Klasifikasi Obat
Cyntia Wahyuningrum, M.Farm., Apt.
Definisi Obat
Menurut Undang- Undang Kesehatan No. 36
tahun 2009, obat adalah bahan atau paduan
bahan, termasuk produk biologi yang digunakan
untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem
fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan,
pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi,
untuk manusia.
Menurut Katzung (1997), obat dalam pengertian
umum adalah suatu substansi yang melalui efek
kimianya membawa perubahan dalam fungsi
biologik.
Katzung, 1997
Berdasarkan Penamaan
Misalnya :
a.Antiinfeksi
b.Antijamur
c.Antihistamin
d.Antihipertensi
e.Vaksin
f.Antikanker
Berdasarkan Bentuk Sediaan
a. Obat Generik
b. Obat dengan nama dagang, obat diberi nama sesuai
keinginan dari produsennya, seperti panadol, ponstan,
amoksan, dan adalat.
c. Obat dengan nama kimia. Penamaan ini jarang
digunakan dalam praktek sehari-hari karena sulit
dihafalkan dan disebutkan, nama itu hanya untuk di
buku-buku untuk menjamin tidak keliru dengan zat
lain. Contoh penamaan obat seperti asetosal (generik),
asam asetil salisilat (nama kimia), dan aspirin (nama
dagang).
Obat Generik
Menimbang:
a. bahwa dalam rangka penggunaan obat generik di fasilitas
pelayanan kesehatan pemerintah, telah ditetapkan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/068/I/2010 tentang
Kewajiban Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Pemerintah
b. bahwa agar penggunaan obat generik di fasilitas pelayanan
kesehatan pemerintah dapat berjalan dengan efektif, perlu
dilakukan pembinaan dan pengawasan
Obat Paten
Obat paten atau specialité adalah obat milik perusahaan tertentu dengan nama
khas yang diberikan produsennya dan dilindungi hukum, yaitu merek terdaftar
(proprietary name).
Dalam pustaka lain, obat paten adalah obat yang memiliki hak paten (Jas, 2007;
Depkes, 2010).
Menurut UU No. 14 Tahun 2001 paten adalah hak eksklusif yang diberikan
Negara kepada investor kepada hasil invesinya dibidang teknologi, yang untuk
selama waktu tertentu melaksanakan invesinya tersebut atau memberikan
persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakannya.
Penggolongan Obat Berdasarkan Keamanan
Jika Diberikan Selama Kehamilan
a. Kategori A
Obat-obat yang telah banyak digunakan oleh wanita hamil tanpa disertai
kenaikan frekuensi malformasi janin atau pengaruh buruk lainnya. Misalnya
Parasetamol, Penisilin, Eritromisin, Digoksin, Isoniazid, dan Asam Folat.
b. Kategori B
Obat-obat yang pengalaman pemakaiannya pada wanita hamil masih terbatas,
tetapi tidak terbukti meningkatkan frekuensi malformasi atau pengaruh buruk
lainnya pada janin. Kategori B dibagi lagi berdasarkan temuan-temuan pada
studi toksikologi pada hewan, yaitu:
- B1: Dari penelitian pada hewan tidak terbukti meningkatnya kejadian
kerusakan janin. Contoh simetidin, dipiridamol, dan spektinomisin.
- B2: Data dari penelitian pada hewan belum memadai, tetapi ada petunjuk
tidak meningkatnya kejadian kerusakan janin. Contoh tikarsilin, amfoterisin,
dopamin, asetilkistein, dan alkaloid belladonna.
- B3: Penelitian pada hewan menunjukkan peningkatan kejadian kerusakan
janin, tetapi belum tentu bermakna pada manusia. Misalnya karbamazepin,
pirimetamin, griseofulvin, trimetoprim, dan mebendazol.
Penggolongan Obat Berdasarkan Keamanan
Jika Diberikan Selama Kehamilan
c. Kategori C
Obat-obat yang dapat memberi pengaruh buruk pada janin tanpa disertai
malformasi anatomic semata-mata karena efek farmakologiknya. Efeknya bersifat
reversibel. Contoh narkotik, fenotiazin, rifampisin, aspirin, AINS, dan diuretika.
d. Kategori D
Obat-obat yang terbukti menyebabkan meningkatnya kejadian malformasi janin
pada manusia atau menyebabkan kerusakan janin yang bersifat ireversibel. Obat-
obat dalam kategori ini juga mempunyai efek farmakologik yang merugikan
terhadap janin. Misalnya: androgen, fenitoin, pirimidon, fenobarbiton, kinin,
klonazepam, asam valproat, dan steroid anabolik.
e. Kategori X
Kategori obat yang telah terbukti mempunyai resiko tinggi terjadinya pegaruh
buruk yang menetap (irreversibel) pada janin jika diminum pada masa kehamilan.
Obat dalam kategori ini merupakan kontraindikasi mutlak selama kehamilan.
Misalnya isotretionin dan dietilstilbestrol, talidomid.
History of Thalidomide