Anda di halaman 1dari 2

Aku Bangga sebagai Perempuan atau Laki-laki

 Umumnya, remaja mempunyai kebanggaan terhadap keberadaan dirinya sebagai


perempuan atau laki-laki. Tetapi kebanggaan tersebut sering disertai sikap terlalu
membanggakan diri yang mengakibatkan tumbuhnya pandangan negatif tentang
lawan jenis. Remaja laki-laki memandang bahwa perempuan itu cengeng, lemah.
Sebaliknya, remaja perempuan sering memandang laki-laki sebagai keras dan kasar.
Dengan demikian, kebanggaan yang terlalu besar terhadap keberadaan dirinya itu
menutup diri mereka untuk mampu melihat hal-hal yang baik dan indah pada lawan
jenisnya.
 Di lain pihak, ada juga sebagian kecil remaja yang merasa menyesal dilahirkan
sebagai laki-laki atau sebagai perempuan. Rasa penyesalan tersebut biasanya muncul
dalam berbagai ungkapan. Ada yang mengeluh terus, ada yang ingin melakukan
operasi jenis kelamin, ada yang berupaya mengubah penampilan dirinya sebagai
perempuan ataupun sebagai laki-laki, menyalahkan diri sendiri dan orang lain
misalnya: orang tuanya atau lingkungan masyarakatnya. Bila hal tersebut sudah
terjadi, maka sangat sulit baginya untuk mensyukuri hidup ini sebagai suatu anugerah
Tuhan.
 Kitab Kej. 1:26-28, mengisahkan tentang Allah menciptakan manusia sebagai
perempuan dan laki-laki. Allah memberkati keduanya. Setiap orang diciptakan
dengan keindahan sendiri-sendiri. Allah mempunyai maksud khusus menciptakan
manusia sebagai laki-laki atau perempuan, yakni agar saling melengkapi dan saling
mengembangkan satu sama lain. Oleh karena itu, mereka dibutuhkan dan
membutuhkan lawan jenisnya (lih. Kej. 2:18-25). Dengan cara itulah, manusia saling
menyempurnakan sebagaimana yang diharapkan Allah sejak semula.
 Allah menciptakan manusia laki-laki dan perempuan dan kepadanya masing-masing
dilengkapi dengan kebaikan dan keindahan. Semua itu, baik adanya. Allah
memberkati dan mengasihi keduanya, mereka begitu berharga di mata Allah. Kita
patut bersyukur karena Allah mempunyai maksud khusus dengan menciptakan kita
sebagai laki-laki atau perempuan, yakni supaya melengkapi dan mengembangkan satu
terhadap yang lain. Dengan kata lain, laki-laki dan perempuan bersifat komplementer
(lih. Kej. 2:18-25). Mereka saling membutuhkan dan saling bergantung satu sama
lain. Laki-laki tidak dapat hidup tanpa perempuan, dan sebaliknya perempuan tidak
dapat hidup tanpa laki-laki.
 Dengan menemukan nilai-nilai positif dari keberadaan mereka sebagai laki-laki atau
perempuan, para remaja diharapkan dapat menerima dirinya menjadi perempuan atau
laki-laki sebagai anugerah Allah yang patut disyukuri, serta terpanggil untuk
mengembangkan diri sebagai laki-laki atau perempuan menuju kesempurnaan sebagai
citra Allah. Para remaja juga diharapkan tumbuh dalam penghargaan dan
penghormatan kepada kaum perempuan dan laki-laki.
 Tentang Perempuan dan laki-laki, Katekismus Gereja Katolik (KGK) menegaskan:
2333 “Tiap manusia, apakah ia pria atau wanita, harus mengakui dan menerima
seksualitasnya…”
2334 “Ketika menciptakan manusia sebagai pria dan wanita, Allah menganugerahkan
kepada pria dan wanita martabat pribadi yang sama dan memberi merekan hak-hak
serta tanggung jawab yang khas.”
 Kita patut bangga terhadap anugerah yang melekat pada diri kita dan mensyukurinya.

Anda mungkin juga menyukai