannya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dimaksudkan
agar pembaca merenungkan masalah yang dipertanyakan tersebut sehingga tergugah
untuk berbuat sesuatu, atau minimal berubah pandangannya terhadap isu yang dibahas.
Dalam teks “Kado Tahun Baru 2014 dari Pertamina” kalimat retorisnya terdapat pada
paragraf ke-4 berikut ini.
Contoh:
Benarkah pemerintah tidak tahu atau tidak diberi tahu mengenai rencana pertamina
menaikkan harga elpiji?
2. Menggunakan kata-kata populer sehingga mudah bagi khayalak untuk mencernanya.
Tujuannya agar pembaca tetap merasa rileks meskipun membaca masalah yang serius
dipenuhi dengan tanggapan yang kritis. Dalam teks “Kado Tahun Baru 20114 dari
Pertamina” contoh kata-kata populer adalah terkaget-kaget, pencitraan, dan menengarai.
3. Menggunakan kata ganti petunjuk yang merujuk pada waktu, tempat, peristiwa, atau hal
lainnya yang menjadi fokus ulasan.
Contoh:
a. Lima tahun sudah diselenggarakan rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI)
jenjang dasar dan menengah, umum dan kejuruan (rujukan waktu)
b. Rencana evaluasi RSBI hendaknya tidak selesai dengan membereskan ekses (rujukan
peristiwa)
c. Era globalisasi menjadi batu sendi dan pemicu kebijakan RSBI (rujukan peristiwa)
4. Banyaknya penggunaan konjungsi kausalitas, seperti sebab, karena sebab, oleh sebab
itu. Hal ini terkait dengan penggunaan sejumlah argument yang dikemukakan redaktur
berkenaan dengan masalah yang dikupasnya.
Contoh:
Masyarakat sebagai konsumen menjadi terkaget-kaget karena kenaikan tanpa didahului
sosialisasi.
5. Menggunakan kata ganti kita untuk melibatkan pembaca langsung pada topik yang
dibahasnya.
Contoh :
a. Sejenak mari kita belokkan perhatian.
b. Kita tidak ingin terjebak dalam pola eksperimen masa lalu.
Kalimat retoris

Kata ganti "kita" Kata populer

Konjungsi kausalitas Kata ganti petunjuk

D. Merancang Teks Editorial


Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu:
1. Menyusun argumen atau pendapat terhadap isu aktual
2. Menyusun saran atau rekomendasi terhadap isu aktual
3. Menulis teks editorial dengan memperhatikan struktur dan kaidah
kebahasaan

Kegiatan 1
Menyusun Argumen atau Pendapat terhadap Isu Aktual
Untuk menyampaikan pendapat, kamu harus mempunyai data yang cukup berkaitan
isu aktual. Setelah itu, carilah teks berita lalu tentukan isu aktual. Carilah dari sumber lain
data mengenai isu yang terdapat dalam berita trsebut. Hubungkan isu-isu yang kamu peroleh
serta lengkapi dengan pendapatmu.Berikan juga simpulan dan rekomendasi terhadap isu
aktual yang kamu sajikan.Kemudian berikan argumen berisi penilaian, kritik, prediksi,
(dugaan berdasarkan fakta-fakta empiris), harapan, dan saran penyelesaian masalah terkait isu
aktual.

Kegiatan 2
Menyusun Saran terhadap Isu Aktual
Saran pada dasarnya merupakan salah satu bentuk penegasan terhadap tesis dan
argumen.Namun, saran dapat disajikan berbeda-beda meskipun isu aktual yang ditanggapi
satu.Saran selalu dikaitkan dengan pihak penerima saran.Dalam menyampaikan saran, kamu
harus mempertimbangkan kepentingan si penerima saran, posisi pemberi, dan penerima saran
terkait isu yang dibahas, serta dampak atau efek bila saran tersebut dilakukan.Saran yang baik
setidaknya memenuhi dua syarat yaitu benar-benar bisa menjadi solusi bagi penerima saran
untuk memecahkan masalahnya dan praktis dapat dipraktikan.
Kegiatan 3
Menulis Teks Editorial
Dalam menulis teks editorial, ada beberapa tahap yang harus dilakukan.
1. Menentukan topik teks editorial
Teks editorial bermula dari peristiwa atau permasalahan yang tengah terjadi di
masyarakat. Oleh karena itu, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan
peristiwa atau permasalahan yang akan menjadi topik ulasan. Peristiwa atau
permasalahan tersebut diusahakan harus bersifat kontroversial ataupun memiliki pro dan
kontra.
2. Pengumpulan data (seleksi fakta)
Pengumpulan fakta, teori, maupun sumber-sumber pendukung lainnya yang bisa
memperkuat ulasa. Fakta-fakta pendukung dan sejenisnya disusun dan disistematiskan
sesuai dengan kerangka umum teks editorial yakni terdiri atas pengenalan isu,
penyampaian argumen-argumen, dan simpulan. Dalam tahap ini mungkin ada fakta yang
diabaikan dengan alas an terlalu banyak atau tidak relevan dengan topik utama. Mungkin
pila, fakta itu tidak begitu penting, bisa pula kita anggap terlalu kontoversial sehingga
akan menyinggung pihak-puhak tertentu.
3. Menyusun kerangka teks
Teks editorial tersusun atas kerangka umum yaitu pengenalan isu, penyampaian
argument-argumen, dan simpulan. Kerangka teks ini dibuat untuk memudahkan
pengembangan teks editorial.
4. Pengembangan kerangka
Langkah berikutnya adalah mengembangkan kerangka menjadi sebuah teks yang lengkap
dan utuh. Pada langkah ini, perlu dipikirkan pula pola pengembangannya, apakah dengan
kausalitas, temporal atau kronologis, perbandingan/pertentangan, dan pola-pola lainnya.
Pola-pola tersebut dipengaruhi oleh fakta-fakta yang kita miliki. Jika fakta-fakta itu lebih
banyak berupa suatu sebab ataupun akibat, tulisan kita lebih tepat dikembangkan dengan
pola kausalitas dengan disertai oleh kehadiran konjungsi kausalitas. Namun apabila fakta-
fakta itu berupa rangkaian peristiwa, tulisan kita sebaiknya disusun secara kronologis
menggunakan konjungsi-konjungsi temporal.
5. Penyuntingan
Untuk menghasilkan teks editorial yang lebih baik, langkah pascapenulisan ini tidak
boleh kita lewatkan. Kita perlu mencermati kembali isi, struktur, serta kaidah-kaidah
kebahasaan. Berikut merupakan bagan penyuntingan teks editorial.;
Kesesuaian Kelengkapan
Penting, tidak penting Kelogisan
Kebenaran Kejelasan

Isi Struktur

Ejaan/tanda
baca Kaidah
Kebakuan Keefektifan
Ketepatan Kebakuan

SOAL
1. Perhatikan kutipan teks berikut.
Sejenak, mari kita belokkan perhatian. Alih-alih pelengkap keasyikan bergosip
infotainment, sistem pemerintahan yang carut-marut, dan gegar Piala Dunia.
Lima tahun sudah, diselenggarakan rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI)
jenjang dasar dan menengah, umum, dan kejuruan. Sudah diperoleh sejumlah sekolah
bertaraf internasional (SBI), sudah pula ada yang di-drop dari status RSBI ke status
sekolah regular.
Tentukan isu yang terdapat dalam kutipan teks di atas!
2. Perhatikan kutipan teks berikut.
Sejenak, mari kita belokkan perhatian. Alih-alih pelengkap keasyikan bergosip
infotainment, sistem pemerintahan yang carut-marut, dan gegar Piala Dunia.
Lima tahun sudah, diselenggarakan rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI)
jenjang dasar dan menengah, umum, dan kejuruan. Sudah diperoleh sejumlah sekolah
bertaraf internasional (SBI), sudah pula ada yang di-drop dari status RSBI ke status
sekolah regular.
Tentukan bagian struktur teks dari kutipan di atas!
3. Perhatikan teks erikut.
Sekolah ibarat barang dagangan seiring dengan pemberlakuan standar tunggal manajemen
ISO. Dengan standar itu, tanpa dsadari, bukan juga ekses, tercipta kastanisasi sekolah
seperti yang dikritik kolumnis Darmaningtyas mulai dari yang internasional hingga
pinggiran bersaing dengan swasta internasional yang makin bertebaran di kota besar atas
nama usaha bisnis.
Tulislah komentar yang sesuai dengan cuplikan teks di atas!
GLOSARIUM

Aktual : Sedang menjadi pembicaraan orang banyak

Analisis : Penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan


sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya

Artikel : Karya tulis lengkap

Definisi : Batasan (air)

Fakta : Hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan; sesuatu yang


benar-benar ada atau terjadi

Fenomenal : Luar biasa

Isu : Kabar yang tidak jelas asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya;
kabar angin; desas-desus

Jurnalistik : Yang menyangkut kewartawanan dan persuratkabaran

Klasifikasi : Penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan menurut kaidah


atau standar yang ditetapkan

Komparasi : Perbandingan

Kontras : Memperlihatkan perbedaan yang nyata apabila diperbandingkan


Kontroversial : Bersifat menimbulkan perdebatan

Koran : Lembaran-lembaran kertas bertuliskan kabar (berita) dan sebagainya,


terbagi dalam kolom-kolom (8-9 kolom), terbit setiap hari atau secara
periodik; surat kabar; harian

Kritik : Kecaman atau tanggapan, atau kupasan kadang-kadang disertai uraian


dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dan
sebagainya

Opini : pendapat; pikiran; pendirian

Prediksi : Ramalan; prakiraan

Redaktur : Orang yang menangani bidang redaksi

Retoris : Bersifat retorika

Retorika : Keterampilan berbahasa secara efejtif

Teks : Naskah yang berupa kata-kata asli dari pengarang

Topik : Pokok pembicaraan dalam diskusi, ceramah, karangan, dan sebagainya


BAB IV
MENIKMATI NOVEL
A. Menafsir Pandangan Pengarang terhadap Kehidupan
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu :
1. Menangkap maksud pengarang terhadap kehidupan dalam novel
2. Menerangkan maksud pengarang terhadap kehidupan dalam novel

Kegiatan 1
Menangkap Maksud Pengarang terhadap Kehidupan dalam Novel
Nilai-nilai kehidupan yang tercermin di dalam suatu novel tidak terlepas pula dari
keyakinan termasuk adat istiadat, budaya, dan keyakinan pengarang serta tempat karya itu
diciptakan. Misalnya, dengan membaca novel dari seorang pengarang yang gandrung
terhadap kemajuan teknologi (IPTEK), cerita – cerita tentang peranan dan kehebatan
teknologi akan begitu dominan di dalamnya.
Dengan banyaknya membaca, pemahaman kita tentang sikap orang lain, termasuk
adat istiadat berbagai daerah dan bangsa, akan semakin mendalam. Pada akhirnya, akan
tumbuh dalam diri kita sikap rendah hati, tidak mau menang sendiri, dan tumbuh pula
kesadaran menghargai sesama. Novel memang tidak lepas dari kehidupan tempat juga
zamannya. Adat, kebiasaan, serta pola kehidupan dari pengarang serta masyarakatnya sedikit
banyak akan tergambar di dalam suatu novel. Novel – novel yang dikarang dalam zaman
yang sama, mungkin saja memiliki banyak kesamaan dalam masalah yang satu ini.
Adat dan kebiasaan merupakan salah satu unsur elstrinsik suatu karya sastra. Unsur
tersebut akan tampak pada kebiasaan para tokoh, tema, ataupun penggambaran latar. Unsur –
unsur sedikit banyak akan dipengaruhi oleh kehidupan zamannya. Misalnya, novel – novel
yang lahir pada zaman ’20 – ’30 – an lebih banyak berceritan tentang kawin paksa dan
berbagai budaya feodal lainnya.
Untuk melatih pemahamanmu tentang novel dalam kaitannya dengan maksud
pengarang, kamu harus mencatat informasi latar sosial budaya dari novel sejarah yang
dibaca.Untuk memudahkan kamu menangkap maksud pengarang terhadap kehidupan dalam
novel, kamu dapat mencatat hal-hal penting yang ditemukan dalam novel lalu membaca
artikel yang berkaitan dengan novel tersebut.

Kegiatan 2
Menerangkan Maksud Pengarang terhadap Kehidupan dalam Novel
Kamu dapat menuliskan pendapatmu mengenai kesamaan latar belakang sosial budaya
dalam sebuah novel yang dibaca dengan penulis novel.Kamu juga dapat mencari dari
berbagai sumber mengenai biografi penulis novel yang kamu baca atau tentang kehidupan
penulis novel tersebut untuk mempertegas pendapatmu tentang maksud pengarang terhadap
kehidupan dalam novel.
B. Menganalisis Isi dan Kebahasaan Novel
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu:
1. Menganalisis isi novel berdasarkan unsur intrinsiknya
2. Menganalisis kebahasaan novel

Kegiatan 1
Menganalisis isi Novel Berdasarkan Unsur Intrinsiknya
Isi sebuah novel dapat diketahui dari tema novel itu. Dengan kata lain, bicara tentang isi
novel bearti membahas tentang tema novel itu sendiri. Untuk mengetahui tema suatu novel
diperlukan apresiasi menyeluruh terhadap berbagai unsur novel itu.
Unsur intrinsik novel yaitu :
a. Tema
Tema yaitu masalah atau gagasan utama yang menjiwai seluruh cerita novel. Tema
merupakan unsur paling penting dari karya sastra karena semua elemen dalam novel akan
mengacu dan menunjang tema. Tema disebut juga sebagai ide sentral atau makna sentral
suatu cerita.Tema merupakan jiwa cerita dalam karya fiksi. Tema-tema novel, termasuk
karya – karya sastra lainnya, banyak dipengaruhi oleh kehidupan zamannya. Ada tiga
unsur intrinsik yang dipergunakan oleh pengarang untuk menyalurkan tema suatu novel
ataupun cerita – ceritanya, yaitu alur, penokohan, dan bahasa yang dipakai oleh
pengarang.
b. Alur/plot
Alur yaitu rangkaian peristiwa-peristiwa yang membentuk sebuah cerita. Alur terdiri dari
beberapa tahap, yaitu sebagai berikut :
 Pengenalan atau eksposisi
Biasanya pada tahap ini penulis akan memperkenalkan tokoh-tokoh yang ada dalam
crita novel, karakter-karakter tokoh, dan lingkungan tokoh.
 Pertentangan atau konflik
Pada tahap ini biasanya tokoh utama mengalami konflik dengan tokoh lain, diri
sendiri, maupun dengan lingkungan tempat ia tinggal.
 Pertumbuhan atau penanjakan
Pada tahap ini biasanya konflik yang dialami tokoh semakin melebar dan terjadi
beberapa pertentangan antar tokoh.
 Klimaks atau puncak ketegangan
Pada tahap ini terjadi ketegangan yang memuncak atau masalah yang memuncak
sehingga memunculkan kejutan-kejutan yang tidak disangka-sangka oleh pembaca.
 Antiklimaks
Pada tahap ini ketegangan sudah cukup reda.
 Ending
Pada tahap ini terjadi penyelesaian konflik yang biasanya ditunggu-tunggu oleh
pembaca.Ada dua penyelesaian dalam cerita novel, yaitu berakhir bahagia dan
berakhir sedih.
Ada tiga jenis alur dalam novel yaitu :
 Alur maju atau progresif
Merupakan alur yang menceritakan peristiwa-peristiwa secara kronologis atau
berurutan.Dalam alur ini cerita diawali dengan tahap pengantar dan diakhiri tahap
penyelesaian.
 Alur mundur atau regresif
Merupakan alur yang menceritakan peristiwa-peristiwa secara terbalik.Dalam alur ini
cerita tidak dimulai dari tahap pengantar.
 Alur campuran
Merupakan perpaduan dari alur maju dan alur mundur.
c. Penokohan
Penokohan atau perwatakan yaitu penggambaran mengenai tokoh cerita. Ada dua cara
menggambarkan watak tokoh dalam cerita novel yaitu :
 Analitik/langsung
Pengarang langsung menggambarkan keadaan atau pelukisan bentuk fisik seorang
tokoh, seperti bagaimana bentuk wajah, hidung, mata, rambut, dan sebagainya.
 Dramatik/tidak langsung
Pengarang mengungkapkan watak tokoh dengan hal-hal yang berhubungan dengan
tokoh. Misalnya, pelukisan jalan pikiran tokoh, cara berdandan, cara berpakaian, cara
bicara, cara bergaul dan sebagainya. Tokoh dalam cerita ada tiga macam yaitu
protagonis (tokoh yang baik), antagonis (tokoh yang jahat), dan tritagonis (tokoh
penengah).
d. Latar
Latar atau setting yaitu tempat dan waktu yang melatar belakangi terjadinya peristiwa
dalam suatu cerita. Setting biasanya mencakup hal-hal berikut:
 Setting tempat
Berhubungan denagn ruang waktu, misalnya di Jawa, di kota Semarang tahun berapa,
hari apa.
 Setting waktu
Berarti kejadian itu terjadi pada waktu tertentu misalnya, pagi, siang, sore, malam,
fajar.
e. Suasana
Suasana yaitu suasana hati yang ditimbulkan oleh suatu karya sastra seperti novel.
Misalnya suasana sedih, senang, benci, cinta, dan lain sebagainya. Dalam menciptakan
suasana yang benar-benar dapat menyentuh hati para pembaca seorang penulis harus total
dalam penulisan sebuah novel. Biasanya banyak penulis novel yang menceritakan
kisahnya berdasarkan pengalaman pribadi.
f. Sudut pandang
Sudut pandang yaitu cara pandang pengarang dalam menceritakan kisahnya. Cara
pengarang membawakan ceritanya ada dua yaitu cara bercerita orang pertama (memakai
kata aku atau saya) dan cara bercerita orang ketiga (memakai kata dia, ia, dan nama
orang).
g. Amanat
Amanat yaitu pesan yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca.Dalam
menuliskan maksud pesan biasanya pengarang mengungkapkan secara tersirat maupun
tersurat.Amanat merupakan unsur yang sangat penting dari sebuah karya sastra.

Kegiatan 2
Menganalisis Unsur Kebahasaan Novel
Novel merupakan teks berkategori negatif seperti halnya cerpn, biografi, dan beberapa jenis
cerita ulang (recount). Oleh karena itu, novel memiliki beberapa ciri kebahasaan.
Ciri-ciri kebahasaan dalam novel yaitu :
 Kalimat kompleks pada teks
Kalimat kompleks yaitu kalimat yang terdiri atas lebih dari satu aksi, peristiwa atau
keadaan, sehingga mempunyai lebih dari satu verba utama.Di dalam novel, ditandai
dengan adanya kalimat kompleks (kalimat majemuk), yang terdiri dari kalimat majemuk
setara maupun kalimat majemuk bertingkat.
 Kata rujukan
Kata rujukan adalah kata yang merujuk pada kata lain yang telah diungkapkan
sebelumnya. Kata rujukan dibedakan menjadi beberapa yaitu:
a. Rujukan benda atau hal
b. Rujukan tempat
c. Rujukan personil/orang atau yang diperlakukan seperti orang
 Kata penghubung
Kata penghubung disebut juga konjungsi atau kata sambung.Konjungsi adalah kata atau
ungkapan penghubung antar kata, antar frasa, antar klausa, dan antar kalimat. Konjungsi
terbagi menjadi dua yaitu :
a. Konjungsi koordinatif
Kata yang menggabungkan kata atau klausa yang berstatus sama misalnya kata
dan,tetapi, atau, bahkan, tambahan, namun, dan lain-lain.
Contoh :
Aku ingin berangkat sekolah, tetapi hujan belum reda.
b. Konjungsi subordinatif
Konjungsi yang menghubungkan dua unsur kalimat (klausa) yang kedudukannya
tidak sederajat.Contoh penghubung subordinatif atributi yaitu yang, penghubung
subordinatif tujuan agar, supaya, biar.
 Gaya bahasa
Gaya bahasa adalah penggunaan atau pemilihan kata yang digunakan dalam penulisan
teks fiksi dalam novel. Penggunaan gaya bahasa biasanya menggunakan bahasa yang
bermajas metafora, personifikasi, dan perumpamaan.
C. Menyajikan Hasil Interpretasi Pandangan Pengarang
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu :
1. Menemukan pandangan pengarang dalam novel
2. Menyajikan hasil interpretasi pandangan pengarang
dengan kalimat yang baik dan benar

Kegiatan 1
Menemukan Pandangan Pengarang dalam Novel
Selain tema yang diusung, perbedaan yang ada adalah cara menyajikan cerita dan
sudut pandang pengarang. Setiap pengarang memiliki pandangan masing-masing dalam
menyikapi suatu hal yang biasanya tergambar pada karyanya.Ada beberapa aspek kehidupan
yang biasa disajikan pengarang dalam tulisannya yaitu aspek sosial, aspek keagamaan, dan
aspek budaya.

Kegiatan 2
Menyajikan Hasil Interpretasi Pandangan Pengarang
Setelah menemukan pandangan pengarang terhadap terhadap beberapa aspek (sosial,
keagamaan, dan budaya) dalam novel, sajikan temuan tersebut menjadi sebuah tulisan yang
baik.Kalian dapat menuliskannya menjadi sebuah paragraf yang baik.Selain itu, kalian juga
dapat mengambil kutipan-kutipan di dalam novel untuk menguatkan pandangan pengarang
yang kalian temukan.

D. Merancang Novel
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu :
1. Merancang novel dengan memperhatikan isi
2. Merancang novel dengan memperhatikan kebahasaan

Kegiatan 1
Merancang Novel dengan Memperhatikan Isi
Merancang novel adalah membuat gambaran mengenai sebuah cerita yang akan ditulis dalam
bentuk novel. Untuk merancang novel,ada beberapa langkah yang harus dilakukan yaitu :
1. Tentukan tema

politik

pendidikan persahabatan

Tema

2. Tulislah tokoh - tokohnya dan tentukan tokoh antagonis, protagonis, dan tritagonis
antagonis

protagonis tritagonis

Toko
h
3. Bagaimana alur yang kamu gunakan

apakah
apakah
apakah aluralur
alur mundur?
maju?
campuran?

4. Tentukan latar tempat, latar waktu, dan latar sosial yang akan kamu ceritakan
5. Pesan yang ingin disampaikan

Kegiatan 2
Merancang Novel dengan Memperhatikan Kebahasaan
Teknik – teknik perancangan dapat kita aplikasikan dalam perancangan penulisan novel.
a. Menjadikan cerita yang unik dan mengesankan
Salah satu teknik menulis novel dan cerita lainnya adalah merekayasa rangkaian cerita
menjadi unik, baru, dan tentu saja tidak ada duanya. Dari satu objek yang sama, pasti ada
sudut – sudut yang unik yang dapat kita tulis. Kita dapat membumbui kisah – kisah itu
dengan fantasi dan pengalaman pribadi kita yang tentunya tidak akan sama dengan
pengalaman yang dimiliki orang lain.
b. Paragraf pertama yang mengesankan
Selain judul, paragraf pertama adalah etalase sebuah cerita. Paragraf pertama itu kunci,
kunci pembuka. Khususnya untuk cerpen, karena merupakan karangan pendek, mestinya
paragraf pertama langsung masuk ke pokok persoalan dan bukannya melantur pada hal-
hal yang klise apalagi apabila kemudian terkesan menggurui.
c. Pertimbangkan pembaca
Pembaca adalah konsumen, sedangkan pengarang adalah produsen. Produsen harus
senantiasa mempertimbangkan mutu produknya agar bisa dipasarkan. Apalagi, mengingat
persaingan pasar yang semakin tajam. Pembaca sebagai konsumen, jelas memerlukan
bacaan yang baru, segar, unik, menarik dan menyentuh rasa kemanusiaan. Hal yang
terpenting adalah cara menceritakannya dan tidak gampang ditebak akhir ceritanya.
d. Menggali suasana
Melukiskan suasana suatu latar kadang-kadang memerlukan detail yang apik dan kreatif.
Hal tersebut karena penggambaran suasana yang biasa-biasa yang sudah dikenal umum
tidak akan begitu menarik bagi pembaca.
e. Menggunakan kalimat efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang berdaya guna, yang langsung memberikan kesan
kepada pembaca. Kalimat demi kalimat, baik dalam dialog maupun narasi disusun
seefektif mungkin sehingga pembaca merasa mudah untuk menangkap maksud dari
setiapbagian cerita itu hingga tamat. Di samping terampil menggunakan kalimat efektif,
kita dituntut pula memiliki kekayaan kosakata dan gaya bahasa agar cerita itu mengalir
dengan lancar dan tidak kering serta membosankan.
f. Menggerakan tokoh
Tokoh-tokoh yang hadir senantiasa bergerak secara fisik atau psikis hingga terlukis
kehidupan sebagaimana wajarnya dalam kehidupan sehari-hari. Karakter tokoh harus
benar-benar hidup dalam penggambaran sebuah cerita sesuai dengan kondisi dan keadaan
cerita yang dialaminya.
g. Fokus cerita
Di dalam sebuah novel, segala persoalan yang ada terfokus pada satu persoalan pokok.
Persoalan-persoalan lainnya berfungsi sebagai pendukung. Seperti halnya karya foto, jika
fokusnya kabur atau objeknya tenggelam dalam objek sekelilingnya, karya foto itu tidak
bagus. Adapun foto yang bagus adalah foto yang fokusnya tajam. Hal-hal lain yang
tergambar dalam foto itu hanya merupakan faktor pendukung objek utama yang tampak
wajar dan artistik.
h. Sentakan akhir
Cerita harus diakhiri ketika persoalan sudah dianggap selesai. Akhir cerita merupakan
sentakan yang membuat pembaca terkesan. Kesan yang ditimbulkannya mungkin
bermacam-macam: tersenyum-senyum, menarik napas panjang, atau merenung dalam
karena terharu tanpa harus menuliskan kata-kata sedih. Kunci dari semua itu ada pada
sentakan akhir dalam paragraf penutup cerita tersebut.

SOAL
1. Lalu, katanya “Kalau Nyonya melarangku datang kemari, itu hak Nyonya, Tapi,
menyambutku dengan semburan begini, rasanya Nyonya telah membuat kekeliruan
bertamu. Nyonya harus mempersilakan tamu Nyonya masuk, bukan memakinya.”
Tentukan nilai adat istiadat yang terdapat pada kutipan cerpen tersebut!
2. Tapi, seketika itu, Ratna sudah mengucap pula. Sudarma, adiknya, pada siapakah ia
bergantung jika Ratna tidak ada lagi? Hanya anak yang seorang itu yang akan dapat
menyenangkan hati ibu bapaknya di kemudian hari bila ia telah sampai tamat belajar.
Bolehkah Ratna melepas diri, sedang tiga orang darah dagingnya mengharap-harap akan
bantuannya. (Novel Pertemuan Jodoh,Abdoel Moeis)
Tentukan bagian dari struktur kutipan novel tersebut!
3. Kebanyakan perempuan yang jatuh ke dalam tangan Datuk Meringgih ini semata-mata
karena uangnya juga. Sebab lain daripada itu, tak ada yang dapat dipandang padanya.
Rupanya buruk, umurnya telah lanjut, pakaian dan rumah tangganya kotor, adat dan
kelakuannya kasar dan bengis, bangsanya rendah dan kepandaiannya pun tak ada, selain
daripada kepandaian berdagang. (Novel Siti Nurbaya, Marah Rusli)
Tuliskan tradisi atau kebiasaan yang terungkap dalam cuplikan novel di atas!

GLOSARIUM

Antagonis : Orang yang suka menentang atau melawan

Efektif : Ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya)

Fisik : Jasmani; badan

Novel : Karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita


kehidupan seseorang dengan orang disekelilingnya dengan
menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku

Protagonis : Tokoh utama dalam cerita rekaan

Psikis : Yang berhubungan dengan psike

Psike : Jiwa; sukma; rohani

Tritagonis : Karakter penting ketiga dalam sebuah cerita


BAB V
MENYAJIKAN GAGASAN MELALUI ARTIKEL

A. Mengevaluasi Informasi, Baik Fakta Maupun Opini, dalam Sebuah Artikel


yang Dibaca
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu :
1. Menemukan informasi dalam artikel opini yang dibaca
2. Membedakan antara informasi (fakta) dan opini penulis

Artikel merupakan jenis tulisan yang berisi pendapat, gagasan, pikiran, atau kritik
terhadap persoalan yang berkembang di masyarakat, biasanya ditulis dengan bahasa
ilmiah populer. Intinya, artikel opini adalah tulisan yang berisi pendapat penulis tentang
data, fakta, fenomena, atau kejadian tertentu dengan maksud dimuat di surat kabar atau
majalah.
Artikel opini termasuk dalam kategori teks eksposisi yang berisi argumen seseorang
yang dimuat di surat kabar. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan
mengevaluasi informasi (fakta dan opini) dalam artikel opini, menyusun opini dalam
bentuk artikel, menganalisis kebahasaan artikel dan/atau buku ilmiah, dan mengonstruksi
sebuah artikel.

Kegiatan 1
Menemukan Informasi dalam Artikel yang Dibaca
Artikel adalah tulisan tentang suatu masalah, termasuk pendapat dan pendirian penulis
tentang masalah itu. Artikel bertujuan untuk meyakinkan, mendidik, atau menghibur
pembaca. Artikel memiliki kesamaan dengan esai. Kedua tulisan itu sama-sama dijumpai di
dalam media massa cetak dan disajikan berdasarkan fakta. Bedanya, artikel dikupas secara
lebih objektif. Uraian dalam artikel berangkat dari sesuatu yang dipikirkan dan bukan dari
sesuatu yang dirasakan.
Berbeda pula dengan berita yang ditulis oleh wartawan dari media yang bersangkutan,
penulisan artikel juga esai adalah orang luar. Media itu menyediakan rubrik atau kolom
khusus untuk para pembacanya yang berminat membahas suatu persoalan di medianya.
Dengan cara demikian, terbukalah peluang bagi pembaca media itu untuk mengemukakan
opini ataupun pendapatnya tentang suatu persoalan. Informasi dalam sebuah artikel berbasis
fakta, menyatukan opini – opini dengan isu aktual, pembahasan objektif memiliki struktur
yang sistematis, dan menggunakan bahasa baku.

Kegiatan 2
Membedakan Informasi Berupa Fakta dan Opini Penulis
Kemampuan awal yang harus dimiliki agar dapat menulis artikel adalah dapat
membedakan fakta dan opini.Tentulah hal pertama untuk dapat membedakan antara
informasi fakta dan opini yang terdapat dalam artikel adalah membacanya dengan cermat.
Kemudian, memahami isi dan gaya penulisannya. Fakta adalah kenyataan atau peristiwa
yang benar-benar ada atau terjadi. Fakta biasanya dapat menjawab pertanyaan apa, siapa,
kapan, di mana, atau berapa. Opini adalah pendapat, pikiran, atau pendirian seseorang
terhadap sesuatu. Opini biasanya dapat menjawab pertanyaan bagaimana dan mengapa.

B. Menyusun Opini dalam Bentuk Artikel


Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu :
1. Mengungkapkan opini dalam bentuk kalimat yang benar
2. Menyusun opini dalam bentuk paragraf
3. Menyusun opini dengan memperhatikan fakta dalam bentuk artikel

Kegiatan 1
Mengungkapkan Opini dalam Bentuk Kalimat yang Benar
Sebelum menyusun sebuah opini dalam bentuk artikel, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan antara lain struktur artikel opini, argumentasi, dan bahasa yang digunakan.
1. Struktur artikel opini
Struktur artikel opini yaitu pernyataan pendapat (tesis), argumentasi, dan penegasan ulang
pendapat.
2. Argumentasi
Bagian terpenting dalam artikel opini adalah argumentasi.Argumentasi yang kalian
kemukakan harus kuat.Artinya argumentasi harus didukung data aktual karena artikel
opini pada umumnya bersifat aktual yang berisi analisis subjektif terhadap suatu
permasalahan.Argumentasi yang dibangun harus konstruktif agar pesan dalam tulisan
dapat diserap secara baik oleh pembaca dan harus memberikan solusi yang komprehensif.
3. Penggunaan Bahasa
Bahasa dalam artikel bersifat ilmiah populer, berbeda dengan bahasa ilmiah pada
umumnya.Penggunaan bahasa penting untuk diperhatikan untuk melihat sasaran
pembacanya. Kecenderungan pembaca teks artikel adalah membaca tulisan yang tidak
terlalu panjang, mudah dibaca, dan mudah dipahami. Oleh karena itu, pada saat membuat
opini, gunakan bahasa yang komunikatif, tidak bertele-tele, dan ringkas
penyajiannya.Dalam menggali gagasan dan argumentasi, gunakanlah kalimat yang
efisien, efektif, dan mudah dimengerti.Jika kamu menggunakan istilah asing atau bahasa
daerah, buatlah padanan kata dalam bahasa Indonesia.
Opini yang baik adalah opini yang ditunjang atau dibenarkan oleh fakta. Opini yang baik juga
harus logis dan jelas.
1. Opini harus relevan dan diperkuat fakta
Contohnya adalah opini bahwa “prestasi para siswa di SMK 3 itu mengalami
peningkatan”. Hal itu harus ditunjang oleh fakta berupa nilai rata – rata para siswanya
yang lebih tinggi. Mungkin pula, ditunjang oleh berbagai kejuaraan yang banyak
dimenangi oleh para siswanya dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
2. Opini harus logis
Agar mudah dipahami dan diterima oleh orang lain, suatu opini harus logis (masuk akal)
dan dapat diterima akal sehat. Misalnya opini bahwa “pelaku penghinaan terhadap orang
lain itu tidak boleh dituntut di pengadilan agar persatuan dan kesatuan tetap terjaga”.
Opini itu logis karena justru kalau tidak diadili, keadaan itu akan meresahkan masyarakat
dan justru akan menjadikan persatuan dan kesatuan terganggu.
3. Opini harus jelas
Ketidakjekasan opini dapat disebabkan oleh bertumpunya gagasan yang ada di dalam
sebuah pernyataan. Misalnya, opini “selain persoalan penataan sistem oraganisasi dan
birokrasi, ada sejumlah persoalan yang harus mendapat perhatian khusus dari Mendikbud
baru yang terkait persoalan pengelolaan guru dan peningkatan kualifikasinya”. Opini
tersebut tidak jelas karena memiliki gagasan yang bertumpuk.

Kegiatan 2
Menyusun Opini dalam Bentuk Paragraf
Penanda-penanda opini dalam suatu paragraf yaitu :
1. Menggunakan kutipan kata-kata seseorang, biasanya ditandai dengan adanya tanda baca
petik dua (“…”)
2. Menggunakan sudut pandang penulis dalam bentuk penafsiran terhadap fakta.
3. Menggunakan kata yang tidak pasti (mungkin, rasanya,dll)
4. Menggunakan kata yang bertujuan menyampaikan sesuatu (sebaiknya, saran, pendapat,
dan lain-lain)
Inti dari paragraf opini adalah dapat ditemukan kata atau kalimat yang menunjukan bahawa
itu adalah sebuah pendapat pribadi ataupun pandangan seseorang yang belum tentu benar,
hanya berdasarkan pemikiran seseorang.

Kegiatan 3
Menyusun Fakta dalam Bentuk Artikel
Fakta adalah suatu informasi yang bersifat nyata atau benar-benar terjadi. Fakta disertai
bukti-bukti yang mendukung kebenarannya. Oleh karena itu, fakta lebih sering sulit dibantah
oleh opini seseorang.
Ciri-ciri fakta :
1. Merupakan suatu kebenaran umum
2. Menyertakan bukti berupa data-data yang akurat
3. Mengungkapkan peristiwa yang benar-benar terjadi.

C. Menganalisis Struktur dan Kebahasaan Artikel dan/atau Buku Ilmiah


Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu :
1. Menemukan unsur kebahasaan artikel opini dan buku ilmiah
2. Membedakan unsur kebahasaan dalam artikel opini dan buku ilmiah

Kegiatan 1
Menganalisis Struktur Artikel
Sebagaimana editorial, cerita sejarah, esai ataupun teks lainnya, artikel dibentuk oleh struktur
yang memiliki kekhasan dibanding dengan teks lainnya. Secara umum, struktur teks artikel
terdiri atas bagian-bagian berikut.
1. Isu aktual
Berupa sorotan peristiwa aktual. Dalam hal ini, artikel memiliki kesamaan dengan
editorial. Bedanya, isu dalam editorial dipilih oleh redaksi media itu sendiri, sedangkan
isu dalam artikel ditentukan berdasarkan minat penulisnya.
2. Rangkaian argumentasi
Berupa pendapat atau opini penulis terkait dengan isi ataupun topik yang dibahasnya.
Bagian ini dilengkapi pula oleh sejumlah fakta, baik yang diperoleh penulis melalui hasil
pengamatan, wawancara, maupun dari sumber-sumber tertentu.
3. Penegasan kembali
Berisi penegasan kembali atas pembahasan sebelumnya. Mungkin pula, bagian ini disertai
harapan ataupun saran-saran.

Kegiatan 2
Menemukan Unsur Kebahasaan Artikel Opini dan Buku Ilmiah
Kata baku memiliki beberapa ciri yaitu.
a. Tidak dipengaruhi bahasa daerah
b. Tidak dipengaruhi bahasa asing
c. Bukan merupakan ragam bahasa percakapan
d. Penulisannya sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia
Artikel juga ditandai oleh penggunaan kata-kata yang bermakna lugas atau makna
denotasi, yakni makna kata yang apa adanya, sesuai dengan makna asalnya, tidak mengalami
penambahan ataupun pergeseran-pergeseran. Selain itu dikenal pula makna kias atau makna
konotasi, yakni makna yang berdasarkan perasaan atau pikiran seseorang.
 Makna denotasi adalah makna yang tidak mengalami perubahan apa pun dari makna
asalnya.
 Makna konotasi adalah makna yang telah mengalami penambahan-penambahan dari
makna asalnya. Ada tidaknya makna konotasi pada suatu kata dapat diketahui setelah kata
itu digunakan dalam kalimat.
Jenis Makna Contoh Kata Makna
Denotasi 1. Ibu guru 1. Perempuan yang pekerjaannya
2. Ibunya Amir mengajar
2. Perempuan yang melahirkan
Amir
Konotasi 1. Ibu kota 1. Pusat pemerintahan
2. Ibu jari 2. Jari yang paling besar, jempol
Berdasarkan penyajian di atas, ada 4 ciri utama kebahasaan artikel.
Kata Baku

Kaidah
Bermakna
Impersonal Kebahasaan Lugas
Artikel

Banyak
Istilah

Dalam artikel ada juga beberapa unsur kebahasaan yang harus dicermati :
1. Adverbia
Adverbia adalah bahasa yang dapat mengekspresikan sikap eksposisi.Agar dapat
meyakinkan pembaca, diperlukan ekspresi kepastian, yang bisa dipertegas dengan kata
keterangan atau adverbia frekuentatif, seperti selalu, biasanya, sebagian besar, sering,
kadang-kadang, dan jarang.
2. Konjungsi
Konjungsi adalah kata atau ungkapan yang menghubungkan dua satuan bahasa yang
sederajat, yaitu kata dengan kata, frasa dengan frasa, kalusa dengan klausa, serta kalimat
dengan kalimat. Konjungsi yang banyak dijumpai pada artikel adalah konjungsi yang
digunakan untuk menata argumentasi, seperti pertama, kedua, berikutnya ; atau konjungsi
yang digunakan untuk memperkuat argumentasi, seperti , selain itu, sebagai contoh,
misalnya, padahal, justru; konjungsi yang menyatakan hubungan sebab-akibat, seperti,
sejak, sebelunya, dan sebagainya; konjungsi yang menyatakan harapan, seperti, supaya,
dan sebagainya.
3. Kosakata
Kosakata adalah perbendaharaan kata-kata. Supaya teks tersebut mampu meyakinkan
pembaca, diperlukan kosakata yang luas dan menarik. Biasanya konten yang menarik
tersebut mencakup hal-hal berikut.

Kegiatan 4
Membandingkan Kebahasaan Artikel Opini dan Buku Ilmiah
 Artikel opini
Opini adalah pendapat, gagasan atau pikiran.Artikel opini yaitu pendapat, gagasan
atau pikiran yang bersifat pribadi terhadap sebuah objek yang dijabarkan dalam bentuk
uraian agak panjang yang bernama artikel di mana hal tersebut bersifat bebas, rasional
dan objektif disertai argumentasi berdasarkan fakta yang didukung format berlogika yang
logis dan benar.
Artikel opini bersifat objektif karena merupakan persentuhan antara subjek dan objek
sehingga menghasilkan sebuah pengetahuan yang kemudian dideskripsikan ataupun
diuraikan menjadi sebuah susunan kalimat-kalimat yang bersifat menjelaskan pendapat,
gagasan maupun pikiran tersebut.
Sebuah artikel opini bukanlah artikel ilmiah murni, melainkan sebuah karya ilmiah
populer yang betapapun juga tetap mengacu pada referensi-referensi pemikiran yang
berlaku.Artinya, betapapun juga artikel opini tetap berangkat dari fakta-fakta yang ada
yang dicetuskan dalam bentuk gagasan ataupun pendapat.
Sebuah artikel opini, mempunyai ciri relatif-objektif sehingga uraiannya bersifat
relatif.Misalnya angka 75% bukanlah hasil dari pada perhitungan ilmiah melainkan
merupakan pengganti dari kata “banyak”.Banyak itu berapa?Kira-kira 75%, sebuah angka
estimasi yang dibuat berdasarkan pengamatan.Sifatnya empiris-nonfisik.
 Artikel ilmiah
Ilmiah adalah serangkaian proses mulai dari sebuah pendapat, penelitian, analisa,
metode hingga dalam bentuk uraian yang memenuhi kaidah-kaidah ilmiah. Jadi, artikel
ilmiah adalah sebuah artikel berdasarkan metode ilmiah yang uraiannya bersifat
sistematis, empiris, bisa dibuktikan kebenarannya, objektif, rasional dengan
menggunakan metode penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya.
Artikel ilmiah juga bisa menggunakan angka-angka statistik dalam bentuk tabel
maupun nontabel, yang menggambarkan suatu objek pembahasan hasil dari pada sebuah
penelitian baik berdasarkan sampel maupun populasi.Biasanya juga disertai standar
deviasi maupun standar error.
Artikel ilmiah bisa saja hasilnya berbeda apabila menggunakan metode yang berbeda
yang merupakan cara berbeda dan persepsi yang berbeda, walaupun objek penelitiannya
sama. Jadi, kebenaran dari sebuah artikel ilmiah juga dipengaruhi oleh kualitas daripada
sampel maupun populasi serta metode yang digunakannya.
Sebuah artikel ilmiah pada umumnya dibuat oleh kalangan mahasiswa, sarjana,
akademisi maupun para ilmuwan.Bahkan juga dibuat oleh para peneliti maupun pakar
dibidangnya.Artikel ilmiah biasanya ditulis di dalam media ilmiah juga.Misalnya majalah
atau buletin ilmiah, jurnal ilmiah, dan bentuknya bisa berupa makalah, skripsi, disertasi,
thesis, dan bentuk-bentuk ilmiah lainnya.

D. Mengontruksi Artikel Berdasarkan Fakta


Setelah mempelajari materi ini, kamu dharapkan mampu :
1. Menyusun artikel opini sesuai dengan fakta
2. Menyajikan artikel opini dengan kebahasaan yang baik dan benar.

Kegiatan 1
Menyusun Artikel Opini Sesuai dengan Fakta
Pada umumnya, ada banyak jenis artikel yang dapat kita temukan, misalnya liputan
berita, fitur, sosok, dan artikel panduan, dan sebagainya.Meskipun setiap jenis artikel
memiliki ciri khusus, kita masih dapat melihat kesamaannya, yakni mulai dari merangkai
bentuk, melakukan penelitian, sampai dengan menulis dan menyunting hasil tulisan.Adapun
manfaat dari menulis artikel adalah kita bisa berbagi informasi yang penting dan menarik
kepada pembaca. Langkah-langkah dalam mengonstruksi artikel berdasarkan fakta yaitu.
a. Menentukan Topik
Topik merupakan pokok karangan. Topik itu sebaiknya berhubungan dengan peristiwa-
peristiwa aktual yang berkenaan dengan masalah hukum, politik, ekonomi, lingkungan
hidup, ataupun hal lainnya. Topik yang dipilih juga harus sesuai dengan kapasitas
keilmuan kita.
b. Mengenali Karakter Media Massa
Seseorang yang ingin menulis artikel di media massa harus paham bahwa media yang dia
tuju adalah media yang dibaca oleh banyak orang. Pembacanya adalah orang-orang yang
beragam, baik itu dari sisi usia, pekerjaan, social ekonomi, jenis kelamin, maupun tingkat
pendidikan. Penulis juga harus mengenal karakteristik mdia massa, termasuk pula pada
kalibernya. Dalam hal ini, bagi seorang penulis pemula janganlah memaksakan diri untuk
mengirimkan artikel ke media massa yang berkaliber besar sebab peluang untuk bisa
dimuat sangat kecil karena harus bersaing dengan penulis-penulis lain yang sudah
professional dan punya nama.
c. Etos kerja
Menulis artikel memerlukan sebuah ketekunan. Meskipun berkali-kali tidak dimuat, kita
tidak boleh pantang mundur. Kita tidak boleh bosan utuk terus berkarya. Penolakan atas
suatu artikel oleh media massa tidak selalu disebabkan oleh mutu artikel itu yang kurang
baik. Hal tersebut juga bisa disebabkan oleh medianya yang tidak sesuai, baik itu dalam
hal selera maupun misinya. Alasan lainnya juga dapat disebabkan oleh momentumnya
yang tidak tepat.

Kegiatan 2
Menyajikan Artikel Opini dengan Kebahasaan yang Baik dan Benar
Bahasa dalam artikel menggunakan ragam tulis baku sesuai dengan konteks situasinya.
Ragam tulis baku meliputi tata tulis atau ejaan baku, tata bahasa (bentuk kata, kalimat, dan
kosakata baku). Selain itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyajikan
artikel, yaitu :
1. Pola pemecahan topik
Pola ini memecah topik yang masih berada dalam lingkup pembicaraan yang ditemakan
menjadi subtopik atau subbagian yang lebih sempit.Kemudian, menganalisisnya masing-
masing.
2. Pola masalah dan pemecahannya
Pola ini lebih dahulu mengemukakan masalah, baik itu masalah pokok maupun beberapa
masalah.Namun, masih berada dalam lingkup pokok bahasan utama.Selanjutnya,
dianalisis sesuai dengan pendapat pakar/ahli terkait dengan bidang ilmu yang
bersangkutan.
3. Pola kronologi
Pola ini menyajikan artikel sesuai dengan kronologi, urutan, kebersinambungan,
keberlanjutan bagaimana sesuatu itu terjadi.Dipaparkan secara runut dan runtut.

4. Pola pendapat dan alasan pemikiran


Pola ini baru dipakai jika penulis menyampaikan pendapat/gagasan/pendapatnya
sendiri.Kemudian, berargumen secara jelas tentang hal tersebut.
5. Pola pembandingan
Pola ini sama seperti gaya penulisan komparatif, yaitu dengan membandingkan dua aspek
atau lebih dari satu topik lalu menunjukkan persamaan atau perbedaan.

SOAL
Cermati teks berikut untuk menjawab soal nomor 1 dan 2.
Olahraga sangat membantu pertahanan tubuh agar terhindar dari berbagai penyakit. Rajin
berolahraga, antara lain, membuat kita dapat tidur nyenyak. Olahraga juga membuat kita
menjadi orang yang selalu ceria sehingga terhindar dari berbagai macam penyakit termasuk
kanker.
1. Tuliskan pendapat yang dapat mewakili pernyataan di atas!
2. Tuliskan fakta yang diperlukan untuk pendapat-pendapat yang ada pada kutipan teks di
atas!
Cermati teks berikut untuk menjawab soal nomor 3 dan 4.
Tentunya, penanganan itu perlu disertai pembenahan di sana-sini, terutama kewenangan dari
pihak-pihak terkait yang selama ini terkesan tumpang tindih, baik itu antar kementrian,
antardirjen, maupun kewenangan pemerintah pusat dengan daerah.
3. Tuliskan topik yang dibahas dalam artikel tersebut!
4. Jelaskan kelemahan dari pendapat di atas!
GLOSARIUM
Akurat : Teliti; saksama; cermat

Empiris : Berdasarkan pengalaman (terutama yang diperoleh dari


penemuan, percobaan, pengamatan yang telah dilakukan)

Ilmiah : Bersifat ilmu; secara ilmu pengetahuan; memenuhi syarat


(kaidah) ilmu pengetahuan

Impersonal : Tidak bersifat pribadi

Komprehensif : Bersifat mampu menangkap (menerima) dengan baik

Konstruktif : Bersifat membina, memperbaiki, membangun, dan sebagainya

Media : Alat; alat(sarana) komunikasi seperti Koran, majalah, radio,


televise, film, poster, dan spanduk

Metode : Cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan sesuatu


pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; cara
kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan sesuatu
kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan

Rasional : Menurut pikiran dan pertimbangan yang logis; menurut pikiran


yang sehat; cocok dengan akal

Referensi : Sumber acuan (rujukan, petunjuk)


BAB VI
MENILAI KARYA MELALUI KRITIK DAN ESAI
A. Membandingkan Kritik Sastra dan Esai
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu :
1. Mengidentifikasi unsur kritik dan esai
2. Membandingkan kritik dengan esai berdasarkan pengetahuan
dan sudut pandang penulisannya

Kegiatan 1
Mengidentifikasi Unsur Kritik dan Esai
Kritik dan esai adalah dua jenis tulisan yang hampir sama. Keduanya sama-sama
mengungkapkan pendapat atau argumen.Namun, penulis kritik dan esai haruslah melakukan
analisis dan penilaian secara objektif terlebih dahulu agar dapat dipercaya.Yang dimaksud
dengan kritik di dalam pelajaran ini adalah kritik yang didasarkan atas analisis yang
mendalam.Karya yang dikritik biasanya berupa karya seni, baik karya sastra, musik, lukis,
buku, maupun film. Berbeda dengan kritik yang fokusnya adalah menilai karya, esai lebih
mengarah pada cara pandang seseorang terhadap suatu objek atau peristiwa; tidak selalu
terhadap karya.
Di atas telah disinggung bahwa kritik adalah penilaian terhadap suatu karya secara
seimbang baik kelemahan maupun kelebihannya disertai dengan data-data pendukung, baik
sinopsis karya, alasan logis, maupun teori-teori yang mendukung.

Kegiatan 2
Membandingkan Kritik dengan Esai Berdasarkan Pengetahuan dan Pandangan
Berdasarkan kajian pada pembelajaran sebelumnya, kamu dapat membuat perbandingan
dengan melihat persamaan dan perbedaan di antara kritik dan esai.Persamaan dan Perbedaan
dapat dilihat berdasarkan pengetahuan yang ada dalam kritik dan esai serta sudut pandang
yang diambil penulisnya dalam membahas objek kajian.
Berdasarkan pengetahuan (isi) yang dikaji di dalamnya, perbandingan kritik dan esai
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1: Perbandingan Kritik dan Esai Berdasarkan Pengetahuan yang Disajikan
No. Kritik Esai
1. Objek kajian adalah karya, misalnya seni Objek kajian dapat berupa karya atau
musik, sastra, tari, drama, film, pahat, fenomena
dan lukis.
2. Ada deskripsi karya , bila karya Tidak ada ringkasan atau sinopsis karya
berwujud buku deskripsinya berupa
sinopsis atau novel.
3. Menyajikan data objektif Tidak selalu membutuhkan data

Dilihat dari pendangan penulisnya, perbandingan kritik dan sastra dapat diringkas sebagai
berikut.
Tabel 2: Perbandingan Kritik dan Esai Berdasarkan Pandangan Penulis
No. Kritik Esai
1. Penilaian terhadap karya dilakukan Kajian dilakukan secara subjektif,
secara objektif disertai data dan alasan menurut pendapat pribadi penulis esai.
yang logis
2. Dalam memberikan penilaian seringkali Jarang atau hampir tidak pernah
menggunakan kajian teori yang sudah mencantumkan kajian teori.
mapan.
3. Pembahasan terhadap karya secara utuh Objek atau fenomena yang dikaji tidak
dan menyeluruh. dibahas menyeluruh, tetapi hanya pada
hal yang menarik menurut pandangan
penulisnya. Meskipun demikian,
pembahasannya dilakukan secara utuh.

B. Menyusun Kritik dan Esai


Setelah mempelajari materi, kamu diharapkan mampu :
1. Menyusun kritik terhadap karya sastra
2. Menyusun pernyataan esai terhadap suatu objek atau permasalahan

Kegiatan 1
Menyusun Kritik Sastra
Dalam meyusun kritik, ada beberapa hal yang harus dipegang oleh kritikus (Penulis Kritik).
Prinsip – prinsip tersebut adalah sebagai berikut.
1. Penulis Kriktik (Kritikus) harus benar – benar membaca atau mengamati karya yang akan
dikritik.
2. Kritikus harus membekali diri dengan pengetahuan tentang karya yang akan dikritisi.
3. Kritikus harus mengumpulkan data-data penunjang dan alasan logis untuk mendukung
penilaian yang diberikan.
4. Kritik yang disampaikan tidak hanya mengungkap kelemahan tetapi harus seimbang
dengan kelebihannya.
5. Jika diperlukan, kritikus menggunakan kajian teori yang relevan untuk mendukung
penilaiannya.
Selain prinsip-prinsip di atas, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam menyusun
sebuah teks kriti yaitu.
a. Memilih jenis karya
Kemampuan kita dalam memilih dan menentukan jenis karya merupakan hal penting di
dalam persiapan penulisan kritik. Karya yang dimaksud merupakan karya yang dianggap
penting dan menarik untuk dibahas. Jenis karya yang tidak kita kuasai sebaiknya kita
hindari karena hal itu akan memberatkan dalam penilaian dan hasilnya pun akan menjadi
dangkal., menyulitkan, dan mungkin pula terjadi kekeliruan di dalam pembahasannya.
b. Menspesifikkan jenis karya ke dalam gagasan yang lebih terperinci
Jenis karya yang sudah ditentukan itu perlu dikerucutkan kembali ke dalam jenis atau
aspek-aspeknya yang lebih khusus, misalnya jenis karya puisi lama. Kita khususkan lagi
menjadi pantun, syair, gurindam, dan yang lainnya. Kemudian kita sempitkan lagi
menurut aspek tertentu> bentuknya, rima, irama, pesan-pesan, atau nilainya.
c. Membaca karya untuk memberikan penilaian
Teks kritik merupakan teks yang disusun berdasarkan fakta dan fakta-fakta itu kemudian
dinilai untuk ditentukan kelebihan dan kelemahannya. Fakta-fakta itu dinilai berdasarkan
teori tertentu.

Kegiatan 2
Menyusun Pernyataan Esai terhadap Objek atau Peristiwa
Berbeda dengan kritik yang menyajikan kelebihan dan kelemahan karya esai
membahas objek atau fenomena dari sudut pandang yang dianggap menarik oleh penulisnya.
Hal yang dibahas kadang-kadang bukan merupakan hal yang penting bagi orang lain, tetapi
kejelian penulis dalam memilih aspek yang acapkali diabaikan orang lain serta
kemampuannya menyajikan dalam bahasa yang mengalir lancar membuat esai menjadi
menarik.
Adapun langkah-langkah menyusun esai adalah sebagai berikut.
a. Pemilihan topik
Topik haruslah sesuatu yang penting dan menarik. Berbeda dengan kritik yang fokus pada
topik-topik tentang kualitas suatu karya, topik untuk esai menyangkut banyak hal, baik
tentang fenomena alam, sosial, budaya, tokoh, benda, dan yang lainnya.
b. Menspesifikkan topik ke dalam gagasan yang lebih terperinci
Topik-topik yang terlalu umum perlu lebih dispesifikkan sehingga pembahasannya lebih
mendalam. Di samping itu, topik yang masih umum menjadikan pembahasan lebih
bertele-tele. Sementara itu, esai itu sendiri merupakan teks yang relative singkat.
Contoh :

Alam pedesaan

Alam pedesaan di daerah


pantai

Alam pedesaan di daerah


pantai pada sore hari
Topik-topik yang sudah ditentukan perlu diperinci ke dalam bagian masalah, argumen,
fakta-fakta, dan pesan. Setelah itu, susunannya disesuaikan dengan sistematika teks
eksposisi yang terdiri atas tesis, rangkaian argumentasi, dan penegasan kembali.
c. Mengumpulkan bahan
Teks esai sangat memerlukan kejelasan di dalam penulisannya. Pembaca harus dibuat
yakin akan argument dan ilustrasi yang kita sampaikan. Kita perlu memiliki keluasan
wawasan dan penguasaan terhadap topik dengan topik tulisan itu. Hal – hal yang
dianggap kurang peril kita cari dari berbagai sumber, baik itu dari buku, majalah, surat
kabar, maupun internet. Kita pun dapat bertanya kepada orang-orang yang dianggap ahli
berkenaan dengan bidang yang akan kita tulis.
d. Mempertimbangkan sasaran pembaca
Langkah ini tidak boleh kita abaikan sebab akan berpengaruh pada kedalaman dan
keluasan isi tulisan termasuk pada pilihan kata yang kita gunakan. Begitu dengan
bahasanya. Kita perlu memperhatikan penggunaan bahasa dalam esai kita. Bahasa yang
kita gunakan untuk anak-anak harus lebih sederhana dibandingkan dengan bahasa untuk
remaja ataupun orang dewasa.

C. Menganalisis Sistematika dan Kebahasaan


Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu :
1. Menganalisis sistematika kritik sastra dan esai
2. Menganalisis kebahasaan kritik sastra dan esai

Kegiatan 1
Menganalisis Sistematika Kritik Sastra dan Esai
Teks kritik dan esai berdasarkan fungsinya dapat dimasukkan dalam genre
eksposisi.Teks eksposisi digunakan untuk menyampaikan pendapat. Struktur teks kritik dan
esai sama dengan struktur teks eksposisi yaitu pernyataan pendapat (tesis), argumen, dan
penegasan ulang. Dalam teks kritik, pendapat/tesis yang disampaikan adalah hasil penilaian
terhadap sebuah karya.Argumen yang disajikan berupa data-data obyektif dalam karya serta
alasan yang logis.Penegasan ulang dalam kritik dapat berupa ringkasan atau pengulangan
kembali tesis dalam kalimat yang berbeda.

Kegiatan 2
Menganalisis Kebahasaan Kritik Sastra dan Esai
Sebagai teks eksposisi, teks kritik dan esai secara umum juga memiliki kaidah
kebahasaan yang hampir sama dengan teks eksposisi.
1. Menggunakan pernyataan-pernyataan persuasif, seperti hendaklah, sebaiknua,
diharapkan, perlu, harus, seharusnya
Contoh :
Oleh karena itu, berhadapan dengan novel model ini, kita (pembaca) harus memulainya
tanpa prasangka dan menghindar dari jejalan pikiran yang berpretensi pada sejumlah
horison harapan.Bukankah banyak pula novel kanon yang peristiwa-peristiwa awalnya
dibangun melalui narasi yang lambat?
2. Menggunakan pernyataan yang menyatakan fakta untuk mendukung atau membuktikan
kebenaran argumentasi penulis/penuturnya.
Hal ini diperkuat oleh pendapat ahli yang dikutipnya ataupun pernyataan-pernyataan
pendukung lainnya yang bersifat menguatkan.
3. Menggunakan pernyataan atau ungkapan yang bersifat menilai atau mengomentari
Contoh :
Pemanfaatan atau lebih tepat eksplorasi setiap kata dan kalimat tampak begitu cermat
dalam usahanya merangkai setiap peristiwa.Penulis hendak menunjukan dirinya sebagai
“eksperimental” yang sukses bukan lantaran faktor kebetulan.Ada kesungguhan yang luar
biasa dalam menata setiap peristiwa dan kemudian menjalinnya menjadi struktur cerita.Di
balik itu, tampak pula adanya semacam kekwatiran untuk tidak melakukan kelalaian yang
tidak perlu.
4. Menggunakan istilah teknis berkaitan dengan topik yang dibahasnya
Contoh :
Topik contoh teks kritik adalah novel, dan istilah-istilah yang digunakan juga berkaitan
dengan novel, misalnya narator, antologi, eksplorasi, eksperimen, mitos, biografi, dan
alur.Topik pada teks esai adalah film.Istilah-istilah yang digunakan antara lain
orisinalitas, trilog Nolan, planetary, alegori, dan candide.
5. Menggunakan kata kerja mental
Hal ini terkait dengan karakteristik teks eksposisi yang bersifat argumentatif dan
bertujuan mengemukakan sejumlah pendapat. Kata kerja yang dimaksud antara lain,
memendam, mengandalkan, mengidentifikasi, mengingatkan, menegaskan, dan
menentukan.
Contoh :
Sebuah novel yang juga masih memendam semangat eksperimen.
6. Menggunakan kata-kata yang menunjukkan hubuungan sebab akibat (kausalitas),
misalnya jika…maka, sebab, disebabkan, karena, dengan demikian, akibatnya, oleh
karena itu.
Contoh:
a. Itu sebabnya Teeuw dapat melihat apa yang istimewa dari puisi Amir Hamzah.
b. Feminism cultural terkait erat dengan pemikiran budaya multikulturalisme karena
penekanannya pada perbedaan.
7. Menggunakan kata-kata perujukan, seperti menurut, berdasarkan…, merujuk…
Contoh:
Dengan merujuk pada fenomena tersebut, tampaknta terdapat penurunan standar moral,
agama, dan tata nilai yang berlaku dalam masyarakat itu.
8. Menggunakan pernyataan-pernyatan yang bersifat mendefenisikan sebagai bentuk lain
dari pengungkapan pendapat penulis. Pernyatan-pernyatan tersebut ditandai oleh
penggunakan kata merupakan, adalah, yaitu, yakni.
Contoh:
Pementasan itu merupakan uji coba bagaimana gagasan estetika perempuan diaplikasikan
dalam suatu pementasan teater.
D. Mengonstruksi Kritik Sastra dan Esai
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu :
1. Mengonstruksi kritik sastra dengan memperhatikan sistematika dan
kebahasaannya
2. Mengonstruksi esai dengan memperhatikan sistematika dan kebahasaannya

Kegiatan 1
Mengonstruksi Kritik Sastra
Kritik tidak hanya diartikan sebagai kecaman. Kritik sebagai suatu teks berisi pembahasan
tentang baik buruk suatu karya. Pembahasan itu disertai dengan alasan-alasan tertentu dengan
sejumlah teori dan fakta.
Langkah-langkah dalam menulis kritik :
1. Datalah identitas karya
2. Buatlah deskripsi singkat karya tersebut. Untuk film, drama, dan novel wujud
deskripsinya adalah sinopsis.
3. Datalah kelebihan dan kelemahan karya tersebut
4. Berdasarkan kelebihan dan kelemahan yang telah didata, buatlah teks kritik sederhana
minimal 200 kata.

Kegiatan 2
Mengonstruksi Esai
Esai merupakan karangan yang berisi uraian popular dan santai. Ulasan-ulasannya
bersifat pribadi, akrab, dan asyik dibaca layaknya obrolan biasa. Topik yang dibahas dalam
esai, dapat diangkat dari hal-hal sederhana di lingkungan sekitar kita. Masalah yang diangkat
acap kali diabaikan orang lain. Masalah yang dibicarakannya bisa berkenaan dengan aspirasi-
aspirasi subjektif terkait dengan masalah sastra, filsafat, ekonomi, politik, hukum, social,
kesehatan, dan hal-hal lain. Dengan sudut pandang yang berbeda, dengan argumen yang kuat,
topik yang sederhana akan menjadi bahasan yang nikmat dan memikat.
Ada delapan langkah dalam praktik menulis esai singkat, yaitu sebagai berikut.
a. Rumuskanlah sebuah gagasan pokok (tesis), berupa satu kalimat lengkap. Gagasan pokok
merupakan pandangan atau pendirian kita tentang topik tertentu.
b. Jadikanlah gagasan pokok tersebut sebagai sebuah paragraf

SOAL

1. Gambar rekonstruksi dokumentatif yang dijalin padat tanpa banyak tuturan sejak
demonstrasi, penculikan, adegan di ruang pengadilan memang terasa berjejalan dan
melelahkan. Akan tetapi, Slamet mampu memancing penonton untuk bertahan di tempat
duduk guna mengetahui akhir cerita.
Tuliskan hal yang dikemukakan oleh penulis dalam paragraf di atas!
2. Penggemar seni ertunjukkan teater di Surabaya mendapat suguhan mengesankan ketika
Komunitas Teater Perempuan Yogyakarta mengemas sebuah pementasan teater bertajuk
Perempuan-perempuan Nagari di Gedung Cak Durasim, Taman Budaya Jawa Timur
(TBI), Senin (6/5) .
Tentukan bagian struktur teks tersebut dalam kritik!
3. Adegan pertama langsung menyentak penonton dengan gambar-gambar suram warna
hitam putih demonstrasi buruh. Suara-suara teriakan buruh menyerukan yel yel
perjuangan, kaki-kai bersandal jepit dan bersepatu rapuh.
Tuliskan kata-kata teknis kesastraan yang terdapat dalam kutipan teks di atas sertakan
dengan pengertiannya!
4. Adegan pertama langsung menyentak penonton dengan gambar-gambar suram warna
hitam putih demonstrasi buruh. Suara-suara teriakan buruh menyerukan yel yel
perjuangan, kaki-kai bersandal jepit dan bersepatu rapuh.
Tentukan unsur film yang dibahas dalam kutipan teks di atas!

GLOSARIUM
Gurindam : Sajak dua baris yang mengandung petua atau nasihat

Pantun : Bentuk puisi Indonesia(Melayu),tiap bait(kuplet) biasanya terdiri


atas empat baris yang bersajak (a-b-a-b),tiap larik biasanya terdiri
atas empat kata,baris pertama dan baris kedua biasanya untuk
tumpuan(sampiran) saja dan baris ketiga dan keempat merupakan
isi

Persuasif : Bersifat membujuk secara halus(supaya menjadi yakin)

Relevan : Kait-mengait;bersangkut paut;berguna secara langsung

Rima : Pengulangan bunyi yang berselang,balik di dalam larik sajak


maupn pada akhir larik sajak yang berdekatan

Sinopsis : Iktisar karangan yang biasanya diterbitkan bersama-sama dengan


karangan asli yang menjadi bahan dasar synopsis
itu;ringkasan;abstraksi

Syair : Puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat larik(baris) yang
berakhir dengan bunyi yang sama
BAB VII
NILAI-NILAI DALAM BUKU-BUKU FIKSI DAN NONFIKSI

A. Mengidentifikasi Nilai-Nilai dalam Buku Pengayaan dan Buku Drama


Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu :
1. Menentukan nilai-nilai yang terdapat dalam sebuah buku pengayaan
(nonfiksi)
2. Menentukan niali-nilai yang terdapat dalam satu buku drama (fiksi)

Kegiatan 1
Menentukan Nilai-Nilai yang Terdapat dalam Sebuah Buku Pengayaan (Nonfiksi)
Buku pengayaan adalah adalah buku penunjang buku utama (buku teks) yang
digunakan oleh siswa.Buku pengayaan sangat penting untuk menambah wawasan selain
pengetahuan yang didapat dari buku teks.Buku pengayaan yang baik adalah buku pengayaan
yang betul-betul menunjang buku teks yang digunakan di sekolah. Ada beberapa nilai yang
terkandung dalam sebuah buku pengayaan anatara lain nilai social ekonomi, nilai moral, dan
nilai kemanusiaan.
Buku nonfiksi adalah buku-buku yang dikembangkan berdasarkan fakta dan
pendapat-pendapat yang logis. Teks yang berupa artikel, esai, dan kritik termasuk jenis-jenis
teks nonfiksi. Hal itu karena teks-teks tersebut dikembangkan berdasarkan fakta dan
pemikiran-pemikiran yang logis. Beberapa manfaat yang dapat kita peroleh dari buku
nonfiksi anatara lain, menambah pengetahuan/wawasan, mengembangkan diri, berpikir kritis,
dan otivasi untuk menambah informasi yang lebih luas.

Kegiatan 2
Menentukan Nilai-Nilai yang Terdapat dalam Buku Drama
Buku drama merupakan kumpulan dari beberapa naskah drama.Drama merupakan
tiruan kehidupan manusia yang diproyeksikan di atas pentas.Drama berasal dari bahasa
Yunani “draomai” yang berarti berbuat, berlaku, bertindak, atau beraksi.Drama naskah
merupakan salah satu genre sastra yang disejajarkan dengan puisi atau prosa.Drama pentas
adalah jenis kesenian mandiri, yang merupakan integrasi antara berbagai jenis kesenian
seperti music, tata lampu, seni lukis, seni kostum, seni rias, dan sebagainya.
Dalam naskah drama terdapat beberapa nilai yang dapat kita temukan antara lain nilai-
nilai agama, budaya, social, dan nilai-nilai kehidupan lainnya yang bisa kita terapkan di
dalam pergaulan sehati-hari. Misalnya tentang perlunya sikap toleran dengan tidak
melecehkan keyakinan agama tertentu, perlunya menghargai kebiasaan atau kebudayaan
orang lain, saling memberikan perhatian antaraanggota keluarga, dan perlunya membalas
kebaikan-kebaikan orang tua.
B. Menulis Refleksi tentang Nilai-Nilai dari Buku Pengayaan dan Buku Drama
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu :
1. Menulis refleksi tentang nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah buku
pengayaan (nonfiksi)
2. Menulis refleksi tentang nilai-nilai yang terkandung dalam buku drama

Kegiatan 1
Menulis Refleksi tentang Nilai-Nilai dari Buku Pengayaan (Nonfiksi)
Refleksi berarti bergerak mundur untuk merenungkan kembali apa yang sudah terjadi
dan dilakukan. Dalam hal ini adalah menulis kembali dengan bahasa sendiri terkait dengan
buku yang pernah kamu baca. Dalam refleksi mungkin pula di dalamnya terdapat penilaian
terhadap buku itu, baik itu berupa kelebihan maupun kekurangannya. Di dalam suatu refleksi,
hasil membaca buku nonfiksi mungkin pula disertai dengan sejumlah saran bagi penulis atau
rekomendasi bagi para pembaca lainnya.

Kegiatan 2
Menulis Refleksi tentang Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Buku Drama
Refleksi tentang isi suatu buku dapat berupa tanggapan dang am,baran pemahaman
pembaca terhadap isi buku tersebut. Refleksi buku-buku fiksi dapat berupa tanggapan
terhadapa kandungan nilai yang terdapat di dalamnya. Kita dapat menjelaskan apresiasi atau
pemahaman pembaca terhadap isi novel tersebut. Termasuk pula kesan yag timbul, seperti
perasaan takut yang muncul dengan membacanya.
Refleksi buku fiksi dan nonfiksi melewati tiga proses yakni,
a. Gambaran pemahaman pembaca
 Penjelasan kembali isi buku
b. Penilaian kualitas buku
 Kelebihan isi buku
 Kelemahan isi buku
c. Saran dan rekomendasi
 Saran untuk penulisan berikutnya
 Rekomendasi untuk khalayak
Dalam menulis sebuah refleksi terhadap suatu buku fiksi dan nonfiksi ada beberapa cara yang
dapat kita gunakan. Cara sedehana untuk menulis refleksi yaitu.
1. Rumuskanlah sebuah gagasan pokok (tesis), berupa satu kalimat lengkap. Gagasan pokok
merupakan pandangan atau pendirian kita tentang topik tertentu.
2. Jadikanlah gagasan pokok tersebut sebagai sebuah paragraf pembuka untuk
memperkenalkan topik atau masalah dan untuk menarik minat pembaca.
3. Rumuskanlah pikiran-pikiran yang mendukung dan membeberkan gagasan pokok itu.
4. Tuliskalnlah pula fakta-fakta yang bisa menguatkan pikiran-pikiran itu.
5. Kembangkanlah pikiran-pikiran dan fakta-fakta itu secara orisinal sebagai suatu aspirasi,
pendapat, dan pengalaman pribadi ke dalam beberapa paragraf yang saling berkaitan.
6. Padukan paragraf-paragraf itu dengan tetap memperhatikan kesesuaian dengan topik
utamanya.
7. Susunlah paragraf simpulannya sebagai suatu penegasan ulang atas rangkaian gagasan
sebelumnya.
8. Suntinglah esai itu dengan menambah atau mengurangi isinya serta membetulkan
pemakaian kata, frasa, dan kalimat.
Soal-soal Evaluasi

I. Pilihan Ganda
1. Membuat surat lamaran yang baik dan benar harus ditinjau dari segi ….
a. kalimat sampai kata
b. EYD – hal
c. kaitan antarkalimat – hal
d. hal – struktur
e. diksi – EYD

2. Perhatikan struktur lamaran kerja berikut ini!


Malang, 5 November 2011
1. Lampiran   : ………
2. Perihal    : ………
4. Yth. Bapak Direktur PT Guna
    Jln. Sidomuncul 90 Surabaya
5. Dengan hormat,
6. Dengan ini ……..
7. Hormat saya,

Struktur surat lamaran kerja di atas yang salah adalah ….


a. 1 dan 2
b. 1 dan 4
c. 2 dan 4
d. 3 dan 4
e. 4 dan 7

3. Tantangan Karier
PT Garuda Nusantara
Membutuhkan tenaga pembukuan
Syarat:
1. Sarjana Akuntansi
2. Pengalaman min. 2 thn
3. Domisili Jakarta

Lamaran ke PT Garuda Nusantara


Jalan Garuda 85 Jakarta Pusat

Pembuka surat lamaran kerja yang paling tepat berkaitan dengan iklan di atas adalah….
a. Bersama ini saya melamar pekerjaan sesuai dengan yang Bapak iklankan.
b. Dengan ini saya mengajukan lamaran kerja.
c. Berdasarkan iklan yang Bapak beri tahukan, saya bermaksud melamar pekerjaan
tersebut.
d. Berdasarkan lowongan kerja yang Bapak iklankan untuk tenaga pembukuan, dengan
ini saya mengajukan lamaran untuk mengisi lowongan kerja tersebut.
e. Sesuai dengan iklan yang Bapak tawarkan, dengan ini saya bermaksud melamar
pekerjaan tersebut.

4. Dokumen-dokumen berikut yang tidak perlu dilampirkan dalam surat lamaran agar
lamarannya diterima adalah…..
a. sertifikat kursus bahasa Inggris
b. sertifikat pendidikan bela negara
c. surat keterangan berkelakuan baik
d. surat keterangan pengalaman bekerja
e. surat tanda tamat belajar

5. Unsur-unsur yang termasuk pada bagian penutup surat lamaran adalah…..


a. ucapan terima kasih dan pernyataan maksud melamar
b. kelengkapan biodata pelamar
c. pernyataan maksud, harapan, dan ucapan terima kasih
d. harapan pelamar dan ucapan terima kasih
e. harapan pelamar, ucapan terima kasih, dan salam penutup

6. Kepada Yth. Bapak Manajer SDM


PT. Batu pancawarna
Di Jakarta
Bagian yang tepat dalam penulisan alamat surat tersebut adalah….
a. penulisan kata Kepada
b. penulisan kata Bapak
c. penulisan kata Bapak Manajer SDM
d. penulisan PT.
e. penulisan Di Jakarta

Cermatilah surat lamaran berikut!


Makassar, 12 Juli 2021
Perihal : Lamaran Pekerjaan
Lampiran .: Satu berkas

Yth. Kepala HRD PT Sari Wangi


di Jalan Mawar Indah No. 12 Makassar

Dengan hormat,

Saya, Putri Raflesia, lulusan ASMI tahun 2018, Jurusan Sekretaris. Usia saya 20
tahun dengan ciri-ciri tinggi 170 cm dan berat badan saya 60 kg. Berkulit putih
bersih, tidak berkacamata. Dengan ini bermaksud untuk melamar pekerjaan
menjadi Sekretaris sesuai dengan ilmu yang saya miliki.
Saya berjanji akan berkerja keras dan mengaplikasikan ilmu saya sesuai dengan
pekerjaan dan untuk kemajuan perusahaan yang Bapak pimpin. Berikut ini saya
lampirkan sebagai bahan pertimbangan:

1. Daftar Riwyat Hidup


2. Fotokopi ijazah terakhir (Ijazah D3 Sekretaris)
3. Fotokopi KTP
4. Pas foto ukuran 4 x 6 (2 lembar)
5. Satu lembar fotokopi sertikat tes tooefl

Besar harapan saya untuk dapat bergabung dengan perusahaan yang Bapak/Ibu
pimpin. Atas perhatian Bapak/Ibu, saya menyampaikan terima kasih.

ttd

Putri Raflesia

7. Kesalahan sistematika yang terdapat pada surat lamaran kerja tersebut, ialah….
a isi, alinea pembuka dan salam penutup
b lampiran, perihal dan alamat surat
c salam pembuka, isi dan alinea penutup
d alenia pembuka, salam pembuka dan salam penutup
e alamat surat, alinea penutup dan salam penutup

8. Pernyataan yang sesuai dengan pemerian surat tersebut adalah….


a. Pemerian bukti kemampuan pada surat lamaran pekerjaan masih salah setiap pemerian
tidak diakhiri dengan titik koma.
b. Pemerian bukti kemampuan pada surat lamaran kerja tersebut sudah baik karena
menggunakan huruf kecil.
c. Pemerian bukti kemampuan pada surat lamaran pekerjaan tersebut tidak tepat karena
menggunakan huruf kecil.
d. Pemerian bukti kemampuan pada surat lamaran pekerjaan tersebut tidak tepat karena
menggunakan huruf kapital dan setiap pemerian diakhiri dengan titik koma.
e. Pemerian bukti kemampuan pada surat lamaran pekerjaan tersebut tidak tepat karena
menggunakan huruf kapital dan setiap pemerian tidak diakhiri dengan titik koma.

9. Cermatilah penutup surat berikut!


Demikian permohonan ini disampaikan, besar harapan saya kiranya Bapak/ lbu dapat
mempertimbangkannya, sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih.

Perbaikan kesalahan penulisan penutup surat tersebut adalah…

a. Demikian permohonan ini disampaikan, besar harapan saya kiranya Bapak/ lbu dapat
mempertimbangkan, sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih.
b. Demikian permohonan ini disampaikan, kiranya Bapak/ lbu dapat mempertimbangkan,
sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih.
c. Demikian permohonan ini disampaikan, kiranya Bapak/ lbu dapat mempertimbangkan,
sebelum dan sesudahnya saya menyampaikan terima kasih.
d. Demikian permohonan ini disampaikan, semoga Bapak/lbu dapat mempertimbangkan,
sebelum dan sesudahnya disampaikan terima kasih.
e. Demikian permohonan ini disampaikan, semoga Bapak/lbu dapat mempertimbangkan,
sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih.

10. Cermatilah sistematika surat lamaran kerja berikut!


(1)Salam penutup
(2)Lampiran dan hal
(3)Isi
(4)Salam pembuka
(5)Alamat surat
(6)Tempat dan tanggal pembuatan surat
(7)Alinea pembuka
(8)Tanda tangan dan nama terang
(9)Alinea penutup

Urutan yang tepat sistematika surat lamaran kerja tersebut adalah…

a. 5-3-6-4-8-9-2-1-7
b. 5-1-4-9-6-3-2-8-7
c. 3-4-5-6-8-9-1-7-2
d. 6-2-5-4-7-3-9-1-8
e. 6-5-2-4-7-3-9-1-8

11. Cermatilah alamat surat berikut!


Kepada YTH. Bapak Direktur PT Mitra Jalin Usaha

Kompleks Bumi Riau Makmur Blok B No 7 Sel-Panas Kota Batam


Alamat surat tersebut kurang tepat karena….

a. setelah YTH di akhiri tanda titik dua


b. menggunakan kata Kepada dan jabatan menggunakan jenis kelamin
c. tidak menggunakan tanda titik di akhir alamat
d. penulisannya tidak menggunakan tiga baris
e. sebaiknya tidak menggunakan kata kepada.

12. Cermatilah ilustrasi berikut!


Apabila seorang pelamar akan melamar pada sebuah perusahaan dan berkas yang
disertakan sebanyak lima lembar, penulisan yang tepat adalah….
a. Lamp. : 5 lembar
b. Lampiran : lima (5) lembar
c. Lampiran : 5 lembar
d. Lamp. : lima lembar
e. Lampiran : lima lembar
13. Rumusan alinea pembuka pada surat lamaran pekerjaan yang tepat adalah.…
a. Demikian lamaran pekerjaan ini saya buat. Besar harapan saya agar Bapak/Ibu
berkenan untuk mempertimbangkan saya guna menempati posisi yang telah disebutkan
di atas. Atas perhatian dan kebijaksanaannya saya ucapkan terima kasih.
b. Berdasarkan informasi yang saya peroleh dari situs resmi PT. Satu Dua Tiga, bahwa
perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin sedang membutuhkan tenaga kerja untuk
menempati posisi Staff Produksi.
c. Berdasarkan keterangan di atas, saya bermaksud untuk melamar pekerjaan untuk posisi
Staff Produksi di instansi yang Bapak/Ibu yang pimpin sekarang.
d. Berdasarkan informasi yang saya peroleh dari situs resmi PT. Bank Rakyat Indonesia,
bahwa perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin sedang membutuhkan tenaga kerja untuk
menempati posisi Frontliner.
e. Berdasarkan keterangan di atas, saya bermaksud untuk melamar pekerjaan untuk posisi
Frontliner di instansi yang Bapak/Ibu yang pimpin sekarang.

14. Perhatikan kutipan surat lamaran kerja berikut!


Berdasarkan informasi yang saya peroleh dari harian Kompas tanggal 14 Maret 2020
bahwa perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin membutuhkan staf adminstrasi… Paragraf
tersebut merupakan bagian ….

a. Alinea pembuka
b. Pembuka
c. Salam pembuka
d. Tesis
e. Argumentasi

15. Cermatilan kalimat berikut!


Demikianlah lamaran ini, saya sangat berharap untuk bisa bergabung dengan
perusahaan yang Bapak pimpin. Untuk itu, saya sangat mengharapkan berita dari
Bapak.

Kalimat penutup surat lamaran pekerjaan tersebut kurang tepat karena:


a. Pelamar sangat berharap balasan dari pimpinan.
b. Pelamar sangat berharap bias diterima.
c. Menggunakan kata-kata yang tidak sopan
d. Kata Bapak seharusnya Bapak/Ibu.
e. Kata Bapak seharusnya huruf capital.

16. Cermatilah ketentuan berikut!


1. Menggunakan titik di masing-masing akhir barisnya
2. Alamat disarankan tidak lebih dari tiga baris
3. Menggunakan kata “Kepada”
4. Jabatan menggunakan jenis kelamin
5. Tulisan jalan tidak bisa disingkat

Ketentuan yang ada pada alamat surat adalah….


a. 1,2,5
b. 1,3,4
c. 1,4,5
d. 2,3,5
e. 2,4,5

17. Demikian surat lamaran ini saya sampaikan. Atas


segala perhatian dan kebijaksanaannyasaya
ucapkan beribu-ribu terima kasih.

Perbaikan kalimat surat yang bercetak miring tersebut adalah…..


a. Atas segala perhatian dan kebijaksanaan bapak saya ucapkan terima kasih
b. Segala perhatian dan kebijaksanaan Bapak saya berterima kasih
c. Atas segala perhatian dan kebijaksanaan Bapak, saya mengucapkan terima kasih
d. Atas segala perhatian dan kebijaksanaan Bapak saya berterima kasih
e. Atas segala perhatian dan kebijaksanaan bapak diucapkan terima kasih

18. Seorang tamatan SMA, bernama Raja Bagus. Dia


lahir di Jakarta 3 Juni1990, alamat tinggal di Jalan
Melati 3, Jakarta

Penulisan data diri pelamar kerja yang tepat dalam surat lamaran pekerjaan adalah…..
a. Nama : Raja Bagus
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 3 Juni1990
Alamat : Jalan Melati 3, Jakarta
Pendidikan : SMA IPA
b. Nama : Raja Bagus
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 3 Juni1990
Alamat : Jalan Melati 3 Jakarta
Pendidikan : SMA IPA
c. nama : Raja Bagus
tempat, tanggal lahir : Jakarta, 3 Juni1990
alamat : jln. Melati 3 Jakarta
pendidikan : SMA IPA
d. Nama : RAJA BAGUS
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 3 Juni1990
Alamat : Jln. Melati 3, Jakarta
Pendidikan : SMA IPA
e. Nama : Raja Bagus.
tempat, tanggal lahir : Jakarta, 3 Juni1990
alamat : Jl. Melati 3 Jakarta
pendidikan : SMA IPA.
19. Unsur yang tidak dimuat dalam riwayat hidup pelamar adalah……
a. Identitas diri
b. Riwayat kesehatan
c. Riwayat pendidikan
d. Pengalaman bekerja
e. Berbagai prestasi akademik dan nonakademik

20. Penulisan tanggal surat yang tepat adalah…….


a. Surabaya 20 Desember 2017
b. Surabaya, 20 desember 2017.
c. Surabaya, 20 Desember 2017
d. Surabaya, 20 Desember 2017.
e. Surabaya. 20 Desember 2017

21. Berikut yang bukan merupakan unsur kebahasaan surat lamaran pekerjan adalah….
a. Bentuk surat yang standar
b. Menggunakan kata-kata sopan
c. Menggunakan bahasa standar
d. Penyampaian maksud surat pada isi surat
e. Menggunakan kata pengantar yang jelas, singkat, padat, informatif, dan tepat sasaran.

22. Penulisan bagian penutup surat lamaran pekerjaan yang ssesuai dengan aturan baku
persuratan resmi adalah….
a. Atas terkabulnya permohonan ini,saya ucapkan terima kasih
b. Atas kebijaksanaan Bapak saya menyampaikan terima kasih
c. Atas perhatian Bapak, saya menyampaikankan terima kasih
d. Atas perhatiannya,kami mengucapkan banyak-banyak terima kasih
e. Atas perhatiannya,saya menyampaikan terima kasih

23. Unsur kebahasaan surat lamaran pekerjaan adalah ketentuan yang harus diperhatikan
dalam menulis surat lamaran pekerjaan, hal tersebut terkait dengan….
a. Tata cara penulisan surat
b. Penggunaan kalimat
c. Penggunaan kata atau pemilihan diksi
d. Aturan dan ketentuan dalam penggunaan bahasa.
e. Ketentuan penggunaan paragraph dalam surat lamaran.

24. Penulisan surat lamaran tersebut sudah menggunakan kaidah berbahasa yang baik seperti
penulisan kalimat perincian masih menggunakan huruf kapital. Kalimat tersebut
merupakan aturan dari unsur kebahasaan….
a. Bentuk surat yang standar
b. Menggunakan kata-kata sopan.
c. Penyampaian maksud surat pada isi surat
d. Bahasa yang baik dan benar
e. Menggunakan kata pengantar
25. Menggunakan bahasa sopan dan berisi pernyataan umum yang menggambarkan diri
pelamar (tesis) berada pada ketentuan penulisan….
a. Penutup
b. Salam pembuka
c. Paragraf penutup
d. Lampiran dan perihal
e. Paragraf pembuka

26. Cermatilah ilustrasi berikut!


Apabila seorang pelamar akan melamar pada sebuah perusahaan dan berkas yang
disertakan sebanyak lima lembar, penulisan yang tepat adalah….
a. Lamp. : 5 lembar
b. Lampiran : lima (5) lembar
c. Lampiran : 5 lembar
d. Lamp. : lima lembar
e. Lampiran : lima lembar

27. Pernyataan yang sesuai dengan pemerian surat tersebut adalah….


a. Pemerian bukti kemampuan pada surat lamaran pekerjaan masih salah setiap pemerian
tidak diakhiri dengan titik koma.
b. Pemerian bukti kemampuan pada surat lamaran kerja tersebut sudah baik karena
menggunakan huruf kecil.
c. Pemerian bukti kemampuan pada surat lamaran pekerjaan tersebut tidak tepat karena
menggunakan huruf kecil.
d. Pemerian bukti kemampuan pada surat lamaran pekerjaan tersebut tidak tepat karena
menggunakan huruf kapital dan setiap pemerian diakhiri dengan titik koma.
e. Pemerian bukti kemampuan pada surat lamaran pekerjaan tersebut tidak tepat karena
menggunakan huruf kapital dan setiap pemerian tidak diakhiri dengan titik koma.

28. hormat saya, Danish Adriano Prayoga,


Bagian penutup tersebut benar apabil…..
a. kata hormat menggunakan huruf kecil dan nama menggunakan koma
b. kata hormat sudah benar dan nama menggunakan tanda kurung.
c. kata hormat menggunakan huruf kapital dan nama menggunakan koma
d. kata hormat menggunakan huruf kecil dan nama menggunakan titik
e. kata hormat menggunakan huruf capital dan nama menggunakan dalam kurung.

29. Yang bertanda tangan dibawah ini


Nama :Bela,S.E.
Tempat dan tanggal lahir :Semarang,12 November 1985
Jenis kelamin :Perempuan
Pendidikan :S-1 Jurusan Akutansi

Penulisan identitas pelamar tidak sesuai dengan kaidah ejaan yang berlaku,penulisan
yang tepat adalah….
a. Semua kata harus diawali huruf kapital
b. Kata nama,tempat,jenis kelamin,dan pendidikan diawali huruf kecil
c. Kata-kata berupa penjelasan rincian diawali dengan huruf kecil
d. Setiap identitas diakhati dengan tanda komas (,)
e. Penjelasan tempat dan tanggal lahir ditulis dalam dua baris
30. Cermatilah iklan lowongan pekerjaan berikut!

Kalimat pembuka surat lamaran pekerjaan yang sesuai dengan iklan tersebut adalah….
a. Berdasarkan informasi yang saya peroleh dari situs resmi PT. Sumber Daya Insani,
bahwa perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin sedang membutuhkan tenaga kerja untuk
menempati posisi marketing.
b. Berdasarkan informasi yang saya peroleh dari pegumuman resmi PT. Sumber Daya
Insani, bahwa perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin sedang membutuhkan tenaga kerja
untuk menempati posisi marketing.
c. Berdasarkan informasi dari pimpinan PT. Sumber Daya Insani, bahwa perusahaan yang
Bapak/Ibu pimpin sedang membutuhkan tenaga kerja untuk menempati posisi
marketing.
d. Berdasarkan informasi yang saya peroleh dari siaran radio PT. Sumber Daya Insani,
bahwa perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin sedang membutuhkan tenaga kerja untuk
menempati posisi marketing.
e. Berdasarkan permintaan langsung PT. Sumber Daya Insani, bahwa perusahaan yang
Bapak/Ibu pimpin sedang membutuhkan tenaga kerja untuk menempati posisi
marketing.

31. Berkas yang dilampirkan apabila melamar sesuai dengan iklan lowongan kerja tersebut
adalah….
a. Fotokopi KTP, Fotokopi ijazah, Fotokopi STNK motor dan Fotokopi SIM
b. Curikulum vitae, sertifikat mengemudi, Fotokopi STNK, Fotokopi SIM
c. Pasfoto, Fotokopi ijazah, Fotokopi STNK motor dan Fotokopi SIM
d. Fotokopi ijazah, Fotokopi STNK motor dan Fotokopi SIM, sertifikat.
e. Curikulum vitae, sertifikat mengemudi, Fotokopi STNK, fotokopi ijazah

32. Penulisan alamat yang tepat apabila melamar pekerjaan sesuai dengan iklan di atas
adalah….
a. Kepada YTH, Direktur PT. Sumber Daya InsaniJalan Raya Pati-Tayu, km 3
Tambaharjo, Pati
b. YTH. Bapak Direktur PT. Sumber Daya InsaniJalan Raya Pati-Tayu, km 3 Tambaharjo,
Pati
c. YTH, Direktur PT. Sumber Daya InsaniJalan Raya Pati-Tayu, Km 3 Tambaharjo, Pati.
d. YTH. Direktur PT. Sumber Daya Insani
Jalan Raya Pati-Tayu, Km 3 Tambaharjo, Pati
e. Kepada YTH, Bapak Direktur PT. Sumber Daya InsaniJalan Raya Pati-Tayu, Km 3
Tambaharjo, Pati.

Cermatilah surat lamaran berikut!


Makassar, 12 Juli 2020
Hal : Lamaran Pekerjaan
Lamp.: Satu berkas

Yth. Kepala HRD PT Sari Wangi


di Jalan Mawar Indah No. 12 Makassar

Dengan hormat,
Saya, Putri Raflesia, lulusan ASMI tahun 2018, Jurusan Sekretaris. Usia saya 20 tahun
dengan ciri-ciri tinggi 170 cm dan berat badan saya 60 kg. Berkulit putih bersih, tidak
berkacamata. Dengan ini bermaksud untuk melamar pekerjaan menjadi Sekretaris sesuai
dengan ilmu yang saya miliki.

Saya berjanji akan berkerja keras dan mengaplikasikan ilmu saya sesuai dengan
pekerjaan dan untuk kemajuan perusahaan yang Bapak pimpin. Berikut ini saya
lampirkan sebagai bahan pertimbangan:
1. Daftar Riwayat Hidup
2. Fotokopi ijazah terakhir (Ijazah D3 Sekretaris)
3. Fotokopi KTP
4. Pas foto ukuran 4 x 6 (2 lembar)
5. Satu lembar fotokopi sertikat tes tooefl

Besar harapan saya untuk dapat bergabung dengan perusahaan yang Bapak/Ibu
pimpin. Atas perhatiannya, saya menyampaikan terima kasih.
ttd

Putri Raflesia
33. Kalimat penutup surat tersebut salah karena….
a. Menggunakan kata ganti nya
b. Menggunakan kata menyampaikan
c. Menyampaikan terima kasih
d. Menggunakan kalimat besar harapan saya
e. …..saya untuk dapat bergabung dengan perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin.

34. Saya berjanji akan berkerja keras dan mengaplikasikan ilmu saya sesuai dengan pekerjaan
dan untuk kemajuan perusahaan yang Bapak pimpin. Berikut ini saya lampirkan sebagai
bahan pertimbangan:
Kalimat tersebut menyalahi aturan unsur kebahasaan….
a. Bentuk surat yang standar
b. Menggunakan kata-kata sopan.
c. Penyampaian maksud surat pada isi surat
d. Bahasa yang baik dan benar
e. Menggunakan kata pengantar

35. Berikut yang bukan merupakan unsur kebahasaan surat lamaran pekerjan adalah….
a. Bentuk surat yang standar
b. Menggunakan kata-kata sopan.
c. Penyampaian maksud surat pada isi surat
d. Menggunakan bahasa standar
e. Menggunakan kata pengantar yang jelas, singkat, padat, informatif, dan tepat sasaran

36. Cermatilah penggalan teks cerita sejarah berikut!


Seorang laki-laki bernama Toba yang hidupnya sederhana tidak memiliki keluarga, hal
yang Toba lakukan hanya memancing untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Penggalan tersebut merupakan bagian:
a. Pengenalan situasi
b. Pengungkapan peristiwa
c. Menuju konflik
d. Puncak konflik
e. Penyelesaian.

37. Cermatilah penggalan teks cerita sejarah berikut!


Pada suatu hari saat memancing Toba mendapati kail pancingnya menangkap ikan yang
besar. Namun Toba terkejut saat mendapati ikan besar tersebut berubah menjadi seorang
wanita cantik.
Penggalan tersebut merupakan bagian:
a. Pengenalan situasi
b. Pengungkapan peristiwa
c. Konflik
d. Puncak konflik
e. Penyelesaian.

38. Cermatilah penggalan teks cerita sejarah berikut!


Akhirnya dia memutuskan pulang untuk makan, sampai di tengah jalan dia menemukan
anaknya sedang tidur dengan bekal di sampingnya. Ketika dibangunkan Samosir
mengaku telah memakan habis bekalnya dan tertidur disana.Alangkah marahnya Toba
mendengar anaknya yang masih bersikukuh merasa dirinya benar. Hingga akhirnya tak
sengaja dia melanggar sumpahnya dengan berujar bahwa Samosir adalah anak ikan.
Penggalan tersebut merupakan bagian:
a. Pengungkapan peristiwa
b. Konflik
c. Puncak konflik
d. Penyelesaian
e. Koda
39. Berikut yang bukan ciri-ciri teks cerita rakyat adalah….
a. Berbentuk recon
b. Memiliki struktur teks
c. Disajikan dalam bentuk fakta
d. Disajikan secara kronologis
e. Menggunakan konjungsi temporal

40. Perhatikan deretan kata berikut!


1. Edukatif
2. Rekreatif
3. Intruktif
4. Imajinatif
5. inspiratif
Yang bukan merupakan fungsi teks cerita sejarah adalah….
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5

41. Cermatilah penggalan teks cerita sejarah berikut!


Dalam terdiam yang sekilas begini, dia menemukan jawaban yang cerdik. Yaitu, dia
anggap lebih baik bertanya, meminta pendapat atau saran dari Danurejo II. “Dus apa
saran Tuan?”
Mersa diakajeni, Danurejo II menjawab lurus, “Sebetulnya, melawan kompeni disadari Sri
Sultan sebagai menimba air dengan keranjang.”
Hm?”
“Tapi. Seandainya terjadi persatuan yang menggumpal antara rakyat Yogyakarta dan
rakyat Surakarta, bagaimanapun hal itu bisa menjadi kekuatan yang tidak terduga.”
Makna peribahasa ” Bagai menimba air dengan keranjang” adalah…
a. Perbuatan yang tidak perlu dilakukan.
b. Pekerjaan sia-sia.
c. Perbuatan yang bodoh.
d. Pekerjaan orang yang tidak cerdas.
e. Perbuatan orang-orang zaman dahulu.

42. Cermatilah penggalan teks cerita sejarah berikut!


Pengangkatan ini memang banyak terpengaruh oleh bujukan Dara Petak (1). Mendengar
akan pengangkatan patih ini merahlah muka Adipati Ronggo Lawe(2). Ketika mendengar
berita ini dia sedang makan, seperti biasa dilayani oleh kedua orang istrinya yang setia,
yaitu Dewi Mertorogo dan Tirtowati(3). Mendengar berita itu dari seorang penyelidik
yang datang menghadap pada waktu sang Adipati sedang makan, Ronggo Lawa marah
bukan main(4). Nasi yang sudah dikepalnya itu dibanting ke atas lantai dan karena dalam
kemarahan tadi sang adipati menggunakan aji kedigdayaannya, maka nasi sekepal itu
amlas ke dalam lantai (5). Kemudian terdengar bunyi berkerotok dan ujung meja
diremasnya menjadi hancur(6).
(Kemelut di Maja Pahit, SH Mintarja)

Ungkapan ….merahlah muka… pada penggalan tersebut adalah….


a. Malu
b. Bangga
c. Marah
d. Kecewa
e. Sedih

43. Ciri bahwa penggalan tersebut menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu
terdapat pada kalimat….
a. 1 dan 3
b. 2 dan 3
c. 3 dan 4
d. 4 dan 5
e. 5 dan 6

44. Penggunaan kata kerja mental terlihat dari penggunaan kata….


a. Pengangkatan
b. Dilayani
c. Menghadap
d. Dibanting
e. Berkerotok

45. Cermatilah penggalan teks cerita sejarah berikut!


Prajurit-prajurit yang telah diperintahkan membersihkan gedung bekas asrama telah
menyelesaikan tugasnya.
Kata telah diperintahkan pada kalimat tersebut menunjukkan kaidah kebahasaan….
a. Menggunakan kata yang menyatakan urutan
b. Menggunakan kalimat bermakna lampau.
c. Menggunakan kata kerja material
d. Menggunakan kalimat langsung
e. Menggunakan kata sifat

46. Cermatilah kutipan berikut!


Kutipan 1
“ Ah betapa sempurnanya Tuhan. Ada Tuhan untuk kaum atasan yang berumah besar,
berloteng ke atas, dan ada Tuhan untuk kaum bawah yang berloteng juga tetapi ke arah
bawah kolong jembatan; yang penting mulut anak-anak itu harus bisa ditutup disuap
dengan nasi atau apa pun yang bisa dimakan”

Kutipan 2

Bukan pasar itu yang membuat aku pulang, tak jua kerajinan tangannya yang bisa
ditemukan di toko-toko souvenir di Jakarta, tetapi sesungguhnya aku kangen terhadap ibu.
Lebih dari itu, ada hal lain yang lebih kuat memanggilku, yaitu suara yang selalu
menyentak hatiku selama dua puluh tahun ini. Suara itu seperti suara lagu sayup sunyi,
namun gemanya selalu meremas hati

Nilai moral dalam kutipan 1 dan kutipan 2 tersebut termasuk moral dalam aspek
kehidupan antara manusia dengan…
a. Tuhan; nurani
b. manusia; Tuhan
c. nurani; alam
d. alam; Tuhan
e. Tuhan; manusia

47. Cermatilah kutipan berikut!


“ Terima kasih atas nasihat Pak Dalkijo. Untuk mereka yang suka gampangan dan ingin
serba mudah nasihat Bapak tentu pas. Dan maaf Pak, saya bukan dari kalangan seperti itu.
Jadi saya memilih mengundurkan diri terhitung sejak hari ini”.
“Dik Kabul”
“Maaf Pak. Keputusan saya tak bisa ditarik lagi. Saya keluar”
Dalkijo menarik kedua kakinya dari atas meja dan membantingnya ke lantai. Berdiri
dengan kaki terbuka seperti koboi siap berkelahi. Tapi Kabul malah kelihatan tenang.
Untuk beberapa saat suasan teras agenting.
“ Baik. Tapi jangan salahkan saya bila Dik Kabul harus menghadapi interogasi aparat
keamanan. Dan ini Dik Kabul. Idealismemu tidak akan membuat Dik Kabul jadi
pahlawan. Kecuali Don Kisot”. (OOP)

Kutipan di atas mengandung nilai moral yang menyangkut aspek kehidupan manusia
dengan….
a. Alam
b. Tuhan
c. Manusia
d. Lingkungan
e. nurani

48. Pesan moral yang terdapat pada kutipan di atas adalah….


a. Sebaiknya kita menjauhi tindak korupsi agar tidak merugikan Negara
b. Hidup sederhana lebih utama daripada hidup mewah dari hasil korupsi
c. Mempertahankan idealisme untuk hidup yang lebih bermartabat
d. Sikap berbudi luhur akan melahirkan kedamaian di masyarakat
e. Menjauhi sifat iri, dengki, ambisius, rakus, dan tamak

49. Cermatilah terjemahan tembang Asmaradana karya Pakubuwono IV berikut ini!


Tidak mudah orang hidup
Jika tanpa tahu makna kehidupan
Hidupnya bagiakan kerbai
Lebih baik kerbau dagingnya
Halal jika dimakan
Sebaliknya daging manusia
Jika dimakan pastilah haram

Hati-hatilah kita
Jangan sampai anak cucu kita terlena
Jangan terbuai dengan kehidupan
Dan jangan pula memiliki ambisi
Terhadap pernik keindahan dunia
Siang malam selalu ingat
Bahwa hidup pasti berakhir

Pesan moral yang dapat kita petik dari kutipan di atas adalah sebagai berikut, kecuali…
a. Setiap manusia harus memahami makna hidup dan kehidupan
b. Kita sebaiknya tidak terlena oleh gemerlap dan indah dunia
c. Janganlah kita memakan sesama, merugikan orang lain
d. Kehidupan ini tidaklah abadi dan ingat akan hari akhir
e. Lebih baik kita mengonsumsi daging kerbau yang tidak haram

50. Cermatilah kutipan cerpen berikut!


“Kang Ratib, jadi kamu hendak mengambil Jebris dari kantor polisi?”
“Ya. Dan kuharap kamu tidak keberatan.”
“lalu?”
“ Juga bila kamu tidak keberatan, Jebris kita coba ajak bekerja di rumah kita.
Mungkin dia bisa masak dan cuci pakaian.”
“Andaikan dia mau, apakah kamu tidak merasa risi ada pelacur di antara kita?”
“Yah, ada risinya juga. Tetapi mungkin itu jalan yang bisa kita tempuh.”
“Bila Jebris tidak mau?”
“Kita akan terus bertetangga dengan dia. Dan kamu tak usah khawatir malaikat pembawa
berkah tidak akan datang ke rumah ini bila kamu tetap punya kesabaran dan sedikit empati
terhadap anak penjual gembus itu.”

Nilai moral yang terkandung dalam penggalan cerita di atas bila dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari adalah….
a. Tidak mudah menerima seorang bekas pelacur atau napi memasuki kehidupan normal
di mayarakat
b. Kehidupan rumah tangga akan terancam apabila bekas pelacur memasuki kehidupan
seseorang
c. Pelacur juga manusia yang wajib mendapat kehidupan yang layak di masyarakat
d. Tidak baik menjadi pelacur karena merupakan pekerjaan yang diharamkan
e. Selalu sabar dan penuh empati kepada sesama yang mengalami nasib tidak beruntung
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Kuncoro, Mudrajad. 2009. Mahir Menulis : Kiat Jitu Menulis Artikel Opini, Kolom,dan
Resensi Buku. Jakarta : Erlangga.

Nurbaya, St. (Ed.). 2011. Bahasa Indonesia : Panduan Menulis Karya Ilmiah. Yogyakarta:
Kanwa Publisher.

Suparno dan Mohamad Yunus. 2004. Materi Pokok Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta:
Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Waluto, Herman J. 2002. Drama : Teori dan Pengajarannya. Yogyakarta : Hanindita Graha
Widya.

Sumber Internet :
http//www.tempo.co edisi 12 Mei 2015

http//nasional.sindonews.com

Berbahasa-bersastra.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai