Anda di halaman 1dari 18

A.

Arti setara

1. Sederajat, seimbang dan sebanding atau sepadan.


2. Laki-laki dan perempuan setara artinya laki-laki dan perempuan
memiliki kedudukan yang sederajat, sama, sepadan dengan perempuan.

3.
Diantara laki-laki dan perempuan tidak ada yang lebih tinggi atau lebih
rendah melainkan satu sama lain memiliki kedudukan yang sama, oleh
karena itu laki-laki dan perempuan harus saling melengkapi,
mengembangkan dan menyempurnakan.
B. PANDANGAN , KEBIASAAN , SIKAP MASYARAKAT TENTANG
KEDUDUKAN PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI.

1. laki-laki lebih berharga dibandingkan dengan perempuan.


2. laki-laki sering dianggap andalan masa depan karena ia akan menjadi
tulang punggung keluarga
3. Laki-laki lebih berkuasa ( Superioritas ) dan perempuan lebih rendah (
Inferioritas )
4. Laki-laki memiliki hak-hak yang lebih besar
5. Budaya yang memandang kedudukan kaum laki-laki lebih penting
daripada kedudukan kaum perempuan ( Budaya Patriarki )
C. PERLAKUAN YANG MERENDAHKAN PEREMPUAN
1. Perempuan di pandang sebagai pribadi yang lemah sehingga tidak
memperoleh kesempatan untuk berkembang.
2. Perempuan dipandang tidak mampu memimpin sehingga sering
diperlakukan tidak adil ( sebagai pembantu, sebagai budak,sebagai ibu
rumah tangga )
4. Pelecehan terhadap kaum perempuan
5. Perempuan dinomorduakan dalam aspek-aspek kehidupan
6. Pemberian upah yang rendah
D. DAMPAK NEGATIF PANDANGAN YANG KELIRU TENTANG KEDUDUKAN
LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

1. Kesenjangan hak-hak antara laki-laki dan perempuan.


2. Terjadi tindakan yang saling merendahkan/ melecehkan.
3. Terjadi tindak kekerasan yang merugikan banyak pihak
4. merendahkan nilai-nilai kemanusiaan
5. martabat kemanusiaan direndahkan
6. Tidak tercipta kemajuan yang berkesimbangan
7. tidak mencapai kesejahteraan hidup bersama
8. Penderitaan, kemiskinan.
9. Bertentangan dengan kehendak Allah, banyak dosa
10. HAM diabaikan
E. DAMPAK positif PANDANGAN YANG KELIRU TENTANG KEDUDUKAN LAKI-
LAKI DAN PEREMPUAN

1. Berjuang bersama untuk mewujudkan kesederajatan.


2.Menumbuhkan sikap saling menghargai dan memberikan hak-hak secara
seimbang.
3.Menumbuhkan kesadaran bahwa laki-laki dan perempuan memiliki
kedudukan yang sederajat.
F. USAHA UNTUK MENGEMBANGKAN KESEDERAJATAN PEREMPUAN DAN
LAKI-LAKI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI.

1. Meluruskan pandangan yang salah tentang laki-laki dan perempuan.


2. Menghapus budaya patriarki
3. Mengikis sikap superioritas dan inferioritas.
4.Memberi hak-hak yang sama dalam berbagai aspek kehidupan.
G. BERBAGAI BIDANG YANG HARUS DI KEMBANGKAN DALAM
KESEDERAJATAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

1. Bidang politik ( DPR, MPR, Ketua partai dsb )


2. Bidang jabatan struktural pemerintahan ( Presiden, gubernur, wali kota,
Bupati )
3. Bidang Ekonomi ( Pengusaha, pengembang modal usaha )
4. Bidang sosial ( menjadi Sukarelawan penanggulangan bencana )
5. Bidang Budaya ( Duta wisata )
H. KESEDERAJATAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERDASARAKAN AJARAN
GEREJA DAN PANDANGAN KITAB SUCI
Katekismus Gereja Katolik Artikel 369

Pria dan wanita diciptakan, artinya, dikehendaki Allah dalam persamaan


yang sempurna di satu pihak sebagai pribadi manusia dan di lain pihak
dalam kepriaan dan kewanitaannya. “Kepriaan” dan “kewanitaan” adalah
sesuatu yang baik dan dikehendaki Allah: keduanya, pria dan wanita,
memiliki martabat yang tidak dapat hilang, yang diberi kepada mereka
langsung oleh Allah, Penciptanya. Keduanya, pria dan wanita, bermartabat
sama “menurut citra Allah”.

Dalam kepriaan dan kewanitaannya mereka mencerminkan kebijaksanaan


dan kebaikan Pencipta.
Katekismus Gereja Katolik Artikel 371
Allah menciptakan pria dan wanita secara bersama dan menghendaki yang
satu untuk yang lain.

Sabda Allah menegaskan itu bagi kita melalui berbagai tempat dalam Kitab
Suci:
“Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan
penolong baginya yang sepadan dengan dia” (Kej. 2:18).

Dari antara binatang-binatang manusia tidak menemukan satu pun yang


sepadan dengan dia (Kej. 2:19-20).

Wanita yang Allah “bentuk” dari rusuk pria, dibawa kepada manusia. Lalu
berkatalah manusia yang begitu bahagia karena persekutuan dengannya,
“Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku” (Kej. 2:23).
Pria menemukan wanita itu sebagai aku yang lain, sebagai sesama manusia.

Katekismus Gereja Katolik Artikel 372

Pria dan wanita diciptakan “satu untuk yang lain”, bukan seakan-akan Allah
membuat mereka sebagai manusia setengah-setengah dan tidak lengkap,
melainkan Ia menciptakan mereka untuk satu persekutuan pribadi,
sehingga kedua orang itu dapat menjadi “penolong” satu untuk yang lain,
karena di satu pihak mereka itu sama sebagai pribadi (“tulang dari
tulangku”), sedangkan di lain pihak mereka saling melengkapi dalam
kepriaan dan kewanitaannya.

Dalam perkawinan Allah mempersatukan mereka sedemikian erat, sehingga


mereka “menjadi satu daging” (Kej. 2:24) dan dapat meneruskan kehidupan
manusia: “Beranak-cuculah dan bertambah banyaklah; penuhilah bumi”
(Kej. 1:28).

Dengan meneruskan kehidupan kepada anak-anaknya, pria dan wanita


sebagai suami isteri dan orang-tua bekerja sama dengan karya Pencipta atas
cara yang sangat khusus.

Yesus hidup dalam masyarakat Yahudi tatkala kaum perempuan menjadi


warga masyarakat kelas dua dalam tatanan masyarakat.

Pada masa itu, kaum perempuan Yahudi banyak mendapat perlakuan tidak
adil.
Beberapa kasus dalam Kitab Suci memperlihatkan hal itu. Antara lain:
Perempuan yang kedapatan berbuat dosa, dihakimi secara sepihak oleh
orang banyak tanpa melihat bahwa kaum laki-laki juga berdosa (lih. Yoh. 8:
2-11).

Peraturan-peraturan yang diberlakukan dalam pertemuan-pertemuan


jemaat menunjukkan betapa kaum perempuan terpinggirkan, kurang diberi
tempat (lih. 1Kor. 14: 26-40; 1Tim. 2:11-14).
I. Ajaran agama-agama berkaitan dengan
kesetaraan laki-laki dan perempuan
Berbagai agama mengajarkan hubungan laki-laki dan perempuan adalah
kemitraan yang setara.
Yakni hubungan yang saling menghargai, menghormati, melengkapi,
memperkaya; perbedaan jenis bukan membedakan antara mana lebih
tinggi dan lebih rendah tetapi perbedaan yang saling melengkapi dan
memperkembangkan

Di berbagai agama memperjuangkan kesetaraan antara laki-laki dan


perempuan bersama-sama, baik oleh kaum lelaki maupun perempuan
dengan meninggalkan mitos dan pola pikir yang keliru sehingga tercapai
kesetaraan hidup yang membangun kesejahteraan bersama
Agama Islam
1. Dalam Alquran di tegaskan bahwa semua manusia adalah bebas
dan sederajat dalam hak dan tanggung jawab sebagai manusia
ciptaan Tuhan ( surah Al-hujarat ayat 13 ).
2. Laki-laki dan perempuan sebaagai manusia sama derajatnya di
hadapan Tuhan.
3. Dalam kehidupan sosial laki-laki dan wanita mempunyai peran
atau tugas dan tangung jawab masing-masing ( suarah Al-baqarah
ayat 228 ).
Agama Kristen
1. Allah menjadikan manusia menurut gambar-Nya, menurut
gambar-Nya diciptakan laki-laki dan perempuan ( Kej 1: 25-28 ).
2. Dalam Kejadian 2: 18-25 dikisahkan bahwa perempuan
diciptakan dari rusuk adam.
Hal ini mau menjelaskan bahwa hawa yang berasal dari sisi adam harus
ditempatkan dalam kedudukan yang sederajat.
Agama Hindu
1. Laki-laki (Purusa ) dan wanita ( Prakerti ) merupakan kekuatan
Tuhan.
2. Secara esensial antara pria dan wanita memiliki kesamaan
secara spiritual.
3. Antara laki-laki dan perempuam tidak ada yang superioritas dan
tidak ada yang inferioritas.
4. Kederajatan antara laki-laki dan wanita yang sesungguhnya
realisasi kemanusiaan.
5. Perempuan sebagai partner laki-laki.
1. Perbedaan antara pria dan wanita merupakan sifat dasar kepriaan dan
kewanitaan yang khas yang di perlukan dalam kebersamaan hidup yang
saling melengkapi dan saling membutuhkan ( Kejadian 2:18).

2. Pria dan wanita menerima tugas perutusannya dunia dan


mengembangkannya ( Kej 2: 20-24 ) sesuai dengan kelebihan dan
kekurangannya.
Agama Buddha
1. Sang buddha mengajarkan hubungan antara suami isteri dalam
kehidupan rumah tangga, menekankan pentingnya hubungan timbal
balik saling mengisi pada tugas dan tanggung jawab diantara
mereka.
2. Menurut agama budha antara pria dan wanita memiliki
kedudukan yang sama.
3. Antara pria dan wanita sama-sama memiliki kelemahan dan
kelebihan.

Agama Khonghucu

Laki-laki dan perempuan memiliki kesetaraan meskipun masing-masing


memiliki peranan yang satu mungkin berbeda dengan yang lain.

Anda mungkin juga menyukai