Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Sosial dan Budaya
dengan Dosen M. Januar Ibnu Adham, S.Pd., M.Pd
Oleh :
Kelas : 5B
Febriana Diah Ayu L1, Yossy Prastika Sari2, M. Januar Ibnu Adham3
1,2
Mahasiswa Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan
Universitas Singaperbangsa Karawang
3
Dosen Pendidikan Sosial Budaya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan
Universitas Singaperbangsa Karawang
email: febriana.fdal@gmail.com / yossy.prastika1@gmail.com
Abstract - This paper aims to describe the values of the traditional game gobak
sodor and knees to build a child's character in the face of dynamic modernization.
This is motivated by the rapid technological advances that is the phenomenon of
changes in children's play activities today, who more often play modern games
that are identical with the use of technology such as video games and online
games. As a result, traditional games are slowly being forgotten by Indonesian
children because they are rarely done at school or at home, so children are less
aware of traditional games. At this time the pattern of children's games begin to
shift in the game pattern inside the house. Some of the most common forms of
play are watching television and games via play stations and computers. In this
paper the authors want that the traditional game should be restored its position as
a game of Indonesian children because traditional games such as gobak sodor and
crank are expected to become an alternative to build the character of children who
are superior and qualified.
Aturan mainnya yaitu setiap pemain harus melempar sebuah batu atau
pecahan genteng sebagai penanda dari satu kotak ke kotak yang lain
kemudian engklekatau melompat lompat kari satu kotak ke kotak lain dengan
gerakan tertentu sanpai semua kotak dilewati kecuali kotak yang ada batu tadi.
Tantangan berikutnya adalah melempar batu sehinggha tepat masuk berada di
dalam kotak yang dituju.
Dalam tingkatan yang lebih tinggi pemain harus membawa gacu di atas
telapak tangan dan menaruh di atas kepala sambil melompat dengan satu kaki.
Ada berbagai variasi dalam hal aturanpermainan dan prosedur permainan
dalam engklek ini. Variasi ini juga terjadi pada bentuk engklek berbeda
(Iswinarti, 2010: 8).
Dalam permainan engklek terdapat nilai-nilai karakter yang terkandung
dalam setiap permainan nya seperti melatih kedisplinan, ketangkasan,
bersosialisi, dan kesehatan. Dalam arti lain permainan engklek juga memiliki
nilai-nilai yang tersirat dari setiap permainannya. Seperti pemain harus
mematuhi peraturan permainan, ini melatih anak sejak dini untuk lebih disiplin
dalam segala hal, dan melatih fisik dan mental anak, seperti melakukan
lompatan-lompatan dengan satu kaki, itu juga memiliki manfaat melatih
keseimbangan fisik anak, dan mental anak ketika pemain ada yang dinyatakan
kalah (Hidayat, 2013: 2).
Permainan tradisional memiliki beberapa ciri khusus yang begitu unik, yaitu:
1) Suasana selalu sreing gembira, tanpa ketegangan, tidak ada campur tangan
orang lain, tidak ada tekanan satu sama lain, meski ada kalah dan menang,
2) Harapan setelah bermaian bukanlah pada menang kalah, melainkan pada
kepuasan batin, 3) Seringkali memanfaatkan lirik atau lagu dan iringan.
Atas dasar cirri-ciri tersebut memang banyak nilai yang tersimpan dalam
permainan rakyat. Nilai-nilai budi pekerti akan terangkum dalam permainan,baik
lewat aktivitas bermaian maupun lewat kekentalan syair. Irama atau lantunan
vocal dalam bermain sedikit banyak akan membawa pesan positif yang berguna
untuk membangun karakter anak. Dari permainan-permainan tersebut para anak-
anak akan mempelajari mengenai cara bekerjasama, tolong-menolong dalam
masyarakat, sikap acuh, peduli, cerdas, teratur, kompak, memiliki daya seni, dll.
Oleh karena itu tidak salah jika permainan rakyat dijadikan wahana pemenuhan
kebutuhan dasar manusia, yaitu keinginan bersosialisasi dengan orang lain.
Dorongan sosialisasi itu akan terpantul dalam sendi-sendi bermain yang penuh
gelak tawa, canda ria, dan ada kalanya juga serius (Suwardi, 2010:112).
SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat nilai-nilai karakter
pada permainan tradisional gobag sodor dan engklek. Pertama, Nilai-nilai yang
terkandung dalam permainan tradisional gobag sodor dapat antara lain adalah nilai
kejujuran, nilai sportivitas, nilai kerjasama, nilai pengaturan strategi dan nilai
kepemimpinan. Kedua, nilai-nilai yang terkandung dalam permainan engklek
yaitu melatih kedisplinan, ketangkasan, bersosialisi dan kesehatan.
Dalam era jaman sekarang ini sayang jika permainan tradisional terkikis,
banyak hal nilai yang dapat kita peroleh bahwa permainan tradisional juga dapat
menjaga budaya serta melestarikannya dari jaman ke jaman. Jika permainan
tradisional itu hilang maka ciri khas dari suatu daerah melalui permainan
tradisional akan hilang dan tidak akan pernah dapat kita temui di masa yang akan
datang. Dalam hal ini pemerintah juga harus ikut ambil bagian salam pelestaraian
permainan tradisional sebagai budaya warisan ciri khas daerah. Selain itu juga
harus lebih rutin mengadakan festival yang bergenre permainan tradisional dari
daerah-daerah yang ada diseluruh Indonesia.
Permainan tradisional harus dikembalikan posisinya sebagai permainan anak
Indonesia. Semua pihak dapat mengenalkan dan memainkan permainan
tradisional bersama anak. Diantaranya orang tua sebagai pendidik pertama dalam
memori anak harus memberikan permainan yang sesuai dengan perkembangan
usia dan psikologisnya, seperti permaian tradisional yang mampu memacu
kecerdasan bukannya hanya inteligen saja namun juga emosi dan sosial tanpa
harus mengabaikan teknologi yang terus berkembang. Selain itu pemerintah juga
harus memberikan kurikulum pendidikan tentang permainan tradisional dalam
sistem pendidikan negeri ini, agar ciri khas suatu bangsa dalam daerah dapat
terjaga kelestarian dan kewarisannya sampai kapanpun. Dan penulis sendiri
sebagai calon guru matematika, dapat memberikan contoh nyata tentang
permainan tradisional gobak sodor dan engklek pada materi bangun datar
sehingga siswa tertarik untuk menerapkannya dalam kehidupan sehar-hari.
UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terima kasih disampaikan kepada berbagai pihak yang membantu
penulisan ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Semoga itu semua
menjadi amal kebaikan yang mendapat ridho Allah.
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Maftuhin, dkk. (2016). Pendidikan Sosial Budaya. Bandung: CV. Maulanan
Media Grafika.
Muslich, M. (2011). Pendidikan Karakater Menjawab Tantangan Krisis
Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara.
Online :
Arivianto, R.T. (2015). Membangun Karakter Anak Melalui Permainan
Tradisional. Diperoleh dari
https://ressateja.wordpress.com/2015/06/13/membangun-karakter-anak-
melalui-permainan-tradisional/. Diakses tanggal 21 November pukul 20.00
WIB.
Harian Metro News. 21 September 2012. “Terjaring Operasi Game Online,
Pelajar SD Tendang Wartawan. Berita. Diperoleh dari
http://harianmetronews.com. Diakses tanggal 22 November 2017 pukul
13.00 WIB.
Nur, Haerani. (2013). Membangun Karakter Anak Melalui Permainan Anak
Tradisional. Diperoleh dari
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpka/article/view/1290. Diakses tanggal
21 November 2017 pukul 20.00 WIB.
Nurgrahastuti, dkk. (2016). Nilai-Nilai Karakter Pada Permainan Tradisional.
Diperoleh dari http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/snip/article/view/8942.
Diakses tanggal 21 November 2017 pukul 15.30 WIB.
Raharja, Danang. (2013). Permainan Tradisional Modal Karakter Bangsa.
Diperoleh dari http://setiyaraharja.blogspot.co.id/2013/03/permainan-
tradisional-modal-karakter.html. Diakses tanggal 21 November 2017 pukul
15.30 WIB.
Rohmah, H.H. (2012). Bergesernya Dan Tersisihnya Permainan Tradisonal Oleh
Permainan Modern Sekarang Ini. Diperoleh dari
https://www.kompasianan.com/hanafiana/bergesernya-dan-tersisihnya-
permainan-tradisional-permainan-modern-sekarang-ini_551b5864a. Diakses
tanggal 16 Desember 2017 pukul 15.00 WIB.
Rosana, Ellya. (2011). Modernisasi dan Perubahan Sosial. Jurnal TAPIs Vol.7
No.12 Januari-Juli 2011. Diperoleh dari
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/TAPIs/article/viewFile/1529/1269
. Diakses tanggal 22 November 2017 pukul 13.00 WIB.
Syafii, Nur. (2013). Lunturnya Budaya Permainan Tradisonal Bagi Anak-Anak
Pada Era Modern Di Desa Sekaran Lamongan. Thesis, UIN Sunan Ampel
Surabaya. Diperoleh dari http://digilib.uinsby.ac.id/11024. Diakses tanggal
22 November 2017 pukul 13.00 WIB.
Wikipedia. (2017). Modernisasi. Diperoleh dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Modernisasi. Diakses tanggal 21 November
2017 pukul 20.00 WIB.