Doku - Pub Kumpulan Puisi Islamidocx
Doku - Pub Kumpulan Puisi Islamidocx
WANITA SHALEHA
Oleh Andi Darfawati dan Andi Umrah
Senyumnya..
Bagaikan tanda kelembutan tutur katanya
Dihiasi dengan wajah yang berseri
Bagaikan buktu ketaatan ibadahnya
Kitab....
Tergenggam erat di tangannya
Bukti wanita cerdas
Yaang mampu memilih keputusan
Dengan baik di sertai senyum
Indah...
Kata yang pantas untuknya
Bukti kebaikan pribadinya
Wanita yang baik akhlaknya
ISLAM PALESTINA
Oleh Pauz
Nasibmu malang
Malammu tak tenang
Nyawamu terancam melayang
Aku bangsamu
Beda nasib, beda tempat
Bersama kekurangan yang menghambat
Ya Allah . . ,
Atas segala nikmatmu,aku bersyukur kepadaMu . . .
Atas segala rahmatmu,aku berlindung kepadaMu . . .
Kau ajarkan aku tuk bersabar,atas musibah yang menimpa . . .
Ajarkan aku tuk slalu bersyukur atas apa yang ada . . ,
Tanpa merasa kekurangan suatu apapun . . .
Ya Allah . . ,
Kau berikan nikmat hidup ini kepada kami . . .
Begitu banyaknya nikmat yang Kau berikan . . ,
Sehingga,kami tak mampu menghitungnya . . .
Dan kami mendapatkan rahmat dan karunia
Yang tak terhingga yang telah Kau berikan kepada kami . . .
Ya Allah . . ,
Dengan otak,kami bisa berfikir
Dengan mata,kami melihat indahnya dunia . . .
Dengan hidung,kami menghirup udara segar . . .
Dengan mulut,aku bisa berbicara saat ini . . .
Dengan telinga,kami mendengar suara nan merdu . . .
Dengan tangan,kami melakukan banyak hal . . .
Dengan kaki,kami berjalan dan melangkah . . .
Ya Allah . . ,
Sungguh berlipat ganda nikmat yang telah kau berikan pada kami
Terutama,nikmat terbesar yang sejak dahulu ada
Yaitu nikmat Iman dan Islam
Yang dimiliki kaum muslim dan muslimat
Thank You, Allah . . .
Perjuangan Dakwah
Oleh Aktif Muhammad Nurdin
apan dan qur’an yanApa untuk Jihad di Sana Ada yang Mencari Jalan ?
Bagi setiap musibah ada penghibur yang meringankannya
Tapi bagi yang menimpa Islam tiada penghiburnya
Sampai semua mihrob menangis padahal ia benda mati
Bahkan seluruh mimbar merintih sedangkan ia kayu jati
Seorang `Abid yang tunduk kepada Alloh lagi penuh kekhusyu`an
Sedang air mata dari kedua pipinya bercucuran
Kini masjid-masjid telah menjadi gereja di waktu maghrib
Tidak ada di dalamnya selain lonceng dan kayu salib
Itulah musibah melupakan apa yang telah lalu
Dan tidak mungkin lupa walau waktu telah lama berlalu…
Wahai para penunggang kuda yang kurus kelelahan
Seolah ia burung penyambar dalam bidang pacuan
Wahai para penyandang pedang India yang tajam
Seolah ia bara api di kegelapan malam yang kelam
Wahai orang-orang bercengkrama di belakang sungai karena gembira
Di negerinya mereka memiliki kejayaan dan kuasa…
Apa kalian telah mengetahui berita tentang Islam sekarang
Sungguh para pengendara telah berjalan dengan berita mereka
Sungguh banyak para tokoh meminta bantuan
Sedang mereka tawanan dan terbunuh
Namun tidak bergeming satupun manusia
Kenapa saling memutus dalam Islam di antara kalian
Sedang kalian wahai hamba-hamba Alloh adalah Saudara
Apa tidak ada jiwa-jiwa besar yang memiliki cita-cita
Apa terhadap kebaikan ini ada penolong dan pembela…
Hai orang-orang yang untuk membela suatu kaum telah terpecah banyak golongan
Yang karenanya mereka diserang kekafiran dan kedurjanaan
Kemarin mereka raja-raja di istana mereka
Sekarang dalam belenggu kekafiran mereka menjadi sahaya
Andai engkau melihat mereka bingung tiada penunjuk jalan
Berbagai pakaian kehinaan mereka telah rasakan
Andai engkau lihat tangisan mereka saat diperjual-belikan
Tentu engkau terperangah dan diliputi kepedihan…
Ya Robb, bayi dan sang ibu telah dipisahkan
Sebagaimana ruh telah dijauhkan dari badan
Sang puteri yang tak pernah dilihat matahari dengan terbuka
Seolah ia berlian dan batu permata
Kini digiring si bule sebagai budak seraya dihinakan
Matanya menangis dan hati penuh keheranan
Untuk seperti ini hati luluh karena kesedihan
Andai di hati ini ada Islam dan keimanan
Apa untuk Jihad disana ada yang mencari jalan…
Sungguh surga peristirahatan telah penuh dengan hiasan
Bidadari dan para pelayan telah menengok dari kamar-kamar
Mendapatkan kebaikan ini demi Alloh mereka para pendekar
Kemudian sholawat kepada Al-Mukhtar dari Alloh semoga di limpahkan
Sepanjang angin berhembus dan berguncang dahan pepohonan…
HANTARKAN AKU KE SANA….
Aku
Apa gerangan yang dilakukan musuh pada diriku
Aku, sungguh surgaku ada di hatiku
Dan taman-taman yang indah ada di dadaku
Ia selalu terus ada tetap bersamaku
Dan selalu ikut kemana saja kepergianku
Tak seorangpun bisa merampasnya dariku
Aku, andai mereka sampai membunuhku
Maka itulah waktu khalwat bersama Tuhanku
Dan jika mereka berani membunuhku
Sungguh, itulah bentuk kesyahidan bagiku
Dan merekapun akan segera menyusul kepergianku
Dan jikalau mereka dari negeri ini mengugusurku
Maka ku anggap itulah bentuk wisataku
Aku adalah aku yang mengerti benar jalan hidupku
Aku takkan pernah peduli dengan orang yang mencelaku
Selagi Allah tetap ridha dan mencintaiku
Aku tahu bahwa thaghut tidak menyukaiku
Tapi itu tidak masalah selama aku ada di jalan Tuhanku
Dan mana mungkin syaitan menyukai ajaran Nabiku
Tauhid akan kujunjung di atas kepalaku
Dan Pancasila syirik kan ku injak dengan kakiku
Hukum ilahiy ku angkat tinggi dengan tanganku
Dan undang-undang kafir kan ku tebas dengan pedangku
Enyahlah hai hamba thaghut, kalian adalah musuh abadiku
Dan aku adalah musuhmu sepanjang hidupku
Bila kalian ragu dengan ajaran tauhidku
Dan merasa benar dengan ajaran musuh Tuhanku
Mari kita mati bersama ! kamu dan aku..
YA MUJAHID
Ya mujahid ……
sungguh apabila maut berjumpa dengan engkau
akan lari pucat pasi dan mencari jalan untk kembali
sambil melarikan diri kmatian takut dengan engkau
ya mujahid……
engkau selalu mencintainya dimanapun engkau berada
tiadalah engkau berlambat lambat darinya ataupun maju mendahuluimu
maka engkau dapati celaan dalam mencintainya amatlah nikmat
terasa senang mengingtnya maka biarkan celaan mencela engkau
ya mujahid……
engkau tegak berdiri dan tak ada keraguan dalam kematian bagi orang yg tegak berdiri
seolah olah engkau berada dipelupuk sang maut yg tengah tertidur
lewat padamu para perwira yg tengah luka dan cedera sementara wajahmu tetap putih berseri;
mulutmu tetap tersungging senyum
ya mujahid……
adakah raja itu memiliki daging di atas meja hidangan
apabila pedang-pedangmu masih kehausan dah burung burung masih kelaparan
sampai aku kembali pena penaku mengatakan padaku
kemulian itu milik pedang bukan milik pena
ya mujahid……
andai aku masih diberi umur , akan kujadikan perang sebagai ibu
tombak sebagai saudara dan pedang sebagai bapak
dengan rambut kusut masai terseyum meyongsong kematian
hingga seolah-olah ia mempunyai keinginan dalam kematian nya
berjalan cepat,, cepat,,jangan sampai terlambat
hingga hampir hampir ringkikan kuda melemparku dari pelananya
lantaran gembira dan melonjak-lonjak menyongsong perang
ya mujahid……
semoga allah merihoimu semoga allah merahmatimu
hingga dalam seyummu yg indah
engkau ingin mengatakan pada kami
aku sudah menepati janjiku aku sudah menjual diriku
maka kapan giliranmu wahai saudara maka kapan giliranmu wah
ai saudara??
Di sini kami mencari kematian, kemenangan hanya di sisi ALLAH. Saat anda tertidur dalam
kehangatan selimut daging-daging manusia Bosnia, dalam kesejukan atap-atap runtuh
Chechnya, dalam kelembutan kehormatan wanita Afgan, dalam mimpi indah daratan
Palestina, dalam buaian dongeng rakyat Irak.
Kami merayap mencari mati. Kami tidak ingin tidur. Kami takut dengan kesenangan dunia,
kami takut seperti anda, kelak menjadi tamak. Tamak pada kesenangan semu, tamak pada
kesombongan, tamak pada kebohongan. Kami haus darah. Darah anda, teriakan kesakitan
anda, kekalahan anda, kerugian anda dan ketakutan anda; semua itu menjadi penghibur
kami, penghibur kesepian kami, pengisi waktu kami.
Sebelum kami berjumpa dengan Robb kami, dengan membawa bendera kemenangan.
Kami yakin Rabb kami penuhi janji, kami yakin Al Qur`an benar adanya, kami yakin sabda
Rasululloh, kami yakin Islam akan selalu berkibar dan menyebar serta menjadi yang
terbenar.
Setiap tetes darah kami di sini, adalah janji syurga dan kemenangan akhirat semakin
mendekat. Setiap peluh keringat kami di sini, adalah yakin membersihkan tanah Islam yang
telah ternajisi tapak-tapak kaki anda. Pekikan kami adalah lagu-lagu suci, pengagung yang
Teragung.
Takbeeer!!!
Cinta Allah
Tuhan
Kau tiupkan kehidupan pada rahim sang Ibu
Kau tancapkan kasih dan sayang-mu
Hangat cinta kau curahkan
Belai kasih kau tanamkan
Fitrah suci tanpa noda
Bertempat dunia fana
Akal yang kau titipkan
Membuka tabir kehidupan
Ku cari dan ku gali
Pemberi ni’mat sejati
Ku puja dan ku sembah
Engkaulah sang pemberi anugrah
Oh Tuhan
Keridloan-mu
Itulah tujuan perjalananku
Menapaki jejak takdirmu
Itulah pengorbananku
Hikmah Sabar
Berjalan terus
Berarti hanyut
“Duli Tuanku”?
Berjalan terus
Mengacungkan […]
– 1966 –
I
Ketika di Pekalongan, SMA kelas tiga
Ke Wisconsin aku dapat beasiswa
Sembilan belas lima enam itulah tahunnya
Aku gembira jadi anak revolusi Indonesia
Negeriku baru enam tahun terhormat diakui dunia
Terasa hebat merebut merdeka dari Belanda
Sahabatku sekelas, Thomas Stone namanya,
Whitefish Bay kampung asalnya
Kagum dia pada revolusi Indonesia
Dia mengarang tentang pertempuran Surabaya
Jelas Bung Tomo sebagai tokoh utama
Dan kecil-kecilan aku nara-sumbernya
Dadaku busung jadi anak Indonesia
Tom Stone akhirnya masuk West Point Academy
Dan mendapat Ph.D. dari Rice University
Dia sudah pensiun perwira tinggi dari U.S. Army
Dulu dadaku tegap bila aku berdiri
Mengapa sering benar aku merunduk kini
II
III
IV
1998
Hari depan Indonesia adalah dua ratus juta mulut yang menganga.
Hari depan Indonesia adalah bola-bola lampu 15 wat, sebagian berwarna putih dan sebagian hitam yang
menyala bergantian.
Hari depan Indonesia adalah pertandingan pingpong siang malam dengan bola yang bentuknya seperti telur
angsa.
Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang tenggelam karena seratus juta penduduknya,
Kembalikan
Indonesia
padaku
Hari depan Indonesia adalah satu juta orang main pingpong siang malam dengan bola telur angsa di bawah
sinar lampu 15 wat.
Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang pelan-pelan tenggelam lantaran berat bebannya kemudian
angsa-angsa berenang-renang di atasnya.
Hari depan Indonesia adalah dua ratus juta mulut yang menganga, dan di dalam mulut itu ada bola-bola
lampu 15 wat, sebagian putih dan sebagian hitam, yang menyala bergantian,
Hari depan Indonesia adalah angsa-angsa putih yang berenang-renang sambil main pingpong di atas pulau
Jawa yang tenggelam dan membawa seratus juta bola lampu 15 wat ke dasar lautan.
Kembalikan
Indonesia
padaku
Hari depan Indonesia adalah pertandingan pingpong siang malam dengan bola yang bentuknya seperti telur
angsa.
Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang tenggelam karena seratus juta penduduknya.
Hari depan Indonesia adalah bola-bola lampu 15 wat, sebagian berwarna putih dan sebagian hitam, yang
menyala bergantian
Kembalikan
Indonesia
padaku
Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok, tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang
tak merokok.
Negeri kita ini sungguh nirwana kayangan para dewa-dewa bagi perokok, tapi tempat cobaan sangat berat
bagi orang yang tak merokok.
Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita.
Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul saling menularkan HIV-AIDS sesamanya, tapi kita
tidak ketularan penyakitnya. Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya mengepulkan asap rokok di
kantor atau di stop-an bus, kita ketularan penyakitnya. Nikotin lebih jahat penularannya ketimbang HIV-AIDS.
Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di dunia, dan kita yang tak langsung
menghirup sekali pun asap tembakau itu, bisa ketularan kena.
Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita.
Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh, duduk sejumlah ulama terhormat merujuk kitab kuning dan
mempersiapkan sejumlah fatwa.
Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka terselip berhala-berhala kecil, sembilan senti panjangnya,
putih warnanya, kemana-mana dibawa dengan setia, satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya.
Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang, tampak kebanyakan mereka memegang rokok dengan tangan
kanan, cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri.
Inikah gerangan pertanda yang terbanyak kelompok ashabul yamiin dan yang sedikit golongan ashabus
syimaal?
Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini, sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena
penyakit rokok. Korban penyakit rokok lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas.
Lebih gawat ketimbang bencana banjir, gempa bumi dan longsor, cuma setingkat di bawah korban narkoba.
Pada saat sajak ini dibacakan, berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa di negara kita,
jutaan jumlahnya, bersembunyi di dalam kantong baju dan celana, dibungkus dalam kertas berwarni dan
berwarna, diiklankan dengan indah dan cerdasnya.
Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri, tidak perlu ruku’ dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-
tuhan ini, karena orang akan khusyuk dan fana dalam nikmat lewat upacara menyalakan api dan sesajen
asap tuhan-tuhan ini.
Membaca Tanda-tanda
Kita saksikan Gunung memompa abu,
1998
Karangan Bunga
Salemba
Rumah,
yang pintu depannya disinggahi cahaya itu,
jadilah rumah itu rumah yang teduh.
Lihatlah pencari nafkah
Rumah,
Yang tingkap jendelanya disinggahi cahaya itu,
penghuninya tidak suka bergunjing,
hemat dengan kata kata,
tidak mendengki pada tetangga,
bila bersedekah tanpa perhitungan
apalagi mengharapkan penghargaan,
dan senyumnya sepanjang hari jadi perhiasan.
Orang bercerita
bahwa rumah yang pekarangannya dicurahi cahaya itu,
anak anaknya di malam hari rajin membaca buku
sambil membelakangi televisi,
mereka tidak merokok apalagi menyentuh madat,
bersama ibu dan ayah mereka bersujud,
berdoa dan menyanyikan wahyu Tuhan,
ensiklopedia di ruang tamunya adalah 30 jilid tafsir Quran,
referensi budi pekerti digali dari teladan
kehidupan Rasul kecintaan.
Janganlah kiranya
ditutupkan cahaya itu bagi kita semua.
Kami mengaku
kami zalim terhadap diri sendiri,
kami banyak cacat
itu dan ini,
tapi janganlah ditutupkan
cahaya Quran bagi kami semua.
Kami mengaku kami jahil,
jauh dari sempurna,
hati kami banyak penyakitnya,
amal kami tak sedikit cacatnya,
tapi janganlah karena itu ditutupkan
cahaya Quran
bagi kami sekalian.
Wahai Yang Maha Pemberi Cahaya,
wahai Yang Maha Pemurah dan Bijaksana.
matahari memelototiku
1997
Oleh :
alam makrifat
adzan
1987
DARI BENTANGAN LANGIT
Oleh :
menyapu hutan !
1997
DITANYAKAN KEPADANYA
Oleh :
Maka berdusta ia
Maka cerdusta ia
Maka berdusta ia
Maka berdusta ia
Maka berdusta ia
Ditanyakn kepadanya siapa orang lalai
Maka berdusta ia
Maka berdusta ia
1988
Aku budak yang kesepian namun yakin pada kasih sayang dan pembelaanMu
IKRAR
Oleh :
Di dalam sinar-Mu
Atas nama-Mu
maka getaranku
Adalah getaran-Mu
lenyap segala dimensi
Atau sebaliknya
menetaplah, berbahagialah
Kugenggam kamu
1997
Oleh :
1987
Oleh :
Bernapas air
Siapakah kita ?
1987
KUDEKAP KUSAYANG-SAYANG
Oleh :
kupeluk,
kusumpal,
kusayang-sayang.
1994
MEMECAH MENGUTUHKAN
Oleh :
1987
Oleh :
Oleh :
Satu
Dua
Karena sejati
Tiga
Masjid batu bata
Berdiri di mana-mana
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Sembilan
1987
TAHAJJUD CINTAKU
Oleh :
1988
1987
DITANYAKAN KEPADANYA
Oleh : Emha Ainun Najib
1988
DOA SEHELAI DAUN KERING
IKRAR
Oleh : Emha Ainun Najib
Di dalam sinar-Mu
Segala soal dan wajah dunia
Tak menyebabkan apa-apa
Aku sendirilah yang menggerakkan laku
Atas nama-Mu
Kuambil siakp, total dan tuntas
maka getaranku
Adalah getaran-Mu
lenyap segala dimensi
baik dan buruk, kuat dan lemah
Keutuhan yang ada
Terpelihara dalam pasrah dan setia
Kugenggam kamu
Kau genggam aku
Jangan sentuh apapun
Yang menyebabkan noda
Untuk tidak melepaskan, menggenggam lainnya
Berangkat ulang jengkal pertama
1987
Kumpulan puisi Kahlil Gibran
Hidup menjemput dan melantunkan kita dari satu tempat ke tempat yang lain;
Nasib memindahkan kita dari satu tahap ke tahap yang lain. Dan kita yang
diburu oleh keduanya, hanya mendengar suara yang mengerikan, dan hanya
melihat susuk yang menghalangi dan merintangi jalan kita.
Keindahan menghadirkan dirinya dengan duduk di atas singgahsana keagungan;
tapi kami mendekatinya atas dorongan Nafsu ; merenggut mahkota
kesuciannya, dan mengotori busananya dengan tindak laku durhaka.
Cinta lalu di depan kita, berjubahkan kelembutan ; tapi kita lari ketakutan,
atau bersembunyi dalam kegelapan, atau ada pula yang malahan mengikutinya,
untuk berbuat kejahatan atas namanya.
Kebebasan mengundang kita pada mejanya agar kita menikmati makanan lazat
dan anggurnya ; tapi bila kita telah duduk menghadapinya, kita pun makan
dengan lahap dan rakus.
Tangan Alam menyambut hangat kedatangan kita, dan menawarkan pula agar
kita menikmati keindahannya ; tapi kita takut akan keheningannya, lalu
bergegas lari ke kota yang ramai, berhimpit-himpitan seperti kawanan
kambing yang lari ketakutan dari serigala garang.
Kebenaran memanggil-manggil kita di antara tawa anak-anak atau ciuman kekasih, tapi kita menutup pintu
keramahan baginya, dan menghadapinya bagaikan musuh.
Hati manusia menyeru pertolongan ; jiwa manusia memohon pembebasan ; tapi kita tidak mendengar teriak mereka,
kerana kita tidak membuka telinga dan berniat memahaminya. Namun orang yang mendengar dan memahaminya
kita sebut gila lalu kita tinggalkan.
Malampun berlalu, hidup kita lelah dan kurang waspada, sedang hari pun
memberi salam dan merangkul kita. Tapi di siang dan malam hari, kita sentiasa
ketakutan.
Kita amat terikat pada bumi, sedangkan gerbang Tuhan terbuka lebar. Kita
memijak-mijak roti Kehidupan, sedangkan kelaparan memamah hati kita.
Sungguh betapa budiman Sang Hidup terhadap Manusia, namun betapa jauh
Manusia meninggalkan Sang Hidup.
TEMPAT YANG HANYA MILIK-MU
Oleh Irfa Erfianah
WANITA SHALEHA
Oleh Andi Darfawati dan Andi Umrah
Senyumnya..
Bagaikan tanda kelembutan tutur katanya
Dihiasi dengan wajah yang berseri
Bagaikan buktu ketaatan ibadahnya
Kitab....
Tergenggam erat di tangannya
Bukti wanita cerdas
Yaang mampu memilih keputusan
Dengan baik di sertai senyum
Indah...
Kata yang pantas untuknya
Bukti kebaikan pribadinya
Wanita yang baik akhlaknya
ISLAM PALESTINA
Oleh Pauz
Nasibmu malang
Malammu tak tenang
Nyawamu terancam melayang
Aku bangsamu
Beda nasib, beda tempat
Bersama kekurangan yang menghambat
Ya Allah . . ,
Atas segala nikmatmu,aku bersyukur kepadaMu . . .
Atas segala rahmatmu,aku berlindung kepadaMu . . .
Kau ajarkan aku tuk bersabar,atas musibah yang menimpa . . .
Ajarkan aku tuk slalu bersyukur atas apa yang ada . . ,
Tanpa merasa kekurangan suatu apapun . . .
Ya Allah . . ,
Kau berikan nikmat hidup ini kepada kami . . .
Begitu banyaknya nikmat yang Kau berikan . . ,
Sehingga,kami tak mampu menghitungnya . . .
Dan kami mendapatkan rahmat dan karunia
Yang tak terhingga yang telah Kau berikan kepada kami . . .
Ya Allah . . ,
Dengan otak,kami bisa berfikir
Dengan mata,kami melihat indahnya dunia . . .
Dengan hidung,kami menghirup udara segar . . .
Dengan mulut,aku bisa berbicara saat ini . . .
Dengan telinga,kami mendengar suara nan merdu . . .
Dengan tangan,kami melakukan banyak hal . . .
Dengan kaki,kami berjalan dan melangkah . . .
Ya Allah . . ,
Sungguh berlipat ganda nikmat yang telah kau berikan pada kami
Terutama,nikmat terbesar yang sejak dahulu ada
Yaitu nikmat Iman dan Islam
Yang dimiliki kaum muslim dan muslimat
Thank You, Allah . . .
Perjuangan Dakwah
Oleh Aktif Muhammad Nurdin
Oleh :
W.S. Rendra
Hidup melayang-layang.
Selangit,
melayang-layang.
Kekuasaan mendukung kita serupa ganja…..
meninggi…. Ke awan……
Peraturan dan hukuman,
kitalah yang empunya.
Kita tulis dengan keringat di ketiak,
di atas sol sepatu kita.
Kitalah gelandangan kaya,
yang perlu meyakinkan diri
dengan pembunuhan.
………..
Saudara-saudara, kita sekarang berjabatan.
Kini kita bertemu lagi.
Ya, jangan kamu ragu-ragu,
kita memang pernah bertemu.
Bukankah tadi telah kamu kenal
betapa derap langkahku ?
Kekayaan melimpah.
Kemiskinan melimpah.
Darah melimpah.
Ludah menyembur dan melimpah.
Waktu melanda dan melimpah.
Lalu muncullah banjir suara.
Suara-suara di kolong meja.
Suara-suara di dalam lacu.
Suara-suara di dalam pici.
Dan akhirnya
dunia terbakar oleh tatawarna,
Warna-warna nilon dan plastik.
Warna-warna seribu warna.
Tidak luntur semuanya.
Ya, kita telah sama-sama menjadi saksi
dari suatu kejadian,
yang kita tidak tahu apa-apa,
namun lahir dari perbuatan kita.
(http://zhuldyn.wordpress.com)
SAJAK MATAHARI
Oleh :
W.S. Rendra
SAJAK MATA-MATA
Oleh :
W.S. Rendra
(http://zhuldyn.wordpress.com)
Oleh :
W.S. Rendra
Suara Merdeka,
Jumat, 15 Mei 1998
(http://zhuldyn.wordpress.com)
SAJAK PEPERANGAN ABIMANYU
(Untuk puteraku, Isaias Sadewa)
Oleh :
W.S. Rendra
Setelah ia wafat
apakah petani-petani akan tetap menderita,
dan para wanita kampung
tetap membanjiri rumah pelacuran di kota ?
Itulah pertanyaan untuk kita yang hidup.
Tetapi bukan itu yang terlintas di kepalanya
ketika ia tegak dengan tubuh yang penuh luka-luka.
Saat itu ia mendengar
nyanyian angin dan air yang turun dari gunung.
(http://zhuldyn.wordpress.com)
SAJAK PERTEMUAN MAHASISWA
Oleh :
W.S. Rendra
Kita bertanya :
Kenapa maksud baik tidak selalu berguna.
Kenapa maksud baik dan maksud baik bisa berlaga.
Orang berkata “ Kami ada maksud baik “
Dan kita bertanya : “ Maksud baik untuk siapa ?”
Sajak ini dipersembahkan kepada para mahasiswa Universitas Indonesia di Jakarta, dan dibacakan di
dalam salah satu adegan film “Yang Muda Yang Bercinta”, yang disutradarai oleh Sumandjaja.
(http://zhuldyn.wordpress.com)
SAJAK POTRET KELUARGA
Oleh :
W.S. Rendra
(http://zhuldyn.wordpress.com)
Betapapun :
tanpa basa-basi keyakinan seperti itu,
Bali harus dibuka untuk pariwisata.
Sebab :
pesawat-pesawat terbang jet sudah dibikin,
dan maskapai penerbangan harus berjalan.
Harus ada orang-orang untuk diangkut.
Harus diciptakan tempat tujuan untuk dijual.
Dan Bali,
dengan segenap kesenian,
kebudayaan, dan alamnya,
harus bisa diringkaskan,
untuk dibungkus dalam kertas kado,
dan disuguhkan pada pelancong.
Maka di Bali
hotel-hotel pribumi bangkrut
digencet oleh packaged tour.
(http://zhuldyn.wordpress.com)
SAJAK S L A
Oleh :
W.S. Rendra
Murid-murid tertawa,
dan mengeluarkan rokok mereka.
“Kalian mengacau !”
Murid-murid tertawa.
Mereka menguasai perundingan.
Ahli lobbying.
Faham akan gelagat.
Pandai mengikuti keadaan.
Mereka duduk di kantin,
minum sitrun,
menghindari ulangan sejarah.
Mereka tertidur di bangku kelas,
yang telah mereka bayar sama mahal
seperti sewa kamar di hotel.
Sekolah adalah pergaulan,
yang ditentukan oleh mode,
dijiwai oleh impian kemajuan menurut iklan.
Dan bila ibu guru berkata :
“Keluarkan daftar logaritma !”
Murid-murid tertawa.
Dan di dalam suasana persahabatan,
mereka mengobel ibu guru mereka.
Matahari terbit.
Fajar tiba.
Dan aku melihat delapan juta kanak-ka
nak
tanpa pendidikan.
Aku bertanya,
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur meja kekuasaan yang macet,
dan papantulis-papantulis para pendidik
yang terlepas dari persoalan kehidupan.
Menghisap udara
yang disemprot deodorant,
aku melihat sarjana-sarjana menganggur
berpeluh di jalan raya;
aku melihat wanita bunting
antri uang pensiun.
Dan di langit;
para tekhnokrat berkata :
Gunung-gunung menjulang.
Langit pesta warna di dalam senjakala
Dan aku melihat
protes-protes yang terpendam,
terhimpit di bawah tilam.
Aku bertanya,
tetapi pertanyaanku
membentur jidat penyair-penyair salon,
yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
sementara ketidakadilan terjadi di sampingnya
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan
termangu-mangu di kaki dewi kesenian.
19 Agustus 1977
ITB Bandung
Potret Pembangunan dalam Puisi
Sajak ini dipersembahkan kepada para mahasiswa Institut Teknologi Bandung, dan dibacakan di dalam
salah satu adegan film “Yang Muda Yang Bercinta”, yang disutradarai oleh Sumandjaya.
(http://zhuldyn.wordpress.com)
Apakah semua negara yang ingin maju harus menjadi negara industri ?
Apakah kita bermimpi untuk punya pabrik-pabrik
yang tidak berhenti-hentinya menghasilkan……..
harus senantiasa menghasilkan….
Dan akhirnya memaksa negara lain
untuk menjadi pasaran barang-barang kita ?
…………………………….
(http://zhuldyn.wordpress.com)
Tetapi ini :
Aku bertanya :
Apakah gunanya pendidikan
bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing
di tengah kenyataan persoalannya ?
Apakah gunanya pendidikan
bila hanya mendorong seseorang
menjadi layang-layang di ibukota
kikuk pulang ke daerahnya ?
Apakah gunanya seseorang
belajat filsafat, sastra, teknologi, ilmu kedokteran,
atau apa saja,
bila pada akhirnya,
ketika ia pulang ke daerahnya, lalu berkata :
“ Di sini aku merasa asing dan sepi !”
(http://zhuldyn.wordpress.com)
Inilah sajakku,
seorang tua yang berdiri di bawah pohon meranggas,
dengan kedua tangan kugendong di belakang,
dan rokok kretek yang padam di mulutku.
(http://zhuldyn.wordpress.com)
Darah teman-temanku
Telah tumpah di Sukakarsa
Di Dayeuh Kolot
Di Kiara Condong
Di setiap jejak medan laga. Kini
Kami tersentak,
Terbangun bersama.
Putera-puteriku, apakah yang terjadi?
Apakah kamu bisa menjawab pertanyaan kami ?
(http://zhuldyn.wordpress.com)
(http://zhuldyn.wordpress.com)
SAJAK TANGAN
Oleh :
W.S. Rendra
Tanganku menggapai,
yang terpegang anderox hostes berumbai,
Aku bego. Tanganku lunglai.
Tangan cukong,
tangan pejabat,
gemuk, luwes, dan sangat kuat.
Tanganku yang gamang dicurigai,
disikat.
Tanganku mengepal.
Ketika terbuka menjadi cakar.
Aku meraih ke arah delapan penjuru.
Di setiap meja kantor
bercokol tentara atau orang tua.
Di desa-desa
para petani hanya buruh tuan tanah.
Di pantai-pantai
para nelayan tidak punya kapal.
Perdagangan berjalan tanpa swadaya.
Politik hanya mengabdi pada cuaca…..
Tanganku mengepal.
Tetapi tembok batu didepanku.
Hidupku tanpa masa depan.
(http://zhuldyn.wordpress.com)
(http://zhuldyn.wordpress.com)
TAHANAN
Oleh :
W.S. Rendra
Di lorong-lorong
jantung matanya
para pemuda bertangan merah
serdadu-serdadu Belanda rebah
Di mulutnya menetes
lewat mimpi
darah di cawan tembikar
dijelmakan satu senyum
barat di perut gunung
(Para pemuda bertangan merah
adik lelaki neruskan dendam)
o Allah !
burung gagak menakutkan
dan kelaparan adalah burung gagak
selalu menakutkan
kelaparan adalah pemberontakan
adalah penggerak gaib
dari pisau-pisau pembunuhan
yang diayunkan oleh tangan-tangan orang miskin
o Allah !
kelaparan adalah tangan-tangan hitam
yang memasukkan segenggam tawas
ke dalam perut para miskin
o Allah !
kami berlutut
mata kami adalah mata Mu
ini juga mulut Mu
ini juga hati Mu
dan ini juga perut Mu
perut Mu lapar, ya Allah
perut Mu menggenggam tawas
dan pecahan-pecahan gelas kaca
o Allah !
betapa indahnya sepiring nasi panas
semangkuk sop dan segelas kopi hitam
o Allah !
kelaparan adalah burung gagak
jutaan burung gagak
bagai awan yang hitam
menghalang pandangku
ke sorga Mu