Anda di halaman 1dari 5

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

TAMAN BERMAIN SEKOLAH DASAR BERBASIS KEARIFAN LOKAL : INOVASI


UNTUK PENDIDIKAN KARAKTER PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BIDANG KEGIATAN :

PKM- GAGASAN TERTULIS

Diusulkan Oleh

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

MALANG

2017
PENGESAHAN PKM GAGASAN TERTULIS

1. Judul Kegiatan : Taman Bemain Sekolah Dasar : Inovasi Untuk


Pendidikan Karakter Siswa Sekolah Dasar
2. Bidang Kegiatan : PKM-GT
3. Ketua Pelaksana Kegiatan :
a. Nama Lengkap :
b. NIM :
c. Jurusan :
d. Universitas :
e. Alamat Rumah dan No.Telp./Hp :
f. Email :
4. Anggota Pelaksana Kegiatan / Penulis : 5 Orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar :
b. NIDN :
c. Alamat Rumah dan No.Telp./Hp :

Malang, 19 Januari 2017

Menyetujui
Wakil/Pembantu Dekan atau Ketua Pelaksana Kegiatan,
Ketua Jurusan/Departemen/Program Studi/
Pembimbing Unit Kegiatan Mahasiswa

Taman Bermain Sekolah Dasar Berbasis Kearifan Lokal : Inovasi untuk


pendidikan karakter pada siswa sekolah dasar

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya, tidak hanya dalam komunitas sumber daya alam
saja, Indonesia juga memiliki kekayaan dalam kebudayaannya. Di Indonesia ada berbagai suku
yang beranekaragam yang memberikan corak yang berbeda beda pada setiap daerah.
Keanekaragaman tersebut memberikan perbedaan dalam berbagai hal seperti alat musik yang
berbeda di setiap daerah, adat istiadat, pakaian adat bahkan permainan yang di mainkan di setiap
daerah juga berbeda beda. Indonesia tidak hanya terkenal dalam kebudayaan atau kekayaan
alam yang beragam melainkan juga karakter yang dimiliki masyarakat Indonesia. Masyarakat
Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang memiliki karakter, walaupun berbeda beda
masyarakat Indonesia mampu hidup rukun dalam lingkungan masyarakat. Namun karakter
bangsa Indonesia yang terkenal sangat baik mulai mengikis seriring degan perkembangan zaman,
karakter bangsa Indonesia seakan mulai memudar. Tidak hanya di kalangan masyarakat dewasa
saja , bahkan penurunan karakter ini juga terjadi pada anak anak yang masih berada pada
tingkat pendidikan sekolah dasar. Bahkan penurunan karakter pada pelajar ini menjadi salah satu
permasalah dalam dunia pendidikan. Karena permasalahan ini dalam pendidikan Indonesia saat
ini pendidik tidak hanya di tuntut untuk dapat mengajar dalam pengetahuan umum saja
melainkan juga dapat melakukan pendidikan karakter pada siswa.

Sebuah negara dapat dikatakan hebat bukan hanya dilihat dari kualitas pendidikan negara
tersebut saja melainkan juga karakter yang dimiliki oleh masyarakat negara tersebut. Karena
negara yang hebat dan kuat adalah negara yang memiliki kualitas pendidikan yang baik serta
masyarakat yang berkarakter. Seperti yang dikatakan oleh presiden Joko Widodo kepada
Mendikbud Muhadjir Effendy bahwa pendidikan di Indonesia dikatakan ideal ketika dua aspek
pendidikan untuk siswa terpenuhi. Dua aspek pendidikan tersebut ialah, pendidikan karakter dan
pengetahuan umum.( Kompas.com, jumat,20 Januari 2017 ) Pernyataan yang diberikan oleh
presiden tersebut sudah sangat jelas, bahwa siswa di sekolah tidak hanya belajar mengenai
pendidikan pengetahuan umum saja melainkan juga pendidikan karakter. Pendidikan karakter
dapat dilakukan sejak usia dini atau saat anak memasuki usia sekolah dasar. Karena keberhasilan
pendidikan pada sekolah dasar menentukan keberhasilan pada tahap pendidikan selanjutnya, oleh
karena itu pendidikan karakter seharusnya sudah di terapkan pada anak usia sekolah dasar. Agar
pendidikan karakter dapat diterima dan tersampaikan kepada pelajar, dalam proses
pendidikannya memerlukan pendekatan khusus, seperti halnya dalam melalukan pembelajaran
pada pengentahuan umum memerlukan suatu pendekatan, strategi atau metode agar materi atau
pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik dan siswa dapat mengerti dan memahami apa
yang di sampaikan oleh pendidik .
Pendekatan dalam pendidikan karakter ini sangatlah penting terlebih pada anak sekolah
dasar, karena anak sekolah dasar dalam berfikir atau mengolah informasi masih bersifat abstrak,
kita tidak bias memaksa anak untuk bertindak seseuai keinginan kita tanpa melakukan
pendekatan yang membuat mereka merasa nyaman dan tidak bersifat menekan. Masa sekolah
yaitu fase antara usia 6 12 tahun, sering juga disebut masa kanak kanak akhir atau masa
bermain. Bermain bagi anak anak mempunyai peran yang sangat penting untuk perkembangan
fisik psikologis dan sosial anak ( Poerwanti dan Nurwidodo, 2000 : 88). Menurut Maslow (dalam
Sutirna, 2013 : 90 ) salah satu meta/ elemen kebutuhan untuk mengaktulisasikan diri adalah
Bermain ( fun, rekreasi, humor ). Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa bermain
adalah salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi untuk anak anak.Seiring perkembangan
teknologi banyak sekali aplikasi aplikasi yang ditawarkan tidak hanya aplikasi untuk mengases
informasi saja melainkan juga alikasi aplikasi berupa permainan untuk anak maupun untuk
orang dewasa. Ada beberapa permainan atau games mendidik ada juga permainan atau games
yang membuat pemain games tersebut kecanduan. Berbeda dengan dahulu saat teknologi belum
berkembang permainan yang dimainkan oleh anak anak Indonesia adalah permainan
tradisional yang hanya membutuhkan alat sederhana dalam memainkannya atau bahkan tdak
membutuhkan peralatan sama sekali. Namun dengan perkembangan teknologi yang menawarkan
permainan yang canggih dan modern membuat permainan tradisional semakin sedikit
peminatnya, bahkan eksistensi permainan tradisional di kalangan anak anak semakin menurun.
Meskipun permainan tradisional adalah permainan yang sudah tua usianya dan hanya
menggunakan alat yang sederhana dalam permainanya namun, di dalam permainan tradisional
mengandung berbagai manfaat untuk memenuhi tugas tugas perkembangan anak.Tugas tugas
perkembangan tersebut antara lain : belajar keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan,
pengembangan sikap yang menyeluruh sebagai individu yang sedang berkembang, belajar
berkawan dengan teman sebaya, serta pengembangan moral , nilai , nilai, dan hati nurani (Sutirna
,2013 : 75 ) Karena secara ilmiah permainan tradisional mampu menstimulasi berbagai aspek
perkembangan anak yaitu : motoric, kognitif, emosi , bahasa, sosial , speritial, ekologis dan nilai
nilai moral ( Misbach, 2006 ). Permainan tradisional di Indonesia juga beragam bahkan di
setiap daerah memiliki lebih dari sati permainan tradisional yang dapat di mainkan oleh anak
anak, salah satu pulau yang memiliki bermacam macam permainan tradisional adalah pulau
Jawa, permainan tradisional dipulau Jawa anatara lain pathil lele, pandhe, dakon, cublek cublek
suwung, gobag sidir, karambol, bangteng bangtengan, egrang, engklek, dan sejenisnya
( Hikmah, 2011 : 1 ). Arikunto ( dalam Halim, 2014 : 1 ) menungkapkan bahwa dalam permainan
tradisional anak, terkandung nilai nilai pendidikan yang tidak secara langsung terlihat nyata,
tetapi terlindung dalam sebuah lambing dan nilai nilai tersebut berdimensi banyak antara lain
rasa kebersamaan, kejujuran , kedisiplinan, sopan santun, gootong royong, dan aspek kepribadian
lainnya.
Dari pernyataan pernyataan para ahli di atas semakin memperkuat pemahaman kita
bahwa permainan tradisional memiliki banyak sekali manfaat, sangat disayangkan jika
permainan permainan yang memiliki manfaat yang begitu besar terhadap perkembangan anak
ditinggalkan. Permainan permainan tradisional tersebut dapat digunakan untuk media belajar
siswa di sekolah, oleh karena tidak menuntup kemungkinan bahwa permainan permainan
tradisional tersebut dapat dilakukan di sekolah, terlebih dengan andanya perkembangan
teknologi sekarang ini. Anak perlu mengetahui dan melakukan permainan permainan
tradisional. Karena secara tidak langsung anak dapat melakukan pendidikan karakter dengan cara
bermain. Sehingga anak dapat belajar mengenai nilai nilai dan karakter luhur bangsa Indonesia
melalui permainan tradisional yang ada di Indonesia. Karena permainana tradisional merupakan
salah satu peninggalan dari nenek moyang bangsa Indonesia.
Tujuan
Melakukan pendidikan karakter yang menyenangkan untuk anak sekolah dasar, serta
melestarikan permainan tradisional
Manfaat
Agar siswa memiliki karakter kebangsaan yang telah ditanamkan sejak nenek moyang terdahulu,
serta mencintai tanah airnya walaupun terjadi perubahan zaman dan teknologi.

Solusi yang pernah ditawarkan atau diterapkan Sebelum Gagasan


Beberapa solusi telah dilakukan untuk pendidikan karakter siswa, seperti
Kondisi Setelah disentuh oleh Gagasan Tersebut
Solusi yang ditawarkan

Anda mungkin juga menyukai