Anda di halaman 1dari 3

Assalamualaikum wr.

wb

Sebelumnya Terimakasih kepada mas angung sebagai moderator, disini saya akan
menyampaikan materi tentang dampak pernikahan usia dini terhadap kesehatan reproduksi

Mungkin kalo denger atau membahas tentang reproduksi bakalan agak sensitif, Mohon maaf jika
nanti ada bahasa yang tidak berkenan, tetapi sebenernya membahas tentang kesehatan reproduksi
untuk penting untuk dipelajari karena kita jadi tau pentingnya menjaga kesehatan reprodukasi.

Berdasarkan ilmu kesehatan, umur ideal yang matang secara biologis dan psikologis adalah
diantara 20-25 tahun bagi wanita, kemudian umur 25-30 tahun bagi pria. Usia tersebut dianggap
masa yang paling baik untuk berumah tangga, karena sudah matang dan bisa berpikir dewasa
secara rata-rata.

Berikut ini resiko atau bahaya yang mengancam gadis dibawah umur saat hamil di usia muda di
bawah 20 tahun :

1) Secara ilmu kedokteran ,organ reproduksi untuk gadis dengan umur dibawah 20 tahun ia
belum siap untuk berhubungan seks atau mengandung, sehingga jika terjadi kehamilan
berisiko mengalami tekanan darah tinggi (karena tubuhnya tidak kuat). Kondisi ini
biasanya tidak terdeteksi pada tahap-tahap awal, tapi nantinya menyebabkan kejang-
kejang, perdarahan bahkan kematian pada ibu atau bayinya.
2) ketika perempuan berhubungan seksual di bawah umur 20 tahun, kondisi sel telur belum
begitu sempurna, kenapa? Karena mulut rahim yang terbuka dan lebih sensitif ketika
terkena beturan dari alat kelamin laki2. Tetapi Jika sudah berumur lebih dari 20 tahun,
maka mulut rahim itu akan menutup dan lapisan luar akan tahan terhadap benturan
benturan, sehingga dikhawatirkan bayi yang dilahirkan mengalami cacat fisik.
3) Berisiko mengalami kanker serviks (kanker leher rahim), karena semakin muda usia
pertama kali seseorang berhubungan seks, maka semakin besar risiko daerah reproduksi
terkontaminasi virus.
Menurut kumalasari (2012), dampak negatif yang terjadi karena pernikahan dini adalah :
1. Kesehatan Perempuan
a. Alat reproduksi belum siap menerima kehamilan sehingga dapat menimbulkan berbagai
komplikasi. (Penyakit serviks, kanker rahim, kanker payudara, mioma)
b. Kehamilan dini dan kurang terpenuhinya gizi bagi dirinya sendiri (karena ibu yang
hamil itu penting mendapatkan edukasi tentang nutrisi ibu hamil untuk mencegah
kecacatan bayinya nanti)
c. Resiko anemia dan meningktkan angka kejadian depresi (kurangnya zat besi yang
dikonsumsi oleh ibu hamil. Anemia saat hamil dapat meningkatkan risiko bayi lahir
prematur dan kesulitan saat melahirkan)
d. Beresiko pada kematian usia dini ( banyak
e. Meningkatkan angka kematian ibu (AKI)
f. Resiko terkena penyakit menular seksual.
2. Kualitas Anak
a. Bayi Lahir Rendah (BBLR) sangat tinggi, adanya kebutuhan nutrisi yang harus lebih
banyak untuk kehamilannya dan kebutuhan pertumbuhan ibu sendiri. Bayi lahir
prematur berisiko mengalami gangguan pernapasan, pencernaan, penglihatan, kognitif,
dan masalah lainnya.
b. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang berusia dibawah 18 tahun rata - rata lebih kecil dan
bayi dengan BBLR memilih kemungkinan 5-30 kli lebih tinggi untuk meninggal.
3. Keharmonisan Keluarga dan Penceraian
a. Banyaknya pernikahan usia muda berbanding lurus dengan tingginya angka perceraian.
b. Ego remaja yang masih tinggi.
c. Perselingkuhan.
d. Ketidak cocokan hubungan dengan orang tua maupun mertua.
e. Psikologis yang belum matang, sehingga cenderung labil dan emosional
f. Kurang mampu untuk bersosialisasi dan adaptasi

Dengan menjaga kesehatan reproduksi dan mengetahui hal-hal penting yang berada didalam
tubuh diri sendiri, seseorang akan lebih memikirkan dampaknya ketika ingin melakukan
sesuatu

Anda mungkin juga menyukai