Anda di halaman 1dari 1

Game Gadget Menggantikan Permainan Tradisional Di Desaku

Dahulu sekitar era tahun 1990 permainan anak – anak di desaku masih dalam bentuk
tradisional yang unik dan asyik. Permaianan tradisional itu muncul turun-temurun dari
generasi ke generasi yang kaya akan filofosi dan mengandung nilai-nilai luhur yang
terkandung dalam permainan itu sendiri.Tidak hanya itu saja, permainan tradisisonal juga
mengajarkan kita bagaimana kita bersoialisasi dengan baik ke sesama secara langsung tanpa
alat perantara sedikitpun, itulah yang membuat tali persaudaraan antar teman bermain atau
sebaya sangat erat.
Dengan adanya itu banyak sekali muncul cerita-cerita lucu dan menarik didalam
permainan itu. Olahraga, olahrasa dan olahpikir semuanya dilatih disini, jadi tidak heran jika
orang dulu jarang sekali sakit. Gerak aktif, berkeringat, bekerjasama dan sebagainya adalah
bukti dari hasil pemainan tradisioanl yang memperkuat daya tahan tubuh dan jiwa sosial
anak, seperti contoh permainan gobak sodor, petak umpet, balap karung, lompat tali, kelereng
atau gundu dan sebagainya.
Pada sekitar tahun 2010 mulai adanya perkembangan zaman yang semakin pesat,
permainan tradisional dianggap sebuah kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat yang
memiliki tingkat ekonomi menengah kebawah, kenapa demikian karena seringkali dicap
kurang mampu menyediakan anak permaianan yang berbasis teknologi. Persepsi seperti
inilah yang akan semakin mengubur dalam-dalam kebudayaan bangsa kita sendiri terkhusus
permainan tradisioanl yang sudah jarang sekali kita temui.
Beranjak 2012 anak-anak sejak kecil sudah terbiasa gadget dengan alasan
perkembangan zaman, menghibur disaat menangis atau kesepian ditinggal kerja dan
sebagainya. Awalnya permaian komputer kemudian tablet dan berkembang hingga
smartphone yang canggih. Permainannyapun juga turut berkembang dari tahun ke tahun.
Selain permainan juga terdapat aplikasi-aplikasi hiburan seperti tiktok.
Terlebih setelah terjadi pandemi yang mendunia yang sering disebut virus covid-19,
pergaulan masyarakat terbatas dan anak-anakpun tidak lagi bermain bersama. Semuanya
dilakukan serba online dengan gadget.
Dampak dari menatap layar ponsel pintar dan gadget untuk jangka waktu yang lama
meningkatkan risiko gangguan mata, seperti miopia dan mata lelah. Anak-anak dapat
mengalami kurang tidur dan kurang bisa fokus. Hal ini mengarah pada siklus tidur yang tidak
sehat karena anak-anak lebih mengantuk pada siang hari dan kurang tidur di malam hari.
Anak-anak dapat mengalami berbagai masalah fisik, seperti peningkatan berat badan karena
kurang gerak, insomnia, sakit kepala, nutrisi yang buruk, dan masalah penglihatan.
Itulah peristiwa penting yang terjadi di desaku semua serba gadget dengan permainan
ataupun hiburan yang terus berkembang hingga tahun 2021 ini.

Anda mungkin juga menyukai